• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Interaksi Sosial.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Interaksi Sosial.pdf"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas semester I mata kuliah Ilmu Sosial dan

Budaya Dasar yang dibina oleh Mohamad Joharudin, S.Pd.,

M.Pd.

OLEH:

Fitri Dwi Astuti

Khilyatul Aulia

Pipit Samipri

Puspitasari Herdiyani

Shintani Azka Yolandita

Sri Ratmini

Kelompok 2 – 1B

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH

JURUSAN KEBIDANAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya izin, rahmat, dan kuasaNya kami masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Interaksi Sosial.

Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita, khususnya mengenai interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari apa yang diharapkan.

Untuk itu, kami berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Cirebon, 28 November 2015

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

BAB II RUMUSAN MASALAH 2.1 Rumusan Masalah ... 3

2.2 Tujuan Penulisan ... 3

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Interaksi Sosial ... 4

3.2 Faktor-faktor yang Mendasari Terjadinya Proses Interaksi ... 5

3.3 Syarat-syarat Interaksi Sosial ... 7

3.4 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ... 9

3.5 Interaksi Sosial sebagai Wujud Status dan Peranan Sosial ... 14

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 15

4.2 Saran ... 15 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu, antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.

Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, simpati dan empati. Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau bisa juga dipengaruhi karena iklan. Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menjadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepak bola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain. Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi atau kerjasama (Intinya interaksi sosial yang baik-baik, kerjasama, rukun,

(5)

harmonis, serasa, dan lain-lain). Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi, dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar, dan lain-lain).

(6)

BAB II

RUMUSAN MASALAH

2.1 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?

2. Apa faktor-faktor yang mendasari terjadinya proses interaksi? 3. Apa syarat-syarat interaksi sosial?

4. Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial?

5. Bagaimana interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan sosial?

2.2 Tujuan Penulisan

Setiap penulisan sesuatu pasti mempunyai tujuan tertentu, dengan demikian juga penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan interaksi sosial.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendasari terjadinya proses interaksi. 3. Untuk mengetahai syarat-syarat interaksi sosial.

4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial.

5. Untuk mengetahui interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan sosial.

(7)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat, melainkan terjadi saling mempengaruhi. Stimulasi dan tanggapan antara manusia. a. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli :

Pengertian Interaksi Sosial Menurut Homans (dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.

b. Pengertian Interaksi sosial menurut Bonner

Interaksi sosial (dalam Ali, 2004) merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.

c. Pengertian Interaksi Sosial Menurut John Lewis Gillin

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antarkelompok.

(8)

Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain : a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang

b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas

d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor berikut ini. a. Sugesti

Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan oleh orang yang berwibawa, mempunyai pengaruh besar, atau terkenal dalam masyarakat. Contoh sugesti salah satunya adalah obat yang harganya mahal yang merupakan produk impor dianggap pasti manjur menyembuhkan penyakit. Anggapan tersebut merupakan sugesti yang muncul akibat harga obat yang mahal dan embel-embel produk luar negeri.

b. Imitasi

Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh idealnya. Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh seseorang. Imitasi pertama kali akan terjadi dalam sosialisasi keluarga. Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya seperti cara berbicara dan berpakaian. Namun, imitasi sangat dipengaruhi oleh lingkungannya terutama lingkungan di sekolah. Karena seseorang (terutama saat seseorang sudah menginjak usia remaja)

(9)

cenderung lebih sering di sekolah dan bersosialisasi dengan temannya dengan berbagai macam kebiasaan.

c. Identifikasi

Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan oleh seseorang secara sadar. Contoh identifikasi, seorang pengagum berat artis terkenal, ia sering mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya dengan meniru model rambut, model pakaian, atau gaya perilakunya dan menganggap dirinya sama dengan artis tersebut. d. Simpati

Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus. Contoh simpati adalah pada peringatan ulang tahun, pada saat lulus ujian, atau pada saat mencapai suatu prestasi.

e. Empati

Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif dan seseorang atau orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empati hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Contoh empati adalah saat kita turut merasakan empati terhadap masyarakat Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung Merapi.

(10)

f. Motivasi

Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab. Contoh motivasi adalah guru yang memberikan motivasi kepada siswanya supaya siswanya semakin giat belajar.

3.3 Syarat-syarat Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.

1. Kontak Sosial

Kontak sosial adalah hubungan masing-masing pihak dalam berinteraksi orang dengan perorangan, perorangan dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Kontak sosial bukan semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung terhadap sikap yang ditunjukan individu untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kata “kontak” (contact) berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.

A. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif.

 Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama.

 Kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.

(11)

B. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder

 Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan.

 Kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.

2. Kominikasi

Komunikasi adalah perilaku orang (pergerakan fisik, sikap, perasaan-perasaan) yang ingin disampaikan oleh orang lain yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap reaksi orang lain tersebut. Suatu kontak tidak akan terjadi tanpa adanya komunikasi.

Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku dan perasaan-perasaan yang disampaikan.

Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.

1) Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.

2) Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.

3) Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.

4) Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.

(12)

5) Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.

Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.

a) Encoding

Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan dan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.

b) Penyampaian

Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.

c) Decoding

Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.

3.4 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu. Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan antarwarga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial. Dimana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di sisi lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang 9

(13)

mengarah pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif).

1. Proses Asosiasi

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut. a. Kerjasama (Cooperation)

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.

Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu :

1) Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.

2) Cooptation (kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

3) Coalition (koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut mungkin mempunyai struktur yang berbeda satu sama lain.

(14)

4) Join venture adalah kerja sama dengan pengusaha proyek tertentu untuk menghasilkan keuntungan yang akan dibagi menurut proporsi tertentu. Join venture jika diterjemahkan akan menjadi ‘usaha patungan’.

b. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi adalah suatu proses dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut :

1) Tolerant participation (toleransi) adalah suatu watak seseorang atau kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut tolerant.

2) Compromise (kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi dimana masing-masing

pihak mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang bersangkutan mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya terhadap perselisihan. Kompromi dapat pula disebut perundingan.

3) Coercion (koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya

menggunakan paksaan. Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi kuat, sedangkan pihak lain dalam posisi lemah.

4) Arbitration adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan pihak ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak yang bertentangan. Penentuan pihak ketiga harus disepakati oleh dua pihak yang berkonflik. Keputusan pihak ketiga ini bersifat mengikat.

5) Mediation (mediasi) adalah menggunakan pihak ketiga yang netral untuk

menyelesaikan kedua belah pihak yang bertikai. Berbeda dengan arbitration, keputusan pihak ketiga ini bersifat tidak mengikat.

6) Concilation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang berselisih

agar tercapai persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui perundingan. 11

(15)

7) Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada umumnya cara ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian konflik.

8) Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik

keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada titik kekuatan yang seimbang. Posisi itu sama dengan zero option (titik nol) yang sama-sama mengurangi kekuatan serendah mungkin. Dua belah pihak yang bertentangan tidak dapat lagi maju atau mundur.

9) Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.

10)Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya penyelesaian konflik di antara pihak-pihak yang bertikai.

c. Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok manusia dan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan dam peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat seperti komputer, handphone, mobil, dan lain-lain. Sedangkan kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan yang menyangkut ideologi, keyakinan, atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup seperti paham komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.

d. Asimilasi (assimilation)

Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Contoh asimilasi antar dua kelompok masyarakat adalah upaya untuk membaurkan etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi.

(16)

2. Proses Disosiasi

Proses Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut .

a. Persaingan (competition)

Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling berlomba atau bersaing antarindividu atau antarkelompok tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat. Contoh persaingan adalah saat siswa bersaing untuk mendapatkan peringkat pertama atau pada saat berlangsungnya suatu pertandingan.

b. Kontravensi (contravention)

Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Bentuk kontravensi ada 5 yaitu :

1. Kontravensi yang bersifat umum. Seperti penolakan, keengganan, gangguan terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain, dan perbuatan kekerasan. 2. Kontravensi yang bersifat sederhana. Seperti memaki-maki, menyangkal pihak

lain, mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran.

3. Kontravensi yang bersifat intensif. Seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.

4. Kontravensi yang bersifat rahasia. Seperti mengumumkan rahasia pihak lain dan berkhianat.

5. Kontravensi yang bersifat taktis. Seperti intimidasi, provokasi, mengejutkan pihak lawan, dan mengganggu atau membingungkan pihak lawan.

(17)

c. Konflik

Konflik adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik adalah

1. Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan 2. Berprasangka buruk kepada pihak lain

3. Individu kurang bisa mengendalikan emosi

4. Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok

5. Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi

3.5 Interaksi Sosial sebagai Wujud Status dan Peranan Sosial

1) Kedudukan (Status) adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajiban-kewajiban dan berbagai aktivitas lain sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan.

2) Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hal dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya.

(18)

BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan dapat dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Terdapat stimulus dan tanggapan manusia.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial antara lain, sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, empati, motivasi.

3. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial dan komunikasi. 4. Bentuk-bentuk interaksi sosial, antara lain proses asosiasi dan proses disosiasi. 5. Interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan sosial

4.2 Saran

Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian. Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antarindividu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Syarifudi., Mariam N. 2010. Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:Trans Info Media.

https://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-interaksi-sosial/, Online, diaskes 28 November 2015 pukul 11.03 WIB)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui perbedaan konsentrasi 1%, 3% dan 5% minyak nilam sebagai pengikat terhadap efektivitas sediaan spray minyak lemon eucalyptus pada nyamuk Aedes aegypti

Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang kami peroleh selama pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dapat kami simpulkan bahwa program pengabdian

Kondisi di kawasan perkotaan Kota adalah manmade environment , populasi besar, berkepadatan penduduk tinggi kawasan terbangunnya luas area resapan air berkurang lingkungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola luka pada korban kecelakaan lalu lintas antara death on arrival (DOA) dan yang dirawat meninggal di RSUP Sanglah tahun

Jumlah Tarsius sebanyak 2 ekor yang didapatkan pada perkebunan karet tradi- sional menunjukkan bahwa penutupan tumbuhan pada lokasi tersebut mampu memberikan habitat bagi

Situs 1 Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 1 TA dalam Meningkatkan Mutu Situs 2 Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 1 Bandung dalam Meningkatkan Mutu

Perhitungan indeks RCA bertujuan untuk menjelaskan kekuatan dayasaing komoditas nenas dan pisang Indonesia secara relatif terhadap produk sejenis dari negara lain (dunia) yang juga