• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ide ide Implementasi Model Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ide ide Implementasi Model Pembelajaran"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Ide-ide Implementasi Model Talking Stick

Ide-ide Implementasi Model Pembelajaran

Talking Stick

terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Siswa Materi Tata Surya

Tri Lailatul Maghfiroh

Prodi Pendidikan Sains FMIPA Unesa , tlailatul@gmail.com

Abstrak

Masih banyak siswa kelas VIII-1 di SMP Negeri 3 Siodarjo yang tidak menyukai materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang bersifat teoritis. Mereka lebih menyukai pelajaran ini pada materi yang berhubungan dengan rumus. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implementasi model Talking Stick pada materi Tata Surya siswa SMP kelas VIII. Dari hasil yang didapatkan pada penelitian terdahulu bahwa model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara efektif. Selain itu, model ini juga dapat meningkatkan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran. Dari hasil penelitian tersebut, diharapkan penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa implementasi model Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara efektif pada materi Tata Surya.

Kata Kunci: Talking Stick, hasil belajar, Tata Surya

Abstract

There are still a lot of student of class VIII-1 in SMP Negeri 3 Siodarjo who do not like the subject matter of Natural Sciences that theoretical. They prefer this lesson on materials related to the formula. Therefore, the purpose of this research was to identify the implementation of the model Talking Stick at Solar System material 8th grade junior high school students. From the results obtained in previous researches that model of learning Talking Stick can improve student learning outcomes effectively. In addition, this model can also increase the activity of students during learning activities. From this research, it is hoped this research also showed that the implementation of the model Talking Stick can improve student learning outcomes effectively to the material of the Solar System.

Keywords: Talking Stick, learning outcomes, Solar System

(2)

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Namun, konsep-konsep yang bersifat teoritis mengenai pembelajaran IPA juga rumus-rumus daripada yang bersifat teoritis. Berdasarkan survei lapangan, diperoleh data dari sampel siswa kelas VIII sebanyak satu kelas yang terdiri atas 35 siswa, lebih dari 50% siswa lebih menyukai pelejaran IPA yang berhubungan dengan rumus-rumus daripada yang bersifat teoritis. Selain itu, dari ke-35 siswa tersebut paling

banyak memilih

penyampaian pelajaran yang disertai dengan permainan dan pelajaran di luar kelas yang disertai dengan pengamatan langsung daripada pelajaran di kelas dengan metode ceramah. Oleh karena itu, agar informasi dari guru dapat diterima oleh siswa, diperlukan penerapan pembelajaran inovatif yang dapat bermakna bagi siswa,

tidak hanya menerapkan metode ceramah di kelas.

Pada tahun 2013

pemerintah mulai

menerapkan kurikulum baru yang lebih dikenal dengan Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013

menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,

diberikan kepada peserta

didik untuk

mengkonstruksi

pengetahuan dalam proses kognitifnya (Lampiran IV Permendikbud No. 81A Tahun 2013). Berdasarkan penjelasan tersebut, kurikulum 2013 sesuai dengan pembelajaran IPA di sekolah yang memang harus melibatkan siswa secara aktif. Dengan peran siswa yang aktif, diharapkan agar nantinya

siswa dapat

mengkonstruksi

pengetahuannya dalam pelajaran IPA khususnya pada materi yang membutuhkan

kemampuan mengingat lebih tinggi dengan menerapkan model, strategi ataupun metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Apabila kita telah menerapkan model, strategi, ataupun metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka informasi yang kita berikan akan lebih bermakna dan dapat membantu mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Model pembelajaran Talking Stick dapat diartikan

sebagai model

pembelajaran bermain

tongkat, yaitu

pembelajaran yang dirancang untuk mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran oleh siswa dengan menggunakan media tongkat (Ode, 2010 Sulistyani, 2012 : 2). Tidak hanya ditekankan pada permainan tongkat, model pembelajaran ini juga menuntut siswa agar

akttif selama

pembelajaran. Dengan begitu, informasi atau

pengetahuan yang

diberikan guru terhadap siswa dapat diterima siswa dengan baik.

Adapun langkah-langkah pembelajaran Talking Stick yang

pertama adalah

penyampaian tujuan pembelajaran/KD dimana siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Kemudian langkah

pembelajaran yang kedua adalah pembentukan kelompok dimana siswa

mencari anggota

kelompoknya masing-masing yang terdiri dari 4-5 orang atau dapat ditentukan oleh guru. Lalu langkah pembelajaran yang ketiga adalah penyampaian materi pokok dimana siswa menyiapkan diri dengan mempelajari materi pokok melalui bimbingan guru,

siswa diharapkan

menyiapkan diri dengan penguasaan materi sebelum menggunakan Talking Stick. Kemudian langkah pembelajaran yang keempat yaitu penyampaian tugas dimana siswa menutup buku pegangan dan masing-masing kelompok menyimak penjelasan guru tentang tugas yang akan dikerjakan. Lalu langkah yang kelima yaitu menjalankan Talking Stick dimana siswa yang mendapatkan Talking

Stick menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru dan jika tidak bisa dijawab siswa lain

boleh membantu

menjawab. Lalu langkah yang keenam adalah menyimpulkan pelajaran dimana siswa bersama

guru membuat

kesimpulan. Kemudian langkah yang ketujuh yaitu evaluasi dimana siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Lalu langkah pembelajaran yang terakhir adalah penutup dimana siswa melakukan refleksi (Sulistyani, 2012 : 2).

(3)

Sedangkan hasil belajar biasanya dapat diketahui berupa nilai yang didapatkan oleh siswa pada akhir pembelajaran.

Sebagaimana yang

dikemukakan Dimyati dan Moedjiono (1994 dalam Sulistyani, 2012 : 3) menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar”. Suprijono (2009 dalam Sulistyani, 2012 : 3) menyatakan bahwa "hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009) menyatakan, "hasil

belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik".

Berdasarkan

penjelasan beberapa tokoh mengenai hasil belajar, peneliti mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan hasil akhir siswa yang diperoleh

setelah kegiatan

pembelajaran. Hasil belajar ini biasanya diwujudkan dalam bentuk angka, nilai, maupun siswa tersebut.

Dari pemaparan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk

mengidentifikasi

penerapan model Talking Stick terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP khususnya pada materi Tata Surya.

METODE

Penelitian ini

merupakan penelitian

eksperimen yang

merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti

memenuhi semua

persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat (Sukmadinata, 2013: 194). Sedangkan desain / rancangan penelitian ini adalah Desain Pretest-Posttest Satu Kelompok (One Group Pretest-Posttest Design), dimana pada desain ini terdapat satu kelompok/kelas yang tidak dipilih secara acak/berpasangan, juga tidak ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal dan tes akhir di Sedangkan sampel pada penelitian ini yaitu diambil dari satu kelas yang merupakan siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 3 Sidoarjo dengan jumlah 35 siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes, teknik pengamatan atau observasi, dan teknik angket. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur

hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu (Sukmadinata, 2013: 223). Instrumen yang digunakan pada tes ini berupa soal-soal pretest – posttest.

Pengamatan atau

observasi merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan

jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung

(Sukmadinata, 2013: 220). Dalam penelitian ini kegiatan yang diamati adalah keterlaksanaan model pembelajaran Talking Stick dengan dilengkapi instrumen penelitian yang berupa lembar pengamatan keterlaksanaan

pembelajaran., Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara

tidak langsung

(Sukmadinata, 2013: 219) dengan dilengkapi instrumen berupa angket

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dimana untuk menentukan hasil belajar siswa dengan menghitung nilai pretest – posttest siswa yang selanjutnya dibandingkan perbedaannya. Apabila nilai posttest siswa lebih tinggi dibandingkan nilai pretest siswa, maka hasil belajar yang didapatkan sesuai dengan harapan.

HASIL DAN talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi pada masing-masing siklus. Karena jenis penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sehingga peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari peningkatan nilai pada setiap siklus pembelajaran. Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa SD ini, diharapkan penerapan

model ini dapat

dilanjutkan untuk diterapkan pada siswa SMP.

Sedangkan pada

penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari, 2011 diperoleh hasil bahwa pembelajaran model Talking Stick terbukti efektif untuk peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa kelas VII SMP pada materi ekosistem. Ketuntasan hasil belajar siswa dari 2 siklus yang

telah diterapkan

menunjukkan peningkatan prosentase sebanyak 22,8% dari siklus I ke siklus II. Dengan adanya hasil tersebut, diharapkan penerapan model ini juga efektif apabila diterapkan pada materi lain seperti materi tata surya.

(4)

pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara efektif. Selain itu, berdasarkan pemaparan

pada pendahuluan

diketahui bahwa model pembelajaran ini dapat membantu mengaktifkan

siswa selama

pembelajaran di kelas. Sehingga siswa dilatih menjawab pertanyaan dari guru tanpa ragu dan takut salah.

Diharapkan dengan

penerapan model

pembelajaran Talking

Stick ini dapat

meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa pada materi lain agar siswa

memiliki banyak

pengalaman dan

pengetahuan yang

didapatkan dari kegiatan pembelajaran. Kemudian dengan penerapan model pembelajaran ini juga diharapkan agar guru dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di tingkat Sekolah Menengah Pertama.

PENUTUP Simpulan

Dari penelitian-penelitian yang relevan dapat diketahui bahwa model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa tingkat SD maupun SMP. Peningkatan hasil belajar yang diharapkan ini khususnya pada

pelajaran IPA yang bersifat teorits sehingga siswa yang lebih menyukai materi yang berhubungan dengan rumus dapat meningkatkan hasil belajarnya pada materi yang bersifat teoritis.

Saran

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya model pembelajaran Talking Stick ini diterapkan pada materi lain agar siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Model Pembelajaran Talking Stick. [Serial Online] diakses melalui http://beredukasi.blogs pot.com/2013/09/mod el-pembelajaran-talking-stick.html pada tanggal 19 Februari 2014

Anonim. 2012.

Pembelajaran

Kooperatif. [Serial Online] diakses melalui

http://eprints.uny.ac.id/ 7734/3/bab%202%20-%2008108241038.pdf tanggal 17 Mei 2014

Anonim. 2008.

Perkembangan Pendidikan IPA di Indonesia. [Serial Online] diakses melalui

http://princesrere.files. wordpress.com/2008/0 5/artikel-ti.pdf tanggal 17 Mei 2014

eJournal UNESA. 2012. Template eJournal Unesa. Diakses

melalui

ejournal.unesa.ac.id Kartikasari, Dian. 2013.

Penerapan Model Pembelajaran

Berdasarkan Masalah pada Pembelajaran IPA Terpadu dengan Tema Krisis Air Bersih di Kelas VII. Skripsi

yang tidak

Dipublikasikan. Martini. 2005. Prosedur

dan Prinsip – prinsip Statistika. Surabaya : Unesa University Press.

Peraturan Menteri

Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013: Lampiran

IV Tentang

Implementasi

Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran Puspitasari, Happy Suci,

dkk. 2011. Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada

Pokok Materi

Ekosistem Kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012. Seminar

Nasional IX

Pendidikan Biologi FKIP UNS

Sukmadinata, Nana

Syaodih. 2013.

Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :

PT. Remaja

Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kita diberi kesempatan mengeluarkan sebagian dari bahan makanan kita untuk saudara-saudara kita yng berhak menerimanya lewat zakat fitrah. Di samping makna solidaritas yang

Sama halnya dengan isolat yang diperoleh dari nira kelapa, isolat dari nira aren mampu beradaptasi dan menunjukkan pertambahan sel secara cepat pada medium yang mengandung

Permukaan bumi tersusun atas relief yang berbeda-beda, namun pengukuran tinggi tempat menggunakan titik nol yang sama yaitu permukaan air

Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengidentifikasi jenis tuturan berdasarkan modus kalimat yang digunakan, serta

Daerah yang berada di sepanjang pantai selatan pulau jawa sampai selatan Bali dan NTT rawan dan beresiko terjadi gelombang tsunami karena daerah tersebut berada

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sumber catuan no break system yang digunakan di STO tangerang berasal dari PLN dan Genset. Kapasitas arus pada genset lebih besar

Comments: This idea came to mind when looking to create 'simple features' data for some of the INSPIRE Application Schemas, which don't declare themselves as simple (in some