4/16/2016 1 Materi: Kawal Desa purwo_050265@yahoo.com; Facebook/ twitter: ronggopurwoko
Purwoko, MSi: Staf Ahli Budiman Sudjatmiko (Anggota DPR Komisi II) & Direktur Regional Holding PT. BUM Desa Indoesia
Focus Group Diskusi (FGA)
SUB POKOK BAHASAN
Kondisi Desa Selama Ini
Peluang Lahirnya UU Desa Tahun 2014 tentang Desa,
Brand Desa dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Brand Desa dalam Pengembangan Badan Usaha Milik
Desa (BUM Desa),
Brand Desa dalam Pengembangan Kewirausahaan
Desa,
Brand Desa dalam Pengembangan Teknologi Tepat
Guna,
Brand Desa dalam Pengembangan Kawasan
Perdesaan
KONDISI DESA SELAMA INI
DESA
MASALAH TAK PERNAH SELESAI
Pengangguran Konflik Horozontal Pinjaman
PELUANG: LAHIRNYA
UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Menimbang, Mengingat dan Menetapkan
4/16/2016
• XV BAB
• 112 Pasal
Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,
• Peraturan Menteri
8
BAB I: KETENTUAN UMUM
BAB XI KERJA SAMA DESA
BAB XII: EMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA BAB XIII: KETENTUAN KHUSUS DESA ADAT
BAB XIV: PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB XV KETENTUAN PERALIHAN
• Keputusan Bersama Kepala Desa • Peraturan Bupati/ Perda
PELUANG: NAWA CITA
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara. Melalui pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif.
Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia Pintar
dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. Dan program Indonesia Sehat untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Serta Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengan mendorong program kepemilikan tanah seluas sembilan juta hektar.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi dan domestik.
Melakukan revolusi karakter bangsa melalu penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional.
Memperteguh Keb-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
ROAD MAP DANA DESA TA. 2015-2019
Fungsi Penyediaan Sarpras Masyarakat Desa
(public goods)
Fungsi MENGATUR dan MENGURUS
(public regulation)
DESA
PEMERINTAH
Fungsi Pembangunan & Pemberdayaan
(development & empowering)
Pemerintahan Desa Pembangunan Desa
Kemasyarakatan Pemberdayaan Masyarakat
4 KEWENANGAN DESA
KEWENANGAN KEWENANGAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Masalah Masalah
MASY
DESA
PEMDES
MENENTUKAN CORE MODEL USAHA
FASILITASI : DALAM PENDAMPINGAN SECARA
PROFESIONAL
FASILITASI :DESA, PEMDA PROV & KAB, PEMERINTAH PUSAT DIBANTU OLEH TIM TEKNIS PENDAMPING LAINNYA
12
ACESMENT POTENSI
PENUSUNAN ROADMAP
SITE PLAN/ MASTER
PALAN
KEPASTIAN KEBIJAKAN
BUM DESA &
PASAR DESA & PERGUDANGAN
13
PENGUATAN: MEMBANGUN KEMANDIRIAN
DESA MELALUI TIGA ISU BESAR BUM DESA,
14
PENGEMBANGAN EKONOMI
LOKAL DESA & ANTAR DESA
PEL adalah usaha mengoptimalkan sumber daya lokal
yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat
lokal dan organisasi masyarakat DESA DAN ANTAR
15
PENGEMBANGAN BRAND DESA DALAM
BASIS POTENSI DESA DAN ANTAR DESA
Brand Desa dikembangkan dalam:
membangun kesadaran masyarakat,
mengenali potensi daerah, memiliki ketekunan ,
membuat produk-produk yang berharga dan
berdaya saing tinggi,
menjaga mata rantai pemasaran (marketing),
16
LINMAS
LEMBAGA & ORGANISASI / KELOMPOK
MASYARAKAT
GAPOKTAN
Desa Samiran
Karang Taruna
PSAB
LPMD
PKK
LINMAS
RT / RW
GAPOKTAN
PEPELING
KARANG TARUNA
FKD
KUBE
JTM
Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong di Lapangan Desa Samiran oleh LKMD
Proses Musrenbangdes Desa Samiran difasilitasi oleh BPD Samiran
Kegiatan Outbond Karang Taruna Desa Samiran
SAYUR MAYUR ;
• Wortel, Bunga kol, Kubis, Sawi,
• Selada,Jepan, Tomat, Bawang merah
• Cabe,Brokoli
BUAH-BUAHAN ;
•Kesemek/kledung
•strobery
PERKEBUNAN ;
•Tembakau
•Kopi
•akasia
GAPOKTAN ;
POPULASI SAPI PERAH & SAPI POTONG
Jumlah 1344 ekor POPULASI DOMSELJumlah 164 ekor
KELINCI HIAS Jumlah 216 ekor
PRODUKSI SUSU 72.000 L/TH
•Jadah
•Gula klethuk
•Manisan, sirup kesemek
•Permen wortel
•Wortel instan
•Jahe instan
•Adas instan
•Keripik tales gunung
•Purwosembodo
•Keripik jamur kuping
•Keju
•Terong rasa kurma
•Pakaian kesenian
•Kerajinan bambu
•Meubel
UED-SP, SPP Bank Rakyat Indonesia
Kios desa
Koperasi desa
Pasar desa
WISATA RELIGI ;
Petilasan Kebo Kanigoro, Petilasan Goa Raja, Makam Ki Hajar Saloka
WISATA BUDAYA ; Turonggo Seto, Panji Santosa, Gagak Ngampar, Cambuk Mustiko, Keprajuritan, Kethoprak, Wayang Kulit,
Jengglungan, Rebana, Angguk, Karawitan, Sedekah Gunung,
Baritan, Sadranan, Ngalap Berkah, Metri Desa
WISATA AGRO ; petik sayur, perah susu, petik strowberry,
WISATA ALAM ; tracking merapi
•
Desa wisata
•
Home stay 48 rumah, kapasitas 140 kamar
•
Guide 40 orang
•
Porter 15 orang
Kegiatan
Pepeling
PENGUATAN: PERENCANAAN
&PEMBANGUNAN DESA
PRATEK: STRATEGI PENGEMBANGAN
KAWASAN PERDESAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN
ANTAR DESA
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa BAB I, dalam Ketentuan Umum, Pasal 1,
Penjelasan 9 menyatakan bahwa:
Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
UU Desa di bagian kedua pembangunan kawasan perdesaan, pasal 83 ayat (2)
menyatakan bahwa:
Pembangunan kawasan perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat
dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif,
Pasal 83 , ayat (3) pembangunan kawasan perdesaan meliputi:
a) penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa dalam rangka penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang kabupaten/kota;
b) pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan;
c) pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan pengembangan teknologi tepat guna dan;
d) pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi.
MATERI I: MODUL DAN FGD dalam
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN
UU dan Kebijakan Pendukung dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan,
Perumusan Awal Master Plan dan penguatan mengembangan ekonomi
daerah yang berkelanjutan dalam strategi pemerataan kemakmuran dan
strategi penanggulangan kemiskinan,
Isu-Isu Strategis, Lokasi Strategis dan Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
& Sumber Daya Alam (SDA) dalam Mendukung Pengembangan Kawasan di
Kabupaten/Kota Provinsi Lokasi Pilot,
Dukungan Kebijakan /Regulasi Pemda Kabupaten/Kota dan Program
Kegiatan Pengembangan Kawasan Bersumber dari (APBN, APBD, NGO dan
Pihak Ketiga) terkait dengan Pengembangan Kawasan,
Dukungan Kebijakan /Regulasi Pemda Kabupaten/Kota dan Program
Kegiatan Pengembangan Kawasan Bersumber dari (APBN, APBD, NGO dan
Pihak Ketiga) terkait dengan Pengembangan Kawasan,
Penentu daya saing ekonomi nasional Indonesia terhadap daya saing
Pengembangan Kawasan Kabupaten/ Kota di Provinsi Lokasi Pilot.
Merumuskan pembangunan sarana dan prasarana Pendukung
kegiatan Pengembangan Kawasan,
Pengembangan klaster industri berbasis sumber-sumber utama
baik komoditas maupun lintas sektor dalam Pengembangan
Kawasan,
Merumuskan kebijakan dan pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) yang
berkelanjutan,
Promosi produk UKM &IKM
Merumuskan skema peningkatan produktifitas, jejaring pasar dan
inovasi usaha, dalam pengembangan ekonomi lokal,
Merumuskan skema akses usaha dan permodalan dalam
penguatan Pengembangan Kawasan,
Merumuskan skema kerja sama desa dan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes),
4/16/2016 34MATERI II: MODUL DAN FGD dalam
Merumuskan peningkatkan pendapatan
masyarakat, mengurangi pengangguran,
menurunnya tingkat kemiskinan.
Peningkatan teknologi, manajemen dan
kelembagaan
Pusat pelayanan investasi
Promosi peluang berusaha
Keamanan dan stabilitas,
Kepastian berusaha dan kepastian hukum
4/16/2016 35
MATERI III: MODUL DAN FGD dalam
Fasilitasi pelatihan kewirausahaan bagi pelaku usaha
baru,
Insentif Pemda dan Pihak Ketiga dalam bentuk
pemberian dana stimulan, dan keringanan biaya
Informasi Prospek Bisnis
Pendampingan dan monitoring bisnis pelaku usaha
baru
Peraturan Pengurusan Ijin/Kemudahan Investasi &
Kecepatan Pengurusan ijin bagi investasi baru
Pemetaan Potensi dan Lokasi Strategis Pengembangan
Sekolah Kejuruan/Sekolah Tinggi dan Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM)
4/16/2016 36
MATERI IV: MODUL DAN FGD dalam
Pengembangkan Prinsip-Prinsip, Key Performance
Indicator (KPI) dan Instrument Monev Organisasi/
Forum Pengembangan Kawasan
Merumuskan/Mereview Tim
Perumus/Organisasi/Forum Tripartit /Board atau
nama lain & Program Kerja Pengembangan
Kawasan Kabupaten /Kota dan di Provinsi Lokasi
Pilot,,
Merumuskan skema kerja sama desa dan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes),
4/16/2016 37
MATERI V: MODUL DAN FGD dalam
4/16/2016 38
Kasawan Pertanian dan Peternakan Terpadu dalam
Kawasan Mina Tani di Kecamatan Sawit Kabupaten
4/16/2016 39
PRATEK: STRATEGI PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI TEPAT GUNA PERDESAAN
4/16/2016 41
• Pemberdayaan, Fasilitasi, penguatan kapasitas dan konsultansi untuk on-farm untuk professional,
• Penguatan kelembagaan atau kewirausahaan dalam pengelolaan usaha tani, sampai dengan aksesibilitas permodalan dari lembaga keuangan.
• Perencanaan dan penganggaran partisipatif berbasis Rencana Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP) dalam memastian penganggaran, tata-ruang perdesaan dan tataguna lahan yang berpersfetik sumberdaya alam dan berkelanjutan.
• Melakukan pengembangan bank benih berbasis masyarakat
• Bank Benih : (i) Padi Lokal Kamajaya, (ii) Sorgum Tepung & Ethanol
• Bank Bibit :(i) Pepaya Calina, (ii) Pisang Cavendish, (iii) Singkong Adhira 4, (iv) Ikan Lele Mutiara & Nila
• Penelitian & Pengembangan Produk Benih/Bibit AGRO 6F berdasarkan kearifan lokal & berkelanjutan secara sosio-ekologi & sosio-ekonomi.
• Penanaman Sorgum Tepung & Ethanol, - Singkong Adhira 4, - Pepaya & Pisang
• Peternakan Sapi, Budidaya Ikan Lele Mutiara & Ikan Nila.
• Unit Produksi : (i) Tepung, (ii) BioEthanol, (iii) Pupuk Organik, (iv) Pakan Ternak, (v) BioEthanol. Sentra UKM/ BUM Desa Pengolahan Produk Bernilai Tambah:
Unit Pengolahan berbahan Tepung, Beras, Singkong & Daging (Nugget).
• Program pengolahan produk pertanian berskala UKM/BUM Desa.
• Pemberian peluangoff-farmakan mengurangi migrasi ke perkotaan dan mungkin akan mendorong beberapa perkotaan migrasi ke pedesaan.
• Regenaradi Petani atau Pelaku wirausaha tani & pembukaan lapangan tenaga kerja atau menciptakan petani yang lebih profesional.
• Mengurangi Ketergantungan pada benih impor dan bahan bakar fosil
• Meningkatnya keberlanjutan pengintegrasian benih dan bahan bakar yang berkelanjutan,
• Meningkatnya produktivitas pangan dan energi melalui pengembangan bank benih dan energi bioethanol.
• Memastiakn terjadinya proses pengelolaan dari programan ke masyarakat, • Kesiapan masyarakat, kelompok, pemerintah desa & Kab.
• Kelembagaan yang dibangun & dikembangkan
• menyediakan penyediaan bank benaih, energi terbarukan, memperbaiki keberlanjutan bentang alam dan meningkatkan produktivitas mengentas kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi melalui program bank benih dan energi bioethanol
Strategi Pengentasan Kemiskinan Berbasis Bank Benih & Energi Terbarukan
Perencanaan dan penganggaran partispatif dalam RPJM Desa & RKP/UU Desa Desa
Building On-Farm Coping Strategies AGRO 6F
Creating Off-Farm Opportunities AGRO 6F
Strategi dilakukan penyediaan bank benih dan energi terbarukan
Berbasis Masyarakat:
Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga dan Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Building on-Farm Coping Strategies & Creating off-Farm Opportunities
BINAAN: PELAYANAN TEKNOLOGI TEPAT
GUNA
4/16/2016 43
Konsep yang dikembangkan LaKerDIn penggunaan alat destilator pengelolahan ethanol tetap berpegang pada Teknologi Tepat Guna (TTG). Proses pembuatan Mesin Destilator di kerjakan di Bengkel Kerja (Workshop) LaKerDIn dengan Advisor Bapak Dede Sopandi yang beralamat di Jl.
Gunung Puntang Km.29 Desa Campaka Mulya Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.
Kegiatan alih kelola hasil kerjasama program LAKERDIN dan HIVOS
dengan mengembangkan Serah Terima Mesin
Ethanol .
Dusun Cawang,
Desa Bumi Makmur, Kec. Muara Lakitan, Kab. Musi Rawas
4/16/2016 46
Kegiatan alih kelola hasil kerjasama program LAKERDIN dan HIVOS
dengan mengembangkan Serah Terima Mesin
Ethanol .
Dusun Cawang,
PRAKTEK: STRATEGI PENGUATAN BUM
DESA
Memfasilitasi review Perda/ Perbub yang diselaraskan dengan
UU Desa, PP dan Pemen terkait dengan BUM Desa,
Melaksanakan pengalian potensi dan masalah dalam desa
dan antar desa/ kawasan perdesaan,
Menetapkan BUM Desa sebagai Core Models ujicoba
Melaksanakan musyawarah Desa Untuk menetapkan BUM
Desa
Menetapkan Perdes tentang Pembentukan BUM Desa
Menetapkan Unit Usaha BUM Desa yang menjadi skala prioritas
Memfasilitasi sarana perkantoran BUM Desa
Memfasilitasi pendampingan provinsi, kabupaten dan desa
atau antar desa untuk pengembangan Labsite
PRAKTEK: STRATEGI HOLDING BUM DESA
PT. BUM DESA INDONESIA
48
HOLDING
BUM ANTAR
DESA
BUM DESA
BUM BERSAMA
DESA
BASIS PRODUKSI DALAM KELEMBAGAAN DESA JASA KONTRUKSI &
NON KONTRUKSI-PERMODALAN
JASA
PERDAGANGAN, PEMESARAN- NET
SKEMA PENDIRIAN LEGALITAS BADAN
USAHA MILIK DESA (BUM DESA)
Bukti Undangan Musyawarah Desa (MUSDES) Pembentukan BUM DeSa
Berita Acara MUSDES dilampiri antara lain:
Daftar Hadir MUSDES
Penetapan Pengurus/ Diretur BMU Desa,
Penyertaan Modal BUM Desa
Penetapan Lokasi Operasional BUM Desa
Nama BUM Desa
Perdes tentang BUM Desa dan Perdes tentang Kerjasama Desa dalam Pendirian BUM Antar Desa
Penyertaan Modal tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dan APBD Desa,
Unit Usaha/ Klasifikasi Usaha, AD/ ART, SOP dan Bisnis Plan
Modal/ Penyertaan Saham masuk dalam Notaris dalam Bentuk PT:
Pengurus BUM Desa
Modal BUM Desa
Surat Keterangan Domisili,
Copy KTP Kades, Direktur dan Semua Pemegang Saham,
Copy NPWP,
Surat Pernyataan Pernyertaan Modal
SKEMA PENDIRIAN LEGALITAS BUM ANTAR
DESA(BUM ANTAR DESA)
50
Bukti Undangan Musyawarah Desa (MUSDES) Pembentukan BUM DeSa
Berita Acara MUSYAWARAH Antar Desa untuk Kepentingan dalam Kerjsama Desa dalam Pendirian BUM ANTAR DESA dilampiri antara lain:
Daftar Hadir Musyawarah Antar Desa
Penetapan Pengurus BMU Desa,
Penyertaan Modal dari Masing BUM Desa yang akan dikerjasamakan dan harus masuk dalam (RKP dan APB di setiap Desa),
Penetapan Lokasi Kantor (Lokasi Kantor Administrasi dan Operasional BUM Desa)
Nama BUM Desa
Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Kerjasama Desa dan Pendirian BUM Antar Desa,
Penyertaan Modal tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dan APBD Desa di masing-masing desa,
Unit Usaha Berbisis Kawasan/ Klasifikasi Usaha, AD/ ART, SOP dan Bisnis Plan
Modal/ Penyertaan Saham masuk dalam Notaris dalam Bentuk PT:
Pengurus/ Direireksi BUM Antar Desa
Modal BUM Antar Desa dari Masing-Masing Desa
Surat Keterangan Domisili,
Copy KTP Kades, Direktur dan Semua Pemegang Saham,
Copy NPWP,
CACATAN PENTING PENTING:
51
Saham BUM Desa kepemilikan Saham minimal
60% dari Pemerintah Desa
Kepemilikan saham diharapkan juga berasal
dari Pemerintah Kabupaten baik BUM Desa dan
BUM Antar Desa sebagai bentuk kepedulian
dan komitmen Pemda,
Besarnya saham harus dicantumkan dalam
Berita Acara MUSDES dan MUSYAWARAN ANTAR
DESA, pada AKTA NOTARIS dan SURAT
PENGUATAN: PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA
4/16/2016 52
PERDES KERJA SAMA DESA PERMEN KERJA SAMA DESA
PERDA KERJA SAMA DESA
UU DESA NO. 6 TAHUN 2014 DAN PP 47 KERJASA SAMA DESA DALAM BENTUK BKAD
PENGATURAN HUKUM & TURUNANNYA
MAD: PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA DALAM PENDIRIAN BKAD
PELAKSANA HARIAN
BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA (BKAD)
UPK DAN UNIT LAINNYA SERTA TIM PENDUKUNG BKAD (Tim Pengelolaan SDA, Sideka dll)
KELOMPOK/ JARINGAN USAHA
MEMTUSKAN KEBIJAKAN STRATEGIS/ MENBUAT MANDAT
MENJALANKAN MANDAT DIATUR DENGAN AD/ART
MENJALANKAN MANDAT DIATUR SOP
UU DESA PASAL 76: HASIL KERJA SAMA MENJADI ASET
DESA
Bagian Kedua Aset Desa, Pasal 76
(1) Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan,
tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa.
(2) Aset lainnya milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain:
a. kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
b. kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis;
c. kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d.hasil kerja sama Desa; dan
e. kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
(3) Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala lokal Desa yang ada di Desa dapat dihibahkan kepemilikannya kepada Desa.
(4) Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa. (5) Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dikembalikan kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum. (6) Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan
ditatausahakan secara tertib.
UU DESA PASAL 85: PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DALAM
SKALA LOKAL DESA WAJIB DISERAHKAN KE DESA ATAU KERJA SAMA
ANTAR DESA
Pasal 85
(1)
Pembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota melalui satuan kerja perangkat daerah,
Pemerintah Desa, dan/atau BUM Desa dengan
mengikutsertakan masyarakat Desa.
(2)
Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, dan pihak ketiga wajib mendayagunakan
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta
mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa.
(3) Pembangunan Kawasan Perdesaan yang
berskala lokal Desa wajib diserahkan
pelaksanaannya kepada Desa dan/atau
kerja sama antar-Desa.
PENGEMBANGAN: BADAN USAHA
MILIK DESA (BUM DESA)
MASY
DESA
PEMDES
MENENTUKAN CORE MODEL
BADAN USAHA MILIK DESA
FASILITASI :
LAKERDDIN DALAM PENDAMPINGAN SECARA
PROFESIONAL
FASILITASI :DESA, PEMDA PROV & KAB, PEMERINTAH PUSAT DIBANTU OLEH TIM TEKNIS PENDAMPING LAINNYA
BU M Desa: Pemberdayaan Masyarakat
Desa Pasal 126, Ayat (3) PP 47
(1) Pemberdayaan masyarakat Desa bertujuan memampukan Desa
dalam melakukan aksi bersama sebagai suatu kesatuan tata
kelola Pemerintahan Desa, kesatuan tata kelola lembaga
kemasyarakatan Desa dan lembaga adat, serta kesatuan tata
ekonomi dan lingkungan.
(2) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah Desa,
dan pihak ketiga.
(3) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, forum musyawarah Desa, lembaga
kemasyarakatan Desa, lembaga adat Desa, BUM Desa, badan
kerja sama antar-Desa, forum kerja sama Desa, dan kelompok
kegiatan masyarakat lain yang dibentuk untuk mendukung
kegiatan pemerintahan dan pembangunan pada umumnya.
BUM Desa Perlu Didampingi Tenaga
Profesional
Pasal 129, Ayat (1), Huruf (a) PP 47
(1) Tenaga pendamping profesional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) terdiri atas:
a. pendamping Desa yang bertugas mendampingi Desa
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, kerja
sama Desa, pengembangan BUM Desa, dan
pembangunan yang berskala lokal Desa;
Pendirian dan Organisasi Pengelola
Pasal 112, PP 47
(1) Desa dapat mendirikan BUM Desa.
(2) Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui musyawarah Desa dan ditetapkan dengan peraturan Desa.
(3) Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi Pemerintahan Desa. (4) Organisasi pengelola BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit terdiri atas:
a. penasihat; dan
b. pelaksana operasional.
(5) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dijabat secara ex-officio oleh kepala Desa.
(6) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b merupakan perseorangan yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala Desa.
(7) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilarang merangkap jabatan yang melaksanakan fungsi pelaksana lembaga
Pemerintahan Desa dan lembaga kemasyarakatan Desa.
Pasal 134 & 135 PP 47
Pasal 134Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 132 ayat (4) huruf b mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Pasal 135
(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.
(2) Kekayaan BUM Desa merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. (3) Modal BUM Desa terdiri atas:
a. penyertaan modal Desa; dan
b. penyertaan modal masyarakat Desa.
(4) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a berasal dari APB Desa dan sumber lainnya.
(5) Penyertaan modal Desa yang berasal dari APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat bersumber dari:
a. dana segar;
b. bantuan Pemerintah;
c. bantuan pemerintah daerah; dan
d. aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa.
(6) Bantuan Pemerintah dan pemerintah daerah kepada BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b dan huruf c disalurkan melalui mekanisme APB Desa.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Pasal 136, PP 47
(1) Pelaksana operasional BUM Desa wajib menyusun dan menetapkan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga setelah mendapatkan
pertimbangan kepala Desa.
(2) Anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling
sedikit nama, tempat kedudukan, maksud dan tujuan, modal, kegiatan
usaha, jangka waktu berdirinya BUM Desa, organisasi pengelola, serta
tata cara penggunaan dan pembagian keuntungan.
(3) Anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
paling sedikit hak dan kewajiban, masa bakti, tata cara pengangkatan
dan pemberhentian personel organisasi pengelola, penetapan jenis
usaha, dan sumber modal.
(4) Kesepakatan penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui musyawarah
Desa.
(5) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) ditetapkan oleh kepala Desa.
Pengembangan Kegiatan Usaha 137-140,
PP 47
Pasal 137
(1) Untuk mengembangkan kegiatan usahanya, BUM Desa dapat:
a. menerima pinjaman dan/atau bantuan yang sah dari pihak lain; dan b. mendirikan unit usaha BUM Desa.
(2) BUM Desa yang melakukan pinjaman harus mendapatkan persetujuan Pemerintah Desa.
(3) Pendirian, pengurusan, dan pengelolaan unit usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 138
(1) Pelaksana operasional dalam pengurusan dan pengelolaan usaha Desa mewakili BUM Desa di dalam dan di luar pengadilan.
(2) Pelaksana operasional wajib melaporkan pertanggungjawaban pengurusan dan pengelolaan BUM Desa kepada kepala Desa secara berkala.
Pasal 139
Kerugian yang dialami oleh BUM Desa menjadi tanggung jawab pelaksana operasional BUM Desa. Pasal 140
(1) Kepailitan BUM Desa hanya dapat diajukan oleh kepala Desa.
(2) Kepailitan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Bagian Kelima
BAB III: PERMEN DESA PDT DAN TRANSMIGRASI
NO. 04 TAHUN 2015 TENTANG BUM DESA
Bentuk Organisasi BUM Desa: Pasal 7
(1) BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan
hukum.
(2) Unit usaha yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan
sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat.
(3) Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang
berba dan hukum, bentuk organisasi BUM Desa didasarkan pada
Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3).
Pasal 8 Permendes No. 04
BUM Desa dapat membentuk unit usaha meliputi:
a. Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal,
dibentuk berdasarkan perjanjian, dan melakukan
kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar
dimiliki oleh BUM Desa, sesuai dengan peraturan
perundangundangan tentang Perseroan Terbatas;
dan
b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa
sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan tentang lembaga
Organisasi Pengelola BUM Desa: Pasal 9
Permendes No. 04
Organisasi pengelola BUM
Desa terpisah dari
organisasi Pemerintahan
Desa.
Pasal 10 Permendes No. 04
(1) Susunan kepengurusan
organisasi pengelola BUM Desa
terdiri dari:
a. Penasihat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas.
(2) Penamaan susunan
kepengurusan organisasi
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat menggunakan
penyebutan nama setempat
yang dilandasi semangat
kekeluargaan dan
WIL. DESA SERANG
Wil. DESA SUKARASA
W
IL. DESA S
ALAWU
Wil. KECAMATAN MANGUNREJA DESA SALEBU Kriteria Rumah Tangga (menurut hasil Transek M2D2 Tahun 2010)
JALAN DESA SERANG
KBR
MARGASARI SINDANGPALAY NGAMPLANG WARUNGPEUTEUY
= Kantor Desa/GOR perlu perbaikan = Jalan Desa Rusak / TPT tidak memadai = Jalan Desa masih Tanah
= Tidak memilki Lapangan Desa ( Olah Raga & Pusat Keg. Desa ) = Tidak ada drainase jalan raya , Musim Hujan air melimpah ke Pemukiman
= Sarana Pendidikan Formal belum memadai ( SD/SMP/SMA) ; Peningkatan BOS ; Bangunan Rusak / Kurang = Bangunan / sarana ( mebeler )MDA Belum memadai
= Bangunan TK / PAUD / RA belum ada
= Sarana Air bersih Belum memadai ( Derah Sulit Air ); Perpipaan Air Kotor perlu peningkatan ( Derah Sulit Air ) = Sampah perlu dikelola ( TPA )
= Pertanian ( sawah / Kebun / kayu ) kurang produktif ( hama, pupuk mahal ) = Potensi perikanan belum Optimal, hanya untuk pangan = Tanah Desa ( Pasir Pari ) belum Produktif ( kurang subur ), Perlu Reboisasi = Saluran Irigasi sering rusak ( perlu normalisasi ) = Biaya kesehatan bagi RTM/RTSM mahal = Bahan Pangan terkadang mahal & sulit didapat = Bangunan Posyandu Belum Ada, Biaya Operasional tidak memadai = Jalan Lingkungan masih tanah
MASALAH
Dibuat tanggal : 01 Januari 2011 Skala : 1 : 8.500
Mengetahui : Kepala Desa Margalaksana
PIPIP GURYANA Dibuat oleh: Kader Desa ATI MARLIANTI
PETA SOSIAL = Pengobatan Alternatif POTENSI
= Batas Kecamatan = Batas Desa = Batas Dusun (RW) = Jalan Raya = Jalan Desa = Jalan Pemukiman/Gang = Jalan Desa/Dusun Tanah = Sungai Besar = Saluran Air / Irigasi = Perpipaan Air Kotor = Mata air = MCK = Pipanisasi Air Bersih = Pusat pemerintahan = Mesjid = Puskesmas = Polsek Salawu = Jembatan = Posyandu = MDA = Lapang Volley = Pekuburan umum
POLISI
LEGENDA PETA
Pasal 11 Permendes No. 04
(1) Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10huruf a
dijabatsecara
ex officio oleh Kepala Desa yang bersangkutan.
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban:
a. memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Desa;
b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang
dianggap penting bagi pengelolaan BUM Desa; dan c.
mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
(3) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai
persoalan yang menyangkut pengelolaan usaha Desa; dan
b. melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat
menurunkan kinerja BUM Desa.
Pasal 12 Permendes No. 04
(1) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban: a. melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga yang
melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat Desa;
b. menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa; dan
c. melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa lainnya. (3) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setiap bulan; b. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa setiap
bulan;
c. memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa kepada
masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 13 Permendes No. 04
(1) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), Pelaksana
Operasional dapat menunjuk Anggota Pengurus
sesuai dengan kapasitas bidang usaha, khususnya
dalam mengurus pencatatan dan administrasi
usaha dan fungsi operasional bidang usaha.
(2) Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan
sesuai dengan kebutuhan dan harus disertai
dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung
jawab, pembagian peran dan aspek pembagian
kerja lainnya.
Pasal 14 Permendes No. 04
(1) Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi:
a. masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. berdomisili dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
c. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha
ekonomi Desa; dan
d. pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau sederajat;
(2) Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan:
a. meninggal dunia;
b. telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa;
c. mengundurkan diri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
perkembangan kinerja BUM Desa;
e. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka.
Pasal 15 Permendes No. 04
(1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c mewakili kepentingan masyarakat.
(2) Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari: a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota; c. Sekretaris merangkap anggota; d. Anggota.
(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban
menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
(4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk:
a. pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (2); b. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM Desa; dan
c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana Operasional. (5) Masa bakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
BUM Desa.
Pasal 16 Permendes No. 04
4/16/2016 72
Susunan kepengurusan BUM Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 dipilih oleh masyarakat
Desa melalui Musyawarah Desa sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang
Modal BUM Desa
Pasal 17 Permendes No. 04
(1) Modal awal BUM Desa
bersumber dari APB
Desa.
(2) Modal BUM Desa terdiri
atas:
a. penyertaan modal
Desa; dan
b. penyertaan modal
masyarakat Desa.
Pasal 18 Permendes No. 04
(1)
Penyertaan
modal Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 ayat (2) huruf a terdiri atas:
a
. hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan
dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme APB
Desa;
b. bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
c. kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan sebagai
kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
d. aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan tentang Aset Desa.
(2) Penyertaan modal masyarakat Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b berasal dari tabungan
masyarakat dan atau simpanan masyarakat.
Klasifikasi Jenis UsahaBUM Desa: Pasal 19
Permendes No. 04
(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis sosial (
social business)
sederhana
yang memberikan pelayanan umum(
serving)
kepada masyarakat dengan
memperoleh keuntungan
finansial.
(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat memanfaatkan sumber daya lokal dan
teknologi tepat guna, meliputi:
a. air minum Desa;
b. usaha listrik Desa;
c. lumbung pangan; dan
d. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya.
(3) Ketentuan mengenai pemanfaatan sumber daya local
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan Desa dan teknologi tepat guna.
Pasal 20 Permendes No. 04
(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis penyewaan (
renting)
barang untuk
melayani kebutuhan masyarakat Desa dan
ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa.
(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat menjalankan kegiatan usaha penyewaan
meliputi:
a. alat transportasi;
b. perkakas pesta;
c. gedung pertemuan;
d. rumah toko;
e. tanah milik BUM Desa; dan
f. barang sewaan lainnya.
Pasal 21 Permendes No. 04
(1) BUM Desa dapat menjalankan usaha perantara
(
brokering) yang
memberikan jasa pelayanan kepada
warga.
(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat menjalankan kegiatan usaha
perantara yang meliputi:
a. jasa pembayaran listrik;
b. pasar Desa untuk memasarkan produk yang
dihasilkan masyarakat; dan
c. jasa pelayanan lainnya.
Pasal 22 Permendes No. 04
(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis yang berproduksi
dan/atau berdagang (
trading) barang-barang tertentu untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat maupun dipasarkan pada
skala pasar yang lebih luas.
(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat menjalankan kegiatan perdagangan (
trading)
meliputi:
a. pabrik es;
b. pabrik asap cair;
c. hasil pertanian;
d. sarana produksi pertanian;
e. sumur bekas tambang; dan
f. kegiatan bisnis produktif lainnya.
Pasal 23 Permendes No. 04
(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis keuangan
(
financial business) yang
memenuhi kebutuhan
usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh
pelaku usaha ekonomi Desa.
(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat memberikan akses
kredit dan peminjaman yang mudah diakses oleh
masyarakat Desa.
Pasal 24 Permendes No. 04
(1) BUM Desa dapat menjalankan usaha bersama (
holding) sebagai
induk dari
unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Desa
baik dalam skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan.
(2) Unit-unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berdiri sendiri yang diatur dan dikelola secara sinergis oleh BUM
Desa agar tumbuh menjadi usaha bersama.
(3) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat menjalankan kegiatan usaha bersama meliputi:
a. pengembangan kapal Desa berskala besar untuk
mengorganisasinelayan kecil agar usahanya menjadi lebih
ekspansif;
b. DesaWisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari
kelompokmasyarakat;dan
c. kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha
lokal lainnya.
Pasal 25 Permendes No. 04
Strategi pengelolaan BUM Desa bersifat bertahapdengan m mempertimbangkan perkembangan dari inovasi yang dilakukan oleh BUM Desa, meliputi:
a. sosialisasi dan pembelajaran tentang BUM Desa;
b. pelaksanaan Musyawarah Desa dengan pokok bahasan tentang BUM Desa;
c. pendirian BUM Desa yang menjalankan bisnis sosial (social business) dan bisnis
penyewaan (renting);
d. analisis kelayakan usaha BUM Desa yang berorientasi pada usaha perantara (brokering), usaha bersama (holding), bisnis sosial ( (social business), bisnis
keuangan (financial business) dan perdagangan (trading), bisnis penyewaan
(renting) mencakup aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan sumberdaya manusia, aspek keuangan, aspek sosial budaya, ekonomi, politik, lingkungan usaha dan lingkungan hidup, aspek badan hukum, dan aspek perencanaan usaha;
e. pengembangan kerjasama kemitraan strategis dalam bentuk kerjasama BUM Desa antar Desa atau kerjasama dengan pihak swasta, organisasi sosial-ekonomi
kemasyarakatan, dan/atau lembaga donor;
f. diversifikasi usaha dalam bentuk BUM Desa yang berorientasi pada bisnis keuangan (financial business) dan usaha bersama (holding).