• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN IMPEACHMENT DI IRAN DAN IND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN IMPEACHMENT DI IRAN DAN IND"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN IMPEACHMENT DI IRAN DAN INDONESIA TUGAS AS-SIYASAH

Dosen Pengampu: Masnur Marzuki S.H.,L.L.M

Disusun Oleh: Tamara Alifadina No. Mahasiswa: 14410281

Universitas Indonesia Islam Fakultas Hukum

2015

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah impeachment sendiri berasal dari Inggris di abad ke-14. Pada saat itu, parlemen Inggris menggunakan lembaga impeachment untuk memroses pejabat-pejabat tinggi dan individu-individu yang memiliki kekuasaan besar di dalam negara dan terkait kasus korupsi atau hal lain yang berada diluar kewenangan pengadilan. Lembaga impeachment tersebut mengeluarkan artikel impeachment yaitu surat resmi yang berisi tuduhan yang menyebabkan terjadinya proses impeachment (MK,2005;8). Beberapa Negara menerapkan bentuk republic, salah satunya Negara Iran dan Indonesia yang mayoritas muslim. Yang mana setiap Negara memiliki prosedur sendiri perihal Impeachment yang disesuaikan dengan struktur kelembagaan dalam Negara. Maka dari itu, makalah ini menelaah lebih jauh impeachment kedua Negara tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa makna dari kata Impeachment? 2. Bagaimana Impeachment di Iran? 3. Bagaimana Impeachment di Indonesia?

4. Apa perbedaan Impeachment di Iran dan Indonesia? C. Tujuan

1. Dapat memahami makna dari kata Impeachment

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Makna dari kata Impeachment

Kata “to impeach”, yang berarti meminta pertanggungjawaban. Jika tuntutannya terbukti, maka hukumannya adalah “removal from office”, atau pemberhentian dari jabatan. Dengan kata lain, kata “impeachment” itu sendiri bukanlah

pemberhentian, tetapi baru bersifat penuntutan atas dasar pelanggaran hukum yang dilakukan. Oleh karena itu, dikatakan Charles L. Black, “Strictly speaking, ‘impeachment’ means ‘accusating’ or ‘charge’.” Artinya, kata impeachment itu dalam bahasa Indonesia dapat kita alih bahasakan sebagai dakwaan atau tuduhan. Impeachment menurut Jimmly Asshidiqie, impeachment berasal dari bahasa Inggris, yaitu "to impeach" yang artinya memanggil atau mendakwa untuk meminta

pertanggung jawaban. Dalam hubungannya dengan kepala pemerintahan,

impeachment bukan berarti pemberhentian kepala negara akan tetapi pemanggilan atau pendakwaan untu diminta pertanggungjawaban atas persangkaan

pelanggaran hukum yang dilakukan dalam masa jabatan. Dengan kata lain, proses impeachment diproyeksikan pada ketentuan pelanggaran hukum bukan hanya faktor polrtik semata.

Menurut Marsilam Simanjuntak impeachment adalah “Suatu proses tuntutan hukum (pidana) khusus terhadap seorang Pejabat Publik ke depan sebuah quasi-pengadilan politik, karena ada tuduhan pelanggaran hukum sebagaimana yang ditentukan Undang Undang Dasar RI 1945. Hasil akhir dari mekanisme impeachment ini adalah pemberhentian dari jabatan, dengan tidak menutup kemungkinan melanjutkan proses tuntutan pidana biasa bagi kesalahannya sesudah turun dari jabatannya”. Dengan demikian nyatalah bahwa impeachment berarti proses pendakwaan atas perbuatan menyimpang dari pejabat publik. Pengertian demikian seringkali kurang dipahami, sehingga seolah-olah lembaga “impeachment” itu identik dengan

‘pemberhentian’.

B. Impeachment di Iran

Bentuk Republik Islam Iran sejak jatuhnya dinasti Syah Iran merupakan bukti bahwa para funding father Iran tidak menutup diri dari gagasan politik baru, karena

(4)

sebagai kepala negara adalah Imam kedua belas yang diwakili oleh Fakih atau Dewan Faqih (Dewan Keimanan).

Kepala pemerintahan dipegang oleh seorang presiden yang walaupun diangkat oleh rakyat, tetapi diangkat, dilantik, dan diberhentikan oleh Faqih atau Dewan Faqih. Penentuan seseorang untuk menjadi Faqih dan Ayatullah adalah berdasarkan kemampuan yang bersangkutan mengenai Al-Quran. Ketua kabinet dipegang oleh perdana menteri yang dipilih, diangkat, da diberhentikan oleh presiden setelah mendapat persetujuan dari badan legislative (Dewa Pertimbangan Nasional Iran). Kabinet bertanggung jawab kepada Dewan Pertimbangan Nasional Iran. Badan legislatif ini selain membuat undang-undang juga bertugas mengawasi badan eksekutif. Dalam membuat undang-undang harus disesuaikan dengan Al-quran dan Al Hadis. Mengingat pada system ini konsep kepemimpinan Islam baik Khalifah atau Imamah tidak cukup diwakili didalamnya

Republik Islam Iran adalah satu-satunya Negara dengan system pemerintahan yang mencoba untuk mengikuti system pemerintah Rasul saat ini. Dalam pemerintahan Republik Islam Iran yang sekarang, pemerintahan dikuasai oleh ulama Syi’ah yang dimaksud pemerintahan rakyat tapi sumber hukum dan kedaulatan tetap

berpegang pada Tuhan. Oleh karena itu, Undang-undang yang mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus mengacu pada hukum-hukum Tuhan yang tertera pada Al-Qur’an, as-Sunnah, dan para Imam, maupun para faqih atau ulama. Pemerintah Islam harus ditegakkan atas dasar ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip kekuasaan yang islami dan digerakkan pada poros yang islami pula.

Dalam sistem pemerintahan Republik Islam Iran sejak jatuhnya dinasti Syah Iran, Di samping itu, dikenal pula-Dewan pelindung konstitusi yang disebut Dewan

Perwalian (Syura ne Gahden) yang bertugas mengawasi agar undang-undang yang dibuat oleh Dewan Pertimbangan Nasional Iran tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan konstitusi Iran. Anggota-anggota Dewan Perwalian terdiri dari para pakar sebagai berikut:

1) Para anggota yang diambil dari ahli hukum Islam yang terkenal saleh dalam beribadah menjalankan syariat Islam, dan ditunjuk oleh Dewan Keimanan. 2) Para anggota yang diambil dari para ahli hokum dari berbagai cabang ilmu hukum , yang terdiri dari hakim-hakim Islam. Mereka juga mendapat ijin dari

Mahkamah Agung Iran beserta pengesahan dari Dewar Pertimbangan Nasional Iran. C. Impeachment di Indonesia

(5)

Salah satu hasil amandemen UUD 1945 adalah munculnya aturan secara eksplisit yang mengatur tentang pemberhentian presiden dan wakil presiden. Pemberhentian presiden dan wakil presiden yang sebelumnya murni sebagai proses politik yang merupakan pencabutan mandate rakyat melalui Majelis Permuswaratan Rakyat (MPR) sebagai perwakilan rakyat.

Kini dirubah dengan memasukkan prosedur hukum di dalamnya. Alasan ini dilatari oleh pemilihan presiden yang tidak lagi dipilih oleh MPR sebagai representasi rakyat melainkan langsung dipilih oleh rakyat melali pemilu presiden. Meskipun begitu, DPR sebagai lembaga legislative dan representasi rakyat tetap memiliki kuasa untuk mengusulkan pemberhentian presiden.

Alasan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden disebutkan secara limitatif dalam konstitusi, yaitu pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lain, perbuatan tercela, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 7A dan 7B Perubahan Ketiga UUD 1945. Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis Pemnusyawaratan Rakyat.

Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk

memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut. Perubahan III (9 November 20017) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul

pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat

paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat. Perubahan III November 2001 Pada prosedur yang dijelaskan pada pasal diatas, dapat dilihat bahwa proses impeachment dimulai dari proses politik yang berasal dari usul DPR yang dilanjutkan pada proses hukum melalui Mahkamah Konstitusi. Mahkamah konstitusi melakukan pemeriksaan, pengadilan dan mengambil

keputusan atas dakwaan yang diajukan oleh DPR kepada Presiden.

(6)

sidang MPR. Pada sidang MPR dijelaskan pada pasal 7B ayat 7 yang menentukan bahwa jumlah quorum sedikitnya dihadiri % anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 anggota MPR, syarat ini sangat sulit dipenuhi dalam sistem

multipartai dimana terdapat banyak partai yang memiliki perbedaan pandangan politik.

Mengenai prosedur impeachment presiden dan wakil presiden, ketidakstabilan parlemen dalam sistem multipartai berkonsekuensi langsung pada Presiden. Seperti yang dijelaskan pada paparan diatas, presiden dalam kondisi sistem Presidensial yang menganut sistem multipartai memiliki kecenderungan memakai koalisi untuk mempertahankan stabilitas pemerintahan sehingga dinamika koalisi sangat

berpengaruhpada kinerja lembaga kepresidenan.

Selain itu karena salah satu cara untuk menghindari proses impeachment adalah walkout, presiden sangat bergantung pada kebulatan suara dan dukungan dan partai pengusungnya agar dapat mempertahankan kelangsungan pemerintahan tanpa diwarnai oleh impeachment. Aksi demo atau aksi jalanan lainnya yang memaksakan kehendak dan terlebih ingin menjatuhkan pemerintahan yang sah tentunya tidak dapat diterima di alam demokrasi Indonesia. Semua aspirasi politik termasuk impeachment saat ini sudah diatur dalam perundang-undangan yang ada di Indonesia.

Tata Cara Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 83 Keputusan MPR Rl Nomor 7/MPR/2004 Tentang Peraturan Tata Tertib MPR Rl Sebagaimana Telah Diubah Dengan Keputusan MPR Rl Nomor 13/MPR/2004 Tentang Perubahan

Peraturan Tata Tertib MPR Rl) MPR Rl, 30 hari menyelenggarakan Sidang (Presiden dan/atau Wapres diundang) Pengambilan Putusan:- Kuorum > 3/4 jumlah anggota- Keputusan > 2/3 jumlah anggota yang hadir MK Memeriksa, Mengadili.dan

Memutuskan(< 90 hari)

D. Perbedaan Impeachment di Iran dan Indonesia

Pemerintahan Indonesia memilih system presidensial dengan bentuk Republik sebagai pilihan. Tetapi system tersebut dianggap sesuai dengan kondisi Indonesia untuk menjamin suatu kekuasaan Eksekutif yang stabil dan terciptanya check and balances antar lembaga kekuasaan. Terkait dengan kekuasaan (separation of power) yang bersifat horizontal dalam arti

kekuasaan dipisah-pisahkan ke dalam fungsi-fungsi yang tercermin dalam lembaga-lembaga Negara yang sederajat dan saling mengimbangi. Hal ini berbeda dengan system pemerintahan Indonesia pra amandemen UUD NRI 1945 yang menerapkan pembagian kekuasaan (distribution of power) yang bersifat vertical. Sedangkan pemerintahan Iran menerapkan system

pembagian kekuasaan yang bersifat vertical yaitu kekuasaan yang dibagi rata antar lembaga dari lembaga tertinggi (wali faqih) ke lembaga-lembaga

Negara, seperti presiden dst.

(7)

konsep kepemimpinan wilayatul faqih atau pemerintahan para ulama. Lepas dari Pemilihan system republic, pada hakikatnya Republik Islam Iran untuk menerapkan unsur-unsur asasi sebuah system demokratis yang menerapkan system pemilu untuk membentuk tak kurang tiga lembaga tertinggi.

