• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan kemandirian desa dalam perspektif uu desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "pengembangan kemandirian desa dalam perspektif uu desa"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

4/16/2016 1 Materi: Kawal Desa purwo_050265@yahoo.com; Facebook/ twitter: ronggopurwoko

Purwoko, MSi: Staf Ahli Budiman Sudjatmiko (Anggota DPR Komisi II) & Direktur Regional Holding PT. BUM Desa Indoesia

Focus Group Diskusi (FGA)

(2)

SUB POKOK BAHASAN

Kondisi Desa Selama Ini

Peluang Lahirnya UU Desa Tahun 2014 tentang Desa,

Brand Desa dalam Pengembangan Ekonomi Lokal

Brand Desa dalam Pengembangan Badan Usaha Milik

Desa (BUM Desa),

Brand Desa dalam Pengembangan Kewirausahaan

Desa,

Brand Desa dalam Pengembangan Teknologi Tepat

Guna,

Brand Desa dalam Pengembangan Kawasan

Perdesaan

(3)

KONDISI DESA SELAMA INI

(4)

DESA

(5)
(6)
(7)

MASALAH TAK PERNAH SELESAI

Pengangguran Konflik Horozontal Pinjaman

(8)

PELUANG: LAHIRNYA

UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Menimbang, Mengingat dan Menetapkan

4/16/2016

XV BAB

112 Pasal

Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,

Peraturan Menteri

8

BAB I: KETENTUAN UMUM

BAB XI KERJA SAMA DESA

BAB XII: EMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA BAB XIII: KETENTUAN KHUSUS DESA ADAT

BAB XIV: PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BAB XV KETENTUAN PERALIHAN

Keputusan Bersama Kepala DesaPeraturan Bupati/ Perda

(9)

PELUANG: NAWA CITA

 Menghadirkan kembali negara untuk melindungi bangsa dan memberikan rasa

aman pada seluruh warga negara. Melalui pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif.

 Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

 Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum

yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia Pintar

dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. Dan program Indonesia Sehat untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Serta Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengan mendorong program kepemilikan tanah seluas sembilan juta hektar.

 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi dan domestik.

 Melakukan revolusi karakter bangsa melalu penataan kembali kurikulum

pendidikan nasional.

 Memperteguh Keb-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui

(10)

ROAD MAP DANA DESA TA. 2015-2019

(11)

Fungsi Penyediaan Sarpras Masyarakat Desa

(public goods)

Fungsi MENGATUR dan MENGURUS

(public regulation)

DESA

PEMERINTAH

Fungsi Pembangunan & Pemberdayaan

(development & empowering)

Pemerintahan DesaPembangunan Desa

KemasyarakatanPemberdayaan Masyarakat

4 KEWENANGAN DESA

KEWENANGAN KEWENANGAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Masalah Masalah

(12)

MASY

DESA

PEMDES

MENENTUKAN CORE MODEL USAHA

FASILITASI : DALAM PENDAMPINGAN SECARA

PROFESIONAL

FASILITASI :DESA, PEMDA PROV & KAB, PEMERINTAH PUSAT DIBANTU OLEH TIM TEKNIS PENDAMPING LAINNYA

12

ACESMENT POTENSI

PENUSUNAN ROADMAP

SITE PLAN/ MASTER

PALAN

KEPASTIAN KEBIJAKAN

BUM DESA &

PASAR DESA & PERGUDANGAN

(13)

13

PENGUATAN: MEMBANGUN KEMANDIRIAN

DESA MELALUI TIGA ISU BESAR BUM DESA,

(14)

14

PENGEMBANGAN EKONOMI

LOKAL DESA & ANTAR DESA

PEL adalah usaha mengoptimalkan sumber daya lokal

yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat

lokal dan organisasi masyarakat DESA DAN ANTAR

(15)

15

PENGEMBANGAN BRAND DESA DALAM

BASIS POTENSI DESA DAN ANTAR DESA

Brand Desa dikembangkan dalam:

membangun kesadaran masyarakat,

mengenali potensi daerah, memiliki ketekunan ,

membuat produk-produk yang berharga dan

berdaya saing tinggi,

menjaga mata rantai pemasaran (marketing),

(16)

16

(17)
(18)

LINMAS

LEMBAGA & ORGANISASI / KELOMPOK

MASYARAKAT

GAPOKTAN

Desa Samiran

Karang Taruna

PSAB

LPMD

PKK

LINMAS

RT / RW

GAPOKTAN

 PEPELING

KARANG TARUNA

FKD

KUBE

JTM

(19)

Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong di Lapangan Desa Samiran oleh LKMD

Proses Musrenbangdes Desa Samiran difasilitasi oleh BPD Samiran

Kegiatan Outbond Karang Taruna Desa Samiran

(20)

SAYUR MAYUR ;

Wortel, Bunga kol, Kubis, Sawi,

Selada,Jepan, Tomat, Bawang merah

Cabe,Brokoli

BUAH-BUAHAN ;

Kesemek/kledung

strobery

PERKEBUNAN ;

Tembakau

Kopi

akasia

GAPOKTAN ;

(21)

POPULASI SAPI PERAH & SAPI POTONG

Jumlah 1344 ekor POPULASI DOMSELJumlah 164 ekor

KELINCI HIAS Jumlah 216 ekor

PRODUKSI SUSU 72.000 L/TH

(22)

•Jadah

•Gula klethuk

•Manisan, sirup kesemek

•Permen wortel

•Wortel instan

•Jahe instan

•Adas instan

•Keripik tales gunung

•Purwosembodo

•Keripik jamur kuping

•Keju

•Terong rasa kurma

•Pakaian kesenian

•Kerajinan bambu

•Meubel

(23)

UED-SP, SPP Bank Rakyat Indonesia

Kios desa

Koperasi desa

Pasar desa

(24)

WISATA RELIGI ;

Petilasan Kebo Kanigoro, Petilasan Goa Raja, Makam Ki Hajar Saloka

WISATA BUDAYA ; Turonggo Seto, Panji Santosa, Gagak Ngampar, Cambuk Mustiko, Keprajuritan, Kethoprak, Wayang Kulit,

Jengglungan, Rebana, Angguk, Karawitan, Sedekah Gunung,

Baritan, Sadranan, Ngalap Berkah, Metri Desa

WISATA AGRO ; petik sayur, perah susu, petik strowberry,

WISATA ALAM ; tracking merapi

(25)

Desa wisata

Home stay 48 rumah, kapasitas 140 kamar

Guide 40 orang

Porter 15 orang

(26)

Kegiatan

Pepeling

(27)
(28)
(29)
(30)

PENGUATAN: PERENCANAAN

&PEMBANGUNAN DESA

(31)

PRATEK: STRATEGI PENGEMBANGAN

KAWASAN PERDESAAN

(32)

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN

ANTAR DESA

 UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa BAB I, dalam Ketentuan Umum, Pasal 1,

Penjelasan 9 menyatakan bahwa:

 Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

 UU Desa di bagian kedua pembangunan kawasan perdesaan, pasal 83 ayat (2)

menyatakan bahwa:

 Pembangunan kawasan perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat

dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif,

 Pasal 83 , ayat (3) pembangunan kawasan perdesaan meliputi:

a) penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa dalam rangka penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota;

b) pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan;

c) pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan pengembangan teknologi tepat guna dan;

d) pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi.

(33)

MATERI I: MODUL DAN FGD dalam

PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN

UU dan Kebijakan Pendukung dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan,

Perumusan Awal Master Plan dan penguatan mengembangan ekonomi

daerah yang berkelanjutan dalam strategi pemerataan kemakmuran dan

strategi penanggulangan kemiskinan,

Isu-Isu Strategis, Lokasi Strategis dan Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)

& Sumber Daya Alam (SDA) dalam Mendukung Pengembangan Kawasan di

Kabupaten/Kota Provinsi Lokasi Pilot,

Dukungan Kebijakan /Regulasi Pemda Kabupaten/Kota dan Program

Kegiatan Pengembangan Kawasan Bersumber dari (APBN, APBD, NGO dan

Pihak Ketiga) terkait dengan Pengembangan Kawasan,

Dukungan Kebijakan /Regulasi Pemda Kabupaten/Kota dan Program

Kegiatan Pengembangan Kawasan Bersumber dari (APBN, APBD, NGO dan

Pihak Ketiga) terkait dengan Pengembangan Kawasan,

Penentu daya saing ekonomi nasional Indonesia terhadap daya saing

Pengembangan Kawasan Kabupaten/ Kota di Provinsi Lokasi Pilot.

(34)

Merumuskan pembangunan sarana dan prasarana Pendukung

kegiatan Pengembangan Kawasan,

Pengembangan klaster industri berbasis sumber-sumber utama

baik komoditas maupun lintas sektor dalam Pengembangan

Kawasan,

Merumuskan kebijakan dan pengembangan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) yang

berkelanjutan,

Promosi produk UKM &IKM

Merumuskan skema peningkatan produktifitas, jejaring pasar dan

inovasi usaha, dalam pengembangan ekonomi lokal,

Merumuskan skema akses usaha dan permodalan dalam

penguatan Pengembangan Kawasan,

Merumuskan skema kerja sama desa dan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes),

4/16/2016 34

MATERI II: MODUL DAN FGD dalam

(35)

Merumuskan peningkatkan pendapatan

masyarakat, mengurangi pengangguran,

menurunnya tingkat kemiskinan.

Peningkatan teknologi, manajemen dan

kelembagaan

Pusat pelayanan investasi

Promosi peluang berusaha

Keamanan dan stabilitas,

Kepastian berusaha dan kepastian hukum

4/16/2016 35

MATERI III: MODUL DAN FGD dalam

(36)

Fasilitasi pelatihan kewirausahaan bagi pelaku usaha

baru,

Insentif Pemda dan Pihak Ketiga dalam bentuk

pemberian dana stimulan, dan keringanan biaya

Informasi Prospek Bisnis

Pendampingan dan monitoring bisnis pelaku usaha

baru

Peraturan Pengurusan Ijin/Kemudahan Investasi &

Kecepatan Pengurusan ijin bagi investasi baru

Pemetaan Potensi dan Lokasi Strategis Pengembangan

Sekolah Kejuruan/Sekolah Tinggi dan Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM)

4/16/2016 36

MATERI IV: MODUL DAN FGD dalam

(37)

Pengembangkan Prinsip-Prinsip, Key Performance

Indicator (KPI) dan Instrument Monev Organisasi/

Forum Pengembangan Kawasan

Merumuskan/Mereview Tim

Perumus/Organisasi/Forum Tripartit /Board atau

nama lain & Program Kerja Pengembangan

Kawasan Kabupaten /Kota dan di Provinsi Lokasi

Pilot,,

Merumuskan skema kerja sama desa dan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes),

4/16/2016 37

MATERI V: MODUL DAN FGD dalam

(38)

4/16/2016 38

Kasawan Pertanian dan Peternakan Terpadu dalam

Kawasan Mina Tani di Kecamatan Sawit Kabupaten

(39)

4/16/2016 39

(40)

PRATEK: STRATEGI PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PERDESAAN

(41)

4/16/2016 41

• Pemberdayaan, Fasilitasi, penguatan kapasitas dan konsultansi untuk on-farm untuk professional,

• Penguatan kelembagaan atau kewirausahaan dalam pengelolaan usaha tani, sampai dengan aksesibilitas permodalan dari lembaga keuangan.

• Perencanaan dan penganggaran partisipatif berbasis Rencana Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP) dalam memastian penganggaran, tata-ruang perdesaan dan tataguna lahan yang berpersfetik sumberdaya alam dan berkelanjutan.

• Melakukan pengembangan bank benih berbasis masyarakat

• Bank Benih : (i) Padi Lokal Kamajaya, (ii) Sorgum Tepung & Ethanol

• Bank Bibit :(i) Pepaya Calina, (ii) Pisang Cavendish, (iii) Singkong Adhira 4, (iv) Ikan Lele Mutiara & Nila

• Penelitian & Pengembangan Produk Benih/Bibit AGRO 6F berdasarkan kearifan lokal & berkelanjutan secara sosio-ekologi & sosio-ekonomi.

• Penanaman Sorgum Tepung & Ethanol, - Singkong Adhira 4, - Pepaya & Pisang

• Peternakan Sapi, Budidaya Ikan Lele Mutiara & Ikan Nila.

• Unit Produksi : (i) Tepung, (ii) BioEthanol, (iii) Pupuk Organik, (iv) Pakan Ternak, (v) BioEthanol. Sentra UKM/ BUM Desa Pengolahan Produk Bernilai Tambah:

Unit Pengolahan berbahan Tepung, Beras, Singkong & Daging (Nugget).

• Program pengolahan produk pertanian berskala UKM/BUM Desa.

• Pemberian peluangoff-farmakan mengurangi migrasi ke perkotaan dan mungkin akan mendorong beberapa perkotaan migrasi ke pedesaan.

• Regenaradi Petani atau Pelaku wirausaha tani & pembukaan lapangan tenaga kerja atau menciptakan petani yang lebih profesional.

• Mengurangi Ketergantungan pada benih impor dan bahan bakar fosil

• Meningkatnya keberlanjutan pengintegrasian benih dan bahan bakar yang berkelanjutan,

• Meningkatnya produktivitas pangan dan energi melalui pengembangan bank benih dan energi bioethanol.

• Memastiakn terjadinya proses pengelolaan dari programan ke masyarakat, • Kesiapan masyarakat, kelompok, pemerintah desa & Kab.

• Kelembagaan yang dibangun & dikembangkan

• menyediakan penyediaan bank benaih, energi terbarukan, memperbaiki keberlanjutan bentang alam dan meningkatkan produktivitas mengentas kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi melalui program bank benih dan energi bioethanol

Strategi Pengentasan Kemiskinan Berbasis Bank Benih & Energi Terbarukan

Perencanaan dan penganggaran partispatif dalam RPJM Desa & RKP/UU Desa Desa

Building On-Farm Coping Strategies AGRO 6F

Creating Off-Farm Opportunities AGRO 6F

Strategi dilakukan penyediaan bank benih dan energi terbarukan

Berbasis Masyarakat:

Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga dan Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Building on-Farm Coping Strategies & Creating off-Farm Opportunities

(42)

BINAAN: PELAYANAN TEKNOLOGI TEPAT

GUNA

(43)

4/16/2016 43

(44)

Konsep yang dikembangkan LaKerDIn penggunaan alat destilator pengelolahan ethanol tetap berpegang pada Teknologi Tepat Guna (TTG). Proses pembuatan Mesin Destilator di kerjakan di Bengkel Kerja (Workshop) LaKerDIn dengan Advisor Bapak Dede Sopandi yang beralamat di Jl.

Gunung Puntang Km.29 Desa Campaka Mulya Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.

(45)

Kegiatan alih kelola hasil kerjasama program LAKERDIN dan HIVOS

dengan mengembangkan Serah Terima Mesin

Ethanol .

Dusun Cawang,

Desa Bumi Makmur, Kec. Muara Lakitan, Kab. Musi Rawas

(46)

4/16/2016 46

Kegiatan alih kelola hasil kerjasama program LAKERDIN dan HIVOS

dengan mengembangkan Serah Terima Mesin

Ethanol .

Dusun Cawang,

(47)

PRAKTEK: STRATEGI PENGUATAN BUM

DESA

Memfasilitasi review Perda/ Perbub yang diselaraskan dengan

UU Desa, PP dan Pemen terkait dengan BUM Desa,

Melaksanakan pengalian potensi dan masalah dalam desa

dan antar desa/ kawasan perdesaan,

Menetapkan BUM Desa sebagai Core Models ujicoba

Melaksanakan musyawarah Desa Untuk menetapkan BUM

Desa

Menetapkan Perdes tentang Pembentukan BUM Desa

Menetapkan Unit Usaha BUM Desa yang menjadi skala prioritas

Memfasilitasi sarana perkantoran BUM Desa

Memfasilitasi pendampingan provinsi, kabupaten dan desa

atau antar desa untuk pengembangan Labsite

(48)

PRAKTEK: STRATEGI HOLDING BUM DESA

PT. BUM DESA INDONESIA

48

HOLDING

BUM ANTAR

DESA

BUM DESA

BUM BERSAMA

DESA

BASIS PRODUKSI DALAM KELEMBAGAAN DESA JASA KONTRUKSI &

NON KONTRUKSI-PERMODALAN

JASA

PERDAGANGAN, PEMESARAN- NET

(49)

SKEMA PENDIRIAN LEGALITAS BADAN

USAHA MILIK DESA (BUM DESA)

Bukti Undangan Musyawarah Desa (MUSDES) Pembentukan BUM DeSa

Berita Acara MUSDES dilampiri antara lain:

Daftar Hadir MUSDES

Penetapan Pengurus/ Diretur BMU Desa,

Penyertaan Modal BUM Desa

Penetapan Lokasi Operasional BUM Desa

Nama BUM Desa

Perdes tentang BUM Desa dan Perdes tentang Kerjasama Desa dalam Pendirian BUM Antar Desa

Penyertaan Modal tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dan APBD Desa,

Unit Usaha/ Klasifikasi Usaha, AD/ ART, SOP dan Bisnis Plan

Modal/ Penyertaan Saham masuk dalam Notaris dalam Bentuk PT:

Pengurus BUM Desa

Modal BUM Desa

Surat Keterangan Domisili,

Copy KTP Kades, Direktur dan Semua Pemegang Saham,

Copy NPWP,

Surat Pernyataan Pernyertaan Modal

(50)

SKEMA PENDIRIAN LEGALITAS BUM ANTAR

DESA(BUM ANTAR DESA)

50

Bukti Undangan Musyawarah Desa (MUSDES) Pembentukan BUM DeSa

Berita Acara MUSYAWARAH Antar Desa untuk Kepentingan dalam Kerjsama Desa dalam Pendirian BUM ANTAR DESA dilampiri antara lain:

Daftar Hadir Musyawarah Antar Desa

Penetapan Pengurus BMU Desa,

Penyertaan Modal dari Masing BUM Desa yang akan dikerjasamakan dan harus masuk dalam (RKP dan APB di setiap Desa),

Penetapan Lokasi Kantor (Lokasi Kantor Administrasi dan Operasional BUM Desa)

Nama BUM Desa

Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Kerjasama Desa dan Pendirian BUM Antar Desa,

Penyertaan Modal tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dan APBD Desa di masing-masing desa,

Unit Usaha Berbisis Kawasan/ Klasifikasi Usaha, AD/ ART, SOP dan Bisnis Plan

Modal/ Penyertaan Saham masuk dalam Notaris dalam Bentuk PT:

Pengurus/ Direireksi BUM Antar Desa

Modal BUM Antar Desa dari Masing-Masing Desa

Surat Keterangan Domisili,

Copy KTP Kades, Direktur dan Semua Pemegang Saham,

Copy NPWP,

(51)

CACATAN PENTING PENTING:

51

Saham BUM Desa kepemilikan Saham minimal

60% dari Pemerintah Desa

Kepemilikan saham diharapkan juga berasal

dari Pemerintah Kabupaten baik BUM Desa dan

BUM Antar Desa sebagai bentuk kepedulian

dan komitmen Pemda,

Besarnya saham harus dicantumkan dalam

Berita Acara MUSDES dan MUSYAWARAN ANTAR

DESA, pada AKTA NOTARIS dan SURAT

(52)

PENGUATAN: PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA

4/16/2016 52

PERDES KERJA SAMA DESA PERMEN KERJA SAMA DESA

PERDA KERJA SAMA DESA

UU DESA NO. 6 TAHUN 2014 DAN PP 47 KERJASA SAMA DESA DALAM BENTUK BKAD

PENGATURAN HUKUM & TURUNANNYA

MAD: PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA DALAM PENDIRIAN BKAD

PELAKSANA HARIAN

BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA (BKAD)

UPK DAN UNIT LAINNYA SERTA TIM PENDUKUNG BKAD (Tim Pengelolaan SDA, Sideka dll)

KELOMPOK/ JARINGAN USAHA

MEMTUSKAN KEBIJAKAN STRATEGIS/ MENBUAT MANDAT

MENJALANKAN MANDAT DIATUR DENGAN AD/ART

MENJALANKAN MANDAT DIATUR SOP

(53)

UU DESA PASAL 76: HASIL KERJA SAMA MENJADI ASET

DESA

 Bagian Kedua Aset Desa, Pasal 76

(1) Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan,

tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa.

(2) Aset lainnya milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain:

a. kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

b. kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis;

c. kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d.hasil kerja sama Desa; dan

e. kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

(3) Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala lokal Desa yang ada di Desa dapat dihibahkan kepemilikannya kepada Desa.

(4) Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa. (5) Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

dikembalikan kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum. (6) Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan

ditatausahakan secara tertib.

(54)

UU DESA PASAL 85: PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DALAM

SKALA LOKAL DESA WAJIB DISERAHKAN KE DESA ATAU KERJA SAMA

ANTAR DESA

Pasal 85

(1)

Pembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota melalui satuan kerja perangkat daerah,

Pemerintah Desa, dan/atau BUM Desa dengan

mengikutsertakan masyarakat Desa.

(2)

Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dilakukan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota, dan pihak ketiga wajib mendayagunakan

potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta

mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa.

(3) Pembangunan Kawasan Perdesaan yang

berskala lokal Desa wajib diserahkan

pelaksanaannya kepada Desa dan/atau

kerja sama antar-Desa.

(55)

PENGEMBANGAN: BADAN USAHA

MILIK DESA (BUM DESA)

(56)

MASY

DESA

PEMDES

MENENTUKAN CORE MODEL

BADAN USAHA MILIK DESA

FASILITASI :

LAKERDDIN DALAM PENDAMPINGAN SECARA

PROFESIONAL

FASILITASI :DESA, PEMDA PROV & KAB, PEMERINTAH PUSAT DIBANTU OLEH TIM TEKNIS PENDAMPING LAINNYA

(57)

BU M Desa: Pemberdayaan Masyarakat

Desa Pasal 126, Ayat (3) PP 47

(1) Pemberdayaan masyarakat Desa bertujuan memampukan Desa

dalam melakukan aksi bersama sebagai suatu kesatuan tata

kelola Pemerintahan Desa, kesatuan tata kelola lembaga

kemasyarakatan Desa dan lembaga adat, serta kesatuan tata

ekonomi dan lingkungan.

(2) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah Desa,

dan pihak ketiga.

(3) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, Badan

Permusyawaratan Desa, forum musyawarah Desa, lembaga

kemasyarakatan Desa, lembaga adat Desa, BUM Desa, badan

kerja sama antar-Desa, forum kerja sama Desa, dan kelompok

kegiatan masyarakat lain yang dibentuk untuk mendukung

kegiatan pemerintahan dan pembangunan pada umumnya.

(58)

BUM Desa Perlu Didampingi Tenaga

Profesional

Pasal 129, Ayat (1), Huruf (a) PP 47

(1) Tenaga pendamping profesional sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) terdiri atas:

a. pendamping Desa yang bertugas mendampingi Desa

dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kerja

sama Desa, pengembangan BUM Desa, dan

pembangunan yang berskala lokal Desa;

(59)

Pendirian dan Organisasi Pengelola

Pasal 112, PP 47

(1) Desa dapat mendirikan BUM Desa.

(2) Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui musyawarah Desa dan ditetapkan dengan peraturan Desa.

(3) Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi Pemerintahan Desa. (4) Organisasi pengelola BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling

sedikit terdiri atas:

a. penasihat; dan

b. pelaksana operasional.

(5) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dijabat secara ex-officio oleh kepala Desa.

(6) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b merupakan perseorangan yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala Desa.

(7) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilarang merangkap jabatan yang melaksanakan fungsi pelaksana lembaga

Pemerintahan Desa dan lembaga kemasyarakatan Desa.

(60)

Pasal 134 & 135 PP 47

Pasal 134

Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 132 ayat (4) huruf b mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Pasal 135

(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.

(2) Kekayaan BUM Desa merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. (3) Modal BUM Desa terdiri atas:

a. penyertaan modal Desa; dan

b. penyertaan modal masyarakat Desa.

(4) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a berasal dari APB Desa dan sumber lainnya.

(5) Penyertaan modal Desa yang berasal dari APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat bersumber dari:

a. dana segar;

b. bantuan Pemerintah;

c. bantuan pemerintah daerah; dan

d. aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa.

(6) Bantuan Pemerintah dan pemerintah daerah kepada BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b dan huruf c disalurkan melalui mekanisme APB Desa.

(61)

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Pasal 136, PP 47

(1) Pelaksana operasional BUM Desa wajib menyusun dan menetapkan

anggaran dasar dan anggaran rumah tangga setelah mendapatkan

pertimbangan kepala Desa.

(2) Anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling

sedikit nama, tempat kedudukan, maksud dan tujuan, modal, kegiatan

usaha, jangka waktu berdirinya BUM Desa, organisasi pengelola, serta

tata cara penggunaan dan pembagian keuntungan.

(3) Anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat

paling sedikit hak dan kewajiban, masa bakti, tata cara pengangkatan

dan pemberhentian personel organisasi pengelola, penetapan jenis

usaha, dan sumber modal.

(4) Kesepakatan penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui musyawarah

Desa.

(5) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) ditetapkan oleh kepala Desa.

(62)

Pengembangan Kegiatan Usaha 137-140,

PP 47

Pasal 137

(1) Untuk mengembangkan kegiatan usahanya, BUM Desa dapat:

a. menerima pinjaman dan/atau bantuan yang sah dari pihak lain; dan b. mendirikan unit usaha BUM Desa.

(2) BUM Desa yang melakukan pinjaman harus mendapatkan persetujuan Pemerintah Desa.

(3) Pendirian, pengurusan, dan pengelolaan unit usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 138

(1) Pelaksana operasional dalam pengurusan dan pengelolaan usaha Desa mewakili BUM Desa di dalam dan di luar pengadilan.

(2) Pelaksana operasional wajib melaporkan pertanggungjawaban pengurusan dan pengelolaan BUM Desa kepada kepala Desa secara berkala.

Pasal 139

Kerugian yang dialami oleh BUM Desa menjadi tanggung jawab pelaksana operasional BUM Desa. Pasal 140

(1) Kepailitan BUM Desa hanya dapat diajukan oleh kepala Desa.

(2) Kepailitan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Bagian Kelima

(63)

BAB III: PERMEN DESA PDT DAN TRANSMIGRASI

NO. 04 TAHUN 2015 TENTANG BUM DESA

Bentuk Organisasi BUM Desa: Pasal 7

(1) BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan

hukum.

(2) Unit usaha yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan

sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat.

(3) Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang

berba dan hukum, bentuk organisasi BUM Desa didasarkan pada

Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3).

(64)

Pasal 8 Permendes No. 04

BUM Desa dapat membentuk unit usaha meliputi:

a. Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal,

dibentuk berdasarkan perjanjian, dan melakukan

kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar

dimiliki oleh BUM Desa, sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang Perseroan Terbatas;

dan

b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa

sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan

peraturan perundang-undangan tentang lembaga

(65)

Organisasi Pengelola BUM Desa: Pasal 9

Permendes No. 04

Organisasi pengelola BUM

Desa terpisah dari

organisasi Pemerintahan

Desa.

(66)

Pasal 10 Permendes No. 04

(1) Susunan kepengurusan

organisasi pengelola BUM Desa

terdiri dari:

a. Penasihat;

b. Pelaksana Operasional; dan

c. Pengawas.

(2) Penamaan susunan

kepengurusan organisasi

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat menggunakan

penyebutan nama setempat

yang dilandasi semangat

kekeluargaan dan

WIL. DESA SERANG

Wil. DESA SUKARASA

W

IL. DESA S

ALAWU

Wil. KECAMATAN MANGUNREJA DESA SALEBU Kriteria Rumah Tangga (menurut hasil Transek M2D2 Tahun 2010)

JALAN DESA SERANG

KBR

MARGASARI SINDANGPALAY NGAMPLANG WARUNGPEUTEUY

= Kantor Desa/GOR perlu perbaikan = Jalan Desa Rusak / TPT tidak memadai = Jalan Desa masih Tanah

= Tidak memilki Lapangan Desa ( Olah Raga & Pusat Keg. Desa ) = Tidak ada drainase jalan raya , Musim Hujan air melimpah ke Pemukiman

= Sarana Pendidikan Formal belum memadai ( SD/SMP/SMA) ; Peningkatan BOS ; Bangunan Rusak / Kurang = Bangunan / sarana ( mebeler )MDA Belum memadai

= Bangunan TK / PAUD / RA belum ada

= Sarana Air bersih Belum memadai ( Derah Sulit Air ); Perpipaan Air Kotor perlu peningkatan ( Derah Sulit Air ) = Sampah perlu dikelola ( TPA )

= Pertanian ( sawah / Kebun / kayu ) kurang produktif ( hama, pupuk mahal ) = Potensi perikanan belum Optimal, hanya untuk pangan = Tanah Desa ( Pasir Pari ) belum Produktif ( kurang subur ), Perlu Reboisasi = Saluran Irigasi sering rusak ( perlu normalisasi ) = Biaya kesehatan bagi RTM/RTSM mahal = Bahan Pangan terkadang mahal & sulit didapat = Bangunan Posyandu Belum Ada, Biaya Operasional tidak memadai = Jalan Lingkungan masih tanah

MASALAH

Dibuat tanggal : 01 Januari 2011 Skala : 1 : 8.500

Mengetahui : Kepala Desa Margalaksana

PIPIP GURYANA Dibuat oleh: Kader Desa ATI MARLIANTI

PETA SOSIAL = Pengobatan Alternatif POTENSI

= Batas Kecamatan = Batas Desa = Batas Dusun (RW) = Jalan Raya = Jalan Desa = Jalan Pemukiman/Gang = Jalan Desa/Dusun Tanah = Sungai Besar = Saluran Air / Irigasi = Perpipaan Air Kotor = Mata air = MCK = Pipanisasi Air Bersih = Pusat pemerintahan = Mesjid = Puskesmas = Polsek Salawu = Jembatan = Posyandu = MDA = Lapang Volley = Pekuburan umum

POLISI

LEGENDA PETA

(67)

Pasal 11 Permendes No. 04

(1) Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10huruf a

dijabatsecara

ex officio oleh Kepala Desa yang bersangkutan.

(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban:

a. memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam

melaksanakan pengelolaan BUM Desa;

b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang

dianggap penting bagi pengelolaan BUM Desa; dan c.

mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.

(3) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:

a. meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai

persoalan yang menyangkut pengelolaan usaha Desa; dan

b. melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat

menurunkan kinerja BUM Desa.

(68)

Pasal 12 Permendes No. 04

(1) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

(2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban: a. melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga yang

melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat Desa;

b. menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa; dan

c. melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa lainnya. (3) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:

a. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setiap bulan; b. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa setiap

bulan;

c. memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa kepada

masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

(69)

Pasal 13 Permendes No. 04

(1) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), Pelaksana

Operasional dapat menunjuk Anggota Pengurus

sesuai dengan kapasitas bidang usaha, khususnya

dalam mengurus pencatatan dan administrasi

usaha dan fungsi operasional bidang usaha.

(2) Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan

sesuai dengan kebutuhan dan harus disertai

dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung

jawab, pembagian peran dan aspek pembagian

kerja lainnya.

(70)

Pasal 14 Permendes No. 04

(1) Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi:

a. masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;

b. berdomisili dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

c. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha

ekonomi Desa; dan

d. pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau sederajat;

(2) Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan:

a. meninggal dunia;

b. telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga BUM Desa;

c. mengundurkan diri;

d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat

perkembangan kinerja BUM Desa;

e. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

(71)

Pasal 15 Permendes No. 04

(1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c mewakili kepentingan masyarakat.

(2) Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari: a. Ketua;

b. Wakil Ketua merangkap anggota; c. Sekretaris merangkap anggota; d. Anggota.

(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban

menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.

(4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk:

a. pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (2); b. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM Desa; dan

c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana Operasional. (5) Masa bakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

BUM Desa.

(72)

Pasal 16 Permendes No. 04

4/16/2016 72

Susunan kepengurusan BUM Desa sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 dipilih oleh masyarakat

Desa melalui Musyawarah Desa sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang

(73)

Modal BUM Desa

Pasal 17 Permendes No. 04

(1) Modal awal BUM Desa

bersumber dari APB

Desa.

(2) Modal BUM Desa terdiri

atas:

a. penyertaan modal

Desa; dan

b. penyertaan modal

masyarakat Desa.

(74)

Pasal 18 Permendes No. 04

(1)

Penyertaan

modal Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal

17 ayat (2) huruf a terdiri atas:

a

. hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan

dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme APB

Desa;

b. bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;

c. kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi

kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan sebagai

kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui mekanisme APB Desa;

d. aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan tentang Aset Desa.

(2) Penyertaan modal masyarakat Desa sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b berasal dari tabungan

masyarakat dan atau simpanan masyarakat.

(75)

Klasifikasi Jenis UsahaBUM Desa: Pasal 19

Permendes No. 04

(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis sosial (

social business)

sederhana

yang memberikan pelayanan umum(

serving)

kepada masyarakat dengan

memperoleh keuntungan

finansial.

(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat memanfaatkan sumber daya lokal dan

teknologi tepat guna, meliputi:

a. air minum Desa;

b. usaha listrik Desa;

c. lumbung pangan; dan

d. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya.

(3) Ketentuan mengenai pemanfaatan sumber daya local

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan

Peraturan Desa dan teknologi tepat guna.

(76)

Pasal 20 Permendes No. 04

(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis penyewaan (

renting)

barang untuk

melayani kebutuhan masyarakat Desa dan

ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa.

(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat menjalankan kegiatan usaha penyewaan

meliputi:

a. alat transportasi;

b. perkakas pesta;

c. gedung pertemuan;

d. rumah toko;

e. tanah milik BUM Desa; dan

f. barang sewaan lainnya.

(77)

Pasal 21 Permendes No. 04

(1) BUM Desa dapat menjalankan usaha perantara

(

brokering) yang

memberikan jasa pelayanan kepada

warga.

(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat menjalankan kegiatan usaha

perantara yang meliputi:

a. jasa pembayaran listrik;

b. pasar Desa untuk memasarkan produk yang

dihasilkan masyarakat; dan

c. jasa pelayanan lainnya.

(78)

Pasal 22 Permendes No. 04

(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis yang berproduksi

dan/atau berdagang (

trading) barang-barang tertentu untuk

memenuhi kebutuhan

masyarakat maupun dipasarkan pada

skala pasar yang lebih luas.

(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat menjalankan kegiatan perdagangan (

trading)

meliputi:

a. pabrik es;

b. pabrik asap cair;

c. hasil pertanian;

d. sarana produksi pertanian;

e. sumur bekas tambang; dan

f. kegiatan bisnis produktif lainnya.

(79)

Pasal 23 Permendes No. 04

(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis keuangan

(

financial business) yang

memenuhi kebutuhan

usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh

pelaku usaha ekonomi Desa.

(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat memberikan akses

kredit dan peminjaman yang mudah diakses oleh

masyarakat Desa.

(80)

Pasal 24 Permendes No. 04

(1) BUM Desa dapat menjalankan usaha bersama (

holding) sebagai

induk dari

unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Desa

baik dalam skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan.

(2) Unit-unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

berdiri sendiri yang diatur dan dikelola secara sinergis oleh BUM

Desa agar tumbuh menjadi usaha bersama.

(3) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat menjalankan kegiatan usaha bersama meliputi:

a. pengembangan kapal Desa berskala besar untuk

mengorganisasinelayan kecil agar usahanya menjadi lebih

ekspansif;

b. DesaWisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari

kelompokmasyarakat;dan

c. kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha

lokal lainnya.

(81)

Pasal 25 Permendes No. 04

Strategi pengelolaan BUM Desa bersifat bertahapdengan m mempertimbangkan perkembangan dari inovasi yang dilakukan oleh BUM Desa, meliputi:

a. sosialisasi dan pembelajaran tentang BUM Desa;

b. pelaksanaan Musyawarah Desa dengan pokok bahasan tentang BUM Desa;

c. pendirian BUM Desa yang menjalankan bisnis sosial (social business) dan bisnis

penyewaan (renting);

d. analisis kelayakan usaha BUM Desa yang berorientasi pada usaha perantara (brokering), usaha bersama (holding), bisnis sosial ( (social business), bisnis

keuangan (financial business) dan perdagangan (trading), bisnis penyewaan

(renting) mencakup aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan sumberdaya manusia, aspek keuangan, aspek sosial budaya, ekonomi, politik, lingkungan usaha dan lingkungan hidup, aspek badan hukum, dan aspek perencanaan usaha;

e. pengembangan kerjasama kemitraan strategis dalam bentuk kerjasama BUM Desa antar Desa atau kerjasama dengan pihak swasta, organisasi sosial-ekonomi

kemasyarakatan, dan/atau lembaga donor;

f. diversifikasi usaha dalam bentuk BUM Desa yang berorientasi pada bisnis keuangan (financial business) dan usaha bersama (holding).

(82)

Alokasi Hasil Usaha BUM Desa: Pasal 26

Permendes No. 04

(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang

diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan

pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain,

serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam

1 (satu) tahun buku.

(2) Pembagian hasil usaha BUM Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan

ketentuan yang diatur dalam Anggaran

Dasar/Anggaran Rumah Tangga BUM Desa.

(3) Alokasi pembagian hasil usaha sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat dikelola melalui sistem akuntansi

sederhana.

(83)

Kepailitan BUM Desa Pasal 27

Permendes No. 04

(1) Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM

Desa.

(2) Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian

dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya,

dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa.

(3) Unit usaha milik BUM Desa yang tidak dapat menutupi

kerugian dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya,

dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan dalam

peraturan perundang-undangan mengenai kepailitan.

(84)

Pertanggungjawaban Pelaksanaan BUM

Desa Pasal 31 Permendes No. 04

(1) Pelaksana Operasional melaporkan

pertanggungjawaban pelaksanaan BUM Desa kepada

Penasihat yang secara

ex-officio dijabat oleh Kepala

Desa.

(2) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja

Pemerintah Desa dalam membina pengelolaan BUM

Desa.

(3) Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas

pembinaan terhadap BUM Desa kepada BPD yang

disampaikan melalui Musyawarah Desa.

(85)

Terima Kasih & Slamat Berdiskusi

Referensi

Dokumen terkait

SATKER BIRO SARANA DAN PRASARANA TAHUN ANGGARAN 2014. Melalui

Pengadegan Timur Raya No..

While most people can pull through their problems with determination and hope, some would simply resort to suicide or antidepressant

berkembang dalam kehidupan masyarakat, seperti pelacuran yang erat kaitannya dengan aspek ekonomi. Problem lainnya yang sering dihadapi anak, yakni kekerasan yang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu brain gym tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan fonemik pada anak usia dini..

Line atau garis ialah satu perintah / Command yang sangat sering dan selalu digunakan dalam mendesign suatu gambar, dan cara penggunaannyapun cukup mudah dan

Menurut Harahap (2009:227), analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan

Cyrilla Indri Parwati,2013, Kumbung Otomatis untuk Budidaya Jamur pada Industri Rumah Tangga, kelembaban pada media tanam jamur secara otomatis