• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN UMUR IBU DAN PARITAS DENGAN PEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN UMUR IBU DAN PARITAS DENGAN PEM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

!" #"! ! $ %& dosen poltekkes kemenkes palembang jurusan kebidanan

World Health Organization (WHO), United Nation Children Education and Fund (UNICEF) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan, waktu 6 bulan direkomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif disebabkan ASI mempunyai banyak manfaat. Dalam rekomendasi tersebut di jelaskan bahwa manfaat ASI akan meningkatkan IQ dan kesehatan bayi, jika bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Faktor3faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di antaranya umur ibu dan paritas.

Data ASI Eksklusif pada tahun 2012 berjumlah 179 orang (medical record Puskesmas Pembina Palembang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur ibu dan paritas dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi berusia 036 bulan di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan januari3juni tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini

adalah semua ibu yang memiliki bayi yang berusia7312 bulan yang datang di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan januari3juni tahun 2013 berjumlah 46 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan panduan kuesioner. Sampel penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 73 12 bulan yang datang ke Puskesmas Pembina Palembang pada saat penelitian berlangsung dengan jumlah sampel 46 orang.

Hasil analisis univariat didapatkan bahwa responden yang pernah memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya berjumlah 17 responden (37%). Responden yang pernah memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya dengan berumur tua berjumlah 13 responden (54,2%) dan responden yang pernah memberikan ASI Eksklusif dengan

paritas tinggi berjumlah 13 responden (61,9%). Hasil analisis bivariat dengan uji statistik chi square

menunjukkan ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan pemberian ASI Eksklusif ρ value sebesar 0,026

dan ada hubungan bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayinya dengan ρ value

sebesar 0,004.

Diharapkan kepada pihak Puskesmas Pembina Palembang sebagai unit pelayanan kesehatan untuk lebih aktif dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan, khususnya tentang pemberian ASI Eksklusif kepada ibu3ibu yang mempunyai bayi di wilayah kerja Puskesmas Pembina Palembang.

PENDAHULUAN "'" &("%")*

Pada tahun 2002 World Health

Organization (WHO) menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi

adalah yang terbaik. Dengan demikian

ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi. Menyusui eksklusif adalah memberikan hanya ASI segera lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum (Depkes RI, 2005).

Dampak yang terjadi apabila bayi tidak diberi ASI adalah bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh dan tidak mendapat makanan yang bergizi tinggi serta berkualitas, sehingga

bayi mudah mengalami sakit yang

mengakibatkan pertumbuhan dan

perkembangan kecerdasan terhambat (Depkes RI, 2005).

Menurut World Health Organization

(WHO), United Nation Children Education

and Fund (UNICEF) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan, waktu 6 bulan direkomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif disebabkan ASI mempunyai banyak manfaat. Dalam rekomendasi tersebut di

jelaskan bahwa manfaat ASI akan

meningkatkan IQ dan kesehatan bayi, jika bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. ASI mengandung 88,1% air sehingga diminum bayi selama pemberian ASI eksklusif sudah

(2)

Berdasarkan penelitian Indah (2005), menyebutkan bahwa banyak faktor3faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi, yaitu petugas kesehatan, psikologi ibu, umur ibu, paritas, sosial budaya, tata laksana rumah sakit, pengetahuan ibu dan jumlah anak yang dilahirkan.

Umur menurut Amirudin (2008)

dibedakan menjadi dua yaitu tua apabila berusia

diatas 30 tahun dan muda kurang dari 30 tahun.Ibu

yang berumur kurang dari 30 tahun belum mempunyai pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif, sedangkan ibu yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai pengalaman dalam pemberian ASI Eksklusif. Jadi umur ibu mempunyai peran

dalam pemberian ASI Eksklusif. Karena

keberanian untuk menyusui bayi tidak ragu3ragu lagi bagi ibu3ibu yang umurnya lebih dari 30 tahun (Nindya, 2001).

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan baik lahir hidup maupun mati. Paritas rendah bila jumlah anak kurang dari tiga sedangkan paritas tinggi adalah bila anak lebih dari atau sama dengan tiga. Prevalensi menyusui eksklusif meningkat dengan bertambahnya jumlah anak, dimana prevalensi anak ketiga atau lebih akan lebih banyak yang disusui eksklusif dibandingkan dengan anak kedua dan pertama sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif (Suparmanto dan Rahayu, 2001)

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, hanya 27,1% bayi yang memperoleh ASI ekslusif selama 6 bulan. Sedangkan pemberian ASI pada bayi usia 031 bulan sebesar 50,8%, antara usia 233 bulan sebesar 48,9% dan pada usia 739 bulan sebesar 4,5%. Pemberian ASI ekslusif kepada bayi selama 6 bulan dalam SDKI 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007.

Sentra Laktasi Indonesia mencatat bahwa berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia 200032003, hanya 15% ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 5 bulan. Di Indonesia, rata3rata ibu memberikan ASI eksklusif hanya 2 bulan (Nurheti, 2010).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011, angka kelahiran total sejumlah 30.192 bayi yang lahir, bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 35,9% sedangkan bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 62,9%.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Palembang cakupan pemberian ASI Ekslusif untuk Kota Palembang Tahun 2012 sebesar 36.94%. Cakupan ini masih jauh di bawah targetpencapaian pemberian ASI Ekslusif Indonesia yaitu 80%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Pembina Palembang dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2012, jumlah bayi sebanyak 179 orang, diantaranya yang mendapatkan ASI secara Eksklusif sebanyak 37 orang (20,7%) dan yang tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif sebanyak 142 orang (79,3%) (medical record Puskesmas Pembina Palembang).

Berdasarkan data diatas, penulis tertarik

untuk mengangkat masalah tersebut dalam

penelitian yang berjudul + , )*") - , paritas dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi berusia 036 bulan di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan Januari3Juni Tahun 2013 ? di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan Januari3Juni Tahun 2013.

") 0

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi

pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 036 bulan di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan Januari3Juni Tahun 2013.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi

umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 036 bulan di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan Januari3Juni Tahun 2013.

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi

paritas ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 036 bulan di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan Januari3Juni Tahun 2013.

d. Untuk mengetahui hubungan umur ibu

(3)

e. Pembina Palembang dari bulan Januari3 Juni Tahun 2013.

f. Untuk mengetahui hubungan paritas ibu

dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 036 bulan di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan Januari3 Juni Tahun 2013.

2 ").""' &)&( ' ") 2 "* &)&( '

Dengan melakukan penelitian ini, dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan

dan pengalaman penelitian dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan terutama materi Biostatistik dan

Metodelogi Penelitian serta dapat

mengaplikasikan masalah kesehatan

mengenai pemberian ASI eksklusif pada bayi. 2 "* -/ )") %& -" &-, )" "(&-,")*

Hasil penelitian ini diharapkan

sebagai informasi sekaligus fasilitator dan motivator dalam penyuluhan kesehatan pada ibu rumah tangga bahwa ASI Eksklusif sangat penting bagi kesehatan ibu dan bayi.

2 "* ) ' ' &)! ! %") $('&%%& &-&)%& "(&-,")*

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau

kepustakaan untuk peneliti selanjutnya

mengenai pemberian ASI Eksklusif pada bayi berusia 036 bulan.

3

2 & " ) &)&( ' ")

Metode penelitian yang digunakan

adalah survey analitik yaitu penelitian yang

mencoba mengenali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, dan mencari hubungan antara variabel. Pendekatan yang

digunakan adalah cross sectional yaitu suatu

penelitian dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada saat yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

Pada penelitian ini variabel

independen yaitu umur ibu dan paritas ibu sedangkan variabel dependen yaitu pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 036 bulan.

2 $/ (" &)&( ' ")

Menurut Notoatmodjo (2010),

populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi yang berusia 7312 bulan yang datang di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan Januari3Juni Tahun 2013.

2 "-/&( &)&( ' ")

Sample penelitian ini adalah

sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2010).

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan Teknik

Accidental Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia

Pengambilan sampel dari penelitian ini adalah total populasi yaitu ibu3ibu yang

datang untuk memeriksakan kesehatan

bayinya yang berusia 7312 bulan ke Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2013. 2 2 $%" !") #"%' &)&( ' ")

2 2 $%" &)&( ' ")

Penelitian dilakukan pada ibu3ibu

yang datang untuk memeriksakan

kesehatan bayinya yang berusia 7312 bulan ke Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2013.

2 2 #"%' &)&( ' ")

Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Juli di Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2013.

2 4 &%) % !") ) ' -&) &)* -/ (") "'" 2 4 &%) % &)* -/ (") "'"

Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

"'" -&

Data primer, yaitu data yang diperoleh

(4)

pertemuan atau percakapan (Notoadmodjo, 2010).

Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan wawancara yang dipandu dengan kuesioner pada ibu3ibu yang datang untuk memeriksakan kesehatan bayinya yang berusia 7312 bulan di Puskesmas Pembina

"'" &% )!&

Data sekunder, yaitu data yang didapat

dari suatu lembaga atau instansi

(Notoatmodjo, 2010).

Data sekunder pada penelitian ini

diperoleh dari Puskesmas Pembina

Palembang Tahun 2013.

2 4 ) ' -&) &)* -/ (") "'" Instr

umen adalah alat3alat yang akan

digunakan untuk pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2010). Instrumen

pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Alat ini lebih digunakan untuk memperoleh jawaban yang akurat dari responden (Notoatmodjo, 2010). 2 &%) % &)*$("0") !") )"( "'"

2 &)*$("0") "'"

Pengolahan data dalam penelitian ini, menurut Notoatmodjo (2010). Langkah3 langkah dalam pengolahan data sebagai berikut :

" ! ' )* 5 &)*&' %")6

Editing adalah kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner apakah jawaban lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.

, 7$! )* 5 &)*%$!&")6

Coding yaitu kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan.

Kegunaanya adalah untuk mempermudah

pada saat analisa data dan juga

mempercepat pada saat memasukkan data.

8 )' 5 &-" %%") !"'"6

Entry yaitu kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan. Gunanya

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat memasukkan data.

! 7(&") )* 5 &-,& 0")6

Cleaning yaitu kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di entry apakah

data yang masuk ada kesalahan atau tidak.

2 )"( "'"

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik komputerisasi. Setelah data di atas diolah, maka selanjutnya dilakukan analisa data

yaitu analisa univariat dan bivariat

(Notoatmodjo, 2010). )"( ) 9" "'

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan distribusi frekuensi dari presentasi tiap variabel yaitu variabel independen berupa (umur ibu dan paritas) dan variabel dependen (pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 036 bulan).

)"( 9" "'

Analisa bivariat ini dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen (umur ibu dan paritas) dan variabel dependen (pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 036 bulan) menggunakan uji

statistik Chi Square (×2) dilakukan melalui

proses komputerisasi dengan derajat

kemaknaan α = 0,05 keputusan dari uji chi square adalah sebagai berikut :

a. Jika p value ≤ α = 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara

variabel independen dengan variabel dependen.

b. Jika p value > α = 0,05 artinya tidak

ada hubungan yang bermakna variabel independen dan variabel dependen.

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pembina Palembang pada bulan 8 Juli32 Agustus 2013. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi yang berusia 7312 bulan untuk memeriksakan kesehatan bayinya di Puskesmas

Pembina Palembang tahun 2013. Populasi

penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi yang berusia 7312 bulan yang datang di Puskesmas Pembina Palembang dari bulan januari3juni tahun 2013 sebnayak 46 responden. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi yang berusia 7312 bulan untuk memeriksakan

kesehatan bayinya di Puskesmas Pembina

Palembang tahun 2013. Sampel diambil dengan

(5)

didapatkan sampel sebanyak 46 responden. Data yang didapatkan melalui wawancara secara langsung dengan panduan kuesioner.

