LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
KEPERAWATAN KELUARGA
Dosen pembimbing : Dosen pembimbing : H. Wasludin SKM.M.Kes H. Wasludin SKM.M.Kes Disusun oleh Disusun olehShindy Aprilia Nilasari Shindy Aprilia Nilasari
P27904114035 P27904114035
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN
2016/2017 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA
A. Pengertian Keperawatan Keluarga
Keperawatan : Suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian internal dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dalam bentuk bio- psiko-sosial-kultural-spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu,keluarga,dan masyarakat baik sehat maupun sakit,yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat.
Asuhan Keperawatan : Suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik praktik,keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan, pedoman standar keperawatan, serta landasan etika dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan.
Keluarga : Unit terkecil masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Sudiharto,2007: 22)
Asuhan keperawatan keluarga : Suatu rangkaian yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan ( Sri Setyowati,2008 : 75)
B. Bentuk-Bentuk Keluarga
1. Keluarga Inti ( Nuclear Family )
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2. Keluarga Besar ( Extended Family )
Keluarga inti ditambah keluarga lain (karena hubungan darah) misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu, termasuk keluarga modern seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian family)
3. Keluarga Campuran ( Blended Family )
4. Keluarga Menurut Hukum Umum ( Common Law Family ) Anak-anak yang tinggal bersama
5. Keluarga Orang Tua Tunggal
Keluarga yang terdiri dari pria aatu wanita mungkin karena telah bererai, berpisah, ditinggal mati, atau mungkin tidak pernah menikah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama
6. Keluarga Hidup Bersama ( Commune Family )
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggung jawab, serta memiliki kepercayaan bersama
7. Keluarga Serial ( Serial Family )
Keluarga yang terdiri dari pria,wanita yang telah menikah, dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing tetapi semuanya menganggap sebagai suatu keluarga.
8. Keluarga Gabungan ( Composite Family )
keluarga yang terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri)
9. Hidup Bersama Dan Tinggal Bersama ( Cohabitat Family )
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan pernikahan sah.
10. Keluarga Usila
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut dengan anak yang sudah memisahkan diri.
11. Composed Family
Keluarga yang perkawiannya berpoligami dan hidup bersama. 12. The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan yang terjadi pada wanita.
C. Tugas Kesehatan keluarga
Dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan,tugas keluarga merupakan faktor utama untuk pengembangan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tugas kesehatan keluarga menurut riedman 1998 sebagai berikut :
1. Mengenal gangguan perkembangan masalah kesehatan setiap anggotanya 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit yang tidak dapat membantu dirinya sendiri
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik
D. Struktur dan Fungsi Keluarga
Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan keluarga untuk saling berbagi. Kemampuan sistem pendukung diantara anggota keluarga,kemampuan perawatan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Menurut Friedmann (1999) ada 5 fungsi dasar keluarga : 1. Fungsi afektif
Fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial,saling mengasuh, dan memberi cinta kasih serta saling menerima dan mendukung
2. Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosia dan belajar berperan di lingkungan sosial
3. Fungsi reproduksi
Fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia
4. Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, papan 5. Fungsi perawatan kesehatan
Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarg yang mengalami kesehatan (Sudiharto, 2007 : 24)
E. Peran Perawat Keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu memperhatikan prinsip- prinsip berikut :
1. Melakukan kerjasama keluarga secara kolektif
2. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga 3. Menyesuaikan rencana askep dengan tahap perkembangan keluarga 4. Menerima dan mengakui struktur keluarga
5. Menekankan pada kemampuan keluarga Peran perawat keluarga :
1. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidik kesehatan kepada keluarga,terutama untuk mendirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan
2. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberi pelayanan keperawatan yang komprehensif 3. Sebagai pelaksana keperawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak perama dengan anggota keluarga yang sakit,yang memiliki masalah kesehatan
4. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga beresiko tinggi maupun yang tidak
5. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga klien 6. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,keluarga dn masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
7. Sebagai peneliti
Perawat keluarga meneliti keluarga untuk dapat memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga
8. Sebagai modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus memodifikasi lingkungan,baaik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat,dan lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang sehat. ( Sudinarto dan Sri Setyowati,2007)
F. Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu se bagai anggota keluarga .(Harmoko, hal 69: 2012)
1. Pengkajian a. Data umum
Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan genongram (genogram keluarga dalam tiga generasi).
a) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
b) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan.
c) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat memengaruhi kesehatan.
d) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya. e) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya dilihatkapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat rekreasi, namunmenonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.
c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi:riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing, anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang.
d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua.
c. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumahGambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar mandi, dapur, kamartidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan perasaan secara keseluruhandengan pengaturan
atau penataan rumah mereka.
b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggalTipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat tinggal, keadaantempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah, fasilitas-fasilitas ekonomi dant ransportasi.
c) Mobilitas geografis keluarga. Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada.
e) Sistem pendukung keluargaJumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga.
d. Struktur keluarga
a) Pola-pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antaranggota keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan danmempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baikformal/informal.
d) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma yangdianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki.
b) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal masalahkesehatannya dan memelihara kesehatannya.
d) Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlahanggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
f. Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang.
1) Jangka pendek: penyelesaian stressor yang dialami < ± 6 bulan2) 2) Jangka panjang: penyelesaian stressor yang dialami > ± 6 bulan) b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji sejauh
mana keluarga berespon terhadap situasi.
c) Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang digunakankeluarga bila menghadapi permaslahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsionalyang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah.
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan.
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga 2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004) yaitu:
1. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga. 2. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang dilakukan.
3. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah
kesehatan yang penting dan paling dasar.
G. Penyusunan Diagnosa Asuhan Keperawatan Keluarga
Diagnose Keperawatan Keluarga dirumuskan berdasarkan data yang di dapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi keperawatan keluarga. Diagnose keperawatan mengacu pada PES ( Problem/Masalah, Etiologi/Penyebab, Sign/Tanda) diamana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
1. Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
a. Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
c. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Diagnosa sehat/Wellness/potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
2. Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
3. Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga. Dalam Friedman (!998) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini:
Kriteria Bobot Skor Sifat masalah 1 Aktual = 3
Risiko = 2 Potensial = 1 Kemungkinan masalah untuk dipecahkan 2 Mudah = 2 Sebagian = 1 Tidak dapat = 0 Potensi masalah untuk dicegah 1 Tinggi = 3 Cukup = 2 Rendah = 1 Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot Jumlahkan skor untuk semua criteria
Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
Kategori Diagnosa NANDA Diagnosa Keperawatan Persepsi kesehatan-pola
manajemen kesehatan
Manajemen kesehatan yang dapat di ubah Perilaku mencari sehat
Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah Peran-pola persepsi Kurang pengetahuan
Konflik keputusan Peran-pola hubungan Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
H. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,1998). Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut :
1. Sifat masalah (actual, risiko, potensial) 2. Kemungkinan masalah dapat diubah 3. Potensi masalah untuk dicegah 4. Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay
(1978) dalam Effendy (1998).
Perubahan dalam proses keluarga Perubahan penampilan peran
Risiko perubahan dalam menjadi orang tua Perubahan menjadi orang tua
Risiko terhadap kekerasan Koping pola
–
pola toleransiterhadap stress
Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan Koping keluarga tidak efektif : menurun
Kriteria Bobot Skor Sifat masalah 1 Aktual = 3
Risiko = 2 Potensial = 1 Kemungkinan masalah untuk dipecahkan 2 Mudah = 2 Sebagian = 1 Tidak dapat = 0 Potensi masalah untuk dicegah 1 Tinggi = 3 Cukup = 2 Rendah = 1 Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot Jumlahkan skor untuk semua criteria
Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
b. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah 2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur. 4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
I. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
J. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat
aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998). Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana :
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang obyektif.
A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif. P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice Nursing. Philadelpia : Lippincott
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing, Concept and Practice. Lippincott : California
Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC
Effendy,N.1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC
Iqbal,Wahit dkk.2005. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC Suprajitno.2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC