• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN TEKNIK ARSI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN TEKNIK ARSI (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

 

DESAIN INTERIOR HUNIAN 

BERNUANSA GREEN ARSITEKTUR 

DI DAERAH BOGOR 

 

 

  

 

BRIAN BASMALA (2A313711 

ABDUL MOUNEM M (2A313701)  

4TB02 / TTB 13 

 

TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN  

TEKNIK ARSITEKTUR 

UNIVERSITAS GUNADARMA 

PENELITIAN ARSITEKTUR 

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1MATERI PENELITIAN ARSITEKTUR

a. JUDUL PENELITIAN

DESAIN INTERIOR HUNIAN BERNUANSA GREEN

ARSITEKTUR DI DAERAH BOGOR

b. ABSTRAK

Dalam perkembangan teknologi bangunan manusia membutuhkan kreasi desain

interior sebagai kebutuhan tersier yang tak lepas dari bagian dari arsitektural, maka untuk

memenuhinya hunian didesain sesuai dengan tema yang diangkat agar menciptakan

suasana yang di inginkan dari pengguna (owner) dan menjadikanya sebagai terobosan baru produk kreativitas desain interior..

Penelitian Arsitektur ini lebih mengutamakan kenyamanan suasana ruang ditinjau

dari segi ergonomi, layout furnitur dan nuansa yang akan diciptakan, yaitu tema Green Arsitektur dengan mengadopsi issue yang berkembang belakangan ini.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dari berbagai sumber

seperti buku, majalah, dan internet untuk mengetahui tren dan teknologi bangunan baik

material, struktural, modeling dan konsep baru yang berkembang di dunia desain interior

arsitektur. Sedankan metode penelitian yag digunakan adalah penelitian langsung untuk

mengetahu kondisi dan lokasi bangunan secara lebih detail

Secara keseluruhan, konsep penataan desain interior hunian ini mengutamakan

teknolgi bahan bangunan yang ramah lingkungan dalam nuansa ruangan seperti yang

diinginkan. Jadi hasil akhir desain interior ini adalah terciptanya inovasi desain sebuah

(3)

1.1Latar Belakang

Green Arsitektur atau eco design adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang

mencita-citakan terciptanya perancangan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan

pemakaian material yang ramah lingkungan serta penggunaan energi dan sumber

daya yang efektif dan efisien.

Beberapa tahun belakangan ini, orang-orang mulai mengusung tema Eco

Design dalam perancangan bangunan ataupun perumahan. Hal ini dikarenakan

efek Global warming yang semakin parah dan sangat berdampak bagi

kelangsungan hidup manusia. Pembangunan yang terus berjalan juga berdampak

negatif bagi lingkungan, karena dalam proses pembangunan, energi dan material

yang digunakan habis dalam jumlah besar. Hal ini sangat berbahaya dan dapat

berdampak negatif bagi generasi-generasi yang akan datang.

Pembangunan rumah tinggal yang semakin pesat karena jumlah penduduk

yang semakin bertambah banyak memberikan pengaruh besar tehadap

keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dengan berkurangnya area

hijau. Karena itulah diperlukannya gerakan suistanable design, yaitu kemampuan

untuk melakukan sesuatu secara terus menerus agar sumber daya yang ada selalu

tersedia dan diusahakan untuk tidak rusak atau habis. Hal ini dapat dilakukan

dengan memperhatikan bagaimana cara memelihara dan meningkatkan kualitas

hidup manusia dengan memiliki kemampuan untuk menjaga ekosistem.

Dapat dikatakan bahwa saat ini, sangatlah diperlukan sebuah desain yang

sustainable, yaitu desain yang memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsinya

secara terus menerus, meningkatkan taraf hidup pemakainya dan environmental

friendly. Environmental friendly berarti tidak menggangu ekosistem, dapat didaur

(4)

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana menyalurkan nuansa nyaman dalam desain interior Hunian yang

bertema Green Arsitektur sehingga dapat memberikan orientasi ruang-ruang

yang memadai dan tetap memenuhi kebutuhan fasilitasnya sebagai sebuah

Hunian.

1.3 Tujuan Penilitan

1. Menciptakan desain interior Hunian yang baik dan benar sesuai kaidah

perancangan.

2. Menciptakan suasana yang bernuansa tema Green Arsitektur yang nyaman

dalam desain interior Hunian.

3. Menciptakan kreasi desain interior bernuansa Green Arsitektur yang

diaplikasikan dalam material, struktural, sehingga terbentuklah sebuah karya

baru arsitektural dalam perancangan desain tersebut.

1.3 Manfaat Penilitan

1. Mengetahui desain interior hunian yang di dominasi elemen estetik, furnitur

dan material yang ramah lingkungan .

2. Mengetahui desain interior hunian yang khas akan nuansa Green Arsitektur.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Desain Interior

Desain interior adalah suatu perancangan ruang dalam dengan menyetukan

elemen-elemen menjadi satu kesatuan yang Saling berkaitan untuk mencapai

tujuan tertentu yang bertitik pada aspek estetis, keamanan dan kenyamanan.

Seorang desain interior tidak hanya mendesain atau mendekor sebuah

ruangan, namun adalah problem solver untuk masalah yang ada dalam sebuah

ruangan sehingga orang yang tinggal didalamnya dapat memenuhi kebutuhan

mereka.

Dalam mendesain sebuah rumah, tidak cukup jika hanya bagus dipandang

mata, namun harus ditambah satu unsur yang paling penting, yaitu ramah

lingkungan. Dalam dunia gambar arsitektur, konsep desain gambar yang ramah

lingkungan disebut dengan eco design.

Design interior harus memperhatikan 7 prinsip desain interior, yaitu:

1. Unity and harmony

suatu ruangan dianggap memiliki kesatuan ketika elemen yang ada saling

melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lain sehingga

menghasilkan komposisi yang seimbang.

2. Keseimbangan

tidak “berat” sebelah. Tidak terlalu condong ke sisi sebelah kanan atau

kiri atau atas dsb.

3. Focal Point

Aksen menjadi daya tarik ruangan. Bisa satu atau lebih, tapi tidak semua.

4. Ritme

Semua pola pengulangan tentang visual. Kontinuitas atau pergerakan

terorganisir.

5. Detail

(6)

6. Skala dan proporsi

ruangan harus dihiasi dengan perabotan serta aksesori dan aksen yang

sesuai dari segi bentuk maupun ukuran. Serta setiap aksesori yang

ditampilkan, harus dalam proporsi yang sama satu sama lain.

7. Warna

Warna dapat menambah semangat, dan menciptakan suasana temaram

terutama dengan dukungan pencahayaan yang tepat.

2.2 Elemen interior

Secara garis besar, elemen interior dapat dikelompokkan kedalam elemen

struktural dan elemen non struktural, sebagai berikut :

• Elemen Struktural

1. Dinding

Dimasudkan sebagai pembatas antara ruang satu dengan ruang lainnya. Di

samping itu dinding dapat memberi kesan tertutup, memberi rasa aman.

Pemilihan material dan bentuk serta warna dinding dapat mempengaruhi efek

psikologis bagi penggunanya dan sebagai unsur estitika ruang, serta dapat

digunakan sebagai akustik suara.

2. Lantai

Lantai, merupakan salah satu bagian penting dalam ruang, penunjang

segala sesuatu yang berada didalam ruang, karena setiap komponen ruang

akan selalu berada diatas lantai dan terhunbungkan satu dengan lainnya

Variasi material untuk lantai cukup beragam, diantaranya : kayu (parquette,

papan kayu, rotan), fabrikasi (karpet, permadani), batu (marmer, granit),

olahan tanah liat (keramik, batu bata), resin (lapisan karet, vinyl).

(7)

Langit-Langit (ceilling),adalah salah satu unsur penting dalam interior

selain dinding dan lantai. Langit-langit adalah bagian dari suatu bangunan,

maka ia tidak lepas dari fungsi, bentuk dan karakter ruang.

Langit-langit dipergunakan untuk meletakkan titik lampu sebagai

pencahayaan ruang. Material yang dipergunakan untuk penyelesaian

(finishing) umumnya adalah cat, kayu.

