• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan limnologi analisis parameter fis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan limnologi analisis parameter fis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekosistem perairan terbagi ke dalam dua jenis, yaitu perairan mengalir (lotik) dan perairan tergenang (lentik). Perairan mengalir adalah suatu bentuk perairan tawar yang di dalamnya ada arus yang secara terus menerus mengalir dari

tempat yangtinggi ke tempat yang rendah, diantaranya adalah sungai, saluran irigasi, dan got. Perairan menggenang merupakan perairan terbuka yang di

dalamnya terkandung banyak komponen-komponen biotik dan abiotik yang saling mempengaruhi, dalam hal ini sungai maupun kolam atau waduk dapat berperan sebagai sumber daya hayati yang bermanfaat. Salah satu contoh perairan

menggenang (lentik) adalah waduk.

Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai

kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh. Faktor biotik dan abiotik ini dapat digunakan sebagai

indikator kualitas perairan tersebut.

Waduk atau reservoir (etimologi: réservoir dari bahasa Perancis berarti

"gudang"adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau

(2)

penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau

sumur air (http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk.2014).

Kondisi limnologis di suatu perairan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

bersifat fisika maupun kimia. Faktor-faktor fisika dan kimia yang khas bagi suatu keperluan dinyatakan dalam suatu angka atau kisaran angka dalam suatu satuan. Suatu perairan dinyatakan baik atau buruk dalam bidang perikanan dapat

diketahui dengan banyak sedikitnya organisme perairan seperti plankton, benthos dan tumbuhan air. Faktor abiotik meliputi sifat fisika dan kimia. Sifat-sifat fisika

antara lain: suhu, kecerahan, kekeruhan, kedalaman dan sifat-sifat kimia antaralain: pH, O2 terlarut, CO2 bebas, BOD.

I.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana kita dapat mengenal secara mendetail menganalisis kualitas air secara fisika dan kimia

berdasarkan parameter yang ada sehingga kita dapat mengetahui bagaimana kualitas air tersebut apakah dalam keadaan baik atau telah mengalami pencemaran.

Adapun manfaat dari praktikum ini diantaranya dapat mengetahui secara langsung mengenai analisis kualitas air secara fisika dan kimia khususnya di

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Waduk

Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai

waduk tersebut penuh. Faktor biotik dan abiotik ini dapat digunakan sebagai indikator kualitas perairan tersebut.

Waduk atau reservoir (etimologi: réservoir dari bahasa Perancis berarti "gudang"adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat

dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok

atau menuang beton. Istilah 'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air (http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk.2014).

2.2 Parameter Kualitas air

Kualitas air adalah sifat air secara fisika, kimiawi, biologis, radioaktivitas,

dan organoleptik (Hehannusa et al, 2001). Parameter fisika diantaranya adalah kecerahan air, suhu air dan udara, derajat keasaman (pH), kecerahan, dan warna perairan. Sedangkan parameter kimia adalah alkalinitas, O2 terlarut, konduktivitas

dan CO2 bebas. Air merupakan fasa cair dari persenyawaan kimia yang dibentuk

(4)

terkandung pula sejumlah kecil air berat, gas dan zat padat, terutama bentuk

garam dan larutan (Hehanusa, 2001).

Air normal yang memenuhi persyaratan untuk suatu kehidupan mempunyai

pH berkisar antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen didalam air (Wisnu, 2004). Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang

kesungai atau danau akan mempengaruhi pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme didalam air ( Wisnu, 2004).

Air dapat dinentralkan dengan basa NaOH atau asam HCl dengan indikator PP dan MO, PP berubah warna pada pH 8,3. dan MO berubah warnanya pada pH 4,5 (Syafriadiman et al, 2005).

2.2.1 Parameter fisika 2.2.1.1 Suhu

Menurut Agrifishery (2010) strtifikasi suhu pada kolam air dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

1. Lapisan epilimion yaitu lpisan sebelum atas perairan yang hangat dengan

penurunan suhu relatif kecil dari 320 menjadi 280.

2. Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat tajamdari 280C menjadi210C.

3. Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimion yaitu lapisan yang paling bawah dimana pada lapisan ini perbedan sangan kecil relatifkonstan.

2.2.1.2 Kecerahan

(5)

5

perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter (Effendi, 2003 dalam kiki,

2011).

Kecerahan merupakan tingkat penetrasi cahaya matahari yang dinyatakan

dengan satuan panjang. Alat yang bias digunakan untuk mengukur tingkat kecerahan air adalah sechi disk, yaitu berupa pirigan yang diberi warna hitam putih dan dihubungkan dengan tali pegangan yang mempunyai garis-garis

skala. Pada perairan tambak, kecerahan erat dikaittanya dan berbanding terbalik dengan jumlah fitoplankton didalamnya ( Morindro, 2008).

2.2.2 Parameter Kimia 2.2.2.1 pH Air

pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang di ukur dan jumlah ion

hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H⁺ ). Air murni terdiri dari ion H⁺ dan ion OH⁻ dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasa 7. Makin banyak ion H⁻ dalam larutan cairan makin rendah ion H⁺ dan makin tinggi pH, cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya makin ttinggi ion H⁺ makin rendah pH dan cairan tersebut bersifat asam ( Andayani, 2005).

pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik perairan asam atau kurang produktif. Malah dapat menumbuhkan hewan budidaya. Pada pH rendah ( keasaman yang tinggi ) kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Hal yang sebaliknya menjadi pada suasana basa . Atas dasar ini maka usaha budidaya di perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dan kisaran optimal pH 7,8 – 8,7 (Kardi dan Andi, 2007).

2.2.2.2. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut merupakan parameter mutu air yang penting karena nilai

(6)

limbah. Oksigen terlarut akan menentukan kesesuaian suatu jenis air sebagai

sumber kehidupan biota di suatu daerah. Pengukuran oksigen terlarut dan karbondioksida lebih baik diterapkan dalam mengkaji masalah polusi air daripada

dalam menentukan mutu sanitasi karena parameter DO dapat dengan cepat menentukan tingkat polusi air ( Sunu, 2001).

2.2.2.3 Karbondioksida (CO2)

Menurut Kordi dan Tancung (2007), karbondioksida (CO2) atau disebut

asam arang sangat mudah larut dalam suatu larutan. Pada umumnya perairan alami mengandung karbondioksida sebesar 2 mg/ L. Karbondioksida (CO2)

(7)

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktikum Limnologi ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 23 Oktober 2014 pada pukul 10.00 s/d selesai di Laboratorium Produktivitas Perairan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan. 3.2. Alat dan Bahan

Pada praktikum Analisis Kualitas Air Parameter Fisika – Kimia, alat-alat yang digunakan adalah Secchi disk, pipet tetes, thermometer, pH indikator, tabung erlenmeyer, botol BOD, jarum suntik dan alat tulis.

Bahan-bahan yang digunakan adalah sample air, MnSO4, NaOH-KI, H2SO4, larutan

amilum, larutan tiosulfat indikator pp dan Na2CO3.

3.3. Metode Praktikum

Analisis Kualitas Air Parameter Fisika-Kimia dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan melakukan kegiatan peninjauan, pengamatan dan

pengukuran serta pengambilan data dan informasi melalui pengamatan langsung dilapangan dan kemudian dianalisis kembali di Laboratorium.

3.4. Prosedur Praktikum

Langkah pertama yaitu mengukur kecerahan. Turunkan secchi disc keperairan sampai tidak dapat lagi terlihat batas antara hitam dan putih ( jarak

(8)

hitam dan putih terlihat ( jarak tampak / b ) dan kemudian hitung nilai

transparansi dengan rumus a+b 2 .

Selanjutnya mengukur suhu. Termometer dicelupkan kedalam air kurang lebih 5 menit, kemudian catat suhu yang ditunjukkan oleh skala

termometer.

Kemudian mengukur pH. Siapkan sampel air secukupnya, lalu celupkan kertas pH kedalam sampel dan kemudian banding perubahan warna dengan

tabel pH.

