• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah bagi seseorang (Rizema, 2012).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah bagi seseorang (Rizema, 2012)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Imunisasi berasal dari kata “ Imun” yang berarti kebal atau resisten. Anak di imunisasikan berarti memberi kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu (Notoatmodjo, 2011). Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap penyakit dengan memasukan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah bagi seseorang (Rizema, 2012).

Imunisasi merupakan salah satu jenis usaha memberikan kekebalan kepada anak dengan memasukan vaksin tubuh guna membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Sedangkan, yang di maksud dengan vaksin adalah bahan yang digunakan untuk merangsang pembentukan zat anti, yang dimasukan kedalam tubuh melalui sintukan misalnya: vaksin BCG, DPT dan Campak dan pemberian lewat mulut dan contohnya: vaksin polio( Fida dan Maya, 2012).

Imunisasi adalah salah satu jenis usaha memberikan kekebalan kepada anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh guna membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang digunakan untuk merangsang pembentukan zat anti, yang dimasukan kedalam tubuh melalui suntikan misalnya, vaksin BCG, DPT, dan Campak dan melalui mulut contohnya vaksin polio (Hidayat, 2009). Imunisasi merupakan upaya efektif untuk menurunkan angka kematian yang merupakan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGS). Kegiantan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas kementrian kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata pemerintah untuk mencapai Millenium Devepment Goals (MDGS) khususnya menurunkan angka kematian pada anak. Sustainable Development Goals (SDGs) adalah singkatan dari sustainable development goals, yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan perundingan negara-negara di dunia. Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan MDGs

(2)

dimana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semu menggunakan konsep MDGs sekarang diganti SDGs. Pada dasarnya MDGs dan SDGs punya persamaan dan tujuan yang sama, yakni SDGs melanjutkan cita-cita mulai MDGs yang ingin konsen menanggulangi kelaparan dan kemiskinan di dunia. Namun dokumen yang sepakati pimpinan dunia pada tahun 2000 tersebut habis pada tahun 2015. Para pemimpin dunia merasa agenda MDGs perlu di lanjutkan, sehingga muncul sebuah dokumen usalan bernama SDGs (Kemenkes RI, 2012).

Pemberian imunisasi dasar berguna untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbayaha dengan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal pemberiannya, tubuh bayi diransang untuk memiliki kekeban tubuh sehingga tubuh mampu bertahan melawan serangan penyakit berbahaya (Ertawati, et. 2014).

Pemberian imunisasi sangat penting diperlukan demi memberikan perlindungan, pencegahan, sekaligus membangun kekebalan tubuh anak terhadap berbagai penyakit menular maupun penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kecacatan tubuh, bahkan kematian. Pemberian imunisasi lengkap dan sesuai jadwal bukan hanya bermanfaat untuk menghasilakan kekebalan tubuh terhadap penyakit atau wabah (Wida dan Maya, 2012). Alasan bayi tidak mendapatkan imunisasi lengkap adalah karna alasan informasi, motifasi dan situasi dan ekonomi. Alasan informasi berupa kurangnya pengetahuan ibu tentang kebutuhan, kelengkapan jadwal imuinisasi. Alasan motifasi beruppa penundaan imunisasi karna faktor kesibukan, kurangnya kepercayaan tentang manfaat imunisasi dan adanya rumor yang buruk tentan imunisasi. Alasan situasi dan ekonomi dan berupa tempat pelayanan imunisasi yang terlalu jauh, ketidak hadiran petugas imunisasi, kurangnya vaksin, orang tua yang terlalu sibuk, anak yang sakit saat jadwal imunisasi, terlalu lama menunggu dan biaya yang tidak terjangkau. Namun yang paling

(3)

berpengaruh adalah karna anak sakit, ketidak tauan ibu akan pentingnya imunisasi, untuk mendapatkan imnusasi barikutnya dan ketakutan akan efek samping imunisasi. Data ini menunjukkan bahwa pngetahuan sangat berperan penting dalam pemberian imunisasi pada bayi (Atikah Putri, 2013).

Jumlah bayi di Indonesia menurut Kemenkes RI, 2016 adalah sebanyak 4.770.444 bayi. Sedangkan berdasarkan data provinsi Jawa Timur tahun 2016 cakupan bayi laki-laki dan perempuan yang di imunisasi DPT-HiB-HB (97%), polio (95.34%), campak (97,40%), BCG (96,60%), Hepatitis B (94,50%).

Data dari hasil cakupan imunisasi secara nasional terus alami peningkatan. Berdasarkan Evaluasi Program Imunisasi selama 2015-2016 yang dilaporkan kepada Kantor Sekretariat Presiden RI, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi mencapai 86,9% dengan target yang ditetapkan 91% pada 2015 dan 91,6% dengan target yang harus dicapai adalah 91,5% pada 2016 (Kemenkes.RI, 2017). Profil Dinkes Jawa Timur, target pencapaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) meliputi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) , Hepatitis B, DPT-HB-HB 3, polio dan campak di Provinsi Jatim mengalami penuruan. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyebutkan IDL pada 2016 BCG sebesar 96,09% sedangkan pada HB sebesar 99,56% Pentabio sebesar 94% Polio 4 90,88% dan Campak 95,44%. Diharapkan dengan terpenuhinya target cakupan imunisasi maka penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat di eliminasi serendah mungkin. Pencapain Universal Child Imunizatio (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI di kaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat di gambarkan besarnya tingkat masyarakat terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Desa UCI adalah dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut

(4)

yang sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Yang di maksud imunisasi dasar lengkap adalah bayi mendapat imunisasi BCG Hepatitis B Pentabio Polio 4 dan Campak. Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Sampang yang telah mencapai UCI pada tahun 2015 adalah 133 desa/kelurahan dari 186 desa/kelurahan yang ada (71,5%) menurun dibandingkan pada tahun 2016 128 desa/kelurahan dari desa/kelurahan yang ada (68,8%) (Dikes, 2016). Sedangkan berdasarkan data awal yang di peroleh yang ada di BPM Nur Hidayati, Amd.Keb Desa Bira Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang dari 10 ibu yang imunisasi tidak sesuai jadwal sebanyak 3 dengan alasan anak takut panas yaitu takut tidak ada yang menunggu jika sakit saat imunisasi nanti dilakukan, yang dua tidak ada yang mengantar.

Faktor penyebab pemenuhan imunisasi dasar lengkap dilaksanakan banyak di sebabkan oleh berbagai faktor yaitu faktor predisposisi, pendorong dan faktor penguat (Notoadmodjo, 2012). Jika di dasarkan pada beberapa faktor tersebut faktor pengetahuan adalah faktor utama ibu dalam melakukan tindakan imunisasi dasar lengkap. Kurang memahami ibu dalam melaksanakan imunisasi akan menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan pada anak kelak dewasa bahkan beraneka jenis penyakit infeksi, seperti polio, campak, pertusis, tetanus, tuberkulosis, influenza, demam tifoid, meningitis, hepatitis virus (A, B, dan C), gondongan, radang paru (pneumonia), dan sebagainya menjadi ancaman bagi setiap anak, yang tidak dapat diketahui kapan menyerangnya.

Upaya untuk mengatasi masalah tersebut, maka diharapkan kepada semua pihak terutama ibu balita perlu adanya pemahaman yang baik yaitu dengan memplajari pentingnya imunisasi dasar lengkap pada anak. Pihak petugas kesehatan perlua adanya bimbingan tentang pentingnya imuniasai dasar lengkap pada bayi atau balita. Pembekalan teori dan praktek akan pentingnya pemebrian imunisasi dapat bertujuan agar para ibu paham akan prosedur imunisasi yang benar.

(5)

Prosedur imunisasi yang benar diharapkan akan diperoleh kekebalan yang optimal, kepatuhan orang tua pada jadwal imunisasi.

Berdasarkan fenomena dan latar belakang di atas, akibat dari rendahnya cakupan imunisasi menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita cenderung mengalami peningkatan. Beberapa penyakit menular muncul yang dulunya sudah mulai berkurang, seperti penyakit campak, hepatitis B, TB dan bahkan kembali muncul penyakit difteri. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan ibu terhadap imuniasi dasar lengkap di BPM Nur Hidayati Amd. Keb Desa Bira Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dapat ditarik sebagai berikut bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu terhadap imuniasi dasar lengkap di BPM Nur Hidayati Amd. Keb Desa Bira Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang?

1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap imuniasi dasar lengkap di BPM Nur Hidayati Amd. Keb Desa Bira Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang. 1.2.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap di BPM Nur Hidayati Amd,Keb di Desa Bira Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang dengan kategori baik.

(6)

2. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap di BPM Nur Hidayati Amd,Keb di Desa Bira Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang dengan katagori cukup.

3. Mengidentifikasikan gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap di BPM Nur Hidayati Amd,Keb di Desa Bira Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang dengan katagori kurang.

1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1 Manfaat teoritis

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan ilmu kesehatan terutaman tentang Gambaran pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar lengkap

1.3.2 Manfaat praktis 1. Bagi responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran dalam memberikan masukan atau pengetahuan tentang Gambaran pengetahuan ibu terhadap imunisasi dasar lengkap.

2. Bagi peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan teori secara empiris dan sejalan dengan disiplin ilmu peneliti.

3. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kepustakaan sebagai bacaan untuk mahasiswa lain dan dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian berikutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat dari jawaban masyarakat bahwa 80% masyarakat sekitar Kali Garang sangat mengetahui peralatan tersebut dan 15% mengetahui serta 5% tidak mengetahui peralatan

Caranya adalah dengan memisahkan sinyal ucapan menjadi segmen-segmen yang berisi m sampel dan. beririsan sebanyak

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada Bapak,Marhan Hasibuan pada mata kuliah Pembelajaran Supervisi Pendidikan yang telah memberikan tugas Makalah ini

Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan

[r]

Dengan produk-produk seperti pinjaman pribadi tanpa jaminan atau kredit pemilikan rumah, kreditur akan mengenakan suku bunga yang tinggi terhadap konsumen yang berisiko

Data dalam penelitian ini yang didapatkan adalah film itu sendiri yang berisi adegan- adegan yang berupa monolog maupun dialog, kutipan-kutipan dalam bentuk dialog

Dalam penetapan biaya pendidikan yang dibebankan ke mahasiswa, Politeknik Indonusa Surakarta belum dapat menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT), sehingga mahasiswa