• Tidak ada hasil yang ditemukan

One Tree Hill Resort Hotel Arsitektur Vernakular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "One Tree Hill Resort Hotel Arsitektur Vernakular"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Bab II

DESKRIPSI PROYEK

II.1 Terminologi Judul.

Judul dari proyek ini adalah one tree hill resort hotel. Berikut ini merupakan penjelasan

terhadap judul kasus proyek tersebut:

One tree hill:

 Adalah nama bukit yang berada di simalem. Dinamakan one tree hil karena terdapat satu pohon pinus tepat berada di puncak bukit.

Hotel:

 Secara etimologi, hotel berasal dari kata Hospitium (Latin) yang berarti ruang tamu.  Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat menginap

dan makan orang yang sedang berada dalam perjalanan. (Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta, Balai Pustaka, hal 408)

 Bangunan yang dikelola secara komersil yang memberikan fasilitas pelayanan yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan makan dan minum

pelayanan kamar, barang bawaan, pencucian pakaian, dan dapat menggunakan

fasilitas perabotan dan hiasan yang ada di dalamnya. (Menurut Surat Keputusan

Menteri Perhubungan RI No. PM 10/PW-301/Phb. 77, tanggal 22 Desember 1977)

 Akomodasi yang menggunakan sebahagian atau seluruh bangunan untuk

menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum

yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan

di dalam keputusan pemerintah.(Dirjen Pariwisata – Depparpostel)

Resort:

 Late Middle English (denoting something one can turn to for assistance): from Old French resortir, from re-'again' + sortir 'come or go out'. The sense 'place frequently

visited' dates from the mid 18th century.(www.oxforddictionaries.com)

(2)

 Resort adalah sebuah tempat yang digunakan untuk tujuan rekreasi atau relaksasi yang menarik pengunjung pada saat liburan. Resort adalah tempat, kota, atau

terkadang bangunan komersial yang dioperasikan oleh suatu perusahaan.5

 Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang untuk menikmati potensi alamnya. (A.S Hornby, Oxford Learner’s dictionary of Current

English, Oxford University Press, 1974)

 Sebuah hotel resort sebaiknya memiliki lahan yang ada kaitannya dengan objek wisata, oleh sebab itu resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung

kecil dan juga pinggiran pantai. (Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwisata. Jakarta:Akademi

Pariwisata Trisakti, 1999)

Jadi pengertian dari judul “ One tree Hill Resort Hotel “ adalah :

“ Suatu tempat atau bangunan yang menyediakan fasilatas makanan, minuman, serta

akomodasi yang dikunjungi secara berkala oleh masyarakat dengan tujuan hiburan,

rekreasi, dan relaksasi dan bukan dengan tujuan komersil “.

II.2 Tinjauan Umum.

Tinjauan umum membahas tentang hotel resort secara keseluruhan dan Danau Toba

secara umum.

II.2.1. Sejarah Perkembangan Hotel

II.2.1.1 Sejarah Perkembangan Hotel Di Eropa dan Amerika

Usaha hotel mungkin dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan usaha komersial yang

tertua di dunia , hal tersebut terbukti bahwa penginapan yang pertama yaitu penginapan yang

berbentuk Inn, didirikan pada tahun 3000 B.C . Penginapan berbentuk Inn , adalah rumah –

rumah pribadi dengan beberapa kamar disediakan bagi para pejalan kaki untuk istirahat atau

tidur , satu ruangan / kamar ditempati oleh beberapa tamu, dan kadang – kadang untuk tidur

hanya disediakan tikar , kualitas kebersihan ruangan pada waktu itu belum diperhatikan ,

makanan yang disediakan untuk tamunya adalah makanan yang sangat sederhana. Kenudian

pada tahun 961 A.D di Swiss – Alpine sudah terdapat sebuah hotel bernama Le Grand Saint

Bernard Hospice yang dibangun oleh Augustinian Monks.Pada waktu itu hotel dibangun

untuk menyediakan penginapan bagi orang – orang yang melakukan ziarah dari dan ke Roma.

Struktur bangunan hotel tersebut menggunakan batu – batu besar sebagai tiang , dan dengan

(3)

Di Amerika , pada tahun 1794 untuk yang pertama kali dibangun khusus sebuah hotel

dengan nama City Hotel , di kota New York. Usaha hotel di negara – negara barat terus

berkembang dan antara tahun 1800-an negara Amerika menjadi negara pengembang usaha

hotel yang utama. Pada waktu itu , oleh karena harga sewa kamar dan makanan yang mahal ,

maka hanya kaum hartawan sajalah yang dapat menikmati menginap di hotel yang mewah

bergaya Eropa.

Hotel – hotel jaman dahulu , baik di Eropa maupun di Amerika , pintu kamar tidur

tanpa dilengkapi dengan kunci , tidak mempunyai ruang lobby , dan tidak mempunyai khusus

pintu masuk ke ruang hotel. Kemudian pada tahun 1829 hotel Tremont House di Boston ,

Amerika untuk yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan ruang lobby , menyediakan

kamar privat dengan pintu kamar – kamarnya dipasang kunci pengaman, serta disetiap kamar

dilengkapi dengan system drainase.

Pada periode awal tahun 1900-an , pelayanan hotel secara professional mulai

dikembangkan oleh Ellsworth M.Statler seorang operator hotel Amerika , membuka usaha

hotelnya yang dilengkapi dengan beberapa keistimewaan – keistimewaan yaitu , setiap kamar

dilengkapi dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Kemudian pada pertengahan

tahun 1900-an beberapa hotel di Amerika dimiliki oleh individu ataupun suatu perusahaan

memiliki beberapa hotel , dan pada saat itulah melalui berkembangnya hotel – hotel yang

dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha hotel ( hotel chains ).

II.2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Indonesia

Perkembangan hotel modern ( dibangun dan dikelola dengan menggunakan konsep –

konsep manajemen hotel modern ) di Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia di

Jakarta pada tahun 1962.

Untuk mengetahui secara pasti kapan sebenarnya usaha hotel di Indonesia mulai

dikelola secara komersial adalah sulit , tetapi yang jelas sejak jaman penjajahan Belanda

sudah terdapat usaha akomodasi yang dikelola secara komersial, walaupun pada waktu itu

belum dikelola secara modern , sebagai contoh : Hotel Savoy Homan , Bandung dibangun

pada tahun 1888 , kemudian direnovasi pada tahun 1937 dan selesai 1939. Kemudian hotel

Preanger dibangun pada tahun 1897 dan pada waktu itu masih menyatu dengan took,

kemudian dibangun kembali sebagai suatu hotel yang lebih terkonsep pada tahun 1928. Hotel

(4)

Belanda , pada tahun 1898. Pada saat itu hotel Mij de Boer merupakan hotel yang paling

megah di Medan yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan para pejabat pemerintah

Belanda yang datang ke Sumatera Utara. Kemudian pada tanggal 14 Desember 1957 , dalam

rangka nasionalisasi perusahaan – perusahaan asing , hotel Mij de Boer diambil alih

pemerintah Republik Indonesia diganti namanya menjadi hotel Dharma Bhakti , dan sekarang

namanya diganti lagi menjadi hotel Dharma Deli. Di Yogyakarta juga terdapat sebuah hotel

lama yaitu Grand Hotel de Djokya berlokasi di jalan Malioboro , didirikan tahun 1908 dan

beroperasi pada tahun 1911. Setelah mengalami beberapa kali proses renovasi , saat ini hotel

tersebut berganti nama menjadi hotel Garuda. Dengan adanya usaha – usaha renovasi

bangunan hotel pada waktu itu , hal ini menunjukkan suatu keinginan untuk memperbaiki

fasilitas hotel yang lebih baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan akomodasi secara komersial

di Indonesia sudah dimulai dari sejak zaman Belanda , walaupun pada waktu itu cara

pengelolaannya masih menggunakan konsep pengelolaan penginapan , dan belum

menggunakan konsep pengelolaan hotel seperti sekarang.

II.2.2. Pengertian Hotel

Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin),

artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan

pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah

besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL.

Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan

beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang

host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang

dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL). Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan

orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang

terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan.

Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian

kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.

Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut :

(5)

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh

bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya

bagi umum, yang dikelola secara komersial.

• Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977

Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi

setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum.

• Menurut Webster

Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk

menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum.

Menurut Hotel Proprietors Act , 1956 , hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola

oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan , minuman dan fasilitas kamar

untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar

dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian

khusus , maksudnya perjanjian seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan –

perundingan sebelumnya.

Sedangkan pengertian hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc. (

1995 ) , menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat

menginap , makanan dan pelayanan – pelayanan lain untuk umum.

II.2.2.1 Pengertian Hotel di Indonesia

Pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

Pariwisata , Pos dan Telekomunikasi No. KM 37 / PW.340/MPPT-86 tentang Peraturan

Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I , Pasal 1 , Ayat (b) dalam surat keputusan tersebut

menyebutkan bahwa : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian

atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan , makanan dan minuman serta

jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

2.2.3. Pengertian Resort

• Menurut Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988 , Resort adalah suatu perubahan tempat tingga untuk sementara bagi seseorang di luar

(6)

raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan

yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta

keperluan usaha lainnya.

• Menurut John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987, Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang

banyak dikunjungi.

• Menurut A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974 , Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering

dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya.

• Menurut Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 , Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus

untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan

jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila

ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar

resort ini.

• Menurut Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil

Publication 1988 , Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya

sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi.

• Menurut Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 , Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang adakaitannya dengan

obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan,

lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.

II.2.4. Pengertian Hotel Resort

Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang umunya terletak dikawasan wisata,

dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya

terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari

definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hotel resort secara total menyediakan fasilitas untuk

berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap

(7)

II.2.5. Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resort

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga

sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor

berikut :

a) Berkurangnya waktu untuk beristirahat

Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu

menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.

b) Kebutuhan Manusia akan rekreasi

Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan

menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.

c) Kesehatan

Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat

mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik

para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat

diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan

akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

d) Keinginan Menikmati Potensi Alam

Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah

perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan

masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh

sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga

dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.

II.2.6. Karakteristik Hotel Resort

Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel

lainnya, yaitu :

a. Lokasi

Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan

sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton”

dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan

kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya. (Fred

(8)

b. Fasilitas

Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut

ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang

tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan

penataan landscape.( Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recreation Development,

The Achithectur Ltd, London, 1977 )

c. Arsitektur dan Suasana

Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur

dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort

cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan

dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.

d. Segmen Pasar

Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur,

bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki

panorama yang indah.

II.2.7. Klasifikasi Hotel

Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel berdasarkan

penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut : • Luas Bangunan

• Bentuk Bangunan

• Perlengkapan (fasilitas)

• Mutu Pelayanan

Namun pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan tersebut dianggap

tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW. 301/Pdb – 77

tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum

didasarkan pada :

• Jumlah Kamar yang tersedia

• Fasilitas yang tersedia

• Peralatan yang digunakan

• Mutu Pelayanan ( yang dimiliki )

Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke

(9)

• Hotel Bintang 2 (**)

• Hotel Bintang 3 (***)

• Hotel Bintang 4 (****)

• Hotel Bintang 5 (*****)

Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang berada di

bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang.

Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1 sampai

dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan

fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan

Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan

kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas

bangunannya.

Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industry bahwa , yang utama hotel terbagi

menjadi tiga jenis yaitu :

• Transient Hotel , adalah hotel yang letak / lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.

• Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah berbentuk apartemen dengan kamar – kamarnya , dan disewakan secara bulanan atau

tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan – kemudahan seperti

layaknya hotel , seperti restoran , pelayanan makanan yang diantar ke kamar , dan

pelayanan kebersihan kamar

• Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat – tempat wisata , dan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi

untuk tamu – tamunya.

Pengelompokan hotel menurut standard hotel yaitu :

• Hotel international standard

• Hotel semi international standard

• Hotel national standard

• Hotel non national standard ( non claccipied )

Penentuan standard hotel tersebut didasarkan atas beberapa system yaitu :

• Management system ( sistem pengelolaan )

(10)

• Facilities system ( sistem fasilitas yang dimiliki )

• Employment system ( sistem penempatan pegawai )

• Administration system ( sistem administrasi )

Pengelompokan jenis hotel menurut ukuran besar / kecilnya hotel yaitu :

• Hotel kecil ( small hotel ) : jumlah kamarnya kurang dari 26 kamar tamu

• Hotel rata – rata kecil sedang ( small average size hotel ): jumlah kamar 26 – 99 kamar tamu

• Hotel rata – rata sedang menengah ( medium average size hotel ) : jumlah kamar 100 – 299 kamar tamu

• Hotel besar ( large hotel ) : jumlah kamar 300 – 3000 kamar tamu

Pengelompokan hotel menurut sistem perencanaan / penentuan tarifnya yaitu :

• European Plan ( EP ) : sistem penentuan tariff yang dicantumkan hanya harga sewa kamarnya tidak termasuk makan – minum dan lainnya

• American Plan ( AP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar ala Amerika dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan

• Full American Plan ( FAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan + 3 extras

• Modified American Plan ( MAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 2 meals

• Bermuda Plan atau Dual Plan ( BP / DP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast

• Continental Plan ( CP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast ala continental

Pengelompokan hotel menurut lokasi yaitu :

• City Hotel atau Business Hotel

• Highway hotel atau motor hotel

• Mountain hotel

• Resort hotel atau beach hotel

(11)

• Hotel yang mayoritas tamunya “ businessman “ disebut business hotel

• Hotel yang mayoritas tamunya remaja disebut youth hotel ( hostel )

• Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita disebut woman hotel

• Hotel yang mayoritas tamunya adalah orang tua yang ingin istirahat ( cure hotel )

Pengelompokan hotel yang ditinjau dari segi hari – hari operasinya yaitu :

• Seasonal hotel , hotel yang hanya beroperasi secara musiman

• Year around operating days hotel , hotel yang beroperasi sepanjang tahun.

II.2.8. Klasifikasi Resort

Jenis – jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata antara lain :

1. Resort Gabungan ( Integrated Resort )

Resort gabungan berorientasi khusus pada keistimewaan alam seperti pantai , laut

, lereng ski , pemandangan gunung , atau keistimewaan lain seperti sejarah ,

lapangan golf , dan fasilitas olahraga lainnya , termasuk di dalamnya

perkampungan pedesaan untuk berlibur

Resort gabungan dapat memiliki variasi menurut ukuran dari satu hotel dengan

hotel lainnya , menurut keseluruhan jumlah kamar , menurut fasilitas pelayanan

seperti olahraga , rekreasi , atau konferensi. Beberapa resort gabungan juga

dibedakan menurut tingkat pelayanan akomodasi , misalnya tipe hotel dan cottage

dengan pelayanan pribadi , apartemen , town house dan villa. Contoh resort di

kepulauan Hawai.

2. Resort Perkotaan ( Town Resort )

Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktivitas pada komunitas

perkotaan , tetapi secara ekonomi difokuskan pada aktivitas resort yang memiliki

akomodasi seperti hotel dan pelayanan wisata. Contoh resort di kota – kota Eropa

, Amerika Utara , pantai australia , dan Jepang.

3. Resort Retreat ( Retreat Resort )

Skala resort retreat lebih kecil , kira – kira 20 – 25 kamar , tetapi direncanakan

dengan analisa dan kelayakan yang hati – hati. Karena karakter khusus resort ini

(12)

ketenangan , lingkungan yang menyendiri , tetapi diikuti oleh aktivitas rekreasi ,

seperti berburu , menyelam , memancing. Contoh resort – resort di karibia dan

pulau – pulau Pasifik.

Beberapa resort yang termasuk dalam jenis resort berdasarkan lokasi dan

kelengkapan atraksi wisata :

1. The Beach , Golf and Tennis Resort

Resort di sepanjang pantai yang selain menyediakan unit hunian yang baik , juga

menyediakan fasilitas tenis dan golf serta variasi fasilitas olahraga dan kebugaran

( fitness ) yang diharmonisasikan dengan suasana pantai atau pegunungan.

2. The Vacation Village ( Dusun Wisata )

Bentuk bangunan dusun wisata meniru bentuk bangunan setempat yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan merupakan sebuah kompleks bangunan besar

dan modern yang meniru konsep dusun.

3. The Health Spa Resort

Resort yang menawarkan fasilitas tambahan berupa perawatan dan penyembuhan

penyakit tertentu dengan air mineral.

4. The Marina Hotel

Biasa disebut juga Floating Hotel , yakni bentuk penginapan yang terdapat di tepi

sungai atau laut yang membutuhkan akses pencapaian yang mandiri dan memiliki

jumlah tamu tertentu selama perjalanan.

II.2.9. Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 5

Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 5 harus memperhatikan

persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut :

1. Lokasi dan Lingkungan

• Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat langsung ke area hotel dan dekat dengan tempat wisata.

• Hotel harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang

berasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang

mengerat.

2. Hotel harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar bangunan.

(13)

4. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi

• Hotel harus mempunyai sarana kolam renang dewasa dan anak-anak.

• Tersedianya area permainan anak.

• Tersedianya Diskotik atau Night Club.

• Hotel pantai menyediakan fasilitas untuk olah raga air.

• Hotel gunung menyediakan fasilitas untuk olah raga gunung seperti mendaki gunung, menunggang kuda atau berburu.

• Hotel harus menyediakan satu jenis sarana olah raga dan rekreasi lainnya merupakan pilihan dari tennis, bowling, golf, fitness center, sauna, billiard,

jogging.

5. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Undang-Undang yang

berlaku.

• Ruang hotel memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus barang/produksi hotel.

• Unsur dekorasi khusus harus tercermin dalam :

- Ruang Lobby

- Restoran

- Kamar Tidur

- Function Room

6. Banyak kamar tidur standar berjumlah 100 buah termasuk 4 kamar suite (sekarang

ketentuan jumlah kamar sudah tidak berlaku, maka dalam perencanaan dan

perancangan skripsi ini jumlah kamar tidak harus sebanyak 100 kamar).

• Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam.

• Luas Minimal :

- Kamar Standar = 26 m2

- Kamar Suite = 52 m2

• Tinggi Kamar Minimal = 2, 60 m

• Kamar tidur kedap suara (noise 40 dB)

• Pintu dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci double lock.

• Untuk Hotel Pantai :

- Lantai dari teraso/ubin/marmer/kayu.

- Lantai tidak licin, kualitas tinggi.

(14)

- Seluruh lantai dilapisi karpet

- Komposisi vynil 20 %, wool atau jenis bahan lain yang tidak mudah terbakar

80 %.

• Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.

• Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan ventilasi/exhaust di kamar mandi

• Interior kamar mencerminkan suasana khusus.

• Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air.

• Tersedia instalasi air panas dan air dingin

• Perlengkapan Kamar Tidur :

- Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1 (satu) orang atau untuk 2

(dua) orang sesuai dengan ukuran kamar standar :

 Ukuran tempat tidur 1 (satu) orang 2, 00 m x 1, 00 m  Ukuran tempat tidur 2 (dua) orang 2, 00 m x 1, 60 m

• Perlengkapan Kamar Mandi :

- Tersedia Bathup anti slip, Shower, Grabbar dan tempat sabun

- Wastafel

- dan lain-lain

7. Hotel harus menyediakan restoran minimal 3 buah yang berbeda jenisnya, salah

satunya Coffee Shop.

• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m2 per tempat duduk.

• Tinggi restoran tidak boleh rendah dari tinggi ruang tamu (2, 60 m). 8. Hotel harus menyediakan satu bar yang terpisah dari restoran.

• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1,1 m2 per tempat duduk.

• Lebar ruang kerja bar tender minimal 1 m.

• Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan dan perlengkapan yang terdiri dari atas :

- Wastafel dengan dua buah keran air panas dan air dingin.

- Mesin pencuci gelas.

- Saluran pembuangan air.

9. Tersedianya Function Room yaitu ruang untuk acara-acara tertentu (ruang serba

(15)

10.Tersedianya Lobby dengan luas minimal 100 m2.

11.Hotel harus menyediakan Lounge.

12.Hotel menyediakan telepon umum di lobby.

13.Hotel menyediakan toilet umum di lobby.

• Toilet Pria :

- Ruang Rias dengan kaca rias

14.Hotel menyediakan ruangan yang disewakan untuk keperluan lain di luar kegiatan

usaha hotel minimal 3 ruangan untuk kegiatan yang berbeda.

15.Hotel harus menyediakan ruangan poliklinik.

16.Tersedianya Dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40 % dari luas restoran.

• Ruang dapur terdiri dari : - Ruang Persiapan

- Ruang Pengolahan

- Ruang Penyimpanan Bahan Makanan

- Ruang administrasi (Chef)

- Ruang Pencucian dan penyimpanan peralatan/perlengkapan

- Ruang Penyimpanan bahan bakar gas/elpiji untuk dapur

• Lantai dapur tidak licin.

• Dinding dapur dilapisi dengan tegel kedap air setinggi langit-langit.

• Penerangan dapur minimal 200 lux.

17.Tersedianya area Administrasi yang terdiri dari Kantor Depan (Front Office) dan

Kantor Pengelola Hotel

18.Tersedianya area Tata Graha.

• Ruang Seragam (Uniform Room)

• Ruang Lena dengan luas minimal 50 m2 beserta rak.

• Ruang Jahit Menjahit

(16)

- Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 (satu) buah untuk setiap 40

kamar

• Ruang Binatu dengan luas minimal 100 m2 19.Tersedianya area dan ruang Operator

• Tersedianya Gudang yang terdiri dari :

- Gudang bahan makanan dan minuman

- Gudang peralatan dan perlengkapan

- Gudang untuk engineering

- Gudang Botol Kosong

- Gudang barang-barang bekas

• Ruang penerimaan barang/bahan yang dapat menampung minimal 1 (satu) truk..

• Ruang Karyawan

- Ruang Loker dan kamar mandi/WC yang terpisah untuk pria dan wanita.

- Ruang Makan Karyawan.

- Dapur Karyawan.

- Ruang Ibadah Karyawan.

II.2.10. Jenis dan Fasilitas Standar Kamar Tamu

Jenis – jenis kamar hotel pada dasarnya dibedakan atas :

• Single room : kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Single untuk satu orang

• Twin room : kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing – masing berukuran Single.

• Double room : kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Double ( untuk dua orang )

(17)

Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing – masing jenis kamar tersebut adalah

sebagai berikut :

• Kamar mandi private ( bathroom )

• Tempat tidur ( jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis )

• Ruang tidur

• Lemari pakaian ( cupboard )

• Telepon

• Radio dan Televisi

• Meja rias / tulis ( dressing table )

• Rak untuk menyimpan koper ( luggage rack )

• Asbak , korek api , handuk , alat tulis ( stationeries )

(18)
(19)
(20)

II.3. Lokasi

Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan , persyaratan dan kriteria lokasi ,

kriteria desain tapak ,analisa pemilihan lokasi , pemilihan lokasi ,dan deskripsi lokasi.

2.3.1. Data umum lokasi proyek

(21)

Gambar 2.5 Site eksisting

• Nama lokasi : simalem, kec. Merek, Kab. Karo, Sumatera Utara • Luas : +/- 3 Ha

• Ketinggian : >1601m dpl

• Batas – batas Site :

o Batas Utara : danau toba

o Batas Timur : Kab. Simalungun

o Batas Selatan : Danau Toba (Kab. Samosir)

o Batas Barat : Kab. Juhar

(22)

II.3.1.1. Persyaratan Dan Kriteria Lokasi

Untuk mendirikan suatu hotel resort yang baik, sebaiknya diawali dengan kegiatan

studi kelayakan. Bila hasil studi kelayakan tersebut ternyata layak untuk mendirikan suatu

resort hotel, maka perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi

sebagai bahan perencanaan pembangunan tersebut:

• Lokasi resort hotel harus sehat yang berarti:

1. Lokasi tidak terletak pada daerah perindustrian yang banyak menimbulkan

polusi udara.

2. lokasi tidak berada daerah yang bertanah rawa atau berlumpur atau tanah yang

berpasir, dan elemen-elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi yaitu terkait

kelembaban udara, kelembaban udara harus mencapai kenetralan antara 55-65%.

Kriteria lokasi berdasarkan persyaratan lokasi dapat dijadikan sebagai tolok ukur

standar yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemilihan lokasi, yaitu :

• Peruntukan lahan harus sesuai dengan Master Plan RUTRK kabupaten Karo.

• Karakter penampilan lingkungan cukup baik yang berkaitan dengan konteksrual visual sejarah dan lain-lain.

• Kemudahan pencapaian/aksesbilitas oleh pengunjung, pengelola, maupun kendaraan servis, tidak sering terjadi kemacetan.

• Tersedianya jaringan utilitas, seperti jaringan PLN, PDAM, Telkom, Riol Kota, dan lain-lain.

• Dekat dengan atraksi utama dalam hal ini danau Toba.

II.3.1.2. Kriteria Desain Tapak

Menurut Brian Hall dalam The Manual of Planning, masalah penyelesaian tapak harus

mengikuti kriteria-kriteria tapak utama, yaitu:

• Kriteria tapak untuk kepedulian atas koleksi, meliputi faktor-faktor sebagai berikut:  Keamanan

o Fisik dinding yang tidak dapat dimasuki dengan mudah, setiap bukaan untuk

(23)

o Pintu keluar masuk dibatasi dan dijaga, termasuk untuk pengelola.

o Tersedia pintu keluar darurat.

o Alaram yang dihubungkan dengan pos sekuriti bangunan.

o Perlindungan terhadap bahaya kebakaran.

 Lingkungan

o Lingkungan aman dan tertata baik.

 Konservasi

o Sebaiknya tidak berada pada daerah dengan tingkat polusi tinggi, karena akan

membuat biaya operasinal dan maintance menjadi mahal untuk pengkondisian

dan penyaringan udara.

 Ruang Ekspansi (perluasan)

o Lahan cukup luas untuk pengembangan secara horizontal.

 Loading Area

o Tersedia ruang untuk troly/mobil barang (misalnya 15 m), dan cukup untuk

manuver kendaraan tersebut.

o Tersedia juga loading area untuk restoran atau retail.

 Ruang Luar

o Courtyard atau taman patung sebagai titik awal tempat istirahat bagi

pengunjung, dapat juga untuk ruang pamerterbuka

• Kriteria tapak untuk akses publik, meliputi faktor-faktor sebagai berikut:  Pencapaian

o Kemudahan pencapaian oleh kendaraan pribadi atau angkutan umum dan

tersedia juga jalur pejalan kaki

 Parkir

o Tersedia parkir untuk pengunjung, pengelola dan servis.

o Dapat memanfaatkan lahan parkir umum apabila jumlah pengunjung melebihi

(24)

o Mudahnya mengenal entrance, jalan keluar, tersedia parkir beratap kanopi.

 Kemudahan Dilihat (visibility)

o Sebaiknya tapak berada dekat simpang/sudut jalan agar dapat menjadi issue

untuk menarik donor dan dana masyarakat.

o Dapat menimbulkan image, memberi image, memberi impresi besar/agung

misalnya dengan sedikit bukaan, ataupun image komersial.

 Sinergi Dengan Alam

o Design harus sesuai dengan kontekstual.

o Memerhatikan dapak yang mungkin timbul terhadap mahkluk hidup dan alam

sekitar.

 Ketentuan Khusus

o Tanda penunjuk arah jelas terlihat

o Tersedia parkir khusus untuk penyandang cacat, yaitu dekat dengan pintu

utama.

o Penataan titik penurunan antara tapak dengan jalan.

II.3.1.3. Analisa Pemilihan Lokasi.

Dalam penatalaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Karo secara menyeluruh dan terpadu pada dasarnya merupakan penjabaran terhadap perioritas pembangunan yang akan dilaksanakan serta telah disesuaikan potensi dan masalah dalam kerangka kewilayahan. Disamping itu, rencana-rencana kerja yang dirumuskan secara umum terbagi dalam dua jenis kegiatan yaitu kegiatan yang bersifat pengaturan (regulasi) dan kegiatan yang bersifat investasi dan pelayanan umum. Berkaitan dengan tugas satuan kerja maka program dan kegiatan yang dirumuskan telah diselaraskan dengan fungsi dan sub fungsi yang ada dalam pemerintahan. Dalam aspek pembiayaan, Indikasi rencana program dan kegiatan telah mempertimbangkan berbagai sumber pembiayaan seperti APBD Kabupaten Karo , APBD Propinsi dan APBN, sesuai dengan prediksi kapasitas fiskal.

(25)

Meningkatkan dan Mengembangkan Infrastuktur.

• BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Untuk menunjang misi bupati karo terpilih yang keenam yakni Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur, maka dibidang sumber daya alam dan lingkungan ditetapkan 1(satu) program pembangunan yakni seperti diuraikan dibawah ini:

1. Program Penataan Ruang

Program ini bertujuan untuk (1) melengkapi dan menyerasikan peraturan penataan ruang dengan peraturan lain yang terkait; (2) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; (3) menyelenggarakan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif. Sasaran program adalah adalah: (1) meningkatnya pelayanan informasi kepada masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; (2) meningkatnya kapasitas aparat daerah dalam pengendalian pemanfaatan ruang untuk mengurangi konversi lahan dari non budidaya menjadi budidaya dan dari pertanian menjadi non pertanian.

Pogram ini memuat kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut:

o Penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten

o Pemantapan kelembagaan penata Ruangan

• BIDANG INFRASTRUKTUR

Untuk menunjang misi bupati karo terpilih yang yang keenam yakni Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur maka dibidang infrastruktur ditetapkan 2(dua) program pembangunan yakni seperti diuraikan dibawah ini:

1. Program Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan, Jembatan dan Irigasi

Program ini bertujuan untuk meningkatkan aksessibilitas diseluruh wilayah kabupaten karo, meningkatkan keandalan sarana dan prasarana irigasi kabupaten karo guna menunjang kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat karo.

Sasaran program adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang handal di kabupaten karo dan tersedianya sarana irigasi yang baik guna menunjang ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi kabupaten karo.

Program ini memuat kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut:

o Perencanaan sistim jaringan jalan di wilayah Kabupaten Karo;

o Peningkatan management pemeliharaan jaringan jalan dan jembatan kabupaten karo;

o Inventarisasi, evaluasi dan perencanaan sistim irigasi di Kabupaten Karo;

o Pembangunan dan peningkatan jalan kabupaten ke sentra-sentra produksi;

(26)

o Perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana irigasi;

o Penanganan darurat / rehabilitasi jaringan irigasi; dan

o Rehabilitasi dan pemeliharaan rutin dan berkala jaringan irigasi.

2. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Program ini bertujuan meningkatkan fasilitas prasarana lalu lintas dan angkutan jalan. Sasaran program adalah terbangunnya sarana bagi penunjang transpotasi.

Pogram ini memuat kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut:

o Pembuatan Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Kabupaten Karo sebagai bagian - daripada Tatrawil dan Tatranas;

o Pembangunan sistim transportasi perkotaan dan perdesaan;

o Pembangunan fasilitas keselamatan angkutan jalan;

o Pemeliharaan Fasilitas operasional angkutan jalan; dan

o Pengembangan sarana dan prasarana pengujian kerderaan bermotor angkutan orang dan barang.

Disimpulkan bahwa pemerintah kabupaten Karo dalam perencanaan pembangunan memutuskan jika pembangunan infrastruktur disesuaikan dengan potensi yang ada untuk menunjang aktivitas da partisipasi masyarakat terhadap ruang publik.

II.3.2. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

 Kasus Proyek : one tree hill resort  Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Swasta

 Lokasi Tapak : Simalem, Kecamaran Merek, Kabupaten Karo, Sumut

o Batas Utara : Kecamatan Munte, Kec. Tiga Panah

o Batas Timur : Kab. Simalungun

(27)

oTerletak di pinggir danau Toba

oBerada pada kawasan dan pariwisata

oAkses jalan aspal

oLuas site mendukung

oView sangat berpotensi

II.4. Studi Kelayakan

Industri pariwisata tidak dapat berkembang dengan baik jika tidak didukung oleh tersedianya

fasilitas yang memadai , baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dari segi kuantitatif

terlihat bahwa sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara

maupun mancanegara yang berkunjung maka akomodasipun mengalami peningkatan. Dari

data BPS Kabupaten Karo, jumlah hotel di kabupaten karo tahun 2009 sebanyak 59 unit

dengan jumlah kamar sebanyak 1270 kamar. Namun pada tahun 2010 malah terjadi

penurunan jumlah hotel sebesar 6 hotel terutama pada hotel non bintang sebanyak 6 hotel,

dan hotel bintang 5 seebanyak 2 hotel. Penambahan jumlah hotel terjadi pada hotel

berbintang 4 yaitu sebanyak 2 unit hotel baru.

Tabel 2.1. Banyaknya Unit Akomodasi Kamar dan Tempat Tidur Hotel Berbintang Non Bintang dan Akomodasi Lainnya 2009 – 2010

Banyaknya Unit Akomodasi Kamar dan Tempat Tidur Hotel Berbintang Non Bintang dan Akomodasi

Lainnya 2009 – 2010

(28)

- Bintang 3 0 0 0 0 0 0

- Bintang 4/4Th Star 3 291 510 5 554 1 002

- Bintang 5/5ThStar 2 246 468 0 0 0

Hotel non bintang /other accomodation

< 10 kamar 18 114 177 13 103 144

10 - 24 kamar 30 384 609 29 347 498

25 - 40 kamar 3 88 171 3 80 140

> 41 kamar 0 0 0 0 0 0

Jumlah/Total 59 1 270 2 213 53 1 294 2 083

Sumber : BPS Kabupaten Karo

Tabel 2.2. Jumlah Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya Menurut Asal Negara 2009 – 2010

Jumlah Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya Menurut Asal Negara 2009 – 2010

Klasifikasi Hotel/

Classified

Jumlah Tamu/Guest

2009 2010

Domestik Asing total Domestik asing total

Hotel /Hotel

Bintang 1 7 366 5 453 12 819 7 548 5 589 13 137

Bintang 2 7 632 1 178 8 810 7 829 865 8 694

Bintang 3/ - - - 0 0 0

Bintang 4 29 724 7 764 37 488 50 660 7 580 58 240

(29)

Sumber : BPS Kabupaten Karo

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat jumlah pengunjung baik domestik maupun

asing mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 36,2% yang menyebabkan

penurunan jumlah akomodasi yang tersedia.

Tabel 2.3. Jumlah Pengunjung Tongging

Tahun Jumlah Pengunjung Peningkatan

2007 89.845 -

2008 10.200 12.355

2009 116.042 13.842

2010 (Mei) 57.474 -

Sumber : Kepala Dinas Kabupaten Karo Kepada Sumut Pos 19 Juli 2010

Berdasarkan data jumlah pengunjung di wilayah Tongging, diperkirakan ada

sebanyak 15.500 orang/ tahun pada tahun 2012 dengan peningkatan sebesar rata-rata 13.000

org/tahun (13%). Dengan asumsi bahwa persentase peningkatan jumlah pengunjung stabil,

maka diasumsikan bahwa pada tahun 2015, jumlah pengunjung mencapai 194.000 orang

(531org/hari). Diasumsikan pengunjung yang menginap sekitar 25% dari jumlah pengunjung

yaitu sebesar 133 orang.

Dari data dan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah wisatawan yang

datang masih tergolong sangat sedikit. Untuk itu diperlukan lagi fasilitas yang dapat menarik

minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten Karo

seperti pengadaan sarana penginapan berupa hotel yang memadai. Untuk itu diperlukan suatu

hotel yang dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi para wisatawan berupa sebuah hotel

(30)

Asia lalu dikembangkan menjadi suatu hotel resor tepi danau sehingga wisatawan dapat

tinggal dan bermalam disana.

Selain dari pengembangan sektor pariwisata pertimbangan lainnya ialah masyarakat

domestik yang cenderung berlibur ke luar negri sehingga diharapkan dengan dibangunnya

hotel resort berbintang ini menjadi salah satu pertimbangan lokasi tujuan wisata khususnya

masyarakat kota medan. Hal ini tentunya dapat meningakatkan ekonomi Kabupaten Karo

khususnya masyarakat sekitar lokasi hotel resort ini.

II.5. Tinjauan Fungsi

II.5.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Adapun pengguna ( user ) dari bangunan “ Hotel Resor di Medan “ digolongkan

menjadi 4 bagian yaitu :

• Tamu hotel : orang yang menginap di hotel untuk tujuan berlibur atau rekreasi meliputi para wisatawan baik domestic maupun mancanegara

• Pengunjung : orang yang mengunjungi kerabatnya di hotel ataupun orang yang ingin menikmati fasilitas yang tersedia di hotel tanpa menginap. Meliputi masyarakat kota

Medan.

• Pengelola hotel : orang yang bekerja di hotel baik sebagai manager ataupun staff. Meliputi seluruh karyawan dari hotel.

(31)

Gambar 2.2. Skema proses pelayanan tamu ( check in s/d check out )

(32)

II.5.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Sesuai dengan fungsi utamanya sebagai sarana akomodasi, hotel mempunyai dua

bagian utama dalam mewujudkan fungsinya. Kedua bagian tersebut dapat disebut sebagai

yang berhadapan langsung dengan pengunjung, yaitu area muka bangunan (front of the

house) dan lainnya adalah area belakang bangunan yang bertugas mendukung kegiatan area

muka bangunan atau disebut back of the house.

Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, yaitu:

a. Private area: Daerah untuk kegiatan pribadi pengunjung/kamar tidur

b. Public area: Daerah pertemuan antara yang melayani yaitu karyawan dengan yang

dilayani yaitu tamu dan juga tamu dengan tamu yang lainnya

c. Service area: Daerah khusus untuk karyawan, disini segala macam pelayanan

disiapkan untuk kebutuhan pengunjung

Dari ketiga area tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu :

• Front of the house

Terdiri dari private area dan public area

• Service area ( Back of the house )

Sedapat mungkin para tamu tidak dapat melihat maupun mengetahu segala

kegiatan di sektor ini. Bagian ini sangat penting, karena bertugas mendukung

kegiatan pada front of the house.

Kemudian ruang-ruang yang termasuk dalam area front of the house dijabarkan lagi,

yaitu:

a. Guest Room

Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap. Ada beberapa tipe kamar tamu

(33)

b. Public Space Area

Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang ingin

disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari aktivitas

yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat

terwakili olehnya

(34)

• Lobby

Tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah

administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar.

Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby:

• Entrance hall

Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau main entrance

denga ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka denga besaran ruang yang

cukup luas

• Front desk / Reception desk

Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang berfungsi untuk memproses

dan mengelola administrative pengunjung

• Guest elevator

Sebagai sarana sirkulasi vertikal untuk para tamu dari lobby atau publik area

menuju guest room atau fungsi lainnya di atas

• Sirkulasi

Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana untuk

menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan pengunjung

• Seating Area

Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar

berbincang-bincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya kontak sosial di antara

pengunjung

• Retail Area

Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari

(35)

Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang atau hendak

meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa membawakan koper-koper

pengunjung.

• Support function

Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara lain

seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain

• Consession space

Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk hotel berbintang,

ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan merupakan bagian dari publik area, yang

antara lain terdiri dari:

• Travel agent room

• Perawatan kecantikan / salon

• Toko buku dan majalah

• Money changer

• Souvenir shop

• Toko-toko khusus

• Food and Beverages outlets

Yaitu area yang digunakan untuk menikmati makanan dan minuman berupa :

- Restoran

- Coffee shop

- Lounge

- Bar

• Convention room

Yaitu ruangan yang disediakan untuk berbagai macam penemuan antara lain

• Pameran

(36)

• Pertemuan / pernikahan

• Recreation Area Daerah yang dipergunakan oleh para pengunjung untuk berekreasi, berolah raga, santai dan lain-lain, yang antara lain:

• Swimming pool

• Food court

• Retail area

• Kolam dan kanal buatan , Amphitheatre + Dancing Fountain

• Taman

• Sarana olahraga

• Fitness

• Spa dan Sauna

• Parkir

Fasilitas parkir kendaraan bermotor 4 dan 2 untuk pegawai / tamu / pengunjung

maupun kendaraan travel, taxi, dll. Masing-masing ruang saling berhubungan, dengan

lobby sebagai pusat dari ruang-ruang publik lainnya.

Ruang-ruang yang termasuk di dalam area Back of the house, yaitu:

a. Daerah dapur dan gudang (food and storages area)

b. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum (reciving, trash and general

storage area)

c. Daerah pegawai / staff hotel (employees area)

d. Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and housekeeping)

(37)

II.6. Studi Banding

1. Bora-bora Four Season Resort

Arsitek : Didier Lefort and Pierre-Jean Picart dan BAMO sebagai arsitek interior

Estetika perancangan:

Tahitian style, with over-water guest suites

Traditional teak wood furnishings, high ceilings and thatched roofs made from pandanus leaves

Striking works of art from throughout French Polynesia

Fasilitas:

• Meja resepsionis 24 jam

• Transportasi bandara (biaya tambahan)

• Ruang video game

• Total jumlah kamar - 107

• Jumlah lantai - 1

• Peralatan audiovisual

• Penitipan bayi atau anak

• Fasilitas banquet

• Jumlah bar/lounge 3

• Layanan kecantikan

• Biliar

• Beberapa ruang konferensi besar

• Jasa binatu kering

• Fasilitas fitnes

• Spa kesehatan lengkap

• Toko bingkisan atau kios koran

• Klub kesehatan

• Perpustakaan musik

• Payung pantai/kolam

• Creche (taman anak-anak)

• Meja biliar

• Perpustakaan media

• Persewaan komputer

Terletak di Tahiti di samudra pasifik, merupakan bagian dari negara French

Polynesia, Bora-bora Four season resort memiliki konsep seperti bungalow yang

terapung di atas air. Daya tarik utamanya ialah kegiatan yang berhubungan dengan laut

(38)

tempat penangkaran spesies ikan, terumbu karang, dan lain-lain yang menjadi pusat

observasi dan penelitian sehingga pengunjung resort ini dapat belajar sambil berwisata.

Resort ini

terdiri dari lebih dai

100 bungalow

diatas air dan 7 villa

di pinggir pantai.

Fasilitas lainnya

seperti ruang santai,

spa, jogging, dan

club house untuk

pengunjung berusia

muda.

Teletak di pulau

berbukit, resort ini

menawarkan pemandangan

yang indah. Konsep

landscaping yang

menyerupai sebuah desa dan

arsitektur etnik yang khas

menjadi daya tarik yang

besar.

Gambar 2.8 Site Plan Bora-Bora Four Season Resort

(39)

2. Siloso Beach Resort

Arsitek : Tan Tsakonas Fasilitas:

• Akomodasi :

• 172 kamar

• 10 family suites

• 1 tree house

• 12 villa

• Total : 194 kamar

• Landscape pool (95m)

• Spa & wellness centre

• Garden

(40)

• Resoran

• Golf course

• Meeting facilities

(41)
(42)

3. Four Season Resort Maui

Lokasi : wailea, Hawaii

Faslilitas:

- Akomodasi

o 380 kamar (13 types)

 Suites, ocean view, garden view - Service

o Whale wathcing

o Canoe

o Snorkeling & scuba diving

o Pools (3)

o Tennis

o Golf (54 holes)

o Loungee

o Shopping boutiques

o Kids program

o Games room

o Fitness centre

(43)
(44)

4. Ocean club west resort

Lokasi: Green Bay Beach Providence, Turks & Caico

Falilitas :

5. Akomodasi

o 1 bedroom suites

o Studio suites

o 2 bedrooms suites

o Junior suites

o 3 bedrooms suites

o Total 86 suites 6. Services:

a. Pool (3) b. Boutiques (2) c. Restoran(3) d. Fitness centre (2) e. Tennis(3)

f. Ocean plaza )convineant store, rental mobil) 7. Kegiatan:

a. Golf

b. Diving & snorkeling c. Parasailing

d. Kayaking e. Fishing

f. Horseback riding g. Beach cruising

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

6. Sunway Resort Hotel & Spa , Kuala Lumpur , Malaysia

Sunway Resort Hotel & Spa merupalan salah satu hotel resort yang terletak di

perkotaan Kuala Lumpur , Malaysia. Dengan slogan “ Resort – within – a – city “ ,

merupakan salah satu hotel resort yang terbesar di Malaysia. Merupakan suatu resort

gabungan ( integrated resort ) yang memadukan antara bangunan hotel , mega

shopping centre , convention centre , theme park , spa , medical centre dan fasilitas

pendidikan

Adapun berbagai fasilitas yang terdapat pada hotel resort ini yaitu :

• Bangunan hotel yang memiliki total jumlah kamar sebanyak 441 kamar

termasuk kamar tipe standard dan suites

Adapun fasilitas hotel yang tersedia berstandar hotel bintang lima yang

dilengkapi dengan kolam renang , fitness area , spa.

(51)

Gambar 2.20. Eksterior Hotel

Resort Sunway , Kuala Lumpur , Malaysia.

Gambar 2.21. Suasana Eksterior Hotel Resort Sunway , Kuala Lumpur , Malaysia pada malam

hari

Gambar 2.22. Lobby Hotel Resort Sunway , Kuala Lumpur ,

Malaysia.

Gambar 2.23. Fasilitas Kolam Renang pada Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia

Gambar 2.24. Fasilitas Fitness Centre pada Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia

Gambar2.25 . Interior kamar hotel tipe premier pada Sunway Resort Hotel , KL ,

Malaysia

Gambar2.26 . Interior kamar hotel tipe excecutive suite pada Sunway Resort

(52)

Gambar 2.27. Interior kamar hotel tipe

arabian suite pada Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia

Gambar 2.28. Interior kamar hotel tipe hollywood suite pada Sunway Resort

Hotel , KL , Malaysia

Gambar 2.29. Fasilitas Spa yaitu “ Mandara Spa “ pada Sunway Resort Hotel , KL ,

Malaysia

Gambar 2.30. Sunway Pyramid Megamall yang terletak di samping Sunway Resort

Hotel , KL , Malaysia pada Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia

(53)

Gambar

Gambar 2.1 . Tipe – tipe dan layout kamar hotel ( Sumber : Rutes W & Penner , 1992 )
Gambar 2.2 . Bentuk Kamar tamu dan koridor
Gambar 2.4 Peta lokasi
Gambar 2.5 Site eksisting
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Demikian pengumuman ini untuk diketahui, selanjutnya kepada peserta Pelelangan Umum yang merasa tidak berkenan atas pengumuman ini, diberi kesempatan untuk

[r]

Penjelasan/keterangan dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) ini termasuk tanya jawab dari peserta dan panitia pengadaan merupakan bagian dari Dokumen Pengadaan yang

[r]

Untuk penggunaan produktifitas dengan debit air yang tinggi dan efisiensi yang cukup memuaskan dalam rata – rata penggunaan, sehingga penggunaan dengan variasi pada

Dari definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu baik berwujud barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan konsumen, dimana

[r]