• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Mahkamah Agung RI SPEK PN Tebo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Mahkamah Agung RI SPEK PN Tebo"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

.XII - 1

BAB XII

SPESIFIKASI PELAKSANAAN TEKNIS

1. URAIAN PEKERJAAN

Program : Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Pekerjaan : Rehab Gedung Kantor Pengadilan Negeri Tebo seluas 250 M2 Lokasi : Pengadilan Negeri Tebo Kab. Tebo

2. JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Keppres No. 54 Tahun 2010 dan Keppres No.70 Tahun 2012.

3. GAMBAR-GAMBAR

Gambar—gambar dijilid terpisah dari RKS ini, yang terdiri dari : a. Gambar Denah,Tampak dan Potongan.

b. Gambar Rencana -rencana c. Gambar Detail

4. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahannya.

a. KEPPRES No. 54 Tahun 2010. Dan KEPPRES No.70 Tahun 2012.

b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan Diindonesia atau allegemen Voorwarden Voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken ( AV ) 1941

c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan Teknis Pembangunan Indonesia.

d. Peraturan Muatan Indonesia.

e. Peraturan Umum dari dinas keselamatan kerja Departemen Tenaga Kerja

f. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL ) 1979 dan PLN setempat. g. Peraturan Umum tentang pelaksanaan instalasi air minum serta instalasi pembuatan

dari perusahaan air minum

h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961) i. Peraturan Batu Merah sebagai bahan bangunan j. Peraturan semen Portland Indonesia NI No. 08 k. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (SNI 1971)

l. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan pembangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dlm pasal 1 tersebut diatas berlaku & mengikat pula :

a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang dilaksanakan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi.

(2)

.XII - 2

c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan d. Berita Acara Penunjukan Pemenang

e. Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana Kegiatan tentang Penunjukan kontraktor f. Surat Perintah Kerja ( SPK )

g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.

h. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi

5. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan rencana kerja dan syarat-syarat ( RKS) termasuk tambahan dan perubahannya dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing)

2. Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syara-syarat ( RKS ), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku.

3.

Bila perbedaan-perbedaan itu menimmbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada konsultan pengawas dan kontraktor mengkikuti keputusannya

.

6. PERSIAPAN DI LAPANGAN

1. Kontraktor harus membuat Direksikeet/Barak Kerja/Gudang dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, pintu-pintu dapat dikunci dengan baik, lantai semen,dinding papan/GRC, atap GRC/seng.

2. Perlengkapan Direksikeet : a. Meja Tulis dan Kursi

b. Papan untuk menempelkan gambar c. Buku Tamu, Buku Direksikeet/Pengawas d. Dan hal lain yang dianggap perlu

3. Kontraktor harus membuat barak kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang-barang yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

4.

Direksikeet/Barak Kerja dan Perlengkapan di atas setelah pekerjaan selesai, pemanfaatan akan ditentukan Kepala Pemimpin Kegiatan

.

7. JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan S curve bahan/tenaga

2. Rencana Kerja tersebut sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan pengawas, paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah Surat Keputusan Penunjuk (SKP ) diterima Kontraktor

3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan Pengawas, Satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di Direksikeet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan ( prestasi kerja ).

4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

(3)

.XII - 3 1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut pelaksana yang ahli untuk memimpin pelaksanaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan minimum sarjana muda teknik sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun atau STM jurusan bangunan dengan pengalaman minimum 7 (tujuh) tahun.

2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

3. Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Tim Pengelola Kegiatan dan Konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Kegiatan dan Konsultan Pengawas, Nama dan Jabatan pelaksana secara tertulis untuk mengganti pelaksana.

5. dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, kontraktor harus sudah menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri ( penanggung jawab/direksi perusahaan ) yang akan memimpin pelaksanaan.

9. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi kepada Tim Pengelola Kegiatan dan Konsultan Pengawas.

2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah – ubah selama pekerjaan, Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

10. PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Kegiatan, konsultan pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.

2. Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari kayu atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan Kontraktor.

3. Bila terjadi Kehilangan bahan—bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan Pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa, Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat— alat pemadam kebakaran yang siap dipakai kemudian oleh Konsultan Pengawas.

11. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( PPPK ) yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.

3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja, kecuali ada dilokasi, harus seizin Pemilik Kegiatan.

(4)

.XII - 4

12. ALAT-ALAT PELAKSANA

1. Semua alat-alat untuk pelaksana pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dan dalam keadaan baik dan siap dipakai antara lain :

a. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas. b. Theodolit dan Waterpass (Ijin Konsultan Pengawas).

c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur d. Pompa Air untuk system pengeringan, jika diperlukan

e. Penggetar beton, yang jumlah dan tipenya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas

f. Mesin Pemadat

g. Alat-alat berat sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah apabila diperlukan. h. Alat Ukur lainnya.

13. SITUASI DAN UKURAN

1. Situasi

a. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama tanah bangunan sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.

b. Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan Claim/Tuntutan.

2. Ukuran

a. Ukuran sesuai yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm (centimeter) atau m ( meter), ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam millimeter (mm).

b. Duga Elevasi (permukaan atas bawah) ditentukan sesuai dengan ketentuan gambar siteplan atau gambar detail.

c. Jika diperlukan, dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan membuat satu titik duga diatas tanah bangunan dengan tiang kayu kelas 1, titik duga dijaga kedudukannya serta tak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

d. Memasang Papan Bangunan ( Bouwplank).

 Papan Bouwplank diipasang dengan jarak 2 m dari dinding ( atau kolom) terluar bangunan.

 Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Pengawas dan Unsur Teknis setempat dengan Piket/patok yang dipancang kuat-kuat dan papan tebal 2 terentang rata (waterpass) pada Sisi atasnya.

 Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara—cara pengukuruan, alat-alat penyipat datar (teodolit, waterpass) prisma silang pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan.

14. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang didatanngkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat ( RKS )

(5)

.XII - 5

3. Semua bahan banguan yang akan digunakan harus diperiksakan dulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

4. Bahan Bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, jika ditolak oleh konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dalam jam penolakan.

5. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi ternyata ditolak Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.

6. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan ( Laboratorium ) yang terdekat untuk diteliti.

7. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan tersebut.

15. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawa,

Baru apabila Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.

2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, (dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu.

3. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki, Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.

16. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Jalan masuk dan konstruksi jalan

Jalan masuk kehalaman komplek bangunan ini melalui jalam umum, kontraktor harus memeliharanya selama pekerjaan berlangsung.

2. Papan Nama Kegiatan

Kontraktor wajib memasang Papan Nama Kegiatan pada tempat yang terlihat umum dengan ukuran ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

17. PEKERJAAN TANAH

1. Ketentuan Umum

a. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pelaksana harus membersihkan daerah yang akan dikerjakan dari sisa-sisa akan pohon meaupun semak-semak serta segala perintah yang ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan oleh pangawas

b. Pelaksanaan harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau bangunan yang sudah selesai dikerjan dari segala macam kerusakan dan berhati-hari untuk tidak mengganggu pato pengukuran atau tanda-tanda lain.

(6)

.XII - 6

d. Pelaksana harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih dahulu melaporkan nya kepada pengawas, serta meminta ijin untuk memulai pekerjaan.

e. Pemindahan material akibar pembonkaran puinr-puing dan semua yang merintangi pekerjaan harus dilakukan menurut peraturan-peraturan Pemerintah Daerah Setempat.

2. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pekerjaan persiapan, penggalian pondasi dan saluran, penggalian ( cut ) dan penimbunan (fill) serta pemadatan untuk peninggian lantai bangunan sesuai dengan peil/elevasi yang telah ditentukan.

3. Pekerjaan Penggalian

a. Semua galian harus mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh pengawasn sehubungan dengan keadaan lapangan dari peil tanah.

b. Lebar dasar galian untuk pondasi harus mempunyai lebar minimum 20 cm lebih besar dari dasar pondasi dengan tebing galian yang cukup llandai sehingga tidak mudah longor, sedangkan untuk galian saluran, kedalaman dasar saluran harus dibuat sesuai dengan EDS ( Elevasi Dasar Saluran)

c. Pelaksanaan harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari kelongsoran. Untuk itu pelaksana harus membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama masa penggalian, karena stabilitas dari permukaan tanah selama penggalian merupakan tanggung jawab pelaksana.

d. Semua akar-akar, batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau tembok/pondasi, pipa—pipa yang tidak terpakai atau halangan-halangan lain yang dijumpai pada saat penggalian harus dikeluarkan dan dibuang.

e. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang masih berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat, apabila hal tersebut dijumpai, maka pelaksana harus segera memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin Kegiatan untuk mendapatkan intruksi lebih lanjut.

f. Apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada barang-barang tersebut diatas, maka pelaksana harus segera memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin Kegiatan dan Pihak yang berwenang dan segera mengganti semua kerusakan-kerusakan tersebut atas biaya sendiri.

g. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya, Pelaksana harus mendapat ijin / persetujuan tertulis dari pengawas.

h. Apabila penggalian dilakukan sampai dibawah level yang tercantum dalam gambar rencana tanpa instruksi tertulis dari pengawas, maka bagian yang telah tergali tersebut harus diisi dengan adukan beton 1:3 :5

4. Penggalian dibawah muka air tanah.

a. Penggallian harus dilakukan dalam keadaan kering, pelaksana bertanggung jawab untuk merencanakan system pemompaan air tanah dan sudah diperhitungkan biaya.

(7)

.XII - 7

 Permukaan air tanah yang diturunkan harus dalam keadaan terkontrol penuh setiap waktu untuk menghindari fluktuasi yang dapat mempengaruhi kestabilan penggalian tanah.

 Sistem yang digunaka tidak boleh mengakibatkan penaikan/penurunan tanah ( heaving ) dasar galian secara berlebihan.

 Harus menyedian Filter-filter secukupnya yang dipasang disekeliling sumur dipompa untuk mencegah kehilangan butir-butir tanah akibat pemompaan.

 Air yang dipompa harus dibuang sehingga tidak mengganggu penggalian atau disekitarnya.

 Sistem pemompaan harus memperhitungkan rencana detail dalam menghadapi bahaya longsor pada pekerjaan dan daerah sekitanya pada saat hujan besar.

5. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan.

a. Pelaksana harus mengajukan contoh bahan pengisi yang akan digunakan, untuk disetujui oleh pengawas, bahan pengisi untuk daerah perkerasan dapat diambil dari lapangan atau diluar lapangan dan merupakan tanah laterik, tanah kapur atau tanah pasir yang bebas dari akar-akar pohon yang besarnya lebih dari 1 cm dan mempunyai CBR lab. Minimal 4.

b. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan secara lapis perlapis dengan tebal hamparan maksimal 25 cm dan kemudian dipadatkan.

c. Lapisan tanah urug harus dipadatkan sampai mencapai 95 % dari kepadatan kering maksimum. Pemeriksaan kepadatan dilapangan harus dilaksanakan untuk setiap hasil pemadatan seluas 100 M2 pada setiap lapis pemadatan.

d. Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah dan pelaksana harus mengganti bagian- bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian pelaksana atau akibat dari aliran air.

6. Pekerjaan Penyelesaian

a. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan daerah betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata.

b. Seluruh lapisan akhir (finish grade) harus benar-benar memenuhi peil yang dinyatakan dalam gambar, Bila diakibarkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan material yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas timbunan tersebut harus digaruk terlebih dahulu sebelum material timbunan tambahan dihamparkan, untuk

selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan teknis lainnya.

(8)

.XII - 8

18. PEKERJAAN BETON

MATERIAL

1. Semen

a. Semen-semen yang digunakan adalah jenis portlad semen sesuai dengan persyaratan Standar Indonesia NI – 8 / 1972 atau Britis Standard No. 12 1965 dan Produksi dari satu merk.

b. Pelaksana harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type dan kualitas dari semen yang digu aka da Ma ufa ture’s test ertifi ate a g

e ataka e e uhi se ua pers arata terse ut dala huruf a diatas.

c. Pelaksana harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari .

d. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

2. Agregat ( Pasir, Kerikil atau Batu Pecah )

a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut ASTM C – 33 dan mempunyai ukuran terbesar 2.5 cm

b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasan, keras tidak berpori dan berbentuk kubus, Bila ada butir yang ipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari Value dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50.5 kehilangan berat menutur test mesin los angeles.

c. Bahan harus bersih dari zat –zat organic, zat-zat reaktif alkali atau subtansi yang merusak beton dan mempunyai gradasi seperti berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1 3/8 3/8

No. 4

25.00 mm 20.00 mm 95.00 mm 4.76

100 90 – 100

20 – 55 0 – 1

3. Agregat Halus

a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan harus bersih dari bahan organic, Lumpur, zat—zat alkali an tidak mengandung lebih dari 150% subtansi – subtansi yang merusak beton.

(9)

.XII - 9

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8

Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI NI – 2. 1991 dengan tegangan lelah karakteristik tau = 2.400 kg/cm 2 atau baja u 24.

Pemberi tugas atau pengawas akan melakukan pengujian test tarik putus dan bending untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya pelaksanaan.

6. Bahan Pencampur

a. Penggunaan Bahan pencampur ( admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari pengawas dan perencana.

b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, pelaksana harus mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan CW ratio dari penambahan bahan pencampur (admixture) tersebut, Hasil Crussing test dari laboratorium yang berwenang, terhadap kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

7. Cetakan Beton

Dapat menggunakan kayu kelas II, Multipleks dengan tebal minimal 9 mm atau palat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI -2 1971

MUTU BETON

a. Mutu beton harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan karakteristik Tbk + 225

Kg/Cm2 (K225) dengan ketentuan jumlah minimum dalam 40 kg/zak 5Kg/Zak, Nilai Faktor air semen (cement water ratio ) maksimum 0.52 dalam berat.

b. Slump ( Kekuatan Beton ) untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan standar

(10)

.XII - 10

Jenis Konstruksi Slump Maks. ( mm ) Slump Min. ( mm )

Kaki dan dinding pondasi Plat Balok dan Dinding Kolom

c. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, maka harga

tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50% dengan catatan tidak boleh melebihi 150 mm.

PENGADUKAN DAN PERALATAN

a. Pelaksanaan harus menyediakan peralatan dan perlengkapan uang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing bahan pembentukan beton dengan persetujuan dari pengawas.

b. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material harus dengan persetujuan pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi terus menerus oleh seorang inspector yang berpengalaman dan bertanggung jawab.

c. Pengadukan harus dilakukan dengan mesing pengaduk beton ( Batch Mixer Pertable Continous Mixer ), Mesin Pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit. d. Bahan – bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1.5 menit sesudah

semua bahan ada dalam mixer.

e. Mesin pengaduk tidak boleh dobebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air harus dituang dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan.

f. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.

g. Pelaksa a oleh e e patka satu Mi i g Pla t atau e peroleh eto dari satu

Read Mi ed Pla t asal dapat e uktika ahwa utu eto terse ut sesuai

dengan semua ketentuan dalam persyaratan ini.

Pelaksana harus menyerahkan spesifikasi beton Ready Mixed yang akan digunakan sesuai dengan mutu beton yang diinginkan sebelum memulai pekerjaan.

PERSIAPAN PENGECORAN

a. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton lepas, Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang ( pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing, dan perlengkapan-perlengkapan lain).

b. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.

Sambungan pada diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal terutama untuk permukaan beton yang tidak di finish (exposed concrete)

(11)

.XII - 11

pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani, struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya selama pelaksanaannya.

d. Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituangi permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran diberi form oil untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan, pelaksanaannya harus berhati-hari agar tidak terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dengan tulangan.

e. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

 Bagian sisi balok 48 Jam

 Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari

 Balok dengan beban konstruksi 21 Hari

 Pelat Lantai / Atap/ Tangga 21 Hari

f. Dengan persetujuan pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75 % dari kekuatan beton pada umur 28 hari.

Segala ijin yang diberikan oleh pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab pelaksana terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.

g. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton.

Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, pelaksana wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.

h. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian konstruksi yang terpencam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.

PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN

a. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dangan cermat, sehingga waktu antara pengadukan dan pegecoran tidak lebih dari 1 ( satu ) jam dan tidak terjadi perbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.

b. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan pengawas.

c. Pelaksana harus memberitahukan pengawas selambat-lambatnya 2 (dua ) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

d. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat telah melampaui 1.5 jam dan waktu ini dapat berkurang, bila pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

(12)

.XII - 12

Cara Penuangan dengan alat-alat pembentu seperti talang, pipa, chute, dan sebagainya harus mendapat persetujuan pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang megeras.

f. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1.5 meter, bila memungkinkan sebaiknya digunakakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.

g. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami initial set atau yang telah mengeras dalam batas dimana yang baru dituang.

h. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai dasar setebeal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah.

i. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan tidak berunbah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitance ) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang padat, Segera setelah penghentian pengecoran, adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

j. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan. Kecuali atas persetujuan pengawas dapat dilaksanakan pada malam hari sengan ketentuan bahwa system penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat.

PEMADATAN BETON

a. Pelaksanaan bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebihan.

b. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan Mechanical Vibrator dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman.

c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetaran yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik, alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan, terutama pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

PENYELESAIAN BETON

a. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas pada permukaan, ujung-ujung atau sudur-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.

b. Bagian- bagian yang rapuh, kasar, berlubang dan tidak memenuhi persyaratan harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan, bila diperlukan seluruh permukaan beton diharuskan dengan ampelas, caborandum atau gurinda.

(13)

.XII - 13 PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON.

a. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh pengawas setelah pengecoran dan penyelesaian, permukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus menerus selama 7 ( tujuh ) hari.

b. Permukaan-permukaan beton yg dbongkar cetakannya sedang masa perawatan beton belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti tsebut pada ayat (1).

c. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan terjadinya celah-celah pada sambungan.

d. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut diatas, harus dirawat dengan jalan membasahi atau menutupi dengan membrane yang basah.

PENGUJIAN BETON

a. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI NI – 2 1971 dan minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut. b. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam satu hari

dengan volume sampai sejumlah 5 m3

c. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 ( empat ) buah benda uji berbentuk kubus 15x15 1 15 cm, satu benda uji akan dites pada umum 7 hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji lainnya akan dites pada umur 28 hari, hasil tes merupakan hasil rata-rata dari ketiga specimen tersebut.

d. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal dilapangan, Dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenarnya.

SUHU

a. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32º C. Bila suhu dari beton yang berasa antara 27 º dan 32 º C, maka beton harus diaduk ditempat pekerjaan dan langsung di cor.

b. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu beton melebihi dari 32 º C. Maka pelaksana harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat atau mengecor pada waktu malam hari.

19. PEKERJAAN PASANGAN

A. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pekerjaan persiapan dan pelaksanaan pasangan batu bata untuk dinding, rolling dan bagian-bagian lain bangunan sesuai dengan gambar rencana, termasuk pengadaan bahan dan peralatan pembantu.

2. Bahan-bahan a. Batu Bata

(14)

.XII - 14

b. Adukan

1:2, 1:3 dan 1:4

Pelaksana harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada pengawas untuk disetujui.

c. Cara Pelaksanaan :

Pemasangan batu bata harus mengikuti peraturan dengan tahapan yang lazim dilakukan atas petunjuk pengawas, ( untuk pematokan/perpil, Penarikan benang dll), batu bata yang akan digunakan harus direndam dulu sampai jenuh dan permukaan yang akan dipasang harus dibasahi pula.

Pengikatan pada pasangan bata setengah baru harus dilakukan secara baik dan sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separuh panjang kecuali sesuai dengan peraturan.

Semua pasangan harus lurus, rata secara horizontal maupunvertikal dan dilakukan dengan menggunakan tarikan benang yang dipasang tidak lebih dari 30 cm diatas pasangan sebelah bawahnya.

B. PEKERJAAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan.

Meliputi pekerjaan persiapan bagian yang akan diplester, plester dinding, kolom, bagian pondasi atau keperluan lain yan akan diselesaikan dengan cat atau bahan pelapis seperti tertera dalam gambar rencana, termasuk pengadaan bahan dan peralatan pembantu. 2. Bahan – Bahan

a. Plesteran Kedap Air

Menggunakan Campuran 1 Pc : 2 Psr b. Plesteran Biasa

Menggunakan campuran 1 Pc : 4 Psr 3. Cara Pelaksanaan

Semua pasangan bata harus diselesaikan dengan plesteran kecuali ditentukan lain dalam gambar.

Seluruh bidang yang akan diplester harus dibersihkan lubang-lubang yang tidak diperlukan harus ditutupi dengan rapi, siar atau spesi antara pasangan bata harus dikerok dan kemudian dibasahi dengan air.

Bila tidak disebutkan lain dalam gambar, maka tebal plesteran untuk bidang yang akan dicat, mempunyai ketebalan minimal 15 mm dan maksimal 20 mm

Permukaan plesteran harus lurus, rata dan rapi secara horizontal maupun vertical, setiap lekukan harus dibuat rapi dan lurus sesuai dengan kebutuhan/gambar rencana. Dinding bagian bawah harus diplester dengan adukan kedap air sampai setinggi 30 cm diatas lantai dan untuk daerah kamar mandi sampai setinggi 180 cm.

(15)

.XII - 15

20. PEKERJAAN LANTAI

A. LANTAI BANGUNAN

Lantai Bangunan Mempergunakan Granit Ukuran 60 x 60 Cm,

B. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pekerjaan penyiapan dan penyelesaian Cor Lantai pada permukaan-permukaan yang ditunjuk

1. Bahan-bahan

Digunakan adukan dari campuran 1 pc : 3 psr: 5 Krl dengan persyaratan sebagai berikut a. Semen

b. Pasir c. Koral d. Air

2. Cara Pelaksanaan

Sebelum memulai pekerjaan, pelaksanaan harus meneliti kembali ketinggian peil yang diisyaratkan sesuai dengan gambar rencana serta menyiapkan bagian tersebut dengan baik. Permukaan beton asal harud di kasarkan terlebih dahulu dan diberi bond coat dengan air semen.

Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pencampur (molen) atau dengan cara lain yang disetujui pengawas, sampai didapat campuran yang homogen.

Ketebalan beton rabat minimal 5 cm dan harus dibuat dengan permukaan yang rata atau mempunyai kemiringan sesuai dengan gambar rencana, Untuk selanjutnya permukaan diselesaikan dengan acian.

Pada bidang/lantai yang luas, pengecoran harus dilakukan perbagian dan diberi nat/tali air untuk menghindari keretakan.

C. LANTAI GRANIT

1. Lantai kerja bawah lantai

Adukan semen untuk lantai kerja ditentukan 1 pc : 3 psr : 5 krl

Tebal lantai kerja bawah lantai keramik tidak boleh kurang dari 5 cm atau sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

2. Granit

Granit dari buatan dalam Negeri, dari kualitas baik, warna ditentukan oleh pihak direksi sesuai dengan gambar kerja dengan tebal tidak kurang dari 4 mm, keramik harus uniform dalam ukuran, warna permukaannya harus rata dan sudut-sudutnya harus siku-siku betul dan disetujui oleh konsultan pengawas.

3. Adukan pasangan

Adukan pasangan harus mempunyai bahan dasar PC, Pasir dan air sesuai dengan syarat-syarat pada pasal 21

4. Contoh Granit

Sebelum bahan-bahan didatangkan /disuplay kontraktor wajib memberikan contoh secukupnya dan mendapatkan persetujuan dan Konsultan Pengawas.

5. Cincin Keramik

Tangga, Meja, Bak KM/WC serta pada lantai yang terdapat beda elevasi harus dipasang cincin keramik.

(16)

.XII - 16

a. Pekerjaan lantai meliputi pemasangan rabat beton dan lantai keramik dan lain-lain, pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini dipasang diruangan-ruangan sesuai dengan gambar.

b. Pekerjaan memasang dinding keramik dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja. c. Pekerjaan lantai rabat dilaksanakan diluar bangunan atau tempat-tempat tertentu

yang ditentukan oleh pengawas

d. Pekerjaan pelapisan dinding meliputi pekerjaan pemasangan keramik dinding yang disebut dalam pasal ini, serta memenuhi persyaratan dan spesifikasi khusus sesuai dengan gambar dan petunjuk serta persetujuan Konsultan Pengawas.

7. Cara Melaksanakan a. Lantai

 Untuk Lantai Granit yang dipasang diatas pasangan dipasangan lapisan tersebut harus dipadatkan terlebih dahulu.

 Granit dipasang dengan adukan 1pc : 2ps tebal tak kurang dari 3 cm

 Celah antara Granit lebarnya lebih kurang 2 mm dan setelah pasangan telah cukup kering disiram pasta semen ( sesuai dengan warna keramik ) kemudian dibersihkan

b. Kerusakan lantai akibat penyambungan ruangan/bangunan harus dilakukan penggantian sesuai dengan gambar.

21. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

A. PINTU DAN JENDELA

1. Kosen Kayu

Kosen terbuat dari Kayu Kelas I jenis bulian atau kulim kering yg berkualiatas baik. 2. Pintu

Pintu terbuat dari kayu kelas I jenis tembesu kering yang berkualitas Baik. Dan di sesuaiakan dengan gambar kerja/rencana.

3. Kaca .

Digunakan minimal kaca tebal 5 mm produksi dalam negeri berkualitas baik.

B. PERLENGKAN PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan dan pemasangan perlengkapan pintu seperti engsel, kunci handle (pegangan), Grendel, hak angina dan perlengkapan lainnya yang diperlukan sesuai dengan gambar rencana atau daftar pemakaian bahan termasuk penyediaan alat Bantu

2. Bahan-Bahan

a. Alat Pengunci.

Semua alat pengunci dan pegangan pintu harus dari satu merk dengan kualitas setara produksi cisa dan mempunyai type pengunci 2 slaag (putaran).

b. Alat Penggantung

(17)

.XII - 17

3. Cara Pelaksanaan

Sebelum Pemasangan alat perlengkapan pintu atau jendela pelaksana harus meneliti kembali mengenai ketepatan sudut siku dan kelurusan kosen atau partisi untuk selanjutnya menyetel daun pintu/jendela sesuai dengan persyaratan.

Jarak antara kosen/lantai dengan daun pintu/jendela tidak boleh lebih dari 3 mm daun harus terpasang siku dan tidak bersentuhan baik dengan kosen/jendela maupun sesama daun pintu (untuk pintu ganda ). Alat penggantung yang harus dipasang pada pintu lapis minimal sebanyak 3 (tiga ) buah, pada tempat sesuai gambar rencana, Alat penggantung pintu harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 28 cm (as) dibawah ambang kosen atas dan 35 cm (as) diatas lantai, sedang lainnya dipasang pada tengah engsel atas dan bawah. Pemasangan harus kuat, rapi dan tidak menimbulkan cacat pada daum maupun kosen.Pegangan (handle) pintu dipasang pada jarak 90 cm dari permukaan lantai dan pemasangannya harus sedemikian rupa sehingga mudah digunakan, rapi dan kuat tidak mudah rusak sesuai dengan fungsinya.Pada pertemuan kaca dengan kaca pada jendela utama, harus diberi sealent yang khusus untuk hal itu, dengan baik dan rapi dan tidak menimbulkan kebocoran.

22. PEKERJAAN KACA

A. BAHAN

1. Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening kualitas baik dengan ketentuan dapat menahan beban angin sebesar 122 kg/m2

2. Semua jenis kaca yg digunakan harus produksi pabrik yg disetujui oleh pengawas. 3. Tebal kaca 5 mm atau disesuaikan dengan gambar detail

4. Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kosen, daun jendela dan pintu agar tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran. Harus dari kualitas baik produksi dari pabrik yang disetujui oleh pengawas.

5. Dempul untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng tidak boleh kering atau sudah mengeras.

6. Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh konsultan pengawas.

B. MACAM PEKERJAAN

1. Lingkungan pekerjaan adalah mengadakan bahan, alat pemotong, pembersih, penggosok tepid an tenaga kerja untuk jendela pemasangan kaca.

2. Pemasangan kaca pada jendela kaca dan daun pintu kaca harus digosok lebih dulu sehingga tumpul.

C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Alur kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat dengan lapis cat minyak sebelum kaca dipasang.

2. Kaca dipotong menurut ukuran kosen dengan kelonggaran cukup sehingga pada waktu kaca berkembang tidak pecah.

3. Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai dempul kaca dan list kaca dipaku dengan paku halus.

(18)

.XII - 18

5. Kaca yang dipasang pada kosen dan semua sudutnya harus ditumpulkan dan sisi tepi digosok hingga tidak tajam.

6. Setelah selesai dipasang kaca harus dibersihkan dan sudutnya yang retak/pecah atau tergores harus diganti.

23. PEKERJAN LANGIT-LANGIT PLAFOND

A. LANGIT-LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyiapan bagian yang akan dipasang, rangka penggantung plafond dan hal-hal lain yang diperlukan, pemasangan penutup plafond sesuai dengan gambar rencana serta penyediaan bahan dan peralatan pembantu.

2. Bahan-bahan a. Penutup Plafond

Digunakan Gypsum minimal 9 mm dari kualitas terbaik dan tidak cacat ataupun pecah-pecah.

b. Rangka Penggantung.

Digunakan besi hollo biru kualitas baik, lurus, tidak cacat dan bekarat ,ukuran 2/4 cm. bila diperlukan rangka utama digunakan kayu ukuran 4/4 .

c. Lis Profil

Digunakan lis profil dari list profil gypsum dengan kualitas baik tidak retak ataupun pecah-pecah. Pelaksanaan harus mengajukan contoh bahan terebih dahulu untuk disetujui Pemimpin Kegiatan atau pengawas dan bahan yang digunakan harus sesuai contoh yang telah disetujui.

3. Pelaksanaan.

Sebelum memulai pemasangan, pelaksanaan harus menyediakan atau menentukan benc mark sebagai pedoman ketinggian peil plafond sesuai dengan gambar rencana dan disetujui oleh pengawas. Pelaksana bertanggung jawab atas ketepatan pedoman tersebut. Rangka Plafond harus digantung pada beton diatasnya dengan menggunakan ramset atau baja tulangan yang tertanam pada plat beton atau tergantung pada rangka atap. Rangka harus diserut halus pada sisi yang berhubungan dengan plafond dan harus dipasang lurus, rata serta saling siku sesuai dengan gambar rencana. Cara penyusunan atau menggantung rangka haarus mempertimbangkan adanya instalasi dan fixture yang terdapat pada plafond rangka harus dimeni terlebih dahulu dan bagian rangka yang terlihat harus diberi cat hitam. Pemasangan penutup plafond harus rata dan kuat dengan jarak paku tidak melebihi 20 cm

(19)

.XII - 19

B. PLAFOND GYPSUM

1. Bahan

Langit-langit dari bahan Gypsum ek produksi dalam negeri dan berkualitas baik, ukuran yang digunakan adalah 120 x 240 cm dengan sisi yang lurus dan siku—siku dengan tebal tidak kurang dari 9 mm. mempunyai satu bidang yang datar dan halus, seragam dimensinya, sisi tepinya lurus dan tidak cacat tidak melengkung dan cukup keras, permukaannya yang halus harus bersih dari cacat/kotoran yang menempel sebelum dicat.

2. Macam Pekerjaan

a. Memasang langit-langit (plafond) pada ruangan—ruangan yang dinyatakan pada gambar.

b. Memasang kerangka langit-langit dengan menggunakan besi hollo dimensi sesuai dengan gambar bestek sehingga membentuk bidang datar.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum memasang lembaran-lembaran Gypsum Kontraktor wajib memeriksa bahwa kerangka untuk bidang-bidang Gypsum itu telah sesuai dengan gambar tentang letaknya pola dan ukurannya.

b. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh struktur atap (kuda-kuda) dan dinding sesuai ukuran dalam gambar rencana. c. Langit-langit Gypsum dipasang pada kerangka tersebut sehingga menghasilkan

permukaan yang rapi,.

d. Lembaran-lembaran Gypsum harus dipasang pada kerangka besi dengan paku pada setiap jarak 15 cm ( 1.5 cm dari tepi ), dibagian tengah lembaran Gypsum dan GRC dipaku secukupnya pada kerangka agar bidang-bidang tidak melendut (lihat gambar rencana).

24. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Untuk pekerjaan ini sejauh tidak di tentukan lain di gunakan dasar atau pedoman dan ketentuan/peraturan umum mengenai instalasi listrik atau tegangan( AVE & VDE ).Berlaku pula standar/referensi sebagai berikut :

a. Peraturan umum Instalsi listrik( PUTL ) tahun1997

b. Peraturan Menteri PU dan tenag listrik No.023/PRI/1987 tentang peraturan instalasi listrik c. Peraturan-peraturan yang di kelurkan oleh PLN distribusi setempat

d. Peraturan/persayaratan yang di kelurkan oleh dinas keselamatan kerja ( Depnaker ) e. Peraturan/Persyaratan dari pembuat peralatan yang di gunakan

f. Instalasi Sprinkler otomotif

g. Juga jadi pedoman standar yang di kelurkan oleh Asociation OF German standart,Japan Industriat Standart( JIS ) dan International Electronical Commicion ( EIC ) sepanjang tidak bertentanagan denagan PUIL 1987

(20)

.XII - 20

3. Untuk pekerjaan ini di perlukan instalasi listrik penerangan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Semua instalasi harus di hilangkankan dari pandangan (di tanam dalam tembok/di paasang

pada langit-langit )

b. Kabel-kabel yang terletak dalam tembok harus di masukan ke dalam pipa union /paralon tak bercelah

c. Pasangan fixtures adalah sebagai berikut :

- Shaclar/switch di pasang setinggi 150 cm dari atas lantai

- Stop kontak/kontak tusuk di pasang setinggi 25 cm dari atas lantai atau selama tidak di tentukan kemudian

4. Pengujian instalasi listrik

a. Sebelum serah terima, seluruh instalasi dan perlengkapan harus sudah diuji dengan hasil yg baik,aman dan handal

b. Pemborong bertanggung jawab atas pengadaan alat dan tenaga untuk pengujian yang di lakukan

c. Pengujian harus disaksikan dan disetujui oleh perencana dan pengawas pembertitahuan pelaksanaan pengujian kepada perencana dan pengawas paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya

d. Perencana dan pengawas berhak memerintahkan kepada pemborong untuk melak-sanakan pengujian disetiap saat apa bila di perlukan atau pekerjaaan sudah dapat di uji

e. Pengujian yang harus di laksanakan :

- Pengujian Tahanan isolasi

- Pengujian Instalsi secara keseluruhan

- Pengujian Tahanan pertahanan

f. Bilamana terdapat hasil pengujian yang tidak baik,pemborong harus segera memperbaiki g. Bila mana pengujian mendapat hasil yang tidak baik setelah 3( tiga )

kaliperbaiakan,maka pemborong berkewajiban membongkarnya dan memulai pekerjaan tersebut dari awal kemabali dengan biaya menjadi tanggung jawab pemborong

h. Pemborong / instalator harus mengadakan pengujian ( testing ) dari instalsi listrik pada beban penuh selama 2x24 jam secara terus menerus, semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

i. Bahan- Bahan :

a. Saklar/Awitch, Terdiri dari

 Type : Broco

 Bentuk : Persegi ukuran 80x80 mm bahan ebonite warna putih

 Ranting : Minimum 16 Amper

 Pemasangan : Sistem tanam dalam tembok, dengan ketinggian sesuai gambar.

b. Outlet pada permukaan khusus

(21)

.XII - 21

c. Pull Box

Kecuali dipersyaratkan lain semum pull box harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dan PUIL dan Lain-lain yang mempunyai persyaratan sama dengan kotak-kotak outlet.

d. Pendukung Kabel.

Setiap pull box termasuk kotak-kotak yang aada diataas swich board harus diberi cukup banyak klem dan lain-lain, dimana kabel-kabel tersebut dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel akan membentang tanpa pendukung.

e. Zekring Box.

25. PEKERJAAN PENGECATAN

A. MATERIAL

B. Lingkup Pekerjaan

Meliputi Pekerjaan meliputi penyiapan bagian yang akan diselesaikan dengan cat. Pelaksanaan pengecatan dasar dan pengecatan akhir sesuai dengan gambar-gambar rencana termasuk penyediaan bahan peralatan pembantu.

1. Bahan-bahan a. Plamur

Digunakan jenis plamur yang berkulitas baik. b. Cat Tembok/Plafond

Digunakan cat tembok setara dengan Metrolite atau berkulitas baik. Warna yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam gambar rencana./persetujuan pengawas.

2. Cara Pelaksanaan.

Bagian yang akan dicat harus sudah disiapkan dengan baik dinding sudah diasi halus dan rata untuk selanjutnya diberi plamur dan diamplas sampai didapat permukaan yang halus dan rata serta tidak bergelombang dan berlubang-lubang.

Setelah bidang benar-benar halur, rata dan disetujui oleh pengawas, maka pelaksanaan pengecatan dasar (filler coat) dapat dilakukan dengan menggunakan roller sampai didapat permukaan yang merata dan tidak bergelombang sesudah lewat dari 12 jam.Pengecatan akhir dapat dilakukan setelah bidang yang dilapis filler coat dinyatakan baik oleh pengawas, pengecatan dilakukan dengan menggunakan roller minimal 3 (tiga) kali sampai didapat permukaan yang mempunyai warna merata sesuai dengan yang ditentukan.

C. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi Pekerjaan penyiapan bagian-bagian yang akan dicat dan pelaksanaan pengecatan untuk kayu dan bagian lain yang diisyaratkan dalam gambar rencana termasuk penyediaan bahan dan peralatan pembantu.

(22)

.XII - 22

a. Plamur Kayu

Digunakan meni besi dari kualitas baik..

b. Meni Kayu

Digunakan meni kayu dari kualitas baik.

a. Cat Permukaan

Digunakan Cat kayu dari kualitas baik. Cara Pelaksanaan.

Permukaan harus disiapkan dengan baik lubang-lubang yang akan ada harus didempul dan diampelas sehingga didapat permukaan yang rata, rapid an bersih, bebas dari semua permukaan rata, rapid an bersih, bebas dari kotoran dan minyak/lemak yang akan mengakibatkan tidak sempurnanya hasil pengecatan.

Pelapisan cat dasar dilakukan minimal 2 (dua ) kali jalan kemudian diplamur dan diampelas lagi sampai rata sehingga lubang-lubang serat kayu sudah tertutup.

Pengecatan akhir dilakukan minimal 3 (tiga) kali dengan selang waktu minimal 6 (enam ) jam sampai didapat permukaan yang harus dan warna yang merata, tanpa cacat.

26. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1. Sebelum penyerahan pertama dilaksanakan, kontraktor harus meneliti semua bagian

pekerjaan dan kalau terdapat bagian pekerjaan yang belum sempurna maka kontraktor harus segera memperbaikinya dengan penuh tanggung jawab.

2. Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan, ruangan harus sudah selesai dibersihkan dari

segala kotoran – kotoran lainnya.

3. Halaman dalam dan luar bagunan harus diberihkan dari segala macam sampah, kotoran

bekas pekerjaan dan kotoran – kotoran lainnya.

4. Kontraktor harus mempunyai tanggung jawab untuk segera menyelesaikan pekerjaan dengan

sebaik – baiknya sehingga memerlukan pekerjaan perbaikan.

5. Setelah penyerahan kedua, semua barang dan peralatan yang menjadi hak atau milik

kontraktor harus segera dipindahkan dan disingkirkan dari lokasi bangunan.

27. DOKUMENTASI

1. Guna melengkapi data – data laporan, kepada kontraktor diwajibkan membuat photo – photo atas kemajuan pekerjaan mulai dari pelaksanaan pertama serta tiap – tiap bagian pekerjaan hingga Kegiatan selesai dilaksanakan.

(23)

.XII - 23

28. HAL – HAL LAIN / PERATURAN PENUTUP

1. Kontraktor diwajibkan untuk membuat 1 ( satu ) buah papan nama Kegiatan yang ukuran dan isinya akan diberitahukan kemudian.

2. Hal – hal lain mengenai perubahan untuk konstruksi, dapat diselesaikan antara kontraktor dengan pengawas dan pemimpin bagian Kegiatan, dengan cara tidak menyimpang dari ketentuan – ketentuan yang berlaku.

3. Mengenai segala perizinan sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan merupakan beban kontraktor.

(24)

.XII - 24

KETERANGAN PEKERJAAN

NO JENIS PEKERJAAN KETERANGAN

1 2 3

1 Pek. Pembongkaran

- Pembongkaran dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak merusak bagian lain dari bangunan yang tidak dibongkar.

- Bahan-bahan bongkaran yang masih dapat digunakan harus dikumpulkan.

- Sisa pembongkaran yang di tidak layak pakai dibuang, setelah mendapat persetujuan dari konsultan Pengawas.

- Bagian gedung yang kena dibongkar di rapikan kembali agar gedung yang tidak di bongkar bisa di pergunakan.

1 Pekerjaan Pondasi

a.Rangka bangunan dari beton bertulang

b. Pondasi Bangunan Terdiri dari

- Tiang Kolom Utama 30 x 30 Cm

- Plesteran dinding bangunan menggunakan adukan (1pc : 4ps)

3 Pekerjaan Kayu a. Kozen

b. Pintu & Jendela c. Pintu Panil

(25)

.XII - 25

- Bahan daun pintu dan jendela kaca dari kayu tembesu tebal 3,5 cm bersih setelah diketam dan ukuran

5 Pekerjaan Kunci Alat Penggantung a. Kunci Pintu

- Engsel jendela H 3 "nyilon kuningan.

- Grendel yang bekwalitas baik

- Hak Angin dan Tarikan Jendela berkwalitas baik.

-6 Pekerjaan Instalasi Listrik a. Instalasi

(26)

.XII - 26

b. Langit - langit

c. List Plafond

rangka besi hollo 2/4 dan 4/4 warna silver / biru dan yang berkwalitas baik

- Langit-langit atau plafond menggunkan bahan dari Gypsum tebal 9 mm dan yang berkwalitas baik

- List Plafond bagian dalam menggunkan list profil gypsum ukuran disesuaikan dengan gambar.

10 Pekerjaan Pengecatan a. Cat Kayu

b. Cat Tembok & plafond

- Cat kayu mempergunakan cat minyak kwalitas baik ,warna di setujui pengawas

- Cat dinding, dan plafond mempergunakan cat tembok yang berkwalitas baik. warna di setujui pengawas

11 Pekerjaan Luar Bangunan a. Pembersihan

b. Papan Nama Kegiatan c. Air Kerja

d. Dokumentasi Kegiatan e. Direksi Keet / Barak Kerja

- Pembersihan lokasi sekitar bangunan awal dan akhir pekerjaan

- Papan Nama Kegiatan

- Penyediaan Air dan listrik kerja di sediakan sesuai kebutuhan

- Dokumentasi Kegiatan (0% - 100% fisik)

(27)

.XII - 27

PERKIRAAN VOLUME

1.

Perkiraan Volume ini hanya di berikan sebagai pedoman dan tidak mengikat. Para

Penawar harus menghitung kembali sesuai dengan gambar dan keterangan yang di

berikan pada waktu penjelasan pekerjaan ( Aanwijzing ).

2.

Penawar dibenarkan untuk merubah/menambahkan macam pekerjaan yang di anggap

belum di cantumkan. Semua penawaran yang di buat berdasarkan uraian pekerjaan yang

di maksudkan sudah di anggap merupakan perhitungan penawar sendiri.

(28)

SPEKSIFIKASI TEKNIS

PROGRAM

PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA

APARATUR MAHKMAH AGUNG

PEKERJAAN

REHAB GEDUNG KANTOR PENGADILAN NEGERI TEBO

SELUAS 250 M2

LOKASI

KABUPATEN TEBO

TAHUN ANGGARAN

Referensi

Dokumen terkait

1.Ketersediaan lahan usahatani 2Jumlah produksi usahatani 3.Tingkat pendidikan petani 4.Jumlah tanggungan keluarga 5.Kemitraan usahatani.

Dari penelitian ini, untuk mengetahui penampilan fisik dari karakter utama, apa yang mereka katakan tentang diri mereka sendiri, apa yang orang lain katakan

[r]

Target penelitian yaitu: membangun sistem identifikasi jenis kelamin manusia berdasarkan foto panoramik gigi, membantu menemukan suatu cara baru dalam melakukan

Kegiatan pengabdian “ Peningkatan Peran Aktif Petugas Program Kesehatan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Duren Kecamatan Balung” dengan tujuan

[r]

We, the members of the International Dialogue on Peacebuilding and Statebuilding (“the Dialogue”), comprised of the g7+ group of 19 fragile and conflict-affected

Mengingat akan pentingnya rencana pembangunan dalam dimensi jangka menengah, serta memenuhi ketentuan Pasal 19 ayat (3) Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang