• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wealth Management Newsletter - Oktober 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wealth Management Newsletter - Oktober 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Nasabah terhormat,

Terima kasih atas kepercayaan Anda menjadi Nasabah setia Commonwealth Bank.

Pada edisi Market Perspective kali ini, kami mengulas mengenai pergerakan pasar hingga akhir kuartal 3 tahun 2015 dan bagaimana ekspektasi pasar selama kuartal 4 yang merupakan penghujung akhir di tahun 2015 ini. Kami memperhatikan bahwa kuartal 4 tahun 2015 ini menjadi suatu kuartal yang sangat penting, karena menjadi moment bagi para pelaku pasar khususnya institusi untuk membantu kinerja portofolio investasi di tahun 2015.

Setelah mengalami koreksi yang cukup dalam dalam 4 bulan terakhir, pergerakan pasar di awal bulan Oktober 2015 mengalami tren positif. Pasar saham dan obligasi kembali rebound dari level terendahnya di akhir September 2015 lalu dan didukung dengan penguatan mata uang Rupiah dari level Rp14.700/USD menjadi Rp13.400/USD. Hal ini sejalan dengan ulasan kami sebelumnya. Dengan level valuasi yang cukup menarik dan adanya beberapa katalis yang dapat mendorong pasar, maka kami melihat peluang untuk memanfaatkan setiap momentum penurunan harga aset investasi.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa gejolak pasar masih cukup tinggi kedepannya, sehingga risiko ini perlu dikelola secara baik. Pembentukan portofolio investasi (portfolio construction) menjadi satu hal utama untuk mendiversifikasi risiko dan mencapai target investasi yang diinginkan, dengan dukungan berbagai produk investasi yang tersedia di Commonwealth Bank yang dapat memenuhi kebutuhan dari aset investasi yang bersifat konservatif hingga yang agresif.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager kami di cabang terdekat.

Rian Kaslan

(3)

Kinerja Bulanan Pasar Saham dan Obligasi (in %)

Foreign Bond inflow & Foreign Holding (%)

iHSG selama bulan September 2015 kembali mengalami koreksi tajam -6,3% ditutup pada level 4.223,9. ini merupakan koreksi tajam yang keempat kalinya di sepanjang tahun 2015 ini. Sebelumnya, koreksi ini juga terjadi sebesar -7,8% (April 2015), -5,9% (Juni 2015), dan -6,1% (Agustus 2015).

Kondisi ini memberikan peluang untuk terjadinya technical

rebound di periode selanjutnya. Walaupun tingkat volatilitas

pasarnya masih cukup tinggi karena risiko pasar global

Bila dilihat selama periode tahunan di bawah ini, juga terlihat setelah mengalami peiode koreksi tajam, maka pada periode selanjutnya terjadi rebound yang cukup signifikan. Tentunya menjadi pertanyaan setiap investor, bagaimana pergerakan pasar kuartal ke depannya?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita amati pergerakan capital inflow dan outflow. Pada pasar saham, selama kuartal 3 tahun 2015 tekanan capital outflow (Net Sell asing) mencapai minus Rp16.9 Triliun. Bila dilihat historis sepanjang tahun ini maka dengan Net Sell asing pada kuartal 2 sebesar -Rp16.5 Triliun dan Net Buy pada kuartal 1 sebesar +Rp5.4 Triliun, maka akumulasi Net Sell mencapai Rp27.9 Triliun secara YTD. Pada pasar obligasi, selama kuartal 3, investor asing melakukan

Net Sell sebesar –Rp13.1 Triliun, sempat mendorong lonjakan yield. Terlihat pada akhir September 2015 lalu, yield SUN tenor 10

tahun sempat menyentuh 9,8%, dibandingkan sebelumnya pada kisaran 8,5 – 8,8% dan level terendah 7,1% di bulan Februari 2015. Namun secara YTD, Net Buy asing masih mencatatkan kenaikan Rp63.2 Triliun.

Kepemilikan investor asing menjadi Rp524.5 Triliun atau 37,7% terhadap total obligasi yang diperdagangkan.

MaRKET REvIEW – SEPTEMBER 2015

Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank

Sumber: CIMB Securities

Kinerja Bulanan Pasar Saham dan Obligasi (in %)

Foreign inflow dan Pergerakan IHSG

Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank

Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank

Techincal Rebound Down trend Wait for rebound time

Tekanan Outflow Mendorong Pelemahan Mata Uang di Dunia

Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank

Pelemahan Rupiah vs Negara Lainnya (Q3 dan YTD)

Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank 100% 80% 60% 40% 20% 0% -20% -40% -60% 2002 20032004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 63% 8% 16% 55% ABTRiNDO JCi 87% -51% 22% Periode Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 ABTRiNDO 6,8% 1,3% -2,2% -1,8% -1,6% -0,1% -1,2% -1,0% -3,3% JCi 1,2% 3,0% 1,3% -7,8% 2,6% -5,9% -2,2% -6,1% -6,3% Q3’15 - QoQ YTD Sept’15 -9,9% -18.3%

IDR THB MYR EUR AUD CNY

-16,5% -25.7% -9,8% -16.4% -7,6% -10.5% -0,4% -8.2% -2,5% -2.4% Dec-14 Jan-15

Foreign Ownership Bond (Rp Tn) %Foreign Ownership Mar-15 May-15 Jul-15

Feb-15 Apr-15 Jun-15 Aug-15 Sep-15 461 500 508 504 508 514 538 534 39.0% 37.7% 528 524 40.5% 40.0% 39.5% 39.0% 38.5% 38.0% 37.5% 37.0% 36.5% 36.0% 560 540 520 500 480 460 440 420 Dec-14 Jan-15

iDR THB MYR eUR AUD CNY

Mar-15 May-15 Jul-15

Feb-15 Apr-15 Jun-15 Aug-15 Sep-15

105 100 95 90 85 80 75 1,000 800 600 400 200 0 (200) (400) (600) (800) (1,000) (1,200) 5,600 5,400 5,200 5,000 4,800 4,600 4,400 4,200 4,000 JCi 1W13 7W1313W1319W1325W1331W1337W1343W1349W13 4W1410W1414W1422W1428W1434W1440W1446W1452W14 6W1512W1518W1524W1530W15 36W15 Foreign flows: US$m

(4)

The timing of policy firming remains uncertain

Future prices - Betting on Zero 2015

Market Realist

Number of participants of the appr

opiate timing of hike

2016 2017 14 12 10 8 6 4 2 0

Pasar Saham dan Harga Komoditi Rebound seiring Pelemahan Dollar Index

Ekspektasi Pasar : Kenaikan Suku Bunga The Fed Ditunda Hingga Awal Tahun Depan 2016

Capital outflow di pasar saham dan obligasi mendorong

pelemahan Rupiah selama kuartal 3 tahun 2015 mencapai -9,9% atau secara YTD mencapai -18,3%.

Selain didorong sentimen risiko dari pasar global menjelang FOMC meeting dan data-data ekonomi China yang semakin mendorong kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Level

magnitude pelemahan Rupiah juga semakin tajam didorong

spekulasi pasar yang bertujuan mengambil keuntungan dan rendahnya investor confidence terhadap Pemerintah indonesia. Pemerintah-pun langsung mengambil tindakan dengan mengeluarkan paket stimulus pertama. Fokusnya untuk mempercepat realisasi belanja Pemerintah dan menjaga daya beli (konsumsi) masyarakat khususnya pada low income segment. Secara bersamaan, Bank indonesia juga mengumumkan 5 paket untuk menstabilkan Rupiah dan inflasi. Kami melihat langkah Pemerintah ini merupakan suatu hal yang positif, menunjukkan komitmen ditengah gejolak pasar ini. Namun pelaku pasar rupanya masih menahan ekspektasi yang rendah akan hal ini, sambil menunggu bagaimana realisasi paket kebijakan Pemerintah tersebut.

Memasuki awal kuartal 4 tahun 2015 ini, gejolak pasar masih cukup tinggi. Namun secara umum pergerakannya dalam tren yang positif. Mari kita simak beberapa chart di bawah ini, khususnya untuk menjawab pertanyaan sebelumnya, apakah pasar bergerak rebound setelah mengalami tekanan cukup dalam.

Pada awal Oktober 2015 ini terlihat pasar saham global mengalami rebound. Hal ini seiring dengan rebound di harga komoditas dan pelemahan Dollar Index.

Apalagi setelah data Non Farm Payroll (recruitment) menunjukkan hasil di bawah ekspektasi (142K vs 200K), walaupun

unemployment rate relatif inline dengan ekspektasi (5,1%).

Jumlah penambahan tenaga kerja (Non farm payroll) relatif melambat dari rata-rata 6 bulan terakhir dibandingkan 12 bulan terakhir. Hal ini semakin mendorong spekulasi pasar akan penundaan kenaikan suku bunga acuan pada FOMC Meeting tanggal 26-27 Oktober 2015.

Pada FOMC 16-17 September 2015, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuannya yang telah berlaku sejak Agustus 2009.

Penundaan kenaikan suku bunga tentunya menimbulkan ketidakpastian di pasar global. Namun disisi lain, hal ini menyiratkan bahwa global liquidity masih mendukung pergerakan pasar modal dunia.

The Fed Menunda Kenaikan Suku Bunga pada FOMC September 2015 dan Ekspektasi Kenaikan Bunga Mundur di Tahun 2016

GLOBaL MaRKET OUTLOOK

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg Sumber: FRB

MaRKET OUTLOOK – 4D QUaRTaL 2015

Beberapa hal yang memicu penguatan harga saham dan pelemahan Dollar index :

01/02/2015 03/02/2015 05/02/2015 07/02/2015 09/02/2015 Futures-implied probability of a near-zero Fed target rate in September 2016

14 12 10 8 6 4 2 0 % BloombergBriefs.com

(5)

Payrolls slowdown: Six, 12-month moving average slide

Pemulihan Ekonomi aS dikhawatirkan Terkendala Penguatan Dollar Index

Debat Fiskal di Parlemen aS untuk Meningkatkan Debt Ceiling

Pasar Tenaga Kerja pulih namun melambat

Dollar Index sudah mengalami penguatan hampir 20% dalam 18

bulan terakhir. Hal ini tentunya mulai mempengaruhi pemulihan ekonomi AS.

Data PMi (aktivitas produksi) terlihat melambat, didorong ekspor yang mulai terpukul penguatan Dollar.

Dengan berakhirnya tahun anggaran AS pada akhir kuartal 3 tahun 2015 lalu, hal ini men-trigger debat fiskal untuk mendorong kenaikan debt ceiling (batas atas hutang AS), guna menghindari

government shutdown di awal tahun depan.

Diprediksi kenaikan hutang AS akan diputuskan pada 5 - 11 November 2015. Dengan demikian, kami masih mempertahankan estimasi bahwa kenaikan suku bunga AS masih akan ditunda hingga tahun 2016 mendatang.

Dengan kenaikan limit hutang Pemerintah AS artinya ekonomi AS masih dinilai rentan terhadap gejolak eksternal, sehingga masih membutuhkan stimulus. Debat parlemen AS ini tentunya akan mewarnai pergerakan pasar selama QQ4 tahun 2015.

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

ekspektasi peluang kenaikan bunga di bulan Desember 2015 turun menjadi 30% dan future market mengindikasikan kenaikan bunga baru terjadi di bulan Maret 2016. Kalaupun terjadi kenaikan suku bunga sifatnya bertahap bersamaan dengan pemulihan ekonomi AS.

Aktivitas manufaktur China masih melambat. indeks PMi berada di level 49,8 (level di bawah 50 mengindikasikan kontraksi). Rilis data keuntungan industri China juga menunjukkan penurunan tajam -8,8%.

Kekhawatiran akan Perlambatan Ekonomi China masih Mewarnai Sepanjang Tahun 2015 ini

Sumber: Bloomberg LP

1970 1975 1980 1990 2000 2010

NAPMPMi index <GO> 1995

1985 2005 2015

iSM PMi (Left Axis) Real GDP Y/Y% (Rights Axis) 80 70 60 50 40 30 20 11 9 7 5 3 1 -1 -3 -5 index Level Per cent BloombergBriefs.com Jan-13 Jul-13 Jan-14 Jul-14 Jan-15 Jul-15

9/1/2005 3/1/2007 9/1/2008 3/1/2010 9/1/2011 3/1/2013 9/1/2014 NFP 6-month MA NFP 12-month MA 290 270 250 230 210 190 170 150 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 Change (1,0000s) BloombergBriefs.com

Manufacturing PMIs and MNI business sentiment index NBS PMi

MNi Business Conditions Markit PMi

(6)

Pasar masih cenderung bergerak volatile dengan kecenderungan naik di bulan Oktober 2015 ini. Koreksi tajam dalam periode singkat yang terjadi sepanjang kuartal 3 tahun 2015 memberikan

support untuk technical rebound.

Selain itu rendahnya ekspektasi earning, mendorong kemungkinan hasil earning yang positif diatas ekspektasi. Walaupun secara umum, pertumbuhan earning masih belum mengalami pemulihan signifikan. Hal ini memberikan peluang bagi tren positif pada pergerakan indeks global.

Selain itu, ekspektasi pasar akan penundaan kenaikan suku bunga The Fed pada FOMC meeting bulan Oktober 2015 ini hingga 6 bulan kedepan (Maret 2016) juga memperkuat potensi pembalikan capital inflow ke emerging market. Hipotesis Alasan lainnya The menunda kenaikan suku bunga adalah

perlambatan ekonomi China dan global financial instability. Data ekonomi China terus menunjukkan perlambatan dan diprediksi pertumbuhan ekonomi China dapat meluncur dibawah level 7%.

Global Financial Instability disebabkan Crash Pasar Saham China

Crash Pasar Saham China dan Devaluasi Yuan Semakin Meningkatkan Capital Outflow

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

“Structural problem masih belum solve, hal

ini dapat kembali memicu gejolak pasar”

EQUITY MaRKET OUTLOOK

Dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan tingginya valuasi saham didorong spekulasi pasar akan stimulus, maka pasar saham China mengalami crash.

PBoC berupaya melakukan intervensi pasar untuk mendorong stabilisasi. Cadangan devisa menurun untuk mendukung intervensi pasar yang dilakukan Pemerintah China. Ditambah lagi dengan devaluasi Yuan yang dilakukan pada Agustus 2015 lalu, hal ini semakin mendorong capital outflow.

Hal yang terjadi di China ini serentak langsung mendorong sentimen negatif dan capital outflow dari Emerging Market. Gejolak pasar keuangan dunia tidak dapat terelakkan. Selanjutnya, kami melihat fundamental ekonomi China masih belum menunjukkan perbaikan. Sehingga Pemerintah China masih berkepentingan untuk mendorong stimulus dan kebijakan moneter agresif.

Sumber: Bloomberg 8/3

Aug-09 Apr-10 Dec-10 Aug-11 Apr-12 Dec-12 Aug-03 Apr-14 Dec-14 Aug-15

8/17 8/3 8/10 8/24 9/7 9/14 9/21 9/28 14 12 10 8 6 4 2 0 -2 -4 100 50 0 -50 -100 -150 6.6 6.5 6.4 6.3 6.2 The PBOC’s helping hand: Yuan settles into a range

China capital outflows hit record on Yuan weakness

Spread of USD/CNH over USD/CNY (lhs) USD/CNH 1-mo, forward 9rhs)

China estimated Capital Flow

Cents

$ Billion

CNH/USD

(7)

Pergerakan positif di pasar global dan pelemahan Dollar index langsung mendorong kenaikan iHSG, selama 3 hari terakhir di awal Oktober 2015 ini sudah mencapai di atas 6%.

Begitupula dengan pasar obligasi, yang ditandai dengan penurunan yield secara tajam. Yield SUN tenor10 tahun dari

level peak 9,8% meluncur tajam ke level 8,6%.

Penguatan di pasar saham dan obligasi ini tentunya juga

di-support dengan penguatan mata uang Rupiah, dari Rp14.700/

USD menguat ke level Rp13.500/USD.

Selanjutnya potensi tren naik ini masih diprediksi akan berlangsung hingga akhir tahun 2015. Namun tetap diwarnai beberapa issue yang menimbulkan volatilitas di pasar, baik dari China,

statement-statement The Fed yang mendorong ketidakpastian kenaikan

bunga dan juga masalah debat fiskal AS.

AS cenderung menunda kenaikan bunga dan perlu menambah

level hutangnya, artinya ada momentum pelemahan Dollar Index.

Pelemahan Dollar juga dibutuhkan untuk mendorong ekspor AS, sebagai multiplier effect pada penambahan tenaga kerja dan mendorong konsumsi.

Apalagi dengan Pemerintah indonesia yang semakin intensif berupaya menjaga gejolak pasar. Sebagai contoh, Bank indonesia langsung mengeluarkan paket kebijakan lanjutan untuk meredam gejolak nilai tukar dan confidence crisis di pasar forex. Langkah Bank indonesia ini lebih bersifat supportive measure (tidak menggunakan strict measure - kontrol capital seperti kewajiban mengkonversi pendapatan ekspor ke mata uang Rupiah). Upaya Bi menjaga stabilitas pasar ini khususnya dengan intervensi pada pasar spot dan forward market, merupakan lanjutan dari paket kebijakan pertama yang dirilis pada awal bulan sebelumnya.

Pasar Saham dan Obligasi Mengalami Kenaikan pada awal Oktober 2015

Bagaimana Ekspektasi Pasar Hingga Akhir Tahun 2016 ini ?

Kebijakan Ekonomi Stimulus dari Pemerintah

Sumber: Bloomberg

ini didukung dengan data ekonomi AS yang masih mixed, kekhawatiran akan pemulihan ekonomi AS dari penguatan

Dollar Index yang berlebihan dan financial instability dari kondisi

ekonomi China.

ekspektasi akan penundaan kenaikan bunga AS selama 6 bulan ke depan, artinya likuiditas murah masih tersedia sampai beberapa bulan ke depan. Hal ini akan dimanfaatkan oleh global

portfolio manager untuk mem-boost performance.

Dengan demikian pelemahan Dollar index, masih tingginya

global liquidity dan koreksi tajam/selloff selama 2 bulan terakhir,

merupakan peluang bagi pembalikan dana ke Emerging Market.

Selain itu pada akhir September 2015 lalu, Pemerintah kembali menerbitkan Paket Stimulus ekonomi Kedua. Tujuannya secara fokus mendorong investasi, yang mengkombinasikan antara pelonggaran regulasi untuk mempercepat approval investasi dan insentif fiskal untuk mendorong investasi di sektor manufacturing. • Mempercepat investment license dari 8 hari menjadi 3 jam, dapat diterapkan untuk zona industry yang ditetapkan.

• Mempercepat waktu untuk mendapatkan tax allowance dan tax

holiday.

• Insentif pajak untuk industry transportasi : menghilangkan VAT untuk kapal, kereta api, airline.

• Insentif tambahan di pusat logistik area industry untuk menfasilitasi manufacture dengan proses yang lebih efisien. • Penurunan pajak pada bunga deposito bagi eksportir yang melaporkan pendapatan ekspor kepada Bank indonesia. • Mempercepat waktu perijinan untuk investasi di sektor mining dan forestry.

Berharap pada kebijakan fiskal, BI keluarkan paket stimulus kedua

(8)

It is Important to Manage Investor Confidence

Pasar Obligasi, Setelah Mengalami Tekanan kembali Normalize

Hal yang tentunya masih cukup mengganjal dan menjadi kekhawatiran investor terkait target pendapatan pajak yang terlalu ambisius.

Hal ini dapat mendorong tax hunter sehingga sangat meresahkan pengusaha. Diharapkan Pemerintah merevisi target pendapatan pajak pada nilai yang lebih wajar.

Mempertimbangkan katalis dari pasar global dan domestik di atas, dengan level valuasi masih cukup rendah, maka kami terus optimis pada pasar saham dan meningkatkan alokasi pada pasar saham dari 20-40% menjadi 30-50% sesuai risk appetite dari Nasabah.

Adapun risiko yang mendorong gejolak pasar masih cukup tinggi sehingga pendekatan market timing dapat terus dilakukan.

Yield SUN tenor 10yr sempat peak di level 9,8% kembali turun

ke level 8,6%, hanya dalam periode 2-4 hari seiring penguatan Rupiah.

Hal ini sejalan dengan ekspektasi kami sebelumnya, bahwa ketika market mengalami kepanikan berlebihan, ada suatu peluang atau momentum untuk masuk pada valuasi yang rendah. Hal ini dilakukan secara bertahap dan semakin meningkat positif dengan penguatan Rupiah

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selain faktor global yang turut mendukung pergerakan pasar yang positif, faktor domestik seperti stabilitas makro ekonomi dan langkah Pemerintah mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi juga menjadi katalis pendukung.

Upaya mempercepatan realisasi proyek infrastruktur diharapkan mulai terlihat pada pertumbuhan ekonomi di akhir QQ4 / 2105 ini. Walaupun levelnya belum signifikan mendorong pemulihan ekonomi, namun bila terus dilakukan secara kontinyu, terlihat dari alokasi anggaran 2016 juga masih di-push mendorong pertumbuhan ekonomi dan multiplier effect nya pada konsumsi maka secara bertahap indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi pulih lebih cepat dibandingkan emerging market lainnya.

Selanjutnya kita masih menantikan paket stimulus tambahan yang terkait dengan Pajak. Issue yang beredar di pasar, Pemerintah sedang berkonsultasi dengan World Bank terkait “Tax Amnesty” dan rencana pengurangan pajak korporasi dari 25% menjadi 18%. Walaupun masih ada lag waktu menunggu approval parlemen, namun setidaknya membantu menstabilkan sentimen domestik.

Amount, Rp tn 1,245 1,130 115 608 521 Target 2015 Full-year projection Potential shortfall

Realization (up to Sept. 19)

Remaining target % of Target 91 9 49 42

BOND MaRKET OUTLOOK

Tax revenue (excl. oil and gas) as per Sept. 19 2015

Sumber: Bloomberg Sumber: Ministry of Finance

Sumber: Ministry of Finance

Sumber: Ministry of Finance

230 210 190 170 150 130 110 90 70 50 230 210 190 170 150 130 110 90 70 50 Jan Jan Mar Mar Jun Jun Sep Sep Nov Nov Feb Feb May May Aug Aug Apr Apr Jul Jul Oct Oct Dec Dec FY14 Realised Rp1,551 m FY15 Target Rp1,762 trn FY14 Realised Rp1,767 m FY15 Target Rp1,984 trn

Government revenue FY14-15F

(9)

aNaLISa vaLaS

Minutes pertemuan the Fed tanggal 16-17 September lalu mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga dan memberikan indikasi inflasi AS masih berada di kisaran rendah, analis mendorong mundur proyeksi kenaikan suku bunga hingga tahun depan. Hal tersebut membantu mendongkrak naik mata uang yang turun tajam, seperti rupiah Indonesia, yang sempat turun ke level terendah sejak sekitar 1998, kembali ke level tertinggi dalam hampir selama 3 pekan.

Bagaimanapun, rebound tersebut menyusul pelemahan sekitar 18% pada rupiah dalam periode Januari - September. Indonesia merupakan eksportir minyak sehingga mata uang tersebut tertekan oleh penurunan tajam pada harga minyak. Rebound pada mata uang Asia mendapatkan dorongan tambahan pasca dirilisnya minutes pertemuan the Fed yang menunjukkan nada cukup dovish. Pada pekan kedua bulan oktober IDR menguat signifikan terhadap USD sebesar hampir 9% dalam waktu seminggu. Selain dari minutes pertemuan FED yang dovish hal ini juga dipicu oleh faktor lain yaitu wacana presiden Jokowi untuk menerapkan tax amnesty sebesar 3% yang kemungkinan akan dilakukan pada awal tahun 2016, adanya tax amnesty ini kemungkinan besar bisa menarik dana investasi yang berada diluar negeri sebesar 3000 triliun IDR dimana ini berpotensi menambah cadangan devisa negara, menguatkan mata uang dan naiknya prospek investasi di Indonesia.

Pergerakan USD/iDR hingga bulan Oktober 2015 didominasi dengan penguatan iDR. Penguatan iDR cenderung didorong oleh memburuknya rilis indikator ekonomi AS beberapa minggu terakhir. dimulai dari lemahnya pertumbuhan upah tenaga kerja sampai dengan klimaksnya di rilis notulensi hasil rapat bank sentral AS yang mengindikasikan potensi mundurnya kenaikan suku bunga AS sampai awal tahun 2016. Penguatan juga didorong oleh

USD/IDR

kebijakan Jokowi yang memberikan tax amnesty sebesar 3% yang membuat daya beli masyarakat kembali menguat disertai dengan kondisi market yang kembali bergairah.

Diperkirakan nilai tukar Rupiah akan cenderung menguat di rentang 13.100 – 13.700 pada bulan Oktober ini.

Masih ada potensi penurunan yield bila dibandingkan range level awal tahun 2015

Inflasi diprediksi terus menurun ke level 5 – 6% di akhir tahun 2015, normalize dari one off spike dari kenaikan BBM diakhir 2014 lalu

Apalagi dengan tekanan suplai berkurang selama semester 2 tahun 2015.

Realisasi penerbitan SUN sudah mencapai lebih dari 80% dari target emisi Rp452.18 Triliun. Artinya suplai dari pasar primer terbatas (risiko suplai berkurang), yang dapat mendorong penguatan harga obligasi di pasar sekunder.

Ditambah lagi dengan inflasi yang terus mengalami penurunan. Secara tahunan inflasi September 2015 turun ke level 6,83%

YoY dibandingkan periode sebelumnya 7,18% YoY. Bila dilihat

secara Year to Date (YTD) angka inflasi hingga September 2015 baru mencapai 2,24%, merupakan angka terendah dibandingkan historis sejak 1999.

inflasi diestimasi menurun hingga ke level 5-6% YoY pada akhir tahun 2015. Penurunan ini sejalan dengan normalisasi setelah melewati masa lebaran dan one off spike dari kenaikan harga BBM di akhir tahun 2014. Sumber: Bloomberg 20% 15% 10% 5% 0% -5% -10% YoY

Core Administered Headline volatile

(10)

USD/JPY

JPY bergerak dengan kecenderungan menguat dengan range 118.60 – 121.20 di bulan Oktober. ditopang oleh peralihan resiko dari asset beresiko ke asset aman seperti JPY dan eUR. Anjloknya ekspor di bulan September dan turunnya harga minyak dunia masih memicu ekpektasi akan adanya stimulus tambahan dari BOJ. berdasarkan laporan minutes juga menunjukkan bahwa sebagian besar anggota dewan masih yakin target inflasi sebesar 2% akan tercapai sampai

September tahun depan, mereka yakin dapat mengatasi inflasi yang masih rendah pada saat ini.

Diperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 117.60 – 120.50 pada bulan Oktober 2015 dengan kecenderungan JPY menguat.

GBP/USD

Poundsterling bergerak dengan kecenderungan naik di bulan Oktober ini, disebabkan oleh rilis data CPi yang kembali ke level deflasi dari 0,2% menjadi -0,1%, pertumbuhan upah kerja yang terkuat selama 4 tahun terakhir tetap menjaga potensi kenaikan suku bunga di tahun depan. Satu-satunya yang bisa menjadi faktor mundurnya kenaikan suku bunga inggris adalah kondisi

inflasi global yang makin turun. Beberapa negara yang mempunyai ekonomi dengan skala besar bahkan sudah masuk kedalam kondisi deflasi.

Diperkirakan GBP/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.5210 – 1.5630 pada bulan Oktober 2015.

*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar. Entry Point

Profit Taking Cut Loss

USD/IDR EUR/USD GBP/USD AUD/USD USD/JPY

RECOMMENDaTION

Expected buying level 13.000 - 13.100 1.1250 - 1.1300 1.5250 - 1.5300 0.7100 - 0.7150 117.50 - 118.00 Expected selling level 13.600 - 13.700 1.1500 - 1.1650 1.5600 - 1.5650 0.7500 - 0.7550 120.50 - 121.00 Long profit taking @ 13.600 and above 1.1600 and above 1.5600 and above 0.7500 and above 120.50 and above Short profit taking @ 13.100 and below 1.1300 and below 1.5300 and below 0.7150 and above 118.00 and below Long cut loss @ 12.900 - 12.950 1.1100 - 1.1150 1.5150 - 1.5200 0.7000 - 0.7050 116.50 - 117.00 Short cut loss @ 13.750 - 13.800 1.1700 - 1.1750 1.5700 - 1.5800 0.7600 - 0.7650 121.50 - 122.00

aUD/USD

EUR/USD

Pada awal bulan Oktober ini, serangkaian data ekonomi dirilis membaik dibandingkan bulan lalu membuat outlook penurunan suku bunga Australia kembali mengecil sampai akhir tahun. Untuk jangka waktu pendek AUD masih cenderung akan menguat terhadap mata uang lainnya, dikarenakan potensi mundurnya

Nilai tukar euro terhadap USD cenderung menguat di bulan Oktober ini, dipicu oleh buruknya data ekonomi AS yang mengindikasikan FeD masih akan menahan diri paling tidak sampai awal 2016. Kondisi perkenomian Zona euro sendiri sebenernya tidak terlalu bagus. Data inflasi dirilis turun menjadi -0.1(deflasi) hal ini memicu meningkatnya ekspetasi akan adanya tambahan stimulus dari bank sentral eropa (eCB). Komitmen eCB untuk menggelontorkan

kenaikan suku bunga AS sampai dengan awal tahun berkaitan dengan rilis buruk data ekonomi AS akhir-akhir ini.

Diperkirakan AUD/USD akan cenderung bergerak dengan rentang 0.7120 – 0.7550 pada bulan Oktober 2015

stimulus 60 Miliar eUR per bulan sampai September 2016 juga berisiko menekan eur lebih lanjut untuk jangka panjang.

Diperkirakan eUR/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.1200 – 1.1600 pada bulan Oktober 2015 dengan kecenderungan naik.

(11)

keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki resiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan / atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 021 15000 300 atau email kami di [email protected].

Nasabah yang terhormat,

Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan Anda telah memilih PT Bank Commonwealth

(“

Commonwealth Bank”) sebagai mitra perbankan Anda.

Terhitung mulai November 2015, Commonwealth Bank memiliki layanan praktis dan ramah

lingkungan yang mendukung program Go Green bernama

e-Market Perspective di mana

edisi ini akan dikirimkan ke alamat email atau nomor handphone Anda secara otomotis setiap

bulannya.

Keuntungan memperoleh informasi

e-Market Perspective:

a) Memperoleh informasi lebih cepat, kapanpun dan dimanapun;

b) informasi dapat diunduh dan disimpan ke PC (Personal Computer) atau Smart Phone

Segera daftarkan alamat email dan nomor handphone Anda ke RM/PB Anda. Untuk informasi

lebih lanjut, silakan menghubungi

Call Commbank di 15000 30 atau (6221) 15000 30 bagi

Anda yang berada di luar negeri.

Hormat kami,

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.13 Tampilan Layar Menu Form Distribusi Barang Masuk Ke Gudang (Kabag Gudang)

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dsimpulkan bahwa Pengendalian surat masuk menggunakan aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) di

Adapun dalam penelitian ini menggunakan alat analisis sumbangan sektor, Location Quotient, Shift Share, Model Rasio Pertumbuhan dan Overlay, sedangkan untuk mengetahui

memantau pelaksanaan kegiatan dibidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama, Bidang Politik Dalam Negeri dan

Hasil belajar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Stadpada siswa kelas XI Akuntansi

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis kualitas layanan pada pemenuhan hak kebutuhan biologis warga binaan melalui conjugal visit di Lapas Cipinang, penelitian ini

Dalam penelitian ini proses komunikasi yang dilakukan oleh mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo tidak selalu menjadikan dirinya sebagai komunikator, karena pada

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4