• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Mengikuti Bimbingan Belajar Siswa SMA Negeri 3 Medan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Mengikuti Bimbingan Belajar Siswa SMA Negeri 3 Medan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Bimbingan Belajar

2.1.1 Pengertian Bimbingan Belajar

Pengertian-pengertian mengenai bimbingan dan konseling telah dirumuskan

beberapa ahli, pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut berbeda

antara satu dengan yang lain, secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai

suatu bantuan yang diberikan kepada orang lain yang bermasalah, dengan harapan

orang tersebut dapat menerima keadaannya sehingga dapat mengatasi masalahnya

dan mengadakan penyesuaian terhadap diri pribadi, lingkungan keluarga, sekolah,

maupun masyarakat, untuk lebih jelasnya perhatikan uraian mengenai bimbingan

dari beberapa ahli yang lebih mengarah kepada pelaksanaan bimbingan belajar di

sekolah. Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu mendapat

pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian

diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga serta masyarakat. Bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan

pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

Dari kedua definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan mengenai

pengertian bimbingan sebagai berikut :

1. Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu yang

membutuhkannya, bantuan yang diberikan tidak adanya unsur paksaan serta

diberikan secara berencana dan sistematis.

2. Bimbingan diberikan kepada individu dengan maksud agar ia dapat

memahami dirinya, kemudian mengarahkan dirinya sehingga tercapai

(2)

2.1.2 Tujuan Bimbingan Belajar

Kegiatan bimbingan di sekolah merupakan bagian integral dari keseluruhan

program kegiatan sekolah, terutama pada bimbingan belajar sehingga dapat

diartikan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah merupakan tujuan yang

ingin dicapai bimbingan. Yang membedakan diantara keduanya ialah jenis

kegiatannya, pendidikan terletak pada proses belajar mengajar yang penekanannya

pada usaha-usaha kognitif, afektif dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak

pada membina siswa dalam perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang

didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa sehingga memerlukan bantuan

tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru pembimbing.

Proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya proses belajar

yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami

oleh guru. Program-progran pendidikan di sekolah termasuk program layanan

bimbingan dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran sehingga proses

pendidikan di sekolah akan lebih bermakna sesuai dengan kebutuhan anak didik

dan kebutuhan masyarakat serta pembangunan. dengan kata lain, melalui kegiatan

bimbingan di sekolah siswa mampu mengembangkan potensi dalam dirinya,

potensi lingkungannya, sehingga ia merencanakan masa depannya serta

melanjutkan pendidikan kepada jenjang yang lebih tinngi, dalam rangka

menjawab tantangan masa depan yang lebih komfektif dan komplek dan tenaga

profesional kependidikan mampu memberikan pelayanan yang terbaik pula bagi

perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu : ”Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan

(3)

2.1.3 Fungsi Bimbingan Belajar

Belajar adalah merupakan kegiatan fisik dan psikis yang tertinggi dalam

kehidupan manusia, sebagai hasil kegiatan belajar dapat membawa pada

perubahan dan peningkatan pandangan sikap dan tingkah laku yang baru dari hasil

latihan belajar tersebut.

Proses belajar yang terjadi di sekolah harus senantiasa mempunyai tujuan

yang jelas dan terarah sebagai pedoman dan panutan dalam aktivitas belajar

sebagai seorang siswa, dalam tujuan tersebut pada dasarnya menyangkut

penguasaan bidang pengetahuan pembinaan sikap dan pengembangan

keterampilan yang merupakan cita-cita sekolah yang diselenggarakan lewat

pendidikan dan pengajaran.

Menurut Dewa Ketut Sukardi ada dua faktor yang timbul dalam kesulitan

belajar, yaitu :

a. Faktor endogen, ialah faktor yang datang dari anak itu sendiri, hal ini dapat

bersifat :

1. Biologis, ialah hambatan yang bersifat kejasmanian.

2. Fisikologis, ialah hambatan yang bersifat kejiwaan.

b. Faktor eksogen, ialah hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak, faktor ini

meliputi :

1. Faktor lingkungan keluarga.

2. Faktor lingkungan sekolah.

3. Faktor lingkungan masyarakat.

Kehadiran bimbingan dalam proses pendidikan dan pengajaran yang

dilaksanakan, secara keseluruhan dapat berfungsi membantu dan menunjang

usaha-usaha kearah kemajuan, kesejahteraan dan tercapainya tujuan pendidikan

bagi sekolah maupun bagi anak didik terutama dalam proses belajar mengajar

didalam pendidikan dan pengajaran yang dijalankan.

Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah

fungsi pemeliharaan yang pengembangan yang akan menghasilkan terpelihara dan

terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka

(4)

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran siswa dalam mengikuti bimbingan belajar

2.2.1 Biaya

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses

produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku,

baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua,

yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat

secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya

implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya

kesempatan dan penyusutan barang modal.

2.2.2 Motivasi

Motivasi (dorongan) adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan

seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan (Setiadi, 2003:93). Jika

seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia

akan terdorong untuk berperilaku menguasai obyek tersebut. Sebaliknya jika

motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang

bersangkutan (Setiadi, 2003:95).

2.2.3 Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Plummer (Olivia M. Kaparang, 2013)adalah cara hidup

individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu

mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya

(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya (pendapat).

Gaya hidup dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana pola aktivitas yang

dilakukan oleh individu khususnya dalam memanfaatkan waktu luang yang ia

miliki. Setiap tindakan yang dilakukan oleh individu akan selalu berdasarkan

dengan apa yang ia sukai atau sesuai dengan ketertarikannya terhadap sesuatu hal.

Pendapat seseorang terhadap dunia sekitar juga dapat menentukan tindakannya

dalam melakukan sesuatu. Pola tindakan inilah yang dapat menentukan pola

(5)

2.2.4 Sikap dan Keyakinan

Sikap merupakan suatu respon yang diberikan terhadap suatu objek tertentu.

Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang sesuatu.

Sikap dikonsepkan sebagai perasaan positif atau negatif.

2.3 Data

Data merupakan bentuk jamak dari datum yang merupakan informasi yang

diperoleh dari satu satuan amatan, pada umumnya informasi ini diperoleh melalui

observasi (pengamatan) yang dilakukan terhadap sekumpulan individu. Informasi

yang diperoleh memberikan gambaran, keterangan, atau fakta mengenai suatu

persoalan dalam bentuk kategorik, huruf atau bilangan (Sugiarto,dkk,2001).

2.3.1 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan

kuesioner sebagai alat ukur dalam penelitian, adapun data primernya dalam hal ini

adalah data yang diperoleh dari jawaban responden yang diteliti, yaitu berupa

data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek, jenis data yang dikumpulkan

bersifat kuantitatif. Daftar pertanyaan kuesioner akan disebarkan kepada siswa

kelas XII SMA Negeri 3 Medan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah

pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang variasi jawabannya sudah ditentukan

dan disusun terlebih dahulu sehingga responden tidak mempunyai kebebasan

untuk memilih jawaban kecuali yang sudah diberikan (dikategorikan).

A. Defenisi Operasional Variabel 1. Biaya (X1)

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses,

yang dinyatakan dengan satuan uang.

2. Motivasi (X2)

kekuatan penggerak dalam diri yang memaksa bertindak untuk memenuhi apa

(6)

3. Gaya Hidup (X3)

cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang

menghabiskan waktu mereka (aktivitas),

4. Sikap dan keyakinan (X4)

Penilaian evaluatif terhadap suatu obyek yang diminati.

2.3.2 Skala Pengukuran

Instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

berupa kuesioner yang disusun dengan menggunakan skala Likert. Setiap

pertanyaan mempunyai empat alternatif jawaban. Untuk mengukur faktor

yang berpengaruh digunakan skala likert dengan skor yang berbeda-beda

yaitu:

a. Sangat setuju (SS) diberi skor 4

b. Setuju (S) diberi skor 3

c. Tidak setuju (TS) diberi skor 2

d. Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1

Sedangkan untuk mengukur keputusan sadar mengikuti bimbingan

belajar digunakan skala dikotomi dengan dua alternative jawaban dengan skor

yang berbeda, yaitu: diberi skor 1 untuk sadar, dan diberi skor 0 untuk

keputusan tidak sadar.

Pengkategorian variabel-variabel independent dilakukan dengan

metode median instrument. Menurut Azwar (dalam Jefrio, 2010:44) median

instrument didapat dari nilai tengah skor dikalikan dengan jumlah item

pertanyaan pada masing-masing blok yang mewakili tiap variable. Penentuan

(7)

Tabel 2.1 Kategori Variabel

Variabel Kategori Batasan Skor

(1) (2) (3)

Sikap dan keyakinan 1. Positif

0. Negatif

Skor instrument > median instrument

Skor instrument ≤ median instrumen

2.3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menunjukan cara-cara yang dapat ditempuh untuk

memperoleh data yang dibutuhkan (Sugiarto dkk, 2001). Seperti yang telah

dipelajari metode pengumpulan data terdiri dari metode pengumpulan data primer

dan metode pengumpulan data sekunder.

a. Metode Pengumpulan Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari

individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil dari pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan peneliti. Pelaksanaanya dapat dilakukan

dengan melakukan survei atau percobaan.

1. Survei

Survei dilakukan apabila data yang dicari sebenarnya sudah ada di

lapangan. Teknik pengumpulan data dengan cara survei bisa dilakukan

dengan:

 Wawancara dengan responden. Wawancara atau interview

adalah suatu cara pengumpulan data dengan menanyakan

langsung kepada responden dalam suatu permasalahan.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah disiapkan terlebih dahulu

(8)

 Angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah jawaban

tertulis dari responden atas kuesioner yang diberikan. Dengan

kuesioner, informasi yang dikumpulkan dapat lebih banyak dan

tersebar merata dalam satu wilayah walaupun kenyataannya

tidak semua kuesioner dikembalikan kepada peneliti.

Pooling (menggunakan telepon) atau melakukan observasi

langsung.

2. Percobaan (experiment)

Cara percobaan dilakukan apabila data yang ingin diperoleh belum

tersedia dan dengan demikian variabel yang akan diukur harus

dibangkitkan melalui suatu percobaan.

b. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Metode ini sering disebut dengan metode menggunakan bahan dokumen,

karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data

sendiri, tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang

dihasilkan dari pihak-pihak lain. Data sekunder pada umumnya digunakan

oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran

perlengkapan ataupun untuk diperoses lebih lanjut.

2.3.4 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang

ingin diteliti sedangkan sampel adalah sebagian anggota populasi yang dipilih

dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasinya (Sugiarto dkk, 2001).

Suatu sampel yang baik atau benar akan dapat memberikan gambaran

yang sebenarnya tentang populasi sehingga jika suatu penelitian sampelnya tidak

diambil secara benar, maka hasilnya tidak akan dapat digeneralisasikan dan tidak

dapat memberikan hasil yang tepat dalam menggambarkan keadaan sebenarnya

(9)

Pengambilan sampel (sampling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk

memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi sehingga dapat

mewakili populasi tersebut.

2.3.5 Teknik Sampling

Secara garis besar metode penarikan sampel dapat dibagi menjadi dua yaitu

pemilihan sampel dari populasi secara acak (random atau probability sampling)

dan pemilihan sampel dari populasi secara tidak acak (nonrandom atau

nonprobability sampling). Pembagian dari kedua sampling tersebut dapat dilihat

pada bagan berikut (Mimmy, 2013):

Gambar 2.2 Bagan Pembagian Teknik Sampling

2.4 Analisis Data

2.4.1 Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur

apa yang ingin diukur (Singarimbun, 2006). Metode pengujian validitas yang

digunakan adalah validitas konstruk. Langkah pengujian validitas, yaitu :

a. Mendefenisikan secara operasional konsep yang akan diukur

b. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden

c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban Teknik Sampling

Non Probability Probability

Acak Sederhana

Sistematik Berkelompok

(Cluster)

Berstrata

(Statified)

(10)

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total

dengan menggunakan rumus teknik korelasi “product moment”, yang

rumusnya seperti berikut:

= ∑ ∑ ∑ √ ∑( ) ∑ ∑( ) ∑

di mana:

n = sampel yang akan diteliti

X = adalah variabel independen

Y = variabel dependen

Item Instrumen dianggap Valid jika angka korelasi lebih besar dari 0,3

atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel

maka instrument menjadi valid.

2.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk

mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif koefisien,

maka alat pengukur tersebut reliabel. Adapun teknik perhitungan reliabel ada

beberapa cara, yaitu sebagai berikut :

1. Teknik Pengukuran Ulang (Testretest)

Teknik ini meminta kepada responden yang sama untuk menjawab

pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Caranya

perhitungannya adalah dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara

pertama dengan jawaban pada wawancara kedua.

2. Teknik Belah Dua

Untuk menggunakan teknik belah dua sebagai cara menghitung reliabilitas

alat pengukur, maka alat pengukur yang disususn harus memiliki cukup

(11)

3. Teknik Bentuk Paralel

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat

pengukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur tersebut

diberikan pada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk

masing-masing jenis.

4. Internal Consistency Reliability

Internal consistency reliability berisi tentang sejauh mana item-item

instrumen bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang sama sesuai

dengan yang melandasinya. Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai cronbach alpha> 0,60 (Ghozali, 2005) . Rumus

cronbach alpha adalah sebagai berikut:

[ ] [

∑ ]

Keterangan

= koefisien reliabilitas Cronbach Alpha k = jumlah pertanyaan

1 = nilai peluang

= nilai varians jawaban itme ke-

∑ = nilai varians skor total

.

2.5 Regresi

2.5.1 Pengertian Regresi

Suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan

antara dua variabel atau lebih, dengan tujuan untuk membuat prediksi nilai suatu

(12)

Analisis regresi adalah teknik statistik untuk memeriksa dan memodelkan

hubungan diantara variabel-variabel. Analisis regresi dapat digunakan untuk dua

hal pokok, yaitu:

a. Untuk memperoleh suatu persamaan dari garis yang menunjukkan persamaan

hubungan antara dua variabel. Persamaan dan garis yang dihasilkan bisa

berupa persamaan garis bentuk linier maupun nonlinear.

b. Untuk menaksir suatu variabel yang disebut variabel tak bebas (terikat)

dengan variabel lain yang disebut variabel bebas berdasarkan hubungan yang

ditunjukkan persamaan regresi tersebut.

Berdasarkan amatan dan analisis data, penyelesaian regresi ini dapat berupa

persamaan linier maupun nonlinier. Oleh karena itu analisis regresi ini terbagi atas

regresi linier dan regresi nonlinear. Yang termasuk kedalam regresi linear adalah

regresi linier sederhana, regresi linear berganda, dan sebagainya. Sedangkan yang

termasuk kedalam regresi nonlinear adalah regresi model parabola kuadratik,

model parabola kubik, model eksponen, model geometrik, regresi logistik, dan

sebagainya (Mimmy, 2013).

2.5.2 Regresi Logistik

Metode regresi merupakan analisis data yang mendeskripsikan antara sebuah

variabel respon dan satu atau lebih variabel penjelas atau prediktor (Hosmer dan

Lemeshow, 2000). Perbedaan regresi sederhana dan regresi logistik adalah

variabel respon. Regresi logistik merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan untuk mencari hubungan variabel respon yang bersifat dichotomous

(berskala nominal atau ordinal dengan dua kategori) atau polychotomous

(mempunyai skala nominal atau ordinal dengan lebih dari kategori) dengan satu

atau lebih variabel prediktor. Sedangkan variabel respon bersifat kontinyu atau

kategorik (Agresti, 1990).

Regresi logistik berdasarkan jenis skala data variabel respon yang

digunakan dibagi menjadi 3 macam, yaitu regresi logistik biner, multinomial, dan

(13)

1. Regresi Logistik Biner (Binary Logistic Regression)

Sebelum melakukan pengolahan dengan menggunakan program paket

SPSS 13.0 maka data yang akan digunakan haruslah disesuaikan terlebih

dahulu. Pada regresi logistik biner, data variabel respon yang digunakan

adalah data dengan skala nominal dengan hanya berupa 2 kategori yaitu “sukses” atau “gagal” misalnya: ya-tidak, benar-salah, hidup-mati, hadir-absen, laki-perempuan, dst. Sedangkan data variabel prediktor dapat

berupa data dengan skala ordinal (seringkali digunakan pada

kasus-kasus/penelitian sosial kemasyarakatan) ataupun data dengan skala rasio

(seringkali dijumpai pada penelitian industri).

2. Regresi Logistik Multinomial (Multinomial Logistic Regression)

Pada regresi logistik multinomial, data variabel respon yang digunakan

adalah data berskala nominal dengan lebih dari 2 kategori, misalnya:

agama, warna lampu lalu lintas, dst. Sedangkan data variabel prediktor

dapat berupa data dengan skala ordinal ataupun rasio.

3. Regresi Logistik Ordinal (Ordinal Logistic Regression)

Pada regresi logistik ordinal, data variabel respon yang digunakan adalah

data berskala ordinal dengan 2 atau lebih kategori, misalnya: setuju-tidak

setuju, biasa-tidak setuju, sangat biasa-tidak

setuju-sangat tidak setuju, dst. Sedangkan data variabel prediktor dapat berupa

data ordinal ataupun rasio.

Analisis regresi logistik merupakan salah satu pendekatan model matematis yang

digunakan untuk menganilisis hubungan satu atau dua variabel independen

dengan sebuah variabel dependen kategorik yang bersifat dikotom/binary.

Variabel kategorik yang dikotom merupakan variabel yang mempunyai dua nilai

variasi yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang diberi

skor 0 atau 1 yaitu dalam hal ini mengenai kesadaran mengikuti bimbingan belajar

(14)

2.5.3. Persamaan Regresi Logistik

Regresi logistik adalah suatu analisis regresi yang digunakan untuk

menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan sekumpulan variabel

prediktor di mana variabel respon bersifat biner atau dikotomus. Variabel

dikotomus adalah variabel yang hanya mempunyai dua kemungkinan nilai,

misalnya sukses dan gagal, sedang variabel prediktor sering disebut juga

covariate. Dengan demikian dihasikan persamaan sebagai berikut:

Model regresi logistik univariat yaitu (Hosmer, 2000):

π(x) =

di mana

:

π(x) = probabilitas sukses dari variabel x (variabel dependen) = konstanta

= koefisien regresi

x = variabel independen

e = bilangan natural (2,7182818...)

Model regresi logistik multivariat

π(x) =

di mana:

π(x) = probabilitas sukses dari variabel x (variabel dependen) = konstanta

= koefisien regresi

xi = variabel independen

i = 1,2,3,..,k

(15)

Statistik Wald untuk uji signifikansi parameter regresi logistik digunakan

untuk melihat apakah suatu variabel independen (prediktor) mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (respon). Hipotesis

pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : = 0 , variabel tidak memiliki pengaruh yang signifikan

H1 : ≠ 0 , variabel memiliki pengaruh yang signifikan

=

H0 ditolak jika nilai uji W2(Wald) ≥ (df:α) atau p_value < α

H0 diterima jika nilai uji W2(Wald) < (df:α) atau p_value > α

di mana:

= uji wald ke-i

= nilai koefisien regresi logistik untuk variable ke-i

Gambar

Tabel 2.1 Kategori Variabel
Gambar 2.2 Bagan Pembagian Teknik Sampling

Referensi

Dokumen terkait

dipompa dengan tekanan 70-80 mmHg kedalam ruang interviler sampai lempeng korionik (chorionic plate) pangkal dari kotiledon-kotiledon. Darah tersebut membanjiri vili

Sebaliknya, bila waria PSK tidak memiliki penerimaan hidup dan didukung penerimaan sosial yang baik, maka ia cenderung tidak memiliki strategi penyelesaian

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI

microswitch tipe AC-110172 yang berfungsi sebagai pemutus atau penghubung aliran listrik untuk memberikan informasi ke cargo door control panel bahwa dalam proses

Pada hari ini, Senin tanggal Empat Belas bulan Desember tahun Dua Ribu Lima Belas (14-12-2015), telah dilaksanakan pembukaan surat penawaran harga sehubungan dengan

[r]

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X TKR3 SMK Negeri 3 Singaraja yang berjumlah 24 orang dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran karir siswa dengan menerapkan