• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL OLIGOPOLI DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL OLIGOPOLI DASAR"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MODEL OLIGOPOLI DASAR

DISUSUN OLEH :

FIFI APRILIA NURUL AINI NIM: 041624253005/ KELAS B

TUSTA CITTA IHTISAN TRI PRASIDYA NIM: 041624253009/ KELAS B

SESILIA ADRIANA ARIF NIM: 041624253012/ KELAS B

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2017

PENDAHULUAN

1.1 Pengantar

Oligopoli merupakan keadaan dimana hanya terdapat sedikit perusahaan besar dalam suatu industri. Jumlah perusahaan dalam pasar Oligopoli biasanya 2 sampai 10 perusahaan. Produk yang ditawarkan dapat berupa produk khusus atau identik seperti dalam pasar persaingan sempurna, atau berbeda seperti dalam pasar persaingan monopolistik. Menurut manajerial, operasional perusahaan dalam oligopoli adalah sulit untuk dikelola. Alasannya adalah ada beberapa perusahaan dalam pasar oligopoli dan manajer harus mempertimbangkan kemungkinan dampak dari keputusannya pada keputusan perusahaan lain dalam industri. Begitu pula sebaliknya, keputusan yang akan diambil oleh perusahaan lain, dapat berdampak sangat dalam terhadap perusahaan.

Pilihan-pilihan harga dan output yang dapat memaksimumkan keuntungan sebuah perusahaan tergantung pada keputusan-keputusan perusahaan saingan, sehingga diperlukan beberapa asumsi tentang reaksi dari keputusan perusahaan saingan tersebut, untuk mendapatkan harga atau kuantitas yang optimal dalam suatu model tertentu. Terdapat beberapa asumsi yang masuk akal yang dapat dibuat, yang akan menghasilkan suatu model yang berbeda pada setiap asumsi. Melihat hal tersebut, dapat dikatakan bahwa pasar oligopoli merupakan pasar yang kompleks, oleh sebab itu tidak ada model tunggal yang relevan untuk semua oligopoli.

(3)

Gambar 9.1.

Misalkan perusahaan berada pada titik tengah dengan mengenakan harga P0,. Kurva permintaan D1 didasarkan pada asumsi bahwa saingan juga akan mengubah harga, sedangkan D2 merupakan asumsi bahwa saingan tidak merubah harga. Permintaan akan lebih inelastis apabila saingan juga mengubah harga. Untuk perubahan harga yang diberikan, misalnya dengan penurunan harga, perusahaan akan menjual lebih banyak jika saingan tidak ikut menurunkan harga. Akibatnya, penurunan harga meningkatkan kuantitas yang diminta hanya sedikit ketika saingan menanggapi dengan turut menurunkan harga. Demikian pula, untuk kenaikan harga yang diberikan, perusahaan akan menjual lebih banyak ketika saingan juga menaikkan harga mereka.

1.2 Maksimalisasi Laba Dalam Kondisi Oligopoli 1.2.1 Oligopoli Sweezy

Model Swezzy didasarkan pada asumsi yang sangat spesifik tentang bagaimana respon saingan terhadap perubahan harga. Sebuah industri ditandai sebagai oligopoli Sweezy apabila :

1. Ada beberapa perusahaan di pasar yangmelayani banyak konsumen 2. Perusahaan menghasilkan produk yang terdiferensiasi

3. Setiap perusahaan percaya saingan akan memotong harga mereka sebagai reapon terhadap penurunan harga tetapi tidak akan menaikkan harga mereka dalam menanggapi kenaikan harga

(4)

Gambar 9.2.

Oleh karena manajer suatu perusahaan tahu bahwa dia bersaing di pasar sweezy oligopoli, berarti pesaingnya akan mengikuti apabila dia menurunkan harga, dan pesaing tidak akan mengikuti apabila dia menaikkan harga, maka kurva demand/garis demand produksinya akan mengikuti garis ABD1 di gambar 9-2. Untuk harga diatas P0 maka kurva demand-nya adalah D2, maka Marginal Revenue mengikuti demand curve ini. Untuk harga di bawah P0 curva demand-nya adalah D1, dan Marginal Revenue-nya mengikuti D1. Maka Marginal Revenue (MR) semula adalah berpotongan dengan D2 di Q0. Dari gambar terlihat Marginal Revenue”terjun kebawah” mengikuti kurva demand D1. Dengan kata lain kurva Marginal Revenue untuk pasar sweezy oligopoli ditunjukkan oleh garis MR adalah ACEF pada gambar 9-2.

Tingkat keuntungan/laba maksimum (profit maximizing) terjadi apabila Marginal Revenue sama dengan(=) Marginal Cost, dan harga pada keuntungan/ laba maksimum adalah harga dimana konsumen masih mau membeli pada harga pada tingkat produksi(output) tersebut. Sebagai contoh, apabila Marginal Cost adalah MC0, maka Marginal Revenue= Marginal Cost terjadi pada titik C (lihat gambar 9-2). Jadi profit maximizing terjadi pada tingkat produksi Q0 dan harga P0. Yang harus diingat di pasar yang Sweezy Oligopoli adalah : Ada daerah batas (range) (CE) dimana pada daerah batas ini perubahan Marginal Cost tidak ada pengaruhnya terhadap Profit maximizing pada tingkat output tertentu. Ini sangat berbeda sekali dengan pasar yang berstruktur Perfect

(5)

Competitive, Monopoly, dan Monopolistic Competitive., dimana pada pasar ini yaitu bila produksi(output) naik, maka Marginal Cost akan turun.

Untuk mengetahui mengapa hal ini terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut: Misalkan Marginal Cost turun dari MC0 ke MC1 pada gambar 9-2. Maka Marginal Revenue (MR) sekarang sama dengan Marginal Cost di titik E, tetapi pada tingkat produksi Q0. Jadi perusahaan masih terus mendapatkan profit maximizing pada produksi Q0 ,pada tingkat harga P0.

1.2.2. Oligopoli Cournot Ciri pasar ini adalah :

1) Ada beberapa perusahaan yang melayani banyak konsumen.

2) Perusahaan-perusahaan memproduksi barang yang homogen maupun sedikit ada perbedaan (differentiated product).

3) Setiap perusahaan yakin pesaingnya akan tetap mempertahankan output konstan, apabila salah satu perusahaan merubah tingkat output-nya.

4) Ada halangan untuk perusahaan baru masuk ke pasar ini.

Fungsi reaksi dan Keseimbangan pasar (Reaction function and Equilibrium) Anggaplah ada 2 perusahaan di pasar Cournot oligopoly (Cournot Duopoly). Setiap perusahaan mempunyai kebijaksanaan memproduksi output sendiri-sendiri. Perusahaan 1, akan menyamakan Marinal Revenue = Marginal Cost. Ingat bila Duopoly, maka : MR perusahaan 1 akan dipengaruhi oleh tingkat output dari perusahaan 2, artinya makin tinggi tingkat output di perusahaan 2, akan mengakibatkan makin rendahnya harga pasar barang itu, akibat selanjutnya adalah Marginal Revenue (MR) perusahaan 1 akan turun.

Ini berarti bahwa profit maximizing perusahaan 1 sangat tergantung (sangat dipengaruhi) oleh tingkat output Perusahaan 2. Jadi makin tinggi tingkat produksi(output) perusahaan 2 akan makin rendah profit maximizing di perusahaan 1. Hubungan ini disebut ReactionFunction.

(6)

yang menentukan tingkat profit maximizing pada tingkat output tertentu dari satu perusahaan karena dipengaruhi oleh tingkat output yang dihasilkan oleh perusahaan lain.Profit maximizing dari output perusahaan 1 apabila perusahaan 2 menghasilkan Q2.

Q1 = r1 (Q2)

Dan sama juga, profit maximizing perusahaan 2, yang mana perusahaan 1 menghasilkan Q1 unit adalah:

Q2 = r2 (Q1) Keadaan diatas dapat dijelaskan pada gambar 9-3 sbb:

Output perusahaan 1, (Q1) tunjukkan oleh garis horizontal (Axis),dan output perusahaan 2, (Q2) ditunjukkan oleh garis vertikal. Anggaplah grafik ini adalah kejadian yang sebenarnya. Misalkan Perusahaan 2 tidak memproduksi sama sekali (Q2 = 0),maka profit maximizing perusahaan 1 akan menjadi QM1, dimana r1 adalah reaction function dari perusahaan 1. Maka pada titik dimana perusahaan 2 tidak memproduksi output maka perusahaan 1 sepertimonopoly.

Alasan mengapa tingkat output yang memaksimalkan laba untuk perusahaan 1 menurun saat output perusahaan 2 meningkat adalah: Permintaan untuk produk perusahaan 1 tergantung output yang dihasilkan oleh perusahaan lain di pasar. Ketika perusahaan 2 meningkatkan outputnya, permintaan dan marginal revenue

(7)

Untuk menjawab pertanyaan berapakah profit maximizing dari perusahaan 1 apabila perusahaan 2 tidak memproduksi sama sekali (Q2= 0)? Dan berapa, bila perusahaan 2 memproduksi Q2* unit ?

Maka dapat dianalisis sebagai berikut : Perusahaan 2 produksinya = 0, maka profit maximizing perusahaan 1 adalah QM

1, dimana reaction function perusahaan 1 ditunjukkan oleh r1 dan ini berhubung dengan produksi output perusahaan 2 adalah 0 (Q2 = 0). Output QM1 menunjukkan bahwa perusahaan 1 menjadi monopoli. Jika perusahaan 2 memproduksi Q*

2 unit , maka output untuk mencapai profit maximizing dari perusahaan 1 akan menjadi Q*

1 , dimana itu adalah titik di garis r1 , yang mana ini adalah menunjukkan tingkat output di perusahaan 2 yaitu Q*

2.

Ini yang menyebabkan tingkat output untuk mencapai profit maximizing pada perusahaan 1 menurun, sebagai akibat dari naiknya output di perusahaan 2. Atau dengan kata lain demand dari produk perusahaan 1 sangat tergantung dari output (produk) yang dihasilkan oleh perusahaan 2. Kalau produksi perusahaan 2 naik, maka demand produksi dan marginal revenue perusahaan 1 akan turun.

Pada titik E, perusahaan 1 memproduksi Q1* dan perusahaan 2 menghasilkan Q2* unit, perusahaan tidak memiliki insentif untuk mengubah output jika mereka percaya bahwa perusahaan lain akan mempertahankan keluaran konstan di tingkat itu. Oleh karena itu titik E merupakan keseimbangan Cournot. Kurva Isoprofit

Merupakan suatu fungsi yang mendefinisikan kombinasi output semua perusahaan yang menghasilkan tingkat laba yang sama. Kurva isoprofit digunakan untuk meringkas laba suatu perusahaan pada Oligopoli Cournot.

(8)

Pada gambar diatas menyajikan fungsi reaksi untuk perusahaan 1 (r1), bersama dengan tiga kurva isoprofit (berlabel π0,π1, dan π2). Empat aspek yang perlu dipahami pada gambar diatas yaitu:

1. Setiap titik pada kurva isoprofit menghasilkan tingkat laba yang sama diperusahaan 1. Misalnya, titik F,A, dan G semua terletak pada kurva isoprofit berlabel π0, dengan demikian, setiap titik memiliki laba π0 untuk perusahaan 1.

2. Kurva isoprofit yang terletak lebih dekat dengan output monopoli QM 2

perusahaan 1 berhubungan dengan laba yang lebih tinggi bagi perusahaan itu. Misalnya, kurva isoprofit π2 menyiratkan laba yang lebih tinggi

daripada π1, dan π1 menunjukkan laba yang lebih tinggi daripada π0.

Dengan kata lain, saat kita bergerak menuruni fungsi reaksi perusahaan 1 dari titik A ke titik C, laba perusahaan 1 meningkat.

3. Kurva isoprofit untuk perusahaan 1 mencapai puncaknya ketika memotong fungsi reaksi perusahaan 1 Misalnya, puncak kurva isoprofit π0 terletak

pada titik A, dimana ia memotong r1; puncak π1 adalah titik B, di mana ia

memotong r1, dan seterusnya.

4. Kurva isoprofit tidak berpotongan satu sama lain.

Gambar : Respon terbaik Perusahaan 1 atas Output yang diproduksi Perusahaan 2

(9)

Untuk memaksimalkan laba, perusahaan 1 mendorong kurva isoprofit sejauh mungkin ke bawah (sedekat mungkin ke titik monopoli), namun hanya sampai bersinggungan dengan output tertentu perusahaan 2. Titik singgung ini terjadi pada titik C pada gambar diatas.

Perubahan Biaya Marginal

Dampak perubahan biaya marginal dalam oligopoli cournot sangat berbeda dengan oligopoli sweezy, perbedaan tersebut terletak pada cara sebuah perusahaan memperkirakan bagaimana perusahaan akan merespon perubahan keputusan. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan dalam cara seorang manajer harus menanggapi pengurangan biaya marginal perusahaan secara optimal.

Jika manajer percaya perusahaan lain akan mengikuti penurunan harga tetapi tidak dalam hal kenaikan harga, maka model sweezy berlaku. Dalam hal ini perusahaan dapat terus meningkatkan outputnya untuk menghasilkan tingkat keluaran yang sama bahkan saat biaya marginalnya menurun.

Jika manajer percaya perusahaan lain akan memepertahankan tingkat produksi yang ada jika perusahaan memperluas outputnya, maka model cournot berlaku. Dalam hal ini, adalah optiml untuk meningkatkan output jika biaya marginalnya menurun.

Unsur yang paling penting dalam membuat keputusan manajerial di pasar ditandai dengan saling ketergantungan yang harus diawali dengan pemahaman

(10)

yang akurat tentang bagaimana perusahaan-perusahaan lain di pasar akan merespons keputusan manajer.

Kolusi

Perhatikan daerah berbentuk lensa yang diarsir pada gambar 9-9, ini merupakan tingkat keluaran untuk dua perusahaan yang menghasilkan laba yang lebih tinggi bagi kedu perusahaan dibanding yng mereka peroleh dalam keseimbangan cournot. Misalnya pada titik D setiap perusahaan menghasilkan keluaran lebih sedikit dan menikmati laba yang lebih besar, karena masing-masing kurva isoprofit perusahaan di titik D lebih dekat dengan titik monopili masing-masing. Akibatnya, jika setiap perusahaan setuju untuk membatasi keluaran, perusahaan bisa menetapkan harga yang lebih tinggi dan mendapatkan laba yang lebih tinggi. Jika setiap perusahaan “setuju” untuk menghasilkan keluaran yang secara total setara dengan output monopoli, perusahaan akan berakhir disuatu tempat pada garis yang menghubungkan titik A dan B. Dengan kata lain, setiap kombinasi keluaran sepanjang garis AB akan memaksimalkan total laba industri.

(11)

Jika perusahaan berkolusi dengan membatasi output dan membagi laba monopoli, mereka akan berakhir di titik D, mendapatkan laba yang lebih besar dari π1collude dan π2collude. Pada titik ini, harga pasar dan output identik dengan harga

pasar dan keluaran berdasarkan monopoli. Kolusi mengarah ke harga yang melebihi biaya marginal, keluaran dibawah tingkat optimal secara sosial, dan kerugian beban baku. Namun, perusahaan-perusahaan yang berkolusi menikmati laba yang tinggi daripada yang mereka dapatkan jika mereka bersaing sebagai oligopoli cournot.

1.2.3. Oligopoli Stakelberg

(12)

1. Ada beberapa perusahaan di pasar, dan sangat banyak konsumen. 2. Perusahaan memproduksi differentiated maupun homogenous product.

3. Satu perusahaan yang menjadi leader di pasar, memilih memproduksi output sebelum perusahaan lainnya menentukan tingkat outputnya.

4. Perusahaan-perusahaan lainnya (follower), akan mengambil tinkat output sisa yang di tentukan oleh leader.

5. Berrier to entry exist (perusahaan baru sukar memasuki pasar).

Untuk memudahkan contoh, misalkan ada 2 perusahaan. Perusahaan 1 sebagai leader, sehingga dia lebih cepat bergerak di pasar dari pada perusahaan 2, karena perusahaan 1 memproduksi barang terlebih dahulu sebelum perusahaan 2. Perusahaan 2 akan memaksimum-kan laba pada tingkat produksi yang diberikan oleh perusahaan 1. Reaction function-nya ditunjukkan oleh r2. Perusahaan 1 tahu bahwa perusahaan 2 akan bereaksi danmemproduksi sesuai dengan garis r2. Maka leader akan membuat tingkat output yang memaksimumkan labanya sendiri dengan mendekatkan outputnya pada garis r1 yang keuntungannya paling maksimum yaitu bila mendekati garis axis yang horizonatal (monopoli).

Isoprofitnya adalah π1s, dengan jatah produksi yang diberikan pada perusahaan 2. Perusahaan 2 akan mendapatkan laba maksimum π2s. Jadi leader memproduksi pada Q1s , dan follower memproduksi Q2s. Dan kalau dilihat dari

(13)

gambar 9-11, maka Titik S lebih memaksimum-kan laba lebih besar untuk leader, karena   kalau   oligopoly   titik   keseimbangan   di   C,   dimana   maksimum   laba perusahaan 2(follower) pada stackelberg π2S lebih kecil dari maksimum laba bila situasinya cournot π2C.

Oligopoli Bertrand

Ciri pasar bertrand oligopoly adalah :

1. Hanya ada beberapa perusahaan yang melayani banyak konsumen.

2. Perusahaan-perusahaan memproduksi produk yang persis sama pada marginal cost yang kontan (tetap).

3. Perusahaan bertarung pada persaingan harga, dan bereaksi optimal terhadap harga yang dibuat oleh pesaingnya.

4. Konsumen mendapat informasi yang cukup eadaan pasar, dan tidak ada biaya transaksi.

5. Barier to entry exist.

Dari pandangan manajer, menghadapi pasar Bertrand oligopoly paling

tidak menyenangkan, karena besar kemungkinan bakalan akan terjadi perusahaan manager ini mempunyai untung =0 atau bangkrut. Tetapi dari sudut pandang

konsumen, pasar ini sangat disukai. Karena pasar ini agak mirip dengan pasar dengan persaingan sempurna (perfect competition).

Misalkan di pasar bertrand hanya ada 2 perusahaan (Bertrand duopoly). Karena konsumen mendapat informasi yang cukup tentang keadaan pasar, tidak ada biaya transaksi, dan produk di pasar seragam dan sama. Maka konsumen akan membeli barang dari perusahaan yang murah harganya. Misalkan saja perusahaan 1 membebankan harga yang sangat tinggi, maka semua konsumen akan membeli dari perusahaan 2. Dan perusahaan 1 akan bangkrut, karena konsumen tidak ada yang membeli produknya. Agar tidak bangkrut, perusahaan 1 akan banting stir menetapkan harga yang lebih rendah dari perusahaan 2 untuk merebut seluruh pasar dari prusahaan 2. Lalu kapan “perang harga” ini akan berakhir? Yaitu kalau P1 =P2 = MC.

(14)

Membandingkan Model Oligopoli

Keterangan Cournot Stackelberg Bertrand Kolusi

Q1 332 498 498 Q2 332 249 Total Keluaran 664 747 996 498 Harga $336 $253 $4 $502 Laba Perusahaan $110.224 $124.002 (laba pemimpin) $62.001 (laba pengikut) $0 $124.002 Perbandingan hasil dalam situasi oligopoli yang berbeda mengungkapkan beberapa hal yaitu :

1. Keluaran pasar tertinggi dihasilkan dalam oligopoli Betrand, diikuti oleh Stackelberg, Cournot, dan kolusi

2. Laba tertinggi adalah pemimpin stackelberg dan perusahaan yang berkolusi, diikuti oleh cournot, kemudian pengikut Stackelberg.

3. Pelaku oligopoli Bertrand mendapatkan tingkat laba terendah.

Contestable Market

Ciri contestable Market yaitu :

1. Semua produsen memiliki akses teknologi yang sama

2. Konsumen merespons dengan cepat terhadap perubahan harga

3. Perusahaan yang ada tidak dapat secara cepat merespon persaingan dengan menurunkan harga

4. Tidak ada biaya tertanam

Jika empat kondisi tersebut dipertahankan, perusahaan yang berkuasa tidak memiliki kekuatan pasar atas konsumen, artinya harga keseimbangan sesuai dengan biaya marginal, dan perusahaan mendapatkan laba ekonomi nol.

Satu kondisi yang penting bagi contestable market adalah tidak adanya biaya tertanam. Biaya tertanam didefinisikan sebagai biaya yang harus ditanggung pendatang baru yang tidak dapat diperoleh kembali setelah keluar pasar.

(15)

Meskipun harga minyak mentah jatuh, di beberapa tempat tidak terjadi pengurangan harga bensin. Tajuk utama ini meminta apakah hal ini membuktikan adanya kolusi yang dilakukan oleh pom bensin/SPBU di daerah tersebut. Untuk menjawab pertanyaan ini, diketahui bahwa minyak mentah merupakan sebuah masukan (input) untuk menghasilkan bensin. Pengurangan harga minyak mendorong pengurangan biaya marginal pemroduksian bensin (anggaplah dari MC0 sampai MC1). Apabila perusahaan melakukan kolusi ketika biaya marginal adalah MC0, keluaran akanmemaksimumkan laba kolusif yang akan terjadi di mana MR=MC0 (Gambar 9-12) Jadi Q* dan P* pada figur 9-12 menunjukkan keluaran kolusif dan harga ketika biaya marginal adalah MC0. Pengurangan pada biaya marginal pemroduksian bensin akan bergeser ke bawah kurva biaya marginal MC, yang mengarahkan keluaran kolusif lebih besar (Q**) dan harga lebih rendah (P**). Dengan demikian, kolusi tidak dapat menjelaskan mengapa beberapa perusahaan bensin tidak mampu menurunkan harga mereka. Apakah perusahaan-perusahaan tersebut sedang melakukan kolusi, mereka pasti mendapat keuntungan untuk menurunkan harga bensin ketika harga minyak jatuh.

Figur 9-12

Pengurangan Biaya Marginal Menurunkan Harga Kolusif

Figur 9-13

Harg a

P*

* MC0

Karena penurunan harga minyak P* MC1 D Q* Q* * 0 Kuantitas Bensin MR

(16)

Kekakuan Harga dalam Oligopoli Sweezy

Karena kolusi bukan harga bensin di beberapa tempat tidak turun ketika biaya marginal bensin merosot, seseorang mungkin penasarn apa yang dapat dijelaskan perilaku harga pasar. Salah satu penjelasannya adalah produsen-produsen bensin tersebut meupakan oligopoli Sweezy. Oligopoli sweezy beroperasi pada asumsi bahwa apabila ia menaikkan harganya, para pesaingnya akan mengabaikan perubahan. Namun apabila ia menurunkan harganya, semuanya akan mengikutinya dan menurunkan harga mereka. Gambar 9-13 menunjukkan bahwa oligopoly sweezy tidak akan mengurangi harga bensin ketika baiya marginal turun dari MC0 ke MC1. Mereka tahu bahwa mereka tidak dapat meningkatkan laba mereka atau pangsa pasar dengan menurunkan harga mereka karena semua para pesaing mereka akan menurunkan harga jika mereka melakukannya. Harg a P* MC0 MC1 D 0 Q* Kuantitas Bensin MR

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Baye, Michael R. Ekonomi Manajerial dan Strategi Bisnis. Jakarta; Salemba Empat. Edisi delapan, Buku Dua.

Gambar

Gambar   :   Respon   terbaik   Perusahaan   1   atas   Output   yang   diproduksi Perusahaan 2

Referensi

Dokumen terkait

Pada Rangkaian resistor capacitor, besarnya arus yang mengalir dalam suatu rangkaian akan memiliki nilai yang sama dengan Q atau muatan yang ada pada

a) Warung Nasi Ampera telah mengalami upscalling namun tidak diikuti oleh re-image dari Brand Image Ampera. b) Brand Identity Ampera saat ini diciptakan tanpa konsep visual

Besar gaya yang bekerja pada geogrid berdasarkan perhitungan TensarWall dapat diketahui dengan mudah, caranya adalah dengan menggunakan TensarWall versi AS, klik

Berdasarkan hasil pengujian bahwa persepsi siswa pada multimedia pembelajaran berpengaruh tidak langsung terhadap hasil belajar siswa melalui aktivitas siswa,

Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas berjalan dan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa umpan limbah pH 6, tekanan operasi -200 mBar don kecepatan putaran labu pemanas /4 rpm ada/ah kondisi operasi terbaik untuk

Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Tugas sarjana dengan judul “Perancangan Sistem Kerja Yang Ergonomi Berdasarkan Metode Therbligh Untuk Meningkatkan

Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah penggunaan ukuran kinerja berupa market to book value ratio (MB), penggunaan uji statistiknya berupa