B.5. Pengembangan Prototype Aplikasi Rabies Alert System (RAS) Berbasis Short Message Service (SMS)
Gde Angga Putra Sutanjaya, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan
PENGEMBANGAN PROTOTYPE APLIKASI RABIES ALERT SYSTEM (RAS) BERBASIS SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)
Oleh
Gde Angga Putra Sutanjaya, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha
email: dekndu@yahoo.com, kadexjus@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu merancang dan mengimplementasikan sebuah perangkat lunak Aplikasi Rabies Alert System (RAS) Berbasis Short Message Service (SMS). Penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam pelaporan kasus rabies secara praktis, cepat dan mudah kepada dinas terkait.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan rekayasa perangkat lunak yang diciptakan untuk dapat membangun sebuah aplikasi rabies control berbasis SMS di mana nantinya aplikasi ini dapat mengelola dan menampung seluruh laporan masyarakat tentang kasus rabies yang dikirim melalui SMS. SMS laporan kasus yang dikirim dari masyarakat akan langsung diteruskan kepada birokrasi penanganan sebuah kasus rabies seperti, bupati, camat, kepala desa, dan petugas dinas terkait dalam hal ini seluruh jajaran dinas peternakan sehingga laporan dari masyarakat dapat tertangani dengan cepat. Pengembangan media Aplikasi Rabies Alert System (RAS) Berbasis Short Message Service (SMS) ini menggunakan model Waterfall, dan dirancang dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD).
Pengembangan media Aplikasi Rabies Alert System (RAS) Berbasis Short Message Service (SMS) ini diimplementasikan menggunakan software Adobe Dreamweaver CS 3 dan Mysql serta Gammu sebagai aplikasi SMS Gateway. Penelitian ini mengasilkan informasi laporan kasus rabies dari masyarakat yang dikirimkan melalui SMS.
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan syaraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka. Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Pada tahun 1894 , pertama kali virus rabies menyerang manusia, ditemukan oleh EV De Haan (www.diskes.baliprov.go.id, 17 desember 2010).Di Bali sendiri wabah mulai masuk sejak tahun 2008. Beragam cara dilakukan dan dengan susah payah untuk mempertahankan Bali dari penularan penyakit rabies, tetapi akhirnya tak mampu juga. Pemerintah menyatakan Pulau Bali berstatus wabah rabies.
Pencegahan rabies pada hewan adalah tanggung jawab Dinas Peternakan dan dalam pelaksanaannya akan bekerja sama dengan semua instansi. Apabila ada informasi hewan tersangka rabies atau menderita rabies, maka Dinas Peternakan harus melakukan penangkapan atau membunuh hewan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila setelah dilakukan observasi selama lebih kurang dua minggu ternyata hewan itu masih hidup, maka diserahkan kembali kepada pemiliknya setelah divaksinasi, atau dapat dimusnahkan apabila tidak ada pemiliknya.
Sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh Dinas Peternakan, tata cara pelaporan kasus rabies dapat dijelaskan dari gambar berikut :
1. Apabila ada persangkaan rabies pada hewan, Kepala Desa harus segera melaporkan kepada Caroat dan petugas Peternakan di kecamatan. 2. Camat setelah menerima laporan dari kepala desa tentang adanya
persangkaan rabies pada hewan harus segera melaporkan kepada Bupati/Walikota madya Daerah Tingkat II.
3. Petugas peternakan di Kecamatan setelah menerima laporan dari kepala desa dan pimpinan unit kesehatan setempat tentang adanya persangkaan rabies harus segera melaporkan kepada kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II.
4. Kepala Dinas Peternakan di Kabupaten/Kotamadya setelah menerima laporan harus segera melaporkan kepada Bupati/Walikota madya. 5. Dinas Peternakan setelah melakukan pemeriksaan klinis atau
6. Pimpinan Unit Kesehatan yang dimaksud selanjutnya melaporkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (www.diskes.baliprov.go.id, 17 desember 2010)
Melihat panjangnya birokrasi pelaporan kasus di atas, maka dari situ penulis memandang perlu untuk mengembangkan sebuah Sistem Informasi yang dapat mempermudah masyarakat di dalam melaporkan sebuah kasus rabies sehingga kasus yang terjadi dapat cepat tertangani pihak terkait. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengembangkan sebuah prototype Aplikasi Rabies Alert System (RAS) Berbasis Short Message Service (SMS) agar mampu membantu masyarakat dalam pelaporan kasus rabies secara praktis, cepat dan mudah kepada dinas terkait serta menciptakan Bali bebas rabies 2012 sesuai dengan cita-cita Pemerintah Provinsi Kabupaten Bali. Aplikasi ini nantinya akan menampung SMS yang dikirimkan dari warga yang mencurigai adanya anjing yang terjangkit rabies di suatu daerah yang kemudian akan diinformasikan kepada dinas terkait agar dapat dilakukan tindakan penanganan secara cepat dan tepat. Dengan aplikasi ini diharapkan nanti dapat membantu mengendalikan penularan rabies tentunya dengan kerja sama warga agar mau melaporkan dengan cepat suatu kasus rabies agar bisa ditangani langsung oleh pihak terkait.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu mengembangkan sebuah Sistem Informasi yang dapat mempermudah masyarakat di dalam melaporkan sebuah kasus rabies sehingga kasus yang terjadi dapat cepat tertangani pihak terkait. Dengan adanya perangkat lunak ini diharapkan proses pelaporan sebuah kasus rabies dari masyarakat dapat lebih mudah dan kasus yang terjadi bias lebih cepat tertangani oleh petugas terkait.
II. Kajian Teori
2.1 Penyakit Rabies
Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan syaraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.
Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Pada tahun 1894 , pertama kali virus rabies menyerang manusia, ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda).
2010 penyakit rabies, menyebar ke Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem dan beberapa kabupaten di Provinsi Bali.
2.2 SMS Gateway
Istilah gateway dapat diartikan sebagai pintu gerbang. Namun pada dunia komputer, gateway dapat diartikan sebagai jembatan penghubung antara satu sistem dengan sistem yang lain, sehingga dapat terjadi pertukaran data antar sistem tersebut. Dengan demikian, SMS gateway dapat diartikan sebagai penghubung untuk lalu lintas data-data SMS. Pada awalnya, SMS gateway dibutuhkan untuk menjembatani antar SMSC. Hal ini dikarenakan SMSC yang dibangun oleh perusahaan yang berbeda memiliki protokol komunikasi sendiri, dan protokol tersebut bersifat pribadi. SMS gateway ini kemudian ditempatkan di antara kedua SMSC yang berbeda protokol tersebut, yang akan menerjemahkan data dari protokol SMSC satu ke protokol SMSC lainnya yang dituju. Gambar F.3 menunjukkan ilustrasi SMS gateway:
Gambar 2.1 Ilustrasi SMS Gateway (http://id.wikipedia.org/wiki/SMS_Gateway)
Namun seiring perkembangan teknologi komputer dan perkembangan teknologi komunikasi, SMS gateway tidak lagi dimaksudkan sebagaimana yang tampak pada gambar 3.1 tersebut. Dewasa ini, masyarakat lebih mengartikan SMS gateway sebagai suatu jembatan komunikasi yang menghubungkan perangkat komunikasi (dalam hal ini ponsel) dengan perangkat komputer. Gambar F.4 menunjukkan ilustrasi aplikasi SMS gateway:
Gambar 2.2 Ilustrasi Aplikasi SMS Gateway
III. Racangan Sistem
3.1 Model Fungsional Perangkat Lunak
Dari hasil analisis sistem yang telah dilakukan maka sebagai tindak lanjut bagi penyelesaian masalah tersebut dapat dibuat suatu rancangan aplikasi RAS Berbasis SMS. Rancangan aplikasi ini akan digambarkan dengan menggunakan DFD. Berikut diagram konteks dari aplikasi ini.
Gambar 3.1 merupakan diagram konteks aplikasi RAS berbasis SMS yang menunjukan hubungan secara umum antara sistem dengan entitas luarnya. Pada aplikasi ini terdapat tiga entitas yang digunakan, yaitu admin, petugas,dan pelapor.
Admin memiliki hak akses terhadap pengelolaan data kabupaten, kecamatan, desa, petugas, dan data status kasus. Dari data yang dikelolanya tersebut, administrator dapat menentukan status kasus fiktif, dan memonitoring semua SMS laporan yang masuk ke sistem. Entitas yang kedua adalah pelapor, entitas ini hanya dapat melakukan pelaporan kasus dengan mengirimkan SMS ke sistem dan juga menerima kode verifikasi kasus yang akan dipakai untuk memvalidasi kasus oleh petugas lapangan. Entitas yang terakhir adalah petugas, entitas ini hanya dapat menerima data kasus yang akan diterima dalam bentuk SMS dari sistem dan juga dapat memvalidasi kasus yang sudah tertangani dengan mengirimkan kode verifikasi kasus yang diberikan kepada pelapor.
3.2 Rancangan Penerapan Aplikasi (Protokol)
Penerapan Aplikasi Rabies Alert System (RAS) Berbasis Short Message Service (SMS) yang akan dibuat dapat dijelaskan pada bagan gambar berikut ini :
Gambar 3.2 Rancangan Penerapan Aplikasi
Aplikasi dimulai dengan SMS laporan dari masyarakat yang sesuai dengan format yang telah disepakati. SMS akan diterima pertama kali pada server tingkat provinsi. SMS monitoring pada aplikasi di system yang akan menyaring seluruh SMS yang masuk ke system. Apabila SMS yang diterima merupakan SMS dengan pelaporan terjadinya kasus rabies yang benar, maka system akan menyimpannya ke database untuk nanti disusun sebagai laporan daerah-daerah mana saja yang mengalami kasus rabies, system juga akan meneruskan SMS laporan masyarakat tersebut kepada kepala desa, kepala camat, dan bupati agar kasus yang terjadi di ketahui seluruh tingkatan birokrasi dan petugas lapangan melalui SMS agar nantinya dapat dengan cepat diberikan penanganan yang benar di tempat terjadinya kasus rabies. Kemudian setelah kasus di tangani, petugas lapangan memberikan SMS validasi ke server yang menyatakan kasus sudah tertangani. Untuk dinas peternakan cabang kecamatan dan kabupaten, monitoring kasus yang terjadi di tiap daerahnya dapat dilihat dari mengakses aplikasi WEB.
3.3 Rancangan Database
3.4 Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak Pengembangan Prototype Aplikasi Rabies Alert System (RAS) Berbasis Short Message Service (SMS) yang akan dikembangkan menangani proses-proses antara lain:
a. Login
Proses login berfungsi untuk memvalidasi user yang akan mengakses perangkat lunak. Terdapat dua halaman login yang berbeda yaitu login untuk web lokal dan login untuk web online.
b. Rekam Laporan Kasus
Proses rekam laporan kasus ini terdiri dari proses input data SMS laporan kasus rabies dari masyarakat ke dalam database. Setiap SMS laporan kasus dari masyarakat yang diterima sistem dan sesuai dengna format yang ditetapkan akan disimpan ke dalam database.
c. Rekam Data Daerah
Proses rekam data daerah terdiri dari proses input, edit, delete data daerah. Proses ini dikerjakan oleh Administrator.
d. Auto forward Laporan Kasus
Proses auto forward laporan kasus ini merupakan proses kirim SMS auto forward laporan kasus dari masyarakat kepada pihak terkait. Proses ini dikerjakan secara otomatis oleh sistem. Setiap laporan SMS kasus dari masyarakat yang
Tabel 4.1 Pelaksanaan Uji Kasus
No Uji coba Uraian Penanganan Pelaksanaan
1 Login User ID atau Password salah
Muncul pesan “Akses ditolak” √
2 Input data dan Edit data
Data yang diinputkan sudah ada di dalam database.
Muncul pesan “Data sudah ada” √
Data berhasil di eksekusi
Muncul pesan “Data telah
tersimpan” √
3 Delete data
Sebelum hapus data dilakukan
Muncul pesan “Anda yakin ingin menghapus data ini?” √ 4 Penerima
an SMS laporan kasus
Jika SMS tidak masuk ke sistem
Periksa operator selular, dan
kirim ulang laporan kasus √ Jika SMS diterima
sistem
Sistem akan melakukan auto
replay SMS √
5 Validasi SMS laporan kasus
Jika kata kunci salah Sistem akan melakukan auto replay SMS “Maaf format SMS anda salah”
√
Jika kabupaten salah Sistem akan melakukan auto replay SMS “Maaf data kabupaten tidak ada”
√
Jika kecamatan salah Sistem akan melakukan auto replay SMS “Maaf data kecamatan tidak ada”
√
Jika desa salah Sistem akan melakukan auto replay SMS “Maaf data desa tidak ada”
Jika format SMS benar Sistem akan melakukan auto replay SMS “Terima kasih atas laporan anda + kode verifikasi kasus”
√
7 Auto forward
Jika format SMS benar Sistem akan melakukan auto forward SMS kepada bupati, cama, kepala desa, dan petugas dinas peternakan.
Jika kata kunci salah Sistem akan melakukan auto replay SMS “Maaf format salah” √ Jika kode verifikasi
salah
Sistem akan melakukan auto replay SMS “Maaf kode verifikasi salah”
√
Jika kode verifikasi benar
Sistem akan melakukan auto replay SMS “Terimaksih kode sudah diterima” dan mengupdate
No Uji coba Uraian Penanganan Pelaksanaan data status kasus
9 Validasi kasus fiktif
Jika validas gagal Data status kasus tidak berubah √ Jika validasi berhasil Data status kasus berbah
menjadi “Kasus fiktif” √
V. Penutup
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu “Pengembangan Aplikasi Rabies Alert System (RAS) berbasis Short Message Service (SMS)” adapun simpulan yang diperoleh antara lain.
1. Rancangan prototype sistem Aplikasi Rabies Alert System (RAS) berbasis Short Message Service (SMS) digambarkan menggunakan Data Flow Diagram (DFD) yang dapat menggambarkan arus data dalam sistem dengan jelas. Sedangkan hubungan antara data di antara tabel yang saling berkaitan digambarkan melalui relasi antartabel.
2. Implementasi prototype Aplikasi Rabies Alert System (RAS) berbasis Short Message Service (SMS) menghasilkan perangkat lunak yang mampu memebantu masyarakat didalam melaporakan sebuah kasus rabies melalui SMS, sehingga dapat cepat tertangani oleh pihak terkait dalam hal ini seluruh jajaran Dinas Peternakan Provinsi Bali.
5.2 Saran
Penulis berharap agar Aplikasi Rabies Alert System (RAS) berbasis Short Message Service (SMS) ini bisa disempurnakan dan dikembangkan lebih jauh sehingga menjadi lebih lengkap dan sempurna. Adapun saran yang dapat diberikan dalam upaya penyempurnaan dan pengembangan sistem adalah sebagai berikut:
1. Sistem perlu dikembangkan agar mampu menangani masalah jaringan provider selular kaitannya dalam pengiriman sebuah SMS.
2. Pengembangan selanjutnya diharapkan agar sistem Aplikasi Rabies Alert System (RAS) berbasis Short Message Service (SMS) ini bisa dikembangkan menjadi suatu CMS (Content Management System), yang isinya bisa dicostomize, misalnya penggantian header, sehingga sistem bisa digunakan di banyak tempat dan kasus penyakit yang berbeda.
Daftar Pustaka
Hakim, Lukmanul. 2008. Membongkar Trik Rahasia Para Master PHP. Yogyakarta: Lokomedia.
Hasanudin, Muhammad. 2010. “Rabies Mengganas di Bali.” http://health.kompas.com/read/2010/10/16/16161121/Rabies.Mengganas.d i.Bali (diakses tanggal 24 Desember 2010).
Nugroho, Bunafit. 2004. Database Relasional Dengan MySQL. Yogyakarta: Andi Offset.
Perry, Greg. 2002. HTML 4.01, Weekend Crash Course. Jakarta: Gramedia.
Rosihan, Ari. 2011. “Setting Gammu untuk aplikasi SMS Gateway.” http://blog.rosihanari.net/ (diakses tanggal 17 Desember 2010).
Rosihan, Ari. 2009. “Pengenalan tentang teknologi SMS (Short Message Service).” http://www.ittelkom.ac.id (diakses tanggal 19 Desember 2010).
Rozidi, Romzi Imron. 2004. Membuat Sendiri SMS Gate way, Berbasis Protokol SMPP. Yogyakarta: Andi.