• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN : Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN : Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

81

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN MENGGUNAKAN

STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF DAN KOMPETITIF DI

SMK NEGERI 1 PP KUALUH SELATAN

Khairul Azhar

Dosen Tetap STIT AL-Hikmah Tebing Tinggi, Jl. Gatot Subroto KM.03 Tebing Tinggi Sumatera Utara, email:

Abstrak. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan staretegi pembelajaran kolaboratif dan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kompetitif. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 206 orang yang berasal dari siswa SMK I PP Kualuh Hulu. Sedangkan sampel yang diambil dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel penelitian diberikan angket. Tes hasil belajar yang digunakan terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui tingkat validitas tes dan reliabiitas tes. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Lilliforss dan uji homogenitas varians dengan uji F dan uji Barltlett. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa : (1) hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi kompetitif Berdasarkan perhitungan Anava diperoleh F hitung 21,098 sedangkan nilai F tabel 3,97 sehingga Ho ditolak. Hasil penelitian ini diharapkan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk guru dalam mengaplikasikan staretegi pembelajaran kolaboratif dan kompetitif yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Disarankan agar guru mempergunakan strategi pembelajaran bervariasi dan memberikan perhatian kepada bahan belajar sebab hal tersebut mempengaruhi hasil belajar.

Kata Kunci : Hasil Belajar PAI, Strategi Pembelajaran, Kolaboratif, Kompetitif

PENDAHULUAN

Era globalisasi telah membawa dampak yang signifikan terhadapa perubahan-perubahan tata nilai kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk perubaha tata nilai tersebut adalah lemahnya keyakinan keagamaan dan meningkatnya sikap individualistis, materialistis dan hedonistis manusia. Keadaan ini berlawanan dengan ajaran Islam sekaligus tidak mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK PP NEGERI 1 PP Kualuh Selatan) belum dilakasanakan secara optimal, sehingga perannya sebagai mata pelajaran yang

berorientasi pada pembentukan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia belum dapat dicapai secara efektif.

Statement pendidikan agama sebagai sumber nilai atau pedoman, ternyata belum mewarnai lingkungan dan atmosfer kehidupan sekolah pada umumnya. Hingga saat ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih dianggap kurang berhasil (untuk tidak mengatakan “gagal”) dalam menggarap sikap dan perilaku keberagamaan peserta didik serta membangun moral dan etika bangsa. Beberapa argumen yang dikemukakan untuk memperkuat statement tersebut

(2)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

82 antara lain adanya indikator-indikator kelemahan yang melekat pada pelaksanaan pendidikan agama di sekolah, yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) Pendidikan Agama Islam kurang bisa mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai” atau kurang mendorong penjiwaan terhadap nilai-nilai keagamaan yamg perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik. Dengan kata lain, pendidikan agama selama ini lebih menekankan pada aspek knowing

(pengetahuan) dan doing (aturan-aturan pelaksanaan ibadah), namun belum banyak mengarah ke aspek being (proses internalisasi), yakni bagaimana Peserta didik menjalani hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai agama yang diketahui. (2) PAI kurang dapat berjalan bersama dan bekerjasama dengan program-program pendidikan non agama. (3) proses pembelajaran PAI yang selama ini berlangsung kurang mempunyai relevansi dan sentuhan terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat atau kurang ilustrasi konteks sosila dan budaya, sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian. (4) substansi materi pembelajaran PAI yang lebih banyak bersifat teori dan konsep, terpisah-pisah antar sub mata pelajaran PAI itu sendiri, yakni antara unsur Alqur’an, Keimanan,

Akhlak, Fiqih dan Sejarah Islam (Tarikh) yang disajikan sendiri-sendiri. (Muhaimin, 2009:31)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan para guru PAI di SMK NEGERI 1 PP Kualuh Selatan Kab. Labuhanbatu Utara, menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar PAI siswa tergolong negatif. Hal ini dapat dilihat dari data siswa di SMK PP NEGERI 1 Kec. Kualuh Selatan Kab. Labuhanbatu Utara yang masih banyak memperoleh nilai cukup (7,5) bahkan sebagian lain nilai (5,5-6,5) pada ujian akhir semester (UAS) mata pelajaran PAI tahun 2015. Sedangkan pada tahun 20016 terjadi penurunan nilai pada rata-rata angka 7,26. Selain itu siswa SMK PP NEGERI 1 Kec. Kualuh Selatan Kab. Labuhanbatu Utara yang lebih banyak mempelajari mata peajaran produktif (kejuruan) kurang memiliki minat terhadap mata pelajaran yang lebih bersifat teori dan konsep-konsep. Hal ini terihat dari kepedulian dan perhatian yang sangat minim terhadap kegiatan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Setiap pertemuan pembelajaran PAI sebagian siswa tampak kurang bergairah dan cenderung tidak aktif, kurang antusias ketika pelajaran berlangsung, serta yang paling penting negatifnya

(3)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

83 implementasi nilai-nilai keagamaan dalam perilaku sehari-hari siswa.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor pemilihan strategi maupun metode pembelajaran yang kurang tepat dari pendidik dalam menyampaikan materi. Kebanyakan materi disampaikan dalam bentuk ceramah, hafalan dan mengerjakan latihan. Apabila ada tugas yang harus dikerjakan siswa secara individu maupun berkelompok seperti membuat makalah atau kliping dari suatu materi tertentu biasanya lebih dikuasai oleh siswa yang memiliki religiusitas yang positif, sedangkan siswa yang memiliki religiusitas negatif kurang berperan dalam mengerjakan tugas-tugas individu maupun kelompok.

Penerapan strategi pembelajaran yang tepat menjadi pilihan bila menginginkan pembelajaran menjadi efektif dan efisien, sebagaimana diungkapkan slameto (1995:65) agar siswa dapat belajar dengan baik maka strategi pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif bila strategi pembelajaran tersebut menghasilkan sesuai dengan yang diterapkan relative menggunakan tenaga, usaha, biaya dan waktu yang dipergunakan seminimal mungkin. Terdapat berbagai macam strategi pembelajaran yang dapat dipergunakan guru di kelas, antara lain

strategi kontekstual, strategi koperatif, strategi kolaboratif, dan sebagainya. Dengan pembelajaran kolaboratif siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dibantu oleh temannya. Namun perlu disadari bahwa strategi tersebut tidak ada yang terbaik atau terburuk, karena strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal ini Sudjana (2002:76) menyatakan bahwa “masing-masing metode ada keunggulan serta keuntungannya”.

Hamalik (2004:2) mendefinisikan strategi pembelajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitik beratkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konsteks strategi pembelajaran tersusun tujuan yang hendak dicapai, materi yang hendak dipelajari, pengalaman-pengalaman belajar dan prosedur evaluasi. Moedjiono dan dimyati (1999:89) menjelaskan bahwa untuk mengoptimalkan interaksi antara siswa dengan komponen sistem pembelajaran lainnya, guru harus mengkonsistensikan tiap-tiap aspek dari komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut, guru dapat melakukan hal tersebut dengan berbagai siasat. Kegiatan guru mengupayakan konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran dengan siasat tertentu

(4)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

84 inilah yang disebut dengan istilah strategi pembelajaran.

Merill (1981) mengklasifikasikan strategi pembelajaran atas tiga dasar yaitu: (1) strategi penyajian, (2) strategi penyusunan, dan (3) strategi pengelolaan. Romizowski (1981) menyatakan bahwa setiap strategi pembelajaran yang dikembangkan selalu mencerminkan posisi teoritis yang dianut tentang bagaimana seharusnya pembelajaran itu dilaksanakan. Oleh kerena itu guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut mampu mengupayakan terjadinya interaksi siswa dengan komponen sistem pembelajaran yang lain secara optimal. Mudhoffir (1993) menjelaskan bahwa pengertian strategi pembelajaran sedikit lebih luas karena di dalamnya termasuk juga pengertian pendekatan pengajaran dan penyempayan informasi, memilih sumber penunjang pengajaran dan menentukan serta menjelaskan peranan siswa dalam menyusun program pembelajaran yang memperhatikan kondisi lingkungan siswa agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.

Dalam strategi pembelajaran terdapat empat pengertian sebagai berikut: urutan kegiatan pelajaran, yaitu kegiatan pengajaran dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa, metode pembelajaran, yaitu cara pengajar

mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien, media pembelajaran yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran. Hamalik (2004:5) menjelaskan dua hal yang perlu dicermati berkaitan dengan strategi pembelajaran yaitu: pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkayan kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran, kedua, strategi pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan tertentu,artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapayan tujuan. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan panduan dari urutan kegiatan, metode, media dan waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang telah ditentukan.

Jonassen (1996) mendefinikan pembelajaran kolaboratif adalah suatu pembelajaran kelompok kecil dimana para siswa bekerja bersama-sama untuk memaksimalkanhasil belajarnya sendiri dan hasil belajar anggota kelompok lainnya. Proses belajar secara kolaboratif bukan

(5)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

85 sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok tetapi penekanannya lebih kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses komunikasih secara utuh dan adil didalam kelas.

Gunawan (2004:187) menyatakan ada lima elemen penting yang harus ada dalam pembelajaran kolaboratif yaitu: (1) interpenden yang positif (perasaan kebersamaan), (2) interaksi face to face

atau tatap muka yang saling mendukung (saling membantu, saling menghargai, memberi selamat dan merayakan sukses bersama, (3) tanggung jawab individu dan kelompok keberhasilan pembelajaran, (4) kemampuan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam suatu kelompok kecil (komunikasi, rasa percaya, kepemimpinan, pembuatan keputusan dan menejemen serta resolusi konflik), dan (5) pemrosesan secara kelompok (melakukan refeleksi terhadap fungsi dan kemampuan mereka bekerja sama sebagai suatu kelompok dan bagaimana untuk mampu berprestasi lebih baik lagi).

Gunawan (2004:190) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kolaboratif yaitu: (1) inisiasi dan apresiasi yang bertujuan mengundang dan memusatkan perhatian siswa, (2) pembentukan kelompok-kelompok belajar, (3) penyelesaian tugas dalam kelompok, (4) paparan atau presentase tugas. Selanjutnya

Gunawan (2004:192) menjelaskan ada tiga yang harus diperhatikan guru menerapkan pembelajaran kolaboratif yaitu: (1) pengelompokan yang dilakukan dengan menggunakan acuan tingkat kemampuan harus dilakukan dengan hati-hati. Untuk itu usahakan bisa menggabungkan siswa yang pintar dengan siswa yang agak lambat dengan maksud agar terjadi pembelajaran yang aktif, (2) jumlah anggota kelompok harus diusahakan sedikit. Jumlah ideal dan paling efektif bila dalam satu kelompok tiga, empat, dan maksimal lima orang, dan (3) pembelajaran kolaboratif diterapkan secara konsisten dan sistematik, tetapi tidak boleh digunakan secara berlebihan. Penggunaan pembelajaran kolaboratif akan efektif bila guru mengerti waktu dan situasi yang tepat.

Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan dengan pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran kelompok di mana siswa belajar melalui interaksi satu sama lain dengan sesama anggota kelompok atas dasar rasa saling ketergantungan yang positif, rasa tanggung jawab pribadi dan kelompok dengan demikian masing-msaing siswa dapat memaksimalkan potensinya baik bagi kepentingan pribadinya maupun bagi kepentingan kelompok. Dalam pembelajaran ini, keberhasilan kerja

(6)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

86 kelompok tergantung pada keberhasilan kerja individu-individu siswa.

Tujuan pembelajaran kompetitif sebagaimana diungkapkan Johnson dan Johnson (1996) adalah memaksimalkan kinerja akademis masing-masing siswa demi mencapai prestasi tertinggi yang mungkin hanya bisa dicapai oleh satu atau beberapa orang siswa saja. Schmuck & Schmuck (1980) menyatakan untuk mencapai tujuan itu siswa dipacu semangatnya untuk berkompetisi dengan asumsi bahwa teman-teman kelasnya adalah saingan yang harus dikalahkan. Kesempatan untuk berkompetisi secara individual dapat memberikan insentif dan kegairahan bagi kegiatan-kegiatan di kelas, apakah kompetisi untuk mendapatkan hadiah dan pujian ataukah untuk kepuasan semata.

Berkaitan dengan penerapan strategi kompetitif, Johnson dan Johnson (1997) menyatakan bahwa penerapan strategi kompetitif di sekolah didasarkan atas beberapa asumsi yang menyerupai mitos yakni: (1) masyarakat kita saat ini hidup dalam situasi yang sangat kompetitif dan para siswa harus dididik untuk bersaing sehingga mereka dapat bertahan hidup dalam situasi yang penuh persaingan. (2) prestasi, kinerja yang luar biasa, munculnya pemimpin besar, dorongan, ambisi, dan motivasi sangat tergantung pada seberapa

jauh seseorang bersaing dengan orang lain. (3) kompetisi dapat membangun karakter yang tangguh dan memperkuat hidup dalam dunia nyata, (4) para siswa lebih suka dengan suasana kompetisi, dan (5) kompetisi dapat meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri.

Johnson dan Johnson (1997) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kolaborotif yaitu: (1) penyampaian materi ajar, (2) pemberian tugas individual, (3) penyelesaian tugas, (4) pemeriksaan hasil tugas. Oleh karena itu, hal yang perlu dalam pembelajaran kompetitif adalah: (1) menetapkan tujuan yang kemudian sebagai syarat bagi pada “pemenang” bila telah mencapai tujuan itu, (2) membantu dan mendoronng siswa untuk bekerja sesuai dengan caranya sendiri dalam mencapai tujuan itu, dan (3) memberikan ganjaran kepada siswa yang berhasil mencapai tujuan dengan sukses.

Pembelajaran kompetitif berakar dari gagasan-gagasan psikologi kognitif teristimewa dan teori-teori motivasi berprestasi dari McCelland. Bagi tradisi intelektual ini, manusia pada dasarnya memiliki dorongan untuk mengejar prestasi uang setinggi-tingginya sebagai wujud dari aktualisasi dirinya. McCelland sebagaimana yang dikutip Schmuck dan Schmuck (1980) mengatakan bahwa motivasi manusia pada dasarnya memiliki

(7)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

87 tiga domain yakni: (1) dorongan untuk berprestasi yang ditunjukkan oleh kompetensi, kemampuan, dan rasa ingin tahu, (2) dorongan untuk berkuasa atau memiliki pengaruh terhadap orang lain, dan (3) dorongan untuk afiliasi dan afeksi.

Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan dengan strategi pembelajaran kompetitif adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada prestasi individual

dengan menekankan pentingnya pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya melalui kompetisi dengan teman-temannya. Berdasarkan paparan tentang strategi pembelajaran kolaboratif dan straregi pembelajaran kompetitif di atas, maka dapatlah disimpulkan perbedaan kedua strategi tersebut sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 Perbedaan Strategi Pembelajaran Kolaboratif dan Strategi Pembelajaran Kompetif

Kolaboratif Kompetitif Guru berperan sebagai fasilitator yaitu

memfasilitasi siswa untuk belajar

Guru sebagai pemberi informasi utama

Teman dilihat sebagai mitra belajar yang positif

Siswa sebagai peserta kompetisi yang aktif

Kegiatan inti pembelajaran diisi dengan penyelesaian tugas secara berkelompok

Kegiatan inti diisi dengan pemarapan materi oleh guru dan penyelesaian tugas individual Adanya keterlibatan emosional di antara

siswa

Kurang keterlibatan emosional diantara siswa

Selama proses pembelajaran terjadi interaksi aktif diantara siswa

Selama proses pembelajaran kurang terjadi interaksi aktif diantara siswa

Siswa melihat pengetahuan sebagai sesuatu yang diperlukan

Pengetahuan diperlukan untuk melaksanakan tes

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 PP Kualuh Selatan Labuhanbatu Utara. Populasi penelitian seluruh siswa kelas XI yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah siswa seluruhnya adalah 206 siswa.

Karakteristik siswa SMK Negeri 1 pp kualuh selatan labuhanbatu utara yang tersebar dalam 5 kelas tersebut tidak dikelompokkan atas rangking dan pengelompokan kelas unggulan tetapi penyebaran siswa ke dalam 5 kelas tersebut dilakukan secara acak saja sewaktu

(8)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

88 penempatan siswa dalam kelompok kelasnya

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Prosedur dan pembelajaran penelitian meliputi kegiatan: menetukan sampel dengan teknik cluster random sampling, melalui teknik ini terpilih kelas XI-1 yang berjumlah 40 siswa dan kelas XI-4 yang berjumlah 40 siswa. Guru yang mengajar adalah guru PAI yang selama ini mengajar di kedua kelas tersebut. Guru diberi kelengkapan panduan pembelajaran kolaboratif maupun kelas-kelas pembelajaran kompetitif dan melakukan diskusi terhadap masalah-masalah yang timbul.

Kegiatan perlakuan dilaksanakan sesuai dengan pembelajaran sebagaimana terdapat dalam rencana pembelajaran dan materi perlakuan. Pembelajaran untuk kedua kelompok sampel dialokasi selama 2 bulan. Kegiatan pembelajaran dalam setiap pertemuan mulai dari kegiatan awal/pembuka, kegiatan ini dan kegiatan akhir/penutup terlihat dalam rancangan pembelajaran yang dilakukan kepada kedua kelompok sampel. Setelah perlakuan pembelajaran dilakukan maka dilakukan tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa pada bidang studi PAI. Teknik pengumpulan data dalam penelitian

yaitu tes dan angket, sedangkan instrument dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrument tes hasil belajar PAI. Uji coba tes hasil belajar PAI meliputi: (1) uji validitas, (2) uji reliabilitas tes, (3) indeks kesukaran, dan (4) daya beda.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) analisis deskriptif dan (2) analisis inferensial. Teknik analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan data penelitian meliputi mean, median, modus, varian, dan simpangan baku lebih lanjut data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histrogram. Sedangkan teknik analisi inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis varians (ANAVA) dua jalur. Uji persyaratan analisis yaitu (1) uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors. Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, (2) uji homogenitas menggunakan teknik uji Bartlett.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini disajikan secara berurutan deskriptif data mengenai: (1) hasil belajar PAI siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif,

(9)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

89 (2) hasil belajar PAI siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran kompetitif.

1. Deskripsi data Hasil Belajar PAI Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi pembelajaran kolaboratif

Data hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif memperoleh nilai rata-rata sebesar 24,92dan

simpangan baku 2,87. Skor tertinggi yang diperoleh adalah 30 dan skor terendah adalah 19, sedangkan modus 27dan median 25. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11. Hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif disajikan pada Tabel 4.1

Tabel 2 Deskripsi Data Hasil Belajar PAI siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Kolaboratif Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 19 – 20 3 7,9 21 – 22 6 15,8 23 – 24 7 18,4 25 – 26 8 21,1 27 – 28 12 31,6 29 – 30 2 5,3 Jumlah 38 100

Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat dijabarkan bahwa dengan rata-rata 24,92 berada pada kelas interval 25 – 26 dengan besaran persentase 21.1% selanjutnya 42,1% berada di bawah skor rata-rata kelas

dan 36,9% di atas skor rata-rata kelas. Selanjutnya grafik histogram hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif disajikan pada gambar 1.

(10)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

90

Gambar 1. Histogram belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif

2. Deskripsi Hasil Belajar PAI siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Kompetitif Data hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kompetitif memperoleh nilai rata-rata sebesar 23.50 dan simpangan baku 2,52. Skor tertinggi

yang diperoleh adalah 28 dan skor terendah adalah 17, sedangkan modus 24 dan median 25,17. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11. Hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kompetitif disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Deskripsi Data Hasil Belajar PAI siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Kompetitif

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

17 – 18 1 2,6 19 – 20 4 10,5 21 – 22 6 15,8 23 – 24 13 34,2 25 – 26 11 28,9 27 – 28 3 7,9 Jumlah 38 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat dijabarkan bahwa dengan

rata-rata 23,50 berada pada kelas interval 23 - 24 dengan besaran

(11)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

91 persentase 34,2% selanjutnya 29% berada di bawah skor rata-rata kelas dan 36,8% di atas skor rata-rata kelas. Selanjutnya grafik histogram

hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kompetitif disajikan

pada Gambar 2. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 4 6 13 11 3 F r e k u e n s i 16,5 18,5 20,5 22,5 24,5 26,5 28,5

Gambar 2. Histogram Hasil hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kompetitif

3. Rangkuman uji homogenitas Hasil Belajar PAI siswa yang Dibelajarkan Dengan Strategi pembelajaran kolaboratif dengan kompetitif

Hasil ujicoba homogenitas hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif dengan kompetitif dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Hasil Belajar PAI siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi pembelajaran kolaboratif dengan kompetitif Kelompok Sampel Keterangan Hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan

dengan strategi pembelajaran kolaboratif dengan kompetitif

1,29 1,73 Homogen

Uji Homogenitas data belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif dengan kompotitif diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,29

Sedangkan nilai Ftabel 1,73 pada α =

0,05 dengan dk penghitung 35 dan

dk penyebut 35. Dengan demikian maka diketahui bahwa nilai Fhitung

lebih kecil dari nilai Ftabel yaitu

1,23< 1,73 maka disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel memiliki varians yang relative sama (homogen).

(12)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

92 Dari hasil analisis data ditemukan rata-rata hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif sebesar 24.92 dan rata-rata hasil belajar PAI siswa siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kompetitif sebesar 23.50. Berdasarkan perhitungan Anava diperoleh F hitung = 21.098

sedangkan nilai Ftabel = 3.97

sehingga Ho ditolak.Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kompetitif teruji kebenarannya.

Pada paparan sebelumnya diketahui secara keseluruhan rata-rata hasil belajar PAI siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kolaboratif lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar PAI siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kompetitif. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kolaboratif terbukti efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan baik untuk siswa yang memiliki komunikasi interpersonal tinggi maupun yang memiliki komunikasi interpersonal rendah. Dari hasil temuan ini

menunjukkan bahwa untuk mengajarkan PAI lebih baik menggunakan strategi pembelajaran kolaboratif dari pada dengan strategi pembelajaran kompetitif. Hal ini sejalan dengan ungkapan Jonassen (1996) mendefinikan pembelajaran kolaboratif adalah suatu pembelajaran kelompok kecil dimana para siswa bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan hasil belajarnya sendiri dan hasil belajar anggota kelompok lainnya. Proses belajar secara kolaboratif bukan sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok tetapi penekanannya lebih kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses komunikasih secara utuh dan adil didalam kelas. Penerapan strategi pembelajaran kolaboratif ini merupakan salah satu alternatif pembelajar membaca di kelas.

Pengujian hipotesis pertama yang menyatakan hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kompetitif. Hal ini dapat diterima karena melalui strategi pembelajaran kolaboratif dapat mendorong siswa untuk aktif belajar karena siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri. Disamping itu,penerapan strategi pembelajaran

(13)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

93 kolaboratif menyajikan sebuah konsep tentang strategi pembelajaran membaca menjadi mudah dan cepat dengan pemahaman yang tinggi, dan jika pemahaman para siswa meningkat, mereka mendapat nilai lebih baik dan belajar lebih cepat Sekolah akan menjadi lebih mudah. Jika mereka sudah mengalami membaca dengan mudah dan sukses, mereka mungkin mulai lebih sering membaca, tidak hanya untuk sekolah, tetapi untuk hobi. Penerapan strategi pembelajaran kolaboratif ini merupakan salah satu alternatif pembelajar membaca di kelas.strategi pembelajaran kolaboratif menguraikan cara-cara baru memudahkan proses pembelajaran lewat panduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Dengan quantum teaching, guru dapat membimbing siswa untuk menggabungkan keistimewaan-keistimewaan dirinya dalam belajar menuju bentuk pembelajaran yang akan melejitkan prestasi siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis seperti yang telah diuraikan, penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil belajar PAI siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kolaboratif lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kompetitif.

Implikasinya terhadap perencanaan dan pengembangan strategi pembelajaran. Temuan penelitian ini bahwa strategi pembelajaran kolaboratif lebih baik dari strategi pembelajaran kompetitif dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa, ini memberikan petunjuk bahwa dalam pembelajaran PAI, strategi pembelajaran kolaboratif lebih tepat untuk diterapkan dari pada strategi pembelajaran kompetitif. Penerapan strategi pembelajaran kolaboratif dalam pembelajaran PAI berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan strategi pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan keterbatasan penelitian, maka dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Para guru PAI disarankan untuk

menggunakan strategi pembelajaran kolaboratifsebagai strategi pembelajaran alternatif dalam pembelajaran PAI. Strategi pembelajaran kolaboratif telah mampu meningkatkan hasil belajar PAI menjadi lebih tinggi.

2. Pihak dinas pendidikan terkait dalam rangka peningkatan kualitas pedidikan melalui penerapan strategi pembelajaran dan dengan memperhatikan karakteristik siswa, harus turut mensosialisaikan temuan ini.

(14)

ISSN : 2620-6692

Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

94 3. Untuk kesempurnaan penelitian ini,

disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain, seperti IQ, sikap, minat, motivasi, latar belakang pendidikan, tingkat kreativitas, dan lain sebagainya sehingga dapat meningkatkan PAI siswa.

4. Penelitian ini sangat perlu ditindaklanjuti untuk setiap jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan pada sampel yang lebih luas serta variabel penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.2012. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, S.B., dan Zain, A.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta

Garvey, J. 2006. the twenty greast philosophy book London: Continuum Internasional publishing Group.

Hamalik, O. 2008. perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem, Bumi aksara: Jakarta

Hamdani. 2011 Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Johnson, David W., dkk. 2010.

Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media

Sabri, A.H.2010. Strategi Belajar Mengajar Mikro Teaching. Bandung: Quantum Teaching.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito : Bandung..

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Suherman, Erman. 2001. Evaluasi Proses

dan Hasil Belajar. Jakata: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Sumantri, M dan Permana,J. 2011. Strategi

Belajar Mengajar, Bandung: CV. Maulana

Gambar

Tabel 1 Perbedaan Strategi Pembelajaran Kolaboratif  dan Strategi Pembelajaran Kompetif
Tabel 2 Deskripsi Data Hasil Belajar PAI siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi  Pembelajaran Kolaboratif  Kelas  Interval  Frekuensi Absolut  Frekuensi Relatif  19 – 20  3  7,9  21 – 22  6  15,8  23 – 24  7  18,4  25 – 26  8  21,1  27 – 28  12  31,6  29
Tabel 3 Deskripsi Data Hasil Belajar PAI siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi  Pembelajaran Kompetitif
Gambar  2.  Histogram  Hasil  hasil  belajar  PAI  siswa  yang  dibelajarkan  dengan  Strategi  Pembelajaran Kompetitif

Referensi

Dokumen terkait

Konsep yang lebih sederhana dikembangkan Chen dalam The Concept of Intercultural Sensitivity (1997) telah mendefinisikan &#34;Intercultural Sensitivity&#34; merupakan

Tedhak marang Madukara, ingkang rayi tiga samya umiring, duk eca lenggah sang prabu, lan kang rayi sakawan samya gunem ngarsa-arsa praptanipun, putra kalih kang dinuta

[r]

Rasio Profitabilitas yang ditunjukkan oleh return on asset (ROA) yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik di mata investor yang berdampak pada harga

Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Tabalong Tahun 2007 Nomor

Dari hasil kesimpulan yang penulis sampaikan, program sistem informasi pengendalian persediaan logistik ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi

pada anak sekolah dasar di Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Propinsi Kalimantan Selatan meliputi kebiasaan minum air mentah, makanan tumbuhan rawa mentah,

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif dan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kebijaksanaan pada lansia yang bekerja di bidang yang