• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penelitian dan id bab 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Penelitian dan id bab 6"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Peraturan Kmentrian Keuangan Dalam Proses Kegiatan Ekspor Tembakau PT Cakra Periode 2012-2017

Untuk Memenuhi persyaratan Mata Kuliah Metode Hubungan Internasional

Oleh :

Karuniawati Harumi 155120407111005 Lies Aisyah Fardini 155120407111069

Lisa Viradian P. 155120400111034 Natalia Veronika N. 155120401111014 Nizar Atthoriq Russian 155120407111028

Rosti Mei Juhana 155120401111053 Yola Anggrei S. 145120401111049

Dosen Pengampu Muhaimin Zulhair S.IP.,MA

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA Malang

(2)

2

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang membahas tentang Pengaruh Peraturan Kmentrian Keuangan Dalam Proses Kegiatan Ekspor Tembakau PT Cakra Periode 2012-2017 guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi Hubungan Internasional. Tak luput juga penulis sampaikan terimakasih kepada Bapak Muhaimin Zulhair Achsin, S.IP., MA, selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Hubungan Internasional.

Laporan penelitian mengenai Pengaruh Peraturan Kmentrian Keuangan Dalam Proses Kegiatan Ekspor Tembakau PT Cakra Periode 2012-2017 ini masih masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya laporan penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang, 19 Mei 2017

(3)

3

Daftar Isi Cover

Kata Pengantar………..………...2

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang Masalah ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penulisan ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II ... 11

METODE PENELITIAN ... 11

2.1 Jenis Penelitian ... 11

2.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 11

2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 12

BAB III ... 13

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 13

BAB IV ... 20

TEMUAN PENELITIAN ... 20

BAB V ... 26

KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

5.1 Kesimpulan ... 26

5.1 Saran ... 26

(4)

4

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Ekspor impor merupakan kegiatan perdagangan baik berupa barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu Negara terhadap Negara lain yang telah disepakati bersama. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia ke daerah pabean lain, sedangkan impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.1 Kegiatan ekspor impor inimerupakan bagian dari kegiatan dalam hubungan internasional yaitu dalam bidang perdagangan internasional.

Perdagangan internasional ekspor impor dapat diartikan sebagai transaksi ekonomi yang dilakukan penduduk suatu Negara dengan Negara lain, baik secara perorangan, maupun pemerintah. Kegiatan perdagangan internasional bagaimanapun tidak akan bisa dihindari oleh suatu Negara karena setiap Negara memiliki kekurangan dalam hal sumber daya alamnya. Kegiatan perdagangan dilakukan oleh suatu Negara dimana jika suatu Negara memiliki kelebihan sumber daya alam maka Negara tersebut akan mengekspor sumber daya alam, sebaliknya jika suatu Negara memiliki kekurangan dalam sumber daya alam maka mereka akan mengimpor sumber daya alm tersebut.

1 Dony Saputra, S.Kom, M.Kom, MM. Apa itu Ekspor Impor. Diakses pada 21 Mei 2017 dari

(5)

5

Perdagangan internasional impor dan ekspor tersebut bukan semata – mata hanya kegiatan perdagangan pada umumnya tetapi telah menjadi hubungan simbiolis mutualisme. Hal tersebut karena akibat perdagangan internasional maka akan tercipta lapangan kerja, kehadiran perusahaan internasional, kemajuan transportasi, dan mendorong industrialisasi. Bagaimanapun perdagangan Internasional tidak terjadi begitu saja tanpa adanya sebab munculnya perdagangan internasionala ekspor impor. Beberapa teori menjelaskan tentang terjadinya perdagangan internasional. Tokoh – tokoh teori tersebut adalah Adam Smith dan david Ricardo. Adam Smith mennyebutka dalam teorinya yang dikenal dengan istilah Theory of Absolute Advantage atau teori keunggulan mutlak. Teori ini menjelaskan bahwa suatu Negara memiliki keunggulan mutlak dengan syarat dapat memproduksi barang dan jasa yang tidak dapat diproduksi Negara lain.2

