PENGARUH SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TERHADAP PERTUMBUHAN WAKAF UANG DI KOTA PADANG
(Studi Kasus Badan Pengelolaan Gerakan Wakaf Uang Muhammadiyah)
Oleh : Riza Anita
Mahasiswa Ekonomi Syari’ah Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang
ABSTRAK
Pengaruh sosialisasi merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain terhadap proses pembentukan standar individu tentang keterampilan, dorongan sikap dan perilaku agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Masyarakat masih mengenal wakaf produktif, dengan itu masyarakat sulit dan terbatas pada wakaf non uang untuk berwakaf karena keterbatasan pada tanah, bangunan untuk diwakafkan,oleh sebab itu dengan adanya wakaf uang yang diatur dalam undang-undang Nomor 41 tahun 2004 pasal 28 dan 29 untuk mempermudah masyarakat berwakaf, kegiatan sosialisasi tentang wakaf uang perlu di tingkatkan lagi agar masyarakat mau melaksanakan wakaf uang, mengingat wakaf uang lebih mudah/praktis di laksanakan dan tidak perlu dengan jumlah besar. Dikarenakan wakaf non uang itu lebih susah dilaksanakan dan harus menukarkan uang dengan benda yang ingin diwakafkan. Di dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang wakaf dibolehkan mengelola dan mengembangkan harta wakaf seperti pada pasal 42 bahwa “Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukkannya sesuai dengan syariat Islam.
Kata Kunci : Pengaruh, Sosialisasi, Wakaf dan Pertumbuhan Wakaf Uang
A. Pendahuluan
Pengaruh sosialisasi Adalah suatu daya yang dapat membentuk atau
mengubah sesuatu yang lain terhadap proses pembentukan standar individu
tentang keterampilan, dorongan sikap dan perilaku agar dapat berjalan sesuai
dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Wakaf yang ada di Indonesia
diperlukan komitmen bersama pemerintah, ulama dan masyarakat. Selain itu
juga harus dirumuskan kembali mengenai berbagai hal yang berkenaan
dengan wakaf, termasuk harta yang diwakafkan, peruntukkan wakaf dan
diserahkan kepada orang-orang atau suatu badan khusus yang mempunyai
kompetensi memadai sehingga bisa mengelola secara profesional dan
amanah.1
Selanjutnya yang dimaksud wakaf benda bergerak, salah satunya
adalah uang/uang. (Pasal 16 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2004 tentang Wakaf) Dengan demikian yang dimaksud wakaf
uang/uang adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang dan
lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang. Juga termasuk kedalam
pengertian uang adalah suratsurat berharga, seperti saham, cek dan lainnya.2
Dalam kehidupan sehari-hari, wakaf uang belum dirasakan oleh
masyarakat, sebab wakaf uang masih terbilang baru, sejauh ini masyarakat
hanya mengenal wakaf produktif yaitu wakaf tanah, wakaf bangunan untuk
amal jariyah. Ada seorang masyarakat yang ingin berwakaf akan tetapi ia
tidak memiliki tanah atau bangunan untuk di wakafkan melainkan uang yang
ia miliki, maka disni letak kesulitan masyarakat untuk berwakaf, dengan
keluarnya undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf uang maka
khususnya lembaga Muhammadiyah mengeluarkan program wakaf uang yang
dinamakan Badan pengelolaan Gerakan wakaf uang Muhammadiyah
Sumatera Barat untuk mempermudah masyarakat untuk berwakaf, baik
dengan jumlah besar maupun jumlah sedikit, baik untuk selamanya,
berjangka, ataupun dalam bentuk pecahan. Walaupun wakaf uang sudah di
1Proyek Peningkaten Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan
Haji, Depag-RI, 2003, hal. 7, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia, 2Tim Dirjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Depag-RI.
perkenalkan kepada masyarakat akan tetapi belum berkembang dan belum
terlaksana secara optimal.3
B. Konsep Pengaruh, Sosialisasi, Wakaf dan Wakaf Uang
Pengaruh Adalah suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah
sesuatu yang lain.4 Sedangkan Sosialisasi Adalah suatu proses pembentukan
standar individu tentang keterampilan, dorongan sikap dan perilaku agar
dapat berjalan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat.5 Menurut
Berger dan sejumlah tokoh sosiologi, yang dipelajari dalam proses sosialisasi
adalah peran-peran, bagaimana seseorang berperam sesuai dengan nilai,
kebiasaan dan norma yang berlaku dan ditransfer dari masyarakat atau
kelompoknya.6
Bentuk-bentuk Sosialisasi
a. Sosialisasi primer
Sosialisasi primer, terjadi ketika manusia baru lahir. Pada saat itu
manusia dibentuk menjadi makhluk sosial, manusia diarahkan menjadi
pribadi yang dapat berinteraksi dengan pribadi yang sesuai dengan
harapan masyarakat. Sosialisasi primer terjadi di tengah-tengah keluarga
pada masa kanak-kanak. Berger dan luckman menjelaskan bahwa
sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu
senasa kecil, yaitu ketika ia belajar menjadi anggota masyarakat.
b. Sosialisasi sekunder
3 Bapak Iman Sabri, wawancara langsung dari tenaga Operasional/ pengurus lembaga
Muhammadiyah, tanggal 16 juni 2015
4 Kamus Bahasa Indonesia (2002: 849)
Sosialissi sekunder terjadi pada akhir masa kanak-kanak dan
remaja. Pada saat ini, anak meninggalkan keluarganya dan masuk ke
dalam pengaruh teman sebaya dan roang dewasa di luar rumahnya.
Sosialisasi sekunder merupakan proses sosialisasi yang
memper-kenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluargannya, seperti
sekolah lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.7
Wakaf secara bahasa berasal dari kata waqafa yang berarti habasa
(menahan) dan al-man’u (menghalangi). Dalam merumuskan defanisi
waqaf, di kalangan para ulama fiqih terjadi perbedaan pendapat. Abu
Hanifah merumuskan defenisi wakaf dengan menahan benda milik orang
yang berwakaf dan menyedekahkan manfaatnya untuk kebaikan.
Berdasarkan defenisi ini, Abu Hanifah menyatakan bahwa akad wakaf
bersifat tidak mengikat (ghairu lazim) dalam pengertian orang yang berwakaf dapat saja menarik kembali wakafnya dan menjualnya. Ini
berarti wakaf menurut Abu Hanifah tidak melepaskan hak kepemilikan
wakif secara mutlak dari benda yang telah diwakafkannya.8 Dasar
(Jakarta:Kecana 2006) hal.15-16
8 Rozalinda. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. (Jakarta: PT
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(QS Al-Baqarah: 267)
Wakaf Uang adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan
dan/atau menyerahkan sebagian uang miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/ataukesejahteraan umum
menurut syariah. Wakaf Uang (Cash wakaf / waqf al Nuqud) adalah
wakaf yang dilakukan oleh seseorang, kelompok orang, lembaga atau
badan hukum dalam bentuk wakaf tunai.9
Dasar Hukum Wakaf Uang adalah (UU No. 41/2004 tentang
wakaf pasal 16 ayat 3) dengan mata uang rupiah (PP no 42/2006 tetang
wakaf pasal 22 ayat 1) melalui lembaga keuangan syariah yang ditunjuk
pemerintah (UU Wakaf pasal 28) yang mengeluarkan sertifikat Wakaf
Uang (UU Wakaf pasal 29). Dengan pengelolaan dan pengembangan
harta wakaf uang hanya dapat melalui investasi pada produk-produk LKS
dan atau instrumen keuangan syariah (PP Wakaf Pasal 8 ayat 2) yang
9 Http. Peraturan Menteri Agama RI No.4 Tahun 2009. ( Jakarta: Menteri Agama
mendapat jaminan keutuhan nya oleh lembaga Penjamin Simpanan (PP
Wakaf pasal 8 ayat 4) atau Lembaga Asuransi Syariah (PP Wakaf pasal 8
ayat 5).10
Dasar hukum wakaf uang ialah Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) juga membolehkan wakaf tunai. Fatwa Komisi Fatwa
MUI itu dikeluarkan pada tanggal 11 Mei 2002.
C. Bentuk-bentuk Sosialisasi Wakaf Uang di Muhammadiyah
Bentuk sosialisasi wakaf Uang yang dilakukan muhammadiyah yaitu
dalam bentuk:
1. Lingkungan muhammadiyah, melalui amal-amal usaha yang ada seperti, di
rumah ibadah yang dikelola (Masjid, sekolah-sekola di bawah naungan
Muhammadiyah), perguruan melalui Dekan Muhammadiyah Sumatera
Barat termasuk warga masyarakat.
2. Mubaliq Muhammadiyah menyampaikan kepada Jemaah setiap Masjid
dalam bentuk sosialisasi wakaf Uang.
3. Layanan SMS, Email, facebook
4. Setiap warga Muhammadiyah selalu di beri sosialisasi dalam pengelolaan
Wakaf Uang.
5. Media Cetak, yaitu dalam bentuk media masa (Koran) di sebarkan kepada
masyarakat.
6. Media Elektronik, yaitu dalam bentuk Radio bekerjasama dengan dengan
stasiun FM di sosialisasikan oleh Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia
(BRI), Bank Nagari.
Sasaran Wakaf Uang Muhammadiyah di lakukan kepada Guru,
karyawan, Dosen dan masyarakat umum, setiap oarng yang berwakaf/ Nazir
deberi pembinaan khusus oleh kolektor Muhammadiyah sendiri.11
D. Sosialisasi Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf Uang dan Pertumbuhan Wakaf Uang di Kota Padang
Sosialisasi Wakaf Uang (X)
Instrumen penelitian variabel sosialisasi wakaf uang terdiri dari 10
butir yang diisi oleh 47 responden, dengan demikian skor minimum 10 dan
skor maksimum 50. Berdasarkan analisis statistik diperoleh mean 39,7872,
median 40,0000, mode 41,00, standar deviasi 3,98331, varians 15,867, range
19,00, skor minimum 28,00, skor maksimum 47,00, skot total 1870,00.12
1) Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi. Persyaratan
yang harus dipenuhi untuk analisis regresi, yaitu: uji normalitas dan
linearitas (Ridwan, 2008:119).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov Test dengan program SPSS versi 21 pada probabilitas α =
0,05. Berikut hipotesis yang diajukan untuk uji normalitas:
Ha : Data berdistribusi normal
Ho : Data tidak berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan:
1) Jika skor Asymp. Sign. > α = 0,05 maka Ha diterima, artinya data berdistribusi normal.
2) Jika skor Asymp. Sign. > α = 0,05 maka Ho ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas dua variabel tersebut
disajikan pada table 4.2:
Tabel 4.10 Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Pertumbuhan Wakaf Uang .121 47 .081 .971 47 .285 Sosialisasi Wakaf Uang .125 47 .063 .961 47 .116 a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 4.2 menunjukan skor Asymp. Sig. kedua variabel > α =
0,05. Skor Asymp. Sig. variabel sosialisasi waqaf uang (X) sebesar
0,081, variabel pertumbuhan waqaf uang (Y) sebesar 0,063. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan berdasarkan hasil
analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa data kedua variabel
berdistribusi normal. Hal ini menunjukan bahwa salah satu syarat
untuk analisis regresi sudah dapat dipenuhi.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah masing-masing
data variabel sosialisasi wakaf uang (X) dan pertumbuhan wakaf uang
Ha : Sebaran data variabel bebas membentuk garis linear data variabel bebas membentuk garis linear terhadap variabel
terikat.
2) Jika skor Asymp. Sig. < α = 0,05 maka Ho ditolak, artinya sebaran data variabel bebas tidak membentuk garis linear terhadap variabel
terikat.13
Hasil perhitungan uji linearitas variabel sosialisasi wakaf Uang
(X) terhadap pertumbuhan wakaf Uang (Y) disajikan pada tabel 4.3 Deviation from Linearity 423.238 14 30.231 1.859 .074
Within Groups 504.100 31 16.261
Total 999.830 46
Table 4.3 di atas, skor Asymp. Sig. sebesar 0,074 pada α = 0,05
dan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis tersebut
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Dengan
demikian, dapat dinyatakan bahwa sebaran data variabel sosialisasi
wakaf uang (X) membentuk garis linear terhadap pertumbuhan wakaf
uang (Y)
c. Uji Validitas
Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis data dan
analisis regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas pada
masing-masing pernyataan pada setiap variabel. Pada variabel
sosialisasi wakaf uang terdapat 10 butir pernyataan, sedangkan pada
variabel pertumbuhan wakaf uang terdapat 10 item pernyataan. Berikut
hasil dari uji validitas.
Tabel 4.12. Validitas Variabel Item Koefisien
X.10 0,518 0,000 Valid
Analisis ini dengan cara mengkorelasi masing-masing skor
item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan
item. Item-item pertanyaan yang berkolerasi signifikan dengan skor
total menunjukan item-item tersebut mampu memberikan dukungan
dalam mengungkapkan apa yang ingin diungkap.14
Dari hasil analisis didapat nilai kolerasi antara skor total. Nilai
ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r table sebesar 0,243 (lihat
pada lampiran table r). Berdasarkan hasil analisis didapat nilai kolerasi
setiap item > 0,243 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut
berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan valid). 15
Correlations sosialisasi dan pertumbuhan wakaf uang
Muhammadiyah.
RATA2_X RATA2_Y
RATA2_X
Pearson Correlation 1 .269
Sig. (2-tailed) .067
N 47 47
RATA2_Y
Pearson Correlation .269 1
Sig. (2-tailed) .067
N 47 47
Jika dibawah 0,1 maka signifikan.
Nilai sinifikasi di table correlations 0,067 < 0,1, berarti terdapat
correlations yang kuat antara sosialisasi (X) Undang-undang Nomor
41 Tahun 2004 terhadap pertumbuhan (Y) wakaf uang di kota padang
Angka 0,269 menunjukkan besarnya hubungan atau correlations
Sosialisasi dengan pertumbuhan sebesar 26,9 %, sisanya 73,1 % (100
% - 26,9 %) dipengaruhi oleh variabel atau fakta di luar model
penelitian. 16
Bentuk-bentuk sosialisasi yang dilakukan Muhammadiyah dalam
tahun 2015.
No Kegiatan Bulan
1 Dari devisi Sosialisasi mereka melakukan
dalam bentuk ceramah di Masjid (Masjid
Mata Air dari Jemaah bapak Muslim
Hamid)
5 Januari
2 - Februari
3 Sosialisasi yang dilakukan dalam bentuk
media elektronik yaitu Radio Sang Surya.
11 Maret
4 - April
5 - Mei
6 - Juni
7 - Juli
8 - Agustus
9 Sosialisasi yang dilakukan dalam bentuk
media cetak yaitu melalui Koran
Singgalang.
21
September
10 - Oktober 11 Sosialisasi dilakukan dengan cara
menyurati wakif yang ada di Instasi-instasi
(mengajak masyarakat melalui surat)
seperti dilingkungan kampus IAIN Imam
Bonjol Padang di Fakultas Ushuluddin.
3
November
12 Sosialisasi ke Masjid Guru Laweh ke
Jamaah mesjid tersebut seperti bapak
Erwin.
12
Desember
Sumber : Hasil penelitian di Muhammadiyah 17
Sosialisasi yang dilakukan oleh Muhammadiyah selama tahun 2015
ada berbagai sosialisasi yaitu ada beberapa bentuk para Mubalig
Muhammadiyah mengadakan sosialisai ke Masjid Mata Air dan Masjid
Gurun Laweh ke Jamaah salah satunya kepada bapak Muslim hamid,
mensosialisasikan dalam bentuk media elektronik yaitu Radio Sang Surya,
dalam bentuk Media Cetak yaitu Koran Singgalang dan Instansi-instansi
Wakif Muhammadiyah mengajak para masyarakat atau para dosen serta
mahasiswa Ushuludin di lingkugan kampus IAIN Imam Bonjol Padang dalam
bentuk menyurati ( bentuk surat).
Pertumbuhan Wakaf Uang (Y)
Instrumen penelitian variabel sosialisasi wakaf uang terdiri dari 10
butir yang diisi oleh 47 responden, dengan demikian skor minimum 10 dan
17 Bapak Iman Sabri, Wawancara kepada Anggota Wakaf Uang Muhammadiyah, tanggal
skor maksimum 50. Berdasarkan analisis statistik diperoleh mean 38.7021,
median 39.0000, mode 39.00, standar deviasi 4.66213, varians 21.735, range
20,00, skor minimum 30,00, skor maksimum 50,00, skot total 1819.00.
Komposisi data responden penelitan variabel X dan Y dapat dilihat
Median 39.0000 40.0000
Mode 39.00a 41.00
Std. Deviation 4.66213 3.98331
Variance 21.735 15.867
Range 20.00 19.00
Minimum 30.00 28.00
Maximum 50.00 47.00
Sum 1819.00 1870.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel 4.14
Pertumbuhan Wakaf Uang 2011-2014
No Tahun Jumlah Wakaf Uang Muhammadiyah
1 2011 Rp.9.378.000
2 2012 Rp.19.639.000
3 2013 Rp.209.182.000
4 2014 Rp.545.861.113
Sumber: Data penelitian lembaga Wakaf Uang Muhammadiyah
Sesuai dari hasil penelitian bahwa sosialisasi berpengaruh terhadap
pertumbuhan wakaf uang sebesar 26,9 %, maka dari itu kegiatan sosialisasi
tentang wakaf uang perlu di tingkatkan lagi agar masyarakat mau
melaksanakan wakaf uang, mengingat wakaf uang lebih mudah/praktis di
itu lebih susah di laksanakan dan harus menukarkan uang dengan benda yang
ingin di wakafkan.18
E. Kesimpulan
Dari penjelasan telah dipaparkan pada beberapa bab sebelumnya
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaruh sosialisasi undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 terhadap
Pertumbuhan wakaf sangat berpengaruh untuk perkembangan wakaf uang
Muhammadiyah, sebab tanpa adanya sosialisasi wakaf uang itu sendiri
tidak berkembang dan tidak terlihat dalam masyarakat. Dengan adanya
sosialisasi yang dilakukan maka didirikanlah wakaf uang tersebut dan
masyarakat yang belum mengetahui wakaf uang menjadi tahu tentang
wakaf uang.
Dari hasil penelitian dengan adanya sosialisasi yang dilakukan
maka Pertumbahan wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat
meningkat sebesar 26,163 %, jadi sosialisasi berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan wakaf uang Muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dirjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Depag-RI. Pedoman Pengelolaan Wakaf Uang, Jakarta; Direktorat Jenderal Pengembangan Zakat dan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005
Dapertemen Agama RI, Kebijakan Pemerintah Tentang wakaf, Jakarta: Republika, 2006
Dapertemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005
Http. Peraturan Menteri Agama RI No.4 Tahun 2009. Jakarta: Menteri Agama Republik Indonesia. 2009
Jurnal Dialog Balitbang Kemenag RINo. 70, Tahun XXXIII, 2010
Kun, Maryati.2005. Sosiologi 1.Jakarta: Esis.
Narwoko,dwi dan Bagong Suyanto.2006 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kecana
Rozalinda. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014
Sugiharto. 2006. Geografi Sosiologi. Jakarta: Yudistira.