• Elemen Non Struktural

Elemen Non-Struktural atau aksesoris interior (accessories interior) yaitu

elemen yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan struktur interior

atau bangunan. Aksesoris interior berkenaan dengan hal-hal yang melengkapi

sebuah ruang dengan kaya estetis dan hiasan-hiasan, yang dapat memberikan

suasana sangat menyenangkan untuk mata, tekstur yang menarik untuk

tangan atau stimulasi untuk pikiran.

Aksesori yang dapat menambah visual dan kesempurnaan pada sebuah

penerapan pada sebuah penerapan interior, terdiri dari:

- Utilitirian (manfaat), bagian dari desain yang pemilihaanya merupakan

refleksidari kepribadian pemakai (user), seperti alat dan objek.

- Incidental (pelengkap), menghias satu ruagan secara bersamaan mempunyai

fungsinya. Contoh elemen arsitektur dengan detail material yang harmonis,

seperti bentuk, warna dan tekstur pada furnishing (mebel)

2.3 Green Arsitektur / Eco Design

Adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk

terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang

lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber

energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.

Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan

bukaan yang optimal. Saat ini jarang ditemukan contoh bangunan yang

menggunakan pendekatan green architecture. Untuk itu mungkin perlu melihat

(8)

architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain bangunan dengan

pendekatan green architecture bukan berarti kembali kepada tradisi tersebut.

Hanya sikap terhadap pemilihan material dan sumbernya saja dari pendekatan

arsitektur vernakular yang perlu diakomodasi di masa depan.

Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki

tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan

penggunaan sistem utilitas yang sangat baik.

Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung

jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Dalam

jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan

sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan

kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan

kualitas hidup.

Dalam perencanaan untuk mendesain sebuah bangunan Green Arsitektur, aspek

yang harus dipertimbangkan utamanya adalah:

1. Konsumsi sumber daya yang hemat dan efisien (energi, material, air dan

lahan)

2. Emisi baik terhadap udara, air dan tanah terkait dengan lingkungan dan

kesehatan

3. Lain-lain (seperti kebisingan dan getaran).

2.4. Prinsip Green Arsitektur / Eco Design

2.4.1 Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus

meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa

mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).

2.4.2 Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain

bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan

sumber energi yang ada.

2.4.3 Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan

(9)

habis dan dapat digunakan di masa mendatang/ Penggunaan material

bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

2.4.4 Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni

bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun,

nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti

bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak

berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).

2.4.5 Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam

merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan

dan memenuhi semua kebutuhannya.

2.4.6 Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara

keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita

pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

2.5 Sifat – sifat Bangunan Green Arsitektur

2.5.1 Sustainable ( Berkelanjutan ).

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring

zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya

perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

2.5.2. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green

architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud

tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan

terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh

karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah

terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.

2.5.3. High performance building.

Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah

pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance

building”. Mengapa pada bangunan green architecture harus mempunyai sifat ini?

(10)

memenfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of nature) dan dengan

dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance).

2.6 Green Lighting

Sejauh ini, sumber cahaya yang paling baik adalah matahari. Dalam

perencanaan eco desain, kita dapat menghemat penggunaan energi lampu dengan

dengan menyediakan banyak bukaan pada siang hari. Jika Anda ingin sedikit lebih

banyak cahaya, buatlah skylight, atau, Anda sedang mendesain rumah atau

melakukan renovasi, menempatkan banyak jendela di sisi menghadap ke selatan

dari rumah (atau menghadap ke utara jika Anda tinggal di belahan bumi selatan).

Untuk mengambil lebih banayak cahaya.

Salah satu cara lagi untuk menghemat penggunaan energi adalah dengan

menggunakan lampu yang hemat energi. Salah satu lampu hemat energi adalah

lampu LED. LED adalah lampu yang sangat disukai orang-orang yang

menjunjung tinggi gaya hidup ramah lingkungan.

2.7 Green Material

Bahan bangunan ramah lingkungan saat ini sangat dibutuhkan untuk menjaga

generasi masa depan yang mempunyai tujuan mengurangi konsumsi energi agar

terciptanya bumi yang nyaman. Penggunaan bahan bakar fosil yang tidak

terkendali dalam menempatkan pasokan energi membuat polusi udara, emisi gas

rumah hijau semakin meningkat dan juga kualitas hidup menjadi beresiko.

Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut:

• Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan.

• Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi

lingkungan.

• Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat

dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata

(11)

• Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos

atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM

untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan).

• Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami.

BAB III

TINJAUAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Latar Belakang Pemilihan Subjek Penelitian

Dalam menentukan penelitian terpilih penulis mempertimbangkan dari segi

desain yang ada serta dari tingkat kesulitan perencanaan dan yang tak kalah

pentingnya adalah cara pengamatan yang dilakukan dilapangan, dimana hal ini

akan sangat menentukan dalam segi perencanaan, selain itu juga subjek penelitian

sangatlah mempengaruhi hal – hal yang akan mempengaruhi biaya proyek

keseluruhan.

3.2. Metode Pengamatan

Untuk memudahkan melakukan pengamatan dilapangan, maka dalam

penelitian arsitektur ini kami melakukan pengumpulan data lapangan, seperti ;

gambar – gambar rencana, pengamatan langsung terhadap subjek yang akan

diamati, wawancara langsung dengan orang yang bersangkutan.

3.3. Subjek Penelitian

3.4.1. Lokasi subjek penelitian berada pada Kota Bogor, Kecamatan Bogor

Timur, Perumahan Villa Duta No 62. Bogor adalah salah satu kota

(12)

mandiri, dimana semua fasilitas disediakan di kota tersebut termasuk

kawasan pendidikan, wisata, sekaligus perumahan.

3.4.2. Waktu penilitian dilakukan pada bulan Oktober-Nopember 2014,

dengan penghimpunan data pada awal Desember 2014.

3.5. Teknik Pengolahan Data

Data dan informasi yang telah diperoleh dalam penelitian akan dianalisis

secara deskriptif yaitu dengan menggunakan cara analisis isi (content analysis)

yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari yang diteliti. Selanjutnya

hasil yang diperoleh dibandingkan dengan teori yang ada secara visualisasi untuk

menjelaskan apa yang tergambar dari variabel penelitian yang kemudian disajikan

dalam bentuk gambar. Adapun tahapan dalam menganalisis data adalah sebagai

berikut:

1. Mengumpulkan seluruh data dan atau informasi yang telah diperoleh dari

sumber.

2. Melakukan kompilasi data dan atau informasi yang telah diperoleh kedalam

tema atau aspek yang terkait.

3. Menyajikan ringkasan data dalam bentuk gambar.

4. Melakukan interpretasi data yang telah dikelompokkan ke dalam tema atau

aspek dengan menghubungkan dari temuan yang diperoleh dengan teori yang

sesuai dengan penelitian.

5. Mengidentifikasi masalah sistem surveilans berdasarkan komponen

surveilans dari hasil pengelompokkan yang ditemukan.

6. Menemukan alternative pemecahan masalah dan solusi yang tepat untuk

mengatasi permasalahan tersebut.

(13)

BAB IV

ANALISA PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Menganalisa ruang dalam maupun ruang luar memastikan harus adanya

hubungan antar ruang yang baik yang termasuk dalam prinsip utama desain

interior. Seperti yang tercipta pada rumah green arsitektur ini yang hubungan

antar ruangnya bersinergi satu sama lain sesuai fungsi ruang secara efektif.

Dapat kita lihat pada gambar 4.1 denah ruang pada siteplan yang memiliki

kriteria focal point dengan menitik beratkan ruang fungsi pimer di sebelah timur

dari bangunan.

(14)

4.2. Potongan rumah green arsitektur

Menurut kriteria prinsip desain interior yang baik, pengulasan penelitian ini

di sesuaikan dengan prinsip desain interior:

1. Unity dan harmoni

Desain ruang dalam rumah memiliki kesatuan hubungan ruang yang

berkesinambungan satu sama lain dan menghasilkan komposisi yang susuai

sehingga selaras menyatu. Perpaduan warna yang keluar dari pencahayaan yang

tepat membuat rumah ini sangat nyaman.

Keselarasan pemilihan material alam yang berasal dari bahan daur ulang,

(15)

4.3. Harmoni pemilihan material.

Keselarasan ini di dukung dari elemen interior (gambar 4.3) yang selaras

penyatuannya antara elemen struktural dan elemen non struktural. Dinding dan

lantai sengaja dibuat senatural mungkin mengeluarkan kesan alam yang

dipadukan dengan elemen non struktural berupa aksesori utilitirian seperti

tumbuhan yang ditanam di dalam pot, sangat menggambarkan kepribadian owner

yang sangat konsen dalam bidang ramah lingkungan.

2. Balance (Keseimbangan)

Dalam pembentukan karakter green design arsitektur keseimbangan elemen

interior dengan tema konsep yang di angkat dalam arsitektur tersebut haruslah

(16)

4.4. Keseimbangan penataan interior

Perpaduan elemen non struktural incidental (pelengkap) dalam menghiasi

elemen struktural sangat memiliki keseimbangan yang baik. Dengan contoh

langit-langit ada yang diberi kesan kayu di selaraskan dengan material parket kayu

yang ada di lantai dengan komposisi yang berseberangan.

Begitu pula pemilihan warna ineidental yang selaras antara dinding yang

diberi warna putih juga di komposisikan berseberangan dengan material lantai

granit yang berwarna putih (gambar 4.4).

3. Focal Point

Bangunan didesain dengan tujuan yang ramah lingkungan seperti menitik

beratkan bukaan-bukaan alami, yang memang menjadi focal point dari desain

(17)

4.5. Sketsa awal desain bukaan alami.

Sketsa awal perencanaan bangunan (gambar 4.5) memang menitik beratkan

bukaan alami sebagai karakter dari green design arsitektur.

4.6. Ruang tengah sebagai focal point

Ruang tengah didominasi bukaan alami yang bertujuan sebagai pencahayaan

alami yang dikembangkan akibat potensi alam alami dan buatan berupa lansekap

pada eksterior. (gambar 4.6) Tujuannya membuat sang owner agar lebih nyaman

dengan suasana ruang tengah dengan tidak melupakan aspek green arsitektur yaitu

penggunaan energy secara efektif dan efisien.

Ruangan didominasi dengan furniture yang menselaraskan warna alam yang

menunjang karakter green arsitektur, ini membuat suasana kian nyaman sekaligus

(18)

4. Ritme

Ritme adalah elemen desain yang dapat menggugah emosi atau perasaan

yang terdalam. Didalam seni visuil irama merupakan suatu obyek yang ditandai

dengan sistim pengulangan secara teratur. Cara yang paling meyakinkan untuk

mendapatkan irama adalah dengan memberi pola pada keadaan-keadaan tertentu.

Pola yang dapat dikenal dan diingat dengan mudah. Contohnya kumpulan garis

sembarangan akan sukar untuk diingat letaknya, apabila kumpulan garis tersebut

dikelompokkan sedemikian dengan cara pengulangan bentuk yang mudah dikenal,

kumpulan tadi satu sama lainnya menjadi berkaitan dan memiliki pola.

4.7. Irama dalam interior

Dalam interior ini bias kita lihat, bahwa sekumpulan garis dapat

dikelompokan membentuk irama yang selaras sehingga kumpulannya menjadi

sebuah pola.

Dalam kasus bukaan diberi aksen vertical dengan material bambu yang

memberi kesan teratur dan mebentuk pola berkessan ruangan lebih tinggi dalam

dimensinya.(gambar 4.7 kanan)

Tak lupa dipadukan dengan perpaduan kumpulan garis horizontal pada anak

tangga sebagai akses menuju ruang diatas, menambah kesan ruangan lebih lebar

(19)

5. Detail

Indoor furniture dibuat oleh pengrajin lokal dengan bahan yang awet untuk

penggunaan sehari-hari. Lantai daur ulang dengan warna kayu natural

memberikan kesan ruangan yang luas dan cerah (gambar 4.8 kanan). Lantai granit

yang digunakan dikombinasikan dengan warna sistem panas bumi namun dibuat

sintetis untuk semakin memaksimalkan kenyamanan.(gambar 4.8 kiri).

 

4.8. Detail ruangan

6. Warna

Warna-warna yang akan digunakan pada rumah green arsitektur ini adalah

warna yang mampu memberi kesan bersih serta sejuk di dalam ruangan. Serta

memberi suasana yang nyaman dan tenang, meminimalisir penggunaan terlalu

banyak warna.

Bahan atau material yang digunakan adalah bahan yang tahan lama, dan

tidak mudah rusak, tidak membahayakan dalam penggunaannya, tidak merusak

(20)

finishingnya menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan water proof,

HPL, dan akrilik.

Bentukan desain yang akan digunakan adalah desain yang sleek and clean.

Meminimalisir penggunaan banyak ornament. Untuk alasan kemudahan dalam hal

maintenance dan rumah yang tampak bersih. nentukan yang natural dan modelnya

tahan lama, namun juga sesuai dengan perkembangan jaman. (gambar 4.9)

4 .9. Ko mp osis

i war

na dala

m rua nga

(21)

KESIMPULAN

Bangunan rumah bertema green design arsitektur ini secara garis besar

penelitian terhadap prinsip desain interior sudah cukup memadai, namun masih

banyak kekurangan dalam bebagai aspek untuk mengkuatkan karakter tema green

arsitektur.

Penggunaan material yang sustainable dan berdurabilitas tinggi belum bisa

kami telaah lebih jauh dikarenakan batasan waktu yang tidak mencukupi. Untuk

menentukan material yang berdurabilitas tinggi dibutuhkan waktu tahunan untuk

mengujinya sehingga data dapat dikaji lebih jauh.

Mengurangi penggunaan pencahayaan buatan masih menjadi salah satu

prioritas utama, ini kekurangan yang bisa melemahkan karakter dari green

arsitektur itu. Namun dalam implementasinya sudah cukup menggunakan banyak

bukaan-bukaan alami dengan tujuan dua arah selain sebagai pencahayaan alami

tapi juga menggali potensi view yang ada sehingga menambah kenyamanan dalam

ruangan.

Setelah hal di atas tercapai, tidak berhenti di situ, perlu dipikirkan juga

desain sebuah rumah green arsitektur yang lebih sesuai dengan gaya hidup

masyarakat yang modern pula.

Penulis menyadari dalam dunia desain interior, sangatlah sulit ditemukan

desain yang sempurna, setiap desain pasti memiliki kelemahannya tersendiri yang

memerlukan saran dan kritik dari pihak lain untuk dapat membatu dalam proses

merancang. Namun, semoga apa yang telah dihasilkan penulis dalam perancangan

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

- Frick,H., (2000), Laporan pembangunan rumah ekologis di Semarang 1999, tidak diterbitkan. - Tanuwidjaja G., Lo L., (2011), Sustainable.

Architectural Design in Indonesia: Responding the Current Environmental Challenges, The 12th International Conference on Sustainable

Environment and Architecture (SENVAR), Malang- Indonesia, November 10th -11th 2011. - Yeang, K., (2008), Ecodesign: A manual for - ecological design, John Wiley and Son, UK.

Websource:

- http://archnet.org/library/sites/onesite.jsp?site_id=9723

- http://greenhomeguide.com/askapro/topic/12

- http://www.thejakartapost.com/news/2008/06/27/howbuild-a-healthy-inexpensive-home.html

- http://www.uiaarchitectes.org/image/PDF/COP15/COP15_Declaration_ EN.pdf

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Prosiding Seminar Nasional Komunikasi Hasil-hasil Penelitian Ternak dan Pengembangan Peternakan dalam Sistem Usaha Tani Lahan Kering, Kerjasama Balai Pengkajian Teknologi

Aturan-aturan telah menjadi landasan bagi KJRI Davao City dalam mengeluarkan kebijakan dan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat keturunan Indonesia di

Menjaga kebersihan jamban dan membuang sampah pada tempatnya adalah contoh dari peri- laku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku memiliki tiga domain, yaitu pengetahuan,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Yesus Kristus Sang Juruselamat karena atas berkat dan kasih karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Sistem Informasi Voice Of Customer Dt_No.Pol Petugas Dt_Respon -Lp_ksrhn -- Lp_perTgl.. menambah motifasi kerja khususnya dalam informasi pelayanan pelanggan pada

1. Hendaknya dalam melakukan pembela- jaran kesesuaian antara metode yang digunakan haruslah sama dengan cara guru mengajar dikelas. Ketika memberikan materi tari

Berdasarkan hasil kuesioner, indikator efisiensi dinilai baik dengan skor 77.04% yang menunjukkan bahwa responden menilai audit operasional yang dilakukan terhadap