• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi pada wanita yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi pembentukan zigot dan akhirnya menjadi janin yang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam uterus sampai proses persalinan.

Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kali disebut primigravida atau gravida 1. seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan. Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain itu bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang dibayangkannya belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis (Kartono, 1992).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kondisi psikologi dan emosi seorang ibu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dalam kandungannya. Oleh karena itu, untuk ibu hamil, perlu mengetahui keadaan kehamilannya, perubahan fisik dan psikologis selama ia hamil, dan mendapat pengetahuan yang cukup dalam menjalani masa kehamilan sebelum memasuki tahap melahirkan nantinya sebab ”Happy Babies Begin With Happy Pregnancy”.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain : 1. Bagaimana gambaran tentang proses kehamilan?

2. Bagaimana perubahan psikologis yang terjadi selama ibu hamil?

3. Bagaimana pengaruh perubahan psikologis terhadap janin yang dikandung? 4. Bagaimana kiat dalam menghadapi perubahan psikologis pada ibu hamil?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran tentang proses kehamilan.

2. Untuk mengetahui perubahan psikologis yang terjadi selama ibu hamil.

3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan psikologis terhadap janin yang dikandung.

4. Untuk mengetahui kiat dalam menghadapi perubahan psikologis pada ibu hamil.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Proses Kehamilan

Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. Pembuahan itu sendiri berlangsung setelah terjadi hubungan seksual (persetubuhan) antara lawan jenis, meskipun tidak semua hubungan seksual akan menghasilkan pembuahan.

Pembuahan hanya dapat terjadi ketika wanita sedang dalam masa subur. Pada masa itu, seorang wanita akan melepaskan sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi.

Dalam keadaan normal, seorang pria akan mengeluarkan jutaan sperma saat melakukan persetubuhan. Dari berjuta-juta sel sperma tersebut, hanya satu yang akan berhasil membenamkan diri dalam dinding sel telur yang sudah masak, dan menyatukan dua inti sel.

Sel yang dibuahi akan membelah diri. Mula-mula menjadi 2, lalu 4, 8, 16. 32, 64, dan seterusnya. Seminggu setelah pembuahan, kelompok sel yang terus tumbuh itu telah sampai di dalam rongga rahim dan melekatkan diri di dinding rahim (uterus).

Bila berlangsung normal, proses kehamilan akan berjalan terus sampai janin siap untuk dilahirkan ke dunia. Tahap-tahap kehamilan dikelompokkan menjadi tiga trimester, yaitu trimester pertama, kedua, dan ketiga. Trimester pertama adalah trimester yang sangat menentukan karena pada trimester inilah pembentukan organ yang fital telah dimulai, termasuk pembentukan dan perkembangan otak. Selama periode ini, hanya terjadi sedikit kenaikan berat badan, kemungkinan tidak melebihi 2,25 kg selama 13 minggu. Perut akan berubah karena pembesara rahim 7,6 cm di bawah pusar. Janin belum bergerak pada masa ini.

Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang akan mengenali ibu yang sedang hamil. Pada akhir trimester kedua, rahim akan membesar sekitar 7,6 cm diatas pusar. Pertambahan berat badan rata – rata 7,65 – 10,8 kg termasuk pertambahan berat dari trimester pertama. Janin mulai aktif bergerak pada periode ini.

(4)

Pada trimester ketiga ibu akan mengalami banyak perubahan fisik selama trimester ini karena bayi tumbuh pesat. Menjelang persalinan, rahim membesar 16,5 – 20,3 cm di atas pusar. Bobot bayi bertambah pesat pada trimester ketiga, meskipun kemungkinan berat badan sebelumnya stabil. Total pertambahan berat badan ibu hingga trimester ketiga antara 11,5 – 15,75 kg.

Tiap-tiap trimester membawa peranan penting dan sebisa mungkin harus dijaga dengan baik. Kehamilan itu unik bagi setiap perempuan. Jadi, tidak perlu cemas bila kehamilan salah seorang perempuan mengalami pengalaman sedikit berbeda dengan ibu hamil lainnya. Bagi perempuan kehamilan adalah suatu anugerah yang ditunggu – tunggu kehadirannya. Belum lengkap rasanya bagi seorang perempuan jika belum dapat melahirkan seorang keturunan.

2.2 Perubahan Psikologis Selama Ibu Hamil

Bagi setiap wanita kehamilan yang dialaminya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri dimana dengan kehamilan tersebut secara psikologis memberikan kepercayaan diri yang kuat bahwa ia adalah memang benar-benar telah menjadi wanita sejati. Secara sosial pun ia akan merasa lebih percaya diri dalam kehidupan bermasyarakat. Di sisi lain kehamilan apalagi kehamilan pertama membawa efektifitas yang tidak bisa begitu saja disepelekan. Secara fisik ibu hamil akan merasa letih, lesu, payah, dan sebagainya. Sedangkan secara psikologis ibu hamil akan dibayangi dan dihantui rasa cemas dan takut akan hal-hal yang mungkin akan terjadi baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya. Dengan makin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan (Kartono, 1992). Rasa takut menjelang persalinan menduduki peringkat teratas yang paling sering dialami ibu selama hamil (Lestaringsih, 2006).

Dra. Risa Kolopaking, Msi., seorang psikolog pada RSIA Hermina Bekasi menjelaskan bahwa : “Selama hamil, sangat normal apabila calon ibu mengalami mood swing, emosi dan suasana hati yang naik-turun secara fluktuatif. Sebagian besar ibu hamil

(5)

mengalaminya, gejala ini ada yang ringan, dan ada yang ekstrim. Penyebab secara internal, perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil. Di samping faktor psikologis yang juga bisa sebagai pencetusnya.”

Dalam masa kehamilan yang terbagi atas tiga trimester, tiap trimester membawa perubahan psikologis pada ibu hamil. Perubahan – perubahan tersebut diantaranya :

♦ Trimester pertama

Pada trimester pertama atau bisa disebut Periode Adaptasi, ibu hamil akan mengalami perubahan psikologis seperti :

1. Merasa tidak sehat & benci kehamilannya.

2. Slalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya. 3. Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang

hamil.

4. Kehamilan masih dirahasiakan.

5. Mengalami gairah seks yangg lebih tinggi, tapi libido turun.

6. Sebagian besar perempuan bersikap ambivalen tentang kehamilannya. 7. Khawatir kehilangan bentuk tubuh.

8. Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga. 9. Ketidakstabilan emosi dan suasana hati

10. Perasaan was-was, takut, gembira, dll ♦ Trimester kedua

Sedang pada trimester kedua atau disebut dengan Periode Kesehatan, ibu hamil mengalami perubahan psikologis seperti :

1. Ibu sudah merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.

2. Ibu mulai merasakan gerakan bayinya dan merasakan kehadiran bayi sebagai seseorang di luar dirinya.

3. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa bebannya. 4. Libido atau gairah seks meningkat.

♦ Trimester ketiga

Dan pada trimester ketiga yang disebut dengan Periode Penunggu, perubahan psikologis yang terjadi yaitu :

(6)

2. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal.

3. Rasa tidak nyaman kembali terjadi merasa dirinya aneh dan jelek. 4. Semakin ingin menyudahi kehamilannya.

5. Tidak sabaran dan resah.

6. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.

7. Mulai menebak-nebak jenis kelamin bayinya dan mempersiapkan nama. 8. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.

Perubahan-perubahan tersebut wajar dan kerap kali umumnya terjadi pada ibu hamil. Meskipun calon ibu tak menyadari adanya perubahan emosi yang fluktuatif bahkan ketika telah terakumulasi menjadi depresi, setiap ayah dan ibu harus menerima kenyataan bahwa perubahan yang dialami ibu hamil, tak hanya sebatas perubahan fisik.

2.3 Pengaruh Perubahan Psikologis Terhadap Janin yang Dikandungnya

Beban fisik dan mental biasa dialami oleh ibu hamil karena perubahan fisik dan hormonalnya, seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi emosi yang naik turun. Beban ini sering diperparah dengan munculnya trauma-trauma kehamilan, sehingga masalah yang dihadapi ibu pun makin kompleks. Bila beban trauma ini terus berlanjut, dampaknya akan berbekas pada janin. Untuk itu, ibu hamil tidak boleh memperhatikan kesehatan fisik saja, melainkan juga kesehatan psikologisnya. Salah satunya dengan menghindari trauma masa hamil yang dapat berujung pada stres, yakni timbunan permasalahan yang tidak bisa diatasi dengan baik (Adelaar MSc).

Tidak semua ibu menyadari bahwa aspek fisik dan psikis adalah dua hal yang terkait erat, saling pengaruh – mempengaruhi, atau hampir tidak terpisahkan. Jika kondisi fisiknya kurang baik, maka proses berpikir, suasana hati, kendali emosi dan tindakan yang bersangkutan dalam kehidupan sehari-hari akan terkena imbas negatifnya. Antara lain, suasana hati atau keadaan emosi cepat berubah, kepekaan meningkat, dan perubahan pola atau pilihan makanan yang juga akan berpengaruh pada konsep diri sang ibu.

(7)

mempengaruhi aktivitas fisiologis dalam dirinya. Suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain. Trauma, stres, atau tekanan psikologis juga dapat memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, mudah marah, gelisah, pening, mual atau merasa malas.

Pengaruh kondisi psikologis ibu yang mengalami masalah ini terhadap perkembangan janin sangat terasa jika kejadiannya berlangsung di trimester pertama. Pada masa ini pertumbuhan awal baru dimulai, sehingga janin sangat rentan terhadap pengaruh dari luar, didukung susunan syaraf pusat dan jantung yang sudah bertumbuh. Dari luar, pada janin juga sudah tampak mata, hidung, mulut yang mini, dan tunas bakal tangan serta kaki. Kemudian, di akhir trimester pertama, janin mulai bergerak, bernapas dan mencerna makanan. Itulah mengapa fase ini rentan terhadap gangguan, apalagi yang bersifat traumatis sperti masalah kecemasan yang dialami ibu. Sebenarnya, beban trauma terhadap janin akibat kondisi psikologis ibu yang tidak stabil bisa dihindari apabila ibu cepat menenangkan diri. Hal yang lebih dikhawatirkan adalah bila perubahan psikologis saat kehamilan tersebut membuat ibu tidak memperhatikan kehamilannya, jatuh sakit, minum obat-obatan sembarangan, apalagi mengonsumsi zat berbahaya yang akan berdampak fatal pada janin. Menurut Shinto (2009) janin yang dikandung oleh para ibu yang mengalami stres berat dan tidak memperhatikan kehamilannya banyak yang mengalami kelainan perkembangan pada kedua belahan otaknya. Misalnya, otak kiri tidak dapat memproses informasi lebih cepat daripada belahan otak bagian kanan, sehingga mengakibatkan hambatan dalam perkembangan kemampuan berbahasa anak di kemudian hari. Penelitian lain menunjukkan, ibu hamil yang mengalami trauma dan stres berkepanjangan karena masalah rumah tangga cenderung melahirkan anak hiperaktif. Dampak yang terjadi pada anak-anak memang tidak mudah diramalkan sebelumnya. Oleh karena itu, cara yang terbaik adalah melakukan pemeliharaan diri secara fisik dan psikologis selama masa kehamilan.

Usai trimester pertama, biasanya beban kehamilan sudah bisa diantisipasi lebih baik. Selain perubahan hormonal lebih stabil, ibu pun sudah mulai terbiasa dengan

(8)

kondisi tubuhnya. Sementara, janin pun sudah lebih kuat dari sebelumnya. Namun demikian, ibu tetap perlu berhati-hati mengingat di akhir trimester kedua janin mulai mampu mendengar dan dapat bereaksi terhadap sentuhan dari luar. Janin pun sudah bisa merasakan kondisi psikologis orang tuanya. Kondisi ibu yang selalu menyenangkan bisa membuat pertumbuhan janin optimal. Sedangkan bila tidak, mungkin saja ada gangguan-gangguan yang nantinya bisa berpengaruh pada kondisi psikologis anak setelah lahir.

Selain itu, stres pada ibu hamil juga memicu kelahiran prematur dan tidak berkembangnya janin. Beberapa penyebab janin tidak berkembang, antara lain :

1. Genetic, bukan soal factor keturunan, melainkan dari sperma atau sel telur. Dalam hal ini kualitas dan kuantitas sperma serta sel telur tidak baik sehingga saat penyatuan keduanya hasilnya tidak berkembang secara prima.

2. Infeksi TORCH, yang disebabkan toksoplasma, rubella, CMV atau cito megalo virus, hepes simplex I dan simplex II. Dalam hal ini yang dilihat adalah reflek di tubuh kita, yaitu terbentuknya antibody terhadap kuman dan virus ini. Jika diasumsikan bermasalah harus segera diterapi.

3. ACA (anticardiolipin) atau pembekuan yang menyumbat pembuluh-pembuluh darah yang arahnya ke janin sehingga akhirnya pertumbuhan janin terhenti.

Tidak semua janin dapat berkembang dengan sempurna, ada kalanya terjadi kelainan-kelainan pada janin. Kelainan-kelainan pada janin diantaranya adalah :

1. Teratoma, yaitu tumor yang mengandung jaringan derivate dua, tiga lapis benih. Terjadi saat janin masih embrio. Terjadi teratoma adalah karena embrio awal (tingkat clivage, blastula, awal grastula) lepas dari control organizer. Ia seperti tubuh yang kembar tidak seimbang yang satu dapat tumbuh normal yang lain hanya gumpalan jaringan yang tidak utuh atau tidak wajar. Teratoma disebut juga fetus in fetu atau bayi dalam bayi.

2. Sindrom down, yaitu kelainan fisik janin dengan cirri-ciri yang khas seperti retardasi mental, kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah (hypotonia), leukemia, hingga gangguan penglihatandan pendengaran. Kelainan ini terjadi karena kelainan pada kromosom yaitu pada kromosom 21. pada penderita ini memiliki tiga unting kromosom 21 (Corebima, 1997)

(9)

3. Sindrom Edward, yaitu kelainan pada janin karena kromosom janin mengalami kelainan. Kelainan ini terjadi karena kromosom 18nya mengalami kelebihan yaitu terdapat tiga untai kromosom 18. Ciri kelainan janin ini adalah retardasi mental berat, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala dan pinggul keci, kelianan pada tangan dan kaki.

4. Sindrom Patau, nama lain dari trisomi 13. Hal ini karena terjadi kelainan pada kromosom ke 13 dari penderita tersebut, yaitu memiliki tiga untai kromosom 13. Ciri dari kelainan ini adalah bibir sumbing, gangguan berat pada perkembangan otak, jantung ginjal, tangan, dan kaki. Biasanya jika gejalanya sangat berat janin akan mati setelah beberapa saat dari kelahiran.

5. Talasemia, yaitu salah satu kelaina pada janin. Talasemia ini memiliki cirri dimana tubuh kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga penderita mengalami anemia berat akibatnya harus transfusi darah seumur hidup.

6. Fenilketinoria, yaitu gangguan metabolisme salah satu jenis asam amino pembentuk protein yaitu fenilalanin yang menyebabkan hambatan atau radiasi mental. Kelainan ini jika dideteksi sejak dini dapat diminimalkan dengan cara memberi asupan fenilalanin yang banyak terdapat pada keju, susu, telur, ikan, daging, pemberian obat atau vitamin tertentu.

2.4 Kiat dalam Menghadapi Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil

Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya. Berikut beberapa kiat menghadapi perubahan psikologis pada ibu hamil :

1. Informasi

Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal – hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat

(10)

ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.

2. Komunikasi dengan suami

Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri anda. Tidak jarang jika anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

3. Rajin chek up

Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang anda jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.

4. Makan sehat

Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat – zat adiktif, alcohol, rokok, atau obat – obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.

5. Jaga penampilan

Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan anda yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.

6. Kurangi kegiatan

Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, anda dan suami hars sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.

7. Dengarkan musik

Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stress. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berdzikir, yoga, atau relaksasi lainnya.

(11)

8. Senam Hamil

Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5 – 6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot – otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan jua memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.

9. Latihan pernafasan

Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernafasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.

(12)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

1. Selama menjalani masa kehamilannya, seorang ibu hamil mengalami perubahan psikologis, sehingga ibu hamil membutuhkan dukungan dari lingkungan sosial dan keluarganya untuk membantu melampaui masalah perubahan psikologisnya tersebut.

2. Perubahan keadaan psikologis ibu hamil sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya.

3. Terdapat beberapa kiat yang dapat membantu ibu hamil menghadapi perubahan psikologisnya selama masa kehamilan.

Saran

1. Seorang ibu hamil dan keluarganya harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan selama masa kehamilan dan setelah persalinannya, mencakup perubahan fisik, psikologis, peran dan perubahan-perubahan lainnya.

2. Seorang bidan pada khususnya dan tenaga kesehatan lain pada umumnya seharusnya memiliki kemampuan untukmembantu ibu menerima perubahanyang dialami selama masa kehamilan dengan memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat untuk ibu hamil.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Koswara. 2009. makalah Perubahan Psikologi Ibu hamil. Bekasi: Departemen Kesehatan RI

Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita Jilid 2: Mengenal Wanita Sebagai Ibu Dan Nenek. Bandung: Mandar Maju

Kushartanti, W., Soekamti, E. R., & Sriwahyuniati, C. F. (2004). Senam Hamil: Menyamankan Kehamilan, Mempermudah Persalinan. Yogyakarta: Lintang Pustaka. Kalil, K. M., Gruber, J. E., Conley, J. G., & LaGrandeur, R. M. (1995). Relationships among Stress Anxiety Type A, and Pregnancy-Relate Complications. Journal of Prenatal and Perinatal Psychology and Health. Vol. 9 (3), 221-232.

Dariyo, A. (1997). Hubungan antara Percaya Diri dengan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi pada Wanita Hamil Pertama. Skripsi. tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Zinbarg, R. E., Craske, M. G., & Barlow, D. H. (1993). Therapist’s Guide for The Mastery of Your Anxiety and Worry (MAW) Program. United States of America: Graywind Publications Incorporated. Primatia Yogi Wulandari

Saleh, R. (2005). Bidan Praktek Swasta Akan Beri Layanan Gratis. 01 April 2005. www.bisnis.com.

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga, sebagian partai politik mengeluhkan dan bahkan memprotes ketentuan KPU yang mewajibakan partai politik memenuhi kuota 30% calon perempuan di setiap daerah pemilihan;

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Hasil karakterisasi magneto-elastisitas sebagaimana dijelaskan di atas menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil menghasilkan ferrogel dari sintesis pasir besi pantai

Kondisi yang relatif baik untuk proses hidrolisis titanyl sulfat pada pembuatan titanium dioksida (TiO 2 ) dari mineral ilmenit dengan asam sulfat adalah pH 1.5 dan suhu reaksi 95

(2008), dan Babihoe (2009) menunjukkan bahwa penerapan model PTT pada padi sawah dengan mengintroduksikan komponen-komponen teknologi budi daya sinergis mampu meningkatkan

Hasil keseluruhan dari evaluasi terhadap karakteristik fisik granul dan tablet yang tertera pada Tabel 2 dan Tabel 3 memberi gambaran bahwa kelima formula tablet lepas

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa perspektif atau sudut pandang Ibu IS dan Bapak R itu pertama kali mengetahui mengenai BSM

management accounting merupakan suatu metode yang tepat dalam mengatasi. masalah