MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
PEKERJAAN
PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE
CONSTRUCTION
(AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)
MODUL
STEBC – 08 :
METODE
PELAKSANAAN JEMBATAN
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-i-KATA PENGANTAR
Modul ini berisi bahasan tentang metode pelaksanaan pekerjaan jembatan. Pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam menunjang tugas-tugas ahli struktur pekerjaan jembatan untuk melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan dokumen kontrak yang berlaku.
Modul ini disusun dalam rangka membekali seorang ahli struktur pekerjaan jembatan untuk menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan jembatan.
Disadari bahwa buku ini masih cukup banyak kekurangannya, oleh karena itu berbagai masukan demi sempurnanya buku ini sangat diharapkan. Kepada siapapun yang berkenan untuk memberikan masukan termaksud, kami ucapkan banyak terima kasih.
Jakarta, Desember 2006 Penyusun
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-ii-LEMBAR TUJUAN
JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan
(Structure Engineer of Bridge Construction)
MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur
TUJUAN UMUM PELATIHAN :
Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan pengendalian waktu.
TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :
Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Menerapkan ketentuan UUJK, mengawasi penerapan K3 dan memantau lingkungan selama pelaksanaan pekerjaan jembatan
2. Melakukan survei lapangan untuk memastikan kesesuaian gambar rencana dengan lokasi jembatan di lapangan.
3. Melakukan koordinasi dengan petugas/teknisi laboratorium di lapangan dalam rangka pengujian tanah dan material untuk pekerjaan pondasi, pekerjaan bangunan bawah dan pekerjaan bangunan atas.
4. Menyusun detail jadwal pelaksanaan pekerjaan struktur jembatan sesuai dengan urutan pelaksanaannya.
5. Meneliti kesesuaian gambar kerja dengan metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam upaya memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
6. Menyiapkan perhitungan volume pekerjaan, penggunaan peralatan, material dan tenaga kerja yang diperlukan untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan.
7. Memecahkan permasalahan konstruksi yang mungkin timbul sesuai dengan metode pelaksanaan selama pekerjaan berjalan.
8. Mengorganisasi alat, bahan dan tenaga pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-iii-NOMOR : STEBC – 08
JUDUL MODUL : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN
TUJUAN PELATIHAN :
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu mengorganisasi alat, bahan dan tenaga pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menetapkan tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat, bahan dan tenaga yang tersedia
2. Menerapkan metode pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan tenaga yang tersedia dengan optimal
3. Menilai pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan menginventarisasi jenis pekerjaan yang progresnya terlambat
4. Melakukan pemantauan terhadap jadwal bulanan pelaksanaan secara keseluruhan 5. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-iv-DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
LEMBAR TUJUAN ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN AHLI STRUKTUR PEKERJAAN
JEMBATAN (Structure Engineer of Bridge
Construction) ... viii
DAFTAR MODUL ... viii
PANDUAN INSTRUKTUR ... ix
BAB I : PENDAHULUAN
BELOEM
BAB II : TANGGUNG JAWAB
2.1 PENANGGUNG JAWAB SETIAP JENIS PEKERJAAN ... II-1 2.1.1 Struktur Organisasi ... II-2 2.1.2 Asisten Sebagai Penanggung Jawab Pekerjaan ... II-3 2.2 PENANGGUNG JAWAB SETIAP PELAKSANAAN
PEKERJAAN ... II-4 2.2.1 Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi
Jembatan ... II-4 2.2.2 Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan
Bawah Jembatan ... II-4 2.2.3 Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan
Atas Jembatan... II-5 2.2.4 Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan
Jalan Pendekat, Bangunan Pelengkap Dan
Perlengkapan Jembatan... II-6 2.3 LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ... II-7 2.3.1 Laporan Harian/Buku Harian ... II-7 2.3.2 Laporan Mingguan ... II-8 2.3.3 Laporan Bulanan ... II-9 2.3.4 Laporan Proyek ... II-10
BAB III : METODE PELAKSANAAN, PENGGUNAAN ALAT, BAHAN DAN
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-v-3.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI ... III-1 3.1.1 Pondasi Langsung (Spread Footing) ... III-2 3.1.1.1 Umum ... III-2 3.1.1.2 Tanah ... III-2 3.1.1.3 Batuan ... III-3 3.1.1.4 Pekerjaan Perapihan (Trimming) Dan
Persiapan ... III-3 3.1.2 Pondasi Tiang ... III-5 3.1.2.1 Umum ... III-5 3.1.2.2 Peralatan Pemancangan ... III-11 3.1.2.3 Tiang Pancang Beton ... III-20 3.1.2.4 Tiang Pancang Baja ... III-28 3.1.2.5 Tiang Yang Dipancang ... III-31 3.1.2.6 Tiang Yang Dibor Dan Dicor Setempat ... III-39 3.1.2.7 Tanah Yang Sulit Dan Halangan-Halangan ... III-41 3.1.3 Pondasi Sumuran ... III-43 3.1.3.1 Umum ... III-43 3.1.3.2 Beton Yang Dicor Setempat... III-44 3.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH ... III-46 3.2.1 Desain Campuran ... III-46 3.2.1.1 Umum ... III-46 3.2.1.2 Metode Desain Campuran ... III-47 3.2.1.3 Prosedur Desain Campuran ... III-49 3.2.2 Campuran Percobaan ... III-70 3.2.3 Pengendalian Campuran... III-71 3.2.4 Cara-Cara Batching ... III-72 3.2.4.1 Umum ... III-72 3.2.4.2 Penanganan Bahan ... III-72 3.2.4.3 Batching Menurut Volume ... III-73 3.2.4.4 Batching Menurut Berat ... III-75 3.2.5 Cara-Cara Pengadukan ... III-75 3.2.5.1 Catatan Pengadukan ... III-75 3.2.5.2 Beton Ready Mix ... III-79 3.2.5.3 Pengadukan Di Lokasi ... III-81 3.2.5.4 Pengangkutan Beton ... III-81 3.2.5.5 Re-Tempering Beton ... III-83 3.2.6 Pengendalian Produksi Beton ... III-84
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-vi-3.2.6.1 Umum ... III-84 3.2.6.2 Konsistensi (Kekentalan) Beton... III-84 3.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN ATAS ... III-85 3.3.1 Jembatan Gelagar Australia ... III-86 3.3.1.1 Umum ... III-86 3.3.1.2 Komponen-Komponen ... III-89 3.3.1.3 Metoda-Metoda Pemasangan ... III-89 3.3.1.4 Persoalan-Persoalan Umum ... III-92 3.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN PENDEKAT ... III-94 3.4.1 Bahan-Bahan ... III-95 3.4.2 Pemadatan ... III-96 3.4.3 Pelapisan Aspal ... III-96 3.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN PELENGKAP DAN
PERLENGKAPAN ... III-96 3.5.1 Umum ... III-96 3.5.2 Bronjong ... III-97 3.5.3 Penempatan (Penambalan) Batu ... III-98 3.5.4 Tiang Turap... III-98
BAB IV: PELAKSANAAN PEKERJAAN SECARA PERIODIK DAN
INVENTARISASI JENIS PEKERJAAN
4.1 RANGKUMAN HASIL PELAKSANAAN SETIAP JENIS
KEGIATAN ... III-1 4.1.1 Menyiapkan Jadwal ... III-2 4.1.2 Kurva – S ... III-6 4.2 IDENTIFIKASI PROGRES SETIAP JENIS KEGIATAN ... III-6 4.3 TINDAK LANJUT JENIS KEGIATAN YANG TERLAMBAT
PROGRESNYA ... III-8 4.3.1 Acara Dalam Show Cause Meeting ... III-10 4.3.2 Uji Coba Kemampuan (Test Case) ... III-11 4.3.3 Komposisi Tim Scm (Contoh Yang Pernah Ada) ... III-11 4.3.4 Ruang Lingkup Tugas Tim SCM ... III-11 4.3.5 Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM ... III-12 4.3.6 Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM ... III-12
BAB V: JADWAL BULANAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 PROGRES HARIAN ... V-1 5.2 PROGRES MINGGUAN ... V-2
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-vii-5.3 PROGRES BULANAN ... V-2 5.4 REALISASI PROGRES ... V-3 5.5 LAPORAN PROGRES ... V-3 5.5.1 Syarat Penyusunan Laporan ... V-5 5.5.2 Manfaat Dan Konsekuensi ... V-5 5.5.3 Fungsi Dan Syarat Laporan ... V-5 5.5.4 Fungsi Laporan ... V-6 5.5.5 Syarat Laporan ... V-7
BAB VI: KOORDINASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
6.1 PENGERTIAN TENTANG KOORDINASI ... VI-1 6.1.1 Ciri-Ciri Koordinasi ... VI-1 6.1.2 Hakikat Koordinasi ... VI-2 6.1.3 Fungsi Koordinasi... VI-2 6.1.4 Metode Dan Teknik Koordinasi... VI-3 6.1.5 Jenis-Jenis Koordinasi ... VI-5 6.2 KOORDINASI DENGAN KONSULTAN SUPERVISI ... VI-6 6.3 KOORDINASI DALAM INTERNAL UNIT ... VI-9
RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-viii-DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN
(Structure Engineer of Bridge Construction)
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan (Structure Engineer of Bridge Construction) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan (Structure Engineer of Bridge Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latih Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan (Structure Engineer of Bridge Construction).
DAFTAR MODUL
Jabatan Kerja : Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan
(Structure Engineer of Bridge Construction/STEBC) Nomor
Modul Kode Judul Modul
1 STEBC – 01 UUJK, K3 dan Pemantauan Lingkungan
2 STEBC – 02 Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan
3 STEBC – 03 Pengujian Tanah dan Material
4 STEBC – 04 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan
5 STEBC – 05 Gambar Kerja Pekerjaan Jembatan
6 STEBC – 06 Kebutuhan Sumber Daya
7 STEBC – 07 Permasalahan Pelaksanaan Jembatan
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-ix-PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
NAMA PELATIHAN : AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN
(Structure Engineer of Bridge Construction )
KODE MODUL : STEBC - 08
JUDUL MODUL : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN
DESKRIPSI : Materi ini membahas tentang tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat, bahan dan tenaga yang tersedia; penerapan metode pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan tenaga yang tersedia dengan optimal; penilaian pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan menginventarisasi jenis pekerjaan yang progresnya terlambat; pemantauan terhadap jadwal bulanan pelaksanaan secara keseluruhan; koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang memang penting untuk diajarkan pada suatu pelatihan bidang jasa konstruksi sehingga perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan konstruksi betul-betul dapat dikerjakan dengan penuh tanggung jawab yang berazaskan efektif dan efisien, nilai manfaatnya dapat mensejahteraan bangsa dan negara.
TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -x-B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung
1. Ceramah Pembelajaran
 Pengantar
 Menjelaskan TIU dan TIK serta pokok pembahasan
 Merangsang motivasi peserta untuk mengerti/memahami dan membandingkan
pengalamannya
 Bab I Pendahuluan Waktu = 10 menit
 Mengikuti penjelasan, pengantar, TIU,TIK, dan pokok bahasan.
 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan pengalaman
OHT
2. Ceramah Bab II Tanggung Jawab
 Tanggung jawab setiap jenis pekerjaan
 Tanggung jawab setiap pelaksanaan pekerjaan
 Laporan pelaksanaan pekerjaan Waktu = 80 menit
 Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat
 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta yang ada di lapangan dan atau pengalaman
OHT
3. Ceramah Bab III Metode Pelaksanaan, Penggunaan Alat, Bahan dan Tenaga Kerja
 Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi (Pondasi Langsung, Tiang, Sumuran)
 Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bawah (Desain Campuran, Campuran Percobaan, Pengendalian Campuran, Cara-cara Batching, Cara-cara Pengadukan, Pengendalian Beton)
 Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Atas (Jembatan Gelagar Austalia,
 Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Pendekat (Bahan, Pemadatan, Pelapisan Aspal)
 Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan (Bronjong, Penempatan Batu, Tiang Turap) Waktu = 135 menit
 Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat
 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-xi-Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung
4. Ceramah Bab IV Pelaksanaan Pekerjaan Secara Periodik dan Inventarisasi Jenis Pekerjaan
 Rangkuman hasil pelaksanaan setiap jenis kegiatan
(menyiapkan jadwal dan Kurva-S)
 Identifikasi Progres setiap kegiatan
 Tindak lanjut jenis kegiatan yang terlambat progresnya (Acara Dalam Show Cause Meeting, Uji Coba Kemampuan (Test Case), Komposisi Tim Scm (Contoh Yang Pernah Ada), Ruang Lingkup Tugas Tim SCM, Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM, Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM)
Waktu = 90 menit
 Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat
 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman
OHT
5. Ceramah Bab V Jadwal Bulanan Pelaksanaan Pekerjaan  Progres harian  Progres mingguan  Progres bulanan  Realisasi Progres  Laporan Progres Waktu = 90 menit
 Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat
 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman
OHT
6. Ceramah Bab VI Koordinasi Pelaksanaan Pekerjaan
 Pengertian Tentang Koordinasi
 Koordinasi Dengan Konsultan Supervisi
 Koordinasi dalam Internal Unit Waktu = 45 menit
 Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat
 Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab I: Pendahuluan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) I -1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka membekali peserta pelatihan ahli struktur pekerjaan jembatan untuk melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan dokumen kontrak yang berlaku perlu penguasai metode pelaksanaan pekerjaan jembatan di lapangan. Oleh karena itu dalam pekerjaan pelaksanaan jembatan, sebenarnya cukup banyak manual, pedoman, ataupun referensi yang dapat digunakan. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembangunan jembatan, seorang ahli struktur pekerjaan jembatan harus menguasai suatu metode dalam pelaksanaan pekerjaan jembatan.
Modul metode pelaksanaan jembatan ini akan membahas beberapa hal yang mendukung keahlian seorang Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan yang meliputi :
 tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat, bahan dan tenaga yang tersedia
 metode pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan tenaga yang tersedia dengan optimal
 penilaian pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan menginventarisasi jenis pekerjaan yang progresnya terlambat
 pemantauan terhadap jadwal bulanan pelaksanaan secara keseluruhan
 koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
Pada akhirnya seorang ahli struktur pekerjaan jembatan yang menguasai metode pelaksanaan pekerjaan akan mampu untuk mengorganisasi alat, bahan dan tenaga pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-1
BAB II
TANGGUNG JAWAB
2.1 PENANGGUNG JAWAB SETIAP JENIS PEKERJAAN
Pelaksanaan jembatan mencakup jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut :  Penyiapan sumber daya Survey lapangan dan pengujian tanah & material  Pelaksanaan struktur jembatan
 Perencanaan/pelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan
Pelaksanaan struktur jembatan mencakup kegiatan-kegiatan :  Penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan
 Penyiapan gambar kerja  Metode pelaksanaan jembatan
Dari pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, penyiapan sumber daya, survey lapangan, pengujian tanah & material, penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan, penyiapan gambar kerja dan perencanaan/pelaksanaan keselamatan, kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan diberikan dalam modul tersendiri di luar cakupan modul metode pelaksanaan jembatan. Selain itu untuk menambah wawasan tentang peraturann perundang-undangan yang minimal harus diketahui oleh Structure Engineer of Bridge Construction, juga ditambahkan untuk modul keselamatan kerja, kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan bahan berupa Undang-undang Jasa Konstruksi.
Modul metode pelaksanaan jembatan ini mencakup pekerjaan-pekerjaan utama seperti tersebut di bawah :
 Pelaksanaan pekerjaan pondasi
 Pelaksanaan pekerjaan bangunan bawah  Pelaksanaan pekerjaan bangunan atas
 Pelaksanaan pekerjaan jalan pendekat, bangunan pelengkap dan perlengkapan jembatan
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-2
2.1.1 STRUKTUR ORGANISASI
Untuk dapat memahami siapa penanggung jawab setiap jenis pekerjaan, lihat Struktur Organisasi ” Structure Engineer of Bridge Construction” berikut ini :
Organisasi “Structure Engineer of Bridge Construction”
Asisten Penyiapan Sumber Daya
Asisten Survey Lap dan Pengujian
Tanah/ Material
Asisten Pelaksana Struktur Jembatan Structure Engineer of
Bridge Construction
Kepala Urusan Survey Lapangan
Kepala Urusan Pengujian Tanah & Material
Kepala Urusan Penyiapan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Kepala Urusan Penyiapan Gambar Kerja
Kepala Urusan Metode Pelaks Jembatan
Urusan Pelaks Pek Pondasi
Urusan Pelaks Pek Bang Bawah
Urusan Pelaks Pek Bang Atas
Urusan Pelaks Pek Jln Pendekat, Bang Pelengk dan Perlengkp Asisten
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-3
2.1.2 ASISTEN SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN
Dari struktur organisasi tersebut di atas, penanggung jawab setiap jenis pekerjaan yang langsung di bawah kendali Structure Engineer of Bridge Construction adalah para Asisten sebagai berikut :
 Asisten Penyiapan Sumber Daya
Asisten Penyiapan Sumber Daya mempunyai tanggung jawab untuk menyiapkan perhitungan volume pekerjaan, perencanaan dan penyiapan kebutuhan tenaga kerja pelaksana konstruksi, perencanan dan penyiapan kebutuhan peralatan, dan perencanaan maupun penyiapan kebutuhan material untuk pelaksanaan konstruksi.
 Asisten Survey Lapangan dan Pengujian Tanah dan Material
Asisten survey lapangan dan pengujian tanah dan material mempunyai tanggung jawab atas pelaksanaan survey lapangan guna memastikan kesesuaian gambar rencana dengan lokasi jembatan di lapangan serta koordinasi dengan petugas/teknisi laboratorium di lapangan dalam rangka pengujian tanah dan material untuk pekerjaan pondasi, pekerjaan bangunan bawah dan pekerjaan bangunan atas. Untuk pelaksanaan kedua jenis tanggung jawab tersebut Asisten survey lapangan dan pengujian tanah dan material dibantu oleh 2 (dua) Sub-Ordinate di bawahnya yaitu Kepala Urusan Survey Lapangan dan Kepala Urusan Pengujian Tanah dan Material.
 Asisten Pelaksana Struktur Jembatan
Asisten pelaksana struktur jembatan mempunyai tanggung jawab atas penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan jembatan, penyiapan gambar kerja dan penyiapaan metode pelaksanaan jembatan. Untuk pelaksanaan ketiga jenis tanggung jawab tersebut Asisten Pelaksana Struktur jembatan dibantu oleh 3 (tiga) Sub-Ordinate di bawahnya yaitu Kepala Urusan di bawahnya yaitu Kepala Urusan Penyiapan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan, Kepala Urusan Penyiapan Gambar Kerja, Kepala Urusan Penyiapan Metode Pelaksanaan Jembatan.
 Asisten Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Pemantauan Lingkungan
Asisten Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Pemantauan Lingkungan mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi penerapan K3 dan memantau lingkungan selama pelaksanaan pekerjaan jembatan
Dalam kaitannya dengan Modul Metode Pelaksanaan Jembatan, fokus modul ini berada pada cakupan tanggung jawab Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-4
2.2 PENANGGUNG
JAWAB
SETIAP
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Yang dimaksud dengan pelaksanaan pekerjaan dalam Sub Bab ini adalah pelaksanaan pekerjaan pondasi, pelaksanaan pekerjaan bangunan bawah, pelaksanaan pekerjaan bangunan atas dan pelaksanaan pekerjaan jalan pendekat, bangunan pelengkap dan perlengkapan jembatan.
2.2.1 TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI JEMBATAN
Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan pondasi jembatan mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-syarat teknis yang ditentukan:
 Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang (baja, beton bertulang, beton prategang), yang meliputi pekerjaan persiapan lapangan berdasarkan Gambar Kerja (Shop Drawing), pengoperasian alat pancang, memantau / menetapkan pemenuhan prosedur pemancangan dan mengevaluasi hasil pemancangan.
 Pekerjaan Pondasi Sumuran, yang meliputi pekerjaan persiapan lapangan berdasarkan Gambar Kerja, penggalian sumuran dengan menggunakan peralatan berat atau tanpa peralatan berat, pengecoran sumuran, memantau / menetapkan pemenuhan prosedur pembuatan pondasi sumuran dan mengevaluasi hasilnya.
2.2.2 TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan bangunan bawah jembatan (beton) mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-syarat teknis yang ditentukan:
 Pekerjan Perancah, yang meliputi pekerjaan:
o Membuat perancah sesuai dengan hasil rancangan / Gambar Kerja. o Memasang acuan struktur sesuai kepentingannya.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-5
 Pekerjaan Baja Tulangan, yang meliputi pekerjaan:
o Membentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk dan dimensi berdasarkan Gambar Kerja.
o Memasang baja tulangan sesuai Gambar Kerja, lengkap dengan ganjal untuk selimut beton.
 Pekerjaan Beton, yang meliputi pekerjaan:
o Pengendalian penerimaan campuran beton termasuk mengecek mutunya.
o Pengecoran beton dengan memperhatikan kondisi cuaca, temperatur, kelembaban dsb. serta penggunaan bahan tambah (additive / admixture) yang dianjurkan.
o Pemadatan beton dengan menggunakan alat pemadat (vibrator), dengan memperhatikan waktu pemadatan.
o Pengambilan sampel beton.
o Penyelesaian akhir permukaan beton.
o Perawatan (curing) beton (waktu dimulainya perawatan, lamanya, caranya, dsb.). o Pengecoran beton cyclop untuk pondasi.
2.2.3 TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN
Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan pemasangan bangunan atas jembatan dan bangunan pelengkap mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-syarat teknis yang ditentukan:
 Pekerjaan Pemasangan Gelagar Beton Prategang, yang meliputi pekerjaan: o Persiapan dan penyiapan lapangan.
o Penerimaan dan penyimpanan gelagar beton pracetak di lapangan. o Perekatan gelagar segmental.
o Pengangkutan gelagar dari tempat penyimpanan ke lokasi pemasangan.
o Penyiapan lokasi untuk pemasangan, metode sesuai kondisi dan situasi lapangan (launching, crane, geser).
 Pekerjaan Pemasangan Gelagar Baja Komposit, yang meliputi pekerjaan: o Persiapan dan penyiapan lapangan.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-6
o Penyambungan baut antar segmen gelagar baja.
o Pemasangan gelagar baja sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan (crane, launching).
 Pekerjaan Pemasangan Rangka Baja, yang meliputi pekerjaan : o Persiapan dan penyiapan lapangan.
o Penerimaan dan penyimpanan komponen rangka baja di lapangan.
o Pemasangan sesuai pedoman / manual pemasangan, yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi lapangan (perancah, kantilever, semi kantilever, launching).
2.2.4 TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN PENDEKAT, BANGUNAN PELENGKAP DAN PERLENGKAPAN JEMBATAN
Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan jalan pendekat (oprit jembatan) dan pasangan batu/ bronjong mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-syarat teknis yang ditentukan:
 Pekerjaan jalan pendekat (oprit jembatan), merupakan pekerjaan yang memerlukan pengetahuan pelaksanaan pemadatan subgrade yang memadai agar pelaksanaan lapis-lapis perkerasan di atasnya yang nantinya membentuk oprit jembatan mempunyai daya pikul yang cukup untuk menahan beban kendaraan yang lewat di atasnya. Jadi dalam skala kecil, ahli struktur njembatan juga perlu mengetahui bagaimana membuat jalan oprit yang kualitasnya baik agar jangan sampai terjadi jembatnannya sendiri sangat kokoh akan tetapi opritnya cepat rusak.
 Pekerjaan Pasangan Batu, yang meliputi: o Persiapan dan penyiapan lapangan.
o Pemilihan jenis batu yang sesuai dengan Spesifikasi. o Penyiapan lokasi untuk pemasangan batu.
o Pemasangan batu dengan adukan atau pemasangan batu kosong.
 Pekerjaan Pemasangan Bronjong, yang meliputi: o Persiapan lapangan.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-7
o Pemasangan kawat bronjong, mulai dari persiapan sampai dengan siap untuk diisi batu.
o Pemilihan jenis batu yang dapat digunakan untuk isian bronjong. o Pengikatan, pengangkuran dan penyambungan antar bronjong. o Pembentukan permukaan bronjong yang rata dan rapih.
2.3 LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Laporan pelaksanaan pekerjaan disiapkan dalam bentuk laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan
2.3.1 LAPORAN HARIAN / BUKU HARIAN
 Laporan harian dibuat untuk mengetahui semua kegiatan yang dilakukan oleh kontraktor dari hari ke hari, sehingga terpantau secara keseluruhannya.
 Kontraktor mempunyai kewajiban untuk membuat dan menyimpan buku harian yang berisi hal-hal sebagai berikut, dan harus diperiksa oleh inspektor dan disetujui oleh pengawas utama (Site Engineer)
- Hari dan tanggal - Lokasi kegiatan - Jenis pekerjaan
- Waktu mulai dan selesai
- Kuantitas dan macam bahan yang ada dilapangan
- Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan/atau keterampilan dan jam kerja hari tersebut.
- Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia serta jam operasinya - Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan - Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan
- Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan
- Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
- Catatan–catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan perubahan disain, gambar kerja (‘shop drawing’) spesifikasi dan lain-lain.
Buku harian dibuat dalam 4 (empat) rangkap dan ditandatangani oleh kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pimpro/Pejabat lapangan.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-8
 Buku Harian Engineer atau ‘Engineer Daily Report’
Laporan ini dibuat /dilaporkan oleh personil inti (‘key personnel’), mulai dari inspektor, ‘engineer’ (‘Engineer Representative), pemimpin proyek.
Dalam laporan ini dicatat : - Hari dan tanggal - Keadaan cuaca
- Aktivitas kegiatan pada hari itu, termasuk instruksi-instruksi dan tindakan turun tangan dari kontraktor.
- Kegiatan pekerjaan kontraktor di lapangan
- Masalah-masalah yang terjadi di lapangan dan penyelesaiannya - Diskusi-diskusi dengan kontraktor yang dianggap penting
- Tamu-tamu resmi yang mengadakan inspeksi ke proyek - Pekerjaan atau material yang ditolak dan alasannya.
- Jam mulai dan selesainya operasi hari itu dari personil dan peralatan - Kedatangan dan pemindahan peralatan
- Kemajuan survei (‘staking out’) dari pekerjaan - Dan lain-lain
Laporan tugas inspektor lebih rinci sesuai lingkup tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Laporan pemimpin proyek atau ‘site engineer’ secara umum serta semua laporan harian
lainnya tersebut merupakan arsip permanen dalam menyelesaikan proyek.
2.3.2 LAPORAN MINGGUAN
 Sejalan dengan Buku Harian, Laporan Mingguan dibuat setiap minggu yang berisikan rangkuman dari laporan harian dan berintikan jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal atau kejadian-kejadian penting yang perlu ditonjolkan .
 Laporan mingguan adalah ringkasan dari laporan harian. Laporan ini terutama ditujukan kepada atasan proyek sebagai masukan untuk keperluan pengendalian proyek dari atasannya. Pada laporan juga dilaporkan kemajuan proyek fisik dan keuangan, masalah-masalah yang dihadapai serta bagaimana mengatasinya Masalah-masalah yang masih belum selesai (‘pending’) diusulkan bagaimana menyelesaikannya dan bantuan apa yang diperlukan.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-9
2.3.3 LAPORAN BULANAN
 Laporan Bulanan Kontraktor
Kontraktor juga harus membuat laporan bulanan yang berisikan kemajuan fisik kumulatif bulanan dari laporan mingguan dan hal-hal serta kejadian-kejadian penting yang timbul dalam bulan bersangkutan yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan yang tercantum di dalam Berita Acara untuk Tagihan Pembayaran Bulanan atau ‘Termijn’.
Laporan tersebut harus diperiksa oleh Inspektor dan disetujui oleh Site Engineer. Secara ringkas laporan bulanan memuat setidak-tidaknya :
- Data teknis singkat proyek - Peta lokasi proyek
- Nilai kontrak asal dan ‘addendum’ terakhir
- Kemajuan proyek secara fisik dan keuangan, dibanding dengan jadwal pelaksanaan (‘behind atau ahead of schedule’)
- Hambatan-hambatan yang dialami proyek dan usaha-usaha mengatasinya
- Kecelakaan yang terjadi di proyek dengan uraian singkat terjadinya kecelakaan, kerugian material dan jiwa (luka / meninggal) serta diderita pihak mana
- Sertifikat bulanan untuk pembayaran bulanan
- Keadaan cuaca pada umumnya serta sampai seberapa jauh keadaan operasi proyek tersebut dipengaruhi.
 Laporan Bulanan inspektor
Selain memuat laporan hasil supervisi pekerjaan kontraktor, juga Laporan Bulanan harus memuat laporan tentang kegiatan konsultan yang memuat setidak-tidaknya hal-hal sebagai berikut :
- Kegiatan Kontraktor
o Data-data proyek o Peta / lokasi Proyek o Peralatan milik Kontraktor o Personil Kontraktor
o Setifikat Pembayaran Bulanan
o Kemajuan Pekerjaan tiap-tiap Kegiatan
o Kedudukan / status dari Pekerjaan Tambah / Kurang o Kumpulan dari Tagihan-tagihan Kontraktor
o Penjelasan Mengenai Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan o Gambar Kemajuan Pekerjaan
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-10
o Pencatatan Curah Hujan
o Laporan Mengenai Pekerjaan Tambah / Kurang dan Perubahan (‘Change Order’)
o Laporan-laporan khusus o Foto-foto
- Kegiatan Konsultan
o Daftar Personil Konsultan o Kendaraan
o Perumahan dan Kantor
o Penjelasan Mengenai Kegiatan Tim Supervisi o Jadwal Pembayaran Supervisi
o Jadwal dan Kemajuan Bulanan untuk tiap-tiap Posisi Tugas o Laporan Pembayaran Kepada Tim Supervisi
o Dll.
2.3.4 LAPORAN PROYEK
 Laporan Triwulanan
Pada tiap akhir triwulan tahun anggaran, Inspektor/pengawas bersama konsultan harus menyiapkan dan menyerahkan kepada Pemimpin proyek laporan triwulan yang berisi evaluasi kejadian-kejadian penting selama triwulan yang bersangkutan. Laporan triwulan yang dibuat oleh konsultan tersebut merupakan ringkasan laporan bulanan dan dibuat dengan referensi laporan harian dan laporan mingguan yang dibuat oleh kontraktor.
Pimpinan proyek harus membuat laporan triwulan sesuai dengan yang dituntut dalam DIK/DIP dan Keppres No. 80/2003, Pasal 47 Ayat (2)
Pimpinan proyek menyampaikan laporan triwulan pelaksanaan proyek selambat-lambatnya dua minggu setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan kepada : - Atasan Langsung pada Lembaga yang bersangkutan
- Instansi terkait
 Laporan Khusus
Konsultan harus membuat dan menyerahkan kepada Pemimpin Proyek suatu laporan khusus atas kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti :
- Persoalan-persoalan penting mengenai kondisi tanah, antara lain longsoran dan erosi karena banjir
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-11
- Perpanjangan waktu pelaksanaan - Penyimpangan terhadap spesifikasi - Hal-hal lain yang dianggap perlu
 Laporan Akhir Proyek
Bersama dengan ‘Gambar terlaksana’, ‘Konsultan/R.E’ diwajibkan membuat laporan akhir proyek sebagai hasil penyelenggaraan proyek dari awal mula terjadinya proyek sampai dengan proyek selesai.
- Isi Laporan antara lain :
o Sejarah proyek o Lingkup proyek
o Proses pembebasan tanah dan luas ruang milik jalan yang telah dibebaskan
serta lahan-lahan lainya yang telah dibebaskan untuk keperluan proyek
o Peta lokasi proyek
o Uraian secara teknis pelaksanaan secara fisik proyek, hambatan-hambatan
yang ada dan cara mengatasinya
o Laporan sehubungan dengan analisa dampak lingkungan
o Petunjuk cara pemeliharaan yang perlu mendapat perhatian khusus dalam
pemeliharaan, misalnya daerah yang tanahnya lunak (‘soft soil’) yang diperkirakan akan adanya penurunan (‘settlement’) di kemudian hari
o Laporan atas terjadinya kecelakaan dan korban-korban yang bersangkutan
- Laporan tersebut hendaknya dilampiri dengan :
o Gambar terlaksana (as-built drawings)
o Buku inventaris dan barang kekayaan milik Negara yang menjadi kekayaan
proyek
o Berita Acara Serah Terima Sementara )’Provisional Hand Over’) dan Serah
Terima Akhir(‘Final Hand Over’)
o Tenaga inti proyek, masing-masing 3 unsur dalam proyek: ‘Employer’ (Pimpro,
‘Engineer’ ( Konsultan Supervisi ) dan Kontraktor
o Dokumen Keuangan (‘Audit’), Penggunaan Anggaran
Laporan akhir proyek tersebut, 1 ‘copy’ lengkap disimpan di “arsip jalan” untuk bahan Pembina jalan dalam rangka pembinaan jaringan jalan selanjutnya.
- Catatan – catatan
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-12
Untuk keperluan pengaturan pekerjaan, Direksi Teknik dapat menginstruksikan kepada kontraktor secara tertulis menggunakan surat biasa atau buku harian atau melalui buku Perintah Direksi
o Untuk mendapatkan data curah hujan yang akurat, bila dipandang perlu di
‘Base Camp’ atau lokasi pekerjaan dapat ditempatkan alat pengukur curah hujan (‘Rain Gauge’)
o Untuk mencegah timbulnya perbedaan pendapat dengan pihak kontraktor,
agar diperhatikan oleh aparat Pemimpin Proyek, bahwa sebelum menandatangani semua laporan yang dibuat oleh Kontraktor, agar meneliti dengan cermat kebenaran laporan tersebut.
 Laporan agar tersimpan rapih dan setiap berkas agar tersusun secara teratur sesuai dengan tanggal dan bulan laporan yang apabila setiap saat diperlukan dapat dicari dengan mudah.
 Untuk merekam dan mendukung pelaksanaan proyek, pimpro supaya membuat arsip khusus dokumentasi yang berupa album-album foto
 Foto pelaksanaan pekerjaan baik pada saat sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan pekerjaan. Pengambilan foto tersebut dilakukan dari satu titik / posisi pengambilan yang tetap.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-13
PROYEK :………..
PROPINSI :………..
TABEL B-1 DAFTAR SIMAK
BUKU HARIAN DAN LAPORAN
No URAIAN
PERSYARATAN
CATATAN SUDAH BELUM
1. Buku harian / Laporan Harian telah dibuat oleh kontraktor sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak 2. Buku Harian / Laporan Harian telah
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pimpro / Pejabat Lapangan dan telah didistribusikan sesuai dengan ketentuan
3. Laporan MIngguan telah dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak dan telah disampaikan setiap minggu
4. Kontraktor telah membuat laporan
bulanan sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak dan disampaikan setiap bulan
5. Buku Laporan Direksi Teknik telah
tersedia di kantor lapangan / base camp 6. Alat pengukur curah hujan telah terpasang
di ‘Base Camp’ / Lokasi Pekerjaan
7. Laporan-laporan yang telah dibuat
tersimpan dengan rapi, tersusun secara teratur sesuai tanggal dan bulan laporan
8. Proyek melaksanakan dokumen berupa
foto-foto pelaksanaan saat sebelum, dalam pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan
……….200 ………. Yang mengisi Daftar Simak
………
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-1
BAB VI
KOORDINASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
6.1 PENGERTIAN TENTANG KOORDINASI
 Koordinasi adalah usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja (unit-unit) organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan seluruh tugas organisasi, untuk mencapai tujuannya.
 Untuk membantu tercapainya koordinasi diperlukan adanya komunikasi administrasi yang disebut sebagai hubungan kerja.
 Dengan demikian koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua pengertian yang saling kait mengait, karena koordinasi hanya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif.
6.1.1 CIRI-CIRI KOORDINASI
 Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu koordinasi adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab pimpinan. Dikatakan bahwa pimpinan berhasil, karena ia telah melakukan koordinasi dengan baik.
 Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama. Hal ini disebabkan karena kerjasama merupakan syarat mutlak untuk terselenggarakannya koordinasi dengan sebaik-baiknya.
 Koordinasi adalah proses yang terus menerus. Artinya suatu proses yang bersifat kesinambungan dalam rangka tercapainya tujuan organisasi.
 Adanya pengaturan usaha kelompok secara teratur. Hal ini disebabkan karena koordinasi adalah konsep yang diterapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu tetapi sejumlah individu yang bekerjasama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
 Konsep kesatuan tindakan. Kesatuan tindakan adalah inti daripada koordinasi. Hal ini berarti bahwa pimpinan harus mengatur usaha-usaha/tindakan-tindakan dari setiap tindakan individu sehingga diperoleh adanya keserasian di dalam mencapai hasil bersama.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-2
 Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama. Kesatuan usaha/tindakan meminta kesadaran /pengertian kepada semua individu agar ikut serta melaksanakan tujuan bersama sebagai kelompok di mana mereka bekerja.
6.1.2 HAKIKAT KOORDINASI
 Koordinasi adalah akibat logis daripada adanya prinsip pembagian habis tugas, di mana setiap satuan kerja (unit), hanyalah melaksanakan sebagian tugas pokok organisasi secara keseluruhan.
 Koordinasi timbul karena adanya prinsip fungsionalisasi, di mana setiap satuan kerja (unit) hanyalah melaksanakan sebagian fungsi dalam suatu organisasi.
 Koordinasi juga akibat adanya span of control, di mana pimpinan wajib membina, membimbing, mengarahkan dan mengendalikan berbagai kegiatan/usaha yang dilakukan sejumlah bawahan, di bawah wewenang dan tanggung jawabnya.
 Koordinasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi yang besar dan kompeks di mana berbagai fungsi dan kegiatan harus dilakukan oleh berbagai satuan kerja (unit) yang harus dilakukan secara terpadu dan simultan.
 Koordinasi juga sangat diperlukan dalam suatu organisasi yang dibentuk berdasarkan atas prinsip jalur lini dan staf, karena kelemahan yang pokok dalam bentuk organisasi ini adalah masalah koordinasi.
 Koordinasi hanya dapat berhasil dengan bantuan sarana komunikasi yang baik.Oleh karena itu komunikasi administrasi yang disebut hubungan kerja memegang peranan yang sangat penting bagi tercapainya koordinasi.
 Pada hakekatnya koordinasi adalah perwujudan dari kerjasama, saling bantu-membantu dan menghargai atau menghayati tugas dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing. Hal ini disebabkan karena setiap setiap satuan kerja dalam melaksanakan kegiatannya tergantung atas bantuan satuan kerja yang lain. Jadi adanya saling ketergantungan atau interdependensi inilah yang mendorong diperlukan adanya kerjasama.
6.1.3 FUNGSI KOORDINASI
 Koordinasi adalah fungsi organik dari pimpinan. Sebagai fungsi organik dari pimpinan, koordinasi memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan fungsi-fungsi lainnya seperti perencanaan, penyusunan pegawai, pembinaan kerja, motivasi, pengawasan dan sebagainya.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-3
 Koordinasi merupakan usaha untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur kerja dari berbagai komponen dalam organisasi. Kelancaran mekanisme prosedur kerja harus dapat terjamin dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dengan menghindari seminimal mungkin perselisihan yang timbul antar sesama komponen organisasi dan mengusahakan semaksimal mungkin kerjasama diantara komponen-komponen tersebut.
 Koordinasi adalah merupakan usaha yang mengarahkan dan menyatukan kegiatan dari satuan kerja organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuannya. Jelasnya koordinasi mengandung makna adanya integrasi, dan dilakukan secara serasi dan simultan dari seluruh tindakan yang dijalankan oleh organisasi. Hal in i sesuai dengan prinsip : koordinasi, integrasi dan koordinasi.
6.1.4 METODE DAN TEKNIK KOORDINASI
Metode dan teknik yang dapat dipakai dalam melakukan kegiatan koordinasi dapat dibagi atas :
 Koordinasi melalui kewenangan  Koordinasi melalui konsensus  Koordinasi melalui pedoman kerja  Koordinasi melalui suatu forum  Koordinasi melalui konferensi
a. Koordinasi melalui kewenangan
Beberapa pendapat mengatakan bahwa penggunaan wewenang merupakan salah satu cara untuk menjamin terlaksananya koordinasi dengan baik. Hal ini mungkin benar apabila organisasi tersebut bersifat seragam atau yang disebut integrated type. Dalam organisasi yang demikian itu koordinasi melalui kewenangan dapat dijalankan secara efektif. Akan tetapi dalam kenyataannya organisasi yang betul-betul seragam jarang ditemukan. Adapun yang banyak ditemukan adalah organisasi yang bersifat heterogen atau disebut holding company type, yaitu suatu organisasi yang mempunyai keanekaragaman jenis dan fungsi, yang dapat diidentifikasikan pada struktur organisasinya. Dalam organisasi yang demikian itu perlu dilakukan adanya integrasi dari seluruh jenis dan fungsi-fungsi yang ada, karena setiap jenis dan fungsi hanyalah merupakan sub sistem dari seluruh sistem pelaksanaan tugas pokok organisasi secara keseluruhan.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-4
b. Koordinasi melalui konsensus
Ada 3 (tiga) pilihan yang ada pada koordinasi melalui konsensus, yaitu konsensus melalui motivasi, konsensus melalui sistem timbal balik dan konsensus melalui ide. Para ahli berpendapat bahwa motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan usaha-usaha koordinasi, terutama dalamm organisasi besar dan kompleks yang mempunyai jenis dan fungsi yang beraneka ragam. Pada konsensus melalui sistem timbal balik, terdapat ciri-ciri keseimbangan antara tuntutan organisasi (tercapainya koordinasi) dan tuntutan individual baik yang bersifat material maupun yang bersifat non material. Sedangkan pada konsensus melalui ide, setiap orang yang bekerja dalam organisasi berusaha mengidentifikasikan dirinya dalam keanekaragaman tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.
c. Koordinasi melalui Pedoman Kerja
Pada metode ini pedoman kerja dijadikan landasan berpijak dan bertindak bagi setiap kegiatan, sehingga dapat diharapkan terselenggarakannya koordinasi dengan cara yang sebaik-baiknya. Pedoman kerja dalam hal ini merupakan sarana pengikat dan pengarah berbagai kegiatan yang saling berkaitan, sehingga koordinasi dapat diharapkan berjalan dengan sebaik-baiknya.
d. Koordinasi melalui forum
Pada metode ini koordinasi dilakukan dengan menggunakan suatu wadah tertentu (wahana) yang dapat dipergunakan sebagai cara mengadakan tukar-menukar informasi, mengadakan konsultasi, mengadakan kerjasama dalam pemecahan suatu masalah dan pengambilan keputusan bersama dalam pelaksanaan tugas bersama. Contoh wahana dimaksud adalah : Tim Kerja, panitia, Satuan Tugas, dapat bersifat internal organisasi ataupun bersifat eksternal organisasi.
e. Koordinasi melalui konferensi
Pada meode ini koordinasi diartikan dengan rapat-rapat atau sidang-sidang yang dilakukan baik pada tingkat pimpinan maupun tingkat pelaksana. Rapat-rapat atau sidang-sidang tersebut dapat digunakan sebagai sarana dalam pengintegrasian seluruh fungsi yang ada dalam organisasi. Pertanyaannya sekarang ialah, siapa yang harus memprakarsai konferensi yng demikian itu ? Tentunya pimpinan yang bertanggungjawab dalam penyelesaian pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-5
6.1.5 JENIS-JENIS KOORDINASI
Berdasarkan hubungan kerja antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan, ada 2 (dua) jenis koordinasi yaitu koordinasi intern dan koordinasi ekstern.
a. Koordinasi intern
Koordinasi internal terdiri atas koordinasi vertikal, koordinasi horizontal dan koordinasi diagonal
o Koordinasi vertikal atau koordinasi struktural
Pada koordinasi jenis ini antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan terdapat hubungan hirarkhis, karena satu dengan yang lainnya berada pada satu garis komando.
o Koordinasi horizontal (merupakan koordinasi fungsional)
Pada koordinasi jenis ini antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan mempunyai kedudukan yang setingkat. Menurut tugas dan fungsinya, keduanya mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya sehingga perlun dikoordinasi.
o Koordinasi diagonal (merupakan koordinasi fungsional)
Pada koordinasi jenis ini yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikoordinasikan, tapi satu dengan yang lainnya tidak berada pada satu garis komando.
b. Koordinasi ekstern
Koordinasi ekstern termasuk koordinasi fungsional, bisa bersifat horizontal dan diagonal
o Koordinasi ekstern yang bersifat horizontal
Pada koordinasi jenis ini antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan mempunyai kedudukan yang setingkat, akan tetapi satu sama lain tidak berada pada satu unit organisasi yang sama.
o Koordinasi ekstern yang bersifat diagonal
Pada koordinasi jenis ini yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikoordinasikan, tapi satu dengan yang lainnya tidak berada pada satu unit organisasi yang sama.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-6
6.2 KOORDINASI DENGAN KONSULTAN SUPERVISI
Untuk dapat menjelaskan bagaimana koordinasi antara structure engineer of bridge construction dengan konsultan supervisi, perlu dikenali lebih dahulu struktur organisasi masing-masing agar dapat diketahui dimana posisi masing-masing di dalam melakukan hubungan kerja.
Berikut ini adalah tipikal organisasi pelaksana (kontraktor) dan konsultan supervisi :
Catatan : KKNI : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
TIPIKAL ORGANISASI PELAKSANA PROYEK
KEPALA PROYEK MANAJER PERALATAN/ LOGISTIK MANAJER LAPANGAN MANAJER ADMINISTRASI MANAJER TEKNIK MANAJER QUALITY ASSURANCE PELAKSANA ……….. ??? STRUCTURE ENGINEER PLANNING ENGINEER QUALITY ENGINEER QUANTITY SURVEYOR KEPALA MANDOR STEEL ERECTOR
MEKANIK MANDOR OPERATOR
BATCH PLANT TUKANG/ PEKERJA TUKANG/ PEKERJA JURU GAMBAR SITE INSPECTOR QUANTITY SURVEYING TECHNICIAN JURU UKUR PELAKSANA ……….. ??? TEKNISI LABORATORIUM OPERATOR WHEEL LOADER OPERATOR TRUCK MIXER TUKANG/ PEKERJA OPERATOR CONCRETE PAVER
Gambar 6.1 – Bagan Alir Tipikal Organisasi Pelaksana Proyek
Pada tipikal organisasi pelaksana di atas, structure engineer of bridge construction berada pada level ke-3, dimana level ke-1 adalah Kepala Proyek sedangkan level ke-2 adalah para manajer lapangan. Ditinjau dari segi kualifikasi keahlian, level ke-3 ini sama dengan Ahli Muda, level ke-2 sama dengan Ahli Madya sedangkan level ke-1 sama dengan Ahli Utama.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-7
TIPIKAL ORGANISASI
Gambar 6.2 – Bagan Alir Tipikal Organisasi Pengawasan Konstruksi
Pada tipikal di atas, di kelompok Core Team, Team Leader ada pada level ke-1, Co Team Leader ada pada level ke-2, sedangkan Quantity Surveyor, Highway Engineer dan Bridge Engineer juga ada pada level ke-2.
Pada kelompok provincial team, Chief Supervision Team ada pada level ke-1, sedangkan Pavement Engineer, Geotechnical Engineer maupun Bridge Engineer ada pada level ke-2. Selanjutnya untuk Field Supervision Team, lihat contoh tipikal struktur organisasi sebagai berikut :
Struktur Organisasi Pengawasan Konstruksi Engineer's Representative
Core Team, Provincial Teams dan Field Supervision Teams (Contoh : Proyek Pemerintah)
Province : A Province : B Province : C
Field Supervison Teams
Team Leader Co - Team Leader Quantity Surveyor Bridge Engineer Chief Super-vision Engineer Chief Super-vision Engineer Chief Super-vision Engineer Highway Engineer Pavement & Material Eng. Pavement & Material Eng. Pavement & Material Eng. Core Team Geotechnical Engineer Bridge Engineer Field Supervision Teams (Province A) Provincial Teams Field Supervision Teams (Province B) Field Supervision Teams (Province C)
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-8
Inspector (A) Inspector (B) Quantity Surveyor Draftman Quantity Engineer Inspector (C) Bridge Engineer Laboratory Technician Quality Engineer Site Engineer
TIPICAL FIELD SUPERVISION TEAM
Gambar 6.3 – Bagan Alir Tipikal Organisasi Field Supervision Team
Pada tipikal di atas, Site Engineer ada pada level ke-2, sedangkan Quantity Engineer, Bridge Engineer, dan Quality Engineer ada pada level ke-3. Selebihnya ada pada level ke-4.
Berikut ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis hubungan koordinasi yang dapat dilakukan oleh structure engineer of bridge construction dengan konsultan supervisi :
YANG MENGKOORDINASIKAN YANG DIKOORDINASIKAN JENIS KOORDINASI
Structure Engineer of Bridge Construction
Bridge Engineer dari Field
Supervision Team Koordinasi ekstern - horizontal
Structure Engineer of Bridge Construction
Quality Engineer dari Field
Supervision Team Koordinasi ekstern - horizontal
Structure Engineer of Bridge Construction
Laboratory Technician dari Field
Supervision Team Koordinasi ekstern - diagonal
Structure Engineer of Bridge Construction
Inspector dari Field Supervision
Team Koordinasi ekstern - diagonal
Site Engineer dari Field Supervision Team
Structure Engineer of Bridge
Construction Koordinasi ekstern - diagonal
Bridge Engineer dari Provincial Team
Structure Engineer of Bridge
Construction Koordinasi ekstern - diagonal
Bridge Engineer dari Provincial Team
Structure Engineer of Bridge
Construction Koordinasi ekstern - diagonal
Chief Supervision Team dari Provincial Team
Structure Engineer of Bridge
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-9
6.3 KOORDINASI DALAM INTERNAL UNIT
Dengan memperhatikan hal-hal yang telah dijelaskan dalam butir 5.1 dan 5.2, maka menjelaskan butir 5.3 dapat menjadi lebih mudah.
Tabel berikut dapat mengetengahkan jenis koordinasi internal antara unit-unit kerja yang ada di organisasi pelaksana proyek (kontraktor) :
YANG MENGKOORDINASIKAN YANG DIKOORDINASIKAN JENIS KOORDINASI
Structure Engineer of Bridge
Construction Planning Engineer Koordinasi intern - horizontal
Structure Engineer of Bridge
Construction Quality Engineer Koordinasi intern - horizontal
Structure Engineer of Bridge
Construction Quantity Surveyor Koordinasi intern - horizontal
Structure Engineer of Bridge
Construction Pelaksana Pondasi Jembatan Koordinasi intern - horizontal
Structure Engineer of Bridge
Construction Pelaksana Pondasi Jembatan Koordinasi intern - horizontal
Structure Engineer of Bridge
Construction Kepala Mandor Koordinasi intern - diagonal
Structure Engineer of Bridge
Construction Steel Erector Koordinasi intern - diagonal
Structure Engineer of Bridge
Construction Juru Gambar Koordinasi intern - diagonal
Structure Engineer of Bridge
Construction Site Inspector Koordinasi intern - diagonal
Structure Engineer of Bridge
Construction Teknisi laboratorium Koordinasi intern - diagonal
Structure Engineer of Bridge
Construction Quantity Surveying Technician Koordinasi intern - diagonal
Kepala Proyek Structure Engineer of Bridge
Construction Koordinasi intern - vertikal
Manajer Peralatan/Logisti Structure Engineer of Bridge
Construction Koordinasi intern - diagonal
Manajer Admninistrasi Structure Engineer of Bridge
Construction Koordinasi intern - diagonal
Manajer Teknik Structure Engineer of Bridge
Construction Koordinasi intern - diagonal
Manajer Lapangan Structure Engineer of Bridge
Construction Koordinasi intern - vertikal
Manajer Quality Assurance Structure Engineer of Bridge
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-1
RANGKUMAN
TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab ahli struktur Pelaksanaan jembatan jembatan harus mencakup jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut :
 Penyiapan sumber daya
 Survey lapangan dan pengujian tanah & material
 Pelaksanaan struktur jembatan
 Perencanaan/pelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan pemantauan
lingkungan
Dan kegiatan-kegiatan dalam Pelaksanaan struktur jembatan mencakup :
 Penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan
 Penyiapan gambar kerja
 Metode pelaksanaan jembatan
Dari pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, penyiapan sumber daya, survey lapangan, pengujian tanah & material, penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan, penyiapan gambar kerja dan perencanaan/pelaksanaan keselamatan, kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan diberikan dalam modul tersendiri di luar cakupan modul metode pelaksanaan jembatan. Selain itu untuk menambah wawasan tentang peraturann perundang-undangan yang minimal harus diketahui oleh Structure Engineer of Bridge Construction, juga ditambahkan untuk modul keselamatan kerja, kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan bahan berupa Undang-undang Jasa Konstruksi.
METODE PELAKSANAAN, PENGGUNAAN ALAT, BAHAN DAN
TENAGA KERJA
Salah satu pekerjaan yang terpenting dalam pembuatan jembatan adalah membangun pondasi-pondasi yang kuat, suatu pekerjaan yang memerlukan perhatian khusus pada tiap tahapan pekerjaan pondasi sebuah jembatan. Semua langkah pencegahan harus diambil pada saat pelaksanaan, supaya tidak timbul kesalahan pada umur pelayanan jembatan. Harus diingat bahwa sekali jembatan dibuka untuk lalu-lintas umum, perbaikan atau perkekuatan pondasi sulit dilaksanakan.
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-2
Kesalahan yang harus dihindari termasuk:
 pemancangan tiang pancang geser (friction piles) pada kedalaman yang kurang;
 pemancangan tiang secara berlebihan pada batuan;
 penggunaan tenaga pemancangan berlebih pada waktu menembus tanah yang
relatif lunak, akan mengakibatkan retaknya tiang beton;
 kerusakan terhadap tiang beton yang disebabkan penanganan, penempatan dan
pemancangan yang salah;
 karatnya tiang baja tanpa perlindungan disebabkan oleh air tanah yang agresif atau
keadaan tanah itu sendiri;
 karat pada tulangan disebabkan kurangnya selimut beton;
 ketidak stabilan pada pilar atau kepala lembatan disebabkan oleh air berkecepatan
tinggi yang mengikis material disekitar pilar atau telapak pondasi;
 terdapat bagian beton yang lemah pada waktu pelaksanaan atau bahan asing yang
terdapat pada waktu pencetakan tiang setempat (in-situ);
 kelalaian dalam perawatan perlindungan pada tiang kayu yang dapat dimakan rayap
dan serangga air;
 penggeseran pondasi akibat pergerakan tanah;
 penurunan atau perputaran pondasi langsung disebabkan kurangnya daya dukung
atau kurangnya pembuangan material lepas atau material tidak sesuai;
 keruntuhan dari tiang yang disebabkan tekanan negatif (down-drag) akibat penurunan
timbunan di belakang kepala jembatan;
 keruntuhan oleh tersumbatnya sambungan muai oleh bahan asing, atau kerusakan
(failure) dari landasan jembatan, menyebabkan tegangan yang berlebihan (over stress) dalam bangunan bawah.
Bangunan bawah jembatan pada umumnya dibuat dari beton, untuk mengurangi pemeliharaan dan perbaikan beton pada tahun-tahun permulaan umur jembatan diperlukan kualitas pelaksanaan pekerjaan beton yang secara teknis memenuhi ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan, seperti mencakup produksi beton untuk pekerjaan bangunan bawah, dengan menggunakan desain campuran yang sesuai, dan dengan mempertimbangkan pengangkutan adonan beton ke lokasi pekerjaan.
Campuran beton harus direncanakan untuk mendapatkan kombinasi yang paling ekonomis dan praktis dari material yang tersedia agar dapat menghasilkan kemampuan
pengerjaan (workability) yang baik dalam pembuatan beton baru, dan memenuhi
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-3
Proses merencana campuran beton dimulai dari dipelajarinya Spesifikasi Teknik hingga pelaksanaan produksi beton dengan kualitas yang disyaratkan pada pekerjaan.
Semua cara desain campuran, meskipun dalam batas tertentu tergantung pada pertimbangan teoritis, namun berasal dari informasi empiris. Semua desain campuran pada dasarnya mengikuti prosedur yang sama meskipun kelihatan rumit atau berbeda. Tanpa melihat cara yang dipergunakan, campuran percobaan yang pertama biasanya akan memerlukan beberapa modifikasi.
Ada sejumlah cara berbeda yang digunakan untuk desain campuran. Kebanyakan dari cara-cara tersebut serupa dan menghasilkan beton yang memuaskan.
Sebelum suatu campuran yang diusulkan oleh Kontraktor dapat disetujui, kekuatan tekan dan penyusutan pada 28 hari akan diperiksa dari campuran percobaan.
Minimum 20 benda uji harus dibuat dengan maksud memastikan kekuatan tekan campuran percobaan.
Dalam hal keadaan darurat atau untuk campuran yang mengandung bahan tambahan atau dirawat uap. Engineer dapat memberikan persetujuan bersyarat berdasarkan pengujian pada umur lebih awal daripada 28 hari, tetapi pengujian pada umur 28 hari harus menjadi dasar persetujuan akhir.
Setelah Engineer setuju dengan penggunaan desain campuran tertentu untuk suatu kelas beton, campuran ini dapat digunakan di dalam pekerjaan. Dalam hal terdapat perubahan sifat-sifat atau sumber dari material atau pada proporsi relatifnya. Engineer dapat menginstruksikan perubahan dalam proporsi material serta pengujian lebih lanjut. Oleh karena keterlambatan pengambilan data mengenai kekuatan tekan, mungkin perlu menggunakan cara-cara perawatan dan pengujian yang dipercepat.
Untuk menentukan perlu tidaknya penyesuaian campuran pada waktu berlangsungnya pekerjaan, maka suatu pemeriksaan statistik dapat dibuat mengenai kekuatan tekan beton, dengan menggunakan hasil pengujian 28 hari berturut-turut yang mewakili beton yang dipakai dalam pekerjaan, dan membuat pemeriksaan terpisah dari tiap campuran. Untuk setiap kelas beton yang berbeda, campuran beton dan cara produksinya akan dianggap memuaskan jika persyaratan berikut dipenuhi:
(i) Tidak boleh lebih dari satu buah benda uji dari dua puluh (20) buah benda uji
secara berurutan pada suatu kelompok mempunyai kekuatan tekan pada 28 hari kurang dari Kekuatan Karakteristik untuk kelas beton itu.