Teori David Ricardo tidak jauh berbeda dengan yang dikatakaoleh Adam Smith, menurut David Ricardo keunggulan komparatif suatu Negara apabila Negara tersebut dapat memproduksi barang dan jasa lebih murah dan lebih efisien dari Negara lain. Contohnya, yaitu Indonesia an Jepang yang keduanya sama – sama memproduksi komputer. Apabila Jepang memproduksi komputer dengan harga jual lebih murah, maka Jepang memiliki keunggulan komparatif disbanding Indonesia dalam

2 Anneahira. Kegiatan Perdagangan Internasional Ekspor dan Impor. Diakses pada 21 Mei 2017

(6)

6

memproduksi komputer. Untuk itu, lebih baik Indonesia mengimpor computer dari Jepang.3

Jadi, dari kedua teori keunggulan yang berkaitan dengan kegiatan perdagangan ekspor impor, maka berikut sebab – sebab munculnya perdagangan internasional ekspor dan impor ; hasil produksi yang sangat variatif di tiap Negara, diferensiasi harga barang, dan motivasi untuk menambah produktivitas. Ketiga hal tersebut adalah penyebab dilakukannya kegiatan ekspor dan impor dalam hubungan perdagangan internasional.

Kegiatan perdagangan internasional ekspor dan impor tidak selamanya berjalan lancar, bebera hal dapat menjadi penghambat kegiatan ekspor dan impor yaitu ; situasi keamanan suatu Negara, regulasi pemerintah, dan tidak stabilnya kurs mata uang asing. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pengaruh regulasi pemerintah yaitu pengaruh paraturan menteri keuangan no.200 tahun 2008 terhadap kegiatan ekspor, dan dalam makalah ini penulis memlih objek penelitian yaitu kegiatan ekspor PT. Cakra Guna Cipta.

Penulis akan menjelaskan apa itu kegiatan ekspor terlenih dahulu. Ekspor adalah kegiatan menjual barang keluar negeri. Badan usaha atau orang yang melakukan kegiatan ekspor disebut eksportir. Eksportir tertarik untuk melakukan kegiatan ekspor karena keuntungannya lebih besar disbanding menjualnya di dalam negeri. Dalam hal ini pemerintah

(7)

7

mendapat keuntungan berupa devisa. Jadi, semakin banyak ekspor maka semakin besar devisa yang didapat pemerintah. Ada 3 cara untuk dapat masuk kepasar global ; licensing atau perjanjian kontraktual suatu perusahaan membuat asset yang terindungi secra hokum dapat tersedia bagi perusahaan lain dengan member atau membayar royalty, foreign direct marketing (FDI) merupakanaliran investasi keluar Negara asal, dan

yang terakhir Franchising merupakankontrak ketika perusahaan induk member izin perusahaan lain untuk mengoprasikan bisnis yang dikembangkan franchisor dengan membayar sejumlah fee tertentu.4

PT. Cakra Guna CiptaPerusahaan yang menekuni bidang industri rokok ini dibangun pada tanggal 18 Januari 1984. Perusahaan yangterletak di Kota malang ini di bangun dan dimodali oleh Bapak Edi Indra Winoto, Bapak Mochamad Acdyat dan Bapak Hadi Wiranata. PT. Cakra Guna Cipta ini telah mengekspor hasil produksinya hingga ke luar negeri seperti Singapore. Namun, barang yang diekspor ke luar negeri bukanlah rokok, namun masih berupa tembakau campur. PT.Cakra Guna Cipta lebih memilih untuk mengekspor tembakau campuran daripada rokok kemasan adalah agar perusahaan rokoknya dapat bertahan untuk menghidupi sekian tenaga kerja. Industri pabrik semakin banyak ditemukan atau di dirikan oleh pengusaha, baik itu mulai dari pabrik kecil hingga besar. Semua pabrik tersebut harus bersaing dalam bidang produksi dengan tujuan untuk mempertahankan apa yang telah dibangun. Keadaan tersebut membuat pihak pabrik memutuskan mengekspor produkya demi kelangsungan

(8)

8

hidup pekerjanya dan usahaya. Namun, kegiatan tersebut tidak luput dari kegagalan seperti yang dikatakan teori Voluntary Export Restraint(VER). VER adalah suatu pembatasan kuota atas jangkauan atau tingkat intensitas hubungan perdagangan internasional yang dikenakan oleh pihak Negara pengekspor, bukan oleh pengimpor. Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada umunya Negara pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara sukarela. Pembatasan ekspor ini justru membebankan biaya yang lebih mahal bagi Negara membebankan biaya yang lebih mahalbagi Negara pengimpor karena lisensi impor yang bernilai tinggi justru diberikan pada pemerintah atau perusahaan asing. 5

PT. Cakra Guna Cipta yang lebih memilih untuk mengekspor tembakau campuran daripada rokok kemasan karena hal tersebut di rasa lebih efisien disbanding mengekspor rokok kemasan yang akan lebih banyakmembutuhkan biaya produksi dan akan membutuhkan banyaknya tenaga kerja. Jadi, inisiatif untuk memangkas biaya tersebut yaitu dengan mengekspor tembakau campur karena harganya murah dan hasil yang didapat dapatt memenuhikebutuhankaryawan. Yang menjadi hambatan juga yaitu harga rokok kemasan untykkomoditas ekspor juga dipengaruhi oleh tariff pajak yang berbeda antara tembakau olah bersaos dengan produk kemasan tersebut. Dalam ilmu hubungan internasional ditinjau dari aspek perdagangan internasional, peraturan pemerintah ini masuk dalam hambatan non-tarif, yaitu Voluntary Export Restraint (VER). Industri ini mendapat kendala, yaitu adalah peraturan pemerintah yang telah

5 Sulasmiyati. (2016). Teori Perdagangan Internasional. Diakses pada 21 Mei 2017 dari

(9)

9

mempersulit pabrik rokok terkait lokasi serta bangunan. Peraturan Pemerintah yang dimaksud merupakan Peraturan Menteri Keuangan No. 200 Tahun 2008 Pasal 3 ayat (3) huruf ayang negatur tentang lokasi, bangunan, atau tempat usaha.

Jadi, dari beberapa penjelasan sebelumnya maka penulis melakukan kegiatan penelitian tersebut dengan judul makalah ; Pengaruh Peraturan Menteri Keuangan no.200 tahun 2008 Terhadap Kegiatan Ekspor PT. Cakra Guna Cipta.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh peraturan menteri keuangan terhadap kegiatan ekspor PT. Cakra tahun 2015?

1.3Tujuan Penulisan

Untuk menjelaskan pengaruh peraturan menteri keuangan no. 200 tahun 2008 terhadap kegiatan ekspor pt cakra tahun 2015

1.4Manfaat Penelitian

(10)
(11)

11

BAB II

METODE PENELITIAN 2.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penyusun gunakan adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, penulis tidak mencari kebenaran dan moralitas, tetapi lebih kepada upaya mencari pemahaman.6 Sedangkan metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.7 Penyusun berupaya memberi gambaran mengenai pengaruh peraturan Menteri Keuangan No. 200 Tahun 2008 terhadap kegiatan ekspor tembakau PT. Cakra Guna Cipta.

2.2Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas maka penyusun membuat batasan penelitian. Penyusun memfokuskan penelitian ini pada kegiatan ekspor PT. Cakra Guna Cipta pada tahun 2012 hingga saat ini, dimana pada rentang waktu tersebut mengacu pada peraturan Menteri Keuangan No. 200 Tahun 2008 mengenai pemberian, pembekuan, dan pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) untuk pengusaha pabrik dan importir hasil tembakau yang kemudian berpengaruh terhadap kegiatan ekspor PT. Cakra Guna Cipta.

(12)

12

2.3 Teknik Pengumpulan Data

(13)

13

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

3.1Sejarah Perusahaan PT. Cakra Guna Cipta Malang

Perusahaan yang menekuni bidang industri rokok ini dibangun pada tanggal 18 Januari 1984. Perusahaan yangterletak di Kota malang ini di bangun dan dimodali oleh Bapak Edi Indra Winot0, Bapak Mochamad Acdyat dan Bapak Hadi Wiranata

Perusahaan yang dibangun 33 Tahun silam ini dibangun oleh para perintis perusahaan pada mulanya hanya menyewa sebuah tanah seluas 1900.2 m2 dan terletak di jl. Achmad Yaani no 138, kota malang dan saat itu Bapak Mochamad Achdyat menjabat sebagai pemimpin.

Seiring dengan berkembangnya waktu Perusahaan PT Cakra Guna Cipta Malang pun mengalami progres yang baik dan pesat sehingga pada bulan April tahun 1992, Perusahaan PT Cakra Guna Cipta dapat memiliki Tempat pabrik sendiri tanpa menyewanya, Pabrik tersebut terletak di Jalan Raya Watukudon Kendal Payak, Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Malang,. Pabrik itu pun sampai sekarang masih berlokasi di tempat yang sama

(14)

14

Achdyat yang sebelukmnya memiliki wewenang dan saham diperusahaan ini pun akhirnya menjual kepemilikan sahamnya kepada Bapak Hadi Wiranata, Hal ini pun membuat Bapak Hadi Wiranata menjadi salah satunya pemilik PT. Cakra Guna Cipta Malang.

Ditangan Bapak Hadi Wiranata, dalam urusan pengelolaan dan penanganan manajemen perusahaan sehari –hari beliau mempercayakan tanggung jawab tersebut kepada Ibu Handayani yang menjabat sebagai Direktur Perusahaan.dan salah satu faktor PT Cakra Guna Cipta dapat bertahan sekarang , karena penanaman modal di perusahaan ini semakin lama semakin bertambah dengan kini sudah empat orang yang menanam modal diperusahaan ini yakni Ibu Handayani, Bapak Herman Suryadi, Bapak Aswin Eko Kasan, dan Bapak Djoadi Oetomo

PT Cakra Cipta merupakanperusahaan yang menghasilkan tembakau cam merupakan tembakau lembaran yang sudah memasuki tahap pencampurann dengaan saos, PT Cakra Guna Ciptamengekspor bahan baku. Setiap tahunnya PT Cakra Guna Cipta mengekspor menggunakan kapal dengan total kurang lebih 62 container per tahun.

3.2 Lokasi Penelitian

(15)

15

menjalani baik itu kegiatan Administrasi dan Produksi nya sama –sama dilakukan di satu tempat yang sama.

Alasan Kami memilih PT. Cakra Gunaa Cipta Malang sebagai objek penelitian kami karena ;

a) Perusahaan PT. Cakra Gun Cipta mudah dijangkau

b) Informasi yang didapatkan dari perusahaan ini sangat berhubungan degan penelitian kami

3.3Bentuk Hukum Perusahaan

Setiap perusahaan pasti memiliki bentuk Hukum guna membatasi dan mengatur kegiatan produksi perusahaan tersebut. PT Cakra Guna Cipta malang sebagai perusahaan Terbatas memiliki bentuk- bentuk hukum berupa :

a) Surat ijin :HO.530.8/02/UG/1991

b) Surat persetujuan prinsip pelaksana no.495/ DJAI/DII/1988, tanggal 28 maret 1988

c) Surat ijinkantor bea dan cukai no 01006/F tertanggal 20 Mei 1992

(16)

16

3.4Struktur Organisasi

Gambar.1

a. Komisaris Utama

Komisaris utama disini memiliki peranan memberikan keputusan- keputusan yang berkaitan dengana perusahaan PT Cakra Guna Cipta dan memegang langsung tanggung jawab atas Kelangsungan hidup perusahaan,

(17)

17

Komisaris berperan mengambil laporan yang berkaitan dengan aktivitas Perusahaan dari Direktur Utama serta memiliki tanggung jawab terhadap Komisaris Utama

c. Direktur utama

Direktur utama berperan menentukan kebijakan yang dibentuk perusahaan dan bertanggung jawab kepada komisaris

d. Direktur I

Mengurusi dan melakukan Aktivitas yang berkaitan dengan Keuangan yang memiliki Kas Besar, yang memiliki hubungan dengan pengeluaran dalam produksi serta bertanggung jawab dengan direktur utama

e. Direktur II

Mengurusi dan melakukan aktivitas keuangan dalam Kas kecil yang berkaitan dengan pengeluaran harian dan bertanggung jawab dengan direktur I

f. Kepalabagian administrasi personalia dan keuangan

Mengurusi dan menata semua kegiatan administrasi Perudahaan danhal yang berkaitan dengan kepegawaian atau tenaga kerja dan membantu Direktur I dalam :

1. Mengadakan pemecahan belanja pegawai, mencatat perubahan posisi keuangan perusahaan, menyusun laporan yang diserahkan kepada Direktur I,

(18)

18

g. Bagian Pembelian

mempersiapkan dan mencari bahan- bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan dan bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi personalia dan keuangan

h. Bagian Keamanan

menjaga keamanan dan ketertiban di perusahaan dan bertanggung jawab kepada administrasi personalia dan keuangan

i. Kepala Bagian Produksi

mengatur dan menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh direktur dalam bidang produksi dan bertanggung jawab atas kelancaran produksi serta memberikan laporan –laporan kepada direktur II

j. Mandor

mengawasi bekerja dalam melaksanakan peekerjaannya, dan mencatat absendi pekerja, membuat hasil produksi setiap hari dan bertugas mengawasi kelancaran para pekerja

k. Bagian Gudang

mengatur dan menentukan semua kebutuhan bahan untuk proses produksi dan bertanggung jawab kepada bagian produksi

l. Kepala Bagian Pemasaran

(19)

19

m. bagian angkutan

memimpin pengangkutan barang- barang yaitu bahan baku dan bahan pembantu serta mengangkut barang jadi dari pabrik Agen maupun ke retailer serta bertanggung jawab kepada kepala bagian pemasaran n. pekerja

(20)

20

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

PT. Cakra Guna Cipta merupakan sebuah pabrik rokok dan tembakau yang berlokasi di Jalan Raya Kendalpayak No. 332, Kendalpayak, Pakisaji, Kota Malang. PT. Cakra Guna Cipta ini telah mengekspor hasil produksinya hingga ke luar negeri seperti Singapore. Namun, barang yang diekspor ke luar negeri bukanlah rokok, namun masih berupa tembakau campur. Tembakau campur yang dimaksud disini yaitu berupa tembakau lembaran yang telah masuk dalam proses pemberian saos yang berupa bahan kimia namun tidak menyebabkan kecanduan.

Alasan PT.Cakra Guna Cipta lebih memilih untuk mengekspor tembakau campuran daripada rokok kemasan adalah agar perusahaan rokoknya dapat bertahan untuk menghidupi sekian tenaga kerja. Yang mana apabila yang diekspor adalah rokok yang sudah dalam kemasan maka harganya sangatlah mahal daripada hanya menjual produk mentah tembakau campuran. Karena dalam memproduksi rokok yang sudah dalam bentuk kemasan dibutuhkan adanya banyak tenaga manusia dalam proses pembuatannya, contohnya adalah saat penggilingan, melinting dan sebagainya. Untuk memangkas biaya tersebut maka mengekspor tembakau campur merupakan pilihan yang tepat karena harga murah dan hasil yang nantinya didapatkan dapat memenuhi kebutuhan karyawan.

(21)

21

kilo gram dan nilai rupiahnya 43.988.700.000, sedangkan pada semester kedua jumlah tembakau yang dijual sebanyak 717.360 kilogram dan nilai rupiahnya 53.802.000.000. Jumlah tembakau ekspor yang dijual ke luar negeri pertahun selalu berubah-ubah dikarenakan tergantung dengan permintaan konsumen.

Mahalnya harga rokok kemasan untuk komoditas ekspor juga dipengaruhi oleh tariff pajak yang berbeda antara tembakau olah bersaos dengan produk kemasan tersebut. dalam ilmu hubungan internasional ditinjau dari aspek perdagangan internasional, peraturan pemerintah ini masuk dalam hambatan non-tarif, yaitu Voluntary Export Restraint(VER). VER terjadi ketika negara pengekspor setuju untuk membatasi jumlah ekspornya ke negara pengimpor guna memenuhi kebutuhan domestic terlebih dahulu. Korelasinya terjadi saat permintaan asing yang tinggi akan rokok kemasan Indonesia namun pabrik rokok di Indonesia tidak bisa memenuhi semua permintaan asing maka yang akan melambungkan harga rokok itu sendiri serta tambahan tariff yang diberlakukan Direktorat Jendral Pajak dan Bea Cukai Indonesia.

Dalam kegiatan industri yang dilakukan oleh PT. Cakra Guna Cipta ini pasti terdapat kendala, yaitu adalah peraturan pemerintah yang telah mempersulit pabrik rokok terkait lokasi serta bangunan. Peraturan Pemerintah yang dimaksud merupakan Peraturan Menteri Keuangan No. 200 Tahun 2008 Pasal 3 ayat (3) huruf a yang berisi:

Lokasi, bangunan, atau tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

(22)

22

1. Tidak berhubungan langsung dengan bangunan, halaman,

atautempat tempat lain yang bukan bagian pabrik yang

dimintakan izin;

2. Tidak berhubungan langsung dengan rumah tinggal;

3. Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum; dan

4. Memiliki luas bangunan paling sedikit 200 meter persegi.

Dari pasal tersebut jelas bahwa pemerintah telah mempersulit berbagai perusahaan industri yang ada. Menurut narasumber kami, hal ini terbukti dari banyaknya perusahaan-perusahaan industri berskala kecil yang gulung tikar. Hal serupa juga dinyatakan oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Rokok.8Namun berbeda dengan pendapat Menteri Perindustrian, bahwa aturan yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan tersebut ditujukan untuk melakukan seleksi terhadap mutu dan kualitas rokok yang diproduksi karena hal tersebut sangat menyangkut masalah kesehatan.9

Menurut narasumber kami, di Kota Malang sendiri dari total pabrik rokok yang awalnya berjumlah sekitar 400-an, sekarang hanya tinggal 70-an pabrik rokok. Yang mana dari 70 pabrik rokok yang tersisa di malang hanya 50% pabrik yang masih melakukan produksi, sedangkan 50% pabrik lainnya tetap hidup namun tidak melakukan produksi dengan alasan tertentu. Hal ini tentu saja disebabkan karena peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang justru meresahkan para pengusaha industri-industri rokok, khususnya industri kecil.Namun, pematian

8Bilal Ramadhan, “Peraturan Menteri Dituding jadi Penyebab Bangkrutnya Industri Rokok”,

diakses dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/22/n2t3aa-peraturan-menteri-dituding-jadi-penyebab-bangkrutnya-industri-rokok tanggal 19 Mei 2017, 17.37

9Unknown, “Menperin: Aturan Industri Rokok Makin Ketat”, diakses dari

(23)

23

pabrik-pabrik rokok ini cenderung menimbulkan dampak terhadap pabrik-pabrik rokok kecil dan tidak berlaku dengan pabrik-pabrik rokok besar seperti rokok Djarum dan Gudang Garam.

Aturan-aturan industri rokok di dunia semakin diperketat karena alasan perlindungan serta kesehatan konsumen sendiri. Alasan mengapa pabrik rokok besar seperti Djarum masih tetap beroperasi adalah karena industri rokok tersebut tetap mampu menjalankan atau mengikuti peraturan serta persyaratan ketat yang dibuat, maka industri rokok tersebut dapat tetap beroperasi,10 ditambah dengan pertimbangan bahwa industri rokok tersebut merupakan industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja sehingga pemerintah menjadi berpikir dua kali jika ingin mematikan pengoperasian industri rokok. Selain itu, pendapatan negara yang diperoleh dari cukai rokok ini juga terbilang tinggi.