Pemimpin spiritual (wali faqih) mempunyai kedudukan ketatanegaraan

tertinggi yang mempunyai posisi menentukan di samping presiden. Hal tidak lain dikarenakan pemerintahan Iran menganut asas pembagian kekuasaan yang bersifat vertical, dalam arti perwujudan kekuasaan itu dibagikan vertical ke bawah kepada lembaga-lembaga tinggi Negara di bawah lembaga

pemegang kedaulatan rakyat yaitu wali faqih.

(8)

BAB III Kesimpulan

Kedua Negara tersebut memiliki perbandingan dan perbedaan dalam system pemerintahannya yang mana didasari oleh filosofis maupun secara yuridis. Dalam implementasi dari keduanya sesuai dengan budaya masyarakat yang terjadi dilingkungannya. Secara singkat mpeachment berarti proses pendakwaan atas perbuatan menyimpang dari pejabat publik. Pengertian demikian seringkali kurang dipahami, sehingga seolah-olah lembaga “impeachment” itu identik dengan

‘pemberhentian’.

Di Iran, Kepala pemerintahan dipegang oleh seorang presiden yang walaupun diangkat oleh rakyat, tetapi diangkat, dilantik, dan diberhentikan oleh Faqih atau Dewan Faqih. Penentuan seseorang untuk menjadi Faqih dan Ayatullah adalah berdasarkan kemampuan yang bersangkutan mengenai Al-Quran. Ketua kabinet dipegang oleh perdana menteri yang dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh presiden setelah mendapat persetujuan dari badan legislative (Dewa Pertimbangan Nasional Iran).

(9)

Al Hadis. Mengingat pada system ini konsep kepemimpinan Islam baik Khalifah atau Imamah tidak cukup diwakili didalamnya.

Pemerintahan Iran menerapkan system pembagian kekuasaan yang bersifat vertical yaitu kekuasaan yang dibagi rata antar lembaga dari lembaga tertinggi (wali faqih) ke lembaga-lembaga Negara, seperti presiden dst.

Di Indonesia, Pemberhentian presiden dan wakil presiden yang sebelumnya murni sebagai proses politik yang merupakan pencabutan mandate rakyat melalui Majelis Permuswaratan Rakyat (MPR) sebagai perwakilan rakyat. Terkait dengan kekuasaan (separation of power) yang bersifat horizontal dalam arti kekuasaan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah memilih game di dalam tampilan Menu Pulau, pemain akan dibawa menuju tampilan dialog antara tokoh utama Arjuna dengan satu tokoh yang berasal dari

Pada perencanaan Pelat Hollow Core harus direncanakan ukuran pelat yang memenuhi syarat-syarat yang sesuai dengan peraturan Beton Indonesia (SNI 2002) baik dalam saat beban

Hal tersebut merupakan peraturan yang ada di Undang-undang baru China dalam Company Law 2006 yang mencakup larangan untuk mempekerjakan anak dibawah umur dan

Berdasarkan hasil penelitian analisis butir soal UAM Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada kelas XII MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014, maka dapat disimpulkan

Diagram Alir Data atau Data Flow Diagram (DFD) merupakan suatu model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data yang melalui suatu sistem serta menggambarkan pekerjaan

Agar soal yang disiapkan oleh setiap peserta diklat guru mata pelajaran IPS MTs ketika mengajar harus menghasilkan bahan ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka harus

Untuk menentukan matriks array orthogonal yang sesuai yaitu pada array matriks orthogonal L9 ( 3 4 ), artinya bahwa dalam melakukan percobaan dengan 4 faktor dan 3 level

Berbagi link melalui note dapat dilakukan oleh guru Anda, kawan-kawan Anda, maupun Anda sendiri. Apabila Anda ingin berdiskusi atau menanyakan sesuatu melalui