• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Tutur Perlokusi dalam Dialog Film Belahan Jiwa Karya Sekar Ayu Asmara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tindak Tutur Perlokusi dalam Dialog Film Belahan Jiwa Karya Sekar Ayu Asmara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu

tempat tertentu (Effendy, 1986: 134). Pesan pada film merupakan komunikasi

massa yang dapat berbentuk apa saja tergantung dari tujuan film tersebut. Akan

tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik pesan

pendidikan, hiburan, dan informasi (Wordpress).

Film tidak terlepas dari dialog. Dialog merupakan ujaran yang dilakukan oleh para

tokoh dalam sebuah film untuk keberlangsungan alur atau plot cerita. Tuturan

dalam dialog film berkaitan dengan ilmu pragmatik karena dialog mengandung

diksi yang tidak terlepas dari bahasa. Bahasa terbagi atas dua jenis, yaitu bahasa

lisan dan tulisan. Bahasa lisan berarti bahasa yang diucapkan secara langsung oleh

penutur, sedangkan bahasa tulis ialah bahasa yang disampaikan penutur melalui

media tulis, seperti surat kabar, majalah, karya tulis lain. Bahasa memiliki kaidah

dan keteraturannya masing-masing, namun dalam penulisan banyak masyarakat

tidak mengetahui bahasa dari segi fungsinya yang memiliki

penggolongan-penggolongan yang terkandung di dalamnya, sehingga sering ditemukan

kesalahan dalam berkomunikasi (Effendy, 1986) .

Kesantunan berbahasa merupakan salah satu kaidah penggunaan bahasa.

Kesantunan berbahasa menggambarkan martabat seseorang dalam berbahasa, baik

(2)

merupakan salah satu bidang kajian pragmatik. Pragmatik merupakan cabang ilmu

yang mengkaji bahasa dari segi fungsinya. Salah satu kajian dari pragmatik ialah

tindak tutur. Peneliti ingin menganalisis tindak tutur pada cerita dalam film

Belahan Jiwa karena dialog dalam film tersebut mengandung kata-kata yang bermakna konotasi yang tidak hanya ditanggapi dengan kata-kata saja, melainkan

juga dengan tindakan secara khusus (Levinson dalam Lubis, 1991).

Tindak tutur merupakan tindakan yang sekaligus juga tuturan yang

mengandung makna tindakan. Teori tindak tutur berkembang dan dimajukan oleh

Austin. Secara analitis, tindak tutur dapat dipisahkan menjadi tiga macam tindak

tutur yang terjadi secara serentak, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi,

dan tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi mengaitkan suatu topik dengan

suatu keterangan dalam suatu ungkapan, serupa dengan hubungan ‘pokok’ dengan

‘predikat’ atau ‘topik’ dan penjelasan dalam sintaksis (Searle dalam Lubis,

1991:58). Tindak tutur ilokusi adalah pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji

pertanyaan, dan sebagainya. (Austin dalam Lubis, 1991:60).Menurut Wijana

(dalam Setiawan, 2005:25) tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang

pengaturannya dimaksud untuk mempengaruhi lawan tutur. Perlokusi merupakan

tuturan yang diucapkan penutur yang memiliki efek atau daya pengaruh

(perlocutionary force) dengan mengujarkan sesuatu. Efek atau daya tuturan itu

dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja atau tidak sengaja.

Contohnya “Ada anjing gila!”(Soedjatmiko dalam Chaer, 2010:54).

Lokusi dari tuturan tersebut, yaitu hanya untuk menginformasikan sesuatu tanpa

ada tendensi untuk melakukan sesuatu apalagi untuk mempengaruhi mitra tutur.

(3)

dan apabila mitra tutur adalah seorang pencuri maka tafsirannya untuk menakuti

pencuri. Dan perlokusi dari tuturan tersebut, yaitu menghindari rumah yang

terdapat anjing gila, jadi menghindari merupakan efek yang ditimbulkan dari

tuturan tersebut (Soedjatmiko dalam Chaer, 2010).

Peneliti akan membahas tindak tutur perlokusi pada dialog film Belahan

Jiwa karya Asmara melalui kajian pragmatik. Tindak tutur dalam berbahasa merupakan masalah menarik untuk diteliti karena merupakan suatu tuturan yang

selalu digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Searle (Wijana dan

Rohmadi, 2010) tindak tutur perlokusi memiliki aneka jenis yaitu: asertif, direktif,

komisif, ekspresif, dan deklarasi yang dapat dianalisis dari berbagai tindak tutur

sehari-hari. Salah satunya adalah dalam tindak tutur pada film.

Peneliti memilih film Belahan Jiwa sebagai objek penelitian karena film

tersebut memiliki kelebihan dari segi sudut pandang tokohnya. Film tersebut

bercerita tentang seorang yang memiliki gangguan psikologis dan mencipatakan

banyak karakter dalam dirinya untuk memenuhi impiannya. Kemasan film

tersebut tidak mudah ditebak. Pesan yang sangat menarik dari film tersebut adalah

“Belahan Jiwa bukan antara pasangan kekasih melainkan orang tua dan anak”.

Bila dikaitkan dengan ilmu linguistik, khususnya penerapan ilmu pragmatik,

dialog-dialog film tersebut memiliki relatif banyak tindak tutur yang mengandung

efek atau daya pengaruh bagi tokoh lainnya sehingga sangat menarik untuk

dianalisis. Peneliti berharap dapat memberikan sumbangsih terhadap ilmu

pragmatik sekaligus dapat menghimbau masyarakat agar lebih apresiasi terhadap

(4)

berharap juga dengan adanya penelitian terhadap film ini, masyarakat dapat

memahami dan menerima amanah yang terkandung dengan baik dan mudah.

1.2Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapatlah peneliti

rumuskan yang menjadi dua pokok permasalahan pada penelitian ini, yakni:

a. Jenis tindak tutur perlokusiapakah yang terdapat pada dialog filmBelahan

Jiwa karya Asmara ?

b. Jenis tindak tutur perlokusi apakah yang paling dominan pada dialog

filmBelahan Jiwa karya Asmara ?

1.3 Batasan Masalah

Sebuah penelitian membatasi ruang lingkup permasalahan, dengan tujuan

agar penelitian tidak terlalu luas dan terarah, sehingga dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada masalah jenis tindak tutur

perlokusi dan jenis tindak tutur perlokusi yang paling dominan pada film Belahan

Jiwa karya Asmara dengan pendekatan ilmu pragmatik.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:

1. Mendeskripsikantindak tutur perlokusi yang terdapat pada dialog filmBelahan

Jiwa karya Asmara.

2. Mendeskripsikan jenis tindak tutur perlokusi yang paling dominanpada dialog

(5)

1.5Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yang mempedomani penyajian

data yang diharapkan akan dapat bermanfaat. Adapun manfaat penelitian ini

adalah:

1.5.1 Manfaat Teoretis

1. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan

pembaca tentang kajian linguistik terapan, khususnya ilmu pragmatik yang

dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian yang berhubungan dengan

makna prakmatis pada wacana film.

2. Menambah kajian analisis pragmatik, khususnya pemakaian tindak tutur

perlokusi dengan objek kajian film.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berarti dalam

pemahaman film, terutama dalam hal memahami jenis tindak tutur kategori

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu objek yang digunakan kedua penelitian ini sama, yaitu menggunakan wacana lisan, jika dalam penelitian Hidir menggunakan wacana lisan (tindak tutur

Jenis-jenis kalimat tindak tutur yang terdapat dalam dialog film Perempuan Punya. Cerita bagian Cerita Yogya,

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan penulis mengenai transformasi novel Pintu Terlarang ke dalam film yang mengangkat genre thriller

yang terdapat dalam dialog film Punk In Love karya Ody Chandra Harahap. Mendeskripsikan komponen peristiwa tutur pada bentuk tindak tutur komisif. yang terdapat dalam dialog film

Wacana dialog tidak hanya mengandung makna semantik saja melainkan juga makna pragmatik, seseorang berbicara memiliki maksud dan tujuan, sedangkan konteks dapat membantu lawan

Terdapat delapan bentuk tindak tutur direktif yang terdapat dalam dialog film Rentang Kisah Karya Danial Rifki dengan jumlah total adalah 304 data penelitian yang terdiri dari bentuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tentang tindak tutur ilokusi dalam dialog film Kisah untuk Geri karya Monty Tiwa ditemukan tuturan ilokusi yang terdiri dari 4

Hasil dari penelitian ini ditemukan enam bentuk tindak tutur direktif dan dua puluh fungsi tindak tutur direktif yang terdapat dalam dialog film “Mariposa”.. Bentuk tindak tutur