• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Informasi Manajemen Pere (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Sistem Informasi Manajemen Pere (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Sistem Informasi Manajemen Perencanaan dan Pembelian Barang

Studi Kasus pada PT. Bintang Sawit Lestari

Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-Msc, MM, CMA

Rizky Dwi Nanda, Kurniawati, Novi Nola Sari, Adhitya Nurdianto, Umi Khulsum,

Budi Putra Lubis

Mahasiswa Magister Akuntansi

Fakultas Pascasarjana, Universitas Mercubuana

Abstrak

PT. Bintang Sawit Lestari merupakan salah satu perusahaan kelapa sawit swasta yang ada di Indonesia. Perusahan dalam menjalankan bisnisnya telah menggunakan Sistem Informasi Managemen (SIM) yang telah diimplementasikan yaitu Plantation Management System (PMS), Engineering Management System (EMS), Purchasing Inventory Management System (PIMS), Human Resources Management System (HRMS), Finance Management System (FMS) dan Accounting Management System (AMS). Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui system informasi perencanaan dan pembelian barang serta menganalisis system informasi Purchasing Inventory Management System (PIMS) studi kasus pada PT. Bintang Sawit Lestari. Metodologi yang digunakan yaitu studi literatur dan pengalaman empiris. Analisis yang digunakan dalam mengetahui SIM PIMS PT. Bintang Sawit Lestari dengan melihat karakteristiknya meliputi komponen yang terdiri dari komponen input, output, teknologi, hardware dan software; Boundry yang ditetapkan terdapat tiga yaitu kegiatan pembelian dan inventori, otoritas dan budget; Lingkungan; Interface pada AMS dan FMS; Tujuannya efisiensi dan efektivitas, keakuratan data serta nilai ekonomis yang tinggi; dan Prosesnya meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Pelaksanaan PIMS memili beberapa kendala terutama pada jaringan internet yang sering mengalami Request Time Out (RTO) sehingga laporan yang diperoleh belum up to date. Rekomendasi yang disarankan untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan provider lain dengan resiko biaya yang harus dikeluarkan sedikit lebih mahal.

Kata kunci : Sistem informasi management, Purchase inventory management system

1. PENDAHULUAN

(2)

terjadi, misalnya pihak manajemen yang melakukan transaksi penjualan tanpa mengetahui persis jumlah TBS atau CPO yang tersedia di pabrik mereka. Belum lagi kebocoran yang terjadi di lapangan tidak dapat terkontrol oleh pihak manajemen. “Tanpa pengawasan yang terintegrasi, losses di lapangan bisa mencapai 8%,” (Simandjuntak, 2007).

Perkebunan merupakan usaha padat modal dan padat karya, dimana komponen biaya yang terbesar adalah untuk biaya pemupukan dan pemeliharaan tananama. Pupuk, bahan kimia, Bahan Bakar Minyak serta spare part untuk pengangkutan TBS mempunyai porsi hampir 60% dari total cost yang di keluarkan. Gambaran singkat saja bahwa kebutuhan untuk biaya pemupukan rata-rata perkebunan kelapa sawit Rp. 6.000.000 s.d 7.500.000 Per Ha per Tahun. Bayangkan bila rata-rata perkebunan Kelapa Sawit mempunyai luas lahan 5.000 Ha maka total biaya untuk Pupuk bisa mencapai kisaran Rp. 30 Milyar – 37,5 Milyar per Tahun. Untuk itu penyediaan dan pengadaan Barang seperti Pupuk, Bahan kimia dan lainnya sangat krusial dan menjadi fokus utama perusahaan agar kelancaran bisnis di usaha perkebunan bisa mencapai target yang diharapkan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi

a. Sistem

Beberapa pengertian atau definisi mengenai sistem yang diberikan oleh para ahli sebagai bahan perbandingan antara lain sebagai berikut:

a) Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan (O’Brien dan Marakas 2009). b) Pengertian sistem menurut Kadir (2003:54) sistem adalah sekumpulan elemen yang

saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tu-juan.

c) Ackof dalam Effendy (1989:51) menga takan bahwa sistem adalah setiap ke-satuan, secara konseptual atau fisik, yang terdiri dari bagian- bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lain.

d) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:950) disebutkan bahwa sistem mempunyai dua pengertian; (a) Seper-angkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; dan (b) Susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan seba-gainya.

Dari definisi-definisi di atas, terlihat bahwa masing-masing menekankan bahwa sistem memakai pendekatan pada elemen atau komponen. Artinya, bahwa sistem ha-ruslah terdiri atas berbagai komponen/elemen yang saling berhubungan sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.

b. Informasi

(3)

serta mempunyai nilai dalam keputusan karena dengan adanya informasi kita dapat memilih tinda-kan-tindakan dengan resiko yang paling kecil.

Untuk menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang baik diperlukan pengo-lahan data menjadi informasi yang relevan dengan masalah perusahaan yang sedang dihadapi.

Dengan demikian data itu merupakan bahan mentah yang harus diproses lebih dahulu baru kemudian dapat diguna-kan Menurut Davis (2002) pengertian infor-masi adalah: “Data yang telah diolah men-jadi bentuk yang berarti bagi yang meneri-manya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang”. Sedangkan pengertian informasi menurut Mc Leod (1995) adalah: “Salah satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi manajer, yang pengelolaannya mengguna-kan peralatan komputer yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan segera.”Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa data adalah ba-han mentah yang diproses menjadi sebuah informasi. Jadi terdapat perbedaan antara data dengan informasi di mana data adalah “bahan baku” yang harus diolah sedemikian rupa hingga berubah sifatnya menjadi infor-masi. Perubahan ini penting untuk disadari karena sesungguhnya data tidak mempun-yai nilai apa-apa untuk mengambil kepu-tusan, hanya informasi mempunyai nilai, dalam arti bahwa informasi akan memu-dahkan manajer untuk mengambil kepu-tusan.

c. Sistem Informasi

Sedangkan pengertian sistem informasi yaitu, sebagai berikut:

a) Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi be-berapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa (Sutono, 2007).

b) Sistem informasi adalah kombinasi dari people, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber-sumber data, prose-dur dan kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan, mengadakan lagi, menyimpan, dan men-yebarluaskan informasi dalam suatu organisasi (O’Brien dan Marakas, 2009).

c) Menurut Alter dalam Effendy (1989:11), sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang dior-ganisasikan untuk mencapai tujuan-dalam sebuah organisasi.

d) Menurut Wilkinson, sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordi-nasikan sumber daya (manusia, kom-puter) untuk mengubah masukan.

Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat diguna-kan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili

Sistem Informasi Manajemen

(4)

memberikan eksekutif bantuan informasi yang memberikan kemudahan bagi proses manajemen. Menurut O’Brien dan Marakas (2009) tujuan dari sistem informasi manajemen adalah: menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhi-tungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen; men yediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan; menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menun-jukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akun-tansi manajemen dan mengetahui bagai-mana cara menggunakannya. Informasi akunakun-tansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pen-gendalian dan pengambilan keputusan).

Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Sementara Teknologi Informasi (TI) yaitu : adalah suatu studi perancangan, implementasi, pengembangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, terutama pada aplikasi hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak komputer).

Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.

Tujuan Sistem Informasi Manajemen

Ada tiga tujuan diterapkannya sistem informasi dalam perusahaan yaitu :

1. Untuk mengambil dan menyimpan data tentang aktivitas bisnis dan transaksi perusahaan dengan efektif dan efisien.

2. Untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. 3. Untuk melakukan control agar data-data disimpan dan diproses dengan akurat.

Peranan Sistem Informasi

Pada awal perkembangan komputerisasi informasi, komputer belum mempunyai program yang berjalan secara otomatis, melainkan hanya menjalankan komando yang dimasukkan secara manual ke dalam komputer. Setelah tahun 2000’an, sistem informasi manajemen mulai berkembang sebagai satu sistem yang terintegrasi pada berbagai induk perusahaan dan cabang-cabangnya.

Sistem tersebut kemudian dibentuk dalam sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information System). Hingga kini, sistem informasi berjalan secara terintegrasi dan berjalan secara otomatis.

(5)

Selanjutnya, dalam SI terdapat database dan prosedur pelaksanaan sistem manajemen perusahaan dan tentunya, petugas yang mengoperasikan semua sistem tersebut.

Gambaran Umum Perusahaan

PT. Bintang Sawit Lestari (BSL) adalah perusahaan Perkebunan Sawit Swasta Nasional yang merupakan anak perusahaan PT. Agrina Plantation Group. Perusahaan ini memiliki lahan HGU 10.236 Ha terletak di desa Penyeladi Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau, Propinsi Kalimantan Barat. (lebih kurang 383 KM dari Ibukota Propinsi Pontianak).

PT. BSL ini berdiri pada tahun 2009 dimana saat itu perusahaan baru mendapatkan Izin Prinsip dan di tahun 2010 perusahaan mendapat HGU dan mulai melakukan pembibitan di akhir tahun 2010. Bibit Sawit yang di gunakan menggunakan varietas unggulan Socfindo. Saat ini lahan yang sudah tertanam sebanyak 6.763 Ha dimana 3.103 Ha merupakan tanaman menghasilkan (TM), tanaman belum menghasilkan (TBM) 3.117 Ha dan sisanya 543 Ha masih Tanaman Baru (TB). Sebagaimana kewajiban dari Pemerintah bahwa semua usaha perkebunan harus mempunyai mitra dengan masyarakat, maka PT. BSL juga memiliki tanaman Plasma (Mitra/Koperasi) sebesar 641 Ha yang merupakan petani daerah sekitar perkebunan.

Sistem Produksi

Sebagaimana lazimnya di perusahaan perkebunan bahwa produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit adalah output akhir yang dihasilkan. Saat ini hasil TBS tersebut di jual ke Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) yang ada di sekitar kebun.

Sistem Panen di PT. BSL masih menggunakan ancak giring (pemanen di bagi ke Blok tanaman yang sudah masak untuk melakukan potong buah). Buah yang sudah di panen tersebut kemudian di letakkan di tempat pemungutan hasil (TPH) untuk kemudian di angkut menggunakan truk kelokasi PPKS.

3. METODA ANALISIS

Analisa Sistem Informasi Manajemen Perencanaan dan Pembelian Barang Studi Kasus pada PT. Bintang Sawit Lestari menggunakan studi literatur dan pengalaman empiris.

4. PEMBAHASAN

(6)

Adapun Sistem Infomasi Manajemen yang saat ini sudah di implementasikan di Perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Plantation Management System (PMS)

Sistem ini dipakai untuk mencatat semua kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan di Lapangan (Kebun) seperti hasil produksi panen, Upah Karyawan Langsung, Premi Karyawan dan semua pekerjaan Pemeliharaan Tanaman (Memupuk, Menunas, Perawatan Gawangan, Pemberantasan Hama & Penyakit)

2. Engineering Management System (EMS)

Sistem ini untuk mencatat semua kegiatan yang ada di departemen Teknik seperti Bengkel, Transportasi, Pemakaian alat berat.

3. Purchasing Inventory Management System (PIMS)

Mencatat semua kegiatan pembelian dan Persediaan barang di gudang. 4. Human Resources Management System (HRMS)

Mencatat kegiatan Personalia (Data Karyawan, Gaji, Cuti, Tunjangan, Perobatan, dll) 5. Finance Management System (FMS)

Mencatat semua kegiatan yang berhubungan dengan Keuangan 6. Accounting Management System (AMS)

Mencatat semua kegiatan Accounting dimana output akhirnya Laporan Keuangan.

Purchasing Inventory Management System (PIMS)

Pada PT Bintang Sawit Lestari terdapat banyak proses. Untuk pembahasan ini dibatasi hanya masalah Sistem Informasi Perencanaan dan pembelian barang. Sistem Informasi Manajemen yang digunakan Purchasing Inventory Management System (PIMS) yakni Mencatat semua kegiatan pembelian dan Persediaan barang di gudang. Sistem pembelian di PT. BSL ini dibagi atas 2 bagian yaitu :

Pembelian Lokal

Pembelian lokal merupakan dilakukan oleh pihak Kebun (site) dimana biasanya ada batasan barang-barang umum dan sifatnya tidak strategis dan dibatasi tidak boleh lebih besar dari Rp. 200.000 per item barang, tidak boleh lebih dari Rp. 500.000 per Supplier dan tidak boleh lebih dari Rp5.000.000 per Bulan.

Pembelian Head Office

Pembelian yang dilakukan oleh kantor Pusat (Jakarta) dimana barang yang di beli adalah yang nilainya relatif besar dan sifatnya strategis seperti Pupuk, BBM Solar, Spare Part, Mesin, dan Aktiva lainya.

Karakteristik Sistem Informasi Pasa Pembelian Inventory Management System (PIMS) a. Komponen ; yang terdiri dari :

 Komponen Input yaitu data yang di masukkan adalah : data Budget/Anggaran dan juga data Pembelian Barang & Jasa (Request For Quation, Persetujuan Penawaran Supplier).

(7)

 Komponen Teknologi : Komputer (PC), Laptop, Server Internet CBN & V-SAT PSN

 Komponen Hardware : Komputer (PC) Brand Lenovo Intel Core i5, Hard Disk 1 TB, RAM 8 GB.

 Komponen Software : Database Oracle , Aplikasi Delphi dan Server OS Linux

b. Boundry (Batasan) :

 Sistem di batasi hanya untuk Pembelian & Inventori saja.

 Dibatasi oleh Standar Operasional Prosedur (otorisasi) ; jadi user bagian pembelian hanya bisa membeli barang setelah adanya otorisasi dari beberapa bagian misalnya untuk barang spare part harus diperiksa oleh divisi teknik untuk kontrol apakah barang yang dibeli sesuai peruntukan, berlanjut ke Cost Control untuk melihat apakah barang tsb sudah ada di anggarkan, kemudian persetujuan dari Divisi Keuangan untuk melihat apakah dana untuk pembelian barang ini tersedia, kemudian persetujuan dari Direksi baru pembelian dapat dilakukan. sebagai

 Dibatasi oleh Anggaran (Budget) ; Bila barang yang akan di beli tidak ada dianggaran atau sudah lebih dari anggaran , permintaan pembelian akan di tolak.

c. Lingkungan (enviroment) ;

 Personel ; tidak ada petugas khusus yang punya skill di bidang IT. Masih mengharapkan personel dari Kantor Regional di Pontianak dimana 1 orang harus menangani beberapa 3 PT di 4 Lokasi yang berbeda.

 Infrastruktur Jaringan Listrik ; Di Lokasi menggunakan mesin Genset dimana Genset terbatas hanya bisa aktif 12 Jam per hari karena dibatasi oleh pemakain BBM Solar.

 Infrastruktur Jaringan Internet dengan Provider PSN selalu mengalami gangguan putus istilah Request Time Out (RTO).

d. Penghubung Sistem (Interface) : Purchasing Inventory Management System (PIMS) nantinya akan terhubung dengan beberapa System lainnya

 Accounting Management System (AMS) ; setelah barang tersebut di beli (PO) akan otomatis dicatat di Inventory system bila sudah diterima di gudang, dan akan langsung masuk ke AMS untuk Jurnal pengakuan Hutang.

