TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Cylindrocladium sp.
Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam subdivisi Eumycotina, kelas Deuteromycetes (fungi imperfect/fungi tidak
sempurna), Ordo Moniliales, serta family Moniliaceae. Selanjutnya Alexopoulus
dan Mims (1979) mengatakan bahwa ciri khas dari kelompok fungi kelas
Deuteromycetes mempunyai misellium bersekat tanpa askus dan tanpa
sambungan apit. Adanya konidiofor menunjukkan fungi ini termasuk dalam ordo
Moniliales karena struktur seperti hifa. Struktur ini pada pustaka dikenal sebagai
konidiofor yang bebas sehingga fungi ini dipastikan dari ordo Moniliales yang
paling besar diantara ordo-ordo yang lainnya dari Deuteromycetes, diantaranya
merupakan parasit dan patogen penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia.
Infeksi Cylindrocladium sp. terjadi pada akar atau pangkal batang semai sehingga menimbulkan gejala pada bagian semai yang berada di atas permukaan
tanah. Timbulnya kelayuan pada pucuk daun yang terus menjalar keseluruh
bagian daun. Apabila semai yang terserang penyakit dicabut dan dibersihkan
maka pada pangkal batang terlihat adanya bagian yang berwarna coklat
kehitam-hitaman menurut dari penelitian Old, et al. (2003).
Anggraeni dan Santoso (2004) menyatakan bahwa berdasarkan
penampilan secara makroskopis yang mencakup gejala-gejala yang timbul pada
tanaman inang di lapangan dan diuji pada Postulat Koch serta pengamatan
sifat-sifat khas fungi, maka penyebab penyakit akar pada Acacia mangium adalah fungi Cylindrocladium sp.
Old, et al., (2000) dalam Anggraeni dan Santoso (2004) mengatakan bahwa penyebab penyakit rebah kecambah di India pada Acacia sp., selain dari Fusarium oxysporum, Botrytis sp., dan Cylindrocladium sp., CMI (1976)
melaporkan bahwa Cylindrocladium sp merupakan fungi patogen pada beberapa tanaman yang menyebabkan penyakit bercak daun pada tanaman teh dan cengkeh.
Tingkat serangan yang hanya berlangsung beberapa minggu sejak
munculnya benih di atas permukaan tanah hingga hipokotil mengeras dan kaku,
merupakan periode dengan probabilitas kematian tanaman sangat tinggi. Dalam
kondisi seperti inilah semai sangat rentan terhadap serangan Cylindrocladium sp. seperti yang dijelaskan oleh Tarr (1972) bahwa terdapat hubungan antara tingkat
ketahanan dari serangan patogen dengan peertumbuhan umur dan beberapa faktor
lainnya.
Penyakit Hawar Daun
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Silalahi (2008) ditemukan
patogen penyebab penyakit yang menyerang tanaman Eucalyptus. Penyakit yang
ditemukan diantaranya hawar daun I yang disebabkan oleh fungi
Cyliindrocladium sp., Phaeophleospora sp., Cryptosporiopsis sp., hawar daun II disebabkan oleh Phaeophleospora sp., dan bercak daun yang disebabkan oleh Mycosphaerella spp. Penyakit yang menyerang bagian daun tanaman ini dapat
mengakibatkan daun gugur dan tidak mampu tumbuh dengan baik karena proses
Penyakit ini pada umumnya menyerang tanaman ekaliptus pada tingkat
pancang yang disebabkan oleh fungi Cylindrocladium sp. Hawar daun merupakan
penyakit yang menular yang terjadi apabila curah hujan cukup tinggi dan lembab.
Fungi ini menyukai kondisi tanah yang hangat dan lembab yang menjadi masalah
penting pada areal pembibitan di daerah selatan. Hifa Cylindrocladium yang
beradaptasi terhadap kondisi tanah yang lebih dingin mampu berasosiasi dengan
busuk akar pembibitan di bagian utara nursery (Bugbee dan Anderson 1963;
Thies dan Patton 1970).
Spesies Cylindrocladium biasanya dapat bertahan dalam tanah karena adanya dinding tebal klamidiospora dan propagulnya yang melakukan penularan
petama di bawah tegakan Eukaliptus. Penularan biasanya muncul pada daun dari
cabang bawah dan menyebar sampai mahkota. Penyakit ini paling nyata
ditemukan di persemaian batang pohon dimana serangannya menjadi sangat luas
(Old dkk., 2003).
Fungisida dapat diartikan sebagai bahan pestisida yang mengandung
senyawa kimia beracun dan digunakan untuk mengendalikan penyakit akibat
jamur atau fungi pada tumbuhan. Namun karena tujuan utamanya adalah untuk
membasmi penyakit baik yang disebabkan oleh jamur, bakteri atau organisme
tertentu maka bukanlah masalah apakah fungisida atau bakterisida
(Magallona, et.al., 1990).
Fungi merupakan penyebab penyakit infeksi yang utama dan paling umum
terjadi pada tanaman baik pada tanaman pertanian maupun tanaman kehutanan.
merupakan struktur satu sel atau benang hifa yang disebut misellium jika berada
dalam kelompok besar (Widyastuti., dkk, 2004).
Kelompok Fungisida
Mancozeb
Merupakan fungisida berbentuk tepung yang biasa digunakan untuk
mengendalikan penyakit yang berasal dari fungi (fungal borne disease) berspektrum luas pada pertanian, hortikultural, florikultur, tanaman pangan, dan tanaman kehutanan. Bersifat biodegradable dan tidak terakumulasi dalam jumlah yang besar pada lingkungan.
Mancozeb adalah bahan aktif yang merupakan sub kelas dari pestisida karbamat yang disebut ditiokarbamat. Fungisida ini merupakan fungisida kontak yang berfungsi melindungi tanaman dari serangan fungi lebih lanjut dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan tanaman dan secara perlahan mengeluarkan senyawa tertentu yang mengganggu aktivitas fungi. Fungisida ini mencegah pembentukan spora pada fungi sehingga tidak dapat menyebar (Djojosumarto, 2000).
Formulasi
Menurut Semangun (2003) fungisida berbahan aktif Mancozeb 80% WP
merupakan fungisida organik kontak campuran Zink dan Maneb yang mengandung 16% Mangan, 2% Zink, dan 62% ethylenebisdithiocarbanat/mangan ethylenebisdithio carbanat plus non Zink. Bahan ini dikenalkan pertama kali oleh Rohm, Hass dan Du Pont pada tahun 1961 dengan bahan aktif Mancozeb dan Manzeb 200. Fungisida ini
diaplikasikan untuk melindungi daun. Mancozeb adalah gabungan antara Maneb dan Zink yang masing-masing mempunyai kelebihan tersendiri, sehingga digunakan untuk membasmi berbagai patogen tanaman.
Menurut dari Sastroutomo (1992) dalam Wudianto (2010) macam dari
bentuk pestisida ini yaitu tepung yang dapat disuspensikan dalam air
(wettablepowder=WP). Pestisida berbentuk tepung kering agak pekat ini belum
bisa secara langsung digunakan untuk memberantas jasad sasaran, harus dibasahi
terlebih dahulu dengan air. Hasil campurannya dengan air disebut dengan
suspensi. Pestisida jenis ini tidak larut di dalam air, melainkan hanya tercampur
penyemprot digoyang-goyang. Rumus bangun dari Mancozeb adalah sebagai
berikut :
S
CH3 – NH – C - S
Mn [Zn] CH3 – NH – C- S
S
Gambar. Rumus Bangun dari Mancozeb
Sumber : Magallona, et.al., 1990