• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Penempatan dan Kapasitas Distributed Generation (DG) dengan Menggunakan Artificial Immune Negative Selection

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi Penempatan dan Kapasitas Distributed Generation (DG) dengan Menggunakan Artificial Immune Negative Selection"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS DISTRIBUTED GENERATION (DG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL

IMMUNE NEGATIVE SELECTION

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) pada Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik

Oleh:

Hans Zwingly

NIM : 110402029

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan rahmatNya yang diberikanNya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Optimasi Penempatan dan

Kapasitas Distributed Generation (DG) dengan Menggunakan Artificial Immune

Negative Selection”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen

Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua yang telah

membesarkan penulis, saudara kandung penulis dan kepada semua yang memberi

perhatian dan dukungannya hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

dengan baik. Selama masa perkuliahan sampai penyelesaian Tugas Akhir ini,

penulis mendapat dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu, penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya

kepada:

1. Bapak Ir. Zulkarnaen Pane, MT dan Rahmad Fauzi, S.T, M.T selaku Dosen

Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu dan

pikirannya untuk memberi bantuan,bimbingan, dan pengarahan kepada

penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini. Terima kasih sebesar - besarnya

penulis ucapkan untuk beliau.

2. Ir. Eddy Warman, MT dan bapak Ir. Syafruddin HS, M.Sc, PhD selaku Dosen

Penguji

3. Bapak Suherman, ST., M.Comp., Ph.D selaku Dosen Wali penulis

4. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik

Elektro USU dan Bapak Rahmat Fauzi, ST, MT selaku Sekretaris

Departemen Teknik Elektro FT USU

5. Seluruh staf pengajar dan administrasi Departemen Teknik Elektro, Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Para asistan Laboratorium Konversi Energi dan Laboratorium Analisis Sistem

(5)

7. Ayah, ibu, serta kakak penulis yang sudah memberi dukungannya.

8. Kepada Dwi Putri Simamora yang menyemangati penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

9. KK Holong ( Bg Gerhard, Hendrik Hutagalung, Harry Panjaitan, Anriadi

Sinaga) yang menegur dan menopang penulis ketika mengalami keterjatuhan

dalam pengerjaan tugas akhir.

10. Teman - teman stambuk 2011 yang selalu membuat lelucon dan hiburan.

11. Saudara Anriadi Sinaga dalam membantu penulis memperoleh data

12. Semua abang - kakak senior, terkhusus abang - kakak senior yang mau

berbagi pengalaman dan motivasi kepada penulis.

13. Semua orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan

terima kasih.

Medan, 31 Maret 2017

Penulis,

(6)

ABSTRAK

Distributed Generator (DG) merupakan pembangkit berkapasitas kecil

yang terletak pada sistem distribusi tenaga listrik. Pemasangan DG mempunyai

banyak keuntungan yaitu meningkatkan efisiensi dan keandalan system serta

dapat memperbaiki kualitas daya dan level tegangan. Permasalahan yang dihadapi

pada saat ini dalam DG adalah mendapatkan titik koneksi dan kapasitas yang tepat

untuk pemasangan DG yang akan dikoneksikan pada saluran distribusi tegangan

20 kV. Letak dikatakan maksimal apabila memiliki nilai rugi-rugi minimum dan

level tegangan yang terjaga berada pada tegangan standar. Pada tugas akhir ini

penulis ingin melakukan pengoptimasian penempatan dan kapasitas DG dengan

menggunakan kecerdasan buatan yaitu Artificial Immune Negative Selection.

Dengan menggunakan metode artificial immune dengan prinsip negative selection

maka hasil yang di dapat adalah penempatan titik koneksi DG yang optimal

berada pada bus 58 dengan jarak 2.79 km dari bus 69 (bus generator) dengan

kapasitas 1.5 MW dimana penempatan pada bus tersebut dapat memperbaiki

kualitas tegangan dari 0.9703 pu menjadi 0.9754 pu dan mengurangi rugi-rugi

daya aktif dari 0.086 MW menjadi 0.03 MW pada saluran.

Kata Kunci : Artificial Immune Negative Selection, Rugi-rugi daya, Kualitas

(7)

Daftar Isi

2.1.1. Konsep Perhitungan Aliran Daya ... 4

2.1.2. Persamaan Aliran Daya... 6

2.1.3. Metode Penyelesaian Aliran Daya ... .7

2.2. Rugi-rugi daya pada saluran...10

2.3. Impedansi Seri pada Jaringan...11

2.3.1. Resistansi ...11

2.3.2. Induktansi...11

2.3.3. Perhitungan per unit...12

2.4. Distributed Generation...13

2.4.1. Dampak dari Distributed Generation yang Terpasang pada Jaringan ...13

2.4.2. Kalkulasi Drop Tegangan pada saat penambahan DG ...15

2.4.3. Pengaturan tegangan DG dan pengaruh terhadap rugi-rugi ...17

2.5. Kekebalan tubuh berbasis Negative Selection ...19

(8)

2.5.2. Mekanisme proses negative selection...22

BAB III METODE PENELITIAN ...25

3.1. Tempat dan Waktu...25

3.2. Bahan Penelitian...25

3.3. Variabel Yang Diamati...25

3.4. Prosedur penelitian...25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...30

4.1. Pengumpulan data...30

4.1.1. Data Beban ...30

4.1.2. Data pembangkit...35

4.1.3. Data saluran distribusi ...36

4.2. Kandidat bus yang terpilih untuk di interkoneksikan...40

4.3. Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 68...44

4.3.1. Kapasitas 0.75 MW ...44

4.3.2. Kapasitas 1 MW ...45

4.3.3. Kapasitas 1.25 MW ...46

4.3.4. Kapasitas 1.5 MW ...48

4.4. Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 52...50

1.4.1. Kapasitas 0.75 MW ...50

1.4.2. Kapasitas 1 MW ...51

1.4.3. Kapasitas 1.25 MW ...52

1.4.4. Kapasitas 1.5 MW ...54

4.5. Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 56...56

1.5.1. Kapasitas 0.75 MW ...56

4.2. Kapasitas 1 MW ...57

4.3. Kapasitas 1.25 MW ...58

4.4. Kapasitas 1.5 MW ...60

(9)

4.6.1. Kapasitas 0.75 MW ...62

4.6.2. Kapasitas 1 MW ...63

4.6.3. Kapasitas 1.25 MW ...64

4.6.4. Kapasitas 1.5 MW ...66

4.7. Pemasangan DG titikinterkoneksipada bus 24...68

4.7.1. Kapasitas 0.75 MW ...68

4.7.2. Kapasitas 1 MW ...69

4.7.3. Kapasitas 1.25 MW ...70

4.7.4. Kapasitas 1.5 MW ...72

4.8. Penentuan titik interkoneksi yang optimal...74

4.9. Perbandingan Hasil Peletakan Titik Koneksi dan Penentuan Kapasitas DG Antara Metode Ant Colony Optimization (ACO) dengan Metode Artificial Immune Negative Selection...76

BAB KESIMPULAN DAN SARAN...78

5.1. Kesimpulan...78

5.2. Saran...78

(10)

Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Diagram satu garis dari n-bus dalam suatu sistem tenaga listrik ... 6

Gambar 2. 2 Diagram representasi rugi-rugi daya ... 10

Gambar 2. 3Transposisi pada saluran tiga fasa ... 12

Gambar 2. 4 Sistem tenaga listrik konvensional ... 14

Gambar 2. 5 Interkoneksi DG pada jaringan distribusi ... 15

Gambar 2. 6 Saluran dengan beban akhir (a)one-line diagram; (b)phasor diagram ... 16

Gambar 2. 7 Saluran dengan satu beban dan satu DG... 17

Gambar 2. 8 Sistem kekebalan tubuh yang berbasis negative selection... 21

Gambar 3. 1 Flowchart penelitian ... 26

Gambar 4. 1 Bus yang terpilih pada lokasi I ... 41

Gambar 4. 2 Bus yang terpilih pada lokasi II... 41

Gambar 4. 3 Bus yang terpilih pada lokasi III ... 42

Gambar 4. 4 Bus yang terpilih pada lokasi IV ... 43

Gambar 4. 5 Grafik rugi-rugi daya ... 75

Gambar 4. 6 Level tegangan rata-rata... 76

(11)

Daftar Tabel

Tabel 2. 1Tipe bus dalam sistem tenaga listrik ... 5

Tabel 2. 2Representasi permasalah dalam pengoptimasian DG pada jaringan 20

kV... 21

Tabel 4. 1 Data beban saluran distribusi 20 kV... 30

Tabel 4. 2 Data saluran distribusi 20 kV... 36

Tabel 4. 3 Estimasi jarak dari bus pembangkit ke bus yang akan di

interkoneksikan ... 43

Tabel 4. 4 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 0.75

MW. ... 44

Tabel 4. 5 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1

MW. ... 45

Tabel 4. 6 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1.25 MW.

... 46

Tabel 4. 7 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1.5 MW.

... 48

Tabel 4. 8 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 0.75

MW. ... 50

Tabel 4. 9 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 1

MW. ... 51

Tabel 4. 10 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 1.25

MW. ... 53

Tabel 4. 11 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 1.5

MW... 54

Tabel 4. 12 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 0.75

MW... 56

Tabel 4. 13 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 1

MW... 57

Tabel 4. 14Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 1.25

(12)

Tabel 4. 15Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 1.5

MW. ... 60

Tabel 4. 16 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan kapasitas 0.75 MW... 62

Tabel 4. 17 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan kapasitas 1 MW. ... 63

Tabel 4. 18 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan kapasitas 1.25 MW. ... 65

Tabel 4. 19 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan kapasitas 1.5 MW. ... 66

Tabel 4. 20 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas 0.75 MW. ... 68

Tabel 4. 21 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas 1 MW. ... 69

Tabel 4. 22 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas 1.25 MW. ... 71

Tabel 4. 23 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas 1.5 MW. ... 72

Tabel 4. 24 Profil tegangan,kapasitas dan total rugi-rugi ... 74

Tabel 4. 25 Nilai Fitness ... 75

(13)

Daftar Simbol

P = Daya Aktif (Watt)

Q = Daya Reaktif (Var)

|V| = Tegangan (volt)

δ = Sudut Fasa Tegangan (°)

y = Admitansi (Ʊ )

I = Arus (Ampere)

Gik = Konstanta

Bik = Konstanta

S = Daya Semu (VA)

R0 = Resistansi (Ω )

ρ = Resistansi Konduktor (Ω m)

L = Panjang Konduktor (m)

A = Luas Penampang Konduktor ( m2)

La = Induktansi (h/m)

XLa = Reaktansi Induktif (Ω /mi)

Z = Impedansi (Ω )

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan teknik kejutan verbal melalui konseling kelompok terdiri dari lima tahap yaitu membangun lingkungan konseling,

E ga mengintip dari depan hanggar ke arah belakang bangunan berbentuk kotak dan beratap setengah lingkaran itu, melihat melampaui pagar jaring besi dengan

Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan meningkatkan (1) proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran

Selama penyimpanan, buah pepaya mengalami perubahan susut bobot, warna kulit dan daging buah, kelunakan dan perubahan kadar glukosa buah.Buah pepaya yang telah

[r]

Pada pengujian Waktu Alir dapat dilihat dari hasil ketiga replikasi tersebut tidak ada yang memenuhi syarat sebagai standard mutu fisik granul effervescent biji

Data grafik perbandingan di atas dapat dilihat bahwa bahwa beton dengan perbandingan volume memiliki kekuatan tekan beton karakteristik yang relatif lebih tinggi

Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills, yang berhubungan langsung dengan laut lepas yang merupakan jalur ekonomi dan perdagangan dunia, yang terkait