• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESENSI BUKU USHUL FIQH PRODI HUKUM KELU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESENSI BUKU USHUL FIQH PRODI HUKUM KELU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS USHUL FIQH

RESENSI BUKU USHUL FIQH

DISUSUN OLEH:

BARIQ HABIBI ( 160101032 )

DOSEN:

Dr.MURSYIDS.Ag., M.H.I.

PRODI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

(2)

A. IDENTITAS BUKU

JUDUL BUKU: USHUL FIQH

PENGARANG : Dr. H. ABD. RAHMAN DAHLAN, M.A PENERBIT: AMZAH

TAHUN TERBIT: 2016 BAHASA : INDONESIA

JUMLAH HALAMAN : 362 HALAMAN KERTAS ISI : HVS

(3)

B. BOOK REVIEW

Dalam buku Ushul Fiqh karangan Drs. H. Abd. Rahman Dahlan, M.A menyatakan bahwa ushul fiqh secara etimologi berarti sesuatu yang menjadi landasan yang yang lain. Adapun secara terminologi mengandung beberapa pengertian, antara lain :

1. Ketentuan dasar

2. Hukum yang dipedomani 3. Yang dominan

4. Unsur ( rukun ) qiyas ( analogi ) yang pertama, yang menjadi rujukan untuk menetapkan hukum baru yang belum ada ketentuan hukumnya.

5. Dalil ( dasar )

Sedangkan pengertian fiqh secara etimologi adalah pemahaman yang mendalam terhadap sesuatu hal dan secara teminologinya adalah merupakan suatu ilmu yang mendalami suatu hukum islam yang diperoleh melalui dalil-dalil al-qur’an dan sunnah.

Jadi dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa ushul fiqh adalah landasan, dalil atau dasar untuk menentukan hukum fiqh yang rujukannya dari alqur’an, sunnah, ijma’, qiyas dan hukum-hukum lainnya. Sedangkan pengertian dari fiqh itu sendiri adalah suatu ilmu yang memiliki pemahaman atau mendalami sesuatu terkait perbuatan manusia dari hukum islam tertentu.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FIQH

Periode sahabat

Fiqh mulai ada pada masa periode sahabat setelah wafatnya Rasulullah Saw. Sebab sebelum rasulullah wafat semua pesoalan yang ada diserahkan kepada beliau karena rasulullah merupakan satu-satunya orang yang pemegang otoritas kebenaran agama melalui wahyu yang diturukan kepadanya. Pada periode sahabat inilah, dalam melakukan ijtihad untuk melahirkan hukum, para sahabat menggunakan ushul fiqh sebagai alat untuk berijtihad.

Periode Tabi’in

(4)

Periode Imam Madzhab

 Masa sebelum Imam Asy-Syafi’i

Masa ini ditandai dengan munculnya imam Abu Hanifah bin Nu’man pendiri madzhab hanafi. Beliau berijtihad merujuk pada al-qur’an, sunnah, fatwa atau pendapat sahabat yang disepakati.mujtahid lainnya yaitu Imam Malik bin Anas, pendiri madzhab maliki. Beliau berijtihad menggunakan maslahah mursalah bukan hanya itu belaiu juga melihat orang madinah untuk berijtihad.

 Masa Imam asy-Syafi’i

Berbeda dengan Abu Hanifah dan Maliki, asy-Syafi’i membukukan metode-metode ushul fiqh yang pada waktu itu belum tersusun dalam suatu disiplin ilmu, karyanya itu di beri nama Risalah. Kitab ar-risalah sendiri yang semula bernama al-kitab karena banyak berisi uraian tentang metode istinbath hukum, yaitu al-Qur’an, sunnah, ijma’, fatwa shahabi dan qiyas akan tetapai dalam buku ar-risalah asy-Syafi’i sangat menekankan pada qiyas sebagai metode ijtihad.

 Masa sesudah Imam asy-Syafi’i

Setelah wafatnya Imam asy-Syafi’i, perkembangan ilmu ushul fiqh semakin menigkat bahkan banyak karya yang lahir dalam bidang ushul fiqh, salah satunya nasikh wa mansukh karya Ahmad bin Hambal. ALIRAN-ALIRAN DALAM USHUL FIQH

Thariqah asy-syafi’iyyah/mutakallimin

Thariqah ini disebut sebagai thariqah asy-Syafi’iyyah karena para tokoh banyak yang berasal dari ulama madzhab asy-Syafi’iyyah selain itu juga karena banyak yang berasal dari ulama yang dikenal sebagai tokoh dalam ilmu kalam. Aliran ini juga dikenal sebagai thariqah al-jumhur dalam ushul fiqh karena penganut aliran ini bukan saja berasal dari ulama syafi’iyyah melainkan dari ulama pengikut mazdhab Maliki dan Hambali. aliran ini ditandai dengan pembahasannya yang murni bersifat ushul fiqh dalam arti melakukan pembahasan dan pengembangan kaidah-kaidah ushul fiqh.

Thariqah Hanafiyyah/fuqaha

(5)

TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM SYARA’

Pengertian hukum Syara’

Hukum Syara’ merupakan kata majemuk yang berasal dari bahasa Arab yang terdiri atas hukum dan syara’. Dalam kamus besar bahasa indonesia, kata hukum didefinisikan sebagai peraturan yang dibuat oleh penguasa (pemerintah), sedangkan pengertian hukum syara secara singkat yaitu hukum islam. Pembagian Hukum Syara’

Secara garis besar hukum syara’ terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukum taklifi dan hukum wadhi’

 Hukum Taklifi ialah firman Allah yang berbentuk thalab/tuntutan dan pilithan atas perbuatan.

Dinamakan hukum taklifi karena hukum-hukumnya ( baik dalam bentuk perintah, larangan, maupun pilihan perbuatan ) berkaitan langsung dengan perbuatan mukallaf.

 Hukum wadhi’ ialah firman allah yang berbentuk wadhi’ ( ketentuan yang menjadikan sesuatu

sebagai sabab ( sebab ), syarat, mani’ ( halangan ) dari suatu ketentuan hukum.

AZIMAH DAN RUKHSHAH

Azimah adalah ketentuan syari’at yang ditetapkan untuk berlaku secara umum, dalam keadaan normal, bukan dalam keadaan dan situasi tertentu yang bersifat khusus bagi seluruh mukallaf. Sedangkan rukhshah adalah hukum-hukum yang disyari’atkan untuk keringanan bagi mukallaf dalam keadaan tertentu.

ASH-SHIHHAH, AL-BUTHLAN, DAN AL-FASAD

Yang dimaksud dengan ash-shihhah ialah suatu perbuatan yang telah memiliki sabab, memenuhi berbagai rukun dan persyaratan syara’ dan terdapat mani’ padanya. Al-buthlan adalah ( batal ) ialah, kebalikan dari pengertian sah, yaitu suatu perbuatan yang tidak memenuhi semua kriteria yang dituntut oleh syara’. Dengan kata lain jika salah satu persyaratan atau rukun dari suatu perbuatan yang disyari’atkan tidak terpenuhi, maka perbutan tersebut batal.

HAKIM, OBJEK HUKUM, DAN SUBJEK HUKUM

(6)

Secara etimologi hukum adalah orang yang memutuskan dan menetapkan hukum. Adapun menurut terminologi ushul fiqh adalah yang menciptakan dan menetapkan hukum syari’at secara hakiki. Akan tetapi semua ulama sepakat hanya Allah yang mencipta dan menetapkan hukum syari’at bagi seluruh hambanya.

OBJEK HUKUM ( MAHKUM BIH )

Adapaun yang menjadi objek hukum adalah perbuatan mukallaf, yaitu gerak atau diamnya mukallaf. Dalam hal ini yang dapat diberi ketentuan wajib atau makruh, atau haram, atau mubah adalah perbuatan mukallaf.

SUBJEK HUKUM

Subjek hukum dalam ushul fiqh adalah mukallaf yaitu orang yang kepadanya khithab Allah diarahkan. Mukallaf adalah orang yang mempunyai kecakapan untuk bertindak secara hukum, sehingga ia pantas untuk menerima titah melakukan perbuatan atau meninggalkan perbuatan. Adapun syarat-syarat mukallaf adalah

1. Seseorang memahami bahwa titah allah dihadapkan kepadanya. Maksudnya baik pengetahuannya itu didapat secara langsung dari al-qur’an.

2. Memiliki tanda-tanda fisik yang menunjukan dewasa.

3. Tidak terdapat halangan untuk melaksanakan fungsinya sebagai mukallaf, seperti gila, idiot, lupa tertidur, terpaksa, tidak tahu, dan lain-lain.

Ahliyyah Al-wujub

Ahliyyah Al-Wujub ialah kecakapan seseorang untuk melaksanakan berbagai kewajiban dan menerima berbagai hak. Adapun tingkatan Ahliyyah al-Wujub, yaitu :

1. Ahliyyah al-Wujub al-Qashirah ( kecakapan melaksanakan kewajiban secara tidak sempurna ), ialah kecakapan seseorang yang tidak sempurna untuk melaksanakan semua kewajiban dan menerima semua hak.

2. Ahliyyah al-Wujub al-Kamilah, ialah seseorang yang secara potensial dipandang sempurna memiliki kecakapan untuk dikenal kewajiban sekaligus diberi hak.

Ahliyyah al-Ada’

Ahliyyah al-Ada’ ( kecakapan bertindak secara hukum ) ialah kepantasan seseorang untuk dimintai pertanggung jawaban secara hukum, atas semua perbuatannya. Adapun pembagian Ahliyyah al-Ada’ 1. ‘Adim al-ahliyyah ( tidak memiliki kecakapan ), yaitu yang sama sekali tidak memiliki

(7)

2. Ahliyyah al-ada’ al-qashirah ( kecakapan bertindak tidak sempurna ), yaitu yang memiliki akal yang belum sempurna yaitu berusia antara tujuh tahun sampai sebelum berusia dewasa, sebagian tindakannya telah dikenai hukum dan sebagian lagi tidak dikenai hukum.

3. Ahliyyah al-ada’ al-kamilah ( kecakapan bertindak secara sempurna ), ialah seseorang yang telah memiliki akal yang telah mencapai usia dewasa, sehingga sehingga bisa dikatakan mukallaf.

Faktor-faktor Penghalang kecakapan bertindak secara hukum (‘Awaridh al-Ahliyyah )

Faktor-faktor penghalang tersebut ada yang berasal dari dalam dirinya dan ada pula yang berasal dari luar. Faktor-faktor penghalang itu disebut dengan istilah ‘awaridh al-ahliyyah.

1. Al-‘awaridh as-Samawiyyah, ialah halangan kecakapan bertindak secara hukum yang timbul dari luar diri seseorang yang bukan merupakan akibat dari kehendak dan perbuatannya.

1. Al-‘Awaridh al-Muktasabah, yaitu halangan kecakapan bertindak secara hukum yang timbul dari dalam diri seseorang, baik karena akibat perbuatannya maupun karena adanya kehendak dalam dirinya yang membuatnya terhalang.

SUMBER HUKUM ISLAM

Sistematika Sumber Hukum Islam

Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah sumber fiqh yang pertama dan paling utama, al-Qur’an adalah kalmullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir, apabila membacanya mengandung nilai ibadah, dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-nas. Hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an itu adalah :

Al-Hadis

Hadis nabi yang berupa ucapan, perbuatan, dan kepribadian adalah pegangan hidup dan kehidupan bagi umat islam yang kedudukannya menempati sumber hukum kedua setelah al-Qur’an

Ijtihad

Pengertian ijtihad

Ijtihad adlah aktifitas yang dilakukan oleh seorang fakih untuk memperoleh hukum tingkat zani, kata faaqoha berasal dari kata faqaahaa yang berarti orang luas ilmu pengetahuan.

(8)

Ijma

Ijma adlah kesepakatan seluruh mujtahid dari kaum muslimin pada suatu masa setelah wafatnya Rasulullah saw. atas suatu hukum syara dalam suatu kasus tertentu.

Qiyas

Qiyas merupakan dalil yang paling subur dalam memecahkan masalah-masalah baru yang belum ditegaskan dalam nash, atau oleh pembahasan mujtahid terdahulu. Menurut Ibrahim, pembaharuan dalam bidang ini dapat ditempuh dengan cara merumuskan kaidah pencairan dan pengujian ‘illat yang benar-benar baru. Sehingga dalam menggalakkan, qiyas tidak terikat dengan masalik al-‘illat.

Istihsan

Istihsan yaitu perpindahan dari suatu kaum yang telah ditetapkan oleh dalil syara kepada hukum lain, karena ada dalil syara yang mengharuskan perpindahan ini sesuai dengan jiwa syari’ah islam.

Al-Maslahah Mursalah

Imam Malik menyatakan bahwa “ rasio harus diperhatikan guna pertimabangan kemaslahatan al-maslahah mursalah. Diskusi tentang ratio legis, telah mencatat bahwa kepentingan umum berperan dalam menentukan kesesuaian ( munasabah ), sebuah metode yang fundamental dalam membangun dan memferifikasi rasio. Hal ini karena hubungan antara rasio dan kesesuaian mengungkap bahwa maslahah dan istishab berfikir sebagai perluasan dari qiyas.

Al-Urf’

Urf adalah sikap perbuatan dan perkataan yang biasa dilakukan oleh kebanyakan manusia atau oleh manusia seluruhnya.

Istishab

Istishab adalah tetapnya suatu hukum selama tidak ada yang merubahnya. Jadi hukum yang telah ditetapkan pada masa yang lalu, terus berlaku sampai ada dalil lain yang merubah hukum tersebut, atau sebaliknya, apa yang tidak ditetapkan pada masa lalu samapi ada dalil yang menetapkan hukumnya.

Syar’u Man Qablana

Syar’u man qablana adalah syari’at yang telah terjadi pada masa nabi sebelum muhammad saw., kemudian syari’at itu masih dipergunakan.

Mazhab Shahabi

(9)

Sadudzari’ah

Sadudzari’ah artinya menutup jalan yang menyampaikan kepada perbuatan haram dan kemiskinan. Dzari’ah adalah wasilah yang menyampaikan pada perbuatan yang halal, maka hukumnya halal, dan yang menyampaikan kepada wajib, hukumnya wajib.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

a. Kelebihan Buku

Setiap buku tidak luput dari kelebihan dan kelemahan, karena penulis adalah seorang manusia yang jauh dari kesempurnaan, dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Buku berjudul “USHUL FIQH” yang ditulis oleh Dr. H. Abd. Rahman Dahlan, M.A di dalamnya terdapat kelebihan yang membuat buku ini sesuai digunakan referensi di kalangan mahasiswa/mahasiswi dan Dosen. Diantara kelebihan dari buku ini merupakan sebuah karya yang didalamnya memuat suatu pengetahuan tentang fiqh dan ushul fiqh, penggunaan tata bahasa yang sesuai dengan EYD meskipun sedikit sulit untuk dipahami, namun buku ini dilengkapi dengan glosarium yang memudahkan pembaca mengerti kata yang sebelumnya tidak dimengerti dan menambah wawasan mengenai bahasa. Buku ini juga memuat segala aspek tentang hukum Islam baik sejarah, metode, pendekatan, ilmu-ilmu dan sumber dari ajaran Islam dan hubungan dengan sosial.

Selain itu kelebihan lain dari buku ini sekaligus penulis adalah begitu banyaknya buku referensi yang digunakan menggambarkan betapa komplek dan bagusnya buku ini sebagai pegangan tidak hanya oleh mahasiswa/mahasiswi namun sekaligus para dosen pengajar dalam mempelajari ilmu Ushul Fiqh

b. Kekurangan Buku

(10)

c. Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Campuran minyak cengkeh dan ekstrak biji mimba dengan perbandingan 60/40 (v/v) merupakan campuran efektif untuk mengendalian penyakit karat pada kedelai dapat menekan

Pinjaman Pegawai 99 Flowchart 12 Prosedur Pengeluaran Uang Kelebiahan Lelang 102 Flowchart 13 Prosedur Pengeluaran Lain-Lain 105 Flowchart 14 Prosedur Pengeluaran

Hasil uji yang didapatkan, isolat TE234 yang diisolasi dari Rizosfer Tanaman Tebu (Saccharum officinarum)dapat memproduksi optimal senyawa antibakteri yang dapat

Dana penguatan modal adalah dana bergulir yang disediakan kepada orang pribadi, kelompok, koperasi, atau usaha mikro dan kecil, unit pengelola kegiatan program

Sensodyne miliki varian lengkap untuk masalah pada gigi dengan kandungan kesehatan gigi yang baik dibandingkan merek lain.

Yang dipanggil untuk menerima Anugerah Swara Kencana Award tahun 2011 adalah utusan pemenang (juara) pertama dari masing-masing jenis kompetisi dengan biaya

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan kepada Daerah dan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan

Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik Terhadap Hasil