NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Perspektif teknikal mengkonfirmasikan IHSG dalam trend pelemahan, seperti tercermin dari beberapa indikator yang mensinyalkan negative bagi pergerakan indeks tersebut. Indikator Stocahastic mengkonfirmasikan IHSG dalam pola downtrend, demikian halnya dengan MACD mengkonfirmasikan indeks dalam trend melemah.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 5140.914 3.335 5,757 5,621.949
LQ-45 870.81 -2.268 1,242 3,691.407
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada akhir perdagangan hari Rabu (1/10), IHSG ditutup naik 3,34 poin (0,06%) dari level 5.137,58 ke level 5.140,91 didukung oleh sentimen dari dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi sebesar 0,27% pada September 2014, lebih rendah dari bulan Agustus sebesar 0,47%. Adapun laju inflasi tahun kalender 2014 mencapai 3,71% dan secara tahunan (yoy) sebesar 4,53%. Angka inflasi tersebut lebih rendah dari proyeksipasar yang memperkirakan laju inflasi September di rentang 0,3-0,4%. Tingkat inflasi paling tinggi ditunjukkan oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, yakni sebesar 0,77%, yang disebabkan oleh kenaikan harga LPG 12 kg. Di sisi lain, BPS melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit US$310 juta di bulan Agustus 2014 yang disebabkan oleh tingginya defisit pada sektor migas sebesar US$800 juta. Pada bulan Juli 2014 neraca perdagangan tercatat surplus US$130 juta. Adapun ekspor Indonesia pada Agustus 2014 mencapai US$14.48 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 2.48% MoM dan 10,63% YoY. Impor Indonesia di bulan Agustus mencapai US$14.79 miliar atau naik sebesar 5.05% MoM dan 13,69% YoY. Sementara itu dari pasar global, indeks kepercayaan konsumen AS dari Conference Board jatuh menjadi 86,0 di bulan September dari 93,4 di bulan Agustus, dan juga lebih rendah dari ekspektasi pada level 92,5, karena meningkatnya kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja. Dari pasar regional, Purchasing Managers’ Index (PMI) aktivitas manufaktur versi pemerintah China tercatat pada level 51,1, sama dengan level pada bulan Agustus dan sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pada level 51,0. Indeks tesebut menunjukkan tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi China mulai stabil. Sebelumnya PMI manufaktur China versi HSBC juga menunjukkan level yang sama di bulan Agustus dari bulan sebelumnya pada level 50,2. Bursa Shanghai dan Hong Kong tutup pada hari Rabu karena hari libur nasional. Dari Jepang, indeks Nikkei 225 ditutup turun 91,27 poin (0,56%) dari level 16.173,52 ke level 16.082,25. Survey Tankan dari Bank of Japan yang mengukur sentimen bisnis naik menjadi “plus 13” di 3Q14 dari “plus 12” di 2Q14 didukung oleh pelemahan yen. Dari pasar Eropa, PMI manufaktur zona euro dari Markit turun menjadi 50,3 di bulan September dari 50,7 pada Agustus. Bursa Eropa tentatif bergerak mixed pada perdagangan kemarin.
Aktivitas sektor manufaktur Indonesia membaik di bulan September 2014. PMI manufaktur Indonesia naik dari 49.5 di bulan Agustus ke 50.7 di bulan September. Lonjakan angka tersebut menandai ekspansi di sektor produksi setelah sempat mengalami kontraksi (penurunan) di bulan Agustus. Sebagai catatan, angka indeks di atas 50 mencerminkan ekspansi atau pertumbuhan. Hasil produksi pabrik meningkat di bulan September, sedangkan jumlah pesanan baru juga bertambah. Sementara itu, neraca perdagangan Agustus 2014 mengalami defisit sebesar US$318 juta, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat surplus sebesar US$0,13 miliar. Beban utama dari pencapaian defisit tersebut disebabkan pada sektor migas, yang mencatatkan defisit sebesar US$801 juta. Nilai ekspor Agustus 2014 mencapai US$14,48 miliar, sedangkan impor tembus angka US$14,79 miliar. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Agustus 2014 tercatat sebesar US$117,42 miliar atau turun 1,52% dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Nilai impor kumulatif Januari–Agustus 2014 mencapai $118,83 miliar atau turun 4,82% dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Data lainnya yang rilis, Angka inflasi bulan September 2014 sebesar 0,27%, inflasi tahun kalender sebesar 3,71%, inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 4,53%, inflasi komponen inti September 2014 sebesar 0,29%, dan inflasi inti tahun ke tahun sebesar 4,04%. Rilis data ekonom Indonesia diharapakn menjadi katalis bagi pergerak IHSG kedepanya. Kendati untuk perkiraan pada perdagangan hari ini indeks bursa domestik ini dibayangi faktor negatif eksternal. Laju pertumbuhan sektor manufaktur di zona euro melambat di bulan September seiring jumlah pesanan baru berkontraksi akibat penurunan tingkat permintaan domestik dan luar negeri. Laju inflasi zona euro kembali melambat di bulan September menjadi 0.3%. Hal tersebut menunjukan kesulitan kemungkinan yang akan dihadapi European Central Bank dalam mendorong kenaikan laju inflasi yang ditargetkan di bawah 2%, ditengah rendahnya tingkat permintaan barang dan jasa serta perekonomian yang stagnan. Aksi demonstrasi masih berlanjut hingga Rabu kemarin di Hong Kong, puluhan ribu masyarakat bersikeras melakukan aksi unjuk rasa.Bahkan aksi demonstrasi yang semula terpusat dekat kantor pemerintah kini mulai menyebar ke wilayah lain. Sementara itu, indeks Wall Street melemah tajam Rabu kemarin seiring kekhawatiran global. Sentimen eksternal ini berpotensi memicu pelemahan bagi IHSG hari ini.
DAILY REPORT
02 Oktober 2014•ANTM kerjasama dengan FLSmidth desain, pengujian tambang
•ITMG bagi dividen interim Rp 1100 per saham
•TLKM incar perusahaan satelit di Hong Kong dan Singapura
•TLKM dan JSMR berencana mendirikan perusahaan patungan
•JP Morgan merupakan pemegang terbesar wesel BTEL
•EXCL peroleh Rp6,5 triliun dari penjualan menara
•CENT bukukan kerugian 1H14 Rp23,96 miliar
•BMRI dan PDAM Tirtanadi Sumut MoU pembayaran rekening
•Target 1 tahun penjualan villa resort anak usaha CTRS tertutup 1H
•MTLA tunda pembangunan hotel di Lampung
•GPRA segera bangun proyek Rp550 miliar
•GPRA miliki dua proyek dalam pipeline Rp1 triliun
•TBLA akan lepas saham non HMETD 494,2 juta saham
•Laba 1H14 UNSP Rp 74 miliar dari rugi Rp 233,16 miliar di 1H13
•UNSP negosiasi terkait potensi gagal bayar bunga pinjaman
•UNSP ajukan opsi konversi saham
•UNSP targetkan pertumbuhan pendapatan 30%
•BWPT tunggu persetujuan dari DBS
•JPFA, CPIN dan FISH bentuk JV
•TKIM suntik lagi modal OKI Pulp & Paper
•ZBRA rencana tambah armada hingga 400 unit hingga 2015
•TMAS peroleh pinjaman dari TL
•Anak usaha INDS perpanjang sewa lahan dan bangunan
Support Level 5122/5102/5080
Resistance Level 5163/5185/5204
Major Trend Up
2 October 2014
2 October 2014
Aneka Tambang (ANTM) menjalin kerja sama dengan FLSmidth untuk penyediaan desain, pengujian dan jasa terkait pengembangan proyek pertambangan di wilayah Indonesia dan sekitarnya. Dalam kerja sama ini FLSmidth akan mengembangkan desain pabrik, penyediaan pengujiaan percobaan, dukungan atas integrasi dari pabrik dengan teknologi lainnya. Kerja sama ini akan meningkatkan kinerja operasi pabrik pengolahan yang dimiliki.
Indotambang Megahraya (ITMG) akan membagikan dividen interim tunai Rp 1.100 per saham pada 14 November 2014. Cum dan ex dividen di pasar reguler/negosiasi pada 29 dan 30 Oktober 2014. Cum dan ex di pasar tunai pada 3 dan 4 November 2014 dengan DPS hingga 3 November 2014.
BW Plantation (BWPT) masih menanti persetujuan dari Bank DBS Indonesia untuk melancarkan rencana akuisisi Green Eagle Holdings dengan menggunakan dana hasil penerbitan saham baru. Hal ini terkait dengan kemungkinan pembatasan (negative covenant) dari kreditur perseroan yang dapat menghalangi rencana akuisisi tersebut. Kemungkinan adanya negative covenant tersebut dikarenakan Green Eagle dan entitas anak memiliki utang bank jangka pendek Rp410,4 miliar dan utang jangka panjang Rp2,3 triliun.
Tunas Baru Lampung (TBLA) berencana melakukan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atauprivate placement dengan melepas sebanyak 494,2 juta saham baru atau setara 10% modal ditempatkan. Perseroan akan melakukan roadshow ke Hong Kong dan Singapura pada pertengah tahun guna mendukung aksi korporasi tersebut.
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) membukukan laba bersih pada semester I 2014 sebesar Rp 74 miliar dibandingkan rugi Rp 233,16 miliar pada semester I 2013. Laba periode berjalan tercatat mencapai Rp 44,36 miliar pada semester I 2014 dibandingkan menderita rugi Rp 208,8 miliar pada semester I 2013. Perseroan mencatat penjualan pada semester I 2014 sebesar Rp 1,36 triliun, naik dari pada semester I 2013 sebesar Rp 929,5 miliar. Beban pokok penjualan tercatat mencapai Rp 974,4 miliar dari sebelumnya Rp 667,8 miliar.
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) masih melakukan negosiasi dengan pemegang wesel terkait potensi gagal bayar bunga pinjaman. Perseroan mengalami potensi kegagalan atas pembayaran bunga yang jatuh tempo pada 4 September 2014. Meski demikian, hingga saat penerbitan laporan keuangan, perseroan belum menerima surat dari Bank of New York sebagai wali amanat pemegang wesel bayar. Per 30 Juni 2014 saldo utang ini masing-masing Rp 918,55 miliar dan Rp 926,94 miliar. Pada 4 Februari 2011 wesel bayar sebesar maksimum USD 77,5 juta dengan tingkat bunga 8% per tahun telah diamandemen dengan fasilitas baru hingga USD 100 juta dan akan jatuh tempo pada tahun 2017.
Terancam gagal bayar kupon bunga dari secured equity-linked redeemable notes US$100 juta, Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) mengajukan opsi konversi saham bagi pemegang surat utang. Perseroan telah mengajukan proposal untuk pembayaran bunga wesel bayar tersebut sejak beberapa waktu sebelum jatuh tempo. Proposal pembayaran utang yang diajukan terdiri dari empat opsi antara lain pelunasan utang secara tunai, penjualan aset, mengubah surat utang menjadi saham, dan melakukan penyesuaian pelunasan utang dengan kemampuan perseroan.
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar 30% dibandingkan dengan perolehan pada sepanjang tahun lalu. Perseroan optimis target tersebut dapat terealisasi mengingat indikasi perolehan pendapatan telah terlihat sejak kuartal pertama tahun ini. Hingga September 2014, produksi perkebunan kelapa sawit dan karet perseroan juga sesuai dengan target yang telah ditentukan sejak awal tahun.
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menjajaki akuisisi perusahaan satelit di Hong Kong dan Singapura. Perseroan terus berusaha menggapai peluang bisnis di pasar internasional. Margin bisnis satelit di Indonesia masih rendah sehingga perseroan menyasar pasar luar negeri untuk membidik margin yang tinggi.
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) bersama Jasa Marga (JSMR)
tengah menyiapkan pendirian perusahaan patungan (JV) yang bergerak di bidang infrastruktur kabel optik. Perseroan menargetkan JV tersebut dapat berdiri pada akhir tahun 2014. Kedua belah pihak masing-masing akan memiliki 50% saham. Pada tahap awal, JV tersebut akan memiliki modal sekitar Rp 100 miliar dan membangun kurang lebih 400 km kabel serat optik.
JP Morgan Chase Bank National Association tercatat sebagai pemegang terbesar wesel senior Bakrie Telecom (BTEL), dengan menguasai wesel BTEL sebesar USD 184,6 juta atau sekitar 48,6% dari total wesel yang mencapai USD 380 juta. Seluruh pemegang wesel tidak ada yang terafiliasi dengan perseroan. Sebelumnya, BTEL menyatakan siap menukar saham perseroan dengan utang wesel senior senilai USD 266 juta.
XL Axiata (EXCL) segera memperoleh dana tunai Rp6,5 triliun dari Solusi Tunas Pratama (SUPR) untuk melunasi sebagian utang. SUPR ditetapkan sebagai pemenang atas 3.500 menara milik EXCL dalam tender yang diadakan perseroan selama tiga bulan belakangan ini. Pembayaran sebesar Rp6,5 triliun tersebut akan dilakukan secara tunai oleh SUPR sebelum akhir 2014.
Centratama Telekomunikasi Indonesia (CENT) membukukan kerugian yang semakin besar karena kenaikan beban pokok pendapatan dan peningkatan beban keuangan. Rugi perseroan pada semester pertama tahun ini meningkat 399,17% menjadi Rp23,96 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,8 miliar. Beban pokok pendapatan meningkat 261,22% YoY dan beban keuangan meningkat 4.033,52% YoY. Adapun pendapatan perseroan pada enam bulan pertama tahun ini meningkat 251,65% YoY menjadi Rp33,09 miliar. Pendapatan terbesar diperoleh dari Hutchison 3 Indonesia sebesar 52,61%, sementara sebesar Rp4,47 miliar diperoleh dari XL Axiata (EXCL).
Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dan FKS Multi Agro (FISH) membentuk perusahaan patungan (JV). Perusahaan baru tersebut didirikan dengan nama Nusa Prima Logistik. JPFA akan menguasai sebanyak 17,5% saham Nusa Prima. JPFA siap mengeluarkan modal investasi sebesar USD 7,5 juta. Perseroan berharap kerja sama tersebut dapat berkontribusi bagi terhadap bisnis pengelolaan bahan makanan impor perseroan. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) berencana menambah setoran modal ke entitas usahanya, OKI Pulp & Paper (OKI), menggunakan dana hasil rights issue senilai Rp 1,33 triliun. Setoran modal bertujuan untuk mendanai pembangunan pabrik OKI berkapasitas 2 juta ton per tahun yang mencapai USD 2,63 miliar. Dengan penyuntikan modal ini, maka fasilitas kredit yang dimiliki OKI dari China Development Bank (CDB) senilai USD 1,8 miliar sudah dapat ditarik.
Anak usaha Indospring (INDS) yaitu PT Sinar Indra Nusa Jaya (SIJ) melakukan perpanjangan sewa menyewa lahan dan bangunan dengan perusahaan afiliasi perseroan yakni PT MK Prima Indonesia (MKPI). Perpanjangan sewa bangunan dan tanah senilai Rp 135 juta per tahun. Lahan dan bangunan seluas 1.320 m2 di Blok 9 dan G-10 disewakan oleh SIJ kepada MKPI dengan harga Rp 90 juta per tahun, sedangkan tanah dan bangunan seluas 600 m2 di blok G-5 disewakan dengan harga Rp 45 juta per tahun. SIJ merupakan salah satu anak usaha perseroan dalam bidang distributor pegas after market, sedangkan MKPI adalah perusahaan afiliasi perseroan yang bergerak dibidang usaha spare part kendaraan bermotor.
Zebra Nusantara (ZBRA) berencana menambah armada hingga 400 unit lebih sebelum akhir tahun 2015 secara bertahap. Hal ini dilakukan untuk mendorong kinerja guna menutup kerugian yang diderita perseroan. Pada kuartal akhir 2014 perseroan menargetkan 130 unit armada baru sudah dapat beroperasi. Sedangkan sisanya 200 unit-300 unit pada tahun 2015. Saat ini perseroan memiliki 100 unit armada yang beroperasi di Surabaya. Perseroan berencana memiliki armada hingga 500 unit di tahun 2015. Perseroan menyiapkan belanja modal (capex) senilai Rp 18,65 miliar untuk pengadaan 130 armada, yaitu sekitar 30 mobil Proton Persona dan 100 unit Proton Saga. Rerata harga armada sekitar Rp 130 juta per unit. Sumber dana capex sebesar 25% dari dana intern, dan sisanya dari leasing.
2 October 2014
2 October 2014
Utang Piutang dengan PT Temas Lestari (TL) pada 29 September 2014 sebesar Rp 28.000.000.000 dan USD 1.000.000. Dana pinjaman yang diperoleh perseroan itu akan digunakan untuk dana cadangan modal kerja dalam peningkatan efektivitas kegiatan operasional perseroan. Dana tersebut akan dikembalikan oleh perseroan kepada TL sebelum 30 November 2014.
Bank Mandiri (BMRI) dan PDAM Tirtanadi Sumatera Utara melakukan penandatanganan MoU, dimana para pelanggan PDAM Tirtanadi bisa membayar tagihan rekeningnya melalui Bank Mandiri. Saat ini Jumlah pelanggan PDAM Tirtanadi di Medan sekitar 400 ribu pelanggan, sementara di Medan dan KSO yaitu di 6 kabupaten kota seluruhnya 457 ribu pelanggan yang aktif.
Penjualan vila resort The Taman Dayu yang merupakan anak usaha Ciputra Surya (CTRS) melonjak terimbas pembangunan infrastruktur jalan tol dari Gempol ke Taman Dayu. Target penjualan Rp 150 miliar yang seharusnya untuk satu tahun tertutup dalam satu semester, sehingga target dinaikkan lagi menjadi Rp 200 miliar. Saat ini penjualan sudah sampai 80% dari tahap I yang dikembangkan. Perseroan akan melanjutkan tahap II pada tahun 2015 sambil menghabiskan sisa unit yang tersisa.
Rencana Metropolitan Land (MTLA) menambah portofolio hotelnya tahun ini terpaksa tertunda karena terganjal masalah perizinan. Awalnya, hotel berbintang tiga di Lampung tersebut direncanakan mulai dibangun pada kuartal IV/2014 dengan dana investasi sekitar Rp70 miliar.
Perdana Gapura Prima (GPRA) segera memulai pembangunan dua proyek yang bernilai total Rp550 miliar pada kuartal IV/2014, yakni Bhuvana Resort dan Bellevue Place. Bhuvana Resort yang berlokasi di Ciawi akan dibangun terlebih dahulu dan groundbreaking akan dilakukan pada akhir Oktober. Proyek bernilai Rp350 miliar tersebut terdiri dari tiga tower kondotel, shopping arcade, dan kolam renang. Perseroan memperkirakan dari tiga tower tersebut, dapat memperoleh sekitar Rp700 miliar. Sementara Bellevue Place yang berlokasi di MT Haryono Jakarta diperkirakan menghabiskan Rp200 miliar dan menargetkan marketing sales Rp400 miliar dari proyek tesebut. Untuk kedua proyek itu, sumber dana yang berasal dari kas sebesar 30%, 40% dari penjualan, dan 30% lainnya dari perbankan.
Perdana Gapura Prima (GPRA) memiliki dua proyek yang sudah masuk pipeline. Proyek itu adalah Diamond City di Cipayung, Jakarta Timur dengan nilai investasi Rp400 miliar dan West Town di Cengkareng yang diperkirakan membutuhkan biaya Rp600 miliar. Namun, Diamond City masih dalam proses perizinan, sementara West Town tengah dalam tahap pematangan lahan sehingga pembangunannya kemungkinan baru dapat dilakukan tahun depan. Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), pelaku industri multifinance mempertimbangkan untuk masuk ke pembiayaan infrastruktur. Ke depan tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan sindikasi untuk pembiayaan yang bersifat jangka panjang, seperti pembiayaan infrastruktur dan sektor-sektor potensial lainnya, seperti infrastruktur kelautan yang menjadi perhatian pemerintahan baru. Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan aturan perluasan aktivitas usaha perusahaan pembiayaan agar perusahaan pembiayaan atau multifinance ikut membiayai proyek-proyek infrastruktur.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi September 2014 sebesar 0,27% MoM, sehingga inflasi September 2014 YoY menjadi 4,53% YoY. Laju inflasi Januari-September 2014 mencapai 3,71% YTD. Pengeluaran yang mendorong inflasi bulanSeptember adalah kenaikan harga cabe merah 26,7%, kenaikan harga bahan bakar rumah tangga 5,4% yaitu dari kenaikan harga elpiji 12 kg, kenaikan tarif listrik 1,71%, kenaikan harga beras 0,38%, kenaikan pengeluaran untuk pendidikan 1,65%, terutama uang kuliah perguruan tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan dampak langsung inflasi dari kenaikan harga BBM, jika jadi dinaikkan sebesar Rp 3.000 per liter pada November 2014, mencapai sebesar 1,7%. Perkiraan angka inflasi tersebut belum mempertimbangkan dampak tidak langsung, karena kenaikan harga BBM biasanya akan memicu kenaikan harga bahan makanan maupun harga angkutan umum, yang bisa sekitar
3,0%-3,5% pada November. dampak inflasi tinggi tersebut hanya akan terjadi pada November, karena biasanya inflasi pada bulan berikutnya akibat penyesuaian harga BBM sudah tidak terlalu tinggi, bahkan cenderung mengecil. Menurut perkiraan, apabila penyesuaian harga BBM dilakukan pada November 2014, maka tidak terlalu mengganggu tingkat inflasi nasional. Saat ini inflasi tahun kalender Januari-September 2014 tercatat mencapai 3,71% dan secara tahunan (yoy) 4,53%. Dalam APBN-P 2014 pemerintah menetapkan asumsi inflasi 5,3% dan Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi akhir tahun mencapai 5% plus minus 1% tanpa memperhitungkan kenaikan harga BBM.
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih telah bersepakat untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sekira Rp3.000 per liter pada November 2014. Kesepakatan tersebut didapat dari hasil pendiskusiannya bersama tim transisi. Menurut BPS, kebijakan menaikan harga BBM subsidi pada November 2014 ini akan memberikan efek langsung terhadap besaran inflasi. Dampak langsungnya kalau naik Rp3 ribu itu 1,7 persen untuk kenaikan BBM saja. Dampak besaran inflasi yang sebesar 1,7 persen belum terhitung dengan besaran inflasi yang diakibatkan sektor-sektor lainnya, seperti penyesuaian tarif transportasi dan lain-lain. Dampak inflasi yang ditimbulkan dari kenaikan BBM subsidi sekira Rp3.000 dipastikan sekira 3,5 persen.
Efek pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang rencananya dilakukan oleh pemerintahan baru pada November 2014 akan berdampak langsung hingga November 2015. Salah satu dampak yang akan diberikan adalah meningkatnya angka inflasi.Dampak langsung kenaikan BBM bersubsidi akan membuat inflasi berada di level 1,7 persen. Jika dihitung dengan penyesuaian-penyesuaian tarif lainnya, diprediksi inflasi akan menjadi 3,5 persen. kenaikan harga BBM bersubsidi juga dipastikan akan membuat harga bahan pangan makanan ikut naik.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Agustus 2014 mengalami defisit sebesar USD 318 juta dari Juli 2014 mengalami surplus USD 0,13 miliar. Tingginya defisit pada sektor migas senilai USD 801 juta menjadi pemicu defisit perdagangan Indonesia. Defisit perdagangan Indonesia karena nilai ekspor Agustus 2014 yang mencapai USD 14,48 miliar lebih kecil dari impor Agustus 2014 mencapai USD 14,79 miliar. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Agustus 2014 mencapai USD 117,42 miliar atau turun 1,52% dibanding periode Januari-Agustus 2013. Demikian pula ekspor non migas mencapai USD 96,64 miliar atau turun 1,29%. Secara kumulatif nilai impor Januari-Agustus 2014 mencapai USD 118,83 miliar atau turun 4,82% dibanding periode Januari-Agustus 2013. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas sebesar USD 29,37 miliar (turun 1,83%) dan impor non migas sebesar USD 89,46 miliar (turun 5,76%).
Neraca perdagangan Indonesia kembali defisit pada Agustus 2014. Dengan ekspor senilai US$ 14,48 miliar dan impor US$ 14,79 miliar, terjadi defisit US$ 318,1 juta. Padahal, bulan sebelumnya neraca Perdagangan Indonesia sempat surplus US$ 0,13 miliar. Penyebab defisit adalah besarnya impor komponen migas. Terutama impor hasil minyak senilai US$ 2,04 miliar yang mayoritas adalah BBM. Kemudian impor minyak mentah tercatat US$ 314,5 juta.. Nilai defisit migas mencapai US$ 801,1 juta. Sementara non migas surplus. Nilai ekspor Agustus 2014 sebesar US$ 14,48 miliar, naik 10,63% dibanding Agustus 2013 dan 2,48% dibanding Juli 2014. Akumulasi ekspor selama Januari-Agustus 2014 adalah US$ 117,42 miliar, turun 1,52% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor non migas selama Januari-Agustus 2014 tercatat US$ 96,64 miliar, turun 1,29% secara tahunan. Ekspor non migas terbesar masih di kelompok bahan bakar mineral (terutama batu bara) senilai US$ 14,49 miliar dan lemak dan minyak hewan/nabati (terutama minyak sawit mentah/CPO) US$ 13,77 miliar. Nilai impor Agustus tercatat US$ 14,79 miliar. Naik 13,69% dibanding Agustus 2013 dan 5,05% dibanding Juli 2014. Akumulasi impor sepanjang Januari-Agustus 2014 adalah US$ 118,83 miliar, turun 4,82% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Impor non migas Januari-Agustus 2014 tercatat US$ 89,46 miliar, turun 5,76%.Impor non migas Januari-Agustus 2014 terbesar adalah untuk mesin dan peralatan mekanik (US$ 17,26 miliar) serta mesin dan peralatan listrik (US$ 11,56 miliar).
2 October 2014
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 90,95 0,22 TLKM (US) 46 14.097 -376
Natural Gas (US$)/mmBtu 4,03 0,01 ANTM (GR) 0,06 935 0
Gold (US$)/Ounce 1215,81 1,93
Nickel (US$)/MT 16095,00 -215,00
Tin (US$)/MT 20345,00 35,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 65,60 --
Coal (RB) (US$)/MT* 67,06 --
CPO (ROTH) (US$)/MT 777,50 5,00
CPO (MYR)/MT 2173,50 -11,00
Rubber (MYR/Kg) 582,00 -4,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 724,82 0,55
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 16804,71 -1,40 1,38 14,86 13,76 2,79 2,58 4.864,4
USA NASDAQ COMPOSITE 4422,09 -1,59 5,88 21,53 17,79 3,37 3,06 6.993,7
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6557,52 -0,98 -2,84 13,59 12,57 1,78 1,69 1.418,9
CHINA SHANGHAI SE A SH 2474,59 0,26 11,75 9,36 8,28 1,28 1,14 2.850,0
CHINA SHENZHEN SE A SH 1393,01 0,65 26,20 23,42 18,49 2,71 2,39 1.821,0
HONG KONG HANG SENG INDEX 22932,98 -1,28 -1,60 10,54 9,71 1,27 1,17 1.806,6
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5140,91 0,06 20,28 16,65 14,13 2,91 2,56 396,1
JAPAN NIKKEI 225 16082,25 -0,56 -1,28 17,96 15,98 1,56 1,46 2.787,4
MALAYSIA KLCI 1845,32 -0,05 -1,16 16,81 15,33 2,13 1,99 321,0
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3264,09 -0,39 3,05 14,41 13,26 1,32 1,25 421,3
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 12.134,53 -53,47 1000 IDR/ USD 0,08 0,0004
EUR/IDR 15.321,30 29,14 EUR / USD 1,26 0,0003
JPY/IDR 111,38 0,88 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.537,18 24,73 SGD / USD 0,79 -0,0002
AUD/IDR 10.619,66 40,78 AUD / USD 0,88 0,0014
GBP/IDR 19.647,87 13,96 GBP / USD 1,62 0,0006
CNY/IDR 1.976,44 -1,87 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.715,13 8,52 MYR / USD 0,31 0,0007
KRW/IDR 11,43 0,00 100 KRW / USD 0,09 0,0001
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.21
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.50
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.15
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.15
2 October 2014
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description Aug'14 Jul'14 Description Rate (%)
Inflation YTD % 3.42 2.94 SBI (9M) 6,9726
Inflation YOY % 3.99 4.53 SBIS (9M) 6,9726
Inflation MOM % 0.47 0.93
Foreign Reserve (US$) 111.22 110.54
GDP (IDR Tn) 2,480,807.00 2,480,807.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
02 Oct US Initial Jobless Claims Naik menjadi 297 ribu dari 293 ribu
02 Oct US Continuing Claims Turun menjadi 2425 ribu dari 2439 ribu
02 Oct US Factory Orders Turun menjadi -9.5% dari 10.5%
03 Oct US Trade Balance Defisit turun menjadi $40.8 Bn dari $40.5 Bn
03 Oct US Unemployment Rate Tetap 6.1%
03 Oct US Underemployment Rate Tetap 12.0%
03 Oct US Labor Force Participation Rate
--03-07 Oct Indonesia Net Foreign Assets --
03-07 Oct Indonesia Foreign Reserves --
03-07 Oct Indonesia Consumer Confidence Index --
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
BBRI IJ 10750 3.12 8.54 TLKM IJ 2865 -1.72 -5.43 EMTK IJ 7200 14.29 5.46 PGAS IJ 5900 -1.67 -2.61 SUPR IJ 9600 16.36 1.15 ASII IJ 7000 -0.71 -2.18 TRIO IJ 1450 16.00 1.03 SMGR IJ 15150 -1.78 -1.76 BBNI IJ 5575 0.90 0.99 TBIG IJ 7700 -3.75 -1.55 PNBN IJ 1010 3.59 0.90 CPIN IJ 4160 -1.89 -1.41 AMRT IJ 525 3.96 0.81 BBCA IJ 13025 -0.38 -1.31 MEDC IJ 3785 6.02 0.77 KLBF IJ 1675 -1.47 -1.26 LPKR IJ 970 3.19 0.75 INCO IJ 3650 -2.67 -1.07 WIKA IJ 2715 4.22 0.73 GGRM IJ 56200 -0.84 -0.98
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter PT Karisma Aksara
Mediatama
Books Store
Trade & Service 175-240 535.82 30 Sep-03 Oct’14 08 Oct 2014
BCA Sekuritas Maybank Kim Eng
2 October 2014
2 October 2014
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
CSAP 5.00 Cash Dividend
01 Oct-14 02 Oct-14 06 Oct-14 16 Oct-14
INAI 8.00 Cash Dividend
02 Oct-14 03 Oct-14 07 Oct-14 21 Oct-14
BMAS 4.077 Cash Dividend 02 Oct-14 03 Oct-14 07 Oct-14 21 Oct-14
ALMI 20.00 Cash Dividend 02 Oct-14 03 Oct-14 07 Oct-14 21 Oct-14
AALI 244.00 Cash Dividend 09 Oct-14 10 Oct-14 14 Oct-14 28 Oct-14
UNTR 195.00 Cash Dividend
09 Oct-14 10 Oct-14 14 Oct-14 28 Oct-14
ASGR 25.00 Cash Dividend
09 Oct-14 10 Oct-14 14 Oct-14 28 Oct-14
AUTO 24.00 Cash Dividend 09 Oct-14 10 Oct-14 14 Oct-14 28 Oct-14
ASII 64.00 Cash Dividend 14 Oct-14 15 Oct-14 17 Oct-14 31 Oct-14
MNCN 35.00 Cash Dividend 14 Oct-14 15 Oct-14 17 Oct-14 31 Oct-14
BMTR 25.00 Cash Dividend
16 Oct-14 17 Oct-14 21 Oct-14 04 Nov-14
TKIM 10.00 Cash Dividend
17 Oct-14 20 Oct-14 22 Oct-14 05 Nov-14
INKP 25.00 Cash Dividend 17 Oct-14 20 Oct-14 22 Oct-14 05 Nov-14
ADMF 2700.00 Cash Dividend 11 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 28 Nov-14
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BEKS Rights Issue 1000:186 100.00 02-Oct-14 03-Oct-14 09 Oct – 20 Oct’14
AKKU Rights Issue 20:132 100.00 17-Oct-14 20-Oct-14 24 Oct – 30 Oct’14
ARTI Rights Issue 1:4 117.00 06-Nov-14 07-Nov-14 13 Nov – 20 Nov’14
BWPT Rights Issue 1:6 390-411 17-Nov-14 18-Nov-14 24 Nov – 28 Nov’14
BBRM Rights Issue TBA 230.00 TBA TBA TBA
MLBI Stock Split 1:100 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
GWSA RUPSLB 03-Oct-14
LINK RUPSLB 08-Oct-14
KLBV RUPSLB 08-Oct-14
CNKO RUPSLB 08-Oct-14
AKKU RUPSLB 10-Oct-14
BRNA RUPSLB 10-Oct-14
PKPK RUPSLB 15-Oct-14
BORN RUPST 16-Oct-14
SDPC RUPSLB 21-Oct-14
AMRT RUPSLB 22-Oct-14
DART RUPSLB 22-Oct-14
TRUB RUPST/LB 24-Oct-14
BIPP RUPSLB 27-Oct-14
BJTM RUPSLB 27-Oct-14
ARTI RUPSLB 30-Oct-14
BMTR RUPSLB 30-Oct-14
MSKY RUPSLB 30-Oct-14
CPGT RUPSLB 30-Oct-14
BPFI RUPSLB 31-Oct-14
TIRA RUPSLB 03-Nov-14
IPOL RUPSLB 07-Nov-14
BWPT RUPSLB 10-Nov-14
2 October 2014
2 October 2014
BSDE
TRADING BUY
S1 1540 R1 1580 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1490 R2 1630
Closing
Price 1565
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi posittif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada di area oversold
•Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp15375-Rp15975
•Entry Rp15425, take Profit Rp15975
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 61.30 Positif
MACD -2.9 Positif
True Strength Index (TSI) -13.3 Positif
Bollinger Band (Mid) 1578 Negatif
MA5 1583 Negatif 1,440.0 1,500.0 1,560.0 1,620.0 1,680.0 1,740.0
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing System - BSDE - Daily- 01/10/2014 -
Op-1545 Hi-1575 Lo-1530 Cl-1565 Vol= 21,045,900.000
1,565 1,565 1,565 1,542.35 1,540 1,510 1,504.88 1,578.25 1,580 1,583 1,585 1,640 1,651.62 21,045,900 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BSDE - Stochastic %D(5,3,3) = 32.75, Stochastic %K = 18.16, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 18.1551 18.1551 32.751 32.751 80 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 0.0 BSDE - MACD (6,9) = -2.91, Signal() = -1.58
-2.91111 -1.57526 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BSDE - TSI(3,5,3) = -13.29 -6.36196 -13.2935 0.00000
Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
WIKA
TRADING BUY
S1 2650 R1 2750 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 2525 R2 2875
Closing
Price 2715
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi posittif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area oversold
•Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp2710-Rp2870
•Entry Rp2715, take Profit Rp2870
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 17.09 Positif
MACD -28.2 Positif
True Strength Index (TSI) -54.2 Positif
Bollinger Band (Mid) 2818 Negatif
MA5 2686 Positif 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing Sys tem - WIKA - Daily- 01/10/2014 -
Op-2605 Hi-2720 Lo-2605 Cl-2715 Vol= 32,944,600.000
2,715 2,715 2,686 2,638.46 2,585 2,580 2,290.25 2,715 2,748.13 2,818.25 2,890 2,920 2,998.04 32,944,600 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WIKA - Stochastic %D(5,3,3) = 13.55, Stochastic %K = 21.54, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 13.5497 13.5497 21.5366 21.5366 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 0.0 WIKA - MACD (6,9) = -28.23, Signal() = -28.42
-28.4224 -28.2293 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WIKA - TSI(3,5,3) = -54.25 -54.2458 -62.4192 0.00000
2 October 2014
2 October 2014
PTPP
TRADING BUY
S1 2200 R1 2325 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 2075 R2 2450
Closing
Price 2280
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi posittif
• Stochastics fast line & slow indikasi posittif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area oversold
•Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp2270-Rp2445
•Entry Rp2280, take Profit Rp2445
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 11.15 Positif
MACD -24.1 Positif
True Strength Index (TSI) -41.5 Positif
Bollinger Band (Mid) 2354 Negatif
MA5 2218 Positif 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200 2,400 2,600
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing System - PTPP - Daily- 01/10/2014 -
Op-2160 Hi-2285 Lo-2160 Cl-2280 Vol= 32,882,600.000
2,280 2,263.75 2,218 2,166.24 2,160 2,100 1,796.18 2,280 2,280 2,353.75 2,440 2,447.5 2,541.26 32,882,600 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PTPP - Stochastic %D(5,3,3) = 20.99, Stochastic %K = 36.95, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20.9898 20.9898 20 36.9462 36.9462 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 0.0 PTPP - MACD (6,9) = -24.10, Signal() = -27.44 -27.4438 -24.0986 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 PTPP - TSI(3,5,3) = -41.52 -41.5236 -57.1525 0.00000
Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
ADHI
TRADING BUY
S1 2775 R1 2875 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 2675 R2 2975
Closing
Price 2840
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
•Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp2830-Rp2985
•Entry Rp2840, take Profit Rp2985
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 10.16 Positif
MACD -22.4 Positif
True Strength Index (TSI) -51.1 Positif
Bollinger Band (Mid) 2933 Negatif
MA5 2818 Positif 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing System - ADHI - Daily - 01/10/2014 -
Op-2750 Hi-2855 Lo-2750 Cl-2840 Vol= 9,876,600.000
2,840 2,840 2,818 2,755.28 2,745 2,740 2,635.52 2,840 2,855 2,933 3,030 3,045 3,110.72 9,876,600 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ADHI - Stochastic %D(5,3,3) = 14.92, Stochastic %K = 25.22, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 14.9219 14.9219 25.2241 25.2241 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 ADHI - MACD (6,9) = -22.38, Signal() = -23.72
-23.7154 -22.3788 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ADHI - TSI(3,5,3) = -51.15 -51.1501 -59.2534 0.00000
2 October 2014
2 October 2014
LSIP
TRADING BUY
S1 1920 R1 1950 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1880 R2 1990
Closing
Price 1940
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp1930-Rp1990
•Entry Rp1940, take Profit Rp1990
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 77.60 Positif
MACD 7.8 Positif
True Strength Index (TSI) 25.8 Positif
Bollinger Band (Mid) 1863 Positif
MA5 1891 Positif 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200 2,300 2,400 2,500
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing System - LSIP - Daily- 01/10/2014 -
Op-1910 Hi-1945 Lo-1910 Cl-1940 Vol= 43,073,500.000
1,891 1,887.5 1,884.38 1,862.5 1,845 1,835 1,769.63 1,915 1,940 1,940 1,940 1,955.37 2,061.43 43,073,500 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 LSIP - Stochastic %D(5,3,3) = 46.39, Stochastic %K = 61.28, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
46.3865 46.3865 20 61.2825 61.2825 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 LSIP - MACD (6,9) = 7.82, Signal() = 5.23
5.23466 7.81517 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 LSIP - TSI(3,5,3) = 25.78 16.4173 0.00000 25.7772
Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
INDF
TRADING BUY
S1 6950 R1 7050 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 6850 R2 7150
Closing
Price 6975
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp6950-Rp7125
•Entry Rp6975, take Profit Rp7125
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 46.75 Positif
MACD -8.5 Positif
True Strength Index (TSI) -17.8 Positif
Bollinger Band (Mid) 7013 Negatif
MA5 6965 Positif 6,800 7,000 7,200 7,400 7,600 7,800
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing Sys tem - INDF - Daily - 01/10/2014 -
Op-6925 Hi-7025 Lo-6925 Cl-6975 Vol= 4,457,600.000
6,975 6,975 6,975 6,965 6,902.39 6,900 6,825 6,975.38 6,987.5 7,003.13 7,012.5 7,122.61 7,125 4,457,600 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 INDF - Stochastic %D(5,3,3) = 47.64, Stochastic %K = 57.58, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
47.6431 47.6431 20 57.5758 57.5758 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 INDF - MACD (6,9) = -8.49, Signal() = -8.42
-8.49391 -8.42186 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = -17.78 -17.7843 -20.0185 0.00000
2 October 2014
2 October 2014
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
01/10/14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 23100 23100 23500 22750 23000 23250 23500 Positif Positif Negatif 26575 22775
LSIP Trading Buy 1940 1940 1985 1885 1920 1955 1990 Positif Positif Positif 2060 1715
SGRO Trading Buy 2055 2055 2110 1990 2030 2070 2110 Positif Positif Positif 2205 1890
Mining
BUMI Trading Sell 190 190 183 183 188 193 198 Negatif Negatif Negatif 204 176
PTBA Trading Sell 13000 13000 12600 12575 12850 13125 13400 Negatif Negatif Negatif 14150 12600
ADRO Trading Buy 1160 1160 1200 1125 1150 1175 1200 Positif Positif Negatif 1390 1150
MEDC Trading Buy 3785 3785 4105 3385 3625 3865 4105 Positif Positif Positif 3710 3360
INCO Trading Sell 3650 3650 3500 3500 3610 3720 3830 Negatif Negatif Negatif 4575 3710
ANTM Trading Sell 1085 1085 1055 1050 1075 1100 1125 Negatif Negatif Negatif 1255 1070
TINS Trading Sell 1215 1215 1170 1170 1200 1230 1260 Negatif Negatif Negatif 1465 1205
Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Sell 15150 15150 14425 14425 14975 15525 16075 Negatif Negatif Negatif 16900 14700
INTP Trading Sell 21675 21675 21000 21000 21450 21900 22350 Negatif Negatif Negatif 25500 21125
SMCB Trading Sell 2585 2585 2555 2550 2575 2600 2625 Negatif Negatif Negatif 3020 2550
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 7000 7000 6900 6900 6975 7050 7125 Negatif Negatif Negatif 7775 6950
GJTL Trading Sell 1550 1550 1515 1515 1540 1565 1590 Negatif Negatif Negatif 1845 1545
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6975 6975 7125 6825 6925 7025 7125 Positif Positif Positif 7125 6825
GGRM Trading Sell 56200 56200 54950 54925 55825 56725 57625 Negatif Negatif Negatif 57050 53700
UNVR Trading Buy 31800 31800 32350 31225 31600 31975 32350 Positif Positif Positif 32100 31025
KLBF Trading Sell 1675 1675 1650 1645 1665 1685 1705 Negatif Negatif Negatif 1710 1640
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1565 1565 1625 1495 1540 1585 1630 Positif Positif Negatif 1660 1510
PTPP Trading Buy 2280 2280 2445 2075 2200 2325 2450 Positif Positif Positif 2535 2100
WIKA Trading Buy 2715 2715 2870 2525 2640 2755 2870 Positif Positif Positif 2990 2580
ADHI Trading Buy 2840 2840 2985 2670 2775 2880 2985 Positif Positif Positif 3200 2740
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 5900 5900 5700 5675 5850 6025 6200 Negatif Negatif Negatif 6100 5800
JSMR Trading Sell 6425 6425 6325 6300 6375 6450 6525 Negatif Negatif Negatif 6475 6150
ISAT Trading Sell 3820 3820 3765 3760 3800 3840 3880 Negatif Negatif Negatif 4150 3780
TLKM Trading Sell 2865 2865 2780 2780 2845 2910 2975 Negatif Negatif Negatif 3010 2660
CMNP Trading Buy 3100 3100 3110 3075 3095 3115 3135 Positif Positif Negatif 4275 2960
Finance
BMRI Trading Buy 10100 10100 10300 9700 10000 10300 10600 Positif Positif Negatif 10700 9825
BBRI Trading Buy 10750 10750 11150 10275 10575 10875 11175 Positif Positif Positif 11325 10150
BBNI Trading Buy 5575 5575 5800 5350 5500 5650 5800 Positif Positif Negatif 5975 5250
BBCA Trading Sell 13025 13025 12300 12300 12850 13400 13950 Negatif Negatif Positif 13125 11200
BBTN Trading Buy 1180 1180 1130 1125 1160 1195 1230 Positif Positif Positif 1215 1070
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 19850 19850 19625 19625 19800 19975 20150 Negatif Negatif Negatif 24400 19825