 Finance Management System ; Purchase Order (PO) yang sudah direalisasikan akan otomatis muncul di FMS untuk proses pembayaran Hutang tersebut.

e. Goal (Tujuan) ; dengan adanya sistem ini maka pekerjaan yang dulunya manual bisa lebih cepat, pengawasan juga lebih maksimal, sehingga dapat dikatakan Goal (tujuan) dari Sistem yang di aplikasikan menciptakan :

 Efisiensi & Efektivitas

(8)

 Nilai ekonomis yang tinggi (Cost vs Benefit)

f. Process ; dalam Purchasing Inventory Management System (PIMS) ini ada beberapa proses yang harus dilakukan :

 Perencanaan ; proses awalnya adalah memasukan semua data anggaran pembelian yang akan di beli dalam satu tahun. Jadi semua rencana aktivitas pembelian dalam satu tahun harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam data base PIMS.

 Pengendalian ; Dalam PIMS ini apabila ada pembelian di luar rencana atau melebihi Anggaran, maka harus di buatkan Permohonan Tambahan Anggaran (PTA). PTA ini harus menjelaskan secara rinci alasan mengapa Pembelian tersebut harus di lakukan meskipun sudah melebihi atau tidak dianggarkan.

 Pengambilan Keputusan ; PIMS ini bisa dipakai sebagai pengambil keputusan Strategis, karena berkaitan dengan divisi lainnya. Misal untuk contoh PTA diatas, manajemen bisa menolak atau merealisasikan tambahan anggaran sesuai dengan pertimbangan ekonomi dan bisnis.

Analisa Terhadap Sistem Informasi Perencanaan dan Pembelian Barang

Sistem perencanaan dan pembelian di PT. BSL ini sebenarnya sudah berjalan cukup baik dimana seperti yang terlihat di dalam flow chart barang yang di minta untuk di beli harus melalui pemeriksaan Teknis sesuai dengan kebutuhan, misal untuk barang Spare Part harus melalui Divisi Teknik di HO, barang untuk perkebunan (pupuk, bahan kimia, dodos dll) harus melalui divisi Agronomi. Kemudian setelah itu harus melalui Cost Control yang berada di Divisi Keuangan, dimana bila barang tersebut tidak ada di dalam Budget (anggaran) ataupun bila melebihi budget harus membuat Permintaan Tambahan Anggaran (PTA) yang harus di otorisasi sampai pada level Direksi.

Kendala Dalam Sistem

Karena Infrastruktur untuk IT juga masih banyak bermasalah terutama untuk Jaringan Internet dan data mengakibatkan terkendala dalam hal laporan masih belum Up to date. Hal ini disebabkan karena sistem belum bisa 100% live dalam arti terkadang harus menggunakan server lokal dahulu kemudian backup data dari server lokal baru bisa dikirimkan ke HO Jakarta baru kemudian bisa di proses. Sehingga permintaan barang yang sifatnya urgent tidak bisa langsung di eksekusi atau di proses, hal ini mengakibatkan terhambatnya pasokan barang.

Kendala ini disebabkan karena Support dari satelit (menggunakan PSN) sering terputus tiba-tiba (istilah RTO ; Request Time Out). Kemudian juga untuk Staff IT yang berada di Kebun juga belum ada yang tetap, karena Staff IT harus keliling untuk menangani beberapa Kebun.

Rekomendasi

(9)

penawaran dari provider lain yang kecepatan dan Bandwith lebih besar dan stabil namun biaya yang dikeluarkan lebih besar. Karena saat ini perusahaan masih dalam tahap perkembangan dan masih dalam tahap pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) maka pembangunan Infrastruktur untuk IT juga harus di improve.

Kalaupun biaya yang dikeluarkan mahal namun karena hal ini merupakan Investasi maka perusahaan sebaiknya melakukannya pada saat ini juga.

5. KESIMPULAN

Sistem perencanaan dan pembelian di PT. BSL ini sebenarnya sudah berjalan cukup baik dimana seperti yang terlihat di dalam flow chart barang yang di minta untuk di beli harus melalui pemeriksaan Teknis sesuai dengan kebutuhan, misal untuk barang Spare Part harus melalui Divisi Teknik di HO, barang untuk perkebunan (pupuk, bahan kimia, dodos dll) harus melalui divisi Agronomi. Kemudian setelah itu harus melalui Cost Control yang berada di Divisi Keuangan, dimana bila barang tersebut tidak ada di dalam Budget (anggaran) ataupun bila melebihi budget harus membuat Permintaan Tambahan Anggaran (PTA) yang harus di otorisasi sampai pada level Direksi. Untuk penggunaan sistem informasi pada prosedur pembelian barang masih terdapat kendala dikarenakan infrastruktur untuk support sistem informasi. Ke depan bila memungkinkan bisa di tambahkan lagi dalam Sistem informasi tersebut untuk Decision Support Systems (DSS) dimana bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan. Ataupun juga kalau sudah lebih kompleks lagi sistem di Perusahaan bisa juga membuat Executive Support Systems (ESS). ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor

Dengan aktivitas SIM yang berbasis komputer ini, para pimpinan perusahaan/manajer dapat lebih mudah, murah, efisien dan efektif dalam upaya pengambilan kepu-tusan, termasuk di dalamnya dalam melaku-kan fungsi-fungsi manajemen, seperti per-encanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakkan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang hasil kepu-tusannya tersebut harus dapat dipertang-gungjawabkan.

Referensi

McLeod Jr, Raymond dan George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen. 2012. Jakarta: Salemba Empat.

Jogiyanto HM., Analisis dan Disain Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta: 1999

George H. Bodnar, William S. Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta:2000

Lani Sidharta, Pengantar Sistem Informasi Bisnis, P.T. ELEX Media Komputindo, Jakarta: 1995

(10)

Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1, PT Pustaka Binamas Pressindo, Jakarta: 1991

http://s3.amazonaws.com/ppt-download/peran-sistem-informasi-manajemen-dalam-pengambilan-keputusan-organisasi-1234846692787089-2.doc

http://katalog.library.perbanas.ac.id/download_3922_Rangkuman.pdf

http://yudiachmadriski.blogspot.com/ 2012/10/analisis-peranan-sistem-informasi.html

http://www.slideshare.net/bang_qq/peran-sistem-informasi-manajemen-dalam-pengambilan-keputusan-organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Apabila komposisi Pengurus Pusat sampai dengan penutupan Kongres belum seluruhnya terisi, maka Kongres memberikan mandat kepada ketua umum terpilih, untuk

Pelabuhan perikanan dan nelayan merupakan suatu bentuk usaha berskala besar yang dapat diukur dari jumlah modal yang dimiliki, volume penjualan yang luas, pemilikan omset dan

Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output

Penelitian pengembangan bahan ajar morfologi Bahasa Indonesia ini tidak hanya berbasis data bahan ajar yang selama ini digunakan, tetapi juga diupayakan bahan ajar baru

Hasil pemeriksaan mikroba pada daging sapi yang berasal dari RPH Cibinong dan RPH Kota Bogor menunjukkan hasil positif 100 % (12 sampel dari 12 sampel) terinfeksi Escherichia coli

b) Hubungkan probe ground dari alat ukur megger dengan ground pada kabel kontrol yang akan diukur. c) Hubungkan probe polarity ( bertegangan ) dari alat megger ke salah

Sebaiknya Dinas PSDA melakukan pengendalian internal terhadap proses penyerapan dana anggaran yang diterima dari pemerintah secara efektif, agar Dinas PSDA dapat mengetahui

Standardized Coefficient menunjukkan tingkat korelasi antara dukungan sosial dengan prestasi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat korelasi dukungan sosial lebih