• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Perbaikan Rancangan Proses Produksi Sarung Tangan Lateks untuk Medis di PT. Shamrock Manufacturing Corpora

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi dan Perbaikan Rancangan Proses Produksi Sarung Tangan Lateks untuk Medis di PT. Shamrock Manufacturing Corpora"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang

Alat pelindung diri (APD) merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh orang yang bekerja untuk melindungi seluruh/ sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja pada saat bekerja. Keputusan Menteri Kesehatan No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit menetapkan bahwa petugas medis wajib menggunakan sarung tangan sebagai APD di setiap instalasi rumah sakit.1

Pengunaan sarung tangan mutlak dibutuhkan dalam setiap tindakan medis. Sarung tangan digunakan untuk menghindari 1) kontaminasi tangan petugas medis terhadap kontak langsung dengan darah/ cairan tubuh, membran mukosa, kulit tidak utuh, dan zat menular lainnya; 2) kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi patogen yang dapat menyebar melalui hubungan langsung; atau 3) pemindahan atau sentuhan yang tampak atau berpotensi terkontaminasi pada peralatan kesehatan pasien dan permukaan lingkungan. Sarung tangan dapat melindungi pasien dan petugas medis dari paparan zat menular yang disalurkan melalui tangan.2

1

Menteri Kesehatan Republik Indon esia, 2008, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Nomor:129/Menkes/SK/II/2008.

2

Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee, 2008, 2007 Guideline for Isolation

Precautions: Preventing Transmisson of Infectious Agents in Healthcare Settings.

(2)

PT Shamrock Manufacturing Corpora (PT. SMC) adalah perusahaan yang memproduksi sarung tangan dari bahan alami dan sintetik. Sarung tangan yang diproduksi berdasarkan pengunaannya terbagi atas sarung tangan medis dan sarung tangan industri. Data permintaan sarung tangan medis dari bahan alami dapat dilihat pada Tabel 1.1.3

Tabel 1.1. Permintaan Medical Latex Gloves PT. SMC

No Tahun Jumlah Permintaan (kotak*)

1 Kuartal IV - 2014 70000

2 Kuartal I – 2015 68000

3 Kuartal II - 2015 60000

*1 kotak (case) = 10 etiket @ 100 gloves

Sumber: Data Permintaan di PT. Shamrock Manufacturing Corpora

Tabel 1.1. menunjukkan penurunan permintaan sarung tangan lateks medis. Hasil wawancara dengan pihak PT. SMC menyatakan bahwa penurunan permintaan disebabkan oleh spesifikasi produk PT. SMC yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Spesifikasi produk sarung tangan lateks untuk medis PT. SMC ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Spesifikasi Sarung Tangan Lateks untuk Medis PT. SMC Ukuran Medium

No Atribut Spesifikasi

1 Panjang 238 – 242 mm

2 Lebar Telapak Tangan 95 ± 5 mm 3 Ketebalan Bagian Jari 4.5 mil 4 Ketebalan Bagian Telapak Tangan 4.0 mil

5 Kekuatan Tarik 18 MPa

6 Elongasi Akhir 650 %

7 Warna Sarung Tangan Putih Lateks

Sumber: Brosur Sarung Tangan PT. Shamrock Manufacturing Corpora

(3)

Penurunan permintaan pada Tabel 1.1. disebabkan oleh adanya keluhan terhadap spesifikasi produk PT. SMC. Keluhan konsumen dari studi pendahuluan terhadap perawat ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Dr. Pirngadi kota Medan ditunjukkan pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Keluhan Konsumen terhadap Spesifikasi Produk Sarung Tangan Lateks untuk Medis PT. SMC

No Keluhan Konsumen

1 Sangat tipis

2 Mudah sobek/ Mudah rusak 3 Tidak nyaman

4 Ukuran tidak sesuai

5 Kurang banyak bedak (talc) sehingga lengket 6 Alergi/ Gatal-gatal

7 Masih berbau pada tangan setelah selesai digunakan

Sumber: Pengumpulan Data

Keluhan konsumen terhadap spesifikasi produk mengindikasikan bahwa atribut produk tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Keluhan konsumen tersebut merupakan suara konsumen (voice of customer) terhadap atribut produk sehingga dibutuhkan perancangan produk sesuai dengan suara konsumen lalu dilakukan penilaian tingkat kepuasan konsumen kemudian diakukan perancangan proses produksi yang sesuai dengan perancangan produk tersebut.

(4)

pencampuran (compounding), pencucian asam (acid washing), pembersihan alkali (alkali cleaning), pembersihan (rinsing), pencelupan koagulan (coagulant

dipping), pengeringan I (drying I), pencelupan lateks (latex dipping), pengeringan

II (drying II), pencucian leaching, pengeringan III (drying III), pembentukan pergelangan (beading roll), pematangan (curing), pemberian tepung (powdering), pengeringan IV (drying IV), pelepasan dari cetakan (stripping), pembersihan dan pengeringan (tumbling), inspeksi, dan pengepakan. Proses produksi tersebut melibatkan ball mill, mesin mixer, dipping line, tumble dryer, dan kompresor.

Yesim dkk (2007) menyatakan bahwa keinginan konsumen harus dipahami secara akurat melalui integrasi model Kano dengan QFD supaya hasil QFD dapat bermanfaat dalam menghasilkan rancangan produk4. William Ho dkk (2011) mengaplikasikan AHP dalam penentuan karakteristik teknis yang penting terhadap atribut di QFD karena AHP dapat memberikan penilaian yang konsisten untuk kepentingan karakteristik teknis terhadap atribut5. Chang dkk (2006) mengaplikasikan QFD dan DFM karena DFM dapat digunakan untuk menjembatani antara paradigma desain dan manufaktur. Teknik QFD digunakan untuk menghasilkan definisi produk dalam pengembangan produk sehingga dari sudut pandang DFM dapat diintegrasikan QFD dan DFM supaya perusahaan dapat menghasilkan strategi efektif dalam pengembangan konsep produk.6

4

Yesim Sireli, Paul Kauffmann, dan Erol Ozan, 2007, Integration of Kano’s Model into QFD for Multiple Product Design, IEEE Transaction on Engineering Management, Vol. 54, No. 2, h. 380. 5

William Ho, Prasanta K. Dey, Martin Lockstrom, 2011, Strategic Sourcing: a Combined QFD and AHP Approach in Manufacturing, Supply Chain Management: An International Journal, Vol. 16, No. 6, h. 448.

6

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah atribut produk sarung tangan lateks untuk medis yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen sehingga diperlukan evaluasi untuk mendapatkan perbaikan rancangan proses produksi sarung tangan lateks untuk medis.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengevaluasi dan memperbaiki rancangan proses produksi sarung tangan lateks untuk medis supaya sesuai dengan atribut keinginan konsumen.

Tujuan penelitian ini secara khusus yaitu:

1. Mengidentifikasi kepuasan pelanggan terhadap atribut produk sarung tangan lateks untuk medis dengan model Kano.

2. Menentukan tingkat kepentingan karakteristik teknis terhadap atribut produk sarung tangan lateks untuk medis dengan Analytical Hierarchy Process.

3. Mengidentifikasi karakteristik teknik produk yang berkaitan dengan perbaikan atribut produk dengan menggunakan QFD fase I.

4. Menentukan tingkat kepentingan part kritis terhadap karakteristik teknis produk sarung tangan lateks untuk medis dengan Analytical Hierarchy

Process.

(6)

6. Menemukan perbaikan rancangan proses produksi sarung tangan lateks untuk medis sesuai keinginan konsumen dengan DFM.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat – manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Mahasiswa menerapkan keilmuan Teknik Industri yang telah dipelajari selama kuliah yaitu ilmu Perancangan Produk, Sistem Produksi, Analisa Biaya, dan Perancangan Sistem Kerja.

2. Perusahaan mendapatkan evaluasi terhadap proses produksi sarung tangan lateks untuk medis saat ini dan perbaikan rancangan proses produksi yang sesuai dengan atribut yang diinginkan konsumen.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Identifikasi kepuasan konsumen terhadap atribut produk menggunakan metode Kano.

2. Penelitian survei kepuasan konsumen dilaksanakan di RSUD Dr. Pirngadi kota Medan.

3. Responden yang dijadikan objek penelitian adalah perawat yang bertugas di ruang penyakit dalam (Asoka I, Asoka II, Melati II, dan Flamboyan) selama kegiatan penelitian berlangsung.

(7)

terbuka adalah purposive sampling, dan kuesioner Kano adalah complete

enumeration.

5. Penelitian terhadap proses produksi dilaksanakan di PT. Shamrock Manufacturing Corpora.

6. Penelitian dilakukan pada produk sarung tangan lateks untuk medis seri 10000 yang digunakan oleh perawat ruang rawat inap penyakit dalam.

7. Penentuan tingkat kepentingan karakteristik teknis terhadap atribut produk sarung tangan lateks untuk medis dan tingkat kepentingan part kritis terhadap karakteristik teknis produk menggunakan metode Analytical Hierarchy

Process.

8. Teknik sampling untuk penilaian AHP menggunakan complete enumeration. 9. Identifikasi perbaikan produk sesuai atribut keinginan konsumen

menggunakan Quality Function Deployment (QFD) fase I, selanjutnya digunakan design deployment dari QFD fase II untuk perbaikan part kritis. Perbaikan produk dibatasi pada tahap desain.

10. Teknik sampling untuk penilaian hubungan karakteristik teknis dan hubungan

part kritis pada QFD menggunakan complete enumeration.

(8)

12. Studi waktu untuk pengukuran waktu produksi menggunakan metode

Snapback Timing dengan alat bantu stopwatch. Rating factor yang digunakan

dalam menentukan waktu normal adalah Westinghouse System.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Responden mengetahui dan menggunakan sarung tangan lateks untuk medis sehingga dapat memberikan penilaian pada pertanyaan dalam kuesioner. 2. Responden tidak dipengaruhi oleh pihak lain ketika memberikan jawaban

pada kuesioner.

3. Fasilitas yang digunakan dalam proses produksi dalam keadaan tidak rusak dan bekerja normal.

4. Operator yang diamati adalah operator berpengalaman kerja selama 3 tahun yang bekerja sesuai prosedur kerja dan menguasai pekerjaannya. Operator bekerja secara normal.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana adalah sebagai berikut:

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Sikap Shiddiq atau jujur merupakan salah satu prinsip dasar bagi kita dalam bermuamalah, terlebih lagi dalam hal perniagaan. Dengan sikap jujur, maka orang-orang akan merasa

-Penunjukan dan pengangkat tersebut di atas telah diterima dengan baik dan tanpa syarat oleh mereka yang ditunjuk dan diangkat tersebut dan akan disahkan kembali

Oleh sebab itu sebaiknya perusahaan dalam menentukan biaya pokok produksi dan harga jual menggunakan metode full costing agar dalam perhitungan biaya produksi dan harga jual

Melalui Penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum menerapkan pelaksanaan sistem perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 sesuai

[r]

Khusus untuk orang yang ingin mendaftar menjadi penghuni Kost Putri Griya Nafans bisa langsung datang ketempat kost dan meminta formulir atau dengan membawa formulir sendiri dengan

“Program ini merupakan program besar dimana menitik beratkan pada perubahan pe- rilaku orang yg bekerja di bidang kesehatan untuk lebih baik lagi didalam memberikan

Dari evaluasi yang dilakukan, sebanyak 13 peserta yang telah mengikuti pelatihan MTBS pertama, kedua dan ketiga, memenuhi seluruh kriteria sebagai calon