• Tidak ada hasil yang ditemukan

rpermen ttg partisipasi masyarakat...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "rpermen ttg partisipasi masyarakat..."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN - PERATURAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /PERMEN-KP/2017

TENTANG

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN

DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDIDAYA IKAN

DAN PETAMBAK GARAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 72 ayat 3

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya

Ikan, dan Petambak Garam, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Partisipasi

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Perlindungan dan

Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak

Garam;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004

tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang

(2)

Daya Ikan, dan Petambak Garam (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5870);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2015 tentang

Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudi Daya Ikan

Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5719);

4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

5. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri

Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019, sebagaimana

telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P

Tahun 2015 tentang Penggantian Beberapa Menteri

Negara Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN

PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDIDAYA IKAN DAN

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Perlindungan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak

Garam adalah segala upaya untuk membantu Nelayan,

Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam dalam

menghadapi permasalahan kesulitan melakukan Usaha

Perikanan atau Usaha Pergaraman.

2. Nelayan adalah setiap orang yang mata pencahariannya

melakukan penangkapan ikan.

3. Nelayan Kecil adalah Nelayan yang melakukan

Penangkapan Ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari, baik yang tidak menggunakan kapal

penangkap Ikan maupun yang menggunakan kapal

penangkap Ikan berukuran paling besar 10 (sepuluh) gros

ton (GT).

4. Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh Ikan

di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan

dengan alat dan cara yang mengedepankan asas

keberlanjutan dan kelestarian, termasuk kegiatan yang

menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,

menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah,

dan/atau mengawetkannya.

5. Pembudi Daya Ikan adalah setiap orang yang mata

pencahariannya melakukan Pembudidayaan Ikan air tawar,

ikan air payau, dan ikan air laut.

6. Pembudi Daya Ikan Kecil adalah Pembudi Daya Ikan yang

melakukan Pembudidayaan Ikan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

(4)

membesarkan, dan/atau membiakkan Ikan serta memanen

hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk

kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,

mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,

mengolah, dan/atau mengawetkannya.

8. Petambak Garam adalah setiap orang yang melakukan

kegiatan usaha pergaraman.

9. Petambak Garam Kecil adalah Petambak Garam yang

melakukan Usaha Pergaraman pada lahannya sendiri

dengan luas lahan paling luas 5 (lima) hektare, dan perebus

Garam.

10. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang

termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau

pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam

penyelenggaraan perlindungan dan pemberdayaan nelayan,

pembudidaya ikan dan petambak garam.

11. Partisipasi Masyarakat adalah kepedulian dan keterlibatan

Masyarakat secara fisik atau non fisik, langsung atau tidak

langsung, atas dasar kesadaran sendiri atau akibat

peranan pembinaan dalam penyelenggaraan perlindungan

dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan dan

petambak garam.

12. Bentuk partisipasi masyarakat adalah kegiatan/aktivitas

yang dilakukan masyarakat dalam penyelenggaraan

perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya

ikan dan petambak garam.

13. Tata cara pelaksanaan partisipasi masyarakat adalah

sistem, mekanisme, dan/atau prosedur pelaksanaan hak

dan kewajiban masyarakat dalam penyelenggaraan

perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya

ikan dan petambak garam.

14. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

(5)

15. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang perikanan.

16. Menteri adalah menteri yang membidangi urusan

perikanan.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:

a. partisipasi masyarakat;

b. tata cara partisipasi masyarakat; dan

c. pendanaan.

Bagian Ketiga

Maksud dan Tujuan

Pasal 3

(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai dasar pelaksanaan

Partisipasi Masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan dan

pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam.

(2) Tujuan pengaturan penyelenggaraan perlindungan dan

pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam

adalah:

a. menjamin terlaksananya hak dan kewajiban masyarakat

dalam penyelenggaraan perlindungan dan pemberdayaan

nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan

dan petambak garam;

c. menciptakan masyarakat yang ikut bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan perlindungan dan pemberdayaan nelayan,

pembudidaya ikan dan petambak garam;

d. mewujudkan penyelenggaraan perlindungan dan

pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan dan petambak

garam yang transparan, efektif, akuntabel, dan berkualitas;

(6)

e. meningkatkan kualitas pengambilan kebijakan dalam

penyelenggaraan perlindungan dan pemberdayaan nelayan,

pembudidaya ikan dan petambak garam.

BAB II

PARTISIPASI MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 4

(1) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan,

dan Petambak Garam.

(2) partisipasi masyarakat dapat dilakukan secara perseorangan

dan/atau berkelompok.

(3) partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dilaksanakan berdasarkan prinsip:

a. sukarela dengan berdasarkan hasil musyawarah dan

mufakat;

b. kebutuhan, kemampuan, dan kondisi ekonomi, sosial, dan

budaya masyarakat di daerah penyelenggaraan perlindungan

dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan dan petambak

garam; dan

c. bukan bertujuan untuk mencari keuntungan.

Pasal 5

Partisipasi masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk:

a. pemikiran;

b. tenaga;

c. waktu;

d. keahlian;

e. material; dan

f. dana.

(7)

Partisipasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dapat

dilakukan terhadap:

a. penyusunan perencanaan;

b. perlindungan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam;

c. pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak

garam;

d. pendanaan dan pembiayaan; dan

e. pengawasan.

Pasal 7

(1)Partisipasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dilaksanakan

dengan menyampaikan saran dan masukan dalam

penyelenggaran perlindungan dan pemberdayaan.

(2)Saran dan masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pada

tahap:

a. persiapan penyusunan perencanaan;

b. pengidentifikasian potensi dan masalah;

c. penentuan arah;

d. perumusan perencanaan; dan/atau

e. penetapan perencanaan.

Bagian Kedua

Perlindungan Nelayan, Pembudi Daya Ikan,

dan Petambak Garam

Pasal 8

Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dilakukan melalui:

a. penyediaan prasarana Usaha Perikanan dan Usaha Pergaraman;

b. penyediaan sarana Usaha Perikanan dan Usaha Pergaraman;

c. pengupayaan keberlanjutan usaha Perikanan dan Usaha

Pergaraman;

d. mitigasi risiko Penangkapan Ikan, Pembudidayaan Ikan, dan

Pergaraman;

e. pengupayaan keamanan dan keselamatan Nelayan, Pembudi daya

(8)

f. fasilitasi dan bantuan hukum.

Pasal 9

(1)Penyediaan prasarana usaha perikanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 huruf a untuk:

a. Penangkapan Ikan paling sedikit meliputi:

1) stasiun pengisian bahan bakar minyak dan sumber energi

lainnya untuk Nelayan;

2) pelabuhan Perikanan yang terintegrasi dengan tempat

pelelangan Ikan;

3) jalan pelabuhan dan jalan akses ke pelabuhan;

4) alur sungai dan muara;

5) jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, dan air bersih; dan

6) tempat penyimpanan berpendingin dan/atau pembekuan.

b. Pembudidayaan ikan paling sedikit meliputi:

a. lahan dan air;

b. stasiun pengisian bahan bakar minyak dan sumber energi

lainnya untuk pembudi daya ikan;

c. saluran pengairan;

d. bangunan produksi;

e. jalan produksi;

f. jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi;

g. instalasi penanganan limbah; dan/atau

h. tempat penyimpanan, penyimpanan berpendingin, dan/atau

pembekuan.

(2)Penyediaan prasarana usaha pergaraman sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a, untuk Petambak garam paling sedikit

meliputi:

a. lahan;

b. saluran pengairan;

c. jalan produksi;

d. tempat penyimpanan Garam; dan/atau

e. kolam penampung air.

(9)

(1)Penyediaan sarana usaha perikanan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 huruf b untuk:

a.Penangkapan Ikan paling sedikit meliputi:

1) kapal penangkap Ikan yang laik laut, laik tangkap Ikan, dan

laik simpan Ikan;

2) alat penangkapan Ikan dan alat bantu penangkapan Ikan;

3) bahan bakar minyak dan sumber energi lainnya; dan

4) air bersih dan es.

b.Pembudidayaan ikan paling sedikit meliputi:

1) Induk;

2) benih dan bibit;

3) bahan baku pakan Ikan;

4) pakan Ikan;

5) obat Ikan;

6) geoisolator;

7) air bersih;

8) laboratorium kesehatan ikan;

9) pupuk;

10) alat pemanen;

11) kapal pengangkut ikan hidup;

12) bahan bakar minyak dan sumber energi lainnya;

13) pompa air;

14) kincir;

15) mesin pembuat pakan; dan/atau

16) keramba jaring apung.

(2)Penyediaan sarana usaha pergaraman sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 huruf b untuk Petambak garam paling sedikit

meliputi:

a. bahan bakar minyak dan sumber energi lainnya;

b. pompa air;

c. kincir angin;

d. geoisolator;

e. alat ukur salinitas;

f. mesin pemurnian atau pencucian Garam;

(10)

h. alat iodisasi;

i. alat pengemas;

j. alat perata tanah;

k. alat ukur suhu atau termometer; dan/atau

l. alat ukur kekentalan air laut (boume-hydro-meter).

Pasal 11

Partisipasi masyarakat dalam pengupayaan keberlanjutan usaha

Perikanan dan Usaha Pergaraman sebagaimana dalam Pasal 8 huruf c,

paling sedikit meliputi:

a. menjaga mutu produk yang aman dikonsumsi

b. menciptakan sistem pemasaran yang menghasilkan harga Ikan

atau Garam yang menguntungkan;

c. menyediakan sistem aplikasi informasi harga Ikan dan harga

Garam; dan/atau

d. melakukan pengendalian kualitas lingkungan perairan, perairan

pesisir, laut dan lingkungan pengolahan.

Pasal 12

Partisipasi masyarakat dalam mitigasi risiko Penangkapan Ikan,

Pembudidayaan Ikan, dan Pergaraman sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 huruf d, paling sedikit meliputi keikutsertaan dalam:

a. Asuransi usaha perikanan dan pergaraman; dan/atau

b. Asuransi kecelakaan kerja dan asuransi jiwa.

Pasal 13

Partisipasi masyarakat dalam pengupayaan keamanan dan

keselamatan Nelayan, Pembudi daya Ikan dan Petambak garam

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf e, paling sedikit meliputi:

a. penyediaan perlengkapan keselamatan bagi Nelayan dalam

melakukan Penangkapan Ikan dan Pembudidayaan Ikan; dan

b. memberikan bantuan pencarian dan pertolongan bagi Nelayan

dan/atau Pembudidaya Ikan yang mengalami kecelakaan dalam

melakukan Penangkapan dan Pembudidayaan Ikan secara cepat,

tepat, aman, terpadu, dan terkoordinasi.

(11)

Partisipasi masyarakat dalam fasilitasi dan bantuan hukum

sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 8 huruf f, paling

sedikit meliputi pedampingan:

a. permasalahan hukum bagi Nelayan, Pembudidaya Ikan dan

Petambak Garam; dan/atau

b. perolehan legalitas usaha perikanan dan pergaraman.

Bagian Ketiga

Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan,

dan Petambak Garam

Pasal 15

Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemberdayaan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c dilakukan melalui:

a. pendidikan dan pelatihan;

b. penyuluhan dan pendampingan;

c. kemitraan usaha;

d. kemudahaan akses pengetahuan, teknologi dan informasi;

dan/atau

e. Penguatan kelembagaan.

Pasal 16

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan

sebagaimana dalam Pasal 15 huruf a, paling sedikit meliputi:

a. pelatihan dan pemagangan di bidang perikanan atau pergaraman;

b. pemberian beasiswa dan/atau bantuan biaya pendidikan untuk

mendapatkan pendidikan di bidang perikanan atau pergaraman;

dan/atau

c. pengembangan kewirausahaan di bidang usaha perikanan atau

usaha pergaraman.

Pasal 17

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan penyuluhan dan pendampingan

sebagaimana dalam Pasal 15 huruf b, meliputi:

(12)

b. terlibat aktif; dan/atau

c. kemudahan informasi.

Pasal 18

Partisipasi masyarakat dalam kemitraan usaha sebagaimana dalam

Pasal 15 huruf c, meliputi :

a. praproduksi;

b. produksi;

c. pascaproduksi;

d. pengolahan;

e. pemasaran; dan

f. pengembangan.

Pasal 19

Partisipasi masyarakat dalam pengembangan pelatihan kewirausahaan

di bidang usaha perikanan atau usaha pergaraman meliputi:

a. fasilitasi pelatihan kewirausahaan;

b. pembentukan inkubator wirausaha;

c. pelaksanaan temu usaha; dan/atau

d. peran aktif dalam pelatihan.

Pasal 20

Partisipasi masyarakat dalam kemudahaan akses pengetahuan dan

teknologi sebagaimana dalam Pasal 15 huruf d, meliputi:

a. penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi;

b. kerja sama alih teknologi; dan

c. penyediaan fasilitas bagi Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan

Petambak Garam untuk mengakses ilmu pengetahuan, teknologi,

dan informasi.

Pasal 21

Partisipasi masyarakat dalam kemudahaan informasi sebagaimana

dalam Pasal 15 huruf d, meliputi:

a. potensi sumber daya Ikan dan migrasi Ikan;

b. potensi lahan dan air;

c. sarana produksi;

(13)

e. harga Ikan;

f. harga Garam;

g. peluang dan tantangan pasar.

h. prakiraan iklim, cuaca, dan tinggi gelombang laut; dan

i. wabah penyakit Ikan.

Pasal 22

Partisipasi masyarakat dalam pengupayaan penguatan kelembagaan

sebagaimana dalam Pasal 15 huruf e, paling sedikit meliputi:

a. mendorong dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan atau

kelompok;

b. membentuk kelembagaan atau kelompok; dan

c.terlibat aktif dalam pengembangan kelembagaan atau kelompok.

BAB III

TATA CARA PARTISIPASI MASYARAKAT

Pasal 23

(1)Masyarakat yang melaksanakan partisipasi menyampaikan surat

pemberitahuan rencana partisipasi kepada dinas provinsi dan/atau

kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

(2)Pelaksanaan partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

memperhatikan:

a. rencana perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya

ikan dan petambak garam;

b. potensi sumber daya perikanan dan pergaraman;

c. peluang usaha perikanan dan pergaraman;

d. kebutuhan usaha perikanan dan usaha pergaraman;

e. kondisi sosial ekonomi dan lingkungan; dan/atau

f. kearifan lokal.

(3)Pelaksanaan partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

disampaikan melalui media komunikasi dan/atau forum

pertemuan.

(14)

Partisipasi Masyarakat dalam pelaksanaan perlindungan dan

pemberdayaan dapat dilakukan dengan:

a. memantau pelaksanaan perlindungan dan pemberdayaan; dan

b. memberikan informasi atau laporan dalam pelaksanaan

perlindungan dan pemberdayaan.

BAB IV

PENDANAAN

Pasal 25

Partisipasi masyarakat dalam pendanaan dan pembiayaan, dapat

berupa:

1. angel investor merupakan Setiap Orang yang menyediakan dana

awal usaha dan jaringan bisnisnya untuk membantu penumbuhan

usaha bagi para Pelaku Usaha Perikanan atau Usaha Pergaraman;

dan

2. filantropis merupakan sumbangan individu atau kelompok yang

berwujud uang, barang, atau karya lain sebagai perwujudan

kepedulian terhadap sesama.

BAB V

PEMBINAAN

Pasal 26

(1)Menteri, gubernur, dan bupati/wali kota sesuai dengan

kewenangannya melakukan pembinaan terhadap masyarakat yang

terlibat dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat.

(2)Pembinaan meliputi sinkronisasi dan koordinasi, pemberian pedoman,

fasilitasi, pelatihan, bimbingan teknis, pengawasan, monitoring dan

evaluasi.

(3)Pembinaan yang dilakukan oleh Menteri sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi:

a.sinkronisasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah di tingkat

provinsi dan kabupaten/kota,

b.memberikan pedoman; dan

c.melakukan pengawasan, monitoring, dan evaluasi terhadap

pelaksanaan partisipasi masyarakat.

(15)

pada ayat (2) meliputi:

a.sinkronisasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat dan

pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota;

b.memberikan pedoman; dan

c.melakukan pengawasan, monitoring, dan evaluasi terhadap

pelaksanaan partisipasi masyarakat.

(5)Pembinaan yang dilakukan oleh bupati/wali kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a.sinkronisasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat dan

pemerintah daerah di tingkat provinsi; dan

b.melakukan pengawasan, monitoring, dan evaluasi terhadap

pelaksanaan partisipasi masyarakat.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

MENTERI KELAUTAN DAN

PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

SUSI PUDJIASTUTI

Persetujuan

No. Jabatan Paraf

(16)

2. Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya

Referensi

Dokumen terkait

Program aplikasi berbasis android dalam manajemen proyek pembangunan kapal baru membantu pihak galangan dan project manager dalam perencanaan, penjadwalan, dan

penulis dapat melaksanakan Proyek Akhir Arsitektur (PAA) tahap Landasan Teori dan.. Program (LTP) pada periode LXXII ini, dengan judul Semarang Creative

yang ditujukan untuk memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam perusahaan.. • Area fungsional dalam perusahaan

Menurut Gazaniga, dkk (2007) individu dengan harga diri yang tinggi mampu menilai dirinya dan kemampuannya. Individu yang tidak mampuan dalam mengukur dan

Bisa pula dengan memperlihatkan action yang khas dari suatu saat, sebagai contoh lampu rumah menyala yang berarti malam, atau suara ayam berkokok yang berarti pagi hari,

Dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Program Insentif Penulisan Buku Ajar (buku terbit) Perguruan Tinggi yang dikelola oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dit.Litabmas),

Model matematika adalah uraian secara matematika dari fenomena dunia nyata. Tujuan model adalah memahami suatu fenomena dan mungkin membuat prakiraan tentang