• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TinjauanTeoritis

2.1.1. Kinerja Manajerial

Menurut (Suyadi, 2010) Performance (kinerja) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja manajeril merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi.

Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, seperti:perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi dan lain sebagainya (Mardiyah dan Listianingsih, 2005).

(2)

dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Dari pengertian diatas ada delapan dimensi dari kinerja manajerial yaitu:

1. Perencanaan

Dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan atau pelaksanaan,penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur dan pemograman.

2. Investigasi

Yaitu kemampuan mengumpulkan, menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persedian, dan analisis pekerjaan.

3. Koordinasi

Yaitu kemampuan tukar menukar informasi dengan orang lain dibagian organisasi lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain dan hubungan dengan manajer lain.

4. Evaluasi

Yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati dan dilaporkan, menilai pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, dan pemeriksaan produk.

5. Supervisi

Yaitu kemapuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan.

(3)

Yaitu kemampuan untuk memepertahankan angkatan kerja, merekrut, mewawancarai, memilih, karyawan baru, menempatkan, mempromosikan dan memutasi karyawan.

7. Negoisasi

Yaitu kemampuan untuk melalukan pembelian, penjualan melakukan tawar menawar dengan wakil penjual, tawar menawar secra kelompok.

8. Representasi

Yaitu kemampuan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato intuk acara kemasyarakatan, pendekatan dengan masyarakat, mempromosikan tujuan umum perusahaan.

Rahman dkk., (2007) menyatakan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagian besar tergantung pada manajer. Apabila manajer mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan mampu mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki. Seberapa baik seorang manajer melakukan perannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang merupakan isu utama yang banyak diperdebatkan dalam penelitian akhir-akhir ini.

(4)

menimbulkan tanggung jawab pada setiap individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing dalam suatu perusahaan. 2.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah suatu proses untuk mengetahui seberapa bagus kinerja yang dilakukan individu atau kelompok dalam rangka mencapai sasaran strategis. Pengukuran kinerja yang dilakukan secara berkelanjutan dan memberikan umpan balik merupakan hal yang penting dalam upaya perbaikan secara terus-menerus dan mencapai keberhasilan di masa mendatang sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya (Sianipar, 2013).

(5)

kinerja pada waktunya serta untuk mendapatkan penghargaan, baik bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2007).

Sistem pengukuran kinerja yang sesuai digunakan dalam manajemenkontemporer adalah sistem pengukuran kinerja yang memanfaatkan secaraekstensif dan intensif teknologi informasi dalam bisinis, (Mulyadi,2007). Dalam era teknologi informasi tidak lagi menentukan apa yang harusdikerjakan oleh pekerja dan bagaimana mengerjakannya, tetapi teknologiinformasi menyediakan kebebasan bagi pekerja untuk melaksanakan apa yangharus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Benturan antaramengembangkan keharusan mengembangkan kapabilitas kompetitif jangkapanjang dengan tujuan yang tidak tergoyahkan dari model akuntansi keuangan,biaya historis telah menciptakan sebuah sintesa yang dikenal dengan BalanceScorecard (BSC). BSC merupakan salah satu model pengukuran kinerja gabunganantara pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Menurut Supriyono(2009), BSC adalah salah satu alat pengukuran kinerja yang menekankan pada keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berlainan satu sama lain dalam usaha untuk mencapai keselarasan tujuan sehingga mendorong karyawan bertindak demi kepentingan terbaik perusahaan. Sedangkan menurut Kaplan (2009), BSC merupakan sistem manajemen dan pengukuran yang menunjukkan kinerja unit bisnis dalam empat perspektif :

1. Perspektif Pelanggan

(6)

mengingat semakin ketatnya pertarungan mempertahankan pelanggan lama dan merebut pelanggan baru. Perusahaan harus menentukan segmen pasar yang akan menjadi target atau sasaran serta mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan para pelanggan yang berada pada segmen tersebut sehingga tolak ukurnya dapat lebih terfokus.

2. Perspektif Keuangan

Aspek keuangan ini menjadi fokus tujuan dari ukuran disemua perspektif lainnya. Setiap ukuran terpilih harus merupakan hubungan sebab akibat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan.

3. Prespektif Proses Bisnis Internal

Dalam proses bisnis internal, perusahaan mengidentifikasi proses-proses penting untuk mencapai tujuan perusahaan yang masih berkait dengan dua perspektif sebelumnya, yaitu keuangan dan pelanggan. Perbaikan yang dilakukan dalam perspektif difokuskan untuk meningkatkan kualitas dan pengurangan siklus untuk produksi.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Menurut Kaplan (2009), tujuan dimasukkanya perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah untuk mendorong perusahaan menjadi organisasi belajar sekaligus mendorong pertumbuhanya.

(7)

1. Pengukuran Kinerja Intern

Merupakan penilaian atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian dari pencapaian tujuan perusahaan baik dibidang keuangan atau secara keseluruhan. Pengukuran ini dilakukan dengan maksud memberikan petunjuk pembuatan keputusan dan mengevaluasi kinerja manajerial.

2. Pengukuran Kinerja Ektern

Merupakan pengukuran atas prestasi yang dicapai oleh suatu satuan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat hasil pelaksanaan kegiatannya. Pengukuran/penilaian ini dilakukan dengan maksud sebagai dasar penentu kebijakan penanaman modalnya sehingga dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas.

Menurut Hansen dan Mowen (2007) sistem pengukuran kinerja yaitu secara tradisional dan kontemporer. Sistem pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya, sedangkan sistem pengukuran kinerja kontemporer menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Sistem pengukuran kinerja yang sesuai digunakan dalam manajemen kontemporer adalah sistem pengukuran kinerja yang memanfaatkan secara ekstensif dan intensif teknologi informasi dalam bisnis (Mulyadi, 2007).

(8)

1) Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasiankaryawan secara maksimum

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,seperti promosi, transfer, dan pemberhentian

3) Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan, pengembangan karyawan,menyediakan kriteria seleksi, dan evaluasi program pelatihan karyawan

4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasanmenilai kinerja

5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi reward.

Tujuan dilakukan sistem pengukuran kinerja adalah untuk memotivasipersonel mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telahditetapkan sebelumnya agar menghasilkan tindakan dan hasil yang diinginkanoleh perusahaan. Sehingga apabila sasaran organisasi berhasil maka akan menghasilkan suatu kepuasan tersendiri bagi para personel yang dalam hal ini adalah karyawan perusahaan itu sendiri (Mulyadi, 2007). 2.1.3. Sistem Penghargaan

(9)

lingkungan bisnis yangmenuntut diperkerjakannya tenaga kerja dan alat produksinya terpadu menjadisatu dalam diri tenaga kerja. Penghargaan atas kinerja personil dilandasi olehinformasi yang dihasilkan dari penilaian atas kinerja personil. Jenis-jenis pengharagaan tersebut meliputi intrinstik dan ekstrinstikyang diterima sebagai hasil menyelesaikan suatu pekerjaan (Mulyadi, 2007).

1. Sistem Penghargaan Intrinstik

Penghargaan intrinsik berupa rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Untuk meningkatkan penghargaan intrinsik manajemen dapat menggunakan berbagi teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan usaha lain yang meningkatkan harga diri seseorang dan mendorong orang untuk menjadi yang terbaik.

2. Sistem Penghargaan Ekstrinsik

(10)

berupa sesuatu yang secara ekstra diberikan perusahaan kepada personelnya seperti ruang kerja yang memiliki lokasi dan fasilitas istimewa, tempat parker khusus, gelar istimewa, dan sekretaris pribadi.

Halim dan Tjahjono (2009) menyatakan Penghargaan (kompensasi) adalah imbalan jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja karena telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan serta kontinuitas perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sistem penghargaandan pengakuan atas kinerja karyawan merupakan sarana untuk mengarahkan perilaku karyawan keperilaku yang dihargai dan diakui oleh organisasi (Mulyadi, 2007).

Penghargaanmenarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi penghargaandibandingkan dengan yang lain, Penghargaanjuga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. Penghargaan berbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi, 2007).

(11)

Kompensasi non-finansial seperti tugas yang menarik, tantangan tugas, tanggung jawab tugas, peluang kenaikan pangkat, pengakuan, dan lain-lain.

Hansen dan Mowen (2007) menyatakan tujuan kompensasi biasanyameliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Sasarannya adalah untukmenciptakan kesesuaian tujuan, sehingga manajer akan menunjukkan kerjaterbaiknya bagi perusahaan.

Menurut Mulyadi (2007) menyatakan bahwa penghargaan yang mereka berikan terdapat dua macam manfaat, antara lain:

a. Memberikan Informasi

Penghargaan dapat menarik perhatian personel dan memberi informasi atau mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberikan penghargaan dibanding dengan hal yang lain.

b. Memberikan Motivasi

Penghargaan juga meningkatkan motivasi personel terhadap ukuran kinerja, sehingga personel dalam memutuskan bagaimana mereka mengalokasikan waktu dan usaha mereka.

2.1.4.Total Quality Management

(12)

pengertian serta kepuasan pelanggan (Nasution,2010). Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasimelalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses danlingkungannya. Menurut Nasution (2010) yang membedakan Total QualityManagement (TQM) dengan pendekatan-pendekatan lain dalam menjalankanusaha adalah komponen-komponennya. Komponen ini memiliki sepuluh unsurutama yaitu:

1. Fokus pada pelanggan

Dalam TQM, pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasayang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besardalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yangberhubungan dengan produk atau jasa.

2. Obsesi terhadap kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal daneksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut,organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukanmereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusahamelaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif.

3. Pendekatan Ilmiah

(13)

tersebut.Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga(benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

4. Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untukitu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmenjangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agarpenerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.

5. Kerjasama Tim (Teamwork)

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakanpersaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar dayasaingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM,kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawanperusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembagapemerintah, danmasyarakat sekitarnya.

6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-prosestertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem yangada perlu diperbaiki secara terus- menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapatmakin meningkat.

7. Pendidikan dan Pelatihan

(14)

menyebabkanperusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing denganperusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalamorganisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktoryang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar.Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilanteknis dan keahlian profesionalnya.

8. Kebebasan yang terkendali

Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalampengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangatpenting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan „rasa memiliki‟dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat.

9. Kesatuan Tujuan

Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harusmemiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan padatujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan / kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

(15)

meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan meilbatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.

Menurut (Nasution, 2010) manfaat Total Quality management (TQM) dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dapat memperbaiki posisi persaingan dan meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan.

Seperti tampak pada Gambar 2.1

Gambar 2.1

Manfaat Total Quality Management (TQM) (Sumber: Nasution, 2010)

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas tingkat dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut (Nasution, 2010) ada empat prinsip utama dalam Total Quality Management (TQM), yaitu: 1) kepuasan pelanggan.

2) sespek terhadap setiap orang.

(16)

3) manajemen berdasarkan fakta. 4) perbaikan berkesinambungan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian dengan topik yang sama telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Tabel 2.1 RingkasanPenelitianTerdahulu NAMA

PENELITI JUDUL PENELITI HASIL PENELITIAN

Firstcha (2010)

Pengaruh sistem pengukuran kinerja dan sistem reward terhadap hubungan antara total qualitymanagement dengan kinerja manajerial pada PT.Noer Transport Tama Wisata.

Interaksi antara total quality management dansistem pengukuran kinerjaterhadap kinerja manajerialtidak terbukti kebenarannya, interaksi antara total

qualitymanagement (TQM) dan sistem

penghargaan terhadap kinerja manajerial terbukti kebenarannya.

Hariati (2010)

Pengaruh Penerapan Total Quality Management terhadap Kinerja Management pada PT Pantja Surya

TQM tidak berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja manajemen. Kinerja manajemen tidak dapat dijelaskan oleh fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan,

pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Haridian (2011)

Pengaruh total quality

management,sistem

penghargaandan sistem akuntansimanajemen terhadapkinerja manajerial pada PT.Inbisco Niagatama Semesta (Mayora Indah Tbk.Group) Jakarta.

Total quality management(TQM) dan sistemakuntansi manajemen

yangmempunyai pengaruhyang signifikan terhadapkinerjamanejerial,sedangkan sistempenghargaan tidakmempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kinerjamanajerial.

Ardiansyah (2010)

Pengaruh total Quality management (TQM),

sistempenghargaan, dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial pada kantor PDAM Kab. Ponorogo.

Total quality management (TQM), system penghargaan dan sistem pengukuran kinerjaberpengaruh terhadap kinerja manajerial padakantor PDAM Kabupaten Ponorogo, dan variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja

(17)

Anang

Berdasarkan analisisregresi linier berganda,yang menyatakan hipotesiske-1 “Diduga bahwapartisipasi

penganggaranberpengaruh positifterhadap kinerjamanajerial”, terujikebenarannya. Hipotesiske-2 “Diduga bahwa

sistempenghargaan berpengaruhpositif terhadap kinerjamanajerial”,tidak terujikebenarannya.

2.3.KerangkaKonseptual

Kerangkapemikiranmenjelaskantentangalurberfikirdanhubungan yang menunjukkankaitanantaravariabel yang satudenganvariablelainnya yang adadalampenelitianini.Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, maka berikut ini dapat dikemukakan suatu kerangka konseptual. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sistem pengukuran kierja, sistem penghargaandan total quality management. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial. Kerangka yang dimaksud dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

(18)

Hubungan sistem pengukuran kinerja dengan kinerja manajerial menurut Kren dan Syaiful (2006) menyatakan bahwa informasi kinerja yang kompherensif dari sistem pengukuran kinerja akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial. Informasi kinerja memberikan para manajer prediksi yang lebih akurat tentang keadaan lingkungan, sehingga menghasilkan sebuah keputusan alternatif yang lebih baik dengan rangkaian tindakan yang lebih efektif dan efisien.

Terdapat beberapa penelitian yang menguji hubungan pengaruh terhadap kinerja manajerial dengan sistem penghargaan antara lain Rachmawati (2009) dengan hasil penelitian yang dilakukan memberi kesimpulan bahwa sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sianipar (2013) menyatakan bahwa sistem reward berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial.

(19)

menguji hubungan antara penerapan Total Qulity Management (TQM) dan kinerja manajerial yaitu Miranta (2012) dengan hasil penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa pengaruh TQM berpengaruh terhadap kinerja manajerial, Hasanah (2013) dengan hasil penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa Total QualityManagement berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial.

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis pada penelitian ini adalah :

H1 : Sistem pengukuran kinerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

manajerial.

H2 : Sistem penghargaanberpengaruh secara parsial terhadap kinerja

manajerial.

H3 : Total quality management berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

manajerial.

H4 : Sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaandan total quality

Gambar

Manfaat Gambar 2.1 Total Quality Management (TQM)
Gambar 2.2.KerangkaKonseptual

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh fungsi guna lahan terhadap pemenuhan kebutuhan air baik domestik maupun non domestik, maka perlu dilakukan kajian konservasi sumber daya air

Aspek nilai moral yang ditemukan dalam tanggapan nitizen dalam akun facebook Jokowi dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran kemampuan berkomunikasi di jenjang

Survey Indeks Kepuasan Mahasiswa (IKM) dilaksanakan secara berkala dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja layanan dosen dan tenaga kependidikan

Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan

jaringan terhubung ke sebuah perangkat jaringan (hub, switch, router) yang menjadi pusat dari topologi sehingga membentuk sebuah segmen jaringan. • Jika dua atau lebih

PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus) SEMI ALAMI DENGAN SEX RATIO BERBEDA.. Semi Natural Spawning of Climbing Perch (Anabas Testudineus) With Different

Kinerja perusahaan adalah suatu gambaran yang dapat dilihat oleh investor bagaimana keadaan perusahaan tersebut dapat dikatakan baik atau tidak. Pada umumnya

Penyusunan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS Analis Jabatan merupakan panduan dalam mengaktualisasi nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika