• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Sosial dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Kunggulan Bersaing Pada Butik Socialiteroom Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Media Sosial dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Kunggulan Bersaing Pada Butik Socialiteroom Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritia

2.1.1. Kepribadian

Kepribadian merupakan salah satu faktor yang mendorong individu untuk

berwirausaha.Menurut Gregory & Jess (2010: 3) kepribadian adalah suatu pola

watak yang relative permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan

konsistensi sekaligus individualitas bagi perilaku seseorang. Sedangkan menurut

Fromm dalam Alma 2013: 78 kepribadian adalah merupakan keseluruhan kualitas

psikis yang diwarisi atau diperoleh yang khas pada seseorang yang membuatnya

unik.Selain itu Sjarkawi (2006: 11) berpendapat bahwa kepribadian adalah ciri

atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari

bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

Adapun menurut Yusuf (2008: 5) menjelaskan bahwa kepribadian

merupakan seperangkat asumsi tentang kualitas tingkah laku manusia berserta

definisi empirisnya.Seseorang dalam memilih karir pada dasarnya berkaitan

dengan kepribadian mereka, termasuk menjadi wirausaha. Menurut Anogara

dalam Syaifudin (2016: 22) kepribadian seseorang mempengaruhi dirinya dalam

memilih pekerjaan. Menurut Holland dalam Sukardi (2004: 7) menjelaskan

bahwa seseorang akan merasa nyaman dalam bekerja apabila pekerjaan tersebut

(2)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkanbahwa

kepribadian adalah karakter yang dimiliki oleh seseorang yangterbentuk dari

lingkungan dan bersifat unik. Menurut Marbun dalam Alma (2013: 52)

menyebutkan bahwa sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawanyakni

sebagai berikut:

a. Percaya diri

Sifat percaya diri merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh

seorang wirausaha.Seorang wirausaha yang berhasil pada umumnya

memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi, baik percaya pada

kemampuan yang dimiliki maupun percaya terhadap kemajuan usaha

yang dijalankannya. Seseorang tersebut memiliki tingkat pertimbangan

yang kritis terhadap pendapat orang lain, sehingga orang tersebut tidak

mudah terpengaruh dalam menentukan keputusan yang diambil.

b. Berorientasi pada tugas dan hasil

Wirausahawan berorientasi pada tugas dan hasil.Adapun hasil yang

dimaksud di sini adalah laba atau keuntungan dapat diperoleh dari

kegiatan menjalankan tugasnya, yaitu menjalankan usaha.Seseorang

yang berorientasi pada tugas dan hasil cenderung memiliki watak yang

tekun, tabah, kerja keras dan motivasi tinggi.

c. Pengambilan risiko

Risiko merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dalam dunia

(3)

merupakan tantangan yang besar dan akan berdampak terhadap usaha

yang dimiliki. Sikap keberanian mengambil risiko merupakan hal

penting yang harus dimiliki wirausahawan agar usaha yang dimilikinya

dapat berjalan dengan maju dan berkembang dengan baik, namun tetap

mempertimbangkan kemungkinankemungkinan yang akan terjadi pada

usaha yang dimilikinya tersebut.

d. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu sifat yang juga harus dimiliki

seorang wirausaha.Pemimpin yang baik pada umumnya dapat

mengarahkan anggota ataupun karyawan menuju ke arah tujuan yang

hendak dicapai.Selain itu seorang pemimpin juga harus mampu

berkomunikasi baik dengan siapapun, serta dapat menerima saran dan

kritik dengan lapang dada demi kemajuan usaha yang dimiliki.

e. Berorientasi ke masa depan

Seorang wirausaha yang baik pada umumnya memiliki orientasi dan

tujuan jelas ke depan, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah

dan jangka panjang. Tujuan dan orientasi yang jelas dapat menjadi

acuan dalam menentukan langkah dan strategi yang diambil sehingga

suatu usaha dapat mencapai target sesuai dengan tujuan yang

direncanakan.

Holland dalam Hakim dan Laturva (2012:23),seorang praktisi yang

mempelajari hubungan antara kepribadian dan minat pekerjaan, mengemukakan

(4)

1. Tipe realistik

Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan

sistematis, seperti mengoperasikan mesin, peralatan.Tipe seperti ini

tidak hanya membutuhkan keterampilan, komunikasi, atau hubungan

dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier

yang cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.

2. Tipe intelektual/investigative

Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir

daripada pelaku tindakan, senang menganalis, dan memahami

sesuatu.Biasanya menghindari hubungan sosial yang akrab.Tipe ini

cocok bekerja di laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan,

ahli matematika.

3. Tipe sosial

Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi

kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan

berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam

kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu

guru/pengajar, konselor, dan pekerja sosial.

4. Tipe konvensional

Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah

data dengan aturan ertentu.Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris,

(5)

5. Tipe usaha/enterprising

Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik

dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur,

mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini

sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi

iklan.

6. , Tipe artistik

Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur

atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia

mengekspresikan diri.Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi,

seniman, dekorator, penari, dan penulis.

Menurut Marbun dalam Alma (2013: 52) Indikator kepribadian meliputi ;

1. Percaya diri

Sifat percaya diri merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki

seorang

wirausahawan. Seorang wirausahawan yang berhasil idealnya memiliki

rasapercaya diri dan keoptimisan yang tinggi, baik percaya pada

kemampuan yang dimilikinya maupun keoptimisan yang tinggi

terhadap usaha yang dimilikinya.

2. Berani mengambi risiko

(6)

berwirausaha. Sikap keberanian dalam mengambil risiko merupakan

tantanganbesar bagi wirausahawan yang akan berdampak pula bagi

usaha yangdimilikinya. Sikap keberanian dalam mengambil risiko

merupakan hal pentingyang harus dimiliki wirausahawan agar usaha

yang dimilikinya dapat berjalanmaju, namun tetap mempertimbangkan

kemungkinan-kemungkina yang akanterjadi pada usaha yang

dimilikinya tersebut.

3. Kepemimpinan,

Kepermimpinan merupakan salah satu sifat penting yang juga harus

dimilikiseorang wirausahawan.Pemimpin yang baik idealnya dapat

mengarahkananggota yang dipimpinnya ke arah yang baik sesuai

dengan tujuan yanghendak dicapai. Selain itu pemimpin idealnya juga

pandai bergaul dengan siapa pun, serta dapat menerima saran dan

kritik yang ada dengan lapang dan terbuka demi kemajuan usaha yang

dimilikinya.

4. Berorientasi ke masa depan.

Wirausahawan yang baik idealnya memiliki orientasi dan tujuan yang

jelas kedepannya, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang.Tujuan dan orientasi yang jelas dapat menjadi acuan

dalam menentukanlangkah dan strategi yang diambil bagi

keberlangsungan usaha dan mencapaitarget yang diinginkannya.

(7)

Salah satu faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang dalam

menentukan pilihan untuk menjadi seorang wirausaha adalah lingkungan

keluarga.Menurut Semiawan dalam Syaifudin (2016:19) lingkungan keluarga

adalah media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam

perkembangan anak.Lingkungan keluarga merupakan kelompok terkecil di

masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga

lainnya.Lingkungan keluarga terutama orang tua berperan penting dalam

perkembangan dan pertumbuhan anak. Orang tua juga berperan sebagai pengarah

bagi masa depannya, artinya secara tidak langsung orang tua juga dapat

mempengaruhi minat anaknya dalam memilih pekerjaan termasuk dalam hal

menjadi wirausaha.

Menurut Soemanto (2008: 38) bahwa orang tua atau keluarga merupakan

peletak dasar bagi persiapan anak-anak agar di masa yang akan datang dapat

menjadi pekerja yang efektif.Menurut Yusuf dalam Meutia (2016:8) Lingkungan

keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia, tempat

belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam berinteraksi dengan

kelompoknya. Lingkungan keluarga terutama orang tua berperan penting sebagai

pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak langsung orang tua juga

dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak di masa yang akan

datang, termasuk mengarahkan untuk berwirausaha.

Menurut Alma (2005: 7) menyatakan bahwa seseorang akan terdorong

(8)

sahabat. Dari penjelasan di atas dapat diambil faktor penelitian lingkungan

keluarga dalam Wulandari, dkk (2013:4) adalah :

1. Cara orang tua mendidik anak

Ada berbagai macam metode dalam mendidik anak, diantarnya yaitu

demokrasi,otoriter, liberal, dan lain sebagainya. Metode dalam

mendidik anak tersebut akan secara langsung membentuk karakter dan

sifat anak dalam bersosialisasi dan berinteraksi baik dalam lingkungan

keluarga maupun lingkungan sosial. Hal ini penting bagi orang tua

untuk diperhatikan apakah metode yang digunakan sudah sesuai

dengan keadaan keluarga.

2. Perhatian dari orang tua

Adanya perhatian orang tua akan setiap perkembangan yang dibuat

oleh anaknya akan membuat anak semakin terpacu untuk berprestasi

dalam bidang yang diminatinya.

3. Peran keluarga

Peran keluarga juga sangat penting dalam menumbuhkan minat

berwirausaha bagi para siswa. Pendidikan berwirausaha dapat

berlangsung sejak usia dini dalam lingkungan keluarga. Menurut

Yusuf (2011:40) minat berwirausaha tumbuh dan berkembang dengan

baik pada seseorang yang hidup dan tumbuh di lingkungan keluarga

wirausahawan.Kenyataannya, sebagian besar lingkungan keluarga

(9)

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain; keterbatasan

pengetahuan orangtua, pola pikir dalam keluarga menjadi PNS atau

karyawan lebih aman daripada menjadi wirausahawan.

Menurut Alma (2013: 8) pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri, dan

memiliki usaha sendiri cenderung anaknya jadi pengusaha pula.Keadaan ini

seringkali memberi inspirasi pada anak sejak kecil.Orang tua ini cenderung

mendukung serta mendorong keberanian anaknya untuk berdiri sendiri/ membuka

usaha sendiri. Anak yang memiliki orang tua seorang pengusaha atau hidup dalam

lingkungan keluarga wirausahawan akan menerima pengetahuan pada masa-masa

awal sehingga membentuk sikap dan persepsi mengenai kepercayaan akan

kemampuan berwirausaha.

Disini dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga mempunyai

pengaruh sangat besar terhadap perkembangan dan pemilihan karir/pekerjaan

seorang anak dan pengaruh orang tua dapat melalui model orang tua dan interaksi

dalam keluarga. Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa indikator

lingkungan keluarga Menurut Slameto (2010: 61-64) lingkungan keluarga yang

mempengaruhi perilaku anak yaitu:

1. Dukungan Moral

2. Dukungan Finansial

3. Cara orang tua mendidik

2.1.3 Minat Berwirausaha

Menurut Winkel dalam Nugraha (2014:5) yang mengartikan minat sebagai

(10)

pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Sehingga

minat dapat disimpulkan sebagai ketertarikan dan gairah yang tinggi akan suatu

hal atau kegiatan.Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Djalil (2008:121) minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu di luar diri. Menurut Jahja dalam Rudi (2010:13) individu pada objek

tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda, dan organisasi.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

minat adalah dorongan psikologis yang ditunjukkan oleh adanya kesadaran yang

mendorong perhatian pada suatu obyek disertai keinginan untuk terlibat dengan

obyek tersebut dalam usaha untuk memenuhi harapan-harapan yang telah ada

dalam dirinya.Menurut Suryaman dalam Nugraha, (2014: 6) minat terdiri dari dua

jenis, yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Ekstrinsik merupakan kecenderungan

seseorang untuk memilih aktivitas tersebut berdasarkan tujuan agar dapat

memenuhi harapan orang tersebut. Intrinsik adalah kecenderungan yang

berhubungan dengan aktivitas pilihan seseorang, bila bidang wirausaha menjadi

pilihannya maka orang tersebut akan berhubungan dengan masalah-masalah

wirausaha, baik melalui pendidikan, informasi, atau dengan kunjungan ke

tempat-tempat dimana terdapat usaha.

Gilad dan Levine dalam Darpujianto (2014: 8) mengemukakan dua teori

berkenaan tentang dorongan untuk berwirausaha, “push” teori dan “pull” teori.

Menurut “push” teori, individu di dorong (push) untuk menjadi wirausaha dika

(11)

pada pekerjaan, kesulitan mencari pekerjaan, ketidak lenturan jam kerja atau gaji

yang tidak cukup. Sebaliknya, “pull” teori berpendapat bahwa individu tertarik

untuk menjadi wirausaha karena memang mencari hal-hal berkaitan dengan

karakteristik wirausaha itu sendiri, seperti kemandirian atau memang karena yakin

berwirausaha dapat memberikan kemakmuran.Minat seseorang dapat

diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada

suatu obyek lain. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu

aktivitas seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek tertentu cenderung

menaruh perhatian lebih besar faktor minat berwirausaha menurut Wulandari,

dkk (2013:4) adalah :

1. Perasaan Senang

Dengan adanya perasaan senang pada sesuatu akan menimbulkan minat

yang lebih kuat jika dibandingkan dengan rasa tertarik semata. perasaan

senang akan membawa dampak positif bagi individu untuk

memperbesar minat dan mewujudkannya.

2. Perhatian

Menurut Soemanto dalam Wulandari, dkk (2013: 5) mengartikan

perhatian sebagai pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu pada

objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai aktivitas.

Memiliki perhatian pada objek tertentu akan sangat membantu dalam

meraih kesuksesan dan prestasi pada bidang yang ditekuni.

(12)

Kesadaran merupakan unsur yang penting dalam menimbulkan minat.

Dengan perasaan sadar akan suatu kebutuhan, maka seseorang akan

menumbuhkan minat akan kebutuhan tersebut. Misalnya seorang

mahasiswa yang sadar bahwa kewirausahaan itu penting, maka

mahasiswa tersebut akan mempelajari kewirausahaan dengan lebih

baik.

4. Kemauan

Minat akan tumbuh jika seseorang memiliki kemauan untuk

mewujudkan sesuatu yang menjadi sumber ketertarikannya. Kemauan

menjadi indikasi bahwa seseorang berminat akan sesuatu dan berusaha

menjadikannya kenyataan. Menurut Crow & Cro

(2008:121) , minat adalah sesuatu yang berhubungan dengan daya

gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang,

benda, kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa indikator minat

berwirausaha adalah :

1. Ketertarikan untuk memulai usaha

2. Ketertarikan untuk mengembangkan usaha

3. Ketertarikan untuk mencapai kesuksesan dengan mengalami

kegiatan berwirausaha.

(13)

Berikut ini disajikan beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai

relevansi dengan penelitian yang dilakukan dalam Table 2.1 berikut :

Tabel 2.1

(14)

No Peneliti

The field of Family Entrepreneurship, at the intersection of family, family business and entrepreneurship influenced by their parents. There is a robust body of knowledge exploring the influence parents have as role models which induce or deter entrepreneurial Entrepreneurship the Process of Seizing Opportunities – a Case of a Chinese

Entrepreneurs can be appointed to attain a predetermined goal. We refer to such entrepreneurship as state promoted entrepreneurship. Entrepreneurs can also be evolved over time through entrepreneurs activities

That an increased understanding of the origins of the

transmissions of entrepreneurship may help to guide public policies and an dan demografis terhadap minat

(15)

Sumber : Diolah dari berbagai jurnal (2017)

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2012:60), kerangka konseptual menjelaskan secara

teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu

dijelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Menjadi seorang wirausaha bukanlah hak yang mudah.Seorang wirausaha harus

mempunyai kepribadian dengan rasa percaya diri yang besar, mampu melihat

peluang, berani mengambil resiko, dan mempunyai sikap kepemimpinan

merupakan hal yang diperlukan seorang wirausaha. Menurut Sjarkawi (2006: 11)

kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri

seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

Lingkungan keluarga merupakan faktor utama terhadap banyaknya faktor

lingkungan yang mempengaruhi seorang wirausaha.Menurut Yusuf dalam Meutia

(2016:8) Lingkungan keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam

kehidupan manusia, tempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di

dalam berinteraksi dengan kelompoknya.Keluarga merupakan tempat dimana

seseorang melakukan aktivitas utamanya. Di dalam lingkungan keluarga orang tua

cenderung untuk memberikan bimbingan untuk masa depan seorang anak. Secara

(16)

menentukan karir/pekerjaan yang akan diambil kelak di kemudian hari. Dengan

demikian, dukungan orang tua akan mempengaruhi minat anak dalam

berwirausaha.

Menurut Winkel dalam Nugraha (2014:5) yang mengartikan minat sebagai

kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau

pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Sehingga

minat dapat disimpulkan sebagai ketertarikan dan gairah yang tinggi akan suatu

hal atau kegiatan..Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Djalil (2008:121) minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu di luar diri.

Dari rincian diatas, faktor kepribadian dan lingkungan keluarga

mempengaruhi minta berwirausaha. Jika kepribadian wirausaha di tempah sejak

dini dan ditunjang dengan faktor lingkungan keluarga yang mendukung, maka

minat berwirausaha seseorang akan semakin besar. Berdasarkan teori diatas maka

dapat dibuat kerangka konseptual yang ditunjukkan pada gambar 2.2 sebagai

(17)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap penelitian yang dilakukan,

sehingga untuk membuktikan kebenarannya dari hipotesis tersebut dibutuhkan

pengujian lebih lanjut secara empiris. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka

konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

H1 : Ada pengaruh kepribadian (X1) terhadap minat berwirausaha (Y) Pedagang

Pagaruyung Medan.

H2 : Ada pengaruh lingkungan keluarga (X2) terhadap minat berwirausaha (Y)

Pedagang Pagaruyung Medan.

H3 : Ada pengaruh signifikan kepribadian (X1) dan lingkungan keluarga (X2)

terhadap minat berwirausaha Pedagang Pagaruyung Medan.

Sumber :Meutia (2016),Syaifudin (2015) , Randerson,dkk (2015), Karim dan Huang (2013) , Lindquist (2013),Hakim dan Laturva (2012), Rudi (2010)

Kepribadian X1

Lingkungan Keluarga X2

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan refleksi dari pengalaman peneliti dalam melaksanakan pembelajaran pada materi penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, yaitu guru menggunakan media hanya

3) Beton Molen minimal 2 (dua) buah; 4) Stemper minimal 1 (satu) buah; Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket pekerjaan

pengamatan langsung maupun tidak langsung mengenai ketertarikan wisatawan terhadap cangkang kerang. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data referensi yang akan dijadikan

[r]

Kata kunci: Model CTL ( contextual teaching learning ), Schoology , Motivasi pembelajaran. 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik

Selain itu individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, lebih terampil dalam

jurusan Multimedia SMK Saraswati Salatiga meningkat dari 46.15% pada siklus I dan dikategori sedang, meningkat pada siklus II menjadi 75.78% dan dikategori tinggi. Kata

Lubis (1994), Prospek Industri dengan Bahan Baku Limbah Padat Kelapa Sawit di Indonesia.. Jurnal Penelitian Kelapa