• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Oktober 2013 Oktober ,16 0,07 0,08 0,12 0,09 0,07 -0,02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Oktober 2013 Oktober ,16 0,07 0,08 0,12 0,09 0,07 -0,02"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

No. 58/11/34/Th.XVI, 3 November 2014

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

:

B

ULAN

O

KTOBER

2014

K

OTA

Y

OGYAKARTA

I

NFLASI

0,28

P

ERSEN

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Oktober 2014 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Oktober 2014 terjadi inflasi 0,28 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,22 pada September 2014 menjadi 113,54 pada Oktober 2014. Tingkat inflasi tahun kalender ( Januari – Oktober ) 2014 sebesar 3,58 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Oktober 2014 terhadap Oktober 2013) sebesar 4,40 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,32 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,67 persen; sandang naik 0,55 persen;

 Kota Yogyakarta pada Bulan Oktober 2014 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Oktober ini, enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan yakni; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,32 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,67 persen; sandang naik 0,55 persen; kelompok kesehatan naik 0,92 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,04 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,36 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan turun 0,51 persen.

 Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 74 kota mengalami inflasi dan 8 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,18 persen, diikuti oleh Kota Manado dan Kota Palu dengan inflasi sebesar 1,42 persen dan 1,31 persen. Sebaliknya inflasi terendah terjadi di Kota Mamuju sebesar 0,06 persen, diikuti oleh Kota Jember dan Kota Watampone masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,13 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Sorong sebesar 1,08 persen, diikuti Kota Pangkal Pinang sebesar 0,68 persen, dan deflasi terkecil terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,12 persen, diikuti Kota Pontianak sebesar 0,42 persen.

 Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi di antaranya adalah bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, cabai merah, tarip listrik, dan jeruk, sedangkan komoditas yang menghambat inflasi adalah daging ayam ras, bensin, daging sapi, semangka, dan telur ayam ras.

 Laju inflasi tahun kalender 2014 (Oktober 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 3,58 persen. Laju inflasi year on year (Oktober 2014 terhadap Oktober 2013) sebesar 4,40 persen.

(2)

dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,36 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan turun 0,51 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi di antaranya: bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, dan cabai merah naik 3,14 persen, 6,11 persen, dan 63,07 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,10 persen; tarip listrik naik 0,95 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; jeruk, semen, dokter umum, cabe hijau, dan kue kering berminyak naik 4,28 persen, 2,19 persen, 3,67 persen, 49,31 persen, dan 2,79 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; rokok kretek filter, apel, sabun mandi, sewa rumah, shampo, ikan keranjang, pembalut wanita, susu untuk balita, salak, celana panjang jeans, bandeng presto, sosis daging ayam, cabai rawit, bedak, batu bata/batu tela, pelembab, celana panjang katun, dan bir naik 0,81 persen, 3,88 persen, 3,26 persen, 0,45 persen, 2,73 persen, 3,78 persen, 3,45 persen, 0,91 persen, 7,53 persen, 3,77 persen, 7,06 persen, 21,72 persen, 7,46 persen, 3,64 persen, 0,94 persen, 5,11 persen, 5,89 persen, dan 0,61 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Gambar 1

Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Oktober 2013 – Oktober 2014

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi di antaranya daging ayam ras turun 16,55 persen dengan memberikan andil sebesar -0,18 persen; bensin turun 0,94 persen dengan memberikan andil sebesar -0,04 persen; daging sapi turun 1,86 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen; semangka, telur ayam ras, anggur, pir, sabun detergen bubuk/cair, alpukat, sawi hijau, dan jagung manis turun 11,88 persen, 1,91 persen, 11,88 persen, 8,96 persen, 1,57 persen, 8,38 persen, 16,49 persen, dan 10,21 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

0,61 0,20 0,17 1,05 0,07 0,14 0,07 0,05 0,43 0,85 0,09 0,49 0,28 0,09 0,12 0,55 1,07 0,26 0,08 -0,02 0,16 0,43 0,93 0,47 0,27 -0,20 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20

Okt-13 Nop-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Ags-14 Sep-14 Okt-14

(3)

Tabel 1

Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Oktober 2014

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi Persentase

[1] [2]

Umum 0.28

1. Bahan makanan -0.09

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0.05

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0.17

4. Sandang 0.03

5. Kesehatan 0.06

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0.00

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0.06

Tabel 2

IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Oktober 2014 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 ) Inflasi Okt 2014 *) Laju Inflasi Tahun 2014 **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) Okt 2013 Desember 2013 Sept 2014 Okt 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Umum 108.75 109.62 113.22 113.54 0.28 3.58 4.40 1. Bahan Makanan 117.66 117.86 122.49 121.87 -0.51 3.40 3.58

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 110.47 111.53 113.65 114.01 0.32 2.22 3.20

3. Perumahan 105.76 106.94 113.34 114.10 0.67 6.70 7.89

4. Sandang 102.71 103.12 105.40 105.98 0.55 2.77 3.18

5. Kesehatan 103.74 104.39 108.39 109.39 0.92 4.79 5.45

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 103.07 103.19 105.60 105.64 0.04 2.37 2.49 7. Transpor dan Komunikasi 109.58 111.09 112.06 112.46 0.36 1.23 2.63

(4)

Gambar 2

Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Oktober 2014 menurut Kelompok Pengeluaran

B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK

PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Pada Bulan Oktober 2014 kelompok bahan makanan mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,51 persen, sehingga besaran angka indeks menjadi 121,87 relatif lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 122,49. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, enam sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya naik 0,13 persen; sub kelompok ikan diawetkan naik 3,04 persen; sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya naik 0,03 persen; sub kelompok buah-buahan naik 0,35 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan naik 8,02 persen; dan sub kelompok lemak dan minyak naik 0,19 persen. Sebaliknya sub kelompok daging dan hasil-hasilnya turun 5,86 persen; sub kelompok ikan segar turun 0,93 persen; sub kelompok sayur-sayuran turun 1,32 persen; sub kelompok kacang-kacangan turun 0,75 persen; dan sub kelompok bahan makanan lainnya turun 0,50 persen.

Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi antara lain cabai merah naik 63,07 persen dengan memberikan andil sebesar 0,10 persen; jeruk dan cabe hijau naik 4,28 persen dan 49,31 persen dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen; apel, ikan keranjang, susu untuk balita, salak, bandeng presto, sosis daging ayam, dan cabai rawit naik 3,88 persen, 3,78 persen, 0,91 persen, 7,53 persen, 7,06 persen, 21,72 persen, dan 7,46 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga menghambat laju angka inflasi antara lain daging ayam ras turun 16,55 persen dengan memberikan andil sebesar -0,18 persen; daging sapi turun 1,86 persen dengan memberikan andil -0,02 persen; semangka, telur ayam ras , anggur, pir, alpukat, sawi hijau, dan jagung manis turun 11,88 persen,

3.58 3.40 2.22 6.70 2.77 4.79 2.37 1.23 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 P e r s e n Umum Bahan Makanan Mak. Jadi,Min, Rok & Temb

Perumahan Sandang KesehatanPendidikan Transpor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan

(5)

1,91 persen, 11,88 persen, 8,96 persen, 8,38 persen , 16,49 persen, dan 10,21 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,32 persen dengan angka indeks sebesar 114,01 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 113,65.

Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik 0,25 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik 0,12 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik 0,65 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga mempertinggi angka inflasi pada kelompok ini di antaranya kue kering berminyak naik 2,79 dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; rokok kretek filter dan bir naik 0,81 persen dan 0,61 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat angka inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah air kemasan, gula pasir, wafer, dan kacang kulit turun 1,29 persen, 0,63 persen, 1,79 persen, dan 0,71 persen.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,67 persen dengan angka indeks 114,10 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 113,34. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,30 persen dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air naik 1,72 persen. Sebaliknya sub kelompok perlengkapan rumahtangga dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga turun 0,23 persen dan 0,06 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi, antara lain: bahan bakar rumah tangga naik 3,14 persen dengan memberikan andil sebesar 0,10 persen; tarip listrik, naik 0,95 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; semen naik 2,19 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; sewa rumah dan batu bata/batu tela naik 0,45 persen dan 0,94 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Komoditas yang dapat menghambat kenaikan inflasi antara lain: sabun detergen bubuk/cair turun 1,57 persen dengan memberikan andil sebesar -0,01 persen; air conditioner dan tissu turun 4,37 persen dan 0,58 persen.

4.

Sandang

Kelompok sandang pada Bulan Oktober 2014 mengalami inflasi sebesar 0,55 persen dengan angka indeks sebesar 105,98 persen, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 105,40. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,94 persen; sub kelompok sandang wanita naik 1,06 persen; dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya naik 0,16 persen, sedangkan sub kelompok sandang anak-anak turun 0,08 persen.

(6)

Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga, antara lain pembalut wanita, celana panjang jeans dan celana panjang katun naik 3,45 persen, 3,77 persen, dan 5,89 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang dapat menahan laju inflasi pada kelompok ini di antaranya adalah pampers, kemeja panjang katun, baju anak stelan, sandal kulit, dan bahan celana katun turun 2,42 persen, 0,93 persen, 0,41 persen, 0,09 persen, 0,32 persen.

5.

Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Bulan Oktober 2014 ini mengalami inflasi sebesar 0,92 persen. Angka indeks kelompok ini tercatat 109,39 lebih tinggi dibanding angka indeks Bulan Agustus 2014 yang mencapai 108,39.

Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 0,61 persen; sub kelompok obat-obatan naik 0,32 persen; dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 1,86 persen, sedangkan sub kelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil dibandingkan bulan yang lalu.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini di antaranya dokter umum naik 3,67 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; sabun mandi, shampo, bedak, dan pelembab naik 3,26 persen, 2,73 persen, 3,64 persen, dan 5,11 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sebaliknya beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah sabun mandi cair, minyak rambut, dan sikat gigi turun 1,67 persen, 2,93 persen, dan 0,76 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Oktober 2014 mengalami inflasi sebesar 0,04 persen dengan angka indeks sebesar 105,64 lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 105,60.

Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, satu sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan naik 0,31 persen, sebaliknya sub kelompok rekreasi turun 0,05 persen. Tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan, sub kelompok kursus-kursus/pelatihan, dan sub kelompok olahraga relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Bulan Oktober 2014 antara lain: buku pelajaran SD, tas sekolah, pulpen/ballpoint naik 2,86 persen, 1,09 persen, dan 1,39 persen. Sebaliknya komoditas yang dapat menahan laju inflasi pada kelompok ini adalah kamera, cd-tape-rec-radio, personal komputer/desktop, dan computer tablet turun 1,11 persen, 0,53 persen, 0,07 persen, dan 0,01 persen.

7.

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Oktober 2014 sebesar 112,46 tinggi dari angka indeks bulan lalu yang sebesar 112,06. Pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok transport naik 0,54 persen dan sub kelompok sarana penunjang transpor naik 0,05 persen, sedangkan dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman; dan sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

(7)

sebesar 0,10 persen; accu naik 2,01 persen. Sebaliknya komoditas yang dapat menghambat inflasi pada kelompok ini adalah bensin turun 0,94 persen dengan memberikan andil sebesar -0,04 persen, ban luar motor, dan sepeda turun masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,04 persen.

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan September dan Oktober 2014, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100)

KODE KELOMPOK / SUB KELOMPOK

IHK Inflasi Oktober 2014 (%) ANDIL INFLASI September 2014 Oktober 2014 [1] [2] [3] [4] [5] [6] 00000 UMUM 113.22 113.54 0.28 0.28 10000 BAHAN MAKANAN 122.49 121.87 -0.51 -0.09

10100 Padi-padian,umbi2-an & hasilnya 110.01 110.15 0.13 0.01

10200 Daging dan hasil-hasilnya 135.95 127.98 -5.86 -0.19

10300 Ikan Segar 128.58 127.38 -0.93 -0.01 10400 Ikan Diawetkan 154.39 159.09 3.04 0.02 10500 Telur,susu,dan hasil-hasilnya 123.46 123.50 0.03 0.00 10600 Sayur-sayuran 120.81 119.21 -1.32 -0.02 10700 Kacang-kacan Gan 120.75 119.85 -0.75 -0.01 10800 Buah-buahan 137.59 138.07 0.35 0.01 10900 Bumbu-bumbuan 113.40 122.49 8.02 0.10

11000 Lemak dan minyak 110.86 111.07 0.19 0.00

11100 Bahan makanan lainnya 122.34 121.73 -0.50 0.00

20000 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 113.65 114.01 0.32 0.05

20100 Makanan jadi 114.46 114.75 0.25 0.03

20200 Minuman yang tdk beralkohol 108.22 108.35 0.12 0.00

20300 Tembakau dan minuman beralkohol 115.71 116.46 0.65 0.02

30000 PERUMAHAN 113.34 114.10 0.67 0.17

30100 Biaya tempat tinggal 109.07 109.40 0.30 0.04

30200 Bh,bakar,penerangan dan air 125.15 127.30 1.72 0.14

30300 Perlengkapan Rumahtangga 103.92 103.68 -0.23 0.00 30400 Penyelenggaraan Rumahtangga 108.60 108.53 -0.06 0.00 40000 SANDANG 105.40 105.98 0.55 0.03 40100 Sandang laki-laki 111.17 112.21 0.94 0.01 40200 Sandang wanita 104.74 105.85 1.06 0.01 40300 Sandang anak-anak 105.77 105.69 -0.08 0.00

40400 Barang pribadi dan lainnya 99.73 99.89 0.16 0.00

50000 KESEHATAN 108.39 109.39 0.92 0.06

50100 Jasa kesehatan 107.76 108.42 0.61 0.02

50200 Obat-obatan 105.71 106.05 0.32 0.00

50300 Jasa Perawatan Jasmani 104.88 104.88 0.00 0.00

50400 Perawatan jasmani & kosmetika 111.63 113.71 1.86 0.04

60000 PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA 105.60 105.64 0.04 0.00 60100 Jasa Pendidikan 105.05 105.05 0.00 0.00 60200 Kursus-kursus/Pelatihan 122.15 122.15 0.00 0.00 60300 Perlengkapan/peralatan pendidikan 99.37 99.68 0.31 0.00 60400 Rekreasi 106.38 106.33 -0.05 0.00 60500 Olahraga 109.33 109.33 0.00 0.00

70000 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 112.06 112.46 0.36 0.06

70100 Transpor 119.02 119.66 0.54 0.06

70200 Komunikasi dan pengiriman 98.59 98.59 0.00 0.00

70300 Sarana & penunjang transport 105.37 105.42 0.05 0.00

(8)

C. INFLASI MENURUT KOMPONEN SEPTEMBER 2014

Komponen inti pada bulan Oktober 2014 mengalami inflasi 0,26 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,83 pada September 2014 menjadi 109,12 pada Oktober 2014, komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 1,17 persen, dan komponen bergejolak mengalami deflasi 0,68 persen.

Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak untuk tahun kalender (Januari-Oktober) 2014 masing-masing 2,74 persen, 7,50 persen, dan 2,62 persen. Inflasi dari tahun ke tahun (Oktober 2014 terhadap Oktober 2013) masing-masing 3,19 persen, 9,69 persen, dan 2,44 persen (lihat tabel 4).

Tabel 4

Tingkat Inflasi Oktober 2014, Inflasi Tahun Kalender 2014, dan Inflasi Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen

Komponen IHK IHK IHK Inflasi Andil Laju Inflasi

Laju Inflasi Oktober Desember Oktober Oktober Inflasi Kalender Tahun Tahun ke

2013 2013 2014 2014 (%) 2014 Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Umum 108.75 109.62 113.54 0.28 0.28 3.58 4.40 I Inti 105.75 106.21 109.12 0.26 0.17 2.74 3.19

II Harga Diatur Pemerintah 114.63 116.97 125.74 1.17 0.22 7.50 9.69

III Bergejolak 117.45 117.24 120.32 -0.68 -0.11 2.62 2.44

Tiga kelompok komponen pada Oktober 2014 memberikan sumbangan inflasi terhadap Yogyakarta yaitu: komponen inti 0,17 persen, komponen harga yang diatur pemerintah 0,22 persen, dan komponen bergejolak memberikan andil -0,11 persen.

Gambar 3

Inflasi September dan Oktober 2014 Menurut kelompok Komponen

-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2

Umum Inti Diatur Pemerintah Bergejolak

September Oktober

(9)

D. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA

Pada bulan Oktober 2014 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 74 kota mengalami inflasi dan 8 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,18 persen, diikuti oleh Kota Manado dan Kota Palu dengan inflasi sebesar 1,42 persen dan 1,31 persen. Sebaliknya inflasi terendah terjadi di Kota Mamuju sebesar 0,06 persen, diikuti oleh Kota Jember dan Kota Watampone masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,13 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Kota Sorong sebesar 1,08 persen, diikuti Kota Pangkal Pinang sebesar 0,68 persen, dan deflasi terkecil terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,12 persen, diikuti Kota Pontianak sebesar 0,42 persen.

Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 21 kota mengalami inflasi sedangkan dua kota lainnya mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang sebesar 1,18 persen diikuti oleh Kota Bandar Lampung dan Meulaboh masing–masing sebesar 0,83 persen dan 0,82 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Metro yang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen, diikuti Kota Pematang Siantar sebesar 0,28 persen. Deflasi terjadi di Kota Tanjung Pandan dan Pangkal Pinang masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,68 persen.

Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tangerang sebesar 1,23 persen, diikuti Kota Tegal dan Cilegon masing–masing sebesar 0,95 persen dan 0,88 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Jember sebesar 0,12 persen, diikuti Kota Bandung sebesar 0,14 persen.

Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, inflasi terjadi di semua kota IHK. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 1,42 persen diikuti Kota Palu sebesar 1,31 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Mamuju sebesar 0,06 persen, diikuti Kota Watampone sebesar 0,13 persen. Selanjutnya untuk wilayah Kalimantan, dari sembilan kota IHK, enam kota IHK mengalami inflasi dan sisanya mengalami deflasi. Kota Samarinda mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,60 persen diikuti Kota Banjarmasin sebesar 0,56 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung sebesar 0,20 persen, diikuti Kota Palangkaraya sebesar 0,33 persen. Sebaliknya Kota Balikpapan dan Singkawang mengalami deflasi masing–masing sebesar 0,48 persen, Kota Pontianak mengalami deflasi sebesar 0,42 persen.

Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,18 persen diikuti Kota Ternate sebesar 0,96 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Ambon sebesar 0,15 persen, diikuti Kota Kupang sebesar 0,24 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,08 persen diikuti Kota Maumere sebesar 0,51 persen.

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Oktober 2014 di 82 kota

No Kota IHK Inflasi No Kota IHK Inflasi

[1] [2] [3] [4] [1] [2] [3] [4]

1 MEULABOH 117.89 0.82 42 KEDIRI 114.15 0.32

2 BANDA ACEH 110.96 0.38 43 MALANG 114.28 0.40

3 LHOKSEUMAWE 111.50 0.53 44 PROBOLINGGO 114.72 0.46

4 SIBOLGA 114.57 0.69 45 MADIUN 112.62 0.46

5 PEMATANG SIANTAR 116.51 0.28 46 SURABAYA 113.80 0.49

6 MEDAN 115.69 0.71 47 TANGERANG 120.32 1.23

7 PADANG SIDEMPUAN 113.36 0.36 48 CILEGON 116.31 0.88

8 PADANG 118.68 1.18 49 SERANG 117.43 0.37

9 BUKIT TINGGI 113.77 0.49 50 SINGARAJA 119.56 0.66

10 TEMBILAHAN 120.77 0.55 51 DENPASAR 112.35 0.63

11 PEKAN BARU 115.15 0.56 52 MATARAM 113.57 0.30

12 DUMAI 115.50 0.42 53 BIMA 117.60 -0.47

13 BUNGO 114.03 0.80 54 MAUMERE 110.29 -0.51

14 JAMBI 114.49 0.51 55 KUPANG 113.77 0.24

15 PALEMBANG 111.49 0.80 56 PONTIANAK 117.22 -0.42

16 LUBUK LUNGGAU 110.76 0.64 57 SINGKAWANG 113.77 -0.48

17 BENGKULU 118.39 0.39 58 SAMPIT 113.41 0.41

18 BANDARLAMPUNG 114.07 0.83 59 PALANGKARAYA 113.19 0.33

19 METRO 122.46 0.18 60 TANJUNG 112.79 0.20

20 TANJUNG PANDAN 120.95 -0.12 61 BANJARMASIN 112.46 0.56

21 PANGKAL PINANG 114.04 -0.68 62 BALIKPAPAN 115.05 -0.48

22 BATAM 112.28 0.29 63 SAMARINDA 115.91 0.60

23 TANJUNG PINANG 115.20 0.66 64 TARAKAN 121.48 0.37

24 DKI JAKARTA 114.58 0.40 65 MANADO 112.47 1.42

25 BOGOR 114.62 0.40 66 PALU 116.63 1.31

26 SUKABUMI 114.72 0.31 67 BULUKUMBA 120.34 0.29

27 BANDUNG 112.99 0.14 68 WATAMPONE 112.96 0.13

28 CIREBON 113.92 0.18 69 MAKASAR 111.93 0.43

29 BEKASI 112.95 0.36 70 PARE - PARE 114.93 0.50

30 DEPOK 114.42 0.50 71 PALOPO 111.76 0.38

31 TASIKMALAYA 112.96 0.33 72 KENDARI 110.63 0.18

32 CILACAP 117.29 0.19 73 BAU - BAU 116.07 0.66

33 PURWOKERTO 113.49 0.41 74 GORONTALO 110.01 0.36 34 KUDUS 119.60 0.43 75 MAMUJU 112.61 0.06 35 SURAKARTA 112.57 0.46 76 AMBON 112.03 0.15 36 SEMARANG 114.40 0.55 77 TUAL 120.13 2.18 37 TEGAL 111.69 0.95 78 TERNATE 118.13 0.96 38 YOGYAKARTA 113.54 0.28 79 MANOKWARI 110.55 0.41 39 JEMBER 112.34 0.12 80 SORONG 113.96 -1.08 40 BANYUWANGI 113.42 0.51 81 MERAUKE 117.08 0.25 41 SUMENEP 112.89 0.65 82 JAYAPURA 113.88 0.71 NASIONAL

Referensi

Dokumen terkait

Ketika saham diminati oleh investor berarti saham tersebut aktif ditransaksikan di pasar modal atau memiliki volume perdagangan yang tinggi dapat menurunkan nilai

[r]

Pembagian tugas dan tanggung jawab antara manajer dan operator dalam organisasi UPJA ditujukan untuk dapat memberikan pelayanan jasa Alsintan kepada petani/kelompok tani,

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Dari Gambar 1 terlihat bahwa PC/ laptop adalah peralatan yang digunakan untuk memonitor dan mengontrol alat elektronika melalui Wi-Fi menggunakan internet

Didalam setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca dan laporan arus kas, dimana tujuan

memiliki intense turnover selain berusaha mencari lowongan kerja dan merasa tidak betah bekerja diperusahaan juga memiliki gejala- gejala sering mengeluh, merasa

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang terdiri dari lima kegiatan yaitu: (1) Planning , dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan