• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Kurikulum 2013 terhadap Murid Ind

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dampak Kurikulum 2013 terhadap Murid Ind"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Kurikulum 2013 terhadap Murid

Indonesia Akibat Diintegrasikannya Mata

Pelajaran TIK

Makalah Ilmiah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester III, Fakultas

Information

Communication and Technology

di

Universitas Multimedia Nusantara.

Richard Firdaus Oeyliawan

13110110011

Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Information and Communication Technology

Universitas Multimedia Nusantara

Tangerang

2013

(2)

KATA PENGANTAR

Teknologi dalam pendidikan menjadi salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas dan mutu SDM dalam menciptakan teknologi yang baru dan fungsional. Sejak tahun 2006, pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi / Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (TIK/KKPI) menjadi mata pelajaran yang dimasukkan ke dalam kurikulum nasional. Namun, seiring dengan peninjauan dan evaluasi kurikulum yang dilakukan pemerintah, kurikulum baru pun disusun dengan tujuan meningkatkan dan memperbaiki kualitas sistem yang lama. Terhitung sejak tahun ajaran baru tahun 2014, Kurikulum 2013 pun resmi dipakai oleh murid-murid Indonesia. Salah satu perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah dihilangkannya TIK/KKPI dari mata pelajaran yang ada. Oleh karena itu, lewat karya tulis ini, penulis ingin membahas mengenai Kurikulum 2013 khususnya

berkenaan dengan mata pelajaran TIK/KKPI.

Karya tulis yang berjudul “Dampak Kurikulum 2013 terhadap Murid Indonesia Akibat Diintegrasikannya Mata Pelajaran TIK“ disadari penuh bahwa Tuhan Yang Maha Esa ikut berpartisipasi dalam penyusunannya dengan memberikan rahmat dan

persetujuan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis tepat waktu. Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia semester III, fakultas Information Communication and Technology di Universitas Multimedia Nusantara.

Karya tulis ini disusun dengan tujuan dapat memberikan informasi mengenai Kurikulum 2013 dan perubahan dari kurikulum sebelumnya, serta dampak yang dirasakan para murid Indonesia dengan adanya perubahan kurikulum.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Universitas Multimedia Nusantara dan Bapak Stephanus Erman Bala, S.S. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan penulis kesempatan untuk menyusun karya tulis ini. Penulis juga ingin berterima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang

mendukung dalam penyusunan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca mengenai kurikulum 2013 khususnya mengenai mata pelajaran TIK/KKPI.

Tangerang, Desember 2014

Penulis

(3)

Dampak Kurikulum 2013 terhadap Murid Indonesia Akibat

Diintegrasikannya Mata Pelajaran TIK

ABSTRAK

Teknologi merupakan hal yang sudah tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan manusia modern. Manfaat dan kemudahan yang ditawarkan, membuat manusia begitu melekat dengan teknologi dalam kesehariannya. Hal itu juga yang mendorong manusia untuk mengembangkan teknologi dan memanfaatkannya dalam bidang pendidikan. Selain untuk mengembangkan kualitas hidup, pendidikan teknologi juga diperlukan demi penggunaan teknologi yang sehat dan sesuai fungsinya.

Judul makalah ini adalah “Dampak Kurikulum 2013 terhadap Murid Indonesia Akibat Diintegrasikannya Mata Pelajaran TIK”. Tujuannya adalah untuk mengetahui perkiraan dampak dari Kurikulum 2013 terhadap sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi informasi dan komunikasi mengingat diintegrasikannya mata pelajaran TIK dari bagian kurikulum yang sebelumnya dimasukkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Model yang digunakan dalam penelitian yaitu model deskriptif dengan jenis data kualitatif. Instrumen penelitian adalah studi kepustakaan dengan menganalisis sumber-sumber referensi yang digunakan. Studi kepustakaan diambil buku referensi yang mendukung penjelasan mengenai Kurikulum 2013, artikel-artikel koran online, dan beberapa artikel yang terpercaya.

Analisis data dilakukan dengan cara melakukan perbandingan kebijakan

pendidikan teknologi informasi dan komunikasi yang diterapkan di negara lain dengan kebijakan pendidikan di Indonesia.

Dari hasil penelitian diperkirakan Indonesia akan mengalami penurunan kualitas sumber daya manusia dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi dibandingkan dengan negara lain yang memasukkan pendidikan teknologi ke dalam kurikulum di sekolahnya

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

KATA PENGANTAR...ii

ABSTRAK...iii

DAFTAR ISI...iv

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...1

D. Metodologi Penelitian...2

BAB II LANDASAN TEORI...3

A. Pengertian Kurikulum...3

B. Alasan Dibuatnya Kurikulum...3

C. Pendapat tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi...5

D. Konsep Integrasi TIK dalam Pebelajaran Menurut UNESCO...8

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN...11

A. Pengertian Kurikulum 2013...11

B. Alasan Perubahan Kurikulum...11

D. Ciri-ciri dan Karakteristik Kurikulum 2013...15

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN...17

A. Kualitas SDM Indonesia di Kancah Kompetisi Komputer Internasional...17

B. Kualitas SDM Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi...17

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...21

A. Simpulan...21

B. Saran...21

DAFTAR PUSTAKA...22

TENTANG PENULIS...23

(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak dasar yang patut diperjuangkan bagi setiap orang. Pendidikan bukan hanya ditujukan bagi mereka yang memiliki uang, melainkan juga ditujukan bagi mereka yang mempunyai kemauan. Negara sendiri sudah menyadari pendidikan sebagai aspek yang dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi negara.

Berbicara tentang pendidikan, tentunya tidak lengkap jika tidak membahas kurikulum yang dijalankan. Di Indonesia, baru-baru ini beredar topik hangat seputar kurikulum pendidikan baru yang mulai dijalankan terhitung sejak Juli 2014. Menggantikan kurikulum lama yaitu KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan pada tahun 2006, Kurikulum 2013 ini memunculkan banyak pro dan kontra baik sebelum maupun setelah pelaksanaanya

TIK/KKPI adalah materi pelajaran yang dimasukkan eksistensinya lewat Kurikulum KTSP. Namun, mata pelajaran tersebut dihilangkan dari Kurikulum 2013. Dengan berkurangnya mata pelajaran, pemerintah memasukkan mata pelajaran yang mengisi kekosongan jam tersebut. Setiap perubahan tentu membawa dampak positif dan negatif. Dalam karya ilmiah ini, penulis akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini,khususnya dampak bagi murid-murid Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut.

1. Sejauh mana perkiraan dampak pengintegrasian mata pelajaran TIK/KKPI dalam Kurikulum 2013 terhadap kualitas SDM Indonesia pada tahun 2020 khususnya dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(7)

D. Metodologi Penelitian

1 . Objek Penelitian

Objek Penelitian yang digunakan dalam karya tulis adalah sebagai berikut.

1.1. Manfaat TIK/KKPI bagi para murid.

1.2. Dampak pengintegrasian TIK/KKPI bagi para murid

2. Metodologi Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang mendukung karya tulis ini, digunakan metode penelitian deskriptif dengan model studi pustaka.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai adalah membandingkan studi pustaka yang menjadi referensi pembahasan masalah ini.

4. Hipotesis

Kualitas SDM Indonesia dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi mengalami penurunan.

5. Sistematika Penulisan

Daftar isi menampilkan keterangan letak-letak halaman-halaman.

Bab I membahas latar belakang masalah yang membuat penulis tertarik untuk menulis karya ilmiah ini. Setelah latar belakang ditelaah, penulis merumuskan masalah dan tujuan dilakukannya penelitian ini.

Bab II membahas landasan teori yang digunakan sebagai referensi penelitian masalah yang penulis angkat.

Bab III membahas gambaran umum objek penelitian dalam hal ini menjabarkan pengertian Kurikulum 2013, ciri-ciri dan karakteristik Kurikulum 2013, dan dampak Kurikulum 2013 terhadap murid Indonesia.

(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kurikulum

Dilihat dari pengertian secara etimologis, kata “kurikulum” berasal dari kata dalam Bahasa Latin yaitu “curerer” yang berarti pelari, dan “curere” yang berarti tempat berlari. Semula, kata kurikulum bermakna jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Lalu, pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan dengan makna sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Para ahli juga mengemukakan pengertian kurikulum berdasarkan pandangan mereka. Menurut J.F. Kerr (1968:16), Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sedangkan menurut Good V. Carter (1973), kurikulum adalah kumpulan ataupun urutan pelajaran yang sistematik. Di Indonesia, Pemerintah mengatur pengertian kurikulum dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 poin 18 yang berbunyi

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

B. Alasan Dibuatnya Kurikulum

Menurut Alwasilah (2008:15), dalam bukunya “Filsafat Bahasa dan Pendidikan” menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan dibuat agar anak didik berperilaku mulia. Karena melalui kurikulum, seorang pengajar dapat ‘membentuk’ karakter dan sikap seorang anak melalui pelajaran yang diajarkannya. Kesuksesan seorang pengajar dapat dilihat melalui prestasi dan sikap muridnya. Bila anak didiknya pada akhir kurikulum mendapatkan prestasi yang memuaskan, memiliki karakter dan sikap sesuai dengan harapan pengajar, maka pengajar tersebut sukses dalam mendidik.

(9)

1. Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan

Kurikulum merupakan sebuah media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, fungsi kurikulum adalah sebagai alat atau media untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Fungsi kurikulum bagi perkembangan siswa yaitu sebagai organisasi belajar (learning organization) yang tersusun dengan cermat. Kurikulum selalu disiapkan dan dirancang bagi siswa sebagai salah satu aspek yang akan dikonsumsi siswa. Oleh karena itu, merancang kurikulum akan amat penting artinya bagi upaya pembentukan dan pembinaan karakter siswa agar mereka mandiri dan menjadi sosok yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. 3. Fungis kurikulum bagi para pendidik

Bagi pendidik, kurikulum memegang peranan penting yang berfungsi sebagai a. pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman

belajar siswa;

b. pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat perkembangan siswa dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka;

c. pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran. 4. Fungsi kurikulum bagi pimpinan dan pembina sekolah adalah

a. sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yakni memperbaiki situasi belajar agar lebih kondusif;

b. sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi belajar yang menunjang situasi belajar siswa ke arah yang lebih baik;

c. sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam memberikan bantuan kepada para guru dalam menjalankan tugas kependidikan mereka;

d. sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan kurikulum pada tahap selanjutnya; e. sebagai acuan bagi pelaksanaan evaluasi agar proses belajar mengajar

dapat lebih baik.

5. Fungsi kurikulum bagi orang tua siswa

Kurikulum memiliki fungsi yang amat besar bagi orang tua. Mereka dapat berperan serta dalam membantu sekolah melakukan pembinaan terhadap putra-putri mereka. Dengan mengacu pada kurikulum sekolah di mana anak-anak mereka dibina, maka orang tua dapat memantau perkembangan informasi yang diserap anak mereka.

6. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat atas

(10)

sekolah setingkat SLTA misalnya, akan selalu mengacu pada rumusan kurikulum pada tingkat SLTP dalam perancangannya. Dengan kata lain, kesinambungan dan keterkaitan antara tingkatan pendidikan tadi dari sisi korealasi keilmuan harus sinergis dalam rumusan kurikulum.

7. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan stakeholders.

Masyarakat dapat mengacu pada kurikulum yang ditetapkan lembaga pendidikan, untuk kepentingan memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak masyarakat. Masyarakat dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif dalam penyempurnaan program pendidikan di sekolah agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan kerja.

C. Pendapat tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Berkaitan dengan semakin dekatnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015, kesiapan Indonesia sebagai negara yang berpartisipasi di dalamnya ikut dipertimbangkan oleh para subjek yang terkait di bidangnya. Subjek tersebut antara lain pengusaha, tenaga pendidik, dan juga orang-orang pemerintah yang turut mengambil andil dalam melancarkan dan menyukseskan MEA 2015 demi kesejahteraan Indonesia.

Mantan Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan berpendapat bahwa persiapan Koperasi dan UKM Nasional untuk menghadapi era MEA sudah cukup baik. Namun, masih terdapat satu faktor penghambat utama untuk bersaing, yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku KUKM yang secara umum masih rendah.

Beliau juga menyebutkan sektor koperasi dan UKM yang paling penting untuk dikembangkan dalam menghadapi MEA 2015 yaitu sektor yang terkait dengan industri kreatif dan inovatif, kerajinan tangan, industri rumah, dan teknologi informasi. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk meningkatkan akses dan transfer teknologi untuk mengembangkan pelaku UKM inovatif sehingga nantinya mampu bersaing dengan pelaku UKM asing.

(11)

peningkatan setiap tahunnya. Meskipun demikian, peningkatan tenaga kerja TIK juga harus bergerak parallel seiring peningkatan kualitas lulusan di bidang TIK.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara juga memberikan pendapatnya mengenai transaksi e-commerce di Indonesia pada kunjungannya di kampus UMN dalam acara Wisuda VI Universitas Multimedia Nusantara. Menurutnya, transaksi e-commerce atau bisnis perdagangan secara daring di Indonesia saat ini masih sebesar lima persen, padahal potensi pasarnya sangat besar. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini maju dengan pesat. Hal ini seharusnya telah dipersiapkan perguruan tinggi untuk mengisi usaha-usaha di bidang tersebut. Selain itu, jika dilihat dari jumlah penduduk, Indonesia masih menjadi pasar terbesar disbanding negara ASEAN lainnya, tetapi yang sebenarnya dibutuhkan produsen adalah tenaga-tenaga wirausaha. Sebagai contoh, dari sekian banyak produk-produk ICT, masih sedikit yang produksi Indonesia.

Seorang jurnalis professional, Lauren Rae Orisini menuliskan opininya dalam situs ReadWrite1, “In the 20th Century, meaningful education was all about learning

your ABCs. Today, it’s centered on Alphas, Betas and C++.” Ia menjelaskan kemampuan dalam memprogram menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai bagian dari kompetensi pekerja pada abad ke-21. Dia mencontohkan situs Living Social bahkan membayar dua puluh empat orang untuk belajar pemrograman komputer selama lima bulan untuk mendapatkan dua belas orang yang akan mereka pekerjakan sebagai karyawan tetap di perusahaan. Hal itu menunjukan kebutuhan akan pemrogram yang handal dan berkualitas menjadi sesuatu yang penting untuk perusahaan-perusahaan dunia ke depannya.

Hal senada juga mengenai pentingnya teknologi untuk masuk dalam pembelajaran juga dikemukakan oleh Alexander Timbul Sibarani, guru SMA Negeri 1 Barabai, Kalimantan Selatan. Menurutnya, TIK harus menjadi mata pelajaran tersendiri karena mempelajari TIK bukan hanya bertujuan agar anak mengetahui cara berinternet dan aktif di media sosial, melainkan mampu membuka wawasan peserta didik. Materi pembelajarannya pun harus dikembangkan, misalnya, jika materi Office (Power Point, Excel, Word) sudah diajarkan saat SD, diharapkan di SMP materi itu tidak diajarkan lagi.

1 Lauren Rae Orisini, “Why Programming Is The Core Skill Of The 21st Century”,

(12)

2 “Mata pelajaran TIK harus tetap ada karena masih dibutuhkan murid yang

tinggal di daerah nonperkotaan. Hal itu dikemukakan Nurwati, guru SMPN 1 Tambun Utara, Bekasi. Selain itu, menurutnya, TIK menjadi semakin penting mengingat pada era sekarang kian banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila TIK tidak dijadikan mata pelajaran khusus, menurut Heri Siswanto, guru SMKN 3 Magelang Jawa Tengah, tidak ada jaminan murid bisa menguasai TIK dengan baik. Alasannya adalah keterbatasan waktu dalam mempelajari, juga karena tidak adanya motivasi murid untuk belajar secara maksimal karena tidak diwajibkan.

(13)

D. Konsep Integrasi TIK dalam Pebelajaran Menurut UNESCO

Keadaan di suatu negara akan mempengaruhi kebijakan pendidikan yang diambil. Dalam hal penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menunjang proses pendidikan, tentu akan dilihat kondisi keuangan negara tersebut, ketersediaan listrik dan jaringan internet, serta kondisi geografis negara tersebut. Perbedaan-perbedaan itu membuat UNESCO membuat suatu model untuk mengukur tahap-tahap integrasi TIK yang dicapai oleh suatu negara. Harapannya, model ini juga bisa dijadikan sebagai panduan untuk lembaga pendidikan di suatu negara yang mencakup sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi.

Model integrasi TIK memiliki dua dimensi teknologi dan pendadogi3. Teknologi

merujuk untuk semua teknologi sedangkan pendadogi mengacu pada seni dan ilmu mengajar. Dimensi teknologi adalah sebuah kontinum yang mewakili jumlah dari penggunaan TIK yang semakin meningkat/beragam. Dimensi pendadogi juga sebuah kontinum dan mewakili perubahan praktek mengajar yang dihasilkan dari penerapan TIK. Dalam dua dimensi ini terdapat empat tahapan model integrasi TIK pada sistem pendidikan dan sekolah. Keempat tahapan ini merupakan tahapan kontinum, yang oleh UNESCO diistilahkan dengan emerging, applying, infusing dan transforming.

Berikut penjelasan detil mengenai tahap-tahap tersebut4.

3 Tuti Herlina, “Konsep Integrasi TIK Dalam Proses Pembelajaran Menurut UNESCO VS Kurikulum 2013”, dalam

http://www.lintas.me/go/putrajunio.blogspot.com/konsep-integrasi-tik-dalam-proses-pembelajaran-menurut-unesco-vs-kurikulum-2013.

(14)

1. Tahap emerging dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap permulaan. Pada tahapan ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan staf administrasi sekolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk tujuan manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini sekolah masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam konteks pendidikan. Pada tahap ini, fokus di kelas sering belajar keterampilan TIK dasar dan mengidentifikasi komponen TIK. Guru pada tahap ini sering menggunakan peralatan yang tersedia untuk tujuan profesional mereka sendiri, seperti pengolah kata untuk mempersiapkan lembar kerja dan spreadsheet untuk mengelola daftar kelas. Jika internet tersedia, guru akan menggunakan untuk mencari informasi atau berkomunikasi melalui surat elektronik. Dengan cara ini, guru mengembangkan keterampilan literasi TIK mereka dan belajar bagaimana menerapkan TIK untuk berbagai tugas profesional dan pribadi. Penekanannya adalah pada belajar menggunakan berbagai tools dan aplikasi, dan menjadi sadar akan potensi TIK dalam pengajaran ke depannya. Pada tahap emerging, praktek kelas masih sangat banyak berpusat pada guru.

2. Tahap applying dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Dan biasanya di negara-negara tersebut sudah ada kebijakan nasional TIK. Para tenaga pendidik dan kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan manajemen sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. Sekolah juga sudah mencoba mengadaptasi kurikulum agar dapat lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata pelajaran dengan piranti lunak yang tertentu.

(15)

4. Tahap transforming dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan pribadi dan kegiatan profesional sehari-hari di sekolah. TIK sebagai alat yang digunakan secara rutin untuk membantu belajar sedemikian rupa sehingga sepenuhnya terintegrasi di semua pembelajaran di kelas. Fokus kurikulum mengacu pada learner-centered (berpusat pada peserta didik) dan mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia nyata. TIK diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan level profesional dan disesuaikan dengan bidang-bidang pekerjaan sekaligus sebagai ilmu untuk mendukung model pembelajaran berbasis TIK dan menciptakan karya TIK. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran untuk para komunitasnya. Untuk menyimpulkan, ketika tahap transformasi tercapai, seluruh etos lembaga tersebut berubah: guru dan staf pendukung lainnya menganggap TIK sebagai bagian alami dari kehidupan sehari-hari lembaga mereka, yang telah menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat.

Kemampuan menggunakan TIK di masyarakat dinilai penting oleh UNESCO karena beberapa alasan berikut5.

1. Untuk mengembangkan atribut pengetahuan-masyarakat bagi siswa, termasuk pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, kebiasaan belajar sepanjang hayat, kemampuan berpikir secara kritis, komunikasi, dan kolaborasi dalam mengakses, mengevaluasi dan mensintesis informasi.

2. Untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi TIK pada diri siswa, sebagai bekal yang dapat digunakan untuk memanfaatkan TIK dalam dunia kerja dan masyarakat.

3. Untuk mengatasi masalah dalam dunia pendidikan, antara lain termasuk penggunaan TIK untuk meningkatkan efesiensi kegiatan administrasi dan pengajaran, mengatasi keterbatasan sumber bahan dalam bidang tertentu (misalnya kekurangan buku teks atau sumber belajar), mengatasi isu pemerataan melalui perluasan akses terhadap pengetahuan, sumber dan keahlian, atau bahkan membantu guru-guru yang mungkin kurang diperlengkapi dengan sumber belajar yang cukup.

(16)

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

B. Alasan Perubahan Kurikulum

(17)

bahan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) tidak dibuat oleh guru karena bisa dibeli sehingga tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru pun menjadi tidak tercapai.

Sesuai Undang-undang nomor 20 tahun 2003, tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melaui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Tema ini diambil dengan harapan bisa menjawab beberapa masalah yang melekat dari Kurikulum 2013. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, sikap afektif dimasukkan sebagai bagian dari proses penilaian peserta didik.

Kurikulum 2013 juga dibuat untuk memperbarui kualitas sistem lama dengan mengupayakan penyederhanaan, dan tematik-integratif. Pengembangan kurikulum ini juga sudah dirancang untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi masa depan sebagai salah satu usaha mengantisipasi perkembangan masa depan khususnya di bidang ekonomi.

Selain itu, pergeseran paradigma belajar abad ke-21 juga menjadi hal yang diantisipasi dalam merancang Kurikulum 2013. Paradigma tersebut mencakup 4 ciri, yaitu

1. informasi (tersedia di mana saja dan kapan saja); 2. komputasi (lebih cepat memakai mesin);

3. otomasi (menjangkau segala pekerjaan rutin); 4. komunikasi (dari mana saja dan ke mana saja).

Menyikapi ciri-ciri ini, Kurikulum 2013 merancang model pembelajaran yang sesuai yaitu

1. pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu;

2. pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah[menanya], bukan hanya menyelesaikan masalah [menjawab];

3. pembelajaran diarahkan untuk melatih berpikir analitis [pengambilan keputusan] bukan berpikir mekanistis [rutin];

(18)

C. Perubahan Mendasar Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2006 (KTSP)

Kurikulum 2013 menggantikan Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak Juli 2014. Menurut mantan Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan, Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S., terdapat empat

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menguatkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar. Selain itu, kurikulum ini juga mendorong peserta didik untuk mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery learning). Oleh karena itu, kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan, dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif juga dikuatkan dalam proses pembelajaran.

Proses penilaian juga mengalami perkembangan. Peserta didik akan diberikan pertanyaan-pertanyaan yang lebih membutuhkan pemikiran mendalam (bukan hanya hafalan) sehingga melatih kemampuan peserta didik dalam memahami dan berpikir kritis. Pada akhirnya, pengajar juga harus mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.

Kurikulum ini didesain untuk menyiapkan anak didik menjadi manusia-manusia yang kompeten dalam menjawab tantangan abad 21. Organisasi The Partnership for 21st Century Skills (P21) menjelaskan kemampuan yang dibutuhkan untuk mencetak

peserta didik yang menguasai bidangnya secara profesional dan kompeten. Ketiga elemen itu adalah Life and Career Skills, Learning and Innovation Skills, dan Information, Media and Technology Skills. Salah satu kemampuan yang akan dibahas pada makalah ini adalah Information, Media and Technology Skills.

(19)

pengembangan kurikulum karena masing-masing sekolah lebih mengetahui tentang kondisi satuan pendidikannya.Hal itu juga dipertimbangkan dari keberagaman sekolah dan komponen-komponen pendidikan yang ada di dalamnya seperti tenaga pendidik, peserta didik, lingkungan, alat-alat pendidikan, kurikulum, dan fasilitas yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan.

Secara umum, KTSP dilaksanakan dengan tujuan untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Sebagai sebuah konsep dan program, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri.

2. KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. 3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendeketan dan metode

yang bervariasi.

4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

5. Penilaian yang menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Kunandar, 2007:138).

(20)

beban belajar siswa yang selama ini sangat berat, serta terbukanya kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan kemandirian sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah.

Kebehasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan dan menggerakkan berbagai komponen di lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannya dengan implementasi KTSP.

D. Ciri-ciri dan Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut6 .

1. Belajar Tuntas

Belajar tuntas, yaitu peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar. Peserta didik harus mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi yang ditentukan (John Carrol). Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama dengan materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. Kompetensi pada kategori pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.

2. Penilaian Autentik

Penilaian autentik dapat dikelompokkan menjadi:

a. Memandang penilaian dan pembelajaran merupakan hal yang saling berkaitan.

b. Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.

c. Menggunakan berbagai cara dan kriteria penilain.

d. Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

6 Dr. Sunarti, M.Pd dan Selly Rahmawati, M.Pd, Penilaian dalam Kurikulum 2013

(21)

e. Penilaian autentik tidak hanya mengukur hal yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Penilaian Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan selama pembelajaran berlangsung. Untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan. Contohnya adalah ulangan harian, ulangan semester, dan ulangan akhir semester.

4. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri.

5. Berdasarkan Acuan Kriteria

Penilaian berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalya ketuntasan belajar minimal (KKM).

(22)

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

A. Kualitas SDM Indonesia di Kancah Kompetisi Komputer Internasional

Kurikulum 2013 berbeda dari KTSP dari segi keleluasaan tiap sekolah untuk menentukan materi pengajarannya. Dalam KTSP, Teknologi Informasi dan Komunikasi dimasukkan sebagai mata pelajaran. Namun, setiap sekolah memiliki perbedaan metode dan materi pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sarana dan prasarana sekolah tersebut. Beberapa sekolah mengajarkan bahasa pemrograman sedangkan sekolah lain tidak. Akan tetapi, dengan diajarkannya bahasa pemrogaman di beberapa sekolah, hal itu mendukung lahirnya pemrogram-pemrogram yang berkualitas dan sudah mendapatkan pengetahuan mengenai literasi pemrograman sejak dini.

Indonesia sendiri memiliki tim olimpiade yang menjadi sarana siswa-siswi Indonesia untuk mengembangkan bakatnya dalam bidang teknologi informasi bahkan menunjukkannya kepada dunia dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Tim tersebut adalah TOKI (Tim Olimpiade Komputer Indonesia).

TOKI merupakan sebuah tim yang terdiri dari siswa-siswi terbaik sekolah menengah atas di Indonesia yang dipersiapkan untuk mewakili Indonesia bertanding dalam IOI (International Olympiad in Informatics). Dalam mempersiapkan tim tersebut, dilakukan proses seleksi wakil-wakil dari sekolah di seluruh Indonesia di tingkat kota, kemudian provinsi, hingga akhirnya tingkat nasional. 30 peserta terpilih akan dibawa ke pelatihan nasional untuk dibekali materi-materi yang mendukung kesiapan anggota tim baik secara teknis maupun secara psikis.

B. Kualitas SDM Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi

(23)

pemrograman untuk dikirim mewakili Indonesia di ajang internasional APIO (Asia-Pacific Informatics Olympiad) dan IOI (International Olympiad in Informatics).

Beberapa negara di dunia, terutama negara maju mulai menyadari pentingnya teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Teknologi diyakini sebagai salah satu bidang yang akan berkembang dan dibutuhkan di abad XXI. Karena hal itu, penulis i menjelaskan seperti apa negara-negara di dunia meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pemanfaatan teknologi melalui pendidikan.

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama pada pidatonya dalam mendukung program ”Hour of Code”, mengajak seluruh siswa Amerika Serikat untuk ikut terlibat aktif dalam menciptakan inovasi besar dalam teknologi, salah satunya dalam bidang komputerisasi. “Jangan hanya bermain dengan telepon selulermu, tapi buat programnya,” tegas Presiden Obama7.

Hour of Code adalah acara yang diselenggarakan oleh Code.org yang bertujuan untuk mengajarkan dasar-dasar ilmu komputer untuk lima juta siswa di 33.000 ruang kelas selama belajar ilmu komputer. Kemampuan untuk membuat perangkat lunak komputer adalah kemampuan yang penting karena membuat orang-orang berpindah peran dari konsumen menjadi pencipta teknologi. Selain itu, pemahaman untuk membuat program, atau yang lebih dikenal pemrogram dengan istilah coding, membantu orang-orang untuk mempelajari bagaimana cara mengatasi suatu masalah dan berpikir secara logis dan terstruktur dalam setiap bidang kehidupan. Oleh karena itu, kemampuan coding bukan hanya berguna untuk pemrogram, tetapi juga untuk setiap orang di masing-masing bidang seperti ilmuwan, dokter, jurnalis, pengacara, musisi, bahkan pelajar.

Kemampuan literasi komputer dipandang sebagai hal yang penting untuk kesuksesan di bidang ekonomi digital.

Di Chicago, salah satu kota di Amerika Serikat, pemerintah daerah mulai memasukkan kelas pemrograman sebagai mata pelajaran inti di sekolah-sekolah. Bahkan, kelas pemrograman mulai diajarkan di taman kanak-kanak. Program ini juga bisa berjalan karena adanya bantuan dari Code.org dalam menyediakan jasa guru untuk mengajari pemrograman untuk anak-anak.

7 Mark DeLoura and Randy Paris, "Don’t Just Play on Your Phone, Program It", dalam

(24)

Selain Amerika Serikat yang menggalakan program untuk meningkatkan pembelajaran pemrograman di sekolah-sekolah, India juga mulai meningkatkan kualitas SDM melalui keahlian teknologi. Hal itu terlihat dari keberadaan institut teknologi yang secara konsisten dikembangkan oleh Pemerintah India untuk menjadikan institut unggulan nasional. Alhasil, banyak lulusan universitas India yang diterima di perusahaan-perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat.

Pemerintah India sadar bahwa teknologi adalah salah satu bidang yang potensial untuk mengangkat derajat bangsa agar sejajar dengan negara maju lainnya dan pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk keluar dari kemiskinan. Oleh karena itu, mantan Presiden India Abdul Kalam mendorong peningkatan anggaran pendidikan di India untuk memberantas buta huruf, putus sekolah, dan pendidikan dasar bagi semua.

Bukan hanya India yang mulai meningkatkan kualitas sumber daya manusia lewat keahlian teknologi, Harian online BBC memberitakan Inggris akan memasukkan mata pelajaran pemrograman sebagai bagian dari English Baccalaureate. English Baccalaurete mensyaratkan murid-murid untuk memiliki nilai yang bagus dalam matematika, ilmu pengetahuan, sejarah atau geografi, dan bahasa. Salah satu materi dalam bidang ilmu pengetahuan adalah pembelajaran komputer. Direktur bidang pendidikan Microsoft menyambut pengumuman tentang bagaimana ilmu pemrograman diajarkan. Beliau menginginkan mata pelajaran tersebut juga diajarkan sejak dini bahkan dimulai dari sekolah dasar.

Situs Industrial Engineering Dept. Telkom University juga membuat artikel mengenai peran teknologi informasi untuk negara berkembang. Berikut beberapa peran yang disadur dari halaman situs Telkom University8.

1. Perubahan peranan teknologi informasi didalam organisasi merupakan sebuah transisi dari era industrialisasi ke era informasi dan jasa. Perubahan permintaan akan produk dan jasa berubah pada era ini jelas memberikan pengaruh bagaimana cara mengorganisasikan organisasi atau perusahaan dan bagaimana cara untuk menjadikan organisasi kompetitif.

2. Peranan teknologi informasi untuk memperbaiki pelaksanaan organisasi di negara-negara berkembang, mempunyai potensi yang sangat baik. TI mampu

(25)

membawa kepada peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja yang lebih besar, serta penigkatan terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja organisasi.

3. Di negara berkembang kemungkinan untuk mendapatkan apa yang diinginkan melalui peran TI adalah sangat besar. Sebagai informasi bahwa ada 20 % hingga 40 % pekerjaan yang tidak produktif di organisasi-organisasi atau perusahan-perusahaan di suatu negara berkembang.

Lewat artikel di atas, dijelaskan beberapa peran vital teknologi informasi dalam membangun suatu negara berkembang terutama dalam bidang ekonomi. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

Dari hasil penelitian di atas mengenai teknologi dan hubungannya dengan Kurikulum 2013, studi menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 mengintegrasikan mata pelajaran TIK dengan mata pelajaran yang lain. TIK diaplikasikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti membuat presentasi, mengumpulkan tugas, dan kegiatan lain yang membantu proses pembelajaran murid. Dengan diintegrasikannya mata pelajaran TIK dengan mata pelajaran lain, materi pembelajaran bahasa pemrograman yang diterapkan pada beberapa sekolah dihilangkan. Jika Kurikulum 2013 terus dijalankan hingga 20 tahun mendatang, muncul kemungkinan bahwa jumlah pemrogram berkualitas akan menurun dan Indonesia akan mengalami ketertinggalan oleh negara lain dalam hal pemanfaatan dan produktivitas di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian melalui studi pustaka, dapat disimpulkan bahwa diperkirakan Kurikulum 2013 akan menurunkan kualitas sumber daya manusia dalam hal penggunaan dan produktivitas di bidang teknologi akibat diintegrasikannya mata pelajaran TIK/KKPI.

B. Saran

Penulis memiliki beberapa saran untuk mendukung dalam pembuatan karya ilmiah yang lebih baik lagi mengenai mata pelajaran TIK yang diintegrasikan ke dalam Kurikulum 2013 yaitu

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Arisandy, Yuni. 2014. ”Kesiapan Koperasi-UKM Indonesia menatap era MEA 2015”. Dalam http://www.antaranews.com/berita/436319/kesiapan-koperasi-ukm-indonesia-menatap-era-mea-2015.

Arkan, Abi. 2013.”Alasan Kemendikbud Mengganti Kurikulum” Dalam http://www.dusunblog.com/2013/01/alasan-kemendikbud-mengganti-kurikulum.html.

Aulia, Sukma Ade. 2013. ”Membandingkan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013”. Dalam http://sukmaadeaulia.blogspot.com/2013/10/membandingkan-kurikulum-ktsp-dan.html.

Dewi, Eriyanti Nurmala. 2014. ”Tinggi, Kebutuhan Tenaga TIK Profesional”. Dalam http://www.pikiran-rakyat.com/node/296801.

Ganet. 2014. “Rudiantara tantang lulusan UMN garap bisnis "e-commerce" “. Dalam http://www.antaranews.com/berita/466878/rudiantara-tantang-lulusan-umn-garap-bisnis-e-commerce.

Kemdiknas. 2013. ”Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21”. Dalam http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-2.

Kuntarto, Niknik M. .2013. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.Jakarta:Mitra Wacana Media.

(28)

TENTANG PENULIS

Richard Firdaus Oeyliawan. Lahir di Jakarta, 10 November 1995. Penulis merupakan alumni dari SD Tarakanita Citra Raya, SMP Tarakanita Citra Raya, dan SMA Pahoa Gading Serpong. Sekarang penulis sedang menjalani perkuliahan di Universitas Multimedia Nusantara fakultas Information and Communication Technology jurusan Teknik Informatika. Di kampus, penulis mengikuti beberapa kegiatan organisasi seperti kepanitiaan acara kampus dan juga aktif dalam UKM Sosial Rencang. Di waktu senggangnya, penulis biasa menyempatkan diri untuk melakukan hobi

kesukaannya yaitu bermain futsal bersama teman-teman atau sekadar menghabiskan waktu bersama dengan keluarga di rumah.

Mendirikan start-up sendiri di bidang teknologi menjadi impian besar yang ingin diwujudkan penulis setelah selesai merampungkan studinya. Angan-angan Indonesia memiliki citra pusat teknologi dunia menjadi motivasi kuat untuk terus belajar

meningkatkan diri kemudian mengharumkan nama baik bangsa lewat ilmu

pengetahuan dan teknologi. Karena kecintaannya akan dunia teknologi dan komputer itulah yang membuat penulis tertarik untuk membahas mengenai kemajuan

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu hambatan yang datang dari luar diri kita, juga mempengaruhi keefektifan mendengar kita. Siswa akan sulit menerima pelajaran jika di luar kelas

Error Analysis on the Use of Simple Present Tense in Paper Assignment of Writing Student Made by the Fourth Semester Students of English Department at STAIN Salatiga in the

Perolehan siklodekstrin tertinggi didapatkan pada enzim glukoamilase dengan konsentrasi enzim CGTase 150 Unit per g substrat sebesar 81,11g.r 1 dengan lama reaksi 90

mengembangkan karakter yang sebelumnya sudah dimiliki pada diri mahasiswa. Dimana proses bina’ syakhsiyah mahasiswa pendidikan biologi melalui kegiatan praktikum

Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir dengan judul Rancang Bangun Sistem Pelaporan Arus dan Tegangan saat Terjadi Hubung Singkat Antar Fasa pada Jaringan Distribusi

Penelitian dilakukan dengan menghimpun data dari penelitian sebelumnya yaitu komposisi optimal untuk kuat tekan paving block (Pratama, 2017) yang terdiri dari semen 1,94 kg,

To handle failures of nodes, HDFS effectively uses data replication of file blocks across multiple Hadoop cluster.. nodes, thereby avoiding any data loss during

rekaan, vibranium dimaknai secara metafora sebagai sumber kehidupan di Wakanda. Kehebatannya bahkan menjadi incaran penjahat kelas internasional yang ingin menjualnya