• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Oeuvre (Sebuah Resital Piano) T1 852009012 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Oeuvre (Sebuah Resital Piano) T1 852009012 BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

KAJIAN REPERTOAR

A. Prelude and Fugue No.19 BWV 888 dari “The Well-Tempered Clavier, book II” karya Johann Sebastian Bach.

1. Kajian Historis

a. Karakter Musik Periode Barok (1600-1750).

Prelude and Fugue ini merupakan karya yang ditulis pada

periode Barok. Sejarah musik mencatat bahwa musik di periode

Barok bergaya kontrapung.1 Gaya tersebut berarti kombinasi dari

dua atau lebih suara melodi yang bergerak secara bergantian.

Pada saat itu piano belum ditemukan, sehingga karya-karya

musik ditulis untuk harpsichord. Tidak seperti piano, harpsichord

memiliki beberapa kekurangan seperti rentang nada yang terbatas

dan struktur mekanik yang belum mampu memberikan keleluasaan

bagi pemain untuk mewujudkan perubahan dinamika suara ataupun

ekspresi. Dengan sendirinya, para komposer juga memiliki

keterbatasan dalam mewujudkan karyanya.

Pada periode modern seperti sekarang ini, not-not yang lebih

panjang seperti not bernilai seperempat dan not bernilai setengah

dimainkan secara terpisah dari not yang ada di dekatnya untuk

mengingat bahwa di periode Barok, karya musik ditulis untuk

harpsichord sehingga tidak dapat memainkan melodi secara legato.

Not-not di periode ini seringkali diperindah dengan memberi hiasan

seperti trills, turns, dan mordents.

b. Latar Belakang Repertoar.

Prelude and Fugue No.19 BWV 888 merupakan salah satu

karya dari sebuah kumpulan karya berjudul The Well-Tempered

(2)

6

Clavier yang ditulis oleh Johann Sebastian Bach di dalam edisi

kedua pada tahun 1744. Kumpulan karya tersebut dibuat oleh Bach

tidak hanya untuk membantu orang yang masih muda dalam

mempelajari musik, namun juga berfungsi sebagai materi bagi para

pemusik yang telah mahir.2 Istilah Well-Tempered menunjukan

ketertarikan Bach terhadap sistem penalaan nada yang membagi satu

oktaf menjadi dua belas nada setengah laras yang berjarak sama.3

c. Biografi Johann Sebastian Bach (1685-1750)

Bach adalah seorang komponis yang sangat terkenal dari

periode Barok. Bahkan di dalam sebuah buku, disebutkan bahwa

Bach adalah komponis penting yang berpengaruh sehingga dia

membawa periode Barok ke puncak tertinggi di masanya. Bach

menghabiskan dua puluh lima tahun terakhir di sisa hidupnya untuk

tinggal bekerja di Liepzig. Bach merupakan seorang yang memiliki

pendidikan tinggi dan merupakan seorang pemain organ yang

virtuoso.

2. Analisis Repertoar

a. Analisis Struktural

1) Prelude

Prelude menggunakan bentuk kontrapung yaitu imitasi motif

secara keseluruhan. Motif-motif itu membentuk rangkaian not

seperdelapanan yang tidak terputus dari awal hingga selesai.

2) Fugue

2 F. E. Kirby, Music for piano: a short history. (New Jersey: Amadeus Press, 2004), 38.

(3)

7

Subyek Fugue diperkenalkan di awal lagu dari birama 1

2/2. Kemudian di imitasi dan divariasi ke berbagai suara yang

berbeda.

Bagian Eksposisi Birama 1-9/2 Tonalitas A Mayor

Tema awal Birama 1 – 2/2 Tema diperkenalkan.

Imitasi Tema 1 Birama 2/2-4/1 Imitasi pada suara

Alto

Imitasi Tema 2 Birama 5/1-6/2 Imitasi pada suara

Sopran

Imitasi Tema 3 Birama 7/1-8/2 Imitasi pada suara

Bass.

Tabel 2.1. Struktur Eksposisi Fugue A Mayor.

Bagian

Pengembangan

Birama 9/2-19 Tonalitas F#

minor

Bagian Rekapitulasi Birama 20-29 Tonalitas kembali

ke A Mayor dan

ditutup dengan

perfect cadence.

Tabel 2.2. Struktur Pengembangan Fugue A Mayor

b. Teknik Permainan

1) Prelude

Pada prelude, penyaji harus dapat memainkan not

seperdelapan secara terus-menerus tanpa terputus-putus dari

awal lagu hingga akhir lagu. Penyaji juga harus dapat

memunculkan alunan pengelompokan not setiap 3/8 di dalam

sukat 12/8. Hal ini didukung oleh penggunaan ritme

(4)

8

2) Fugue

Pada Fugue, penyaji harus dapat memunculkan suara subyek

atau tema walapun di saat yang bersamaan, kontra subyek juga

dimainkan bersama dengan not pelengkap. Tema muncul tidak

hanya di salah satu suara, melainkan di imitasi ke berbagai

tingkatan suara yang berbeda. Tema muncul di bass, tenor, alto,

dan sopran.

B. Sonata in Eb Major, Hob XVI:49 karya dari Franz Joseph Haydn.

1. Kajian Historis.

a. Karakter Musik Periode Klasik (1750-1827)

Karya musik di periode ini sangat terstruktur. Frase atau ide

musik biasanya terbentang sepanjang empat birama.4 Selain itu juga

banyak menggunakan perubahan volume suara untuk memperjelas

frase atau tema. Tempo yang digunakan juga sangat konstan dan

tidak terdapat banyak rubato seperti di perode Romantik.

Iringan yang digunakan seringkali berupa not-not yang

dimainkan dengan tempo cepat, not yang diulang, akor yang

not-notnya dimainkan secara serentak atau terpisah, dan Alberti bass.

Pada periode ini tidak hanya gaya musiknya saja yang

berkembang, melainkan alat musik yang digunakan juga mengalami

perubahan. Pada periode Barok dikenal alat musik harpsichord yang

membuat para pemainnya tidak dapat mengolah dinamika seluas

mungkin. Sedangkan di periode Klasik, alat musik tersebut

berkembang pesat sehingga kebebasan pemain dalam mengolah

dinamika suara tidak lagi terbatas. Alat musik ini dikenal dengan

sebutan pianoforte.

(5)

9

b. Latar Belakang Repertoar.

Sonata ini dibuat pada tahun 1789, diawali oleh dua bagian

yaitu Allegro dan Minuet. Di musim semi berikutnya, Haydn

menambahkan bagian Adagio e cantabile, sehingga terciptalah

sonata tiga bagian, nomor 49. Walaupun di dalam karya tersebut

tertulis bahwa lagu tersebut didedikasikan untuk Maria Anna

(‘Nanette’) Jerlischeck, pembantu rumah tangga keluarga Esterházy, Haydn mendedikasikan karyanya untuk teman dekatnya yaitu Maria

Anna von Genzinger.5

Haydn juga menuliskan di bagian Adagio “sedikit sulit

namun penuh ekspresi”. Hal ini ditunjukannya dengan penggunaan

tonalitas Bb minor di tengah-tengah bagian.

c. Biografi Franz Joseph Haydn (1732-1809)

Franz Joseph Haydn lahir di Ruhrau dekat dengan kota

Hungarian, belajar musik sejak usia lima tahun dibawah bimbingan

pamannya. Haydn juga pernah menjadi penyanyi paduan suara di St.

Stephenss Cathedral di Vienna. Di tempat itu, dia banyak

memperoleh pengalaman berlatih yang baik, namun tidak

mendapatkan pelajaran teori musik yang teratur.6

Seiring dengan bertambahnya usia, suara vokalnya juga

banyak mengalami perubahan sehingga dia tidak diterima lagi

sebagai penyanyi paduan suara. Kemudian ia banyak mempelajari

kontrapung dari buku J. J. Fux’s Gradus ad Parnassum (steps to Parnassus) yang dipublikasikan tahun 1725 dan disusun oleh Stile

Antico dari Palestrina.

Haydn juga banyak belajar dari orang yang mempunyai

pengaruh besar di Vienna dan belajar tentang komposisi musik dari

5 Hyperion Records Limited. Sonata in Eb Mayor Haydn, 4 Mei 2015. http://www.hyperionrecords.co.uk/dw.asp?dc=W12499_67710.

(6)

10

Nicola Porpora, seorang komposer serta guru vokal berkebangsaan

Italia, yang pernah menjadi saingan Handel di London.

Pada sekitar tahun 1758 dia menjadi direktur musik untuk

orkes Count Morzin dan pada saat itu dia membuat simfoni untuk

orkes tersebut. Kemudian pada tahun 1761 adalah hari yang paling

bersejarah bagi Haydn karena pada saat itu ia memulai karirnya

sebagai musisi di keluarga raja Paul Anton Esterhazy. Seorang

bangsawan Hungaria yang sangat kaya dan berkelimpahan.

2. Analisis Repertoar.

a. Analisis Struktural

Sonata Eb Mayor karya Haydn secara keseluruhan banyak

menggunakan gaya melodi dengan iringan. Di beberapa bagian

disertakan juga bentuk kontrapung seperti di bagian pengembangan

pada Allegro.

Susunan lagu pada pergerakan pertama, bagian eksposisi.

Principal theme Birama 1-12 Dengan tonalitas Eb

Mayor

Transisi Birama 12-24/2 Not-not panjang

dengan tonalitas Eb

mayor dan berakir

di akor F.

Subordinate theme Birama 24/3-42/1 Tonalitas Bb

Mayor.

Closing section Birama 42/2-64/2 Tonalitas Bb Mayor

Tabel 2.3. Struktur Eksposisi Pergerakan Pertama Sonata Eb Mayor

Susunan lagu pada pergerakan pertama, bagian pengembangan.

Pengembangan Birama 65/3-80/2 Menggunakan gaya

(7)

11

Bagian retransisi Birama

80/3-131/2

Bagian pengulangan

transisi yang ada di

bagian eksposisi

dengan perubahan

tonalitas C minor.

Tabel 2.4. Struktur Pengembangan Pergerakan Pertama Sonata Eb

Mayor

Susunan lagu pada pergerakan pertama, bagian rekapitulasi.

Principal theme Birama 131/3-143 Tema yang sama

dengan bagian

Eksposisi pada

tonalitas Eb Mayor.

Transisi Birama 144-157 Bagian yang sama

dengan transisi di

bagian Eksposisi,

tetapi berakhir di

tonika.

Subordinate theme Birama 158-195 Tonalitas Eb Mayor

Closing Birama 196-218/1 Tonalitas Eb Mayor

Tabel 2.5. Struktur Rekapitulasi Pergerakan Pertama Sonata Eb

Mayor

Susunan Lagu pada bagian Adagio e Cantabile.

Bagian A Birama 1-57 Tonalitas Bb Mayor

Bagian B Birama 58-82 Tonalitas Bb Minor

Bagian A’ Birama 83-126 Tonalitas Bb Mayor

(8)

12

Susunan lagu pada bagian Finale, Tempo di Minuetto.

Bagian A Birama 1-24/2 Tonalitas Eb Mayor

Bagian B Birama 25-60 Tonalitas Eb Mayor

Bagian C Birama 61-87 Tonalitas Eb minor.

Bagian A’ Birama 88-116 Tonalitas Eb Mayor

Tabel 2.7. Struktur Lagu Pergerakan Ketiga Sonata Eb Mayor

b. Teknik Permainan.

Di dalam sonata ini, penyaji dituntut untuk dapat memainkan

ornamen dalam tempo aliran lagu yang cepat. Penyaji juga harus

dapat memainkan iringan berbentuk Alberti bass dengan rapi dan

dengan dinamika p atau mp. Di pergerakan pertama dan kedua

banyak menggunakan penyilangan tangan.

C. The Man I Love karya George Gershwin

1. Kajian Historis

a. Karakter Musik Periode Modern.

Pada periode Modern, para komponis banyak melakukan

teknik penciptaan yang keluar dari kebiasaan para komponis dari

periode sebelumnya. Mereka benar-benar mengolah karya

komposisi menjadi semakin bebas dalam penggunaan tempo, akor,

ekspresi, dan berbagai aspek dalam komposisi.

b. Latar Belakang Repertoar

George Gershwin (1898-1937) lebih tepat disebut sebagai

penulis lagu daripada seorang pemain teater.7 Beberapa karyanya

mengkombinasi aliran musik jazz dan gaya romantik dari Liszt.

Gershwin banyak menulis lagu untuk drama musikal Broadway.

Lagu The Man I Love merupakan salah satu lagu yang diciptakannya

(9)

13

untuk drama musikal berjudul Lady, Be Good pada tahun 1927. Pada

saat itu lagu ini masih berjudul “The Girl I Love” dan kemudian

diubah menjadi “The Man I Love”.8

2. Analisis Repertoar.

Lagu ini banyak menggunakan akor-akor penuh yang dituliskan

dalam Grand Staff dengan satu staff tambahan yaitu treble staff. Frase

yang digunakan merupakan frase pada umumnya yaitu 4 birama.

Bagian A Birama 1-16 Tonalitas Eb Mayor

Bagian B Birama 17-25 Tonalitas C Minor

Bagian A Birama 26-34

(3birama terakhir

seperti penutup)

Tonalitas Eb Mayor

Tabel 2.8. Struktur Lagu The Man I Love - Gershwin

D. I Got Rhythm karya George Gershwin

1. Kajian Historis

a. Latar Belakang Repertoar

Lagu I Got Rhythm merupakan lagu yang diciptakan

Gershwin dalam drama musical berjudul Girl Crazy pada tahun

1930. Lagu ini terkenal setelah seorang penyanyi bernama Ethel

Merman menyanyikannya di dalam drama musikal tersebut.9

2. Analisis Struktural

8 Songfacts. The Man I Love by George Gershwin, 29 Mei 2015. http://www.songfacts.com/detail.php?id=26808

(10)

14

Di dalam I Got Rhythm, terdapat banyak pengulangan ritme motif

singkopasi dan menggunakan tempo yang sangat cepat. Penyaji dituntut

untuk dapat memunculkan melodi yang berasal dari not tertinggi di

dalam sebuah akor, dan pada bagian akhir terdapat tanda Martellato

yang berarti penyaji harus mengeluarkan suara melodi pada bass

dengan aksen yang lebih.

Bagian A Birama 1-24 Tonalitas Db Mayor

Bagian A’ Birama 25-38 Tonalitas Db Mayor

Bagian B Birama 39-54 Tonalitas F Mayor

Bagian transisi Birama 55-62 Ritme motif muncul.

Bagain A’’ Birama 63-72 Tonalitas F Mayor,

melodi pada bass

Tabel 2.9. Struktur Lagu I Got Rhythm - Gershwin

E. Polonaise G# Minor karya Frédéric Chopin

1. Kajian Historis.

Kata Romantik menggambarkan karya-karya komposisi pada saat

itu yang diciptakan dengan lebih bergairah dan lebih ekspresif

dibandingkan dengan periode sebelumnya karena komponis mulai

berani untuk mengekspresikan perasaan serta imajinasinya.

Frédéric Chopin (1810-1849) adalah seorang pemusik yang sangat

mencintai tempat kelahirannya, Polandia. Bahkan kecintaannya tidak

lekang oleh waktu, walau situasi politik di tempat asal tersebut tidak

kondusif. Ia banyak memunculkan gaya musik daerah Polandia di dalam

karya-karyanya.10

Polonise merupakan komposisi karya Chopin yang sangat

menggambarkan semangat kepahlawanan Polandia.

2. Analisis Struktural

(11)

15

Di dalam karya ini, penyaji dituntut untuk memainkan berbagai

macam rangkaian not dalam setiap ketukan. Terdapat penyilangan

tangan di bagian B dan trill yang berturut-turut sehingga diperlukan

keterampilan yang lebih dalam memainkannya.

Bagian introduksi Birama 1-4 Merupakan bagian

pembuka.

Bagian A Birama 5-27 Dengan susunan a-b-a

Bagian B Birama 28-61 Dengan susunan a-b-a

Tabel 2.10. Struktur Lagu Polonaise G# Minor

F. Valse brilliante op.34 no.3 karya Frédéric Chopin

1. Kajian Historis

Selain polonasie, Chopin banyak menciptakan repertoar untuk piano

seperti ballades, nocturnes, etudes, dan waltz. Valse Brilliante

merupakan sebuah karya dari kumpulan waltz.

2. Analisis Struktural

Bagian Introduksi Birama 1-16 Tonalitas F Mayor,

diawali dengan akor

Dominant seventh dan

disusul dengan

rangkaian melodi

kromatis.

Bagian A Birama 18-48 Rangkaian not

seperdelapanan pada

tangan kanan dan

dengan iringan bergaya

(12)

16

Bagian B Birama 49-80 Tema baru dan

modulasi ke Bb Mayor.

Bagian C Birama 81-128 Melodi penuh dengan

ornamen Acciacatura.

Bagian A’ Birama 129-156 Tema awal muncul

kembali dengan variasi

Tabel 2.11. Struktur Lagu Valse Brilliante op.34 no.3

G. Suita Kaliurang karya Mochtar Embut

1. Kajian Historis

a. Biografi Mochtar Embut (1934-1973)

Mochtar Embut adalah seorang berkebangsaan Indonesia yang

banyak belajar musik secara mandiri atau biasa disebut sebagai

otodidak. Dia beberapa kali mendapat kesempatan untuk belajar musik

secara formal, namun kesempatan tersebut tidak pernah dia jalani. Pada

usia tiga tahun, Mochtar Embut mengenal musik dari didikan orang

tuanya. Kemudian pada masa remaja, menjadi anggota orkes

Kesejahteraan Angkatan Darat Territorium VII sebagai pianis.11

Mochtar Embut memiliki sifat pemalu sehingga dalam berbagai

pementasan, dia lebih memilih sebagai orang yang bekerja di balik

layar. Karya-karyanya banyak digunakan di dalam pementasan tidak

hanya di dalam negeri bahkan sampai ke mancan negara. Ia banyak

menggunakan gaya musik tradisional Indonesia seperti pentatonik

dalam karya komposisinya.

Suita merupakan sebuah karya yang terdiri beberapa bagian namun

menjelaskan satu topik yang sama.

2. Analisis Struktural

(13)

17

Suita Kaliurang terdiri dari empat bagian yaitu Getuk Lindri

(Moderato), Rumah Gadang (Allegro), Merapi (Andante) dan Keluarga

Pak Pawira (Allegro). Pada bagian pertama yaitu Getuk Lindri, terdapat

beberapa melodi yang dimainkan secara unisono. Satu phrase terdiri

dari empat birama dan semiphrase terdiri dari dua birama. Pada bagian

Rumah Gadang, tangan kanan memainkan not-not seperenambelasan

yang disusun secara berturutan dan tangan kiri harus memainkan pola

ritme bass. Pada bagian Merapi, terdapat banyak pengulangan tema

dengan penambahan iringan. Pada bagian terakhir berbentuk kordal dan

di tengah-tengah lagu terdapat bagian lyrico.

Getuk Lindri

Bagian A Birama 1-12 Mulai dengan

tonalitas E minor,

kemudian modulasi

ke A mayor, D mayor

dan berakhir di E

mayor.

Bagian B Birama 13-20 Tonalitas A mayor.

Tabel 2.12. Struktur Getuk Lindri – Suita Kaliurang

Rumah Gadang

Bagian A Birama 1-13 Tonalitas F mayor

dengan not

seperenambelasan pada

tangan kanan dan

pengulangan pola ritme

pada bagian kiri.

Bagian B Birama 14-29 Tonalitas F minor.

(14)

18

Merapi

Bagian A Birama 1-16 Tonalitas Bb Mayor

Bagian B Birama 17-32 Tonalitas D Minor

Bagian C Birama 33-52 Tonalitas D Mayor

Tabel 2.14. Struktur Merapi – Suita Kaliurang

Keluarga Pak Pawira

Bagian A Birama 1-26 Tonalitas Ab Mayor,

tangan kanan

berbentuk chordal,

tangan kiri

memainkan not yang

disusun secara octave.

Bagian B Birama 27-49 Tonalitas G Mayor.

Bagian A’ Birama 50-77 Tonalitas Ab Mayor,

dengan varias ritme.

Gambar

Tabel 2.1. Struktur Eksposisi Fugue A Mayor.
Tabel 2.3. Struktur Eksposisi Pergerakan Pertama Sonata Eb Mayor
Tabel 2.4. Struktur Pengembangan Pergerakan Pertama Sonata Eb
Tabel 2.7. Struktur Lagu Pergerakan Ketiga Sonata Eb Mayor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Description , Admin bisa melakukan perubahan baik itu edit , tambah, atau delete pada setiap sub description yang ada pada website. Manage Content , admin bisa

Sehubungan dengan pelaksanaan evaluasi kualifikasi Seleksi Umum Penyedia Jasa Konsultansi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi,

Bangsa asing yang pertama kali menginjakkan kaki ke Nusantara dengan tujuan mencari rempah-rempah adalah.. Munculnya gerakan pembaharuan Renaisance membawa dampak perkembangan

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

It is seen that per capita income, population density, country’s level of urbanisation, inequality in the distribution of income as well as level of education exert

[r]

Analisis dan Desain Berorientasi Servis Untuk Aplikasi Manajemen Proyek.. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai

[r]