• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Risol Pada Risolasol Di Stie Harapan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Risol Pada Risolasol Di Stie Harapan Medan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ilmiah sebagai berikut:“Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian risol pada Risolasol di STIE Harapan Medan”.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapan dari penelitian antara lain : 1. Bagi Peneliti

a. Memperluas wawasan peneliti terhadap fenomena yang terjadi dalam bidang kewirausahaan.

b. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata-1 jurusan menajemen serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh berupa teori dan praktek langsung pada perusahaan.

2. Bagi perusahaan

a. Sebagai sumbangan informasi untuk menyusun strategi pemasaran perusahaan. b. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam mengantisipasi perkembangan

permasalahan perusahaan di bidang pemasaran. 3. Bagi pembaca dan pihak lain

a. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang tertarik dengan bidang ini.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang kelak bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

(2)

Definisi pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009:5) adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.

Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands). Disamping itu, perusahaan dituntut untuk dapat memahami keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen mau membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan volume penjualan adalah dengan menerapkan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Dalam marketing mix terdapat kombinasi empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dalam sistem pemasaran perusahaan yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion)dan tempat (place).

Menurut Cannon et all (2008:8), pemasaran (marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen. Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Menurut Simamora (2001:7), pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang.

(3)

jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.Kegiatan pemasaran bukan hanya pemenuhan permintaan dan penetapan harga atau penjualan, dan pendistribusian barang kepada konsumen. Tetapi meliputi kegiatan pelayanan kepada konsumen setelah menerima barang yang di produksinya.

Kegiatan pemasaran berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan , merangsang dan memenuhi permintaan yang didasarkan atas kebutuhan dan keinginan konsumen. Tindak lanjut dari proses ini adalah pertukaran atau transaksi yang dilakukan pada tingkat harga tertentu, sehingga kedua belah pihak ,produsen maupun konsumen memperoleh keuntungan. Bagi produsen keuntungan tersebut berupa laba yang optimal untuk kelangsungan perusahaan serta pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan bagi konsumen keuntungan tersebut berupa kepuasan atas terpenuhnya kebutuhan yang di inginkannya.

Semakin sengitnya persaingan perusahaan di zaman sekarang ini membuat perusahaan harus lebih baik dalam memasarkan produk yang telah dihasilkan agar perusahaan lebih agresif lagi.Mau tidak mau perusahaan harus memiliki kemampuan dan organisasi pemasaran yang lebih propesional dalam menangani proses pemasaran. Agar perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang menjual produk sejenis, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya dengan baik, supaya konsumen atau pelanggan tidak beralih kepada perusahaan lain dan melakukan pembelian ulang secara terus menerus. Untuk itu perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala kebutuhan dan keinginan konsumen atau perusahaan harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu juga diperlukan pemasaran yang baik agar konsumen yang ada menjadi loyal dan tidak beralih ke perusahaan lain. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci meraih tujuan perusahaan adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen ( Suyanto 2007:14).

(4)

Manajemen perusahaan membuat strategi untuk membawa perusahaan semakin dekat dengan tujuan kinerjanya. Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Menurut Assauri (2008 : 168) strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapai lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Strategi pemasaran (Suryana 2006:137) adalah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Pada pengembangan strategi pemasaran dan produk, perusahaan harus mengetahui potensi pasar serta ramalan penjualan. Hal ini penting kerena potensi pasar merupakan tolak ukur bagi perusahaan dalam meningkatkan jumlah pembeli potensial. Ramalan penjualan ini berguna untuk menunjukkan tingkat pertumbuhan yang diharapkan, mengetahui produksi yang dilakukan, mengukur pasar yang akan dimanfaatkan, dan untuk mengetahui laju pertumbuhan pemasaran. Berdasarkan uraian diatas pemasaran dapat diartikan sebagai serangkaian sasaran, kebijakan aturan yang memberikan arah pada usaha-usaha pemasaran dari waktu kewaktu. Strategi pemasaran dapat juga diartikan sebagai pasar sasaran, penentuan potensi bersaing dan pengembangan marketing mix yang efektif untuk mencapai dan melayani klien. Terdapat 3 elemen pokok menurut Tjiptono (2006), dalam strategi pemasaran yaitu :

a) Konsumen

(5)

preferensi, karakteristik, kebutuhan, dan keinginan, gaya hidup, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola konsumsi mereka.

b) Pesaing

Memenuhi kepuasan konsumen belumlah cukup. Apabila ada pesaing yang memuaskan pelanggan dengan lebih baik, maka pelanggan akan beralih kepesaing. Oleh sebab itu, setiap organisasi harus memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor tersebut meliputi siapa saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi diri, serta relasi mereka.

c) Perusahaan

Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan. Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih fokus pada aspek relasi. Untuk itu dibutuhkan strategi, kinerja, kompetensi diri, sumberdaya (manusia, alam, finansial, teknologi, intelektual, informasi, dan waktu).

Setiap perusahaan mengarahkan kegiatan usahanya untuk dapat menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga dalam jangka waktu dan jumlah produk tertentu dapat diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan. Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan, membina dan mempertahankan kepercayaan langganan akan produk tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh ketepatan produsen dalam memberikan kepuasan kepada sasaran konsumen yang ditentukannya, dimana usaha-usaha pemasaran diarahkan kepada konsumen yang ditujukan sebagai sasaran pasarnya. Dalam hal tersebut pemasaran menunjang perusahaan didasarkan pada konsep pemasaran untuk dapat menentukan strategi pemasaran yang mengarahkan kepada sasaran pasar yang sebenarnya..

(6)

Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai keberhasilan usaha. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran. Menurut Swastha dan Irawan (2001:78) bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Empat kelompok variabel bauran pemasaran yaitu Produk, Harga, Saluran Distribusi / Tempat,dan Promosi.

2.1.4 Produk

2.1.4.1 Pengertian Produk

Menurut Situmorang (2011:170) produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan ataupun kebutuhan. Produk yang berwujud biasa disebut sebagai barang sedangkan yang tidak berwujud disebut jasa.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266) produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekadar barang-barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, maupun ide.

(7)

Produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu sebagai berikut :

1. Barang yang tidak tahan lama (non durable goods)

barang yang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.

2. Barang tahan lama (durable goods)

barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali.

3. Jasa (services)

jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian.

Seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ingin membeli produk tersebut, melainkan karena manfaat yang diberikan oleh barang dan jasa tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan selera konsumen. Konsep produk tidak hanya terbatas pada benda fisik. Segala sesuatu yang memberi jasa, yakni memenuhi kebutuhan bisa disebut sebuah produk.

2.1.4.2 Tingkatan Produk

Produk harus disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan pembeli guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkannya. Menurut Laksana (2008:68) pada dasarnya produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:

(8)

2. Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk tersebut berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

3. Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.

2.1.4.3 Pengembangan Produk

Menurut Kotler dan dan Armstrong (2008:272) ada empat hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan produk, sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Kelima hal tersebut antara lain:

1. Atribut produk

Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dalam bentuk atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.

a. Kualitas produk

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti yang lebih sempit, kualitas dapat didefinisikan sebagai “bebas dari kerusakan”. Dalam mengembangkan sebuah produk, mula-mula pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung positioning produk.

b. Fitur Produk

(9)

Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif untuk bersaing.

c. Gaya dan Desain Produk

Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar dari pada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik atau membosankan. Tidak seperti gaya, desain lebih dari sekadar kulit luar. Desain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. Desain yang baik dimulai dengan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan. Lebih dari sekadar menciptakan atribut produk atau jasa, desain melibatkan pembentukan pengalaman pemakaian produk bagi pelanggan. 2. Penetapan Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan membedakannya dari produk pesaing. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa

menambah nilai bagi suatu produk. Penetapan merek menjadi begitu kuat sehingga saat ini tidak ada produk yang tidak memiliki merek. Merek membantu konsumen mengenali produk dan menyatakan sesuatu tentang kualitas dan konsistensi produk. Nama merek menjadi dasar untuk membangun seluruh kisah mengenai kualitas khusus produk. Nama merek dan nama dagang penjual memberikan perlindungan hukum bagi fitur produk tertentu yang tidak bisa ditiru oleh pesaing lain. Penetapan merek juga membantu penjual dalam menetapkan segmen pasar.

(10)

Kemasan merupakan aktivitas merancang dan memproduksi wadah atau pembugkus suatu produk. Pada dasarnya fungsi utama kemasan adalah untuk menyimpan dan melindungi produk. Namun saaat ini banyak faktor yang membuat kemasan menjadi sarana pemasaran terpenting. Kompetisi yang semakin padat di rak-rak toko pengecer yang berarti bahwa kemasan sekarang harus melakukan banyak tugas penjualan mulai dari menarik perhatian pelanggan dan menggambarkan produk, sehingga membuat penjualan.

4. Pelabelan

Label memiliki beberapa fungsi, antara lain: a. Label mengidentifikasikan produk atau merek

b. Label mengambarkan beberapa hal mengenai produk yaitu perusahaan yang membuat, di mana dibuat, isinya dan bagaimana penggunaannya

c. Label mempromosikan produk melalui aneka gambar yang menarik. label turut pula menyertakan keterangan harga, masa kadaluarsa, dan kandungan gizi yang terkandung di dalam produk.

2.1.4.4 Jenis-Jenis Produk

Menurut Laksana (2008:69) barang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan atau pemakaiannya, yaitu barang konsumsi (consumer’s goods) dan barang industri (industrial’s goods).

1. Barang konsumsi (consumer’s goods)

Barang konsumsi (consumer’s goods) adalah barang yang dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dan tidak untuk dikomersilkan. Barang konsumsi dapat dibedakan ke dalam tiga golongan yaitu barang kebutuhan sehari-hari (convenience

goods), barang belanjaan (shopping goods), dan barang khusus (specialty goods).

(11)

Convenience goods merupakan barang yang pada umumnya seringkali dibeli, segera

dan memerlukan usaha yang sangat kecil untuk membelinya. Ciri-cirinya antara lain konsumen mempunyai pengetahuan luas tentang barang, konsumen menginginkan sebelum membeli barang tersebut, barang-barang diperoleh atau dibeli dengan mudah, harga dan mutu tidak terlalu dipersoalkan, umumnya harga murah, tidak banyak terpengaruh oleh mode, dibeli secara teratur, barang dengan mudah dibeli konsumen di setiap toko eceran. Contohnya antara lain garam, sabun, rokok, sabun, pasta gigi, baterai, permen, dan lain-lain.

Barang kebutuhan sehari-hari ini dibagi lagi menjadi:

1. Barang pokok, yaitu barang yang dibeli konsumen secara tetap. Contohnya kecap, pasta gigi, sabun mandi.

2. Barang impulsif, yaitu barang yang dibeli konsumen tanpa perencanaan atau usaha-usaha meneliti. Contohnya kembang gula, koran, majalah yang diletakkan di kasir pada supermarket.

3. Barang darurat, yaitu kebutuhan konsumen yang dirasakan sangat mendesak. Contohnya payung.

b. Barang belanja (shopping goods)

Shopping goods merupakan barang yang dalam proses memilih dan membelinya dan

dibeli oleh konsumen dengan cara membanding-bandingkan berdasar kesesuaian, mutu, harga dan modelnya. Contohnya adalah perabot rumah tangga, pakaian, elektronik dan lain-lain.

c. Barang khusus (specialty goods)

Specialty goods merupakan barang yang memiliki ciri unik dan atau merek khas di

(12)

hanya menghendaki satu merek tertentu. Contoh barang-barang khusus adalah arloji, kamera, mobil dan lain-lain.

2. Barang industri (industrial’s goods)

Barang industri (industrial’s goods) merupakan barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang lain atau menjalankan usaha organisasi dan suatu usaha bisnis. Barang industri dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Bahan dan suku cadang (material and spart), yaitu barang-barang yang seluruhnya masuk ke dalam produk jadi.

1. Bahan baku dibedakan atas dua, yaitu barang hasil pertanian dan barang hasil alam.

2. Bahan jadi dan suku cadang terbagi menjadi bahan komponen (benang, semen, kawat dan lain-lain) dan suku komponen (ban, motor kecil, dan lain-lain).

b. Barang modal (capital items), yaitu barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang modal terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Instalasi (installation) meliputi bangunan seperti pabrik, kantor dan peralatan seperti komputer, mesin bor, dan lain-lain.

2. Peralatan tambahan (accessory equipment) terdiri dari peralatan dan perkakas pabrik yang bersifat portable.

c. Perbekalan dan layanan (supplies and services), terdiri dari operating supplies (perbekalan operasional) seperti convenience goods untuk industri dan usaha pelayanan (business services) seperti perawatan dan perbaikan.

2.1.5 Harga

(13)

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya hanya unsur timbulnya biaya (pengeluaran) saja. Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat (Situmorang 2011:162).

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Setiap perusahaan hendaknya mendapatkan harga yang paling tepat dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, Apabila perusahaan dalam menetapkan harga itu salah, maka hal ini dapat menimbulkan kesulitan dalam perusahaan tersebut dan tidak jarang tindakan yang keliru dapat menyebabkan kegagalan bagi perusahaan.

2.1.5.2 Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga merupakan dasar bagi perusahaan dalam menjalankan kebijaksanaan harga. Semakin jelas tujuan penetapan harga, semakin mudah harga ditetapkan. Menurut Situmorang (2011:163-164) secara umum tujuan penetapan harga ada lima, yaitu:

1. Tujuan berorientasi laba

(14)

2. Tujuan berorientasi volume

Tujuan ini dilandaskan pada strategi mengalahkan persaingan. Pada tujuan ini perusahaan akan melihat harga yang dipatok oleh kompetitor kemudian menetapkan harga diatas atau dibawahnya. Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar.

3. Tujuan berorientasi pada citra (image)

Dalam tujuan ini, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan differensiasi produk atau melayani segmen pasar khusus. Biasanya perusahaan memiliki value tinggi akan menerapkan premium pricing. Strategi ini banyak dilakukan perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti perhotelan.

4. Tujuan stabilisasi harga

Tujuan ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga satu perusahaan dan harga pemimpin industri. 5. Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan atau menghindari campur tangan pemerintah.

2.1.5.3 Dimensi Harga

Menurut Kotler dan Keller (2009:63) menyatakan bahwa dimensi harga terdiri dari: 1. Daftar harga (list price) adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar

konsumen mempertimbangkan untuk membeli.

(15)

3. Potongan harga khusus (allowance) adalah potongan harga khusus oleh potongan harga yang diberikan produsen / penjual kepada konsumen pada saat event tertentu.

4. Periode Pembayaran (Payment Period) adalah Kemudahan pembayaran yang diberikan penjual terhadap konsumennya berupa kelonggaran jangka waktu pembayaran yang dilakukan konsumen dalm transaksi pembelian

5. Syarat Kredit (Credit Term) adalah Sistem pembayaran secara kredit yang diberikan produsen/penjual terhadap konsumen dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan tambahan pembayaran berupa bunga yang harus dibayarkan.

2.1.5.4 Penetapan Harga

Kotler dan Armstrong (2008:264) menyatakan bahwa konsumen akan memutuskan untuk memilih produk yang memiliki harga yang sesuai atau adil. Ketika konsumen membeli produk, mereka menukarkan suatu nilai (harga) untuk mendapatkan sesuatu yang berharga (manfaat dari memiliki atau menggunakan produk).

Kegiatan penetapan harga memiliki peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan harga terkait langsung dengan penerimaan perusahaan. Keputusan penetapan harga juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa dinilai oeh konsumen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga yaitu : 1. Efek Keunikan Barang (Unique Value Effect)

Keunikan yang dimiliki suatu barang sehingga konsumen sangat peka terhadap harga

2. Efek Kesadaran Adanya Pengganti (Substitute Awareness Effect)

Pembeli semakin kurang peka terhadap harga pabila mereka tidak menyadari akan kualitas barang pengganti

(16)

Semakin sulit pembeli membandingkan produk dengan produk pengganti, maka semakin peka terhadap harga

4. Efek Pengeluaran Total (Total Ekspeditur Effect)

Semakin rendah pengeluaran mereka terhadap produk tersebut, semakin berkurang pulalah kepekaan mereka terhadap harga

5. Efek Manfaat Akhir (End Benefit Effect)

Semakin rendah pengeluaran dibandingkan dengan biaya produk akhir, semakin berkurang kepekaan terhadap harga

6. Efek Biaya Bersama (Share Cost Effect)

Pembeli semakin peka terhadap harga, apabila sebagian biaya untuk pembelian suatu produk ditanggung oleh pihak lain

7. Efek Investasi Terbentuk (Sunk Investment Effect)

Pembeli semakin sensitif terhadap harga produk itu digunakan dalam hubungannya dengan aktiva yang telah ditanamkan sebelumnya

8. Efek Mutu Harga (Price Quality Effect)

Pembeli semakin sensitif terhadap harga apabila produk itu dianggap pembeli lebih bermutu, bergengsi, dan lebih eksklusif

9. Efek Penyediaan (Inventory Effect)

Pembeli semakin sensitif terhadap harga, mereka tidak dapat menyimpan produk itu. 2.1.6 Saluran Distribusi

2.1.6.1 Pengertian Saluran Distribusi

(17)

dikatakan sebagai saluran pemasaran. Kotler (2002:48) mengemukakan bahwa saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan barang dan jasa siap digunakan untuk dikonsumsi. Dalam merencanakan suatu pasar tertentu, yang pertama kali dipikirkan adalah siapa yang akan ditunjuk sebagai penyalur, atau berapa banyak yang bersedia untuk menjadi penyalur di daerah itu.

Laksana (2008:123) menyatakan bahwa saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menjunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir.

2.1.6.2 Peranan Saluran Distribusi

Saluran distribusi memiliki peran yang sangat penting dalam pemasaran. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Membantu produsen yang kekurangan sumber daya

Saluran distribusi membantu produsen yang kekurangan sumber daya untuk memasarkan langsung kepada konsumen akhir. Tanpa adanya perantara, produsen tidak akan mengetahui kebutuhan konsumen yang bermacam-macam. Untuk memasarkan dan mendistribusikan maka diperlukan sumber daya untuk melakukan komunikasi dan membina hubungan konsumen dengan sumber daya keuangan, sumber daya tenaga kerja, sumber daya alat transportasi, sumber daya gedung, sumber daya administrasi, dan lain-lain.

2. Penjualan secara langsung tidak memungkinkan

(18)

3. Mengatasi ketidakcocokan produk

Mengatasi ketidakcocokan produk atau sering disebut dengan product discrepancies yaitu yang dapat dibedakan atas ketidakcocokan jumlah (discrepancy of quantity), paket/campuran (discrepancy of assortment), ketidakcocokan waktu (temporal

discrepancy), ketidakcocokan tempat (spatial discrepancy).

4. Mengurangi banyak kontak

Dengan keberadaan perantara dapat mengurangi banyaknya kontak. Hal ini juga berhubungan dengan biaya transaksi karena semakin banyak jumlah kontak akan mengakibatkan semakin besarnya biaya transaksi. Biaya transaksi meliputi biaya komunikasi, biaya administrasi, biaya transportasi dan biaya operasional.

5. Fokus ke bidangnya masing-masing

Produsen berpikiran untuk fokus ke bisnis utama (produksi), mereka akan memperoleh return on investment yang lebih besar jika dibanding fokus juga ke bidang distribusi. Tetapi sekarang beberapa produksi mulai difokuskan lagi kepada pengembangan ekuitas merek (brand equity) dan citra merek (brand image). Di mana akan lebih fokus terhadap bisnis utamanya, yaitu mendistribusikan produk dengan efektif dan efisien.

2.1.6.3Fungsi Saluran Distribusi

Menurut Laksana (2008:124) fungsi saluran distribusi, yaitu:

1. Penelitian,yaitu pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan pertukaran

2. Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi yang persuasif mengenai perusahaan.

(19)

4. Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran sesuai dengan permintaan pembeli, termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian, perakitan dan pengemasan.

5. Negosiasi, yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal-hal lain sehubungan dengan penawaran, sehingga perpindahan hak pemilikan bisa dilaksanakan.

6. Distribusi Fisik, yaitu transportasi dan penyimpanan barang.

7. Pembiayaan, yaitu permintaan dan penyembaran dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.

8. Pengambilan Resiko, yaitu perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan mendistribusikan.

2.1.6.4 Tingkatan Saluran Distribusi

Menurut Laksana (2008:124) tingkatan dalam saluran distribusi terdiri dari : 1. Saluran Nol Tingkat atau Saluran Distribusi Langsung (A Zero Level Channel).

Dalam saluran ini produsen menjual langsung kepada konsumen. 2. Saluran Satu Tingkat (A One-Level Channel).

Mempunyai satu perantara penjualan. Didalam pasar konsumen, perantara ini sekaligus merupakan pengecer (retailer), sedangkan dalam pasar industri merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industri

3. Saluran Dua Tingkat (A Two-Level Channel)

Mempunyai dua perantara penjualan. Didalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang besar dan sekaligus pengecer, sedangkan dalam pasar industri mereka mungkin merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industri.

4. Saluran Tiga Tingkat (A Three-Level Channel).

(20)

2.1.6.5Penentuan Saluran Distribusi

Penentuan saluran distribusi harus mempertimbangkan distribusi yang sesuai dengan kebijakan perusahaan, maka perusahaan akan menetapkan saluran yang akan digunakan sehingga produk dapat sampai kepada para konsumen dengan efektif. Beberapa saluran distribusi yang biasanya digunakan oleh perusahaan yaitu :

a. Distribusi intensif

Distribusi ini dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang convenience yang merupakan barang kebutuhan sehari-hari dengan harga relatif rendah dan banyak diminta untuk itu konsumen tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk memperolehnya.

b. Distribusi selektif

Perusahaan yang menggunakan distribusi ini menjual barang shopping yang merupakan barang yang dibeli dengan usaha membanding-bandingkan satu produk dengan produk lainnya atau shopping terlebih dahulu. Umumnya produk ini terdiri dari barang bermodel (fashion goods) dan jasa (service goods). Penyebarannya dilakukan melalui beberapa outlet tertentu saja yang secara terpusat pada pusat-pusat pembelanjaan.

c. Distribusi eksklusif

(21)

satu pedagang besar dan atau satu pengecer saja. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan lebih mudah melakukan pengawasan.

2.1.7 Promosi

2.1.7.1 Pengertian Promosi

Menurut Laksana (2008:133)promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:63) promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Terkadang promosi ditujukan untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut.

Promosi juga merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

2.1.7.2 Jenis-jenis Promosi

Menurut Kotler (2002:95) kegiatan promosi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Iklan

(22)

perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek. Dalam prakteknya, iklan telah dianggap sebagai manajemen citra (image management), di mana iklan mampu menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-partama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembeli dan konsumen.

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Jenis promosi penjualan terdiri atas beberapa jenis, termasuk didalamnya penurunan yang temporer melalui kupon, rabat, penjualan multi kardus, kontes dan undian, perangko dagang, pameran dagang dan eksebisi, tayangan titik jual, contoh gratis, serta hadiah.

3. Penjualan Personal

Penjualan personal (personal selling) melibatkan interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dengan seorang salesman. Penjualan personal dapat menjadi metode promosi paling hebat untuk paling tidak untuk dua alasan berikut; Pertama, komunikasi personal dengan salesman dapat meningkatkan keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, konsumen dapat lebih termotivasi untuk masuk dan memahami informasi yang disajikan salesman tentang suatu produk. Kedua, situasi komunikasi saling silang/interaktif memungkinkan salesman mengadaptasi apa yang disajikannya agar sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pembeli potensial.

4. Publisitas

(23)

artikel di majalah PC World yang membandingkan berbagai macam merek perangkat lunak pengelola data merupakan informasi produk yang sangat berguna bagi konsumen namun tidak dibebankan biaya sama sekali pada para pemasar perangkat lunak tersebut. Demikian pula halnya dengan pejabatan produk atau merek baru, perbandingan merk di jurnal dagang, surat kabar atau majalah berita, atau diskusi di radio dan talkshow di televisi semuanya menyajikan berbagai informasi produk bagi para konsumen.

2.1.7.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi

Menurut Kotler (2002:97) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi promosi adalah: 1. Dana yang Tersedia

Segala jenis usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan, untuk mencapai tujuan usahanya selalu membutuhkan dana. Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting dalam pelaksanaan promosi. Perusahaan yang mempunyai dana yang cukup maka kegiatan promosinya akan lebih lancar dibanding dengan perusahaan yang hanya mempunyai dana yang terbatas. Jika dana untuk promosi sudah tersedia maka promosi dapat terus diperluas.

2. Sifat Pasar

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan juga tergantung pada pasar yang dituju. Jika pasar yang dituju adalah pasar kecil maka cukup menggunakan personal selling, tetapi apabila wilayah pasarnya luas perlu diperhatikan bentuk apa yang paling sesuai.

3. Jenis Produk

(24)

konsumen maka dapat dilakukan periklanan, tetapi jika barang industri dapat dilakukan dengan personal selling.

4. Tahap-tahap dalam Siklus Kehidupan Barang

Siklus kehidupan barang terdiri dari empat tahapan yang berbeda-beda dan setiap tahap berada pada lingkungan pasar yang berbeda. Tahap-tahap tersebut adalah tahap perkenalan, pengembangan, tahap kedewasaan dan tahap kejenuhan/kemunduran.

2.1.8 Keputusan Pembelian

Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli konsumen, di mana mereka membeli, dan mengapa mereka membeli. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181) keputusan pembelian

(purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor

bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:547) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih altenatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut dilakukan. Keputusan pembelian barang atau jasa sering kali melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut meliputi:

1. Pemrakarsa (intiator)

(25)

2. Pembawa pengaruh (influencer)

Pembwa pengaruh (influencer) yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruh keputusan pembelian.

3. Pengambilan keputusan (decider)

Pengambilan keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.

4. Pembeli (buyer)

Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata. 5. Pemakai (user)

Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang dibeli.

Menurut Kotler (2008:222) ada empat indikator keputusan pembelian: 1. Kemantapan pada sebuah produk

2. Kebiasaan membeli produk

3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain 4. Melakukan pembelian ulang

Para pengusaha harus mendalami berbagai pengaruh mengenai pembelian konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya para konsumen membuat keputusan pembelian mereka. Konsumen tidak langsung memutuskan membeli suatu produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak pertimbangan-pertimbangan yang pada akhirnya akan memutuskan membeli atau tidak produk tersebut.

(26)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:177) perilaku pembelian sangat berbeda untuk berbagai produk. Terdapat empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek, yaitu:

1. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behaviour) ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri. Pembeli akan melewati proses pembelajaran, mula-mula ia mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan secara matang.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance reducing behaviour) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaaan (habitual buying behaviour) terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Contohnya, gula. Jika konsumen terus mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek.

4. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman (variety-seeking buying

behaviour) dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi

anggapan perbedaan merek yang signifikan.

(27)

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:179) ada lima tahap dalam proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Keselurahan dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:179)

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang yaitu rasa lapar, haus yang timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal, seperti iklan. Para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan kebutuhan atau minat tertentu konsumen.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang tertarik pada suatu produk akan mencari lebih banyak informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi (information search) yang berhubungan dengan kebutuhan.

(28)

organisasi pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk).

Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan fungsi informasi, sementara sumber peribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi. Ketika semakin banyak informasi yang diperoleh, kesadaran konsumen dan pengetahuan akan merek dan fitur yang tersedia meningkat. Sebuah perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya untuk membuat konsumen menyadari dan mengetahui merek suatu produk. Perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi konsumen dan arti penting masing-masing sumber tersebut secara seksama.

3. Evaluasi Alternatif

Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative evaluative) yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekolompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan dalam memuaskan kebutuhan. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan.

4. Keputusan Pembelian

(29)

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Seberapa jauh sikap pihak lain akan mengurangi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen dan motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan mungkin muncul dan mengubah maksud pembelian. Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau membatalkan keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh persepsi terhadap resiko.

5. Perilaku Pascapembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan pembeli terhadap suatu pembelian terletak pada hubungan antara ekspektasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa, jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas, jika produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas. Semakin besar kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja, semakin besar pula ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual hanya boleh menjanjikan apa yang dapat diberikan mereknya sehingga pembeli terpuaskan.

Judul Penelitian Variabel

Penelitian

(30)

Mucai

campuran proses pemasaran memiliki pengaruh signifikan dan

merekomendasikan studi lebih lanjut untuk menyelidiki mengapa bukti fisik dan orang-orang campuran tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dalam klasifikasi hotel non bintang di industri perhotelan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produk, harga, dan tempat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli kartu telepon prabayar telkomsel

Secara umum bauran pemasaran PT Doraniska adalah baik. Hal ini teruji dari hasil survey pada pelanggan mengenai strategi bauran pemasaran yang meliputti strategi produk, strategi harga, strategi promosi, dan strategi lokasi. Penilaian pelanggan atas minat beli perumahan Doraniska secara umum adalah positif. Strategi bauran pemasaran secara simultan

berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada perumahan Doraniska Pontianak

Analisis Hasil yang diambil dari analisis statistik bahwa ada dampak audit pemasaran dan kinerja melalui evaluasi setiap elemen bauran pemasaran

Kinerja bauran pemasaran yang dilakukan pada CV. Cari Rasa Bandung dapat dikatan cukup baik. Hubungan bauran pemasaran dengan minat beli konsumen mempunyai hubungan yang kuat. Bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen RR Stanie

(31)

2.3 Kerangka Konseptual

Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor produk, harga, saluran distribusi/tempat, promosi. Faktor-faktor inilah yang dapat mempengaruhi konsumen memutuskan membeli atau tidak terhadap suatu produk. Bauran pemasaran yang direspon baik oleh konsumen akan memiliki peluang besar bagi produk tersebut untuk dibeli. Menurut Kotler dan Amstrong ( 2008:101 ), keputusan pembelian (purchasedecision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Seberapa jauh sikap pihak lain akan mengurangi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen dan motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan mungkin muncul dan mengubah maksud pembelian. Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau membatalkan keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh persepsi terhadap resiko.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:266) produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Hariadi (2013) menyatakan produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk

netbook “Acer

(32)

Harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2008:345). Situmorang (2011:162) menyatakan harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya hanya unsur timbulnya biaya (pengeluaran) saja. Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. RR Stanie Kawuriyan (2009) menyatakan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (studi pada netbook “Acer Aspire One”).

Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen (Laksana, 2008:123). Pengertian ini menjunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir. Kotler (2002:48) mengemukakan bahwa saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan barang dan jasa siap digunakan untuk dikonsumsi. Dalam merencanakan suatu pasar tertentu, yang pertama kali dipikirkan adalah siapa yang akan ditunjuk sebagai penyalur, atau berapa banyak yang bersedia untuk menjadi penyalur di daerah itu. Hariadi (2013) menyatakan saluran distribusi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk Projector Microvision.

(33)

Menurut Kotler (2011) Rangsangan pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri atas produk, harga, saluran distribusi, dan promosi masuk ke dalam kesadaran pembeli dan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. Cravens (2006) menyatakan bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, saluran distribusi, promosi, merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pasar sasaran. Strategi bauran pemasaran (marketing mix) merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Kotler dan Armstrong (2008), Laksana (2008).

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis ini, diharapkan dapat memberikan gambaran atau informasi akuntabilitas

makanan ini hanya mencari solusi dari masalah yang sudah terjadi yaitu mengantisipasi resiko yang ada sebelum timbulnya masalah atau gangguan kesehatan yang

Adapun target luaran dari program pengabdian ini adalah publikasi nasional, metode dalam mengefisienkan proses produksi berupa teknologi tepat guna (waktu, tenaga kerja, dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dalam rangka melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 8 tahun

A fi eld survey was carried out in Selo to ask questions to biogas users (N=21) and non- users (N=5) on their energy and fertilizer consumption, as well as emissions reductions

Widirahardjo Sp.P(K), sebagai Kepala SMF Paru RSUP H Adam Malik Medan, yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan, dorongan dan nasehat yang sangat

Keterangan lebih lanjut dapat diperoleh pada Kantor ULP Unsoed, Jln.. Bunyamin,

The rationale behind the establishment was that Jakarta as the capital city of the country needs another wholesale market for the smooth marketing and distribution of FFV