• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Nuansa Makna Sumimasen Dengan Gomen Nasai Dalam Kalimat Bahasa Jepang Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Nuansa Makna Sumimasen Dengan Gomen Nasai Dalam Kalimat Bahasa Jepang Chapter III IV"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISIS NUANSA MAKNA SUMIMASEN DAN GOMEN NASAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Sebelumnya pada Bab II penulis telah memaparkan mengenai sumimasen

dan gomen nasai. Maka pada Bab III ini penulis mencoba menganalisis makna sumimasen dan gomen nasai yang diambil dari kutipan kalimat-kalimat berbahasa Jepang yang terdapat pada kutipan yang ada pada latar belakang penulisan dan juga

mengutip kalimat atau percakapan pada buku Minna no Nihongo Shokyuu I, buku

Minna no Nihongo II, dan buku Nameraka Nihongo sesuai dengan pendapat dari beberapa ahli linguistik yang telah dipaparkan sebelumnya.

3.1 Sumimasen

Kutipan 1:

管理人: ス会社 連絡 来

: 困 あ 電話 い

連絡 い

管理人:ええ いい

(2)

Kanrinin : Gasu gaisha ni renrakushitara, sugu kite kuremasu yo.

Miraa : ... Komatta naa. Denwa ga nai ndesu.

Sumimasen ga, renrakushite itadakemasenka.

Kanrinin : ee, ii desu yo.

Penjaga : Jika (anda) menelepon kepada perusahaan gas, (mereka akan)

langsung datang.

Miller : ... Susah yaa. (Saya) Tidak ada telepon.

Maaf, bolehkah (anda) menelpon (mereka) untuk (saya)?

Penjaga : ya, baiklah.

Analisis:

Dialog pada kutipan tersebut merupakan kutipan yang berasal dari sebuah

dialog berjudul 出 いい (Doko ni Gomi wo

Dashitara ii desu ka) yang berarti Di Mana Sebaiknya Meletakkan Sampah? Pada dialog di atas, penggunaan kata sumimasen menunjukkan ungkapan maaf karena dia menginginkan lawan bicara nya untuk melakukan sesuatu kepada nya. Kata

sumimasen diungkapkan oleh seorang tokoh yang bernama Miller. Tokoh tersebut memiliki situasi merasa susah karena ingin menghubungi perusahaan gas namun

tidak memiliki telepon sehingga dia ingin meminta pertolongan kepada tokoh

(3)

Kutipan 2:

小川幸子: 願い あ

:何

小川幸子:息子 英語 教え い

夏休 スト ア ホ ステイ 行

会話 い

:教え あ い 時間 …

小川幸子: 茶 飲

:う 出張 多い う 日本語 試験

あ …

そ 今 教え あ …

小川幸子: 残念 …

: う

(4)

Ogawa Sachiko : Miraa san, chotto onegai ga aru ndesu ga.

Miraa : nan desu ka.

Ogawa Scahiko : Musuko ni eigo wo oshiete itadakemasenka.

Natsu yasumi ni oosutoraria e hoomusutei ni iku ndesu ga.

Kaiwa ga dekinai ndesu yo.

Miraa : Oshiete agetai ndesu kedo, chotto jikan ga....

Ogawa Sachiko : ocha de mo nominagara oshaberi shite itadakemasenka.

Miraa : uuun, shucchou mo ooi shi, mou sugu nihongo no shiken

mo aru shi....

Sore ni ima made oshieta koto ga arimasen kara....

Ogawa Sachiko : Dame desu ka. Ja, zannen desu ga...

Miraa : Doumo sumimasen.

Ogawa Sachiko : Tuan Miller, (saya) ada sedikit permohonan.

Miller : Ada (permohonan) apa?

Ogawa Sachiko : Mau kah (anda) mengajarkan bahasa Inggris kepada anak saya?

Pada liburan musim panas, (dia) berencana pergi ke

(5)

Miller : (saya) ingin mengajari (nya) tetapi waktu (saya)...

Ogawa Sachiko : mau kah (anda) dengan sambil minum teh pun bercakapan

(dengan nya)?

Miller : Hem, (saya) ada banyak tugas ke luar kota, sebentar lagi

ujian bahasa Jepang pun ada...

Selain itu karena (saya) sampai saat ini belum pernah

mengajar...

Ogawa Sachiko : Tidak bisa ya. Kalau begitu sayang sekali...

Miller : maaf yang sebesar-besarnya.

Analisis:

Dialog yang memiliki judul 茶 飲 … (ocha de mo nominagara...) yang berarti Dengan sambil minum teh pun... tersebut memiliki penggunaan kata sumimasen di dalamnya. Kata sumimasen yang digunakan pada dialog tersebut memiliki makna maaf yang menunjukkan ada rasa yang tidak

menyenangkan hati lawan bicara nya.

Permintaan maaf tersebut didasari oleh situasi berikut. Tokoh yang

bernama Ogawa Sachiko meminta permohonan kepada tokoh yang bernama Miller

untuk memberikan pegajaran bahasa Inggris kepada anaknya yang akan melakukan

(6)

alasan waktu. Tokoh Ogawa Sachiko kembali menawarkan kepada tokoh Miller

tentang pengajaran itu dengan tawaran minum teh. Dengan tawaran tersebut, Miller

menjelaskan mengenai kesibukannya dan akhirnya tokoh Ogawa Sachiko

memahami nya. Karena situasi tersebut, tokoh Miller mungucapkan rasa maaf nya karena telah menolak permohonan dari tokoh Ogawa Sachiko.

Kutipan 3:

不動産屋: い

駅 分 家賃 83,

ワン : イ ン ッ ン 和室

不動産屋:押 入 布団 入 所

(Minna no Nihongo Shokyuu I - Dai 2 Han, International Mutual Activity Foundation Press, 2012: 187)

Fudousanya : de wa, kochira ga ikaga desu ka.

Eki kara, 10 pun de, yachin wa 83.000 en desu.

Wan : dainingu kicchin to washitsu desu ne.

Sumimasen. Koko wa nan desu ka.

Fudousanya : oshi ire desu. Futon wo ireru tokoro desu yo.

(7)

Dari stasiun kereta, 10 menit, harga sewa nya 83.000 yen.

Wang : Dapur dan ruangan bergaya jepang ya.

Maaf. tempat ini apa?

Agen rumah : Lemari dinding. Tempat untuk memasukkan futon.

Analisis :

Dialog tersebut menceritakan tentang seorang tokoh bernama Wang yang

ingin mencari tempat tinggal dan bertanya kepada tokoh agen rumah. Ketika tokoh

agen rumah memberikan rekomendasi kepada tokoh Wang, Wang mengerti secara

umum tentang tempat yang ditawarkan. Namun, Wang melihat sesuatu ruangan

pada tempat yang direkomendasikan tokoh agen rumah dan meminta tolong

penjelasan dengan menggunakan kata sumimasen yang dilanjutkan dengan pertanyaannya. Setelah itu, tokoh agen rumah memberikan penjelasan tentang

ruangan yang dimaksud.

(8)

Maria : Sumimasen ga, chotto tsukaikata wo oshiete kudasai.

Ginkouin : ohikidashi desu ka.

Maria : sou desu.

Ginkouin : Ja, mazu koko wo oshite kudasai.

Maria : Maaf, mohon beri tahu cara menggunakan (ini) sebentar.

Pegawai Bank : Penarik uang?

Maria : Betul.

Pegawai Bank : Baiklah, pertama tekan di sini.

Analisis:

Dialog tersebut memiliki situasi berupa adanya seorang tokoh bernama

Maria yang tidak tahu cara menggunakan suatu benda. Tokoh Maria ingin

memohon kepada tokoh pegawai bank untuk memberitahu cara menggunakan

benda tersebut. Tokoh Maria menggunakan kata sumimasen untuk menunjukkan keinginan meminta tolong nya kepada tokoh pegawai bank. Kemudian, tokoh

pegawai bank tersebut memberitahu cara menggunakan benda yang ditanyakan,

(9)

Kutipan 5:

:昼 う

ワン :え …

:私 弁当 持 行 う

ワン : 願い

: 日曜日

(Minna no Nihongo Shokyuu I - Dai 2 Han, International Mutual Activity Foundation Press, 2012: 205)

Karina : Hiru gohan wa dou shimashou ka.

Wang : Ee to...

Karina : Watashi ga obentou wo motte ikimashou ka.

Wang : Sumimasen. Onegai shimasu.

Karina : Ja, nichiyoubi ni.

Karina : Bagaimana dengan makan siang (kita)?

Wang : Hmm....

Karina : Bagaimana jika saya yang membawa perbekalan (kita)?

(10)

Karina : (Baiklah) kalau begitu, hari Minggu ya.

Analisis:

Dialog tersebut memiliki situasi berupa adanya seorang tokoh bernama

Wang melakukan perpindahan tempat tinggal. Tokoh tersebut meminta tolong kepada beberapa tokoh lain seperti tokoh bernama Karina. Tokoh Karina

menanyakan mengenai makan siang mereka dan tokoh Wang kebingungan sehingga tokoh Karina menawarkan bantuan untuk membawakan bekal. Tokoh

Wang merasa memberatkan lawan bicara nya dan mengatakan kata sumimasen

yang memiliki makna untuk mengucapkan terima kasih.

Kutipan 6:

A : コンサ ト ット い

い 行

B:い

A:来週 土曜日

B: 来週 土曜日 あ

A:そう 残念

(11)

A : Konsaato no chiketto wo moraimashita.

Issho ni ikimasenka.

B : Itsu desu ka.

A : Raishuu no doyoubi desu.

B : Sumimasen. Raishuu no doyoubi wa youji ga arimasu kara.

A : Sou desu ka. Zannen desu ne.

A: (Saya) sudah mendapatkan tiket konser.

Bagaimana kalau (kita) pergi bersama?

B: Kapan?

A: Hari Sabtu minggu depan.

B: Maaf. Hari Sabtu minggu depan (saya) ada urusan.

A: Begitu ya? Sayang sekali ya.

Analisis:

Dialog tersebut memiliki situasi berupa tentang seorang tokoh A

mendapatkan tiket konser. Tokoh A mengundang tokoh B untuk pergi bersama ke

konser tersebut. Tokoh B menanyakan kepada tokoh A hari konser tersebut.

Mengetahui bahwa hari yang disebutkan adalah hari Sabtu minggu depan, tokoh B

(12)

3.2 Gomen Nasai

Kutipan 1:

男A: あ 痛い 足 ……

女B: い 踏 い …

(Nameraka Nihongo Kaiwa, Tomisaka Youko, 2005:130)

Otoko A : aak, itai. Ashi ga...

Onna B : Gomen nasai. Fundeshimaimashite...

Pria A : aduh, sakit. Kaki (saya)...

Wanita B : Maaf. Tidak sengaja terpijak...

Analisis:

Dialog tersebut memiliki situasi berupa ada seorang tokoh Pria A

merasakan sakit di kakinya. Tokoh Wanita B kemudian meminta maaf dengan kata

gomen nasai. Ungkapan maaf menggunakan kata gomen nasai muncul karena tokoh Wanita B tidak dengan sengaja menginjak kaki tokoh Pria A dan

(13)

Kutipan 2:

男A: ス パ 駐車場 ス パ 開い

時間 いい 開い い時間 い

買い物 駐車場

女 B: あ そう 知 い

ス パ 開店時間 何時

男A: ス パ 時開店 3 分以 あ

有料駐車場 駅前

(Nameraka Nihongo Kaiwa, Tomisaka Youko, 2005:125)

Otoko A : Koko wa suupaa no chuushajou desu yo. Dakara, suupaa ga aiteru

jikan nara tomete mo ii kedo, aitenai jikan ni tomecha ikenai ndesu

yo. Kaimono suru hito no tame no chuushajou nan dakara.

Onna B : aak, sou nan desu ka. Shiranakatta. Gomen nasai. Tokoro de,

suupaa no kaiten jikan wa nan ji kashira.

Otoko A : suupaa wa 10 ji kaiten desu yo. Mada 30 pun ijou arimasu yo.

(14)

Pria A : Di sini parkir untuk supermarket. Oleh karena itu jika supermarket

nya buka dan (anda) parkir di sini tidak apa-apa, tapi tidak boleh

parkir di waktu tidak buka. Karena (tempat ini) diperuntukkan

bagi orang yang berbelanja.

Wanita B : Ahh.. Begitu ya? (Saya) tidak tahu. Maaf. Omong-omong, kira-

kira jam buka supermarket nya kapan ya?

Pria A : Jam buka supermarketnya pukul 10. Masih ada 30 menit lebih.

Kalau parkiran berbayar ada di depan stasiun kereta sih...

Analisis:

Situasi pada dialog tersebut berupa adanya tokoh Pria A yang menegur tokoh Wanita B karena tokoh Wanita B melakukan kesalahan memarkirkan kendaraan di tempat parkir sebuah supermarket yang masih belum jam buka. Tokoh

Wanita B meminta maaf dengan menggunakan kata gomen nasai karena kesalahannya tentang ketidaktahuannya mengenai jam buka supermarket.

Kutipan 3:

待 い

Omatase shite shimatte gomen nasai.

Maaf karena sudah membuat (anda) menunggu.

(15)

Analisis:

Kalimat tersebut diungkapkan untuk meminta maaf dengan menggunakan

kata gomen nasai. Ungkapan maaf dikarenakan keterlambatan si pembicara dan menyebabkan rasa bersalah kepada lawan bicaranya.

Kutipan 4:

女A: い わ あ う会え い

男B: え?会え い ういう ?

女A: わ 結婚

(Nameraka Nihongo Kaiwa, Tomisaka Youko, 2005:29)

Onna A : Gomen nasai. Watashi, anata to wa mou aenai no

Otoko B : E? Aenai tte dou iu koto?

Onna A : Watashi, kekkon suru koto ni natta no

Wanita A : Maaf. Saya, tidak bisa berjumpa lagi dengan mu

Pria B : Hah? Maksudnya dengan tidak bisa berjumpa lagi?

(16)

Analisis:

Dialog tersebut memiliki situasi berupa ada nya permintaan maaf tokoh

Wanita A dengan menggunakan kata gomen nasai. Tokoh Wanita A meminta maaf dengan rasa menyesal kepada tokoh Pria B karena tokoh Wanita A tidak bisa lagi berjumpa dengannya. Tokoh Wanita A membuat rasa tidak nyaman kepada tokoh

Pria B dan meminta maaf.

Kutipan 5:

(Seorang guru memasuki ruangan kelas dan menuliskan sesuatu di papan

tulis di sebuah ruangan kelas di sebuah sekolah)

冬休

始業式 あ

い!!

(Yasunobu Yamauchi, 2010: volume 2, chapter 32)

Mada fuyu yasumi

Shigyoushiki wa ashita

(17)

‘Masih libur musim dingin

Upacara awal semester besok

Maaf!!’

Analisis:

Kalimat di atas merupakan sebuah tulisan yang berada di papan tulis

sebuah ruangan kelas di sebuah sekolah. Tulisan tersebut merupakan pernyataan

dari seorang guru yang tidak memberitahukan kepada tiga siswanya yang datang ke

sekolah. Guru tersebut memberikan pengumuman di kelasnya dan meminta maaf

dengan penyesalan kepada siswa nya dengan menggunakan kata gomen nasai

karena tidak memberitahukan pengumuman tersebut sebelumnya sehingga tiga

siswa tersebut menjadi datang ke sekolah.

Kutipan 6:

アン : 母 い 遅

寮母 : アン 分 遅刻

約束 破 い

(www.nhk.or.jp/lesson/english/learn/list/22.html)

Anna : Okaasan, gomen nasai. Osoku narimashita.

Ryoubo : Anna san, jippun mo chikoku desu.

(18)

Anna : Ibu, maaf. (Saya) terlambat.

Ibu Asrama : Anna, kamu terlambat 10 menit. Kamu tidak boleh ingkar janji.

Analisis:

Kutipan dialog tersebut memiliki situasi berupa seorang tokoh bernama

Anna terlambat. Tokoh Anna mengingkari janjinya kepada tokoh ibu asrama

sehingga dia mengucapkan kata gomen nasai untuk meminta maaf dengan rasa penyesalan.

3.3 Tabel Analisis Nuansa Makna Sumimasen dan Gomen Nasai

Tabel 1. Pemakaian Kata Sumimasen

No. Kutipan Sumimasen Gomen Nasai

1 :

困 あ 電話 い

連絡 い

(Minna no Nihongo Shokyuu II,

International Mutual Activity Foundation Press, 2008: 3)

(19)

2 : う

(Minna no Nihongo Shokyuu II,

International Mutual Activity Foundation Press, 2008: 19)

International Mutual Activity Foundation Press, 2012: 187)

International Mutual Activity Foundation Press, 2012: 187)

O

X

5 ワン :

願い

(Minna no Nihongo Shokyuu I - Dai 2 Han,

International Mutual Activity Foundation Press, 2012: 187)

(20)

6 B:

来週 土曜日

(Minna no Nihongo Shokyuu I - Dai 2 Han,

International Mutual Activity Foundation Press, 2012: 79)

O

O

Berdasarkan dengan tabel (1) tersebut, diketahui bahwa tidak semua kata

sumimasen bisa digantikan penggunaannya dengan kata gomen nasai. Penggunaan kata sumimasen yang tidak bisa digantikan dengan kata gomen nasai pada beberapa kutipan tersebut disebabkan oleh perbedaan nuansa makna kedua kata tersebut

walaupun memiliki arti yang sama.

Kutipan (1) menunjukkan penggunaan kata sumimasen tidak dapat diganti dengan kata gomen nasai. Situasi nuansa makna penggunaan kata sumimasen pada kutipan (1) merupakan situasi berupa adanya upaya tokoh yang berbicara untuk

meminta tolong kepada lawan bicara. Upaya meminta pertolongan tersebut bisa

dilihat dengan jelas dari situasi pada saat tokoh tersebut melanjutkan kalimatnya

dengan “bolehkah (anda) menelepon (mereka) untuk (saya)?”. Kasus pada kutipan

(1) berbeda dengan yang ditunjukkan pada kutipan (2).

Situasi nuansa makna penggunaan kata sumimasen pada kutipan (2) merupakan situasi berupa adanya upaya tokoh yang berbicara untuk meminta maaf

(21)

tokoh mengucapkan kata sumimasen karena telah menolak lawan bicara. Situasi penolakan tersebut dapat dilihat dari adanya beberapa tawaran yang diberikan oleh

lawan bicara kepada pembicara tetapi pembicara tetap menolak dan menimbulkan

rasa mengecewakan lawan bicara. Maka dari itu nuansa makna pada kata

sumimasen tersebut bisa digantikan dengan kata gomen nasai karena kata gomen nasai memiliki nuansa makna untuk mengungkapkan penolakan kepada lawan bicara.

Pada kutipan (3), nuansa makna kata sumimasen memiliki nuansa makna yang mirip dengan kutipan (1), yaitu adanya upaya pembicara untuk meminta

pertolongan kepada lawan bicara. Makna kata sumimasen pada kutipan (3) yang menunjukkan upaya meminta pertolongan dapat dilihat dari kalimat lanjutan yang

diucapkan pembicara, yaitu “tempat ini apa?”. Pertolongan yang diminta berupa

pertolongan atas jawaban karena ketidaktahuan pembicara. Oleh karena itu, kata

sumimasen pada kutipan (3) tidak bisa digantikan dengan kata gomen nasai. Penggunaan yang sama ditunjukkan juga pada kutipan (4).

Makna kata sumimasen pada kutipan (4) menunjukkan upaya meminta pertolongan. Pertolongan yang diminta si pembicara adalah pertolongan dari lawan

bicara untuk memberitahu cara menggunakan sesuatu benda. Maka, sama seperti

kutipan (1) dan kutipan (3), nuansa makna kata sumimasen tidak dapat digantikan dengan kata gomen nasai.

Kalimat yang diucapkan pembicara pada kutipan (5) juga menggunakan

(22)

(4) karena pada kutipan (5), makna kata sumimasen memiliki nuansa makna yang memberikan ucapan terima kasih. Ucapan terima kasih dengan menggunakan kata

sumimasen dapat dilihat secara keseluruhan pada kutipan (5) yang memperlihatkan situasi berupa adanya tokoh yang memberikan tawaran untuk membawakan bekal.

Lawan bicara nya kemudian mengucapkan kata sumimasen untuk mengucapkan terima kasih karena telah bersedia membantu.

Kalimat kutipan (6) menunjukkan nuansa makna kata sumimasen yang mirip dengan kata sumimasen yang terdapat pada kalimat kutipan (2), yaitu mengungkapkan permintaan maaf karena memberikan penolakan pada lawan

bicara. Kasus pada kalimat kutipan (6) menunjukkan percakapan tentang adanya

tokoh yang menawarkan untuk menonton konser bersama karena dia mendapatkan

tiket untuk konser tersebut. Setelah mengetahui hari konser tersebut, lawan

bicaranya tidak bisa menerima tawaran tersebut dan mengungkapkan kata

sumimasen karena telah menolak tawaran tersebut. Nuansa makna kata sumimasen

(23)

Tabel 2. Pemakaian Kata Gomen Nasai

No Kutipan Sumimasen

Gomen Nasai

1 女B:

い 踏 い …

(Nameraka Nihongo Kaiwa, Tomisaka Youko, 2005:130)

(Nameraka Nihongo Kaiwa, Tomisaka Youko, 2005:125)

O

O

3 待 い

(Nameraka Nihongo Kaiwa, Tomisaka Youko, 2005:81)

X

O

4 女A:

い わ あ う会

え い

(Nameraka Nihongo Kaiwa, Tomisaka Youko, 2005:81)

(24)

5 冬休

始業式 あ

い!!

(Yasunobu Yamauchi, 2010: volume 2, chapter

32)

X

O

6 アン :

母 い 遅

(www.nhk.or.jp/lesson/english/learn/list/22.html)

X

O

Berdasarkan pada informasi yang terdapat pada tabel (2), dapat kita lihat

bahwa penggunaan kata sumimasen hanya ada satu kutipan yang dapat menggantikan kata gomen nasai, yaitu pada kalimat kutipan (2). Kasus yang terdapat pada kalimat kutipan (2), kata sumimasen bisa menggantikan kata gomen nasai karena nuansa makna kata gomen nasai pada kutipan tersebut tidak mengandung unsur penyesalan. Sementara pada kalimat kutipan lainnya, kata

(25)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian pada bab-bab yang sebelumnya, ada beberapa

kesimpulan yang dapat diambil seperti berikut:

1. Permintaan maaf merupakan salah satu tindak tutur yang digunakan

manusia ketika berinteraksi dengan lawan tutur. Peristiwa meminta maaf muncul

disebabkan oleh penutur melakukan tindakan yang menyebabkan ketidaknyamanan

bagi lawan tutur. Ungkapan untuk mengekspresikan permintaan maaf ada beberapa

dalam bahasa seperti sumimasen dan gomen nasai.

2. Kata sumimasen dan gomen nasai merupakan kata yang bersinonim. Kedua kata tersebut dikatakan bersinonim karena memiliki arti kata yang sama

yaitu maaf. Walaupun memiliki arti kata yang sama, kata sumimasen dan gomen nasai tidak dapat selalu saling menggantikan. Hal tersebut dikarenakan kata

sumimasen dan gomen nasai memiliki perbedaan nuansa makna yang disesuaikan dengan situasi atau konteks kalimat.

(26)

4. Kata gomen nasai dapat digunakan untuk pengungkapan rasa maaf yang dilakukan kepada seseorang ketika melakukan kesalahan yang ditekankan pada rasa

penyesalan, adanya penolakan dan permintaan izin.

5. Pada kalimat yang telah dianalisis, kata sumimasen tidak bisa menggantikan semua kata gomen nasai. Begitu juga dengan kata gomen nasai tidak bisa menggantikan semua kata sumimasen.

4.2 Saran

Dengan penulisan skripsi ini, diharapkan para pembelajar bahasa Jepang

dapat lebih memahami mengenai makna kata sumimasen dan kata gomen nasai. Penggunaan kedua kata tersebut berbeda sehingga diperlukan perhatian khusus dari

pembelajar bahasa Jepang agar tidak terjadi kesalahan ketika menggunakan

Gambar

Tabel 1. Pemakaian Kata Sumimasen
Tabel 2. Pemakaian Kata Gomen Nasai

Referensi

Dokumen terkait

Dirjen Ketenagalistrikan Jarman dalam acara coffee morning (18/11) menyampaikan pengalihan subsidi yang tidak tepat sasaran dari golongan masyarakat mampu 900 VA akan dipindahkan

Pada pengujian pompa pedal dengan waktu siklus berubah (waktu per langkah piston yang ditetapkan dalam pengujian ini adalah 1; 1,5; 2; 3 dan 4 detik sebagaimana tertera dalam table

dalam penamaan marga pada keturunan Arab di kota Medan. Jawab : semoga generasi muda mau bekerjasama untuk

[r]

Untuk variasi putaran 150 rpm dan 200 rpm terutama bagian diameter luar yang relatif memiliki struktur equiaxed halus, meng- hasilkan angka kekerasan yang tidak berbeda jauh

Pengetahuan dan Sikap Masyarakat tentang TB Paru dan Pencegahannya di Wilayah Kerja Puskesmas Padang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMATANGAN BATUBARA Disusun oleh :.

Rangkaian keseluruhan Clap Switch (Gambar 6) merupakan rangkaian saklar otomatis yang dirancang untuk menyalakan maupun memadamkan lampu-lampu penerangan berdasarkan suara