Untuk mengukur Oksigen Terlarut ( DO). Ambil air sampel dengan

menggunakan botol BOD, dan jaga jangan sampai timbul gelembung udara (bubling), kemudian tambahkan dengan 1 ml MnSO4 lalu tambahkan dengan 1

ml NaOH-KI kemudian dikocok dan kemudian didiamkan sampai terbentuk

endapan coklat.Tambahkan 1 ml H2SO4 sampai semua endapan terlarut, lalu

tuang ke Erlenmeyer sebanyak 50 ml. Sampel yang telah dituangkan kedalam

tabung Erlenmeyer, ditambahkan 3-5 tetes amilum dan kemudian titrasi kembali dengan Thiosulfat sampai warna biru hilang.

Langkah terakhir yaitu mencari nilai Karbondioksida ( CO2 ) Bebas.

Ambil sampel air, kemudian masukkan kedalam Erlemeyer dengan hati-hati lalu tambahkan 3-5 tetes indikator PP jika tidak berwarna berarti ada CO2 dan

kemudian dititrasi dengan Na2CO3 sampai warna pink yang stabil selama 30

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di lapangan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Pada praktikum di kolam percobaan didapat suhu pada perairan tersebut 330C

dengan pH pada perairan 6. Kemudian kecerahan yang didapatkan berkisar 23.5 cm dengan DO (oksigen terlarut) 6.17 mg/l. di kolam percobaan ini tidak

ditemukan CO2 bebas

4.2. Pembahasan

Suhu perairan biasanya akan meningkat apabila intensitas cahaya

matahari yang masuk ke dalam perairan dalam jumlah yang besar. Suhu perairan dipengaruhi oleh radiasi dan posisi matahari, letak geografis, musim,

kondisi awan, proses interaksi air dengan udara seperti kenaikan panas, penguapan, dan hembusan angin. Suhu pada permukaan air kolam percobaan mencapai 33oC. Kondisi suhu ini merupakan kondisi yang tidak bagus bagi

perairan kolam karena tidak sesuai dengan kisaran baku mutu kualitas perairan sebesar 25-30 oC.

Data kecerahan yang didapat dari penelitian di kolam diperoleh 23,5 cm sehingga dapat disimpulkan berdasarkan perbandingan dengan baku mutu kualitas perairan yaitu apabila kecerahannya diatas dari 20 cm maka tranparasi

air yang diperoleh bernilai baik.

Dari hasil pengukuran terdapat pH yang bernilai 6. Ini masih bernilai

(10)

dengan pendapat Wardoyo (1981) yang menyatakan bahwa pH untuk

kehidupan organisme perairan secara wajar maka pH berkisar antara 5,0-9,0. Oksigen terlarut adalah jumlah gas oksigen yang terlarut dalam air yang

berasal dari hasil fotosintesis oleh fitoplankton atau tanaman air lainnya ataupun difusi dari udara. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai oksigen terlarut pada air sampel yang didapat dari waduk sebesar 6.17 mg/L.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perairan kolam bernilai baik karna berada di atas dari 4 mg/L yang merupakan baku mutu kualitas perairan yang telah

ditentukan.

Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah karbondioksida yang berada dalam bentuk gas yang terkandung didalam air. Konsentrasi

karbondioksida yang baik tidak lebih dari 25 ppm dan tidak kurang dari 10 ppm (Kordi, 2000). Selanjutnya Odum (1993) menyatakan kandungan

(11)

11

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kualitas air adalah sifat air secara fisik, kimiawi, biologis, radioaktivitas, dan organoleptik. Yang termasuk ke dalam parameter fisika adalah kecerahan air, suhu air dan udara, derajat keasaman (pH), kecerahan, dan warna

perairan.Sedangkan yang termasuk ke dalam parameter kimia adalah alkalinitas, O2 terlarut, konduktivitas dan CO2 bebas.

Dari hasil praktikum yang dilakukan menggenai keadaan fisika dan kimia perairan didapatkan hasil sebagai berikut : Kecerahan di peroleh sampai dasar perairan sebesar 23,5 cm, Suhu berukuran 33 oC, Oksigen terlarut (DO) sebesar

6.17 mg/L.

Ditinjau dari keadaan kimia air sampel dapat disimpulkan bahwa oksigen

terlarut dan karbondioksida bebas di perairan sangat dibutuhkan oleh organisme aquatic untuk keberlangsungan hidup. Organisme heterotrop membutuhkan oksigen terlarut untuk katabolisme. Sedangkan autotrop memerlukan

karbondioksida untuk melangsungkan proses sintesa makanan. Kadar karbondioksida pada perairan tersebut masih dapat ditolelir oleh organisme

aquatik karena belum melampaui ambang batas.

5.2 Saran

Dalam praktikum hendaknya praktikan lebih memperhatikan arahan atau

petunjuk dari asisten sehingga praktikum akan lebih lancar. Para praktikan juga harus memahami teori yang akan dipraktikumkan atau prosedur-prosedur dalam

(12)

Andayani,Sri.2005.Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan. Universitas Brawijaya.Malang.

AryaWardana,Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan I. ANDI.Yogyakarta.462 hlmn.

Googleimagea,2011. Sratifikasi Suhu .http://googleimage.com. Diakses pada 14

Juli 2014 pukul 10.00 WIB.

Hehannusa, P.E. dan Haryani, Gadis S. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat). Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. IHP-UNESCO.230 hal.

http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk.2014

Jefry, 2011. Hubungan Parameter. http://www.scribd.com. Diakses pada 14 juli 2014 pukul 10.00 WIB.

Kordi, K, M. Ghufran dan Andi Baso Tanjung, 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Jakarta : Rineka Cipta.

Kardi,K.M.N.G dan Andi Basli Tancung.2007.Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan.PT Bineka Cipta.Jakarta.

Kiki,2011.Pengamatan Suhu dan Kecerahan.

http://riskihandayani.wordpress.com. Diakses pada 14 Juli 2014

Marindro, 2007.Pengelolaan Kualitas Air Tambak.,Kecerahan Perairan Tambak.Diakses pada 14 Juli 2014 pukul 10.00 WIB.

Sunu, P., 2001. Metodologi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Gramedia. Jakarta. 298 hal

(13)

13

(14)

Jarak hilang = 28 cm Jarak tampak = 19 cm

Kecerahan Air = jarak hilang+jarak tampak 2

= 28cm+19cm 2 = 23,5 cm

Oksigen terlarut (DO) DO (mg/l) =

ml titran× N tiosulfat ×8×1000 ml sampel ×ml botol BODml reagentersisa

ml botol BOD

=

1,5ml ×0,025ml ×8×1000 50ml ×125ml−3.5ml

125ml = 48,6300mlml

(15)

Lampiran 2.Alat-Alat yang digunakan

Secchi Disk Jarum Suntik

Kertas pH Meteran

Referensi

Dokumen terkait

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis kualitas air berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika dan kimia perairan, perhitungan fitoplankton

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata bahwa nilai parameter kualitas perairan seperti suhu, salinitas, derajat keasaman (pH), kecerahan perairan, kecepatan arus,

Hasil analisis parameter fisika kimia perairan pada Tabel 1 terlihat bahwa pada masing-masing sampel air laut yang diambil di Perairan Porong Sidoarjo memiliki

kecerahan perairan, dan suhu masih dalam kondisi yang baik, sedangkan hasil pengukuran kimia meliputi oksigen terlarut, salinitas, ph, nitrat dan fosfat masih

kecerahan perairan, dan suhu masih dalam kondisi yang baik, sedangkan hasil pengukuran kimia meliputi oksigen terlarut, salinitas, ph, nitrat dan fosfat masih

Hasil analisis parameter fisika kimia perairan pada Tabel 1 terlihat bahwa pada masing-masing sampel air laut yang diambil di Perairan Porong Sidoarjo memiliki

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan kualitas air dengan parameter fisika dan kimia yang meliputi : suhu, kedalaman, kecerahan, oksigen

Hasil peneletian menunjukkan parameter fisika perairan yaitu suhu berkisar antara 29 - 310C yang menunjukkan kisaran suhu pada waduk Bilibili masih sangat layak bagi peruntukan budidaya