Pada tahun 2017 ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan cukai yang baru melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor 147/PMK.010/2016.11 Dalam peraturan ini membahas mengenai kenaikan tarif serta kenaikan harga jual rokok. Pertimbangannya adalah pengendalian produksi, tenaga kerja, rokok ilegal dan penerimaan cukai. Dalam rangka pengamanan cukai pula, pada tahun ini pemerintah melakukan pengawasan khusus terkait peredaran mesin pembuat

10Ibid.

11Unknown, “Melalui Kebijakan Cukai 2017, Pemerintah Tingkatkan Kepedulian akan Kesehatan, Kesempatan Kerja dan Pembangunan Nasional”, diakses dari

(24)

24

rokok. Hal ini dilakukan guna mewujudkan target penerimaan cukai sebesar 149,8 Triliun atau 10,01% dari total penerimaan perpajakan.12

Peraturan pemerintah yang cenderung membatasi pertumbuhan pabrik-pabrik rokok di Indonesia memiliki pengaruh terhadap tenaga kerja di perusahaan rokok PT. Cakra Guna Cipta. Yang mana untuk mengurangi atau memangkas jumlah tenaga kerja yang ada di perusahaan tersebut maka dikeluarkan adanya suatu kebijakan mengenai efisiensi tenaga kerja. Di dalam kebijakan efisiensi tenaga kerja tersebut para tenaga kerja tetap yang ingin mengundurkan diri sebelum masa pensiun usia kerja yakni 55 tahun akan mendapatkan 15% lebih uang dari pesangon. Jadi yang awalnya pesangon yang diberikan hanya sejumlah 15% akan ditambah lagi untuk mengurangi tenaga kerja secara sukarela tanpa adanya paksaan. Setelah adanya peraturan pemerintah mengenai kenaikan cukai rokok, pembatasan pabrik rokok dan juga kebijakan efisiensi tenaga kerja membuat jumlah tenaga kerja yang ada di perusahaan rokok PT.Cakra Guna Cipta mengalami penurunan. Hal itu dibuktikan dengan berkurangnya jumlah tenaga kerja yang awalnya 1500-an orang menjadi hanya sekitar 900-an orang saja.

Meskipun kebijakan mengenai efisiensi tenaga kerja yang dikeluarkan PT.Cakra Guna Cipta menurunkan jumlah tenaga kerjanya tidak membuat pihak perusahaan kekurangan anggota tenaga kerja untuk memenuhi produksi rokok dan juga tembakau campuran untuk ekspor. Karena perusahaan rokok PT.Cakra Guna Cipta juga memiliki sistem kemitraan, yang mana dalam memenuhi permintaan

12Unknown, “Melalui Kebijakan Cukai 2017, Pemerintah Tingkatkan Kepedulian akan Kesehatan, Kesempatan Kerja dan Pembangunan Nasional”, diakses dari

(25)

25

(26)

26

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Peraturan Kementerian Keuangan No.200 pada akhirnya sangat memengaruhi kegiatan ekspor PT. Cakra yang kemudian menjadikan komoditas barang ekspornya ke barang baku bukan barang jadi langsung pakai. Hal ini ternyata memengaruhi tingkat jumlah tenaga kerja yang harus di pangkas sedikit demi sedikit untuk mengurangi tekanan biaya yang harus dikeluarkan. Muncul lah suatu system yang bernama efisiensi tenaga kerja. Para tenaga kerja ini tidak langung mendapat pemutusan hubungan kerja secara sepihak melainkan menerapkan tunjangan tambahan untuk pekerja yang ingin mengundurkan diri lebih cepat dari masa jabatannya.

5.1 Saran

Setelah penulis menyusun makalah laporan penelitian ini, tim penulis merasa perlunya adanya pembenahan yang dilakukan apabila ada penulis lain ingin menulis mengenailaporan penelitian Pengaruh Pengaturan Kementrian Keuangan dalam Proses Kegiatan Ekspor Tembakau di PT.Cakra Periode

2012-2016 ini. Dalam penelitian yang kami lakukan dilapangan data mengenai produksi

(27)
(28)

28

Daftar Pustaka Buku

Lexi Moleong. 1990. “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja Karya.

Hal. 108.

Sugiono. 2003. “Metode Penelitian Bisnis”. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas.

Website

Anneahira. Kegiatan Perdagangan Internasional Ekspor dan Impor. Diakses pada 21 Mei 2017 dari http://www.anneahira.com/perdagangan-internasional-ekspor-dan-impor-2409.htm

Bilal Ramadhan, “Peraturan Menteri Dituding jadi Penyebab Bangkrutnya

Industri Rokok”, diakses dari

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/22/n2t3aa-peraturan-menteri-dituding-jadi-penyebab-bangkrutnya-industri-rokok tanggal 19 Mei 2017, 17.37

Dony Saputra, S.Kom, M.Kom, MM. Apa itu Ekspor Impor. Diakses pada 21 Mei 2017 dari http://sbm.binus.ac.id/2015/11/27/apa-iti-ekspor-impor/

Unknown, “Menperin: Aturan Industri Rokok Makin Ketat”, diakses dari

http://www.kemenperin.go.id/artikel/3525/ tanggal 19 Mei 2017, 18.52

Unknown, “Melalui Kebijakan Cukai 2017, Pemerintah Tingkatkan Kepedulian akan Kesehatan, Kesempatan Kerja dan Pembangunan Nasional”, diakses

(29)

http://www.beacukai.go.id/berita/melalui-kebijakan-cukai-2017-29

pemerintah-tingkatkan-kepedulian-akan-kesehatan-kesempatan-kerja-dan-pembangunan-nasional.html tanggal 19 Mei 2017, 19.29

Unknown, “Melalui Kebijakan Cukai 2017, Pemerintah Tingkatkan Kepedulian

akan Kesehatan, Kesempatan Kerja dan Pembangunan Nasional”, diakses

dari http://www.beacukai.go.id/berita/melalui-kebijakan-cukai-2017- pemerintah-tingkatkan-kepedulian-akan-kesehatan-kesempatan-kerja-dan-pembangunan-nasional.html tanggal 19 Mei 2017, 19.36

Referensi

Dokumen terkait

Dari tujuan dibuatkan gambar teknik tersebut, terdapat ketetapan atau aturan-aturan agar informasi yang ada dalam gambar dapat dipahami bukan hanya oleh si penggambar tetapi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 6 siswa yang menjadi subjek penelitian (2 siswa termasuk dalam tingkat kemampuan tinggi, 2 siswa termasuk dalam tingkat

mengenai adsorpsi logam kromium (VI) dengan arang aktif serabut kelapa dan pelepasan logam kromium (VI) dalam limbah adsorben arang aktif serabut kelapa yang

Pencuri sandal--> dihukum berat, sedangkan Koruptor denga nilai milyaran diberikan sanksi hukum ringan... barirotul azizah: ***** Ham di Indonesia, beroientasi kepada

Untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pendidikan, ada beberapa langkah pengembangan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: (1) merancang dan

i. Seluruh pemeriksaan yang dilakukan oleh Panel bersifat tertutup dan pengambilan keputusan bersifat rahasia.. Pedoman Dan Tata Tertib Penyelenggaraan Pendidikan

MEKANISME DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK Di dalam ekosistem, organisme perombak bahan organik memegang peranan penting karena sisa organik yang telah mati diurai menjadi

 Dilakukan pada skala mikro dengan mengukur serapan spektrum senyawa berwarna yang terbentuk sebagai hasil reaksi suatu gula dengan resorsinol- H2S041N atau anilina hidrogen ftalat..