METODE ELEMEN HINGGA
PENGANTAR
PENGANTAR
M t d El
Hi
d l h
t d
• Metode Elemen Hingga adalah metode
numeris untuk penyelesaian masalah
teknik dan fisika matematis.
• Masalah tersebut meliputi:
p
– Analisa struktur
– Heat transfer
Heat transfer
– Aliran fluida
Perpindahan massa
– Perpindahan massa
– Elektromagnetik
PENGANTAR (lanjt )
PENGANTAR (lanjt.)
U t k
l h
k
l k d i
t i
• Untuk permasalahan kompleks dari geometri,
pembebanan, dan sifat material, umumnya
susah untuk menyelesaikannya secara
susah untuk menyelesaikannya secara
matematis.
• Penyelesaian matematis adalah menggunakan
• Penyelesaian matematis adalah menggunakan
persamaan matematis yang menghasilkan
persamaan untuk mendapatkan
persamaan untuk mendapatkan
informasi/penyelesaian dari nilai yang tidak
diketahui disetiap lokasi dibagian struktur/objek.
p
g
j
Penyelesaiannya umumnya menggunakan ODE
& PDE.
PENGANTAR (Lanjt )
PENGANTAR (Lanjt.)
• Penyelesaian Metode Elemen Hingga
menghasilkan persamaan dari masalah yang
dianalisa dalam sistem persamaan serentak
yang harus diselesaikan.
• Penyelesaian ini memberikan hasil/penyelesaian
pendekatan dari nilai yang tidak diketahui pada
titik tertentu dalam sistem yang kontinyu.
• Sistem yang kontinyu adalah istilah dari kondisi
Sistem yang kontinyu adalah istilah dari kondisi
struktur/objek yang sebenarnya.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
• Dikritisasi (discretization) adalah proses
pemodelan dari struktur/ objek dengan
membaginya dalam elemen-2 kecil (finite
elemen atau elemen hingga) yang terhubung
oleh titik-2 (nodes) yang digunakan oleh
elemen-2 tersebut dan sebagai batas dari
struktur/ objek.
• Dalam metode elemen hingga persamaan dari
seluruh sistem dibentuk dari penggabungan
persamaan elemen-2nya.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
U t k
l h t kt
l
i
• Untuk masalah struktur: penyelesaian yang
didapat adalah deformasi (displacement) pada
setiap titik (nodes) yang selanjutnya digunakan
setiap titik (nodes) yang selanjutnya digunakan
untuk mendapatkan besaran-2 regangan (strain)
dan tegangan (stress)
dan tegangan (stress).
• Untuk masalah bukan struktur:
– Heat transfer: temperatur akibat flux temperatur – Heat transfer: temperatur akibat flux temperatur. – Fluid flow: tekanan fluida akibat flux fluida.
• Metode elemen hingga (finite elemen method)
• Metode elemen hingga (finite elemen method)
telah berkembang selama 35 tahun bersamaan
dengan perkembangan teknologi komputer.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
P
l
i
d i
t d
l
hi
(MEH)
• Penyelesaian dari metode elemen hingga (MEH)
umumnya menggunakan metode matriks.
• Penyelesaian MEH memerlukan perhitungan
• Penyelesaian MEH memerlukan perhitungan
yang sangat banyak dan berulang-ulang dari
persaamaan yang sama, sehingga diperlukan
y g
gg
sarana komputer dan bahasa pemrogramannya.
• Penyelesaian dari seluruh sistem umumnya
merupakan penyelesaian persamaan serentak
merupakan penyelesaian persamaan serentak
yang dinyatakan dalam bentuk matriks dan
diselesaian menggunakan penyelesaian
diselesaian menggunakan penyelesaian
persamaan serentak (Cholesky, Eliminasi
Gauss, Iterasi Gauss-Seidel).
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
S j
h i k t
• Sejarah singkat:
– Elemen satu dimensi dikembangkan oleh
Hrennikoff (1941) dan McHenry (1943)
sebagai elemen rangka (truss) dan balok
(b
)
(beam).
– Courant (1943) mengembangkan definisi
t
d l
b t k f
i (
i ti
l
tegangan dalam bentuk fungsi (variational
form), shg. Sebagai awal penggunaan fungsi
bentuk (shape function) yang diterapkan
bentuk (shape function) yang diterapkan
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
L
(1947)
b
k
t d
• Levy (1947) mengembangkan metode
fleksibilitas (flexibility method) atau
metode gaya (force method). Pada tahun
1953, dia mengembangkan metode
deformasi (displacement method) atau
metode kekakuan (stiffness method).
Pada masa itu usulannya sangat susah
diterima oleh umum karena memerlukan
banyak perhitungan sehingga diperlukan
komputer sebagai sarana pendukung.
p
g
p
g
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
A
i d
K l
(1954)
b
k
• Argyris dan Kelsey (1954) mengembangkan
analisa struktur metode matriks menggunakan
metode energi. Pengembangan ini menunjukkan
metode energi. Pengembangan ini menunjukkan
pentingnya pendekatan prinsip energi dalam
penyelesaian persamaan-2 metode elemen
hingga
hingga.
• Awal penggunaan elemen dua dimensi
dilakukan oleh Turner Clough Martin dan Top
dilakukan oleh Turner, Clough, Martin, dan Top
(1956) dengan menurunkan persamaan untuk
elemen rangka, balok, elemen segitiga dan
persegi, pada pengembangan direct stiffness
method untuk mendapatkan kekakuan sistem.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
Istilah finite element (elemen hingga) diperkenalkan oleh • Istilah finite element (elemen hingga) diperkenalkan oleh
Clough pada th. 1960 saat menggunakan elemen
segitiga dan segi empat dalam analisa tegangan bidang ( l t l i )
(plane stress analysis).
• Melosh (1961) mengembangkan elemen pelat lentur (plate bending).
(p g)
• Grafton dan Strome (1963) mengembangkan elemen shell dan axisymmetric shell untuk pemodelan pressure vessel
vessel.
• Martin (1961), Gallagher, Padlog, dan Bijlaard (1962), Melosh (1963), dan Argyris (1964) mengembangkan
l ti di i t t h d l elemen tiga dimensi tetrahedral.
• Clough, Rashid, dan Wilson (1965) mengembangkan elemen axisymmetric solid.y
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
K b k d k t d t k il • Kebanyakan pendekatan regangan dan tegangan kecil
dipakai dalam penyelesaian MEH ditahun 60-an.
• Turner Dill Martin dan Melosh (1960) mengembangkanTurner, Dill, Martin, dan Melosh (1960) mengembangkan penyelesaian dari Large deformation and thermal
analysis.
• Gallagher, Padlog, dan Bijlaard (1962) mengembangkan penyelesaian kasus material tidak linier (non-linear
material) material).
• Gallagher dan Padlog (1963) mengembangkan penyelesaian dari masalah tekuk (buckling).
p y ( g)
• Zienkiewicz, Watson, dan King (1968) mengembangkan penyelesaian dari kasus visco-elasticity.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
A h
(1965)
b
k
l
i
• Archer (1965) mengembangkan penyelesaian
dari kasus analisa dinamis dalam
pengembangan consistent mass matriks pada
pengembangan consistent mass matriks pada
rangka dan balok.
• Melosh (1963) mengembangkan pendekatan
(
)
g
g
persamaan variational (vaiational formulation)
dalam permulaan dari penyelesaian masalah
bukan struktur
bukan struktur.
• Zienkiewicz, dan Cheung (1965), Martin (1968),
dan Wilson dan Nickel (1966) mengembangkan
dan Wilson dan Nickel (1966) mengembangkan
penyelesaian dari masalah torsi dari poros,
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
P
l
i
k
i hi
• Penyelesaian menggunakan weighing
residual method dikembangkan oleh
Szabo dan Lee (1969), dan diterapkan
dalam penyelesaian masalah transient
field problems oleh Zienkiewicz dan
Parekh (1970). Studi tersebut memberikan
alternatif penyelesaian bila kasus-2 yang
tidak bisa diselesaiakan dengan
g
pendekatan direct formulation dan
variational formulation.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
• Belytscho (1976) mengembangkan
penyelesaian yang efisien dari perilaku large
displacement non-linear dynamic dengan
memperbaiki penyelesaian numerisnya.
• Penerapan dari metode elemen hingga telah
digunakan dalam bidang bioengineering.
Kasus-2 dalam bidang ini masih banyak masalah
dimaterial pada non-linear material, non-linear
geometry, dan banyak hal lain yang masih
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
• Notasi matriks:
F d matriks gaya
dinyatakan
y x y x d d d F F F 1 1 1 1dinyatakan
dalam {F} = F
dan matriks
x z x z d d d F F F 2 1 2 1dan matriks
displacement
dalam {d} = d
y y d d F F } . ; { } . { 2 2dalam {d} = d
atau
. . . . ny nx ny nx d d F F PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
• Matriks kekakuan elemen dinyatakan dalam [k] dan matriks kekakuan global sistem struktur dinyatakan dalam [K] dinyatakan dalam [K]. k11 k12 k1 K11 K12 K1 n n n n K K K K K K K K k k k k k k k k ... ... ] [ ; ... ... ] [ 21 22 2 1 12 11 2 22 21 1 12 11 kn kn knn Kn Kn ... Knn ... ... ... ... ... ... ... ... ... 2 1 2 1
• Persamaan dari kesetimbangan sistem struktur dinyatakan dalam:
F = K d F = K d
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
P
K
t
d l
MEH
• Peran Komputer dalam MEH
• Hingga th.1950-an, metode matriks dan metode l hi tid k i di k d l
elemen hingga tidak siap digunakan dalam penyelesaian-2 masalah kompleks karena
besarnya persamaan yang harus diselesaikan, y p y g , sehingga tidak praktis.
• Dengan hadirnya komputer, maka perhitungan dari l i d i i t t kt
penyelesaian persamaan dari sistem struktur
tersebut dapat diselesaikan dalam hitungan menit. • Perkembangan komputer menyebabkanPerkembangan komputer menyebabkan
perkembangan program-2 numeris untuk masalah struktur dan non-struktur.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
• Langkah-2 umum MEH:
– Langkah 1:Diskritisasi/meshing dan pemilihan jenis elemen
Pemilihan jenis elemen berkait dengan idealisasi i i dil k k t h d t kt
yang ingin dilakukan terhadap struktur yang
dimodelkan. Pilihan yang ada berkait dengan jenis elemen(1 dimensi 2 dimensi atau 3 dimensi) dan elemen(1 dimensi, 2 dimensi, atau 3 dimensi), dan berlanjut dengan tingkat kesulitan dari jenis elemen yang ditunjukkan oleh jumlah titik (nodes) dalam
elemen beserta jumlah derajat kebebasan (degree of freedom atau DOF) dari masing-2 titik (node).
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
– Langkah 1 (Lanj.):
Penentuan jumlah elemen berkait dengan
j
g
ukuran elemen yang penentuan dan
penyebarannya berkenaan dengan
y
y
g
konsentrasi dari deformasi, regangan, serta
tegangan yang akan terjadi pada struktur
yang dimodelkan yang disebabkan oleh
bentuk geometri dari struktur serta
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
– Langkah 1:Jumlah elemen 20-10 19-10 18-1114-1015-11 16-10 13-10 12-10 17-10 71 195 197 227 191 192 193 194 195 196 197 205 206 207 208 226 233 X Y Z 198 201 202 232PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
L
k h 2 Pilih F
i D f
i
• Langkah 2:Pilih Fungsi Deformasi
(Displacement Function)
– Penentuan fungsi deformasi adalah berkait denganPenentuan fungsi deformasi adalah berkait dengan jumlah titik dalam satu elemen serta DOF yang
dimodelkan pada tiap titik atau tingkat/derajat polinomial dalam asumsi fungsi deformasi dalam polinomial dalam asumsi fungsi deformasi dalam elemen tersebut.
• Langkah 3:Menentukan persamaan hubungan
antara regangan {
} dan deformasi {d} serta
antara tegangan {
} dan regangan {
}.
Regangan: =du/dx ; =dv/dy ; =dw/dz – Regangan: x =du/dx ; Y =dv/dy ; Z =dw/dz – Tegangan: X = E x ; Y = E Y ; Z = E Z
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
L
k h 4 M
t k
M t ik P
d
• Langkah 4:Menentukan Matrik Persamaan dan
Kekakuan Elemen
– Ada tiga metode dalam penentuan persamaanAda tiga metode dalam penentuan persamaan kekakuan elemen:
• Metode Kesetimbangan Langsung (Direct Equilibrium Method)
Method)
• Metode Kerja atau Energi (Work or Energy Method)
• Metode dengan Pemberatan pada Energi Sisa (Methods of Weighted Residual)
Weighted Residual)
– Metode Kesetimbangan Langsung: Matrik persamaan elemen yang menunjukkan hubungan antara gaya, kekakuan dan deformasi pada elemen ditentukan kekakuan, dan deformasi pada elemen ditentukan berdasarkan pada prinsip kesetimbangan gaya.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
Metode Kerja atau Energi:Metode ini adalah – Metode Kerja atau Energi:Metode ini adalah
pendekatan yang dapat mencakup hampir semua tingkat kerumitan dari suatu model yang mencakup k t i l di i b b d t
komponen material, dimensi, beban, dan syarat batas.
– Metode yang menggunakan prinsip energi/kerja y g gg p p g j lainnya: Metode Castigliano dan Metode yang berdasarkan Prinsip Energi Potensial Minimum. Keduanya hanya berlaku untuk penurunan dengan edua ya a ya be a u u u pe u u a de ga material elastis.
– Metode dengan Pemberatan pada Energi Sisa: Metode ini yang terkenal adalah Metode Galerkin Metode ini yang terkenal adalah Metode Galerkin.
Metode ini memberikan hasil yang sama untuk semua penyelesaian Metode Energi. Metode ini sebagai
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
– (lanj.) penyelesaian saat metode energi tidak bisa digunakan.Metode ini dapat mengadopsi langsung persamaan diferensial
persamaan diferensial.
– Persamaan elemen yang dihasilkan secara umum adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut:
f k11 k12 k13 ... k1n d1 1 n n d d k k k k k k k k f f ... ... 3 2 3 33 32 31 2 23 22 21 3 2 atau {f} = [k] {d} dimana: fn k k k k d ... ... ... ... ... ... ... ... {f} = matrik gaya [k] = matrik kekakuan
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
Langkah 5:Penggabungan Persamaan Elemen • Langkah 5:Penggabungan Persamaan Elemen
pembentuk persamaan global/ total dari sistem dan menentukan syarat batas.
– Penggabungan persamaan elemen dilakukan dengan prinsip superposisi dengan mempergunakan prinsip kontunyuitas dan kompatibilitas.
Kontin itas tiap elemen saling berh b ngan sehingga dapat – Kontinyuitas: tiap elemen saling berhubungan sehingga dapat
menyalurkan beban berupa tegangan keelemen disekitarnya. Sehingga terlihat pada bentuk deformasinya yang kontinyu. – Kompatibilitas: tiap elemen mempunyai titik (nodes) dengan – Kompatibilitas: tiap elemen mempunyai titik (nodes) dengan
jumlah dan sifat DOF tertentu, kesamaan DOF dari titik dalam tiap elemen yang digunakan merupakan syarat kompatibilitas dari tiap titik dalam tiap elemen dan tiap elemen menggunakan titik-2 tersebut sesuai dengan tingkat kesulitan dari tiap elemen yang digunakan.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
L k h 5 (l j ) B t k l b l d i i t
• Langkah 5 (lanj.):Bentuk persamaan global dari sistem struktur secara matrik adalah sebagai berikut:
{F} = [K] {d} {F} = [K] {d} Dimana:
{F} = adalah vektor gaya global pada titik baik yang {F} adalah vektor gaya global pada titik baik yang
diketahui maupun yang tidak diketahui [K] = adalah matrik kekakuan global dari sistem
[ ] g
struktur; sifatnya singular atau det[K] = 0 {d} = adalah vektor deformasi yang diketahui dan
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
• Langkah 6:Penyelesaian dari DOF yang tak
diketahui, setelah syarat batas diberikan.
Persamaan dari sistem menjadi:
Dimana:
n = jumlah DOF yang
n d d K K K K K K K K F 11 12 13 ... 1 1 1
n = jumlah DOF yang tak diketahui.
Matrik [K] bersifat
non- n n d d K K K K K K K K F F ... ... 3 2 3 33 32 31 2 23 22 21 3 2 [ ] singular (det[K] ≠ 0). Penyelesaiannya umumnya Fn Kn Kn Kn Knn dn ... ... ... ... ... ... ... ... 3 2 1 umumnya menggunakan antara lain: metode eliminasi Gauss Iterasi Gauss Gauss, Iterasi
Gauss-PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
• Langkah 7:Penyelesaian Regangan dan
Tegangan Elemen.
– Hasil regangan dan tegangan adalah output yang umum digunakan untuk menentukan kualitas dari d i t kt dil k k
desain struktur yang dilakukan.
• Langkah 8:Interpretasi Hasil
– Output yang berupa: deformasi, tegangan, dan regangan adalah sebagai acuan dalam menilai desain yang dimodelkan Dari analisis yang
desain yang dimodelkan. Dari analisis yang
dilakukan, maka dapat ditentukan perubahan-2 untuk perbaikan desain maupun kualitas model.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
A lik i d i M t d El
Hi
• Aplikasi dari Metode Elemen Hingga.
– Pada masalah struktur:
A li T d t kt k b l k d f
• Analisa Tegangan: pada struktur rangka, balok dan frame; pada struktur pelat berlubang, dst.
• Kejadian Tekuk (Buckling): pada kolom dan shell. • Analisa Getaran.
– Pada masalah non-struktur:
• Kejadian Transfer panas (Heat Transfer) • Kejadian Transfer panas (Heat Transfer).
• Aliran Fluida (Fluid Flow), termasuk aliran dalam media berpori (tanah).
• Distribusi dari potensi magnetik atau elektrik.
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
K
t
d i M t d El
Hi
• Keuntungan dari Metode Elemen Hingga.
– Memodelkan bentuk yang kompleks
– Menyelesaikan kondisi pembebanan umum – Menyelesaikan kondisi pembebanan umum
– Memodelkan objek/struktur dengan jenis material yang banyak (krn. Pers. Pada tingkat elemen)
– Memodelkan banyak macam syarat batas
– Dengan mudah menggunakan bermacam ukuran elemen dalam meshing/diskritisasi
elemen dalam meshing/diskritisasi
– Menyelesaikan model dengan mudah dan murah – Dapat memodelkan efek dimanis
– Menyelesaikan kelakuan tidak linier dari geometri dan material
PENGANTAR (Lanj )
PENGANTAR (Lanj.)
• Program komersial dari MEH:
– GT STRUDL – CATIA – StruCAD – SAP2000 CATIA – ABAQUS – FLUENT – ALGOR – IDEAS – CFX – ANSYS ADINA – FEMAP – MSC NASTRAN – ADINA – MSC PATRAN – ROBOT (AUTODESK) – MSC DYTRAN – MSC MARC ROBOT (AUTODESK) – SACS – MICRO SAS