• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N Y A N G M A K I N B E R K U A L I T A S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N Y A N G M A K I N B E R K U A L I T A S"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

P E L A K S A N A A N A N G G A R A N

Y A N G M A K I N B E R K U A L I T A S

J a k a r t a , 2 2 N o v e m b e r 2 0 1 7

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DAN PERUMAHAN RAKYAT

(2)

I.

Umum

II. Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran

1. Perencanaan Penganggaran Berbasis Wilayah

2. Siklus Perencanaan dan Pemrograman

3. Konsultasi Regional Kementerian PUPR

4. Pra Penelitian dan Reviu RKA-K/L

III. E-Procurement dan Kelembagaan Pengadaan Barang/Jasa

1. Pengadaan Barang/Jasa

2. Pengembangan e-Procurement Kementerian PUPR

3. Lelang Dini Kementerian PUPR

IV. Pengelolaan Anggaran dan BMN

1. Kinerja Pelaksanaan Anggaran

2. Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN)

V.

Pemantauan Secara Elektronik (e-Mon)

VI. SAKIP – SPIP - WTP

1. Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan (SAKIP)

2. Tingkat Kematangan Penyelenggaraan SPIP

3. Strategi Mempertahankan Opini WTP

(3)

3

PERINGKAT INVESTASI INDONESIA

SURVEI EODB tahun 2017,

Indonesia sebagai

negara teratas dalam Top Reformer dari

Emerging Markets/Economies bagi perbaikan

Kemudahan Berusaha dengan mereformasi 7

indikator

(dari 10 indikator EoDB).

Peningkatan peringkat investment grade atau layak investasi

dari stabil ke positif dari tiga lembaga pemeringkat

internasional yang kredibel

, yaitu STANDARD AND POOR’S,

FITCH RATINGS, DAN MOODY’S.

Survei GALLUP WORLD POLL menempatkan

Indonesia pada

peringkat pertama sebagai negara yang pemerintahannya

paling dipercaya oleh masyarakat,

yakni sebesar 80%.

Swiss India Indonesia

106

91

120

2014 2018

72

114

2015 2016 2017

(4)

INDEKS DAYA SAING GLOBAL DAN INFRASTRUKTUR INDONESIA

TAHUN 2017 - 2018

(sumber: Global Competitiveness Index, WEF, 2017)

“…pembangunan infrastruktur sebagai

prioritas utama merupakan pilihan yang logis

dan strategis dalam meningkatkan

daya saing Indonesia

sekaligus untuk mengejar ketertinggalan…”

82

76

78

61

56

62

60

52

2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018

INDEKS DAYA SAING INFRASTRUKTUR

INDONESIA

Indeks Daya Saing

Global Indonesia (GCI)

YEAR

RANK

2010 – 2011

44

2011 – 2012

46

2012 – 2013

50

2013 – 2014

38

2014 – 2015

34

2015 – 2016

37

2016 – 2017

41

2017 – 2018

36

(5)

5

Disparitas

antar wilayah dan

kawasan masih tinggi

(KBI dan KTI)

Urbanisasi

yang

tinggi (53% penduduk

tinggal pada kawasan

Perkotaan)

Daya Saing

Nasional

Masih belum kuat

karena keterbatasan

dukungan infrastruktur

(termasuk konektivitas)

Pemanfaatan

Sumberdaya

belum optimal dalam

mendukung kedaulatan

pangan & energi

T A N T A N G A N P E M B A N G U N A N

(6)

HUB

HUB

ARUS PERDAGANGAN EKSPOR & ANTARWILAYAH ARUS PERDAGANGAN EKSPOR & ANTARWILAYAH

PERKOTAAN PARIWISATA METROPOLITAN PELABUHAN DARATAN PERKOTAAN INDUSTRI KAWASAN PERKOTAAN PERKOTAAN INDUSTRI KAW ASAN PAN GAN PE RDE SAA N

Pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan pada

35 Wilayah Pengembangan

Strategis (WPS)

yang mencakup 97

kawasan strategis, untuk meningkatkan daya

saing dan mengurangi disparitas antar wilayah

Esensi:

1. pengembangan wilayah terpadu dengan

“market driven”.

2. daya dukung dan daya tampung lingkungan

3. memfokuskan pengembangan infrastruktur

menuju wilayah strategis

4. mendukung percepatan pertumbuhan

kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS

5. mengurangi disparitas antar kawasan di dalam

WPS.

Untuk itu diperlukan:

Keterpaduan Perencanaan antara

Infrastruktur dengan pengembangan kawasan

strategis dalam WPS.

Sinkronisasi Program antar infrastruktur

(Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).

Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR 2015-2019

(7)

Pulau-Pulau Kecil Terluar WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu

WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang WPS Pusat Pertumbuhan Baru

WPS Perbatasan Negara

35

Wilayah

Pengembangan

Strategis (WPS)

WPS sebagai basis perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR secara terpadu untuk mengurangi kesenjangan antar-wilayah dan meningkatkan daya saing

(8)

SIKLUS PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN

SEP AGS JUL JUN MEI APR MUSREN BANGNAS TRILATERAL MEETING PAGU INDIKATIF PENYUSUNAN RENJA PERPRES RKP PAGU ANGGARAN NOTA KEUANGAN RKA-K/L PAGU ANGGARAN RAKOR PERENCANAAN/KONREG

Menajamkan Usulan Kebutuhan Program terhadap Pagu Indikatif

dan Bahan Pembahasan RAPBN bersama Komisi V DPR

MAR FEB

JAN

ARAHAN

PRESIDEN KEBUTUHANUSULAN

PRA KONSULTASI REGIONAL

1. Komunikasi Program antara Pusat - Daerah

2. Mengidentifikasi isu-isu strategis dan arah pembangunan bidang PUPR; dan

3. Menampung Usulan Kebutuhan Program sekaligus mensinkronkan, mensinergikan dan menterpadukan kebutuhan Program (Baseline dan Stok Program). 1 STOK PROGRAM 2 PENYESUAIAN BASELINE DES NOV OKT ALOKASI ANGGARAN RKA-K/L ALOKASI ANGGARAN PENELAAHAN ANGGARAN CATATAN PENELAAHAN DOKUMEN DIPA

PRA PENELITIAN & REVIU

1. Kesesuaian sasaran kinerja Program terhadap RKP; 2. Memeriksa konsistensi dan kelayakan penganggaran; 3. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L;

4. Kesesuaian Pagu Program, Sumber Pendanaan, Proyek Prioritas & MYC;

3

RAKER/RDP

Pembahasan RAPBN Kementerian PUPR

bersama DPR

CATATAN PRA PENELITIAN & REVIU

(9)

9

K O N S U L T A S I R E G I O N A L

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

USULAN KEBUTUHAN

PROGRAM

=

BASELINE

+

STOK PROGRAM

PAGU INDIKATIF

PENAJAMAN PROGRAM

• Pra Konsultasi Regional dilaksanakan dalam rangka

komunikasi dan sinkronisasi Program antara Pemerintah

Pusat dan Daerah

• Pra Konsultasi Regional menghasilkan Usulan Kebutuhan

Program yang terdiri dari Baseline dan Stok Program.

• Baseline digunakan untuk Usulan Pagu Indikatif dan

Bahan Pembahasan Musrenbangnas

• Konsultasi Regional/Rakor Perencanaan dilaksanakan

dalam rangka penajaman program (Baseline)

berdasarkan Pagu Indikatif dan Hasil Musrenbangnas.

• Hasil Penajaman Program pada Konreg digunakan

sebagai bahan pembahasan RAPBN bersama Komisi V

DPR dan bahan Nota Keuangan RAPBN.

HASIL MUSRENBANGNAS

(10)

ARAHAN MENTERI PUPR TERKAIT BELANJA TAHUN 2018

(11)

PRA PENELITIAN DAN REVIU RKA-K/L

Dalam rangka melaksanakan

peningkatan kualitas RKA-K/L

dilaksanakan Pra Penelitian

dan Reviu RKA-K/L.

Pra Penelitian dan Reviu RKA-K/L dilakukan

setelah Rapat Dengar Pendapat dengan

Komisi V DPR dan sambil menunggu

Alokasi Anggaran TA 2018 disahkan.

(12)

L A N G K A H K E D E P A N

BACKUP DOKUMEN PBJ ELEKTRONIK TERPUSAT

Manfaat: Peningkatan Keamanan Data DATA PBJ TERPUSAT DAN

TERDATABASE Manfaat : Kemudahan Akses Data dan Monev PELAKSANAAN SELURUH

PROSES PBJ SECARA ELEKTRONIK Manfaat : PBJ yang lebih tertib, efektif dan efisien

PENGADAAN BARANG/JASA (PBJ)

UU Jakons

No. 2 Tahun 2017

Dalam Rangka Peningkatan Pengadaan Barang/Jasa

Akan Dilakukan Peningkatan Organisasi PBJ

(13)

TAHAPAN PENGEMBANGAN e-PROCUREMENT

• Dalam rangka penerapan Prinsip Good Governance dalam

PBJ sejak tahun 2002 telah dikembangkan Sistem PBJ

Elektronik secara bertahap.

• Penerapan pengadaan secara elektronik (e-Procurement)

telah dilaksanakan sejak tahun 2010.

• Tahun 2015 Dilakukan migrasi dari Sistem e-Procurement

PUPR ke Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)

LKPP.

CTI

(Copy To

Internet

Semi e-Proc

Di Kantor

Pusat

Semi e-Proc Plus

di Kantor Pusat

Full e-Proc

No CTI

Full e-Proc Di

24 Provinsi

Semi e-Proc di

9 Provinsi

PELOPOR PENERAPAN e-PROCUREMENT di INDONESIA

2002

2004

2007

2011

2012

2014

Full e-Proc Di

Seluruh Provinsi

Sejak Tahun 2015

Dialihkan ke SPSE LKPP

13

Tahapan :

(14)

PENDAPATAN NASIONAL

(PDB)

MAKRO EKONOMI INDONESIA

C + I +

G

+ (X – M)

Infrastruktur APBN

Multiplier Effect (3x)

Keterangan : C : Konsumsi I : Investasi Swasta G : Investasi Pemerintah X : Ekspor M : Impor

RUANG PERCEPATAN PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DALAM RANGKA PERCEPATAN BELANJA APBN

Multi Years Contract

Early Tendering

(15)

Efisiensi waktu (3 bulan)

Lelang

Dipercepat Semua

Single Year

Desain

Lahan

Lelang

Normal

Multi Years

Sebagian

Pidato Presiden tentang APBN

1

PERCEPATAN PROSES PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Pembahasan DPR

(16)

K I N E R J A P E L A K S A N A A N A N G G A R A N

T A H U N 2 0 1 5 - 2 0 1 7

2015

2016

2017

Rp.119,7 T Rp.98,2 T Rp.105,4 T Rp.110,2 T Rp.83,2 T Rp.73,2 T

DIPA

REALISASI

PROGNOSIS TAHUN 2017 95 %

Realisasi per Tanggal 21 November 2017

84,7

%

91,2

%

69,5

%

92,1

%

PAGU EFEKTIF PAGU DIPA

(17)

17

KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

TAHUN ANGGARAN 2016

PERINGKAT

KODE

KEMENTERIAN/LEMBAGA

1

013

Kementerian Hukum dan HAM

2

015

Kementerian Keuangan

3

060

Kepolisian Negara Republik Indonesia

4

018

Kementerian Pertanian

5

027

Kementerian Sosial

6

025

Kementerian Agama

7

033

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

8

023

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

9

024

Kementerian Kesehatan

(18)

REALISASI KEUANGAN & FISIK TA. 2017

S TAT U S : 2 1 N o v e m b e r 2 0 1 7 ; P U K U L 1 6 . 0 0 W I B

KEUANGAN

2017

69,54

% 2016

64,57

%

4,97

%

FISIK

2017

76,74

% 2016

74,15

%

2,59

%

“…menunjukan bahwa percepatan terjadi dan akan terus diupayakan

untuk ditingkatkan dalam mencapai hasil yang lebih baik lagi…”

(19)

19

Pengelolaan Barang Milik Negara sesuai PP No. 27/2014 dan Permen

PU No. 10/2013 tentang Pengelolaan BMN dilakukan dalam rangka

Optimalisasi Pengelolaan Aset dan Mempertahankan Opini

WTP.

Dalam rangka pengelolaan dan optimalisasi BMN, dilakukan

langkah-langkah a.l. :

1. Mempercepat Proses Hibah kepada Pemda/ Masyarakat;

2. Sertifikasi aset tanah;

3. Peningkatan Tata Kelola BMN pada Tingkat Satker;

4. Inventarisasi dan Penilaian (IP) aset BMN serta revaluasi aset

BMN bersama DJKN, Kemenkeu;

5. Pengembangan e-BMN; dan

6. Optimalisasi Pemanfaatan Aset BMN melalui Kerjasama

Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN)

Opini BPK RI 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 WTP 42 50 61 62 65 62 56 74 WDP 24 24 16 21 18 17 25 8 Disclaimer 7 2 2 3 3 7 4 6 Tidak Wajar - - - -TOTAL 73 76 79 86 86 86 85 88

OPINI BPK RI PADA KEMENTERIAN/LEMBAGA

OPINI BPK RI PADA KEMENTERIAN PUPR

(20)

2006

2006-2014

2014-2017

Pembangunan Sistem

e-Mon Versi 1.0

Proses Pengembangan

Sistem e-Mon

(10 Versi Pengembangan)

Sistem e-Mon

Versi K/L 1.01

Pengembangan

Sistem e-Mon

Berkelanjutan

PEMANTAUAN SECARA ELEKTRONIK

(e-MONITORING)

Dalam rangka pengendalian

pelaksanaan program dan anggaran

Kementerian PUPR telah

dikembangkan Sistem e-Monitoring

sejak tahun 2006

Real

Time

dan

Akurat

Early

Warning

System

Per Unit

Organisasi

s/d Per

Paket

Monitoring

Proyek

Strategis/

Tematik

Monitoring

Progres

Fisik

Keuangan

Lelang

(21)

21

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAHAN

(SAKIP)

*) koordinasi dengan Inspektorat Jenderal

SASARAN

REFORMASI

BIROKRASI

2015-2019

BIROKRASI YANG

BERSIH &

AKUNTABEL

BIROKRASI YANG

EFEKTIF & EFISIEN

BIROKRASI YANG

MEMPUNYAI

PELAYANAN PUBLIK

YANG BERKUALITAS

1. Opini WTP atas Laporan Keuangan 2. Pengelolaan BMN yang akuntabel

3. Tingkat Kapabilitas APIP *)

4. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP

5. Instansi Pemerintah yang akuntabel (Peningkatan dari Capaian 2016:

Skor BB atas Implementasi SAKIP)

6. Penggunaan e-Procurement terhadap Belanja Pengadaan

7. Indeks Reformasi Birokrasi 8. Indeks Profesionalitas ASN

9. Indeks e-Government Nasional 12. Presentase Kepatuhan Pelaksanaan

UU Pelayanan Publik 11. Survei Kepuasan

Masyarakat 10. Indeks Integritas

(22)

T I N G K A T K E M A T A N G A N

P E N Y E L E N G G A R A A N S P I P

• Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sesuai dengan amanat RPJM 2015-2019.

Sekretariat Jenderal sebagai Koordinator dalam menyiapkan 4 dokumen penyelenggaraan SPIP

(Dokumen Kelemahan Lingkungan Pengendalian, Daftar Resiko, Peta Resiko dan Rencana Tindak

Pengendalian). Bentuk Kegiatan diantaranya Penyusunan Pedoman, Rapat Koordinasi dan Pembinaan

• Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut LHP BPK-RI.

Belum memiliki kebijakan dan prosedur Level 0 Belum Ada

Level 1 Rintisan

Level 5 Optimum Menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasi dalam

pelaksanaan kegiatan. Pemantauan otomatis menggunakan aplikasi komputer

Level 4

Terkelola &

Terukur

Ada praktik pengendalian internal yang efektif. Evaluasi formal dan terdokumentasi.

Level 3

Terdefinisi

Ada praktik pengendalian intern yg terdokumentasi dengan baik. Evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai.

Level 2 Berkembang Ada praktik pengendalian intern tapi tidak terdokumentasi dengan baik.

Pelaksanaan tergantung pada individu dan belum melibatkan semua unit organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi

Ada praktik pengendalian intern – ada kebijakan dan prosedur tertulis, namun masih bersifat ad-hoc dan tidak terorganisasi dengan baik. Tanpa komunikasi dan pemantauan

Target 2018

Capaian 2017

(23)

23

STRATEGI MEMPERTAHANKAN OPINI WTP

Melakukan Identifikasi Kebutuhan Peningkatan Pemahaman PISK terhadap Laporan keuangan Melakukan ralat/revisi dan rekomposisi kebutuhan penganggaran atas Temuan Pemeriksaan BPK RI Petunjuk Pelaksanaan Anggaran dan Buku

Saku Pelaporan Keuangan untuk semua

Jenjang baik Struktural dan Kesatkeran, penerapan SPIP, daftar

monev kinerja pelaksanaan anggaran

Koordinasi Eksternal dan Internal yang

Mendukung baik antar K/L dan Unit

Kesatkeran

Tindak Lanjut atas LHP secara nyata dan

sinkronisasi terhadap Pengelolaan/Penatau sahaan BMN dari waktu-kewaktu

1

2

3

4

5

• Kegiatan Pendampingan • Kegiatan Sosialisasi • Ralat/Revisi DIPA/SPM/SP2D

• Rekomposisi Alokasi DIPA

• Buku Saku

Manajerial/Petugas • Kebijakan Akuntansi PUPR • Dokumen SPIP

• Kebijakan Pimpinan yang Mendukung

• Koordinasi Eksternal/Internal

• Tindak Lanjut LHP • Penatausahaan BMN

PENINGKATAN KUALITAS LK DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN OPINI WTP

1. Pembinaan Penyusunan Penganggaran.

2. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan

kontrak/pengadaan barang dan jasa melalui integrasi

proses PBJ secara elektronik.

3. Mempercepat Proses Hibah kepada Pemda/Masyarakat.

4. Inventarisasi kegiatan yang menghasilkan Konstruksi

Dalam Pengerjaan (KDP) sesuai dengan metode

pelaksanaan kegiatan.

5. Penatausahaan barang persediaan

6. Sertifikasi aset tanah.

7. Inventarisasi dan revaluasi BMN.

8. Identifikasi pengelolaan aset yang

dimanfaatkan kepada pihak ketiga.

9. Identifikasi Proses Transfer Masuk/Keluar

pada Pencatatan Saiba/Simak BMN.

MENINGKATNYA OPINI HASIL AUDIT BPK

“Opini WTP atas Laporan Keuangan 2016 harus menjadi pemicu untuk bekerja lebih keras, akuntabel, dan profesional

di tahun-tahun

berikutnya”

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rasionalization (rasionalisasi), capability

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Dan ketika perusahaan melakukan pembelian mesin maka akan terjadi peningkatan kapasitas yang paling tinggi, tetapi seringkali dibatasi oleh ketersediaan mesin tersebut serta

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air yang selanjutnya disebut biaya jasa, adalah iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan yang dipungut dari

Komisi VIII DPR RI mendesak BNPB segera melakukan koordinasi dengan instansi terkait dengan perencanaan percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempabumi di Provinsi

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada