• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata ajar Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Dosen Koordinator: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata ajar Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Dosen Koordinator: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI ANALISIS TERHADAP HUBUNGAN DOKUMENTASI ELEKTRONIK DAN CARING PERAWAT- PASIEN

(Electronic Documentation and the Caring Nurse-Patient Relationship)

Disusun untuk memenuhi tugas individu

pada mata ajar Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Dosen Koordinator: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp., MARS

Oleh:

YUSNITA SIRAIT 1006755462

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA 2011

(2)

STUDI ANALISIS TERHADAP HUBUNGAN DOKUMENTASI ELEKTRONIK DAN CARING PERAWAT- PASIEN

(Electronic Documentation and the Caring Nurse-Patient Relationship)

ABSTRAK

Perilaku caring perawat didemonstrasikan melalui fasilitasi perawat dalam hubungan perawat-pasien dan berakhir pada promosi pemulihan. Di dalam kurikulum yang padat, pengajar keperawatan berusaha untuk memadukan konsep caring. Selain itu, Saat ini lebih kompleks, informasi-memicu lingkungan pelayanan kesehatan datang kepada pengajar agar mempersiapkan pelajar untuk menggunakan informasi dan dokumen keperawatan secara tepat, bahkan di dalam format elektronik. Meskipun terlihat terpisah, dokumentasi teknologi tinggi dan teknologi dapat menambah dan mendukung aspek caring dalam hubungan perawat-pasien. Hal ini terjadi melalui peningkatan komunikasi caring, akses informasi, demonstrasi dan praktek elemen hemat waktu dengan teknik simulasi. Artikle ini mereview teknologi dan simulasi di dalam pendidikan keperawatan dan diskusi penggunaan simulasi sebagaimana menggabungkan dokumentasi elektronik di dalam hubungan caring perawat-pasien.

KEYWORD

Elektronik, dokumentasi, keperawatan, perawat-pasien, hubungan, pemulihan LATAR BELAKANG

Organisasi profesional dan pemerintahan, seperti komisi profesi kesehatan The Pew (1998), institusi medis (IOM) (2001), dan assosiasi perguruan tinggi keperawatan amerika (AACN) (2008), merekomendasikan masuknya teknologi informasi (TI) di dalam kurikulum pendidikan. Komisi profesi kesehatan the Pew (1998) memasukkan penggunaan komunikasi dan teknologi informasi yang efektif dan tepat sebagai salah satu kompetensi di abad 21. IOM menyatakan bahwa perkembangan teknologi yang sangat cepat dan kekompleksitasan pelayanan kesehatan menyebabkan sistem pelayanan kesehatan amerika menjadi kekurangan didalam kemampuan untuk menterjemahkan pengetahuan ke dalam praktek dan untuk menggunakan teknologi baru dengan aman dan tepat. Masuknya manajemen informasi dan aplikasi teknologi

(3)

dalam perawatan pasien sebagai keterampilan yang dibutuhkan para lulusan baru di dalam kurikulum sarjana muda sehingga nantinya lulusan dipersiapkan untuk mendokumentasikan intervensi sehubungan dengan outcome keperawatan dan penggunaan informasi dalam penyediaan perawatan secara aman dan efektif.

Disamping kebutuhan teknologi, dilaporkan bahwa mahasiswa keperawatan kurang akan pengetahuan dan keterampilan tentang elektonik yang merupakan poin di dalam kompetensi dokumentasi dan memasukkan data (Fetter, 2009). Pengajar harus mencari cara kreatif untuk menyusun manajemen informasi dan dokumentasi teknologi tinggi ke dalam kurikulum program keperawatan yang padat. Dokumentasi merupakan tanggung jawab keperawatan yang membutuhkan konsep pengetahuan, pemikiran kritis selama proses informasi dan keterampilan psikomotor. Dokumentasi elektronik membutuhkan keterampilan psikomotor yang unik dalam menggunakan komputer yang kemungkinan tidak familiar pada beberapa mahasiswa keperawatan. Ketika konsep dan prinsip dokumentasi diperkenalkan dilingkungan kelas pendidikan, olehkarena itu nantinya dapat diaplikasikan di setting klinik.

TINJAUAN LITERATUR

Simpson (2008) menyatakan bahwa perkembangan teknologi, seperti dokumentasi elektronik dapat meningkatkan dan mempromosikan perawatan secara aktual dengan meningkatkan komunikasi dan kolaborasi. Teknologi dapat diaplikasikan secara otomatis didalam interaksi manusia normal, seperti transaksi bank dan belanja online. Simpson (2008) menyatakan bahwa ikatan perawat adalah dalam 4 hubungan utama yaitu perawat dan perawat, perawat dan dokter, perawat dan pasien, dan perawat dan administrator. Tipe interaksi ikatan perawat adalah konversasional dan kolaborasi. Interaksi konversasional ditujukan pada pertukaran informasi, menemukan sesuatu, atau membangun hubungan; sementara pertukaran kolaborasi dikarakteristikkan sebagai sesuatu yang kompleks, bekerja secara interdependen untuk mencapai tujuan bersama.

Pada Tahun 1988, Watson menyatakan bahwa caring adalah inti dari semua aktivitas keperawatan dan profesional caring perawat tetap secara penuh dalam ikatan hubungan perawat-pasien. Caring sebagai sentral untuk praktek keperawatan merupakan suatu cara yang dinamis dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada pasien. Pada tahun

(4)

2007, Watson menyatakan 10 proses “caritas” di dalam praktek keperawatan yang dapat di aplikasikan selama interaksi perawat-pasien.

Dokumentasi dan review penyimpanan data elektronik memberikan perawat pengetahuan tentang status kesehatan terbaru dan kesiapan berpartisipasi di dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan waktu belajar mengajar maksimal bagi perawat dan pasien. Pada tahun 2005, Sensmeier melakukan survey (2006), bahwa lebih dari dua pertiga dari 1760 rumah sakit di amerika mengidentifikasi aspek-aspek positif dati teknologi informasi kesehatan, termasuk didalamnya aspek peningkatan keterlibatan pasien dan keluarga di dalam perawatan, efisiensi perawatan, akses informasi yang mempengaruhi keselamatan pasien dan pengambilan keputusan mandiri oleh perawat. Desain sistem informasi yang baik, dapat digunakan perawat untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan dokumentasi keperawatan, sehingga lebih banyak waktu perawat untuk caring. MacDonald (2008) menyatakan perawat dapat mendemonstrasikan caring setelah mendapatkan data dari dokumentasi elektronik dimana perawat lebih banyak tahu tentang pasien. Efisiensi teknologi juga mendukung perawat dalam waktu dokumentasi yang lebih singkat, Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Banner and Olney (2009).

Computerized nursing documentation adalah suatu modul keperawatan yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf perawat. Dengan sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan akses ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational therapies. Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien. Dengan dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan akurat dan lengkap.

ANA Committee for Nursing Practice Information Infrastructure (CNPII) mendefinisikan spesifik kriteria penggunaan istilah (terminologi) yang terstandar. Kriteria ini berdasarkan standar dokumentasi keperawatan dan komunikasi verbal sehingga mampu mengurangi terjadinya kesalahan dan meningkatkan kualitas dan kesinambungan perawatan (ANA,2006)

(5)

Kriteria :

a. Memiliki vocabulary yang mendukung praktik keperawatan yang relevan dengan area keperawatan

b. Istilah tersebut harus jelas dan tidak memiliki arti yang mendua

c. Istilah tersebut harus berisi dokumentasi yang di uji reabilitas, validitas dan penggunaannnya dalam praktik klinik.

Pendokumentasian keperawatan yang tertulis (paper-based documentation) saat ini dilaporkan mutunya sangat rendah dan ini juga berdampak terhadap penerimaan publik termasuk profesi kesehatan yang lain terhadap profesinalisasi keperawatan di Indonesia. Menurut Griffiths dan Hutchings (1999 dalam Gapko Dawn yang diakses dari http://www.hhdev.psu.edu/nurs/), perawat yang menyatakan alasan terhadap dokumentasi yang kurang akurat dan kurang lengkap dihubungkan dengan permasalahan seperti kekurangan staf, sensus yang tinggi, lembur kerja, dan juga kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan dalam dokumentasi.

Electronik health Record dilaporkan memiliki manfaat sebagai berikut yaitu : - Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan

- Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip - Penyimpanan data (Record) pasien menjadi lebih lama

- Electronic Health Record (EHR) yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan

- Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat juga.

- Meningkatkan produktivitas bekerja

- Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.

Menurut Abdrbo, etc dalam penelitiannya menyebutkan beberapa manfaat sistem informasi dalam keperawatan yang dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, diantaranya adalah komunikasi dan dokumentasi, menghemat waktu dan efisiensi, dan praktek profesional. Manfaat sistem informasi dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang

(6)

dimaksud berhubungan dengan aksesibilitas, kecepatan dan kelengkapan informasi kesehatan pasien sehingga dapat meningkatakan keefektifanasuhan keperawatan. Keuntungan berhubungan dengan komunikasi dan dokumentasi diartikan dengan pertukaran dan data dan informasi. Sistem informasi memfasilitasi komunikasi antara perawat-dokter dan tim kesehatan lain untuk meningkatkan outcome pasien. Sistem informasi juga menjamin kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan pasien, memfasilitasi outcome asuhan keperawatan pasien,dan meningkatkan keselamatan pasien. Manfaat dari menghemat waktu dan efisiensi maksudnya adalah produksi/outcome yang diinginkan dengan menggunakan waktu, sumber dan usaha yang minimal. Sedangkan manfaat sistem informasi berhubungan dengan praktek profesional terdiri dari aktivitas dan kualifikasi yang khusus dari profesi spesifik. Penggunaan sistem informasi keperawatan meningkatkan otonomi, rasa profesionalisme, tanggung jawab dan peningkatan pengambilan keputusan dan keselamatan pasien, tanggung jawab dan kegembiraan kerja perawat.

Melihat banyaknya manfaat dan keuntungan yang diberikan dari pendokumentasian asuhan keperawatan yang terkomputerisasi ini tentunya merupakan tantangan yang besar bagi dunia keperawatan di Indonesia. Perkembangan pemanfaatan tehnologi komputer khususnya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Indonesia sampai saat ini masih sangat minim. Sampai saat ini sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan dokumentasi proses keperawatan berbasis komputer namun hasil evaluasi terhadap keberhasilan tersebut belum disosialisasikan secara global.

Sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan hardware dan software komputer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah kemampuan perawat dalam menggunakan teknologi informasi ini. Sebuah studi di Medical Center Taiwan menunjukkan bahwa permasalahan perawat yang menggunakan sistem informasi keperawatan adalah pelatihan yang tidak cukup, perhatian terhadap keamanan data, stress karena adanya tambahan beban kerja , kerjasama antar disiplin rendah. Peneliti mengusulkan adanya pelatihan yang cukup bagi perawat dalam penggunaan sistem ini, membuat alur kerja dan meningkatkan komunikasi interdisiplin. (Ting Ting Lee .2007)

(7)

Dokumentasi elektronik merupakan poin perawatan yang dapat meningkatkan caring hubungan perawat-pasien dengan meningkatkan komunikasi dan akses informasi dan mempersingkat waktu dokumentasi sehingga waktu perawat dengan pasien lebih banyak.

Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis. Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi namun juga berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan. Dengan pendokumentasian yang baik pengembangan riset keperawatan juga akan optimal. Bagaimanapun, saat ini pendokumentasian proses keperawatan di Indonesia sangatlah kurang dan kualitasnya sangat rendah. Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkualitas. Namun sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan hardware dan software computer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah kemampuan perawat dalam menggunakan teknologi informasi ini.

Di Indonesia masih bervariasinya tingkat pendidikan dan pengetahuan perawat terhadap isi (contens) dari dokumentasi keperawatan masih merupakan problem yang belum terpecahkan. Untuk menghadapi masalah ini mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelayanan kesehatan untuk dapat mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

- Perlu adanya peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan

- Perlu adanya pelatihan dalam penggunaan komputer terutama berkaitan dengan teknis pencatatan dan software yang digunakan.

- Perlunya kerja sama dengan pihak luar (swasta) terutama bagi rumah sakit pemerintah dalam hal penyediaan komputer.

Keuntungan implementasi standarisasi teknologi dengan penyimpanan data kesehatan secara elektronik (electronic health records):

1. Bagi Pasien

Adanya kesinambungan perawatan dengan penggunaan standarisasi terminologi melalui perbaikan dan komunikasi yang tidak ambigu

(8)

a) Dapat mengukur pelayanan asuhan keperawatan dan berpengaruh pada perawatan pasien yang meragukan dari pendokumentasian yang manual. Bagi keperawatan penting untuk memvalidasi kontribusi perawat akan asuhan keperawatan dan keselamatan pasien

b) Penggunaan standarisasi terminologi melalui penyediaan admin dengan biaya aktual c) Dapat mengatur rasio staff (dalam pelayanan keperawatan)

d) Dapat berguna untuk dokter dalam penggunaan Common Procedural Codes/CPT untuk biling 3. Bagi Perawat

a) Perawat pendidik dapat menggunakan standarisasi terminologi dan menambah tehnologi informasi di dalam kurikulum untuk mengajar konsep keperawatan yang kritis dan konsep dan prinsip penggunaan teknologi dalam keperawatan yang sangat vital dalam pengembangan perawat baru

b) Bagi perawat pelaksana dapat mempersingkat waktu dokumentasi sehingga lebih banyak waktu ke pasien dalam melakukan caring

c) Registered Nurse/RN memfasilitasi pemikiran kritis dan pengambilan keputusan pada poin keperawatan

d) Profesi Keperawatan: Adanya dokumen yang berarti sebagai penyimpananan data dan mendapatkan kembali Evidence Based Practice dalam memfasilitasi riset keperawatan dan menyatakan pengaruh pelayanan keperawatan secara elektonik

4. Bagi masing-masing Negara

Adanya pengambilan kode data dapat menyatukan pelaporan informasi atau set data. Pelaporan memungkinkan negara untuk membandingkan kontribusi keperawatan secara nasional dan internasional dengan penggunaan data set minimum internasional

REFERENSI

Abdrbo, Zauszniewski,Hudak, and Anthony. (2011). Development and Testing of a Survey Instrument to Measure Benefits of a Nursing Information System. http://www.proquest.com. Di akses tanggal 14 Oktober 2011

Baldwin, G. (2010). Nurses Have the I.T. Touch. http://www.proquest.com. Di akses tanggal 14 Oktober 2011

Baldwin, G. (2010). Helping Hand. http://www.proquest.com. Di akses tanggal 15 Oktober 2011 Douglas. (2011) Turning Nurses Into Health IT Superuser. http://www.proquest.com. Diakses tanggal 29 September 2009

(9)

Gapko dawn. (1999). Improving Nursing Documentation in a Computer-based Inpatient Hospital Setting. http://www.hhdev.psu.edu/nurs/ojni/dm/52/article7.htm. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2011

Garvey. P. (2010). Creating a Paperless Documentation System for Nursing Continuing Education Activities. http://www.ebsco.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2011

Gurley, L. (2008). Advantages and Disadvantages of the Electronic Medical Record. http://www.aameda.org/memberservices/Exec/Articles. Diakses tanggal 20 September 2011

Hsia, Lin, Wu and Tsai. (2006). A Framework for Designing Nursing Knowledge Management Systems. http://www.proquest.com. Diakses tanggal 20 September 2011

Lundberg, etc. (2007). Selecting a Standardized Terminology for the Electronic Health Record that Reveals the Impact of Nursing on Patient Care. http://ojni.org/12_2/lunberg.pdf

Diakses tanggal 20 September 2011

Shuffitt, J. S. (2011). Utilization and influence of health information technology on kentucky advanced practice registered nurses’ clinical decision making: Disertation. http://www.proquest.com. Di akses tanggal 14 Oktober 2011

Spencer. J. A and Lunsford V. (2010). Electronic Documentation and the Caring Nurse-Patient Relationship. http://www.ebsco.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2011

Ting Ting Lee. (2007). Nurses' Experiences Using a Nursing Information System: Early Stage of Technology Implementation. http://harnawatiaj.wordpress.com, Diakses tanggal 14 Oktober 2011

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari uraian diatas dapat diartikan bahwa ikterus dan jaundice adalah perubahan warna kuning yang masing terjadi pada mata (sklera) dan kulit akibat penimbunan pigmen

Profesi Apoteker Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.. Seluruh dosen pengajar Program Studi Profesi

bait ke-1 dan bait ke-2 serta dapat memimpin lagu Indonesia Raya didepan pasukannya dengan benar dan dapat menyanyikan 3 lagu wajib serta 2 macam lagu daerah tempat

bewarna merah yang bisa diartikan sebagai keberanian, membara, dan penuh nafsu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa desain restaurant pizza hut memiliki arti untuk

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang

Kontribusi tertinggi pada tahun 2010 tersebut disebabkan karena adanya peningkatan Bagi Hasil Pajak dan Bantuan dari Pemerintah Provinsi serta Hibah Daerah lebih besar

Muhammad bersabda, “Sumpah yang diucapkan untuk melariskan perniagaan, dapat merusakan keuntungan.” (HR. Sumpah yang berlebihan untuk mendapatkan penjualan yang