• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLIKULTUR ABALONE (Haliotis sp) DAN IKAN HIAS CLOWNFISH (Amphiprion sp.) SECARA TERKONTROL DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI WADAH BUDIDAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLIKULTUR ABALONE (Haliotis sp) DAN IKAN HIAS CLOWNFISH (Amphiprion sp.) SECARA TERKONTROL DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI WADAH BUDIDAYA."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

POLIKULTUR ABALONE (Haliotis sp) DAN IKAN HIAS CLOWNFISH (Amphiprion sp.) SECARA TERKONTROL DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI WADAH BUDIDAYA

Oleh :

M. Nurul Huda*), Arsyad Sujangka**), dan Hery Setyabudi**)

Abstrak

Kegiatan pembesaran abalone (Haliotis sp.) selama ini telah banyak dilakukan, mulai dari pembesaran di bak terkontrol, di daerah pasang surut dengan menggunakan keranjang beton, mapun di laut dengan menggunakan karamba jaring apung. Begitu pula pembesaran ikan hias clownfish (Amphiprion sp.) telah banyak dilakukan di akuarium dan bak fiber yang terkontrol. Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok telah mengembangkan pembesaran secara polikultur antara abalone dan clownfish. Pembesaran abalone menggunakan bak beton panjang sejumlah 3 bak dengan volume 10 m³ (10x1x1m), dilakukan melalui cara benih abalone di tempatkan ke dalam keranjang kotak kemudian digantungkan pada kayu tepat diatas bak beton tersebut. Hal ini menyisakan ruang kosong (space) dalam bak. Sehingga ruang kosong ini bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pembesaran clownfish. Selain itu, sebaran copepod yang telurnya terbawa bersama rumput laut gracillaria saat pemberian pakan abalone, dapat digunakan sebagai pakan tambahan bagi clownfish. Dalam kegiatan perekayasaan ini yang digunakan adalah benih lownfish Amphiprion ocellaris ukuran 1-1,5 cm 2.000 ekor/bak dan benih abalone squamata (Haliotis squamata) ukuran 1-2 cm sebanyak 3.000 ekor/bak.

Dari hasil perekayasaan dapat diketahui bahwa : Clown fish memiliki laju pertambahan berat harian sebesar 0.005 gram/hari, dan laju pertambahan panjang harian sebesar 0.02 cm/hari; dengan kelulushidupan rata-rata sebesar 95%. Sedangkan abalone memiliki laju pertambahan berat harian sebesar 0.06 gram/hari dan laju pertambahan panjang harian sebesar 0.09 mm/hari dengan kelulushidupan rata-rata sebesar 92,4%.

Dalam masa pemeliharaan polikultur selama 3 bulan di bak beton 10 ton, dapat dihasilkan clownfish ukuran 3-4 cm. Hal ini berarti, dalam pemeliharaan selama 1,5 tahun dapat dipanen abalone squamata sebanyak 1 kali panen dengan ukuran 4,5-6 cm dan panen clownfish sebanyak 6 kali dengan ukuran 3-4 cm.

Kata kunc i: Abalone, clownfish, polikultur, kelulushidupan, pertumbuhan.

*) Teknisi Litkayasa pada Balai Budidaya Laut Lombok. **) Perekayasa M uda pada Balai Budidaya Laut Lombok.

(2)

POLICULTURE OF ABALONE (Haliotis sp) AND CLOWNFISH (Amphiprion sp.) TO INCREASE CONT AINER EFFICIENCY

by :

M. Nurul Huda*), Arsyad Sujangka**), dan Hery Setyabudi**)

Astract

Activity of grow out abalone (Haliotis sp.) are common to conduct, initially of grow out in controlled tank, in tidal areas using concrete basket, or in cages using floating net cages. Also grow out ornamental fish clownfish (Amphiprion sp.) are common conducted in aquarium and controlled tank. Lombok MADC has developed polyculture grow out among abalone and clownfish. Grow out or rearing abalone use 3 concrete tanks with volume 10 m³ (10x1x1m). Abalone seeds are placed into basket box, then hung on wood right above that concrete tanks. There is blank space in tank. So this blank space can be used for clownfish grow out activity. Otherwise, copepods that their eggs were carried with seaweed Gracillaria while abalone fed it can be used as addition feed for clownfish. In this engineering activity, use clownfish seed Amphiprion ocellaris size 1- 1,5 cm 2.000 fish/tank and abalone seed (Haliotis squamata) size 1- 2 cm 3.000 ind/tank.

Results of engineering activity : Clown fish has daily weight growth rate 0.005 gram/ day, and daily length growth rate 0.02 cm/day; with average survival rate 95%. Meanwhile abalone has daily weight growth rate 0.06 gram/day and daily length growth rate 0.09 mm/day with average survival rate 92,4%.

During 3 months of polyculture period in 10 tons concrete tank, clownfish seeds reach size 3- 4 cm. It means, during rearing period for 1,5 year can be harvested of abalone squamata for 1 time size 4,5 - 6 cm and clownfish for 6 times with size 3-4 cm.

Key words : Abalone, clownfish, polyculture, survival rate, growth rate.

*) Technician at Balai Budidaya Laut Lombok. **) Engineering staff at Balai Budidaya Laut Lombok.

(3)

I. PENDAHULUAN

Budidaya abalon dan ikan hias clownfish telah banyak dilakukan. Namun kegiatan budidaya, keduannya cenderung dilakukan secara terpisah. Dalam pembesarannya, abalon memerlukan waktu yang lama yaitu sekitar 1,-1,5 tahun dari ukuran 0,5 cm hingga ukuran konsumsi 5-7 cm. Sedangkan ikan clownfish memerlukan waktu sekitar 3-4 bulan untuk ukuran jual 3-4 cm.

Selama ini abalon banyak dibesarkan di bak beton, keranjang dasar maupun karamba jaring apung (KJA). Sedangkan ikan clownfish banyak dibudidayakan di akuarium maupun di bak fiber. Model budidaya keduanya terkesan berbeda, namun sebenarnya pembesarannya bisa dilakukan secara bersamaan (polikultur).

Balai Budidaya Perikanan Laut Lombok telah melakukan perekayasaan teknologi berupa polikultur abalon dan clownfish. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan SR ikan hias clownfish dengan memanfaatkan ruang kosong di bak beton tempat pembesaran abalon (Haliotis sp.). Dengan polikultur abalon dan clownfish diharapkan keuntungan dari kegiatan pembesaran lebih optimum.

II. METODOLOGI

Perekayasaan di lakukan di dalam 4 bak beton panjang dengan volume 10m3 (dengan panjang x lebar x tinggi = 10mx1mx1m). Benih abalon yang digunakan berukuran 1-2 cm/ekor dengan jumlah 3.000 ekor/bak sedangkan benih clownfish ukuran 1-1,5 cm/ekor sebanyak 2.000 ekor/bak. Abalon diletakkan dalam 15 keranjang yang digantungkan di bak beton dengan jumlah benih abalon di dalam keranjang masing-masing 200 ekor. Sedangkan benih clownfish diletakkan di dalam bak beton di luar keranjang untuk optimasi penggunaan bak.

(4)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pertumbuhan dan Sintasan

Pada kegiatan perekayasaan polikultur abalon dengan clownfish ini, pakan pembesaran untuk abalone yang digunakan adalah Gracillaria dengan pemberian pakan secara adlibitum. Sedangkan pakan yang digunakan untuk benih clownfish adalah Love Larva 1-3 dengan pemberian pakan adlibitum pula. Selain pakan yang diberikan, benih clownfish juga makan copepod yang terbawa bersamaan rumput laut Gracillaria, saat pemberian pakan abalon.

Dari kegiatan ini dapat diketahui bahwa clownfish memiliki laju pertumbuhan berat harian sebesar 0.005 gram/hari, dan laju pertumbuhan panjang harian sebesar 0.02 cm/hari; dengan kelulushidupan rata-rata sebesar 95%. Sedangkan abalon memiliki laju pertumbuhan berat harian sebesar 0.06 gram/hari dan laju pertumbuhan panjang cangkang harian sebesar 0.09 mm/hari dengan kelulushidupan rata-rata sebesar 92%. Pertumbuhan yang optimum dan sintasan yang tinggi ini diakibatkan oleh kondisi bak yang terkontrol dengan pergantian air dan pemberian pakan yang optimum pula.

Tabel 1. Kelulushidupan rata-rata

Komoditas Kelulushidupan (Sintasan Rata-Rata) (%)

1 2 3 4

Abalon 100 98 95 93 92

(5)

Berikut adalah Grafik pertumbuhan panjang rata-rata bulan 1 sampai dengan bulan ke 4.

Gambar 1. Grafik pertumbuhan Panjang (cm)

Pada grafik ini terlihat bahwa clownfish hingga bulan keempat masih tumbuh dengan baik untuk mencapai ukuran optimumnya. Dari pengalaman kegiatan pemeliharaan benih clownfish yang dilakukan di BPBL Lombok selama ini, pertumbuhan akan melambat setelah ukuran 4 cm. Sedangkan untuk pertambahan panjang cangkang abalon cenderung lambat. Hal ini karena durasi pemeliharaan abalone memang cenderung lama yaitu hingga 1-1,5 tahun, tergantung jenisnya. Menurut Susanto (2010), pertumbuhan abalone sangat lambat dan berbeda antar spesies, akan tetapi pertumbuhan panjang cangkang mulai mencolok setelah masa pemeliharaan 8-10 bulan.

Sedangkan grafik pertumbuhan berat rata-rata bulan ke 1 sampai dengan bulan ke 4 adalah sebagai berikut:

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Bulan ke- 1 2 3 4 Abalon Clown Fish

(6)

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Berat (gram)

Dari grafik terlihat bahwa pertumbuhan berat abalon cenderung cepat pada bulan ke 1 hingga ke 3, dan cenderung melambat setelah bulan ke 3. Sedangkan untuk clownfish justru pertumbuhan cenderung cepat dari bulan ke 3 hingga ke 4. Pertumbuhan kedua jenis komoditas ini masih cenderung normal. Dalam polikultur clownfish dengan abalone ini, pemberian pakan utama untuk clownfish berupa pellet yang diberikan sehari 4-6 kali, dan pakan tambahan berupa copepod yang menempel pada rumput laut Gracillaria (yang menjadi pakan abalone) dan menyebar ke seluruh kolom bak. Di habitat aslinya, ikan clownfish tergolong omnivore (Setiawan 2006), walaupun sebagian besar kelompok clownfish memakan copepod dan larva tunicate. (Fautin dan Allen 1992)..

Benih abalone tumbuh dengan baik di bak terkontrol. Pemberian pakan Gracillaria mencukupi kebutuhan abalone untuk tumbuh baik dari penambahan biomass maupun panjang cangkang. Pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa variable terutama oleh faktor genetis, hormone, dan Lingkungan (Fujaya 2004), juga pemberian pakan yang cukup dan kualitas air yang terjaga.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Bulan ke-1 2 3 4 Abalon Clown fish

(7)

3.2. Kualitas Air

Dari pengukuran kualitas air selama perekayasaan polikultur abalone dan ikan clownfish diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. Kisaran kualitas air selama kegiatan perekayasaan.

No. Parameter Kualitas Air Kisaran Nilai Satuan

1. Suhu 26 – 30 (˚C)

2. Salinitas 33 – 35 (ppt)

3. pH 7,5 – 8,9

4. DO 4,01 – 4,87 (mg/l)

Dari data kualitas air yang diukur, kualitas air pemeliharaan masih dalam kisaran normal, yang sesuai untuk pertumbuhan abalone dan clownfish.. Menurut Setyono (2009), semua jenis abalone menyukai suhu perairan 27-30˚ C, salinitas 29-33 ppt, pH 7,6-8,1 dan DO 3,27-6,28 ppm. Sedakan ikan clownfish menyukai kisaran suhu 27-28˚

C untuk tumbuh (Fautin dan Allen 1992) pH optimum 7,8-8,6 (Ari dan Murdjani 2008), DO antara 4-5 ppm (Ari et al. 2009), dan salinitas 30-35 ppt (Maddu et al. 2009). Selain itu parameter kualitas air selalu terjaga karena pemeliharaan dilakukan dalam bak yang mengalir dengan pergantian air secara kontinyu dan penyiponan setiap pagi hari untuk membersihkan sisa pakan.

3.3. Analisa Usaha

Dalam masa pemeliharaan polikultur selama 4 bulan di bak beton 10 ton, dapat dihasilkan clownfish ukuran 3-4 cm. Hal ini berarti, dalam pemeliharaan selama 1 tahun dapat dipanen abalon squamata sebanyak 1 kali panen dengan ukuran 4,5-6 cm dan panen clownfish sebanyak 3 kali dengan ukuran 3-4 cm. Sedangkan hasil analisa usahanya adalah sebagai berikut:

(8)

Tabel. 3. Biaya Investasi dan Penyusutan Uraian Jumlah Umur

Teknis

Harga Satuan Harga Total Penyusutan

Bak beton vol 10 ton 4 unit 10 th Rp. 5.000.000 Rp.20.000.000 Rp. 2.000.000 Pompa 1 unit 5 th Rp.10.000.000 Rp.10.000.000 Rp. 2.000.000 Hi-Blow 2 unit 5 th Rp. 2.500.000 Rp. 5.000.000 Rp. 1.000.000

Instalasi Listrik 1 unit - Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 -

Instalasi Air 1 unit 10 th Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 500.000 Instalasi Aerasi 1 unit 5 th Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 200.000 Tandon air beton 1 unit 10 th Rp.40.000.000 Rp.40.000.000 Rp. 4.000.000 Tabung oksigen 1 buah 10 th Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Rp. 150.000 Perlengkapan kerja 1 unit 5 th Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 400.000

Jumlah Rp.87.000.000 Rp.10.250.000

Tabel 5. Biaya Tetap

Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Harga Total

Biaya Penyusutan - - Rp. 10.250.000 Rp.10.250.000

Gaji Teknisi 1 orang Bulan 12 Rp. 750.000 Rp.9.000.000

Abonemen Listrik Bulan 12 Rp. 400.000 Rp.4.800.000

Jumlah Rp.24.050.000

Tabel 6. Biaya Variabel

Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Harga Total

Benih clown fish Ekor 24.000* Rp. 1.000 Rp. 24.000.000

Benih abalon Ekor 12.000** Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000

Pakan LL 1 Kilogram 6 Rp. 900.000 Rp. 5.400.000

Pakan LL 2 Kilogram 18 Rp. 800.000 Rp. 14.400.000

Pakan LL 3 Kilogram 18 Rp. 750.000 Rp. 13.500.000

Pakan Gracillaria Kilogram 10.000 Rp. 1.000 Rp. 10.000.000

Keranjang Gantung Buah 60 Rp. 50.000 Rp. 3.000.000

Obat-obatan Paket 1 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000

Perlengkapan packing Paket 1 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000

Jumlah Rp.73.300.000

*) Kebutuhan benih clownfish setahun **) Kebutuhan benih abalone setahun

(9)

Tabel 7. Perhitungan Biaya dan Keuntungan

No. Parameter Rincian Nilai

1. Biaya Total Biaya Tetap + Biaya Variabel

Rp. 24.050.000 + Rp. 73.300.000 Rp. 97.350.000 2. Pendapatan Total Jml Produksi x SR x Harga Satuan

Clownfish= 24.000 ekor x 90% x Rp. 5.000 = Rp. 108.000.000 Abalone = 12.000 ekor x 85% x Rp. 5.000 Rp. 51.000.000 Clownfish + abalone = Rp. 159.000.000 Rp. 159.000.000

3. Keuntungan Pendapatan Total – Biaya Total

Rp. 159.000.000 – Rp. 97.350.000 Rp. 61.650.000 4 R/C Ratio Pendapatan Total/Biaya Total

159.000.000/97.350.000 1,6

5. Payback Period Investasi/Keuntungan x 1 tahun

87.000.000/61.650.000 x 1 tahun 1,4 tahun

Dari analisa usaha yang dilakukan, usaha polikultur abalone dan clownfish sangat menguntungkan dengan keuntungan usaha Rp. 61.650.000 / 1 tahun (Rp.5.137.500/bulan) dan dengan payback period 1,4 tahun.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

a. Clown fish memiliki laju pertambahan berat harian sebesar 0.005 gram/hari, dan laju pertambahan panjang harian sebesar 0.02 cm/hari; sedangkan abalone memiliki laju pertambahan berat harian sebesar 0.06 gram/hari dan laju pertambahan panjang harian sebesar 0.09 mm/hari.

b. Rerata sintasan untuk clownfish sebesar 95% dan rerata sintasan untuk abalone 92%.

c. Dengan model polikultur, pemeliharaan abalone 1 tahun, dapat dilakukan panen clownfish sebanyak 3 kali, dengan keuntungan usaha Rp. 61.650.000 / 1 tahun (Rp.5.137.500/bulan) dan dengan payback period 1,4 tahun.

(10)

4.2. Saran

a. Pemantauan parameter kualitas air perlu dilakukan secara kontinyu untuk menjaga kondisi kesehatan clownfish dan abalone.

b. Kebersihan pakan Gracillaria dari tambak perlu selalu dijaga, untuk mempertahankan kualitas air bak dan mencegah parasit bagi abalone maupun clownfish.

c. Jenis abalone dan clownfish yang dibudidayakan bisa bervariasi dan dipilih yang memiliki harga lebih tinggi untuk meningkatkan keuntungan usaha.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Ari, K. dan Murdjani, M. 2008. Rekayasa Penyediaan Induk Unggul Ikan Hias Amphiprion ocellaris. Makalah Seminar Indoaqua 2008. Yogyakarta.

Ari, dkk. 2009. Rekayasa Pemeliharaan Benih Amphiprion ocellaris dengan Wadah Berbeda. Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Lamung.

Fautin, D.G. dan Allen G.R. 1992. Field Guide to Anemone Fishes and Their Host Sea Anemones. California Academy of Sciences University of Kansas. California.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan dan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka Cipta. Jakarta.

Madhu, K. Madhu, R. dan Venugopalan, K.K. 2009. Acclimation and Growh of Hatchery Produced False Clown Amphiprion ocellaris to Natural and Surrogate anemones. J. Mar.Biol. Ass. India,51:205-210.

Setiawan, F. 2006. Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang dan Invertebrata Laut. Wildlife Conservation Society. Jakarta.

Susanto, B. Rusdi, I., Rahmawati, R., Giri, N.A., Sutarmat T. 2010. Aplikasi Teknologi Pembesaran Abalon (Halotis squamata) dalam Menunjang Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol. Bali.

Gambar

Tabel 1. Kelulushidupan rata-rata
Gambar 1. Grafik pertumbuhan Panjang (cm)
Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Berat (gram)
Tabel 2. Kisaran kualitas air selama kegiatan perekayasaan.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bertitik tolak dari potensi dan problematika yang dihadapi oleh rumah singgah dalam penanganan anak jalanan, maka perlu ada upaya revitalisasi terhadap model penanganan anak

P., 2005, Peran musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi untuk mengurangi kecemasan pasien (The role of music as a dental practice facility in reducing patient’s anxiety,

a) Masyarakat memiliki lahan yang luas yang dapat dioptimalkan seperti pemilihan dan penggunaan bibit yang unggul, pemupukan yang tepat, pengelolaan tanah yang baik,

Mahasiswa mampu membuat model struktur kimia suatu senyawa, Mahasiswa mampu membuat model struktur kimia suatu senyawa, melakukan optimasi geometri terhadap senyawa tersebut,

Skripsi berjudul ” Pengaruh Arus Listrik, Offtime Pulse, dan Discharge Gap pada Electrical Discharge Machining terhadap Laju Keausan Elektroda Chromium-

Penelitian ini memiliki kesamaan variabel identitas diri, namun tujuan dari pada penelitian ini berbeda, Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

Jika perbandingan antara hasil pengenceran tertinggi dan terendah hasilnya lebih dari 2 maka yang dilaporkan hanya hasil yang terkecil..  Jika digunakan dua cawan petri (duplo)

Sampai saat ini di Indonesia beroperasi dua kilang methanol yaitu Kilang Methanol Bunyu milik Sampai saat ini di Indonesia beroperasi dua kilang methanol yaitu Kilang Methanol