• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TM PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK UJI K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN TM PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK UJI K"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KUALITATIF PROTEIN

NAMA

:

NIM

:

KELAS

:

KELOMPOK

:

ASISTEN

:

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

BAB IV

UJI KUALITATIF PROTEIN

TUJUAN :

 Mengetahui prinsip dasar uji kualitatif protein

 Mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode

A. Pre-lab

1. Bagaimana prinsip analisis protein dengan metode ninhidrin?

Prinsip analisis protein dengan ninhidrin yaitu mengidentifikasi adanya protein dalam suatu bahan dimana asam amino bebas (asam amino dimana gugus aminonya tidak terikat) akan bereaksi dengan ninhidrin dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Reaksi dinyatakan positif jika terjadi perubahan warna larutan sampel menjadi ungu, dan reaksi dinyatakan negatif jika tidak terjadi perubahan warna. Reaksi ninhidrin harus didahului oleh reaksi hidrolisis protein, ninhidrin ditambahkan pada dalam larutan dan kemudian larutan tersebut dipanaskan. Terjadi 2 tahap yaitu reaksi pembentukan warna dan reaksi pembentukan ninhidrin tereduksi. Warna yang terbentuk adalah warna ungu sampai biru yang dikenal dengan kompleks ruhemann (Wallace, 2008).

2. Bagaimana prinsip analisis protein dengan metode biuret?

Prinsip penentuan kadar protein dengan metode biuret adalah menganalisis adanya ikatan peptida dengan cara menambahkan reagen biuret kedalam sampel yang kemudian diukur absorbansinya. Ion Cu2+ pada reagen akan bereaksi dengan ikatan peptida yang berada pada sampel suasana basa membentuk senyawa kompleks yang memiliki warna ungu. Reaksi akan menunjukan hasil positif apabila sampel mengandulng 2 ikatan peptida atau lebih, dan akan menunjukan hasil negatif jika diujukan pada asam amino bebas. Intensitas warna yang terbentuk bergantung pada jumlah iktan peptida yang terdapat pada sampel, jika semakin banyak jumlah ikatan peptida maka warna senyawa kompleks yang dihasilkan akan semakin gelap/pekat (Nigam, 2007).

3. Mengapa pengujian protein selalu dilakukan pada kondisi alkali/basa?

(3)

B. Tinjauan Pustaka 1. Protein

Protein merupakan persenyawaan kompleks yang dihasilkan dari polimerisasi asam asam amino yang terikat satu sama lain melalui ikatan peptide(-CO-NH-). Protein merupakan senyawa yang sangat penting dalam sistem kehidupan karena protein memainkan peran yang sangat vital dalam semua aktivitas sel-sel tubuh makhluk hidup. Protein tersusun beberapa atas asam amino yang terikat dalam rantai lurus yang disebut ikatan peptida. Ada dua jenis protein yaitu protein sederhana dan protein kompleks. Protein memiliki karakteristik sebagai katalis biokimia, pengukur pergerakan, penunjang mekanisme tubuh dan pengendali pertumbuhan (Ash, 2010).

2. Uji ninhidrin

(4)

4. Fungsi reagen: 4.1 Reagen ninhidrin

Semua asam amino dan peptida yagn mengandung gugus α-amino bebeas memberikan reaksi ninhidrin positif dengan menunjukkan reaksi terbentuknya warna biru sampai ungu. Khusus untuk asam amino prolin dan hidroksi prolin akan terbentuk warna kuning. Senyawa ninhidrin bersifat korosif sehingga bahaya jika tertelan, menyebabkan iritasi kulit, mata, serta pernafasan Reagen ninhidrin berfungsi sebagai suatu oksidator yang sangat kuat sehingga menyebabkan terjadinya dekarboksilasi oksidatif asam α-amino yang menghasilkan senyawa aldehid (Ishanda, 2014).

(Kristianti, 2009).

4.2 Reagen biuret

Reagen biuret yang mengandungCuSO4 yang terurai menjadi ion Cu2+. Ion tersebut kemudian akan bereaksi dengan ikatan peptida membentuk senyawa kompleks. Jadi, secara garis besar reagen biuret berfungsi sebagai membentuk senyawa kompleks sehingga kandungan dalam sampel dapat diidentifikasi (Machin, 2012).

(Machin, 2012).

5. Tinjauan bahan: 5.1 Gelatin

Gelatin tinggi akan kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 – 86 % protein, 8 – 12 % air dan 2 – 4 % mineral. Gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan (Chapman, 2007). .

(5)

5.2 Susu skim

Susu skim atau biasa disebut dengan susu non fat. Susu skim adalah susu yang memiliki kadar lemak yang telah dikurangi hingga batas maksimal. Susu skim mengandung semua kandungan susu murni kecuali lemak dan vitamin yang larut dalam lemak (Ishanda, 2014).

(Kristianti, 2009).

5.3 MSG

MSG adalah garam sodium dari glutamat. Komposisi monosodium glutamate adalah natrium 12 %, glutamate 78 % dan air 10 %. Sehingga MSG adalah unsur nutrisi bukan unsur kimia berbahaya. MSG diperoleh melalui proses fermentasi dari bahan tetes tebu atau pati-patian (Arisman, 2008).

(Arisman, 2008).

5.4 Aspartam

Aspartam memiliki rumus struktur C14H18N2O5 tergolong pada zat pemanis buatan. Tingkat kemanisan yang dimiliki aspartam 200 kali lebih manis dari pada sukrosa. Aspartam mudah terhidrolisis dan mengalami reaksi kimia. Bila terhidrolisis maka aspartam akan kehilangan rasa manisnya (Kristianti, 2009).

(6)

C. Diagram Alir

1. Uji Ninhidrin

Dimasukkan dalam air mendidih selama 15-20 detik

Diamati warna larutan

2. Uji Biuret

Dimasukkan dalam tabung reaksi

Dikocok

Diamati perubahan warna Tabung Reaksi

2ml larutan sampel 2ml larutan ninhidrin

Hasil

3ml larutan sampel

1ml NaOH 10%

1-3 tetes Cu2SO4 0,1%

(7)

D. Hasil Percobaan Dan Pengamatan

1. Uji Ninhidrin

No. Sampel Sebelum Pemanasan Sesudah Pemanasan Hasil uji 1 Susu Skim Putih keruh Terjadi perubahan warna

menjadi keunguan di bagian

atas larutan +

2 MSG Bening agak keruh susu Terjadi perubahan warna

menjadi ungu pekat +++ 3 Aspartam Keruh kekuningan Terjadi perubahan warna ungu

pekat, di bawah terdapat

endapan ++ 4 Gelatin Putih susu, ada endapan Tidak terjadi perubahan warna

-Tujuan pada uji ninhidrin adalah mengetahui adanya asam amino bebas dalam sampel dapat diketahui dari terbentuknya kompleks warna ungu.

Prinsip pada uji ninhidrin ini adalah menguji ada tidaknya protein dalam suatu senyawa dengan menambahkan reagen ninhidrin untuk mengetahui jumlah asam amino bebas yang terkandung dalam suatu zat. Adanya reaksi antara ninhidrin dengan asam amino sehingga membentuk CO2, H2O, aldehid dan kompleks warna ungu (Harmata, 2009).

Mekanisme reaksi ninhidrin jika ditambah asam amino mengakibatkan ninhidrin tereduksi serta menghasilkan NH3. Sedangkan karbondioksida dan gugus aldehidnya lepas ke lingkungan. Kemudian ninhidrin tereduksi dan NH3 ditambah ninhidrin baru diproses secara kondensasi menghasilkan garam diketo-hydrihalide-diketo-hydramine yang membentuk senyawa kompleks warna ungu (Bruckner, 2012).

(8)

Analisis Hasil

Berdasarkan data hasil pengamatan, pada sampel pertama, susu skim, warna yang teramati sebelum pemanasan adalah putih keruh. Setelah dilakukan pemanasan selama 20 detik, warna yang terbentuk menjadi keunguan di bagian atas larutan, sehingga dapat dikatakan sampel hasil uji positif. Pada sampel MSG, sebelum pemanasan warna sampel bening agak keruh susu, tetapi setelah pemanasan sampel berubah warna menjadi ungu pekat, sehingga dapat dikatakan sampel hasil uji positif. Pada sampel aspartam, sebelum pemanasan, sampel berwarna keruh kekuningan, tetapi setelah pemanasan warna berubah menjadi ungu pekat dan terdapat endapan sehingga hasil uji sampel positif. Pada sampel keempat, gelatin, warna yang teramati sebelum pemanasan adalah putih susu dan terdapat endapan setelah pemanasan tidak terjadi perubahan warna. Sehingga dapat dikatakan hasil uji sampel negatif.

Pada sampel pertama, susu skim, hasil ujinya positif. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Susu skim mengandung protein yang sedikit kompleks, sehingga tidak lagi mengandung asam amino bebas (Lundblad, 2014). Tetapi pada percobaan kali ini diperoleh warna ungu yang menandakan bahwa larutan tersebut positif. Pada literatur lain mengatakan bahwa pada susu skim yang semula berwarna putih keruh setelah dipanaskan terdapat berwarna keunguan. Protein yang dikandung oleh susu skim adalah kasein, albumin dan globulin. Asam amino bebas berasal dari protein albumin yaitu glutamin dan trisin (Krull, 2007).

Pada sampel kedua, MSG, hasil uji ninhidrinnya positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya kompleks warna ungu pekat. Hasil uji yang didapat juga sudah sesuai dengan literatur. MSG hanya mengandung satu asam amino yang terkristalisasi yaitu asam glutamat. Sehingga hasil uji sangat positif dan warna yang dihasilkan juga sangat pekat (Krull, 2007).

Berbeda dengan sampel ketiga, aspartam, aspartam juga menunjukkan hasil positif, namun kompleks warna ungu yang terbentuk tidak sepekat pada MSG. Hasil yang didapat juga sudah sesuai dengan literatur. Aspartam tersusun dari 2 macam asam amino yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Gugus amina yang bebas terdapat pada salah satu gugus asam aspartat. Namun karena kandungan asam aminonya lebih banyak dibanding MSG, kompleks warnanya juga berupa ungu muda (Simanjutak, 2009).

(9)

2. Uji Biuret

No. Sampel Sebelum ditambah reagen Sesudah ditambah reagen

Hasil uji 1 Susu skim Putih keruh Terdapat perubahan

warna menyerupai cincin

ungu +

2 MSG Bening agak keruh susu Tidak terjadi perubahan

warna

-3 Gelatin Keruh kekuningan Terdapat cincin ungu

++ 4 Aspartam Putih susu, ada endapan Tidak terjadi perubahan

warna

-Tujuan pada uji biuret ini adalah mengetahui adanya ikatan peptida dalam suatu protein tertentu

Prinsip dari uji biuret ini adalah mengetahui adanya protein berdasarkan ikatan peptida di dalam suatu senyawa dengan menambahkan reagen CuSO4 ke dalam senyawa yang sudah diberi suasana basa oleh NaOH

Mekanisme reaksi pada uji biuret adalah senyawa yang mengandung gugus amina asam (–CONH2) yang bersama gugus amida asam yang lain terbentuk dari larutan protein yang dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Reaksi biuret merupakan reaksi warna untuk peptida dan protein. Suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau lebih dapat bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (Poedjiadi, 2011).

(10)

Analisa Hasil

Berdasarkan data hasil pengamatan, pada sampel pertama, susu skim, warna sebelum ditambahkan reagen biuret dan setelah ditambahkan berbeda. Sebelum ditambahkan reagen biuret, sampel berwarna putih keruh, namun setelah ditambahkan biuret, terbentuk cincin ungu sehingga ujinya positif. Pada sampel kedua, MSG, sebelum ditambahkan reagen biuret, sampel berwarna bening, namun setelah ditambahkan reagen biuret, tidak terjadi perubahan warna. Pada sampel ketiga gelatin, sebelum ditambahkan reagen sampel berwarna keruh kekuningan. Setelah ditambahkan reagen biuret, terbentuk cincin berwarna biru ungu. Pada sampel keempat aspartam, sebelum ditambahkan reagen berwarna putih susu dan terdapat endapan. Namun setelah ditambahkan reagen biuret hasil yang ditunjukkan negatif. Ditandai dengan tidak ada perubahan warna.

Pada sampel pertama dan ketiga susu skim dan gelatin hasil yang ditunjukkan positif, berupa terbentuknya cincin berwarna ungu. Hal ini sudah sesuai dengan literatur. Susu skim dan gelatin merupakan salah satu jenis protein kompleks, sehingga di dalamnya terdapat lebih dari 2 ikatan peptida. Karena memiliki lebih dari dua ikatan peptida, maka dihasilkan cincin berwarna ungu pada permukaan larutan. Semakin panjang ikatan peptida maka semakin pekat pula warna ungu yang dihasilkan (Poedjiadi, 2009).

Pada sampel kedua, MSG, hasil yang ditunjukkan negatif, berupa terbentuknya cincin berwarna biru. Hal ini juga sudah sesuai dengan literatur. Pada MSG, hanya terdapat satu asam amino terkristalisasi, sehingga tidak mengandung ikatan peptida sama sekali. Karena MSG hanya mengandung satu asam amino bebas terkristalisasi (Harmata, 2009).

(11)

E. ANALISA PROSEDUR

a. Uji Ninhidrin

Pada uji ninhidrin ini, alat yang dibutuhkan di antaranya tabung reaksi sebanyak 4 buah, penjepit tabung reaksi, pipet ukur, rak tabung reaksi, gelas ukur, bulb, serta label. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah reagen ninhidrin dan 4 buah sampel, yaitu susu skim, aspartam, MSG, dan gelatin.

Label digunakan untuk menandai sampel dan pipet agar tidak sampai tertukar, penjepit tabung reaksi untuk menjepit tabung reaksi ketika dipanaskan, rak tabung reaksi untuk tempat tabung reaksi, tabung reaksi untuk mereaksikan sampel dengan reagen ninhidrin, bulb dan pipet ukur untuk mengambil sampel dan reagen.

Langkah pertama, tandai tabung reaksi dan pipet ukur dengan label untuk sampel yang akan digunakan. Selanjutnya setelah semua sudah ditandai, ambil sampel sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet ukur, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 ml reagen ninhidrin. Untuk susu skim jangan langsung diambil dengan menggunakan pipet ukur, tetapi gunakan gelas ukur dulu dan ambil susu skim menggunakan pipet tetes. Baru kemudian pindahkan ke tabung reaksi.

Langkah selanjutnya, siapkan beaker glass berisi air. Panaskan hingga mendidih. Masukkan tabung reaksi berisi reagen dan sampel ke dalam beaker glass berisi air mendidih, panaskan hingga 20 detik. Amati perubahan warna yang terjadi, lalu catat hasilnya pada tabel. Lakukan hal yang sama pada keempat sampel, lalu catat hasilnya pada tabel.

b. Uji Biuret

Pada uji biuret ini, alat yang dibutuhkan di antaranya tabung reaksi sebanyak 4 buah, penjepit tabung reaksi, pipet ukur, rak tabung reaksi, gelas ukur, bulb, serta label. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah reagen biuret berupa larutan CuSO4 5 %, larutan NaOH 10 % dan 4 buah sampel, yaitu susu skim, aspartam, MSG, dan gelatin.

Label digunakan untuk menandai sampel dan pipet agar tidak sampai tertukar, penjepit tabung reaksi untuk menjepit tabung reaksi ketika dipanaskan, rak tabung reaksi untuk tempat tabung reaksi, tabung reaksi untuk mereaksikan sampel dengan reagen ninhidrin, bulb dan pipet ukur untuk mengambil sampel dan reagen.

(12)

F. PERTANYAAN

1. Bagaimana mengidentifikasi adanya gugus amino pada sampel dengan menggunakan uji Ninhidrin?

Identifikasi gugus asam amino bebas pada suatu sampel dapat dilihat dengan cara menambahkan reagen ninhidrin pada sampel. Reagen ninhidrin akan bereaksi dengan gugus amino yang terdapat pada sampel kemudian perubahan warna larutan sampel setelah penambahan reagen ninhidrin dan pemanasan selama kira kira 20 detik. Sampel yang mengandung gugus asam amino akan berubah warna menjadi ungu muda hingga tua. Kompleks warna ungu terbentuk karena reaksi antara asam amino dan ninhidrin dengan hasil samping lainnya berupa H2O dan aldehid (Winarno, 2012).

2. Bagaimana reaksi yang terjadi antara sampel dengan reagen pada uji Biuret?

(13)

G. KESIMPULAN

Praktikum analisis kualitatif protein yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui prinsip dasar uji protein dan mengetahui prinsip dari masing masing metode.

Prinsip uji ninhidrin adalah menguji ada atau tidaknya protein dalam suatu sampel dengan menambahkan reagen ninhidrin untuk mengetahui jumlah kadar asam amino bebas yang terkandung di dalamnya, dimana asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk kompleks warna ungu.

Prinsip uji biuret adalah menguji ada atau tidaknya protein dalam suatu sampel dengan penambahan NaOH dan CuSO4, dimana ion Cu2+ dalam pereaksi biuret akan bereaksi dengan polipeptida dan membentuk cincin warna ungu.

Pada uji ninhidrin, hasil uji sampel positif ditunjukkan oleh MSG, susu skim dan aspartam dengan perubahan warna setelah pemanasan menjadi ungu dibagian atas larutan, sedangkan hasil uji sampel negatif ditunjukkan gelatin.

(14)

Sebelum direaksikan sesudah di reaksikan

Uji ninhidrin

(15)

Sons

Chapman, Hall. 2007. Food Science and Nutrition Second Edition. London: Elsiever Falk, Ian. 2011. Managing Biosecurity Across Borders. Heidelberg: Springer

Ishanda, Lanang. 2014. Prinsip Kimia OrganikEdisi III. Jakarta: Erlangga

Kristianti, Elizabeth. 2009. Struktur Kimia Pangan dan Gizi untuk Mahasiswa. Jakarta: Pustaka Aksara

Machin, Troy. 2012. Remington of Chemistry Structure. Philadephia: Wolters Kluwer Health Nigam, William. 2007. Chemistry: Principles and Reaction. Washington DC: ASM

International

Scopes, Robert K. 2013. Protein Purification: Principles and Practice. Pennsylvania: Cengage Learning

(16)

Harmata, Michael. 2009. Food Chemistry Third Edition. California: Elsiever

Krull, Ira S. 2007. Reaction Detection in Liquid Chromatography. California: Deepublish Inc Lundblad, Roger L. 2014. Biochemistry and MolecularBiology Compendium. New York:

Elsiever

Poedjiadi, Anna. 2011. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia

Simanjutak, Tiurma P. 2009. Komponen Gizi dan Terapi Pangan Masyarakat. Medan: Pustaka Baca

Soedarmadji, dkk. 2013. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Pada kenaikan aliran darah ginjal, fraksi plasma yang lebih rendah pada awalnya disaring keluar dari kapiler glomerulus, menyebabkan kenaikan tekanan osmotik koloid

Kesesuaian Rekonsiliasi BMD oleh DPPKA dengan Permendagri 17 2007.. Dalam pelaksanaan Rekonsiliasi BMD oleh DPPKA Surakarta sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam

• Pelabuhan *aratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas1batas yang jelas, dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana dan

Penelitian mengenai analisis senyawa Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (HAP) yang berasal dari sedimen di perairan Pelabuhan Kayu Bangkoa dan degradasi senyawa

Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung  berhubungan dengan adanya

Stressor yang mencetus perilaku kekerasan bagi setiap indi/idu bersifat unik. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dari dalam. @ontoh stressor yang bersal

Kemudian hasil analisis bentuk dukungan keluarga menunjukan bahwa dari 30 responden ibu hamil aterm yang mengalami penyakit hipertensi mayoritas atau sekitar 27

Data yang diperlukan untuk kajian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan responden untuk