• Tidak ada hasil yang ditemukan

etika profesi guru indonesia docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "etika profesi guru indonesia docx"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BALAKANG

(2)

dalam lapangan pendidikan dalam latihan khusus di bidang pekerjaannya dan mampu mengembangkan keahliannya itu secara ilmiah di samping menekuni bidang profesinya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Etika, Profesi dan Guru ? 2. Bagaimana Etika Dalam Profesi Keguruan ? 3. Apa Kode Etik Guru Indonesia ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan 2. Mengetahui Pengertian etika, Profesi dan Guru

3. Mengetahui etika dalam Profesi Keguruan 4. Mengetahui kode etik Guru indonesia

BAB I PEMBAHASAN A. Pengertian Etika, Profesi dan Guru

1. Pengertian Etika

Dibawah ini merupakan beberapa pengertian dari etika menurut para Ahli :

 (Keraf ,1998) Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos(tunggal) atau ta etha (jamak) yang berarti watak, kebiasaan dan adat istiadat. Pengertian ini berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun suatu masyarakat yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain.

(3)

2. Pengertian Profesi

Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.Pengertian Profesi menurut para ahli yaitu :

1. Hendyat Soetopo berpendapat bahwa profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang mempersyaratkan keahlian sebagai hal yang melatarbelakangi, memiliki etika organisasi profesi yang mewadahinya

(4)

3. Menurut Kartadinatap profesi guru adalah orang yang Memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan.

4. Makagiansar, M. profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.

3.Pengertian Guru

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah. Saat ini sosok guru sudah ikut “ter-reformasi”. Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti kemajuan jaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi. Berikut ini adalah pengertian dan definisi guru:

I. UU RI NO 14 TAHUN 2000

(5)

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

II. ZAKIYAH DARADJA

Guru adalah pendidik profesional karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundah paa orang tua.

III. POERWADARMINT

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. IV. SUPRIYADI

Guru adalah orang yang berilmu, berakhlak, jujur dan baik hati, disegani, serta menjadi teladan bagi masyarakat.

V. UMAR TIRTA & LA SULA

Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan sasaran peserta didik.

VI. OEMAR HAMALIK

Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.

B. ETIKA DALAM PROFESI KEGURUAN Sasaran Etika Profesi Keguruan :

(6)
(7)

Pendidikan dan Kebudayaan maupun departemen lain yang berwenang mengatur pendidikan, di pusat dan di daerah dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan pendidikan di Indonesia.

2.Etika Terhadap Organisasi Profesi

Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peranan organisasi profesi sebagai wadah dan sarana pengabdian. Dalam dasar keenam dari Kode Etik ini dengan gambling juga di tuliskan, bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk selalu meninmgkatkan mutu dan martabat profesi guru itu sendiri. Siapa lagi, kalau tidak anggota profesi itu sendiri, yang akan mengangkat martabat suatu profesi serta meningkatkan mutunya.

3.Etika Terhadap Teman Sejawat

Dalam ayat 7 Kode Etik guru disebutkan bahwa “Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa:

 Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dan lingkungan kerjanya

 Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.

(8)

pentingnya hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang mendalam antara sesama anggota profesi.

4. Etika Terhadap Anak Didik

Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dalam membimbing anak didiknya Ki Hajar Dewantara mengemukakan tiga kalimat padat yang terkenal yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani. Dari ketiga kalimat tersebut, etika guru terhadap peserta didik tercermin. Kalimat-kalimat tersebut mempunyai makna yang sesuai dalam konteks ini.

 guru hendaknya memberi contoh yang baik bagi anak didiknya.

 guru harus dapat mempengaruhi dan mengendalikan anak didiknya. Dalam hal ini, prilaku dan pribadi guru akan menjadi instrumen ampuh untuk mengubah prilaku peserta didik.

 hendaknya guru menghargai potensi yang ada dalam keberagaman siswa. 5. Etika Guru Profesional Terhadap Tempat Kerja

(9)

terpenuhi, guru yang profesional harus mampu memanfaatkan fasilitas yang ada dalam rangka terwujudnya manusia seutuhnya sesuai dengan Visi Pendidikan Nasional.

6. Etika Terhadap Pemimpin

Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun organisasi yang lebih besar (Departeman Pendidikan dan Kebudayaan) guru akan selalu berada dalam bimbingan dan pengwasan pihak atasan. Oleh sebab itu, dapat kita simpulkan bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang telah disepakati, baik disekolah maupan diluar sekolah.

C. KODE ETIK GURU INDONESIA

(10)

Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Mereka memiliki kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Penyandang profesi guru adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik. Untuk itu pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan peranan guru dan profesinya.

Dalam melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI) sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putera-puteri bangsa. KEGI yang tercermin dalam tindakan nyata itulah yang disebut etika profesi atau menjalankan profesi secara beretika.

(11)

dan pemerintah. Bagi guru, Kode Etik tidak boleh dilanggar, baik sengaja maupun tidak.

1. Fungsi Kode Etik

Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan bagi profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu profesi. Gibson and Mitchel (1995;449), sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta pertanggungjawaban jika anggota profesi yang bertindak di luar kewajaaran.

Secara umum fungsi kode etik guru berfungsi sebagai berikut:

Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi

 Agar guru bertanggungjawab atas profesinya

 Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal  Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan

 Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri

 Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah

2. Kode Etik Guru Indonesia

a) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila

b) Guru memiliki dan melaksanakan kewjujuran professional

(12)

d) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar

e) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

f) Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu da martabat profesinya

g) Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanana nasional

h) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organiosasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian

i) Guru melaksanaakn segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

3. Sanksi Pelanggaran Kode Etik

Dalam setiap penetapan aturan atau tata tertib, maka tidak lepas dengan yang namanya sanksi bagi para pelanggar peraturan atau tata tertib tersebut. Begitu juga dalam penetapan kode etik sebuah profesi, maka juga ada sanksi-sanksi yang bagi anggota yang melanggar kode etik tersebut. Menurut Mulyasa (2007:46) menjelaskan, bahwa sanksi pelanggaran kode etik tersebut adalah sebagai berikur :

 Sanksi moral, berupa celaan dari rekan-rekannya. Karena pada umumnya kode etik merupakan landasan moral, pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan.

(13)

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar.

BAB III KESIMPULAN A. KESIMPULAN

1. Etika sebagai filsafat moral atau ilmu yang mendekatkan pada pendekatan kritis dalam melihat dan memahami nilai dan norma moral yang timbul dalam kehidupan masyarakat

2. Profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

3. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

4. Sasaran Sikap Profesi Keguruan :

(14)

o Etika Terhadap Pemimpin

o Etika Guru Profesional Terhadap Tempat Kerja

5. Kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam

melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebeagai pedoman dalam berprilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh sekolompok orang atau masyarakat tertentu.

B. SARAN

Sebagai seorang calon guru atau sudah menjadi guru, sebaiknya kita lebih mengenal lagi tujuan kita jadi guru. Karena guru merupakan bukan hanya sebagai suatu pekerjaan biasa namun merupakan suatu profesi yang mempunyai tanggungjawab yang besar bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu kode etik guru sebaiknya dipahami oleh setiap calon guru atau guru itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

KoranPendidikan.2011.Memahami Etika Profesi guru di ambil di alamat

(15)

Yogi.2010.Makalah Profesi Guru . di ambil dari

Alamathttp://yogisyaefulrachman.wordpress.com/2012/11/16/makalah-profesi-guru/ ,pada tanggal 28 April 2013

Inerna.2008.Etika Profesi Guru.di ambil dari

alamat.http://inerna.wordpress.com/2012/09/26/etika-profesi-guru/. Pada tanggal 28 April 2013

Biotecht.2011.Etika Profesi guru. Diambil dari

alamat.http://biotechs.wordpress.com/2011/02/01/etika-profesi-guru/ . Pada tanggal 28 April 2013

Pendidikan.2012. Makalah Profesi Guru. Di ambil dari alamat.

http://www.sarjanaku.com/2011/01/makalah-profesi-guru.html. Pada tanggal

28 April 2013

Afira.2011.Makalah Etika Profesi Keguruan.Diambil dari

alamat . http://makalahtugasku.blogspot.com/2012/12/makalah-etika-profesi-keguruan.html. Pada tanggal 28 April 2013

Irwansya.2012. makalah Etika Profesi guru. di ambil drai

(16)

Ufitahit.2012.Perkembangan Profesi guru.Diambil dari

Referensi

Dokumen terkait

APLIKASI AUGMENTED REALITY UNTUK MEMPERKENALKAN ULOS BATAK

HUBUNGAN PENGUASAAN NOMINA D ENGAN KEMAMPUAN MEMBACA BAHASA JERMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. DAFTAR

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) penguasaan nomina bahasa Jerman siswa kelas 12 SMAN 19 Bandung, (2) gambaran umum tentang kemampuan membaca pemahaman

Menghitung proporsi satu unsur objek studi tersebut terhadap jumlah pengamatan Penetapan tujuan dari strategi sumber daya manusia dan pengukuran kerja adalah manajemen tenaga

Television commercials as a lagging social indicator: Gender role stereotypes in Korean television advertising.. Multimodal discourse: The

PERENCANAAN ATRAKSI WISATA ED UKASI D I TAMAN SATWA CIKEMBULAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. paling

hap 4 Paenibacillus polymyxa CR1 hap 5 Bacillus amyloliquefaciens NELB-12 hap 6 Clostridium acetobutylicum ATCC 824 hap 7 Clostridium saccharoperbutylacetonicum N1-4 hap 8

penulis dalam mengumpulkan sumber baik berupa fakta maupun data yang memiliki keterkaitan dengan kajian mengenai “ Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa