Indonesia
Poros Maritim Dunia
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Jakarta, 18 Oktober 2017
Butir Wicara
1. Gambaran Umum Indonesia sebagai Negara Kepulauan Terbesar di Dunia
2. Pembentukan Kemenko Maritim, Perpres Kebijakan Kelautan Indonesia, dan
Pembangunan Infrastruktur Konektivitas Laut dan Udara
3. Pembangunan di Luar Pulau Jawa
4. Pariwisata sebagai Penggerak Utama Perekonomian
5. Kerjasama Internasional untuk Pembangunan Wilayah Terpadu dan
Pengembangan Teknologi
Gambaran Umum Indonesia
sebagai Negara Kepulauan Terbesar di Dunia
1. Tantangan mengelola NKRI yang luas dengan penduduk yang heterogen
2. Sejak Pemerintahan Jokowi – JK, Indonesia menegaskan kembali jatidiri sebagai Bangsa Bahari 3. Saat ini, tingkat kepercayaan rakyat dan dunia investasi sangat baik
4. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2016 cukup baik, lebih tinggi daripada rata-rata dunia. Pertumbuhan paling tinggi di Sulawesi Tengah [9,98%] karena industri nilai tambah mineral. Pertumbuhan paling rendah di
Kalimantan Timur [-0,38] karena harga komoditas turun
5. Potensi ekonomi maritim Indonesia besar [US$ 1,33 T/tahun], namun pemanfaatan masih minimal [<10%] 6. Tantangan: konsentrasi pertumbuhan ekonomi di Jawa dan Sumatera [>80%]
Indonesia, Negara Kepulauan Terbesar di Dunia
Merauke Sabang•
79% laut
•
17.508 pulau
[5.707
berpenghuni]
•
99.000 km garis
pantai
•
263 juta
penduduk
Hal 3Peristiwa Penting Perkembangan
Indonesia sebagai Negara Maritim
1928 1945 1957 1963 1982 1985 1996 2000 2005 2014 Sumpah Pemuda Deklarasi Djoeanda Wawasan Nusantara Proklamasi Kemerdekaan Konvensi Maritim Nasional I
“Sebagai negara maritim; samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya,
sehingga 'Jalesveva Jayamahe', di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali” [Kutipan Pidato Pelantikan Presiden Jokowi, 20 Oktober 2014]
UNCLOS [1982]: Indonesia sebagai Negara Kepulauan
Konvensi Benua Maritim
Departemen Eksplorasi Kelautan dan Perikanan
Asas Cabotage Nawacita Poros Maritim 1336 Sumpah Palapa Hal 4
Tingkat Kepercayaan Dunia Investasi Membaik
dan Proyeksi Peningkatan GDP Indonesia
Status Investment Grade menyebabkan bunga pinjaman obligasi pemerintah lebih murah, sehingga APBN dapat
digunakan untuk alokasi yang lebih produktif
Indonesia’s Sovereign Debt Rating
[Source: Standard and Poor]
GDP pada 2030 #1 China: US$ 38 T #2 USA: US$ 23.5 T #3 India: US$ 19.5 T #4 Japan: US$ 5.6 T #5 Indonesia: US$ 5.4 T
80% menjawab: Percaya pada Pemerintah [Gallup World Poll]
Perikanan Tangkap 1% Akuakultur16% Industri Pengolahan Ikan 7% Industri Bioteknologi 14%
Pertambangan dan Energi 16%
Wisata Bahari 4%
Transportasi Laut 2%
Industri Jasa Maritim 15% Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil 9% Hutan Mangrove 1% Sumberdaya Non Konvensional 15% US$ 210 Billion/year US$ 180 US$ 210 US$ 200 US$ 200 US$ 120 US$ 100 US$ 60 US$ 30 US$ 8 US$ 12
Potensi Ekonomi Maritim Harus Lebih Dioptimalkan
BPS, 2015
Potensi Ekonomi Maritim Indonesia US$ 1,33 triliun per tahun
Pertumbuhan Ekonomi 2016 Cukup Baik,
Lebih Tinggi daripada Rata-rata Dunia
Sulteng: 9,98% Papua 9,21% Sulsel 7,41% Gorontalo 6,52% Sultra 6,51% Kalteng 6,36% Bali 6,24% Sulut 6,17% Sulbar 6,03% DKI 5,85% NTB 5,82% Malut 5,77% Maluku 5,76% Jabar 5,67% Jatim 5,55% Bengkulu 5,30% Jateng 5,28% Sumbar 5,26% Banten 5,26% Kalbar 5,22% Sumut 5,18% NTT 5,18% Lampung 5,15% DIY 5,05% Sumsel 5,03% Kepri 5,03% Papua Barat 4,52% Kalsel 4,38% Jambi 4,37% Babel 4,11% Kaltara 3,75% Aceh 3,31% 2,23%Riau Kaltim -0,38%
Nasional: 5,02%
1. Sulawesi Tengah: 9,98%
34. Kalimantan Timur: - 0,38%
Pertumbuhan Ekonomi [%] 2001 –2008 2009 –2016 Dunia 4,33 3,26 Negara Maju 2,37 1,17 Negara Berkembang 6,50 4,96 Hal 7Tantangan: Konsentrasi Ekonomi di Jawa dan Sumatera
Pertumbuhan ekonomi terkait erat dengan pertumbuhan industri
Sumatera22%
Jawa58.4%
8%
6%
3.1%
2.5%
PDB Indonesia 2016 [Sumber: BPS] Konsentrasi Pertumbuhan Industri [Bank Dunia]Pembentukan Kemenko Maritim, Perpres Kebijakan Kelautan
Indonesia, Pembangunan Infrastruktur Konektivitas Laut dan Udara
1. Pembentukan Kemenko Maritim dan rentang kendalinya
2. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia 3. Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan: pembangunan pelabuhan-pelabuhan utama, upaya menurunkan biaya logistik
4. Program Tol Laut
Pembentukan Kemenko Maritim, Perpres Kebijakan Kelautan
Indonesia, Pembangunan Infrastruktur Konektivitas Laut dan Udara
1. Pembentukan Kemenko Maritim dan rentang kendalinya
2. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia 3. Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan: pembangunan pelabuhan-pelabuhan utama, upaya menurunkan biaya logistik
4. Program Tol Laut 5. Pelabuhan Patimban
6. Peningkatan kapasitas transportasi udara 7. Bandar Udara Kertajati
8. LRT Jakarta – Bogor – Depok – Bekasi
Ruanglingkup Koordinasi dan Pengendalian
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2015:
Tugas Kemenko Maritim: menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang Kemaritiman
Hukum dan
Perjanjian Maritim Pelatihan MaritimPendidikan dan
Sumberdaya Hayati Infrastruktur Konektivitas
dan Sistem Logistik
Sumberdaya Mineral, Energi, dan Nonkonvensional Jasa Kemaritiman Lingkungan dan Bencana Maritim Keamanan dan Ketahanan Maritim Delimitasi Zona Maritim
Navigasi dan Keselamatan Maritim Infrastruktur Pertambangan dan Energi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, Pariwisata Industri Penunjang Infrastruktur Pendayagunaan Iptek Maritim Budaya, Seni, Olahraga Bahari Jejaring Inovasi Maritim
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2017:
7 Pilar Kebijakan Kelautan Indonesia
• 15 Bandara baru
• Pengembangan 9 Bandara Kargo • Pengembangan 25 bandara di daerah
terluar dan daerah rawan bencana
Merangkai Negara Kepulauan Indonesia
• 5 Pelabuhan Laut dalam:
Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, Bitung
• 19 Feeder Ports
• 100 sub-feeder ports
Menurunkan Biaya Logistik
15,3 13,7 15,6 11,7 14,1 4,9Jabotabek Surabaya Medan Makasar Rata-Rata
Indonesia Jepang
Biaya transportasi per Biaya Total [%]
•
Transportasi yang tidak efisien menyebabkan biaya logistik yang mahal
•
Meningkatkan infrastruktur transportasi dan konektivitas akan menurunkan biaya logistik
“Jarak Ekonomi”
Jakarta ke Singapura dan ke berbagai pelabuhan di Indonesia [Contoh: biaya pengiriman petikemas 20 kaki]
Program Tol Laut
• Memastikan kehadiran Negara dalam hal ketersediaan [availability], keterjangkauan [accessibility], dan
kemampuan [affordability] terhadap bahan-bahan pokok di pulau-pulau terluar, terpencil, dan terbelakang
• Pemerintah menyediakan subsidi biaya transportasi dan biaya logistik
• Menggunakan transportasi multimodaa, yaitu: laut, udara, darat, dan sungai
• Sinergi BUMN menyediakan Pusat Logistik “Rumah Kita” di ~30 daerah terpencil
Evaluasi dan Tindaklanjut
1. Disparitas harga berkurang cukup signifikan 2. Muatan, khususnya muatan balik, tidak optimal 3. Belum menjangkau hingga pulau terpencil,
termasuk pulau terluar di wilayah barat 4. Waktu perjalanan terlalu lama
5. Kurang alat bongkar muat di daerah-daerah
Pelabuhan Patimban
• Sesuai dengan Perpres 58 tahun 2017 Pelabuhan Patimban masuk ke dalam
percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional.
• Pelabuhan Patimban berlokasi di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat
• Patimban itu diperlukan karena dari sisi darat, letak geografis pelabuhan ini dekat
dengan sentra industri Cikarang dan sekitarnya yang kedua sentra industri sekarang ini bergerak ke Pelabuhan Tanjung Priok
• Pelabuhan Patimban akan menjadi pelabuhan laut bertaraf internasional yang akan
melayani muatan ekspor dan impor: Target kapasitas pelabuhan: 1,5 juta TEU’S (awal operasi), 7,5 juta TEU’S (ultimate) dan 250 ribu kendaraan (awal operasi), 500 ribu (ultimate)
• Biaya Proyek Total [Kurs 1$ = Rp 14.000]: Rp 43,22 Triliun [US$ 3.088 Billion]
Peningkatan Kapasitas Transportasi Udara
Bandar Udara Internasional Kertajati, Jawa Barat
•
Meningkatkan konektivitas udara in Jawa Barat
•
Terhubung dengan moda transportasi yang lain [Jalan Tol Cisumdawu]
•
Akan dikembangkan lebih lanjut sebagai Aerocity
LRT Jakarta – Bogor – Depok – Bekasi
Indikator Keterangan
Masa Konsesi 50 tahun
Penumpang per hari 116.000 [2019] – 464.000 [2069]
Harga tiket Rp 12.000
Capex [sarana, depo, prasarana, dll.] Rp 28.1 Triliun
PMN Rp 9 triliun
IRR 9,1% (di luar TOD)
Subsidi [12 tahun] Rp 16,7 triliun Beroperasi
Juni 2019
Pembangunan di Luar Pulau Jawa
1. Distribusi proyek dan program strategis nasional
2. Dana desa dan pembangunan di Papua
3. Pembangunan jalan tol 1973 – 2017
Pembangunan di Luar Pulau Jawa
1. Distribusi proyek dan program strategis nasional
2. Dana desa dan pembangunan di Papua
3. Pembangunan jalan tol 1973 – 2017
4. Pembangunan kawasan industri di luar Jawa
5. Kawasan Industri Morowali
6. Swasembada garam
Proyek dan Program Strategis Nasional
•
245 Proyek dan 2 Program
•
Total investasi: US$ 323.3 miliar
Road: 74 Railway: 23 Port: 10 Airport: 8 Estate: 30 Housing: 3 Bonded Zone: 3 Water & Sanitation: 10 Dam: 54 Irrigation: 7 ICT: 4 Smelter: 6 Energy: 12 35 GW
Electricity Aircraft Manufacturing
Sumatera
61 Projects US$ 45
billion 94 ProjectsJawa US$ 72 billion
Bali & Nusa Tenggara 15 Projects US$ 0.8 billion Kalimantan 25 Projects US$ 43 billion Sulawesi 26 Projects US$ 13 billion Papua 13 Projects US$ 33 billion
Region/Nation-wide: 9 Projects + 2 Programs [US$ 98 billion]
Fishery: 1 Eastern Indonesia 2 Projects, US$ 0.007 Hal 22
56 87 126 175 163 2015 2016 2017 2018 2019
Pembangunan Infrastruktur di Luar Jawa dan Program
Dana Desa sebagai Alat Pemerataan Pembangunan
Jalan Trans-Papua
• 4.325 km, anggaran Rp 15,05 T
• Dana Desa 2015 – 2019 [Rp Triliun]
• Kebutuhan pokok dan infrastruktur dasar untuk
menggerakkan ekonomi daerah
• 2017: Rp 1,7 miliar per desa
Presiden Jokowi
Dana Desa
Pembangunan Jalan Tol di Indonesia 1973 – 2017 [km]
490 7,2 5,5 34 212 568 Suharto B.J. Habibie Abdurrahman Wahid Megawati Soekarnoputri Susilo Bambang Yudhoyono Joko WidodoPembangunan 14 Kawasan Industri di Luar Jawa
Kuala Tanjung Alumina, CPO Ketapang Alumina Landak Rubber,CPO Rattan, Rubber, Palu Cacao, Smelter
Bitung Agroindustry,
Logistics Ferronickel, Buli Stainless
Steel Smelter Gulf of Bintuni Oil & Gas,
Fertilizer Tanggamus Maritime, Logistics Jorong Downstream Minerals
[Bauxite], CPO Iron, SteelBatulicin
Konawe Ferronickel, [downstream] Stainless Steel Smelter Bantaeng Ferronickel, [downstream] Stainless Steel Smelter Morowali Ferronickel, [downstream] Stainless Steel Smelter Sei Mangkei CPO Processing Hal 25
Kawasan Industri Morowali
Power Plant
Ferro Nickel Smelter
Residential Processing Zone Manufacturing Production 2.000 ha 45% industrial 24% power plant and processing 28% residential Port Research Hal 26
Upaya Swasembada Garam
• Tingkatkan Kualitas Garam Rakyat
Integrasikan lahan rakyat dengan luas minimal 15 ha untuk diubah tata ulirnya seperti PT Garam. Penerapan Pemberdayaan PUGAR untuk menghasilkan garam dengan kadar 95%
Sehingga, produktivitas garam rakyat yang tinggi diiringi dengan kualitas siap olah garam industri, i.e. Aneka Pangan.
• Membuat pabrik garam industri
– Kualitas garam rakyat yang baik harus diperlengkapi dengan kesiapan kapasitas pabrik garam industri • Penyerapan Garam Rakyat
PT Garam menyerap garam rakyat sebanyak 400,000 ton/tahun dengan harga Rp 1,000/kg.
Buat sistem Resi Gudang. Petani garam diberikan resi sebagai bukti kepemilikan untuk dijual pada saat harga normal. Saat ini, hanya
ada 12 Gudang KKP dengan kapasitas 2000 ton/gudang
• Tata Ulang Regulasi Impor Garam
Impor Garam Industri dapat dibuat menjadi sistem tarif agar para pemain garam tidak langsung mengimpor namun berusaha untuk
memproduksi garam tersebut sendiri.
Pengeluaran izin Impor Garam Industri diperketat, sesuai dengan demand yang tidak dapat dipenuhi supply domestik
Kondisi Supply and Demand Garam Nasional
Demand garam konsumsi Indonesia sudah dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri bahkan terjadi surplus
yang juga dapat memenuhi demand industri pengasinan ikan setiap tahunnya kecuali tahun 2013 dan 2016 yang disebabkan oleh faktor cuaca.
Indonesia telah mampu untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi secara domestik, namun tidak untuk
garam industri 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 Su pp ly De ma nd Su pp ly De ma nd Su pp ly De ma nd Su pp ly De ma nd Su pp ly De ma nd 2012 2013 2014 2015 2016 Produksi Dalam Negri Impor Industri
Demand Ind. Aneka Pangan Demand Ind.CAP & Farmasi Demand Ind. Non-CAP
2.83 2.33 2.74 2.14 2.67 2.09 2.43 2.58 2.69 3.03 0,73 0,75 0,78 0,78 0,80 0,45 0,57 0,53 0,54 0,55 (0,50) 0,50 1,00 1,50 2,00 Su pp ly De ma nd Su pp ly De ma nd Su pp ly De ma nd Su pp ly De ma nd Su pp ly De ma nd 2012 2013 2014 2015 2016
Produksi PT Garam Produksi Rakyat
Demand Garam Konsumsi Demand Ind. Pengasinan Ikan
1.43
0.72
1.63
1.97
(0.21)
Supply and Demand Garam Konsumsi 2012 – 2016 (juta ton)
Supply and Demand Garam Industri 2012 – 2016 (juta ton)
Pariwisata sebagai Penggerak Utama Perekonomian
1. Pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas
2. Pembentukan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba
3. Pembentukan Badan Otorita Pariwisata Borobudur
4. Pengembangan kawasan pariwisata Mandalika
Pariwisata sebagai Penggerak Utama Perekonomian
1. Pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas
2. Pembentukan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba
3. Pembentukan Badan Otorita Pariwisata Borobudur
4. Pengembangan kawasan pariwisata Mandalika
5. Pengembangan terminal kapal wisata Benoa, Bali
6. Gerakan Indonesia Bersih
7. Dari sampah menjadi sumberdaya
Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
Lake Toba
Kepulauan Seribu
Bromo – Tengger – Semeru Wakatobi Morotai Tanjung Lesung Labuhan Bajo Mandalika Borobudur Tanjung Kelayang • Meningkatkan infrastruktur, kualitas lingkungan, melibatkan masyarakat • “Single Destination, Single
Management”
• Target: 20 juta wisatawan internasional pada 2019,
dengan pemasukan US$ miliar
Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba
Pembuatan Rencana Induk
Pembangunan Infrastruktur
Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur
• Badan Otorita Pengelola Kawasan PariwisataBorobudur [Badan Otorita Borobudur] dibentuk melalui Perpres Nomor 46 Tahun 2017, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden
• Kawasan Koordinatif
– DPN Yogyakarta dan sekitarnya, DPN Solo
Sangiran dan sekitarnya, DPN Semarang – Karimun Jawa dan sekitarnya
– Kawasan Borobudur [Perpres 58/2014 RTRW
Borobudur dan sekitarnya]
– Kawasan seluas 309 ha di Kabupaten
Purworejo yang dikelola oleh Perum Perhutani
• Kawasan Otoritatif: 50 ha pada kawasan seluas
309 ha yang dikelola Perum Perhutani
Kawasan Pariwisata Mandalika
•
Masalah pembebasan lahan
sejak 27 tahun yang lalu
•
Diselesaikan melalui
pembayaran “uang kerohiman”
Pengembangan Terminal Kapal Wisata Benoa, Bali
Gerakan Indonesia Bersih
• Indonesia penghasil sampah plastik #2 [setelah Tiongkok] dengan
jumlah sampah plastik 0,48 – 1,29 juta ton/tahun
• 80% sampah plastik laut berasal dari darat
• Sampah plastik mengganggu kesehatan dan industri pariwisata
• Inpres No. 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental
Kemenko Maritim sebagai Koordinator Program Indonesia Bersih
• Pemanfaatan sampah plastik untuk pelapisan jalan • Mendapat dukungan dunia internasional
Rencana Aksi Nasional
1. Peningkatan kesadaran pemangku kepentingan
2. Pengendalain sampah plastik terestrial dan pesisir
3. Pengendalian sampah laut 4. Mekanisme pendanaan dan
penguatan kelembagaan
Dari Sampah Menjadi Sumberdaya
•
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah [PLTSa]
8 kota di
dalam Perpres baru yang sudah siap untuk ditandatangani
oleh Presiden
•
Campuran lapisan aspal di Bali and Bekasi
Kerjasama Internasional untuk Pembangunan Wilayah
Terpadu dan Pengembangan Teknologi
1. Ruanglingkup kerjasama dan mitra
2. Proposal kerjasama investasi berbasis pengembangan wilayah terpadu
3. Kerjasama pengembangan teknologi
Kerjasama Internasional untuk Pembangunan Wilayah
Terpadu dan Pengembangan Teknologi
1. Ruanglingkup kerjasama dan mitra
2. Proposal kerjasama investasi berbasis pengembangan wilayah terpadu
3. Kerjasama pengembangan teknologi
4. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri [TKDN]
5. Pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah menjadi sumberdaya
6. Kepemimpinan Indonesia dalam forum internasional
7. Inovasi mencari sumber pendanaan baru [Blended Finance]
Ruanglingkup dan Mitra Kerjasama Internasional
USA UK Denmark Sweden Netherlands Italy Germany China Korea JapanAreas of Cooperation
• Maritime Legislation, Regulation and Governance • Maritime Safety
• Marine Environmental Protection
• Maritime Infrastructure & Industry Development, • Port Development & Logistics System Efficiency • Maritime Connectivity & Hinterland Connectivity • Renewable Energy Technologies in the Maritime
Environment
• Capacity Building [Research, Training and
Education and Maritime Culture Development
• Other areas
Poland Belgium
Proposal Kerjasama Investasi
berbasis Pengembangan Wilayah Terpadu
Sumatera Utara
• Kawasan Industri
• Pelabuhan dan Sentra
Logistik
• Bandara dan Aerocity • Pariwisata dan MICE • Infrastruktur Konektivitas
Kalimantan Utara
• Sentra Energi dan Mineral • Kawasan Industri
• Infrastruktur Konektivitas
Sulawesi Utara
• Kawasan Industri
• Pelabuhan dan Sentra Logistik • Pariwisata dan MICE
• Infrastruktur Konektivitas
Bali
• Infrstruktur Konektivitas • Pusat Unggulan Industri
Teknologi Tinggi
Topik Khusus
• Biodiesel B5 • Teknologi Tinggi
Media Sosial dan
E-Commerce Robotik dan PerangkatLunak Otomatisasi KecerdasanBuatan
Teknologi yang Mengubah Dunia
Pengembangan Mobil Listrik
• Pertumbuhan kendaraan meningkat 11,5% per tahun • Penggunaan BBM impor meningkat 5% pertahun
• Index Kualitas Udara di kota-kota besar mendekati level “tidak sehat”
• Kendaraan listrik akan meningkatkan keamanan energi, mengurangi emisi & meningkatkan kulitas udara • Kerjasama dengan mitra asing untuk komponen utama
• Penguasaan teknologi: batere, motor listrik, controller
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
• Peningkatan Permenperin No. 3/2014
• Pemantauan penggunaan produk dalam negeri dilakukan
sejak perencanaan proyek sampai dengan serah terima hasil pekerjaan
• Pembentukan Tim Koordinasi Pemantauan Implementasi
Penggunaan Produk Dalam Negeri yang terdiri dari unsur Pemerintah dan Swasta dan didukung Sekretariat yang operasional
• Produk dalam negeri wajib digunakan oleh K/L, LPNK,
SKPD BUMN, BUMD, anak perusahaan BUMN/BUMD Kendaraan yang dinaiki oleh Presiden pada
Upacara HUT TNI 2017 adalah buatan Indonesia
Blended Finance
• Potensi US$ 12 triliun
• Sumber dana inovatif untuk pendanaan proyek-proyek yang terkait
dengan SDG’s
• Dana berasal dari masyarakat
Proyek-proyek potensial:
1. Penanggulangan Sampah Plastik di laut
2. Blue Carbon Initiative dan Perlindungan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia
3. Sustainable fisheries and aquaculture 4. Innovative digital technology for fisheries 5. Affordable housing for fishermen
6. Infrastructure projects for coastal community resilience and climate change adaptation