Selanjunya data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa dengan sistem komputerisasi yang terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat.

Pada analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi

Square dengan batas kemaknaan α = 0,05 sehingga

didapat ρ value untuk melihat tingkat kemaknaan

masing3masing variabel.

&-,& ") % %( . ! %& -" &-, )" "(&-,")* "0 )

Dari hasil analisis univariat didapatkan ibu yang mempunyai bayi yang berusia 7312 bulan yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 17 responden (37%), sedangkan 29 responden (63%) responden tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat

bahwa masih banyak ibu3ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, air, teh, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan bubur tim (Kristiyanasari, 2009).

, )*") - , !&)*") &-,& ") % %( . ! %& -" &-, )" "(&-,")* "0 )

Dari hasil univariat didapatkan bahwa dari 46 responden, pada umur tua yaitu sebanyak 24 responden (52,2%), sedangkan pada umur muda sebanyak 22 responden (47,8%). Berdasarkan analisis bivariat dapat diketahui bahwa dari 24

menunjukkan ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya dengan nilai ρ value 0,026 lebih kecil dari α 0,05. Dan hipotesis awal yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan pemberian ASI Eksklusif terbukti.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nindya (2001) dengan ρ value 0,032 berarti ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pembina Palembang tahun 2013, yaitu ibu yang berumur kurang dari 30 tahun belum mempunyai pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif, sedangkan ibu yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai pengalaman dalam

pemberian ASI Eksklusif. Jadi umur ibu

mempunyai peran dalam pemberian ASI Eksklusif. Karena keberanian untuk menyusui bayi tidak ragu3

ragu lag bagi ibu3ibu yang umurnya lebih dari 30 tahun.

Umur merupakan variabel yang digunakan sebagai ukuran mutlak indikator fisiologis dengan kata lain penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan akan berhubungan dengan umur, dimana yang semakin tua mempunyai karakteristik fisiologis dengan tanggung jawab sendiri (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Pembina Palembang sebagian besar responden berumur tua banyak memerikan ASI Eksklusif, di karenakan mereka sudah mempunyai pengalaman dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Tetapi masih ada responden yang berumur muda tidak memberikan ASI Eksklusif. Hal ini dikarenakan bahwa ibu yang berumur muda kurang mempunyai pengalaman dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.

DarinhasilnpenelitianndinPuskesmasnPem

binanPalembanglpenelitimmenyimpulkan bahwa

umur sangat berpengaruh dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayinya, karena kebanyakan ibu yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai tanggung jawab dalam pemberian ASI Eksklusif sedangkan ibu yang berumur kurang dari 30 tahun lebih memberikan susu formula dari pada ASI Eksklusif. Karena umur merupakan suatu bentuk dimana seseorang semakin tua mempunyai karakteristik tanggung jawab sendiri.

, )*") " '" !&)*") &-,& ") % %( . ! %& -" &-, )" "(&-,")* "0 )

Dari hasil analisis univariat pada

penelitian ini didapatkan bahwa dari 46 responden yang memiliki paritas tinggi proporsinya yaitu 21 responden (45,7%), sedangkan dengan responden yang memiliki paritas rendah proporsinya yaitu 25

responden (54,3%).Hasil uji Chi Square

menunjukkan ada hubungan bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif dengan

nilai ρ value 0,004 lebih kecil dari α 0,05. Dan

hipotesis awal yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara paritas dengan dengan pemberian ASI Eksklusif terbukti.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Suparmanto dan

Rahayu (2001) dengan p value 0,001 berarti ada

hubungan bermakna antara paritas dengan

(6)

yang bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif.

Tingkat paritas telah banyak menentukan perhatian dalam kesehatan ibu dan anak. Dikatakan demikian karena terdapat kecendrungan kesehatan ibu berparitas tinggi lebih baik dari pada ibu berparitas rendah (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Pembina Palembang sebagian besar responden berparitas tinggi memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Tetapi masih ada responden yang berparitas rendah tidak memberikan ASI Eksklusif. Hal ini dikarenakan bahwa ibu yang mempunyai anak kurang dari tiga kurang mempunyai pengalaman dalam pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya.

: & -/ (")

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2013, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Distribusi frekuensi pemberian ASI

Eksklusif pada bayi di Puskesmas

Pembina Palembang dengan kategori memberikan ASI Eksklusif berjumlah 17

responden (37%) dan yang tidak

memberikan ASI Eksklusif berjumlah 29 responden (63%).

2. Distribusi frekuensi umur ibu di

Puskesmas Pembina Palembang responden yang berumur tua sebanyak 24 responden (52,2%) dan responden yang berumur muda sebanyak 22 responden (52,2%).

3. Distribusi frekuensi paritas ibu di

Puskesmas Pembina Palembang responden paritas tinggi sebanyak 21 responden (45,7%) dan responden paritas rendah sebanyak 25 responden (54,3%).

4. Ada hubungan bermakna antara umur ibu

dengan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi dengan uji statistik didapatkan ρ

value 0,026.

5. Ada hubungan bermakna antara paritas

dengan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi dengan uji statistik didapatkan ρ

value 0,004.

: " ")

: "* &)"*" & &0"'") ! %& -" &-, )" "(&-,")* Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang diberikan sudah cukup baik dilakukan pada saat kunjungan kesehatan, dan sebaiknya diadakan kerja sama antara petugas kesehatan khususnya ahli gizi dengan tenaga kesehatan yang lainnya seperti perawat atau bidan dalam memberikan informasi mengenai gizi untuk bayi dan balita dalam pemenuhan gizi dan nutrisi bayi sesuai dengan usia perkembangannya. Penulis mengharapkan agar lebih memahami dampak tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi berusia 036 bulan. : "* ) ' ' &)! ! %") $('&%%&

&-&)%& "(&-,")*

Diharapkan dapat menambah refensi

kepustakaan seperti buku3buku tentang

Metodologi Penelitian dan Biostatistik, untuk dijadikan sebagai bahan referensi dan dapat dijadikan sumber informasi lengkap yang bermanfaat untuk perkembangan pengetahuan tentang ASI Eksklusif.

: "* &)&( '

Diharapkan agar dapat meningkatkan

wawasan, pengetahuan dan pengalaman

penelitian dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan terutama materi Biostatistik dan Metodelogi Penelitian serta dapat mengaplikasikan masalah kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif pada bayi.

Referensi

Dokumen terkait

kan hasil wawancara dengan beberapa responden didapati bahwa dalam melakukan pembelian mobil keluarga, responden cenderung berdiskusi serta mengambil keputusan pembelian

Marta : Ya..sudah pasti susah ya, karena otomatis khususnya buat saya yang bahasa inggrisnya ndak bagus gitu otomatis pada saat orang komplain kan tidak bisa kita ajak mencari

Tương tự, khi chính sách tài chính không đổi, chính sách tiền tệ nới lỏng được thực hiện thì thu nhập tăng lên do đường LM dịch song song sang phía phải, còn

Dalam proyeksi Isometris diupayakan untuk penampilan tampak atas, depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam proyeksi Eropa yang terpisah oleh

6.5.5 Terdapat prosedur untuk menjamin bahwa Jika terjadi perubahan terhadap sarana dan peralatan produksi, perubahan tersebut harus sesuai dengan persyaratan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah perencanaan pembinaan akhlak siswa di SMK Karya Nugraha Boyolali?, (2) Bagaimanakah

Judul : Metode Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Pembelajaran di MAN 2 Watampone Kabupaten Bone Penelitian ini membahas tentang: Metode

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “