• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR INFORMAN. : Sekretaris Jendral FMN Cabang Medan. : Salah seorang pendiri FMN Cabang medan. : Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat FMN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR INFORMAN. : Sekretaris Jendral FMN Cabang Medan. : Salah seorang pendiri FMN Cabang medan. : Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat FMN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR INFORMAN Informan pangkal

1. Nama : Wita Andrika Usia : 23 tahun

Peranan : Sekretaris Jendral FMN Cabang Medan 2. Nama : Benson A Kaban

Usia : 25 tahun

Peranan : Salah seorang pendiri FMN Cabang medan

Informan kunci

1. Nama : Nursohib Anshori Usia : 24 tahun

Peranan : Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat FMN 3. Nama : Hendro Purba

Usia : 24 tahun

Peranan : Ketua Panitia Kongres III FMN 2009 Di Mataram 4. Nama : Catur Widi Asmoro

Usia : 23 tahun

Peranan : Pimpinan Pusat FMN Depertermen Organisasi 5. Nama : Ridwan Lukman

Usia : 25 tahun

Peranan : Mantan Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat FMN 6. Nama : Omenk

(2)

Usia : 28 tahun

Peranan : Personil/ Basis SPOER 7. Nama : Hendrik Fanesa Duha

Usia : 23 tahun

Peranan : Dinamisator Lapangan dalam Aksi May day 2008 8. Nama : Rachmat Panjaitan

Usia : 20 Tahun

Peranan : Dinamisator Lapangan aksi Tolak ADB 9. Nama : Briando Silitonga

Usia : 23 tahun

Peranan : Pimpinan Aksi dies natalis USU menuntut fasilitas untuk mahasiswa

Informan Tambahan

1. Nama : Fredi prasetio Usia : 23 Tahun Peranan : DPP FMN 2. Nama : Rosidi

Usia : 22 Tahun

Peranan : Pimpinan Cabang FMN Jakarta 3. Nama : Yugo Daniyanto

Usia : 23 tahun

(3)

4. Nama : Ika Amaliyah Usia : 21 tahun

Peranan : Pimpinan Cabang FMN Bandung 5. Nama : Ummu Shonnifah

Usia : 22 tahun

Peranan : Pimpinan Kampus FMN UNSIQ Wonosobo 6. Nama : Beri Pana Sitepu

Usia : 20 tahun

Peranan : Koordinator Badan Persiapan Ranting USU 7. Nama : Julika Aditya Siregar

Usia : 23 tahun

(4)

LAMPIRAN 1. Gambar

Gambar 1 AKSI HPI 2008

Gambar 2

(5)

Gambar 3

Kliping dan Foto Aksi Hardiknas 2008

Gambar 4 Aksi Harkitnas 2007

(6)

Gambar 5 Aksi HTN 2007

Gambar 6 Aksi HTN 2008

(7)

Gambar 7 Aksi hari HAM 2008

(8)

Latihan Nyanyian dan Yel Aksi may day 2007

Gambar 9 Manajemen aksi FMN

Gambar 10

(9)

2. HASIL KONGRES KE III FMN 2.1 Program Umum Perjuangan

a. Mengusulkan agar dinamakan sebagai Program Umum Perjuangan dengan item analisa :

• Analisa terkini krisis umum imperialisme

• Situasi penindasan terhadap rakyat dunia (termasuk pemuda mahasiswa) di negeri-negeri imperialis dan negeri-negeri jajahan–setengah jajahan

• Tentang Kontradiksi pokok di dunia saat ini

• Perkembangan perjuangan rakyat (termasuk pemuda mahasiswa) di dunia • Analisa situasi krisis dalam negeri (penindasan dan penghisapan terhadap

rakyat)

• Situasi umum dan terkini pemuda dan mahasiswa • Kontradiks pokok di dalam negeri

• Perkembangan gerakan massa di dalam negeri (termasuk pemuda-mahasiswa)

• Hari depan perjuangan rakyat Indonesia

b. Tentang Program Umum Perjuangan

I. Mendukung dan ambil bagian dalam Perjuangan Rakyat Tertindas di Indonesia untuk Membebaskan diri dari belenggu imperialisme,

feodalisme dan kapitalisme birokrat menuju Indonesia yang merdeka dan demokratis sepenuhnya

(10)

II. Mendukung perjuangan buruh, tani, kaum miskin kota, kaum perempuan dan suku bangsa terasing dan seluruh rakyat tertindas di Indonesia untuk mendapatkan jaminan dan perlindungan atas hak-hak demokratisnya. III. Memperjuangkan Sistem Pendidikan Nasional Yang Ilmiah, Demokratis

dan Mengabdi Pada Rakyat.

IV. Memperjuangkan nasib pemuda dan mahasiswa untuk mendapatkan hak atas pendidikan dan lapangan pekerjaan yang meliputi :

a. Biaya pendidikan murah

b. Penyediaan sarana-pra sarana pendidikan yang layak

c. Penghentian segala bentuk penyelewengan biaya pendidikan, baik berupa pungli dan korupsi dana pendidikan.

d. Kebebasan akademik bagi mahasiswa dan dosen

e. Kebebasan berpendapat dan berorganisasi bagi pelajar, mahasiswa, guru dan dosen

f. Peningkatan kesejahteraan bagi guru, dosen dan karyawan

g. Penghentian segala bentuk diskriminasi dan pelecehan fisik atas nama gender, suku bangsa dan ras di dalam dunia pendidikan

h. Jaminan atas lapangan pekerjaan dan penghidupan yang layak i. Pemberantasan buta huruf bagi seluruh rakyat Indonesia V. Program Aksi Front Mahasiswa Nasional

a. Membangun Front Mahasiswa Nasional sebagai ormas mahasiswa berskala nasional, besar, berpengaruh luas dan bertalian erat dengan rakyat.

(11)

b. Membangkitkan dan mendidik massa pemuda-mahasiswa menjadi kekuatan yang patriotis, demokratis dan militan.

c. Melakukan perjuangan massa bersama pemuda dan mahasiswa untuk meraih hak atas pendidikan dan pekerjaan

d. Menggorganisasikan massa mahasiswa di seluruh kampus di Indonesia e. Membangun kemandirian ekonomi dan keuangan organisasi

f. Mengabdi dan setia melayani rakyat

g. Menggalang aliansi dengan berbagai kekuatan pemuda dan mahasiswa di Indonesia untuk memperjuangkan nasib pemuda dan mahasiswa, serta bersama terlibat dalam perjuangan rakyat tertindas di Indonesia. h. Mempererat persatuan dan kerjasama politik dengan kekuatan rakyat

tertindas, terutama dengan gerakan buruh dan tani

i. Membangun solidaritas internasional anti imperialisme dengan mempererat persatuan dan kerjasama politik dengan kekuatan rakyat, pemuda dan mahasiswa dari belahan dunia.

(12)

2.2 Konstitusi Front Mahasiswa Nasional

PEMBUKAAN

Indonesia adalah negeri setengah kolonial dan setengah feodal, meskipun telah memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, karena masih adanya dominasi imperialisme dan sisa-sisa feodalisme di Indonesia. Imperialisme mendominasi Indonesia lewat rejim boneka dalam negeri. (bahwa cengkeraman Imperialisme bukan hanya soal jerat hutang). Selain itu, masa feodalisme Indonesia belum bisa musnah sepenuhnya dari tuan tanah lama dalam bentuk raja-raja kecil menjadi tuan-tuan tanah baru baik dalam bentuk perusahaan, institusi pemerintah, maupun perseorangan. Dengan melihat kenyataan objektif tersebut, maka kontradiksi pokok masyarakat Indonesia yang menjadi musuh utama seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai demokrasi dan kemerdekaan nasional adalah imperialisme, feodalisme dan kapitalisme birokrat.

Pemuda mahasiswa sebagai bagian dari rakyat Indonesia juga tidak luput dari penindasan akibat dominasi imperialisme. Melalui rejim bonekanya yang merupakan kediktatoran bersama antara borjuasi komprador, tuan tanah dan kapitalis birokrat. Kenyataan ini telah menyebabkan keterbatasan rakyat dalam mengakses pendidikan dan lapangan pekerjaan serta tidak dipenuhinya hak-hak demokratis pemuda mahasiswa secara sosial dan ekonomi dalam dunia pendidikan. Hal–hal tersebut terangkai dalam sistem pendidikan nasional yang tidak demokratis, tidak ilmiah dan tidak mengabdi kepada rakyat. Maka rezim inilah yang secara nyata menjadi kontradiksi pokok pemuda mahasiswa.

Di tengah situasi rakyat yang semakin tertindas dan terhisap, pemuda mahasiswa memiliki tugas –tugas sejarah yang harus di tunaikan. Membangun organisasi massa mahasiswa yang maju, besar dan kuat yang didasarkan atas pekerjaan membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa pemuda

(13)

mahasiswa untuk memperjuangkan hak-hak demokratisnya. Membangun front sektoral untuk meluaskan gerakan massa demokratis, mengabdi pada rakyat dengan mencurahkan segala tenaga, pikiran untuk meningkatkan taraf kebudayaan rakyat. Membangun front persatuan multisektoral dengan bersandar pada kekuatan pokok klas buruh dan kaum tani di bawah kepemimpinan klas buruh dan membangun front internasional bersama gerakan pemuda dan mahasiswa serta seluruh rakyat di dunia atas dasar solidaritas internasional anti imperialisme harus dijadikan landasan bagi perjuangan gerakan pemuda mahasiswa di Indonesia.

Seluruh pekerjaan politik dan organisasi dalam rangka perjuangan massa untuk mewujudkan pendidikan nasional yang ilmiah demokratis dan mengabdi kepada rakyat, harus dilandaskan pada prinsip-prinsip organisasi massa demokratis nasional yaitu demokrasi terpusat, kepemimpinan kolektif, sistem komite, garis massa dan kritik otokritik. Hanya dengan itu pemuda mahasiswa serta seluruh rakyat Indonesia dapat melepaskan diri dari belenggu imperialisme, feodalisme dan kapitalisme birokrat.

BAB I Tentang Organisasi

(Nama, Waktu, Tempat Kedudukan, Azaz, Lambang, Bendera dan Lagu )

Pasal 1 Nama

Organisasi ini bernama Front Mahasiswa Nasional disingkat FMN

Pasal 2

Waktu dan Tempat Kedudukan

FMN didirikan di Jakarta 18 Mei 2003 sampai batas waktu yang tidak ditentukan dan berkedudukan di tempat Pimpinan Pusatnya

(14)

Pasal 3 Azaz Perjuangan Azaz perjuangan FMN adalah Demokrasi Nasional

Pasal 4 Lambang FMN 1. Lambang FMN terdiri dari:

a) Tulisan FMN berwarna merah dengan huruf kapital condong ke kanan yang bagian atasnya dibelah dengan garis horizontal berwarna putih

b) Satu bintang emas di pojok kanan atas tulisan FMN

c) Tulisan Front Mahasiswa Nasional dengan huruf kapital berwarna hitam dibawah tulisan FMN

2. Arti :

a) Tulisan FMN berwarna merah adalah simbol keberanian dalam berjuang b) Huruf kapital condong kekanan dan garis horizontal putih adalah simbol garis

perjuangan menuju cita-cita

c) Bintang emas adalah masa depan perjuangan yang gilang gemilang

d) Tulisan Front Mahasiswa Nasional berwarna hitam adalah simbol ketegasan organisasi

Pasal 5 Bendera

1. Bendera FMN berwarna dasar putih dan di tengahnya terdapat lambang FMN 2. Warna putih adalah simbol dari sifat kesukarelaan dalam berjuang

3. Ukuran bendera adalah 2:3

Pasal 6 Lagu

Lagu FMN adalah Mars FMN

(15)

Tentang Bentuk dan Sifat Organisasi

Pasal 7

FMN adalah organisasi massa mahasiswa yang terbuka bagi seluruh mahasiswa Indonesia tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, golongan dan jenis kelamin

BAB III

Tentang Prinsip-Prinsip Organisasi

Pasal 8

Prinsip-prinsip organisasi dilandaskan pada Demokrasi Terpusat, Kepemimpinan Kolektif, Sistem Komite, Garis Massa dan Kritik Oto Kritik

Pasal 9 Demokrasi Terpusat

1. Demokrasi Terpusat adalah prinsip berorganisasi yang berlandaskan pada demokrasi yang dipusatkan dan kepemimpinan terpusat yang berbasiskan demokrasi, agar terciptanya kesatuan tindakan atau tidak terpecah belahnya massa atau jajaran organisasi ketika harus mengambil suatu tindakan nyata.

2. Pelaksanan prinsip Demokrasi Terpusat adalah :

a. Para pemimpin atau badan pimpinan organisasi harus dipilih dan disahkan secara demokratis dan bertanggung jawab pada forum organisasi yang memilih dan mengesahkannya.

b. Setelah melalui diskusi secara bebas dan terbuka, kemudian telah menetapkan sebuah keputusan maka harus dilaksanakan tanpa pengecualian dengan berpegang pada ketentuan bahwa individu menjadi subordinasi dari organisasi, minoritas tunduk kepada mayoritas dan organisasi di bawah tunduk kepada organisasi di atasnya

c. Badan pimpinan organisasi harus selalu memberikan perhatian atas laporan dan pandangan dari badan pimpinan organisasi di bawahnya dan seluruh

(16)

jajaran anggota organisasi dengan mempelajari laporan atau pandangan tersebut lebih mendalam dan memberikan arahan-arahan atau jalan keluar atas laporan atau pandangan yang bersangkutan

3. Semua badan organisasi harus selalu memberikan laporan pekerjaan secara reguler dan berkala kepada badan pimpinan di atasnya dan harus selalu meminta petunjuk atau arahan tentang persoalan sehingga organisasi di atasnya bisa segera mengeluarkan keputusan atau petunjuk kepada organisasi di bawahnya

Pasal 10

Kepemimpinan Kolektif

1. Kepemimpinan Kolektif adalah prinsip sekaligus metode memimpin yang tidak bertumpu pada segelintir tokoh atau perseorangan yang menonjol di dalam organisasi, sebagai cerminan bahwa organisasi massa adalah milik massa yang diperjuangkan bukan milik segelintir tokoh atau perseorangan yang menonjol di dalam organisasi

2. Pelaksanaan prinsip Kepemimpinan Kolektif adalah :

a. Organisasi harus memilih dan mengesahkan Kepemimpinan Kolektif yang dipilih dan disahkan secara demokratis dalam forum organisasi

b. Keputusan-keputusan organisasi yang ditetapkan oleh badan pimpinan organisasi harus diputuskan secara kolektif oleh seluruh pimpinan dalam badan pimpinan organisasi

c. Badan Pimpinan bertanggungjawab secara kolektif atas berjalannya keseluruhan keputusan atau pekerjaan organisasi

d. Harus selalu dikembangkan pembahasan situasi kolektif di masing-masing badan pimpinan atau komite kerja, sehingga bisa membantu pemecahan atas persoalan-persoalan individu di dalam kolektif demi tetap tegaknya kepemimpinan kolektif di dalam organisasi

Pasal 11 Sistem Komite

(17)

1. Sistem komite adalah pelaksanaan praktek sehari-hari dari prinsip Demokrasi Terpusat dan Kepemimpinan Kolektif.

2. Pelaksanaan sistem komite adalah :

a. Semua anggota akan terlibat dalam bagian-bagian kerja atau komite kerja yang ada dalam organisasi

b. Adanya pimpinan yang dipilih untuk memimpin bagian-bagian kerja atau seluruh organisasi, namun hubungan antara pimpinan dan anggota setara dan bertalian erat

c. Pimpinan tidak memiliki hak khusus, suara pimpinan sama dengan anggota dan bertanggungjawab terhadap jalannya tugas atau pekerjaan yang diemban d. Anggota komite harus mendukung, membantu, menghormati pimpinan,

memberi laporan dan menjaga kelancaran pertemuan

Pasal 12 Garis Massa

1. Garis Massa adalah prinsip yang melandasi semua pekerjaan organisasi sehari-hari dengan berlandaskan bahwa segala sesuatu datang dari massa, dilaksanakan oleh massa dan di kembalikan kepada massa atau dari massa dan untuk massa 2. Pelaksanaan garis massa adalah :

a. Mengerti kepentingan massa b. Memperhatikan perasaan massa c. Mendengar suara massa

d. Mempercayai dan menyimpulkan pikiran massa e. Mengarahkan dan memimpin kehendak massa

3. Menghindari penyakit Komandoisme atau seolah-olah paling tahu tentang massa sehingga asal perintah kepada massa

4. Menghindari penyakit buntutisme atau mengikuti keinginan massa semata tanpa pernah ada upaya untuk memajukan kesadaran massa

(18)

Kritik Oto Kritik

1. Kritik Oto Kritik adalah penilaian atas kerja organisasi dan personal dalam menjalankan program yang telah di sepakati.

2. Prisip Kritik Oto Kritik adalah: a. Tidak saling menjatuhkan

b. Sebelum mengkritik harus melakukan oto kritik terlebih dahulu c. Mau mengakui kesalahan dan mau di betulkan

d. Mengkritik harus memberikan solusi

e. Melakukan Kritik Oto Kritik tanpa memandang teman dan sesui kenyataan/fakta

f. Berhak untuk membela diri atau klarifikasi

BAB IV

Tentang Susunan Organisasi

Pasal 14 Kongres

1. Kongres adalah mekanisme pengambilan kebijakan tertinggi organisasi dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali

2. Kongres berfungsi dan berwenang :

a. Menilai laporan pekerjaan politik dan organisasi nasional di antara 2 (dua) Kongres yang dilaporkan oleh Dewan Pimpinan Pusat

b. Merumuskan, membahas dan mengesahkan Konstitusi dan Program Perjuangan serta aturan-aturan lain yang diperlukan.

c. Memilih dan mengesahkan anggota Dewan Pimpinan Pusat dan calon anggota Dewan Pimpinan Pusat

3. Kongres diikuti oleh seluruh anggota FMN yang tata cara dan jumlah pesertanya di tentukan dalam rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat

(19)

Pasal 15

Dewan Pimpinan Pusat

1. Dewan Pimpinan Pusat adalah Kepemimpinan Kolektif organisasi tingkat nasional di antara 2 (dua) Kongres yang dipilih dan disahkan dalam Kongres 2. Jumlah anggota Dewan Pimpinan Pusat didasarkan atas tingkat perkembangan

serta kebutuhan organisasi

3. Masa pengabdian anggota Dewan Pimpinan Pusat adalah di antara 2 (dua). Kongres. Terhitung sejak disahkan di Kongres

4. Dewan Pimpinan Pusat hanya berfungsi ketika diadakannya Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat. Jika anggota Dewan Pimpinan Pusat tidak terpilih sebagai Pimpinan Harian atau Pimpinan Pusat, maka setelah Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat kedudukannya adalah sebagai anggota

5. Dewan Pimpinan Pusat bertanggungjawab atas terlaksananya keputusan kongres. 6. Dewan Pimpinan Pusat dikoordinasikan oleh Koordinator Dewan Pimpinan Pusat

Pasal 16

Calon Anggota Dewan Pimpinan Pusat

1. Calon Anggota Dewan Pimpinan Pusat adalah calon pengganti Dewan Pimpinan Pusat jika ada anggota Dewan Pimpinan Pusat yang dinonaktifkan oleh Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat

2. Calon Anggota Dewan Pimpinan Pusat dipilih dan disahkan di dalam kongres 3. Jumlah Calon Anggota Dewan Pimpinan Pusat yang akan dipilih dan disahkan

dalam Kongres didasarkan atas tingkat perkembangan serta kebutuhan organisasi 4. Calon Anggota Dewan Pimpinan Pusat Harus mengikuti setiap rapat pleno

Dewan Pimpinan Pusat.

5. Calon Anggota Dewan Pimpinan Pusat hanya mempunyai hak bicara dalam Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat dan tidak mempunyai hak suara

(20)

Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat

1. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat adalah mekanisme pengambilan kebijakan politik dan organisasi tertinggi di antara 2 (dua) kongres

2. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat dilakukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali

3. Khusus setelah kongres, Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat dilakukan sekurang-kurangnya sebulan setelah Kongres dilaksanakan

a. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat berfungsi dan berwenang :

b. Merangkum, menilai dan menyimpulkan pekerjaan politik dan organisasi diantara 2 pleno Dewan Pimpinan Pusat.

c. Menetapkan program kerja politik dan organisasi berdasarkan hasil-hasil Kongres

d. Menjelang pelaksanaan Kongres, Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat harus menyusun laporan pekerjaan politik dan organisasi nasional di antara 2 (dua) Kongres yang akan dilaporkan dan dinilai dalam Kongres yang akan dilaksanakan

e. Menetapkan waktu, kepanitiaan dan tempat penyelenggaraan Kongres atau Kongres Luar biasa

f. Membentuk dan mengesahkan badan pelaksana kerja harian yang selanjutnya di sebut Pimpinan Pusat

g. Menonaktifkan anggota DPP yang dinilai melanggar konstitusi, program perjuangan, dan keputusan-keputusan badan pimpinan organisasi, dan menetapkan calon anggota DPP menjadi anggota DPP

h. Menetapkan tata cara dan jumlah peserta kongres.

4. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat diikuti minimal oleh 50% + 1 dari seluruh anggota DPP

Pasal 18 Pimpinan Pusat

(21)

1. Pimpinan Pusat adalah badan pimpinan harian diantara 2 (dua) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat

2. Pimpinan Pusat dibentuk dan disahkan di dalam Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat

3. Pimpinan Pusat bertugas menjalankan program kerja politik dan organisasi berdasarkan hasil-hasil Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat

4. Dalam melaksanakan kepemimpinan harian, Pimpinan Pusat berhak membuat rencana kerja harian politik dan organisasi yang tidak bertentangan dengan hasil-hasil Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat

5. Pimpinan Pusat minimal terdiri dari Sekretaris Jenderal, koordinator departemen Pendidikan dan Propaganda, koordinator departemen Organisasi, koordinator departemen Pelayanan Rakyat dan koordinator departemen Administrasi dan Keuangan

6. Pimpinan pusat berhak membentuk badan pembantu pelaksana kerja harian Pimpinan Pusat

7. Pimpinan Pusat tidak boleh menjadi pimpinan di organisasi yang lain

8. Pimpinan Pusat harus memiliki kantor atau kesekretariatan nasional di tempat kedudukannya

Pasal 19 Cabang

1. Cabang adalah organisasi yang menghimpun ranting-ranting 2. Sebuah Cabang terdiri dari minimal 3 (tiga) ranting

Pasal 20 Konferensi Cabang

1. Konferensi Cabang adalah mekanisme pengambilan kebijakan tertinggi organisasi di tingkat Cabang dan dilakukan sekurang-kurangnya setahun sekali

(22)

a. Menilai laporan pekerjaan politik dan organisasi tingkat Cabang di antara 2 (dua) Konferensi Cabang yang dilaporkan oleh Dewan Pimpinan Cabang b. Menetapkan usaha-usaha di tingkat Cabang untuk mewujudkan program

perjuangan FMN

c. Memilih dan mengesahkan Dewan Pimpinan Cabang dan calon anggota Dewan Pimpinan Cabang

3. Konferensi Cabang diikuti oleh seluruh anggota cabang yang tata cara dan jumlah pesertanya ditentukan dalam rapat pleno Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 21

Dewan Pimpinan Cabang

1. Dewan Pimpinan Cabang adalah Kepemimpinan Kolektif organisasi tingkat Cabang di antara 2 (dua) Konferensi Cabang yang dipilih dan disahkan dalam konferensi cabang

2. Jumlah anggota Dewan Pimpinan Cabang didasarkan atas tingkat perkembangan serta kebutuhan organisasi

3. Masa pengabdian anggota Dewan Pimpinan Cabang adalah di antara 2 (dua) Konferensi Cabang, terhitung sejak disahkan di Konferensi Cabang

4. Dewan Pimpinan Cabang hanya berfungsi ketika diadakannya Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang. Jika anggota Dewan Pimpinan Cabang tidak terpilih sebagai Pimpinan Harian atau Pimpinan Cabang, maka setelah Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang kedudukannya adalah sebagai anggota.

5. Dewan Pimpinan Cabang bertanggungjawab atas terlaksananya keputusan Konferensi Cabang.

6. Dewan Pimpinan Cabang dikoordinasikan oleh Koordinator Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 22

(23)

1. Calon Anggota Dewan Pimpinan Cabang adalah pengganti Dewan Pimpinan Cabang jika ada Anggota Dewan Pimpinan Cabang yang dinonaktifkan oleh Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang

2. Calon Anggota Dewan Pimpinan Cabang dipilih dan disahkan di dalam Konferensi Cabang

3. Jumlah Calon Anggota Pimpinan Cabang yang akan dipilih dan disahkan dalam Konferensi Cabang didasarkan atas tingkat perkembangan serta kebutuhan organisasi

4. Calon Anggota Dewan Pimpinan Cabang harus mengikuti setiap rapat pleno Dewan Pimpinan Cabang.

5. Calon Anggota Dewan Pimpinan Cabang hanya mempunyai hak bicara dalam Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang dan tidak mempunyai hak suara

Pasal 23

Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang

1. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang adalah mekanisme pengambilan kebijakan politik dan organisasi di antara 2 (dua) Konferensi dan dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali

2. Khusus setelah Konferensi Cabang, Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang dilakukan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari setelah Konferensi Cabang dilaksanakan

3. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang berfungsi dan berwenang :

a. Merangkum, menilai dan menyimpulkan pekerjaan politik dan organisasi diantara 2 pleno.

b. Menetapkan program kerja politik dan organisasi tingkat Cabang berdasarkan hasil-hasil Konferensi Cabang dan kebijakan organisasi di atasnya

c. Menjelang pelaksanaan Konferensi Cabang, Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang harus menyusun laporan pekerjaan politik dan organisasi tingkat Cabang di antara 2 (dua) Konferensi Cabang yang akan dilaporkan dan dinilai dalam Konferensi Cabang yang akan dilaksanakan

(24)

d. Menetapkan waktu, kepanitian dan tempat penyelenggaraan Konferensi Cabang atau Konferensi Cabang Luar biasa

e. Menetapkan tata cara dan jumlah Peserta Konferensi Cabang

f. Membentuk dan mengesahkan badan pelaksana kerja harian yang selanjutnya di sebut Pimpinan Cabang

g. Menonaktifkan anggota DPC yang dinilai melanggar konstitusi, program perjuangan, dan keputusan-keputusan badan pimpinan organisasi, dan menetapkan calon anggota DPC menjadi anggota Dewan Pimpinan Cabang. 4. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang diikuti minimal oleh 50% + 1 dari

seluruh jumlah DPC

Pasal 24 Pimpinan Cabang

1. Pimpinan Cabang adalah badan pimpinan harian diantara 2 (dua) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang

2. Pimpinan Cabang dibentuk dan disahkan dalam Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang

3. Pimpinan Cabang bertugas menjalankan program kerja politik dan organisasi berdasarkan hasil-hasil Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang dan kebijakan organisasi di atasnya

4. Dalam melaksanakan kepemimpinan harian, Pimpinan Cabang berhak membuat rencana kerja harian politik dan organisasi yang tidak bertentangan dengan hasil-hasil Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang dan kebijakan organisasi di atasnya 5. Pimpinan Cabang minimal terdiri dari Sekretaris Jenderal, koordinator

departemen Pendidikan dan Propaganda, koordinator departemen Organisasi, koordinator departemen administrasi dan Keuangan, dan koordinator departemen pelayanan terhadap rakyat.

6. Pimpinan Cabang berhak membentuk badan pembantu pelaksana kerja harian Pimpinan Cabang

(25)

8. Pimpinan Cabang harus memiliki kantor kesekretariatan.

Pasal 25 Ranting

1. Ranting adalah organisasi terendah yang menghimpun anggota-anggota di suatu perguruan tinggi

2. Ranting menghimpun minimal 81 anggota

Pasal 26

Rapat Umum Anggota Ranting

1. Rapat Umum Anggota Ranting adalah mekanisme pengambilan kebijakan tertinggi organisasi di tingkat ranting dan dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali

2. Rapat Umum Anggot a ranting berfungsi dan berwenang :

a. Menilai laporan pekerjaan politik dan organisasi tingkat Kampus

b. Menetapkan usaha-usaha di tingkat ranting untuk mewujudkan program perjuangan FMN

c. Memilih dan mengesahkan badan pimpinan harian di tingkat ranting yang kemudian di sebut Pimpinan ranting

3. Rapat Umum Anggota Ranting diikuti minimal oleh 50%+1 dari seluruh anggota Ranting

Pasal 27 Pimpinan Ranting

1. Pimpinan Ranting adalah Pimpinan Harian tingkat ranting di antara (dua) Rapat Umum Anggota Ranting

2. Pimpinan Ranting dipilih dan disahkan dalam Rapat Umum Anggota Ranting 3. Pimpinan Ranting bertugas menjalankan program kerja politik dan organisasi

berdasarkan hasil-hasil Rapat Umum Anggota Ranting dan kebijakan organisasi di atasnya

(26)

4. Dalam melaksanakan kepemimpinan harian, Pimpinan Ranting berhak membuat rencana kerja harian politik dan organisasi yang tidak bertentangan dengan hasil-hasil Rapat Umum Anggota Ranting dan kebijakan organisasi di atasnya

5. Pimpinan Ranting minimal terdiri dari Sekretaris Jenderal, koordinator departemen Pendidikan dan Propaganda, koordinator Departemen Organisasi, koordinator departemen pelayanan rakyat dan koordinator departemen Administrasi dan Keuangan.

6. Pimpinan Ranting berhak membentuk badan pembantu pelaksana kerja harian Pimpinan Ranting

7. Pimpinan Ranting tidak boleh menjadi pimpinan organisasi yang lain 8. Pimpinan Ranting harus memiliki kantor kesekretariatan.

Pasal 28

Rapat-rapat Organisasi

1. Rapat Pimpinan Harian adalah rapat koordinasi di tingkat pimpinan harian yang diikuti oleh Sekretaris Jenderal dan Koordinator departemen dan dilakukan sekurang-kurangnya sebulan sekali

2. Rapat Pimpinan Harian berfungsi dan berwenang :

a. Menyusun dan menetapkan rencana kerja harian politik dan organisasi

b. Melakukan evaluasi atas pekerjaan harian politik dan organisasi yang dijalankan

c. Menunjuk dan mengangkat badan pembantu pelaksana kerja harian untuk membantu kelancaran pekerjaan harian

3. Rapat departemen adalah rapat koordinasi internal masing-masing departemen yang diikuti oleh wakil sekjen dan badan pembantu departemen dan dilakukan sekurang-kurangnya sebulan sekali

4. Rapat departemen berfungsi dan berwenang :

a. Menyusun dan menetapkan rencana kerja harian yang telah ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Harian

(27)

5. Rapat-rapat lainnya adalah rapat-rapat yang diselenggarakan berdasarkan kebijakan organisasi

BAB V

Tentang Keanggotaan

Pasal 29

Anggota FMN adalah mahasiswa berkewarganegaraan Indonesia yang kuliah di perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri.

Pasal 30 Syarat Keanggotaan

1. Setiap mahasiswa berkewarganegaraan Indonesia yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi dan atau yang sederajat

2. Menyetujui Konstitusi FMN dan Program Perjuangan FMN

3. Bersedia mengisi formulir pendaftaran dan membayar iuran pangkal

Pasal 31 Kewajiban Anggota

1. Mentaati konstitusi, keputusan-keputusan, dan ketetapan-ketetapan organisasi 2. Terlibat aktif dalam kerja-kerja organisasi

3. Menjaga nama baik organisasi

4. Menjadi teladan bagi massa mahasiswa

5. Membayar iuran pangkal dan iuran anggota secara tertib dan berkala 6. Menjaga dan merawat fasilitas organisasi

Pasal 32 Hak Anggota 1. Mendapatkan pendidikan dari organisasi

(28)

2. Mendapatkan informasi serta penjelasan mengenai kebijakan organisasi dan agenda-agenda organisasi

3. Mendapatkan perlindungan dari organisasi

4. Mengajukan usul, saran, komentar, dan kritik kepada organisasi sesuai aturan yang berlaku

5. Menggunakan fasilitas organisasi untuk menunjang kerja-kerja organisasi 6. Memiliki hak dipilih dan memilih sebagai pimpinan organisasi

7. Mendapatkan KTA, Program perjuangan, dan Konstitusi

Pasal 33 Masa Keanggotaan Masa keanggotaan berakhir ketika:

1 Anggota meninggal dunia 2 Dikeluarkan dari organisasi 3 Mengundurkan diri

4 Hilang Ingatan/Gila

5 Tidak terdaftar lagi sebagai mahasiswa selama dua tahun. Terhitung sejak tidak tercatat sebagai mahasiswa.

Pasal 34

Rangkap Keanggotaan

Rangkap keanggotaan adalah rangkapnya status keanggotaan di luar FMN 1. Anggota FMN Tidak dibenarkan menjadi anggota organisasi Massa lain.

2. Anggota FMN yang mempunyai kedudukan dalam organisasi lain harus menyesuaikan tindakannya dengan Konstitusi dan Program Perjuangan FMN

Pasal 35 Mutasi Anggota

(29)

1. Mutasi Anggota adalah perpindahan anggota dari FMN tempat dimana yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota ke tempat lain di luar asal keanggotaannya

2. Hal-hal mengenai mutasi anggota akan diatur oleh kebijakan organisasi

BAB VI

Tentang Keuangan dan Kerumahtanggaan

Pasal 36 Keuangan Organisasi

1. Keuangan adalah segala pendanaan yang dibutuhkan organisasi untuk membiayai seluruh pekerjaan organisasi

2. Sumber keuangan organisasi diperoleh dari :

a. Iuran pangkal adalah iuran yang wajib dibayarkan oleh anggota pada saat mengisi formulir pendaftaran anggota yang besarannya disesuaikan dengan pengadaan KTA, Program perjuangan, dan Konstitusi

b. Iuran bulanan anggota adalah iuran wajib yang dibayarkan setiap bulannya sebesar Rp 5000,00 (Lima ribu Rupiah) dengan pembagian Rp 2000,00 untuk kampus, Rp 2000,00 untuk cabang dan Rp 1000,00 untuk pusat

c. Iuran lain-lain yang diatur berdasarkan kebijakan organisasi adalah iuran wajib pada saat dibutuhkan oleh organisasi berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi

d. Usaha ekonomi produksi adalah usaha mandiri yang dijalankan dan dipimpin oleh organisasi

e. Kerjasama dengan pihak-pihak di luar organisasi yang bersifat tidak mengikat adalah kerjasama yang saling menguntungkan sepanjang tidak melanggar Konstitusi dan Program Perjuangan

f. Sumbangan Sukarela dari Individu atau organisasi yang bersifat sukarela dan tidak mengikat terhadap organisasi.

(30)

Pasal 37 Pelanggaran

Pelanggaran adalah tindakan anggota yang di nilai telah bertentangan dengan konstitusi, program perjuangan FMN dan ketetapan-ketetapan badan pimpinan organisasi

Pasal 38 Sanksi

1. Sanksi adalah pemberian hukuman kepada anggota yang di nilai telah melakukan pelanggaran

2. Sanksi pelanggaran berat berupa pemecatan sebagai anggota FMN secara tidak hormat

3. saksi pelanggaran ringan berupa surat teguran tertulis dan kebijakan-kebijakan organisasi lainnya yang bersifat mendidik.

Pasal 39

Mekanisme Pemberian Sanksi

1. Pemberian saksi harus di laksanakan dalam rapat organisasi dengan atau tanpa di hadiri oleh anggota yang di nilai telah melakukanpelanggaran.

2. Sebelum dijatuhkan sanksi anggota yang di nilai telah melakukan pelanggaran berhak untuk memberikan klarifikasi atas pelanggaran yang telah di lakukan kepada organisasi

3. jika kemudian hari terbukti bahwa anggota yang di jatuhi sanksi dinilai tidak melakukan pelanggaran, maka organisasi berkewajiban memulihkan nama baik anggota tersebut.

Pasal 40 KeadaanLuar Biasa

(31)

1. Keadaan luar biasa adalah keadaan di mana terjadi sesuatu yang membahayakan keberlangsungan organisasi secara politik dan organisasi di mana organisasi tidak mampu lagi berfungsi secara harian sebagaimana mestinya.

2. Dalam keadaan demikian, maka bisa dilakukan sebuah kongres luar biasa, konfrensi cabang luar biasa, dan rapat umum anggota ranting luar biasa.

3. Kongres luar biasa dapat di selenggarakan jika di usulkan minimal oleh 50%+1 dari jumlah cabang melalui pimpinan pusat.

4. Konferensi Cabang luar biasa dapat diselenggarakan jika diusulkan minimal oleh 50%+1 dari Jumlah kampus melalui Pimpinan Cabang.

5. Rapat Umum Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan jika diusulkan minimal oleh 50%+1 jumlah anggota ranting.

Pasal 41

Pembubaran Organisasi

1. Pembubaran organisasi hanya bisa dilakukan melalui kongres atau kongres luar biasa

2. Keputusan pembubaran organisasi sekurang-kurangnnya di setujui oleh ¾ peserta kongres atau kongres luar biasa

3. Apa bila terjadi pembubaran organisasi maka seluruh inventaris organisasi harus di serahkan kepada organisasi yang segaris dengan program perjuangan FMN

PENUTUP

Tentang Aturan Tambahan dan Peralihan

Pasal 42 Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur dalam konstitusi akan diatur kemudian melalui aturan-aturan organisasi.

Pasal 43 Peralihan

(32)

Konstitusi ini berlaku sejak tanggal di tetapkan. Keputusan-keputusan dan ketetapan-ketetapan lain yang berlaku sebelum di tetapkanya konstitusi ini harus menyesuaikan dan dianggap tidak berlaku lagi

(33)

2.3 DPP dan CALON DPP FMN 2009/2011

No Nama Cabang No Telepon Jabatan

1 Jeremia Ginting Suka Medan 081375553459 Anggota DPP 2 A.F.P.W Jombang 085648196793 Anggota DPP 3 Mario Kulas Mataram 08990232229 Anggota DPP 4 Catur Widi Asmoro Purwokerto 085227655611 Anggota DPP 5 Ummu Shonnifah Wonosobo 081386006114 Anggota DPP 6 Nursohib Anshori Malang 085232459333 Anggota DPP 7 Muhaimin Pontianak 085750434678 Anggota DPP 8 Asep Safudin Bandung 085659202985 Anggota DPP 9 Rosidi Jakarta 081380905780 Anggota DPP 10 Sapta Putra Wahyudi Palembang 081532834053 Anggota DPP

11 Bonar Palu 081341250918 Anggota DPP

12 M. Syaiful Mataram Anggota DPP

13 Wardihan Makassar 085255061083 Anggota DPP 14 Hari Kusuma Purwokerto 085691920368 Anggota DPP

15

Fredi Sony Sitanggang Bandar

Lampung 081369450858 Anggota DPP 16 M. Isnaini Surabaya 08563400677 Anggota DPP 17 Berri Pana Sitepu Medan 085361043854 Anggota DPP 18 M. Duhri Malang 081558327273 Anggota DPP 19 Mawardi Lotim 081915787126 Anggota DPP 20 Ika Amaliyah Bandung 081808114951 Anggota DPP 21 Samsul Arifin Denpasar 081999551302 Anggota DPP 22 Andi Norroni Bandung 085220267433 Anggota DPP 23 Amran Halim Bandung 085722529556 Anggota DPP 24 Kholisa Bara Jambi 085266310976 Anggota DPP 25 Yugo Daniyanto Jogjakarta 08562876445 Anggota DPP 26 Lalu M. Hasan HS AME, Mataram 081999431816 Calon Anggota

(34)

SPd DPP 27 Edi Suito Jombang 08563265914 Calon Anggota DPP 28 Mohammad Isa Jakarta 081311513171 Calon Anggota DPP 29 Nursia Rahma Jogjakarta 081227357648 Calon Anggota DPP 30 Hendro Purba Mataram 081917953230 Calon Anggota DPP

Gambar

Gambar 1  AKSI HPI 2008
Gambar  4  Aksi Harkitnas 2007
Gambar 5  Aksi HTN 2007
Gambar 7  Aksi hari HAM 2008
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau mengalami kenaikan sebanyak 1.558 rumah

Meskipun beberapa jenis pajak Daerah dan Retriusi Daerah sudah ditetapkan dalam undang-undang nomor 34 tahun 2000, namun daerah Kabupaten atau Kota diberi peluang

Masih dari data RISKESDAS tersebut menyebutkan prevalensi dari penderita DM cenderung meningkat pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki dan terjadi peningkatan

(2) MUSDA Tingkat Kabupaten/Kota diadakan setiap 4 (empat) tahun sekali, namun dalam keadaan luar biasa dapat dipercepat atau ditunda atas persetujuan Pengurus

Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat pengungkapan karena perusahaan dengan kondisi keuangan yang kuat akan cenderung melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada

Alur , Formulir permintaan informasi publik dan formulir pernyataan keberatan atas permohonan informasi KETUA PPID PEMBANTU Tahun 2015, 2016, 2017 Hard & Soft (file_pdf)

Rancangan kajian disusun meliputi hal-hal seperti berikut ini: (1) sistem perairan kawasan Rawa Tripa, (2) maksud peruntukan reklamasi Rawa Tripa, (3) sistem dan

• Suku bunga kredit Rupiah tertinggi adalah Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 16 persen sedangkan terendah Admistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial