PENGARUH KADAR MINYAK ATSIRI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga) SEDIAAN PERMEN KERAS (HARD CANDY) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN TANGGAPAN RESPONDEN SERTA UJI
DAYA ANTI BAKTERIStreptococcus pyogenes
Artikel
Fransisca Gloria 1040911056
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG
PENGARUH KADAR MINYAK ATSIRI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga) SEDIAAN PERMEN KERAS (HARD CANDY) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN TANGGAPAN RESPONDEN SERTA UJI
DAYA ANTI BAKTERIStreptococcus pyogenes
Fransisca Gloria1), Mimiek Murrukmihadi2), Siti Munisih3), 1),3)Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi” Semarang
2)Falkutas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
SARI
Kencur mengandung minyak atsiri berupa sineol yang berkhasiat sebagai antiradang. Hard candy yang dibuat dapat meningkatkan acceptability sediaan rimpang kencur. Sukrosa adalah basis utama dalam pembuatan hard candy, namun dapat terjadi pengkristalan hard candy yang dapat dihindarkan dengan penambahan sirup glukosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar minyak atsiri rimpang kencur dengan kadar 0,3% v/b ; 0,4% v/b ; 0,5% v/b sediaan hard candy terhadap karakteristik fisik dan uji tanggapan responden serta uji daya anti bakteri Streptococcus pyogenes. Metode yang digunakan dalam pembuatan hard candy yaitu dengan perebusan atau peleburan gula pada suhu 150°C. Adapun metode yang digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri rimpang kencur dengan sistem penyulingan atau destilasi uap dan air. Metode yang digunakan untuk uji daya anti bakteri menggunakan metode sumuran. Data yang diperoleh diuji dengan tes normalitas, homogenitas dan anava satu jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kadar minyak atsiri rimpang kencur tidak berpengaruh terhadap karakteristik fisik hard candy, yaitu organoleptis, keseragaman bobot, kekerasan dan waktu hancur. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa minyak atsiri rimpang kencur tidak spesifik dalam menghambat pertumbuhan bakteriStreptococcus pyogenes.
Kata kunci: minyak atsiri rimpang kencur,hard candy, karakteristik fisik, uji daya anti bakteriStreptococcus pyogenes.
ABSTRACT
boiling or melting sugar at a temperature of 150 ° C. The method used to produce the essential oil of rhizomes kencur by distillation or steam distillation system and water. The method used to test the anti-bacterial power using the cylinder cup. The data obtained were tested with a test of normality, homogeneity and one way anova.The results showed that the difference in Kaempferia galanga rhizome essential oil content does not affect the physical characteristics of hard candy, the organoleptic, uniformity of weight, hardness, disintegration time. The results also showed that the essential oil of kencur rhizome not specific in inhibiting the growth of Streptococus pyogenes bacteria.
Keywords : kencur rhizome essential oils, hard candy, physical characteristics, anti-bacterial power testing of Streptococcus pyogenes.
PENDAHULUAN
Kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut (Rostiana dkk, 2005 : 2). Sebagai obat batuk, kandungan minyak atsiri yang digunakan adalah sinamat, pentadekan, 1,8-sineole, dan terpenoid (Prashar dkk. , 2012 : 48-51).
Hard candy adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, biasanya diberikan peningkat bau atau pemanis yang dirancang untuk melarut atau terdesintegrasi (hancur) secara perlahan–lahan dalam mulut (Goeswin, 2008 : 282).
Sukrosa merupakan basis utama dalam pembuatanhard candydimana dapat terjadi rekristalisasi karena sukrosa yang tidak melarut sempurna, sehingga perlu mengkombinasikan sukrosa dan sirup glukosa. Sirup glukosa berfungsi mencegah terjadinya pengkristalan sediaanhard candydengan cara meningkatkan kelarutan dari sukrosa.
METODE PENELITIAN
Obyek yang digunakan adalah sediaan permen keras (hard candy) dengan kadar minyak atsiri rimpang kencur (Kaempferia galanga) yang berbeda pada karakteristik fisik dan tanggapan responden. Sampel yang digunakan adalah sediaanhard candyyang mengandung minyak atsiri rimpang kencur (Kaempferia galanga). Teknik pengambilan sampel yaitu teknik acak (random sampling).
adalah uji organoleptis, keseragaman bobot, kekerasan, waktu hancur dan tanggapan responden meliputi uji tekstur permukaan, aroma kencur, rasa manis, rasa pedas, penampilan, dan kecerahan serta uji daya anti bakteri, sedangkan variabel terkontrol adalah metode penyulingan minyak atsiri rimpang kencur, metode pembuatan sediaanhard candy, bahan dan alat yang digunakan, pengujian sediaanhard candy, dan responden dengan rentang umur 20-50 tahun.
Bahan yang digunakan adalah minyak atsiri rimpang kencur; gula pasir (sukrosa); glukosa cair; air (pharmaceutical grade); toluen dan etil asetat pro analysis; lempeng silika gel GF254 (Merck); biakan murni bakteri Streptococcus pyogenes; larutan NaCl 0,9%; dan media TSA dan NB. Alat yang digunakan adalah seperangkat alat destilasi; statif dan klem; corong pisah; lampu spiritus; termometer; panci stainlessteel; cetakan hard candy; pipa kapiler; chamber; lampu UV 254 nm; alat-alat gelas; timbangan digital; hardness tester (Stokes-Monsato); desintegrator (Erweka); cawan petri; ose bulat; autoklaf; mikropipet; laminar air flow,jangka sorong,dan inkubator.
Tabel 1. Formula untuk 20Hard Candydengan Berbagai Kadar Minyak Atsiri Rimpang Kencur
Keterangan : bobot tiaphard candy3,25 gram F I : Kadar minyak atsiri rimpang kencur 0,3% v/b F II : Kadar minyak atsiri rimpang kencur 0,4% v/b F III : Kadar minyak atsiri rimpang kencur 0,5% v/b
Air sebanyak 1000 ml dimasukkan ke dandang. Sebanyak 5 kg rimpang kencur basah yang sudah dipotong kecil-kecil diletakkan di atas piring yang berupa ayakan yang terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air. Proses untuk mendapatkan minyak atsiri rimpang kencur menggunakan destilasi air dan
Nama Bahan F I F II F III
Minyak Atsiri Rimpang
Kencur (g) 0,30 0,40 0,50
Sukrosa (g) 50 50 50
Sirup glukosa (g) 10 10 10
uap. Proses destilasi ini dilakukan selama 8 jam. Setelah didapatkan destilat selanjutnya dipisahkan menggunakan corong pisah. Filtrat yang diperoleh adalah minyak atsiri murni.
Sebanyak 50 gram sukrosa dicampur dengan 10 gram glukosa cair dimasukkan ke dalam panci stainlees steel lalu dipanaskan hingga suhu 100°C Air sebanyak 5 ml dimasukkan dan dipanaskan terus hingga suhu 150°C sambil diaduk hingga homogen. Selanjutnya diangkat dan ditunggu satu menit lalu ditambah minyak atsiri rimpang kencur, diaduk hingga homogen dan segera dituang ke dalam cetakan dan didinginkan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Identifikasi Sineol dalam Minyak Atsiri Rimpang Kencur secara Kromatografi Lapis Tipis
Rf = 3,4/8 = 0,425
Gambar 1. Hasil KLT Minyak Atsiri Rimpang Kencur
Hasil noda di bawah lampu sinar ultraviolet yaitu berwarna ungu dan hasil Rf yang didapat 0,43. Fase diam yang digunakan yaitu silika gel GF 254, dan fase gerak yang digunakan yaitu toluen : etil asetat (93:7). Rf yang didapat mendekati Rf sineol dari literatur Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals yaitu 0,4.
2. Organoleptis Hard Candy dengan Berbagai Kadar Minyak Atsiri Rimpang Kencur
Tabel 2. Hasil OrganoleptisHard Candydengan Berbagai Kadar Minyak Atsiri Rimpang Kencur
Pemeriksaan F I F II F III
Bentuk Setengah bola Setengah bola Setengah bola
Bau Kurang kuat Kuat Kuat
Formula I Formula II Formula III
Gambar 2. Hasil SediaanHard Candydengan Berbagai Kadar Minyak Atsiri Rimpang Kencur
Ketiga formula hard candy memiliki bentuk yang seragam. Formula I memiliki aroma kencur yang kurang kuat sedangkan formula II dan III memiliki aroma kencur yang cukup kuat. Ketiga formula memiliki kecerahan yang cukup, dan formula I memiliki rasa pedas yang kurang, sedangkan formula II dan III memiliki rasa pedas yang cukup.
3. Karakteristik Fisik Hard Candy dengan Berbagai Kadar Minyak Atsiri Rimpang Kencur
Tabel 3. Karakteristik FisikHard Candydengan Berbagai Kadar Minyak Atsiri Rimpang Kencur
Hasil dari pengujian keseragaman bobot hard candy minyak atsiri rimpang kencur menunjukkan bahwa formula I, II dan III memiliki bobot yang seragam yaitu memenuhi syarat bobot penyimpangan dari Farmakope Indonesia edisi III. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa semua hard candy memiliki kekerasan lebih dari 20 kg. Hasil pengujian waktu hancur hard candy menunjukkan hasil rata-rata kurang dari 11 menit. Hal ini memenuhi syarat waktu hancurhard candy yaitu kurang dari 15 menit.
Karakteristik Fisik F I F II F III
Bobot Hard Candy
4. Tanggapan Responden
Tabel 4. Data Skor Rata-rata Tanggapan Responden terhadapHard Candydengan Berbagai Kadar Minyak Atsiri Rimpang Kencur Skor Tanggapan
Responden I FormulaII III Keterangan
Tekstur Permukaan 3,10 2,90
2,97
Halus Halus Halus
Aroma Kencur 2,20 2,57
2,77
Cukup Kuat Kuat
Rasa Pedas 1,47 1,60
1,67
Kurang Cukup Cukup
Rasa Manis 3,27 2,93
3,27
Cukup Cukup Cukup
Penampilan 1,67 1,70
1,87
Cukup mengkilat Cukup mengkilat Cukup mengkilat
Kecerahan 1,93 2,00
2,20
Cukup Cukup Cukup
5. Uji Daya Anti Bakteri
Tabel 5. Data Hasil Uji Daya Anti Bakteri
Replikasi Diameter Daya Hambat (cm)
S I S II S III K -(B) K +(M) (NaCl)K - NaClI NaClII NaClIII
1 2,451 2,706 2,863 2,253 0 0 0 0 0
2 2,889 2,682 2,595 2,880 0 0 0 0 0
3 2,704 3,230 3,147 3,060 0 0 0 0 0
4 2,124 2,758 3,171 3,105 0 0 0 0 0
5 2,635 2,416 2,220 2,721 0 0 0 0 0
Rata-rata 2,561 2,758 2,799 2,804 0 0 0 0 0
SD 0,259 0,264 0,358 0,307 0 0 0 0 0
Keterangan :
S I-II-III : Sediaanhard candyminyak atsiri rimpang kencur 0,3% v/b; 0,4% v/b; 0,5% v/b
K- (B) : Kontrol negatif (sediaan hard candy tanpa minyak atsiri rimpang kencur)
K+ (M) : Kontrol positif minyak atsiri rimpang kencur K- (NaCl) : Kontrol negatif (larutan NaCl steril)
NaCl I-II-III : Minyak atsiri rimpang kencur dengan kadar 0,3% v/b; 0,4% v/b; 0,5% v/b dalam larutan NaCl steril.
Ketiga sampel dengan kontrol negatif (sediaan hard candy tanpa minyak atsiri rimpang kencur) memiliki rata-rata diameter daya hambat bakteri yang berbeda. Gula dapat membunuh bakteri karena sifat gula yang bersifat higroskopis atau menyerap air. Konsentrasi gula yang tinggi menyebabkan bakteri kekurangan air karena adanya peristiwa osmosis. Karena konsentrasi di luar dan di dalam bakteri tidak seimbang, dengan demikian gula menyerap air dalam tubuh bakteri yang terdiri dari plasma dimana 91% kandungannya adalah air sehingga bakteri kekurangan air atau mengalami dehidrasi. Kontrol positif yaitu minyak atsiri rimpang kencur dan minyak atsiri rimpang kencur dalam larutan NaCl dengan kadar 0,3% v/b; 0,4% v/b; 0,5% v/b (NaCl I, II, dan III) menunjukkan tidak dapat menghambat bakteri. Hal ini mungkin disebabkan karena tiga faktor, antara lain :
1. Minyak atsiri rimpang kencur tidak spesifik dalam menghambat bakteri Streptococcus pyogenes. Sedangkan penelitian sebelumnya, minyak atsiri rimpang kencur dapat menghambat bakteriStreptococcus faecalis.
2. Letak geografis.
3. Jumlah senyawa minyak atsiri sebagai anti bakteri (sineol) di dalam rimpang kencur mungkin kadarnya kecil.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
1. Perbedaan kadar minyak atsiri rimpang kencur tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap karakteristik fisikhard candy.
2. Responden sangat menyukai hard candy dari minyak atsiri rimpang kencur pada formula I yaitu dengan kadar 0,3% v/b.
3. Sediaan hard candy dengan kadar minyak atsiri rimpang kencur 0,3% v/b; 0,4% v/b; 0,5% v/b tidak spesifik dalam menghambat bakteriStreptococcus pyogenes.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang peningkatan konsentrasi minyak atsiri rimpang kencur untuk mengetahui daya anti bakteri.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Mimiek Murrukmihadi, SU., Apt., dan Dra. Siti Munisih, Apt., yang telah begitu sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, serta orang tua, teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu dan mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Goeswin, A. 2008.Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.
Prashar, D., Saklani, S., Barshiliya, Y., Sharma, M., Mankontia, S., Soni, S. 2012. Pharma-Economical World of Herbal Antitussive- An Overview. Asian J. Res. Pharm. Sci. Issue 2 (2).