UPDATE IN ASTHMA
Bagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK.Univ.Andalas Padang
Definisi Asma
• Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas dimana banyak sel inflamasi dan jaringan yang berperan. Inflamasi kronik ini di hubungkan dengan suatu
hiperresponsif dari saluran nafas sehingga menimbulkan gejala berupa batuk, sesak nafas, terasa berat di dada dan mengi yang episodik terutama malam dan pagi hari. Gejala asma ini bersifat reversibel dan dapat hilang dengan atau tanpa pengobatan ( GINA 2010 ).
Epidemiologi
• Jumlah kasus asma di dunia perkirakan 300
juta
• Angka prevalensi bervariasi di setiap negara
lebih kurang 2-18%.
• Kejadian terjadinya eksaserbasi dan sampai
di bawa ke Rumah Sakit di Ingris dan AS di
laporkan 1-2%.
PATOFISIOLOGI ASMA
• INFLAMASI - Dasar kelainan faal
• Obstruksi saluran napas
• Hiperesponsif saluran napas
• Kontraksi otot polos bronkus
• Hipersekresi mukus
Asthma
Asthma
Normal
OBSTRUKSI SALURAN NAPAS
• Difus, derajat bervariasi
• Membaik spontan / pengobatan
• Memberikan gejala
• Batuk
• Berat di dada
• Mengi
OBSTRUKSI SALURAN NAPAS
• Kontraksi otot polos bronkus
• Lepas mediator oleh sel inflamasi
• Mediator :
• Sel mast :
• Histamin
• Prostaglandin D2
• Triptase
• Leukotrien C4
• Nervus aferen lokal - neuropeptide
HIPERESPONSIF SALURAN NAPAS
• Mekanisme pasti ?
• Perubahan sifat otot polos bronkus
• Perubahan kontraktiliti
KONTRAKSI OTOT POLOS BRONKUS
• Pemendekan otot polos yang
meningkat
HIPERSEKRESI MUKUS
• Hiperplasi kelenjar submukosa dan sel
goblet
• Remodeling dinding saluran napas →
khas pada asma kronik
GAMBARAN KHAS INFLAMASI PADA
ASMA BRONKHIAL
Meningkatnya :
sel eosinofil teraktivasi
sel mast
makrofag
limfosit T
Dapat terjadi pada asma asimptomatik
Sistem imun
~ Humoral : sel B :
produksi antibodi
~ Selular : sel T :
- mengontrol sel B
- melepas sitokain
T helper / CD4 terdiri dari Th 1
dan Th 2
Th 1 mensekresi : IL-3, GMCSF,
IL-2, IFN-
, TNF-
Th 2 mensekresi : IL-3, GMCSF,
Terpenting
untuk reaksi
alergi
Merangsang
sel limfosit B
IgE
IL- 4
IL- 4
Sitokin penting
untuk regulasi
eosinofil
IL- 5
IL- 5
MEKANISME IgE DAN LIMFOSIT T
(Ig – dependent, lymphocyte – dependent
mechanisms)
APC mempresentasikan alergen
kepada sel T
Sel teraktivasi, berdiferensiasi dan
berproliferasi
Th 2 sel B IgE spesifik
IgE spesifik berikatan dengan - sel mast - Basofil - Eosinofil - Makrofag - Platelet
Teraktivasi dan
berdegranulasi
Mediator
Inflamasi
LANJUTAN……
MEKANISME LIMFOSIT T – NON IgE
MEKANISME LIMFOSIT T – NON IgE
(IgE – independent, T Lymphocyte –
(IgE – independent, T Lymphocyte –
dependent mechanisms)
dependent mechanisms)
Sel T teraktivasi
Sel T teraktivasi
IL-3, IL-4,
IL-3, IL-4,
IL-5, IL-9, Il-13, GMCSF
IL-5, IL-9, Il-13, GMCSF
Klasifikasi
Asma
Asma Intermiten
• Gejala Harian < 2 kali seminggu
• Serangan malam < 2 kali sebulan
• Nilai VEP
1atau APE > 80% dari prediksi
Asma Persisten Ringan
• Gejala harian > 2 kali per minggu,tapi
< 1 kali/hari
• Serangan malam < 1 malam per minggu
• Nilai VEP
1atau APE > 80% dari prediksi
• Variabiliti APE 20%-30%
Asma Persisten Sedang
•
Gejala tiap hari
•
Gejala asma malam > 1 kali seminggu
•
Eksaserbasi mengganggu aktiviti dan tidur
•
Nilai VEP
1atau APE > 60% tetapi
< 80% nilai prediksi
Asma Persisten Berat
• Gejala berkepanjangan • Eksaserbasi sering
• Gejala asma malam sering • Aktiviti fisik terbatas
• Nilai APE / VEP1 < 60% nilai prediksi
DIAGNOSIS
Anamnesis
~ batuk, mengi, sesak napas episodik
~ bronkitis / pneumonia berulang ~ Riwayat atopi
~ Riwayat faktor pencetus
ANAMNESIS
(beberapa pertanyaan)
Apakah penderita mendapat serangan atau serangan mengi yang merulang
Apakah penderita mengalami gangguan batuk pada malam hari Apakah batuk atau mengi timbul sesudah aktiviti
Apakah batuk atau mengi atau rasa berat di dada timbul sesudah
terpajan
terhadap alergen atau polutan ?
Apakah flu yang diderita berlanjut menjadi sesak, atau berlangsung
PEMERIKSAAN FISIS
Tanpa serangan ~ dapat normal
Penyakit penyerta
Saat serangan
~ sesak
~ mengi
~ otot bantu napas
~ pulsus paradoksus
LABORATORIUM
Darah rutin Eosinofilia
Sputum eosinofil, spiral
Curschmann dan kristal Charcot-leyden
Serum IgE spesifik
Uji kulit
UJI KULIT
Prick test
Scratch test
Menentukan faktor atopi
Tidak berkorelasi dengan
RADIOLOGI
Umumnya normal
Hiperinflasi paru
PENUNJANG DIAGNOSTIK
PENUNJANG DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN FAAL PARU
PEMERIKSAAN FAAL PARU
Pemeriksaan Spirometri
PEMERIKSAAN SPIROMETRI
• Direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan
spirometri pre dan pasca penggunaan inhalasi
Albuterol MDI untuk menegakan reversibiliti dari
obstruksi saluran nafas
• Reversibiliti > 12% atau peningkatan VEP 1 200 cc
merupakan hasil yang bermakna
• Pola Obstruktif : penurunanan rasio VEP 1 / KVP
• Pola Restriktif : penurunan KVP tapi dengan
ARUS PUNCAK EKSPIRASI
(Peak expiratory Flow)
• Peak expiratory flow (PEF) : • Pemeriksaan tidak mahal
• Pasien dapat menggunakannya di rumah
• Dapat membantu pasien dengan kelainan yang berat guna monitoring perubahan harian
• Tidak direkomendasikan untuk pasien dengan asma ringan dan sedang , setiap hari di rumah • Usaha dan tekhnik penggunaannya mudah
ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE) • APE Prediksi individu :
Jenis kelamin, umur, tinggi badan • Variabiliti Harian APE :
Pagi terendah, sore tertinggi
APE malam – APE pagi
APE malam – APE pagi
Variabiliti harian =
Variabiliti harian =
½ (APE malam + APE pagi)½ (APE malam + APE pagi)
X 100%
• APE menurun ( < 80 % Prediksi )
MANFAAT PEMERIKSAAN APE
1. Menunjang diagnosa asma
2. Mengetahui Reversibiliti Obstruksi Bronkus
3. Mengevaluasi manfaat pemberian
bronkodilator
4. Mengetahui serangan asma dini
5. Mengetahui beratnya serangan asma
6. Mengetahui stabilitas asma
• Hasil yang didapat x 60
8.00 x 60 = 480 L/menit