• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fak"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fakultas Ekonomi

Program Studi Akuntansi

http://www.unusida.ac.id

Pendidikan Pancasila

2. Pengantar Pendidikan Pancasila

Oleh :

Kelompok :

1. Fatikhul Ikhsan (C24150011) 2. Haris Ganda Yuniawan (C24150012) 3. M Rishal Firdaus (C24150016) 4. M Faisal Tanjung (C24150019)

Senin, 6 Februari 2017

(2)

Pendidikan Pancasila sangat diperlukan untuk

membentuk karakter manusia yang profesional dan bermoral. Hal tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya asing yang bertubi-tubi mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam

masalah pengetahuan dan teknologi, melainkan juga berbagai aliran (mainstream) dalam berbagai

kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak tercerabut dari akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus menjadi pembeda antara satu bangsa dan bangsa lainnya.

(3)

Presiden Soekarno pernah mengatakan, ”Jangan

sekali-kali meninggalkan sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi

penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43SM) yang mengungkapkan, “Historia

Vitae Magistra”, yang bermakna, “Sejarah memberikan

kearifan”. Pengertian lain dari istilah tersebut yang

sudah menjadi pendapat umum (common-sense)

adalah “Sejarah merupakan guru kehidupan”.

Implikasinya, pengayaan materi perkuliahan Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting dan tidak boleh dianggap remeh guna mewujudkan

kejayaan bangsa di kemudian hari.

(4)

Melalui pendekatan ini, mahasiswa

diharapkan dapat mengambil

pelajaran atau

hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik

sejarah nasional

maupun sejarah

bangsa-bangsa lain. Dengan pendekatan historis,

Anda

diharapkan akan memperoleh inspirasi

untuk berpartisipasi dalam

pembangunan

bangsa sesuai dengan program studi

masing-masing. Selain

itu, Anda juga dapat berperan

serta secara aktif dan arif dalam berbagai

kehidupan berbangsa dan bernegara, serta

dapat berusaha menghindari

perilaku yang

bernuansa mengulangi kembali kesalahan

sejarah.

(5)
(6)

Dalam peristiwa sejarah nasional, banyak hikmah yang dapat dipetik, misalnya mengapa bangsa Indonesia

sebelum masa pergerakan nasional selalu mengalami kekalahan dari penjajah? Jawabannya antara lain

karena perjuangan pada masa itu masih bersifat

kedaerahan, kurang adanya persatuan, mudah dipecah belah, dan kalah dalam penguasaan IPTEKS termasuk dalam bidang persenjataan. Hal ini berarti bahwa

apabila integrasi bangsa lemah dan penguasaan

IPTEKS lemah, maka bangsa Indonesia dapat kembali terjajah atau setidak-tidaknya daya saing bangsa

melemah. Implikasi dari pendekatan historis ini adalah meningkatkan motivasi kejuangan bangsa dan

meningkatkan motivasi belajar Anda dalam menguasai IPTEKS sesuai dengan prodi masing-masing.

(7)

Urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat

memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang

penunjuk jalan (leitstar) bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai bidang dan tingkatan. Selain itu, agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah

terpengaruh oleh paham paham asing yang dapat mendorong untuk tidak dijalankannya nilai-nilai Pancasila. Pentingnya pendidikan Pancasila di

perguruan tinggi adalah untuk menjawab tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang

mempunyai pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan

Pancasila.

(8)

Hal tersebut ditujukan untuk

melahirkan lulusan yang menjadi

kekuatan inti pembangunan dan

pemegang estafet kepemimpinan

bangsa dalam setiap tingkatan

lembaga-lembaga negara, badan-badan

negara, lembaga daerah, lembaga

infrastruktur politik, lembaga-lembaga

bisnis, dan profesi lainnya yang

menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

(9)

1. Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesi bukanlah agama, tidak dapat

menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama.

2. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menjiwai sila-sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam Islam.

3. Bagi Nahdlatul Ulama, Islam adalah akidah dan

syari’ah, meliputi aspek hubungan manusia dengan

Allah dan hubungan antarmanusia.

4.Pendidikan Pancasila menurut

(10)

4. Penerimaan dan pengamalan

Pancasila merupakan perwujudan dari

upaya umat Islam Indonesia untuk

menjalankan syari’at agamanya.

5. Sebagai konsekuensi dari sikap di

atas, Nahdlatul Ulama berkewajiban

mengamankan pengertian yang benar

tentang Pancasila dan pengamalannya

yang murni dan konsekuen oleh semua

pihak.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Suatu Sekolah Kristen,” Polyglot: Jurnal Ilmiah 13, no. 45 Knight, Filsafat dan Pendidikan: Sebuah Pendahuluan Dari Perspektif Kristen, 249.. Berdasarkan pemaparan teori

Kriteria yang kedua yaitu penurunan minimum dan maksimum dalam arah lateral dan vertikal memanjang jalan yang disyaratkan pada kondisi batas ekstrimnya atau disebut juga sebagai

Objek kajian Schimmel dalam memahami Islam dengan menggunakan pendekatan fenomenologis adalah seluruh apa yang terdapat di alam ini yang terdiri dari sesuatu yang

Dari hasil penelitian pertumbuhan Styloshantes guianensis dengan pemberian fosfor dengan level berbeda dan tanpa diberikan pupuk diperoleh kesimpulan bahwa tidak

Telah disampaikan bahwa reaksi terhadap pollen yang merupakan salah satu bahan alergen ini merupakan immediate hypersensitivity (Hipersensitivitas spontan atau

Mitologi masyarakat Hindu di Bali yang juga hadir dalam ragam hias merupakan sebuah usaha untuk menggambarkan harmonisasi kehidupan manusia dan alam baik nyata (sekala)

The objective of this study is to investigate the use of high resolution photogrammetric point clouds together with two novel hyperspectral cameras in VNIR and