• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI INVESTASI DAN PORTOFOLIO docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI INVESTASI DAN PORTOFOLIO docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

REVIEW JURNAL

PENGARUH GENDER TERHADAP KEBIJAKAN

PEMBAGIAN DIVIDEND DI INDUSTRI NON KEUANGAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Teori Investasi dan Portofolio

Oleh:

Syaiful Anam / F0314101

Beltien Hanny Pramasterina / F0315022 Muhammad Andika A. / F0315051 Putri Anindya Listya Purwa / F0315071 Tata Budi Lestari / F0315092

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Isu bahwa perempuan dalam jajaran dewan memperoleh perhatian lebih selama ± sepuluh tahun dan setidaknya 12 negara secara teratur mengkaji keseimbangan gender dari dewan puncak mereka. Terutama, tindakan yang berbeda telah dilakukan oleh negara-negara untuk meningkatkan representasi perempuan di tingkat dewan dan manajemen puncak dimana beberapa negara memaksa sebuah bagian atau mempertimbangkan undang-undang untuk suatu bagian sementara negara-negara lain menerapkan tindakan alternatif melalui pendekatan "patuh atau jelaskan" atau pendekatan "jika tidak, mengapa tidak", (Davies, 2011). Dewan dengan keragaman gender dianggap sebagai faktor kunci yang berkontribusi terhadap kualitas tata kelola perusahaan dimana beberapa kode tata kelola perusahaan di negara maju menekankan pentingnya keanekaragaman jenis kelamin untuk menghindari masalah yang timbul dari individu yang sepemahaman, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dari dewan.

Terdapat studi yang memberikan bukti bahwa keragaman gender pada dewan direksi dapat mengurangi masalah agensi dari arus kas bebas dengan memantau dan menyelesaikan konflik manajer – pemegang saham dengan cara yang efektif. Temuan tersebut menunjukkan bahwa persebaran keragaman anggota dewan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham melalui pengaruhnya terhadap kebijakan dividen, dan selanjutnya memberi kontribusi pada literatur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen.

Salah satu kebijakan perusahaan yang penting adalah kebijakan dividen. Dalam Easterbrook (1984) disampaikan bahwa kebijakan dividen merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk meminimalisir agensi konflik. Jensen (1986) menyampaikan bahwa dividen merupakan salah satu alternatif untuk meminimalkan tingkat agency cost dalam sebuah perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Byoun, Chang, dan Kim (2011) yang menyampaikan bahwa pembayaran dividen dapat mengurangi biaya agensi. Ross (1977) dan Bhattacharya (1979) juga menyampaikan bahwa perusahaan dengan tingkat asimetri informasi yang tinggi akan membayar dividen lebih tinggi.

(3)

wanita memiliki pembayaran dividen yang lebih besar dan pembayaran dividen yang menyatakan bahwa kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga dapat menimbulkan konflik diantara keduanya. Hal ini disebabkan salah satunya karena manajemen lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan pemegang saham. Teori yang dikemukakan Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa yang disebut dengan principal adalah pemegang saham dan yang dimaksud dengan agen adalah manajemen perusahaan, yang diberikan kepercayaaan oleh principal untuk mengelola perusahaan.

Dalam menjalankan sebuah perusahaan, pemilik melimpahkan pengelolaan kepada pihak manajemen yang menyebabkan hubungan keagenan. Pemisahan kontrol dan kepemilikan antara agen dan principal dapat menimbulkan konflik yang menjadi penyebab asimetri informasi. Hal ini disebabkan agen memiliki lebih banyak informasi mengenai perusahaan dibandingkan dengan principal sebagai pemegang saham.

Adanya konflik keagenan yang terjadi menimbulkan agency cost (biaya agensi) yang berfungsi untuk mengendalikan konflik keagenan. Dalam Easterbrook (1984) disampaikan bahwa kebijakan dividen merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk meminimalisir agensi konflik. Jensen (1986) juga menyampaikan bahwa dividen merupakan salah satu alternatif untuk meminimalkan tingkat agency cost dalam sebuah perusahaan.

2. Kebijakan Dividen

(4)

keuntungan dari laba perusahaan dan ditentukan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Menurut Brigham dan Houston (2006) kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan yang dapat menciptakan keseimbangan antara saat ini dengan pertumbuhan pada masa mendatang yang memaksimumkan harga saham perusahaan.

3. Dewan Direksi

Dewan direksi merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab mengelola perusahaan. Direksi memiliki kekuasaan untuk membuat, atau setidaknya meratifikasi, semua keputusan-keputusan penting kebijakan investasi, kompensasi, sesuai dengan pembagian tugas masing-masing. Namun pelaksanaannya tetap menjadi tanggung jawab bersama. Direktur utama memiliki kedudukan yang sama dengan semua anggota direksi, hanya saja direktur utama bertugas untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan direksi.

4. Keberagaman Gender

Keberagamaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana peran dan keberadaan perempuan pada posisi dewan direksi yang diukur dengan beberapa proksi mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Singh dan Vinnicombe (2004) menyampaikan bahwa keberagaman gender merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik, yang akan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adam dan Ferreira (2009) juga menjelaskan bahwa kehadiran perempuan dapat meningkatkan fungsi dan efisiensi serta kinerja perusahaan.

(5)

menggabungkan keberagaman gender dapat meningkatkan nilai dan sudut pandang baru sehingga dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi perusahaan.

D. METODE

1. Subjek Penelitian : Perusahaan non keuangan

2. Teknik Pengumpulan data :

Jurnal 1:Data sekunder diperoleh dari Data tingkat direktur di RiskMetrics, yang menyediakan profil direktur untuk perusahaan S & P 1500 termasuk nama direktur, umur, judul, jenis kelamin, tahun ketika direktur mulai melayani, dan keanggotaan komite. Periode studi yang digunakan adalah tahun 1997-2011. Data tentang dividen dan karakteristik perusahaan lainnya diperoleh dari Compustat. Data tentang karakteristik CEO bersumber dari ExecuComp. Perusahaan keuangan (kode SIC 6000-6999) dikecualikan. Sampel akhir terdiri dari 1691 perusahaan atau 12.050 observasi tahun perusahaan untuk periode 1997-2011.

Jurnal 2: Sampel diambil dari populasi perusahaan non-keuangan Spanyol yang terdaftar di Bursa Efek Spanyol selama tahun 2004-2012. Perusahaan keuangan dikecualikan, karena perusahaan-perusahaan ini mematuhi praktik akuntansi khusus dan karena perusahaan publik terdaftar secara khusus oleh otoritas keuangan yang membatasi peran BD mereka. Data Spanyol diperoleh dari database Sistema de Ana' lisis de Balances Ibe'ricos, dari halaman web perusahaan, dan dari laporan tahunan tata kelola perusahaan, semua perusahaan yang terdaftar harus diungkap sejak tahun 2003.

Jurnal 3: Sampel penelitian terdiri dari semua perusahaan non-keuangan (yaitu industri dan jasa) yang terdaftar di Bursa Efek Yordania (ASE) selama periode tersebut (2009 - 2015). Konsisten dengan (Fama & French, 2002; Van pelt, 2013), perusahaan keuangan dikeluarkan dari sampel penelitian karena peraturan akuntansi dan pelaporan mereka berbeda. Alasan di balik mulai masa studi dari tahun 2009 adalah bahwa kode tata kelola perusahaan untuk perusahaan pemilikan saham yang tercatat di ASE diterbitkan oleh JSC pada tahun 2009. Untuk memasukkan perusahaan ke dalam sampel penelitian, diperlukan data untuk menghitung semua variabel penelitian yang tersedia untuk masa studi. Sampel dari 110 perusahaan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dengan 770 pengamatan tahun perusahaan. Untuk menghindari dampak nilai ekstrim, nilai pada persentil ke-99 dan yang di persentil pertama untuk masing-masing variabel penelitian dianggap sebagai nilai yang hilang.

(6)

HASIL PEMBAHASAN

Keberadaan dewan direksi perempuan lebih memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen yang lebih baik jika dibandingkan dengan komposisi dewan dengan laki- laki semua. Proporsi perempuan dalam dewan direksi yang diukur menggunakan variabel dummy, menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap kebijakan dividen, begitu juga dengan direktur utama perempuan, direktur independen perempuan, yang menunjukkan dampak positif terhadap kebijakan dividen. Lebih jauh lagi, ternyata semakin lama direktur perempuan menjabat, hal itu dapat meningkatkan pembagian dividen.

Pengujian Robustness

Dalam penelitian ini, selain diproksikan melalui dividend payout ratio, pengujian pengaruh antara gender dengan kebijakan dividen juga diproksikan ke dalam dividend yield sebagai proksi variabel dependen. Berdasarkan pengujian Robustness menunjukkan hasil yang sama untuk variabel independen berupa proksi untuk gender dewan direksi, jika dibandingkan dengan pengujian utama yang menggunakan dividend payout ratio.

Jurnal Kedua memberikan informasi koefisien korelasi antara variabel penelitian. Terdapat koefisien korelasi positif yang signifikan antara kualitas tata kelola perusahaan, proxy keragaman gender dan ukuran kebijakan dividen perusahaan, sebuah indikasi bahwa tata kelola perusahaan yang kuat dan dewan beragam mendorong perusahaan tidak hanya untuk membayar dividen tetapi juga untuk membayar jumlah yang lebih tinggi dividen. Dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa ada koefisien korelasi positif yang signifikan antara kehadiran wanita di dewan direksi dan ROA yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan dewan beragam lebih menguntungkan daripada perusahaan dengan dewan yang homogen. Selanjutnya, koefisien korelasi positif yang signifikan antara kehadiran perempuan pada dewan direksi dan kualitas tata kelola perusahaan menyiratkan bahwa kehadiran perempuan di dewan direksi dianggap sebagai faktor yang berkontribusi terhadap kualitas tata kelola perusahaan yang baik yang mendukung argumen (Van Uytbergen & Schoubben, 2015; Byoun et al. , 2016).

(7)

2015) yang berpendapat bahwa perempuan berisiko menghindari risiko dalam keputusan finansial mereka.

Hasil uji Regresi

Dalam semua spesifikasi, koefisien Fraksi direksi wanita positif dan signifikan secara statistik pada tingkat 5% atau lebih. Dalam hal signifikansi ekonomi, koefisien regresi menunjukkan bahwa kenaikan 10 persen poin dalam fraksi direktur wanita diasosiasikan dengan kenaikan 1,67 persentase poin dalam pembayaran dividen perusahaan. Yang penting seperti yang ditunjukkan oleh regresi, pengaruh direktur perempuan atas pembayaran dividen terutama didorong oleh direktur independen perempuan, yang berlawanan dengan insider directors, dan direktur independen perempuan memiliki dampak yang lebih besar terhadap pembayaran dividen daripada direktur independen laki-laki. Seperti yang dinyatakan di atas, regresi menggunakan ukuran bobot kepemilikan, yang memungkinkan kemungkinan direksi dengan masa kerja lebih lama (apakah laki-laki atau perempuan) memiliki dampak yang lebih besar pada kebijakan dividen daripada direktur dengan masa jabatan lebih pendek (Schwartz-Ziv and Weisbach, 2013) . Bisa juga jika direktur laki-laki bertenor panjang menunjuk direktur wanita, yang kemungkinan akan mengurangi dampak pembayaran dividen terakhir. Namun demikian, ukuran bobot tertimbang mengonfirmasikan hasil sebelumnya: sebagian besar direktur wanita menghasilkan pembayaran dividen yang lebih tinggi dan efek positif ini disebabkan oleh direktur independen perempuan daripada direksi insider wanita.

Jurnal ketiga dengan keseluruhan sampel dan bila hanya mempertimbangkan perusahaan yang menunjukkan keuntungan, menunjukkan bahwa proporsi direktur wanita di BD secara positif mempengaruhi kebijakan dividen, karena proporsi direktur wanita meningkatkan probabilitas mempengaruhi keputusan pembayaran dividen dan pembayaran dividen per saham di tahun buku. Hasil ini didukung oleh Ye et al. (2010), yang menunjukkan

bahwa peningkatan proporsi

(8)

Proporsi direksi wanita institusional pada BD berdampak negatif terhadap kebijakan dividen, baik untuk keseluruhan sampel dan hanya perusahaan dengan keuntungan, karena ada hubungan negatif antara direktur wanita institusional dan keputusan untuk membayar dividen, serta rasio antara dividen tunai dan kapitalisasi dan pembayaran dividen per saham

pada tahun buku.

Peran penting direksi institusional tentang BD dan kurangnya dan efek positif dari direksi independen didukung oleh temuan ini, tergantung pada kinerja perusahaan yang lebih baik atau lebih buruk. Kurangnya pengaruh direktur wanita independen pada BD sejalan dengan bukti yang disarankan dalam literatur mengenai peran direksi independen di negara-negara Eropa (Garcı'a-Osma dan Gill de Albornoz, 2007; Garcı'a-Meca dan Sa'nchez-Ballesta, 2009; Lorca dkk., 2011), yang mungkin karena direktur wanita institusional menjalankan peran direktur wanita independen (efek pengganti di antara mereka) atau, seperti Abdelsalam dkk. (2008) dan Mansourinia dkk (2013) melaporkan, karena direktur wanita independen di BD tidak dapat mempengaruhi keputusan kebijakan dividen direktur eksekutif dan manajer. Di sisi lain, dampak positif direksi wanita independen terhadap kebijakan dividen ketika perusahaan menunjukkan keuntungan mungkin karena mereka dapat membatasi oportunisme manajer mengenai kebijakan dividen, yang seringkali menguntungkan mereka dan pemangku kepentingan lainnya karena merugikan pemegang saham, dan karena direktur wanita independen memiliki kontrol yang lebih komprehensif

terhadap anggota BD (Erhardt et al., 2003),

yang juga bisa mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer (Jurkus

et al., 2011).

Proporsi direktur eksekutif perempuan di dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pembayaran dividen ketika menganalisis keseluruhan sampel. Temuan ini didukung oleh Mansourinia dkk. (2013), menunjukkan bahwa direktur eksekutif perempuan Dewan

memiliki keragaman gender dan kebijakan dividen 539

memiliki lebih banyak informasi spesifik perusahaan, dan bahwa alih-alih membayar dividen, mereka lebih memilih untuk memiliki uang kontrolof yang lebih besar untuk diinvestasikan dalam proyek perusahaan mereka, yang menghasilkan keuntungan lebih tinggi. Argumen ini konsisten dengan Jensen (1986) dan Crifo and Forget (2013), yang berpendapat bahwa manajer memiliki insentif untuk membuang sumber daya organisasi demi keuntungan mereka sendiri ketika mereka memiliki arus kas ekstra, daripada menggunakan kelebihan arus kas ini

untuk membayar dividen kepada pemegang saham.

(9)
(10)

KESIMPULAN

Dari hasil review beberapa jurnal diatas kami menarik kesimpulan bahwa secara keseluruan hasil penelitian menunjukkan keberagaman gender khususnya adanya peran perempuan dan proporsinya sebagai direktur perempuan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen diterima. Hipotesis ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa tokoh yang telah disebutkan diatas seperti, Martinez dan Oms (2015), dan Byoun et. al (2011) yang menyatakan bahwa proporsi perempuan dalam dewan direksi berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Selain itu juga mendukung penelitian Sharma (2011) yang menyatakan bahwa dewan direksi independen dapat meningkatkan pembayaran dividen karena mereka berfungsi untuk mengurangi konflik keagenan antara pemegang saham dan manajemen. Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian McGuinness et. al (2015), yang menyampaikan bahwa tenure perempuan dalam dewan perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Walaupun ada satu jurnal yang menunjukkan hubungan yang negatif antara peran perempuan dan kebijakan deviden yang didukung oleh penelitian penelitian Franchis et al. (2014), Deshmukh et al. (2010), Banerjee et al. (2013), dan Pelt (2013) yang menyampaikan bahwa direktur utama perempuan dapat memberikan pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen karena hasil menunjukkan bahwa direktur utama perempuan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Analisis lebih lanjut tentang heterogenitas hubungan positif antara direktur wanita dan pembayaran dividen menunjukkan bahwa pengaruhnya hanya signifikan pada perusahaan dengan tata kelola yang lemah dan kebutuhan tata pemerintahan yang tinggi. Akhirnya, kami menemukan bahwa perusahaan dengan direktur wanita lebih cenderung untuk memulai

dividen serta memulai kembali dividen setelah kelalaian.

(11)

positif pada keputusan untuk membayar dividen dan pada rasio antara dividen tunai atas saham biasa dan nilai pasar saham biasa perusahaan. Proporsi direksi wanita institusional pada BD berdampak negatif terhadap kebijakan dividen, baik untuk keseluruhan sampel dan hanya perusahaan dengan keuntungan, karena ada hubungan negatif antara direktur wanita institusional dan keputusan untuk membayar dividen, serta rasio antara dividen tunai dan kapitalisasi dan pembayaran dividen per saham pada tahun buku. Hasil ini menunjukkan bahwa direktur wanita institusi di BDs lebih memilih untuk membayar dividen yang lebih rendah, sehingga mempertahankan dan menginvestasikan lebih banyak pendapatan mereka.

Secara keseluruhan, ada bukti kuat dan konsisten di uji regresi, robusrbess, dan deskriptif statistics bahwa pembayaran dividen meningkat dengan fraksi direktur wanita, terlepas dari bagaimana pengukuran terakhir diukur. Hasil ini memberikan dukungan untuk hipotesis bahwa direktur wanita lebih cenderung menggunakan pembayaran dividen tinggi sebagai alat pemantauan daripada rekan laki-laki.

Keterbatasan:

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan sumber informasi terkait perempuan dalam dewan direksi.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan non-keuangan yang mengeluarkan dividen.

Saran:

Untuk penelitian selanjutnya disarankan dapat melengkapi keterbatasan dari penelitian ini, yaitu:

1. Menggunakan sumber data lain yang lebih update sehingga memberikan informasi tentang perempuan dalam dewan direksi kaitannya dengan kebijakan deviden secara lebih valid.

(12)

Referensi :

Al-Rahahleh, Ayat S., Corporate Governance Quality, Board Gender Diversity and Corporate Dividend Policy: Evidence from Jordan, Australasian Accounting, Business and Finance Journal, 11(2), 2017, 86-104.

Chen Jie , dkk (2016). The impact of board gender composition on dividend payouts.United Kingdom. Elsevier.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pembuatan umpan zirkonil nitrat dari bahan zirkon oksidklorid hasil proses PTAPB yang berwarna kuning ternyata tidak bisa larut sempurna dan setelah

Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam merencanakan program untuk melakukan deteksi dan pencegahan dini risiko depresi postpartum dengan mengetahui perbedaan risiko

Kelompok Kerja 11/Dis.Dikbud/PL Unit Layanan Pengadaan untuk Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Riau melakukan kontes untuk Pengadaan Barang Seni dan Barang

Buat busur lingkaran yang sudah ditentukan, titik pusat di A, beri nama titik m pertemuan antara garis AB. dengan

- pegembangan sistem pengelolaan sampah terpadu satuan operasional kebersihan lingkungan (SOKLI) termasuk didalamnya membangun instalasi pengelolaan sampah terpadu (IPST)

Tabel 4.10 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Keyakinan yang tidak dimiliki Picture Health Warning tentang resiko yang akan dialami dalam merokok seperti tergambar pada bungkus

Optical Add Drop Multiplexing (OADM) merupakan perangkat yang digunakan untuk menambah ( add ) dan mengurangi (drop) panjang gelombang pada suatu link komunikasi.. Untuk

Mata Kuliah Manajemen Pelatihan membahas topik yang terdiri dari dari peran penting pelatihan dalam pengembangan sumberdaya manusia, pengertian dan tujuan pelatihan serta