HASIL
DAN
PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik RespondenDeskripsi mengenai 408 responden peserta
KB
sterilisasi Di Klinik Bersalin Raden Saleh Jakarta pada Tahun 1993 dapat dilihat berdasarkan faktor-faktor resiko terjadinya efek samping sterilisasi wanita dan berdasarkan angka kejadian efek samping sterilisasi sebagai berikut.Sebaran Responden Berdasarkan Faktor -faktor Resiko
Tabel 1 menunjukkan sebaran responden berdasarkan saat sterilisasi. Pada tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden atau sekitar 95.3 % melakukan sterilisasi pasca keguguran, sedangkan 3.2 % responden melakukan sterilisasi pasca persalinan, dan hanya sekitar 1.5 % responden yang melakukan sterilisasi pada internal kehamilan.
Tabel 1. Sebaran Responden Berdasarkan Saat Steriiisasi
Berdasarkan faktor resiko cara sterilisasi terdapat 21.6 % responden yang melakukan sterilisasi dengan cara minilap, sedangkan 78.4 % lainnya menggunakan cara !aparoskopi. Adapun tipe penyumbatan yang paling banyak digunakan adalah cincin falope (78.7 %), kemudian diikuti tipe penyumbatan pomeroy (21.3 %).
Berdasarkan faktor resiko k o m p l i i i tindakan, hanya sebagian kecil responden yang mengalami komplikasi yaitu sekitar 4.4 %, sedangkan 95.6 % responden lainnya menjalani operasi sterilisasi tanpa komplikasi.
Sebagian besar responden temyata telah menggunakan alat KB lain sebelum melakukan sterilisasi, yaitu 78.4 % dari seluruh responden. Sedangkan hanya 21.6 % yang belum ber-KB sebelum melakukan sterilisasi. Dari 4 jenis alat
KB
yang d~gunakan responden sebelum melakukan sterilisasi, jenis KB IUD dan pi1paling banyak digunakan responden, masing-masing 33.8 % dan 28.2 %. S e h g k a n alat KB yang paling sedikit digunakan responcien adalah susuk (0.2 %). Gambaran tersebut tampak pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis KB Sebelum Sterilisasi
Gambar 2 menunjukkan grafik sebaran responden berdasarkan jumlah anak saat sterilisasi. Gambar tersebut menunjukkan bahwa responden dengan jumlah anak 4 memberikan persentase terbesar (28.2 %), sedangkan responden dengan
jumlah anak 1 , 9 , l l dan 12 memberikan persentase terkecil(0.2 %).
10
Jumlah Anak
Gambar 2. Grafik Sebaran Responden Berdasarh Jumlah Anak Saat Sterilisasi
.
dSebaran responden berdasarkan faktor resiko lama KB sebelum sterilisasi dan usia responden saat sterilisasi dapat digambarkan sebagai berikut. Lama responden menggunakan KB sebelum sterilisasi berkisar antara 0 s.d. 96 bulan
dengan rataan 22.248 bulan. Sedangkan usia responden saat sterilisasi berkisar antara 26 s.d. 52 ta!un dengan rataan 40.032 tahun.
Tabel 3. Statistik Deskriptif untuk Lama KB Pra Sterilisasi dan Usia Saat Sterilisasi
Gambar 3 menunjukkan grafik sebaran responden berdasarkan lama KB pra sterilisasi. Berdasarkan grafik tersebut, responden dengan lama KB pra sterilisasi 0 s.d. 4 bulan menunjukkan proporsi yang terbesar (23.7 %). Adapun responden dengan masa KB pra sterilisasi terlama (96 bulan) a& sebanyak 2 orang (0.5 %).
Faktor Resiko Lama KB Pra
Sterilisasi Usia Saat Sterilisasi
Lama KB Pra Sterilisasi (Bulan)
Gambar 3. Grafik Sebaran Responden Berdasarkan Lama KB Pra Sterilisasi
N
408 408
Adapun gambar 4 adalah grafk sebaran responden berdasarkan usia saat sterilisasi. Berdasarkan faktor resiko usia saat sterilisasi, terdapat 12.7 % responden yang bemsia 40 tahun sebagai persentme terbesar, sedangkan persentme terkecil ditunjukkan oleh responden yang berusia 2 6 , 2 9 , 3 1,33 dan 52 tahun, yaitu hanya 0.2 %.
Wmum
0.0 26.0 M a k s . i m 96.0 52.0 ~afaanJ, 22.248 40.032 6hiqi8ngaaBaku 22.036 3.592Usia Responden
Gambar 4. Grafk Sebaran Responden Berdasarkan Usia Saat Sterilisasi
Sebaran Responden Berdasarkan Efek Samping Sterilisasi
Tabel 4 berikut
ini
menunjukkan sebaraa responden berdasarkan enam efek samping sterilisasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berdasarkan tabel tersebut t a l i i t bahwa efek samping pembahan lama haid clan perubahansiklus
haid merupakan dua efek samping dengan angka kejadian tertinggi (36.5 % dan 33.3 %), sedangkan efek samping dengan angka kejadian terendah adalah kehidupan rumah tangga yang terganggu (8.3 %).Tabel 4. Sebaran Responden Ber?asarkan Efek Samping Sterilisasi
Siklus Haid Tidak Teratur Perubahan Siklus Haid Perubahan Lama Haid
Kehidupan Rumah Tangga Terganggu
Pohon Klasifikasi Untuk Keenam Peubah Respons Secara Simultan Data yang ada diolah menggunakan metode pohon klasifikasi yang telah dikemas dalam perangkat lunak program CTMBR hasil pengembangan Zhang
(1998). Hasil pengolahan datanya merupakan dasar pembentukan pohon klasifikasi pada Garnbar 5. Pada simpul akar dan simpul dalam terdapat
keterangan peubah pemilah dan jumlah amatan, sedangkan pada simpul terminal terdapat keterangan jumlah amatannya saja. Tabel di bawah setia;: sirnpul menunjukkan persentase angka kejadian pada setiap peubah respons. Sedangkan nilai-nilai pemilah diternpatkan di kiri dan di kanan tanda panah.
Simpul 0 Xi (408)
n
sterilisasi Simpul 1 saat sterilisasi Simpul 5 Simpul 6 Simpul 8 65 66Berdasarkan pohon klasifikasi yang terbentuk tampak bahwa pemilahan pertama (simpul akar) terjadi pada peubah X; (lama K33 pra sterilisasi). Penils!!
kedua terjadi pada peubah X8 (jumlah anak saat sterilisasi). Peubah Xg (jenis
KB
pra sterilisasi) menjadi peubah pemilah pada pemilahan yang ketiga dan terakhir pemilahan terjadi pada peubah Xs (Jumlah anak saat sterilisasi).Tahapan Pemilahan Simpul
Tahapan pemilahan yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pemilahan Pertama (Simpul 0)
Peubah pemilah pada pemilahan yang pertama adalah X7 (lama KB pra
sterilisasi) dengan nilai pemilah yaitu lama
KB
pra sterilisasi 2 bulan. Dua kelompok amatan yang terbentuk yaitu :a. Simpul 1 sebagai simpul terminal dengan jumlah amatan 97. Sedangkan gambaran angka kzjadian efek samping sterilisasi pada simpul 1 adalah :
-
angka kejadian tertinggi : 3 1.9 % responden mengalami perubahan lama haid pasca sterilisasi.
-
angka kejadian terendah : 3.1 % responden mengaku kehidupan rumah tangganya terganggu pasca sterilisasi.b. Simpul 2 sebagai simpul dalam dengan jumlah amatan 3 1 1. Gambaran angka kejadian efek samping sterilisasi pada sirnpul2 adalah :
-
angka kejadian tertinggi : 37.9 % responden mengalami perubahan lama haid pasca sterilisasi.-
angka kejadian terendah : 9.9 % responden mengaku kehidupan rumah tangganya terganggu pasca sterilisasi.2. Pemilahan Kedua (Simpul2)
Peubah pemilah pada pemilahan kedua adalah Xs (jumlah anak saat
sterilisasi) dengan nilai pemilah yaitu jumlah anak 4. Dua kelompok amatan yang terbentuk yaitu :
a. Simpul 3 sebagai simpul dalam dengan jumlah amatan 180. Gambaran angka kejadian efek samping sterilisasi pada simpul3 adalah :
-
angka kejadian tertinggi : 30.1 % responden mengalami perubahan lama haid pasca sterilisasi.-
angka kejadianterendah : 6.7 % responden mengaku kehidupannlmah tmgganya terganggu pasca sterilisasi.
b. Simpul 4 sebagai simpul dalam dengan jumlah amatan 131. Gambaran angka kejadian efek samping sterilisasi adalah :
-
angka kejadian tertnggi : 48.5 % responden mengalami perubahan lama haid pasca sterilisasi.-
angka kejadian terendah : 12.5 % responden mengaku kehidupan seksnya terganggu pasca sterilisasi.3. Pemilahan Ketiga (Simpul3)
Peubah pemilah pada pemilahan yang ketiga adalah X g (jenis
KB
pra sterilisasi) dengan batas pemilah yaitu alatKB
IUD. Dua kelompok amatan yang terbentuk yaitu :a. Simpul 5 sebagai simpul terminal dengan jumlah amatan 93. Gambaran angka kejadian efek samping sterilisasi pada simpul5 adalah :
-
angka kejadian tertinggi : 36.6 % responden mengalami perubahan lama haid pasca sterilisasi.-
angka kejadian terendah : 6.4 % responden mengalami gangguanhaid yang memerlukan pemeriksaan dokter dan kehidupan rumah
tangganya terganggu pasca sterilisasi.
b. Simpul 6 sebagai simpul terminal dengan jumlah amatan 87. Gambaran angka kejadian efek samping sterilisasi pada simpul6 adalah :
-
an& kejadian tertinggi : 28.7 % responden mengalami perubahan siklus haid dibandiigkan dengan pra sterilisasi.-
angka kejadian terendah : 6.9 % responden mengalami siklus haid yang tidak teratur dan kehidupan rumah tangganya terganggu pasca sterilisasi.4. Pemilahan Keempat (Simpul4)
Peubah pemilah pada pemilahan yang keempat adalah
X8
(jumlah anak saat sterilisasi) dengan nilai pemilah yaitu jumlah anak 5. Dua kelompok amatanyang terbentuk yaitu :
a, Simpul 7 sebagai simpul temind dengan jumlh aqatan 55. Gm.5aran angka kejadian efek samping sterilisasi pada simpul7 adalah :
-
angka kejadian tertinggi : 52.3 % responden mengalami pembahan lama haid pasca sterilisasi.-
angka kejadian terendah : 12.3 % responden mengalami gangguan haid yang memerlukan pemeriksaan dokter dan kehidupan seksnya terganggu pasca sterilisasi.b. Simpul 8 sebagai simpul terminal dengan jumlah amatan 66. Gambaran angka kejadian efek samping sterilisasi pada simpul8 adalah :
-
angka kejadian tertinggi : 40.9 % responden mengalami siklus haid yang tidak teratur dan mengalami perubahan lama haid pasca sterilisasi.-
angka kejadianterendah : 13.6 % responden mengaku kehidupan seksnya terganggu pasca sterilisasi.Hasil Pengelompokan Responden
Simpul-simpul terminal yang tampak pada pohon klasifikasi menunjukkan kelompok-kelompok yang dapat diidentifikasi. Berdasarkan simpul-simpul terminal ini, terdapat lima kelompok responden, yaitu :
1. Kelompok 1, Simpul 1 ; kelompok dengan lama KB pra sterilisasi paling lama 2 bulan.
2. Kelompok 2, Simpul 5 ; kelompok dengan lama KB pra sterilisasi lebih
dari 2 bulan, dengan jumlah anak paling banyak 4 pada saat sterilisasi, dan jenis KB yang digunakan pra sterilisasi adalah
IUD.
3. Kelompok 3, Simpul 6 ; kelompok dengan lama KB pra sterilisasi lebii dari 2 bulan, dengan jumlah anak lebih dari 4 pada saat sterilisasi, dan jenis KB yang digunakan pra sterilisasi adalah kondom, pi], suntikan, susuk da. lain-lain.
4. Kelompok 4, Simpul 7 ; kelompok dengan lama KB pra sterilisasi lebih dari 2 bulan, dengan jurnlah anak 5 pada saat sterilisasi.
5. Kelompok 5, Simpul 8 ; kelompok dengan lama KB pra sterilisasi lebih dari 2 bulan dan jumlah anak lebih d a i 5 pada saat sterilisasi.
Identifikasi terhadap prioritas peubah-peubah penjelas yang mempengaruhi terjadinya efek sampiag steri!isasi dapat dilakukan dengar. menggundcan pohon klasifikasi yang terbentuk. Berdasarkan pohon klasifikasi yang terbentuk terdapat tiga peubah pemilah yaitu lama KE pra sterilisasi, jumlah anak saat sterilisasi dan jenis KB pra sterilisasi. Berdasarkan urutan pemilahan, maka prioritas peubah penjelasnya adalah sebagai berikut :
1. Peubah penjelas pertama yaitu lama KB pra sterilisasi.
2. Peubah penjelas kedua yaitu jumlah anak saat sterilisasi. 3. Peubah penjelas ketiga yaitu jenis KB pra sterilisasi.
Deskripsi Peubah Respons pada Kelompok Responden
Adapun hasil pengelompokan responden untuk tiap simpul terminal dan persentase angka kejadian efek samping sterilisasi yang terdapat pada Gambar 5
disajikan dalam Tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Persentase Angka Kejadian Efek Samping Sterilisasi terhadap Jumlah Amatan
untuk Setiap Peubah Respons
Pada tabel tersebut setiap kolom peubah respons menunjukkan persentase angka kejadian efek samping sterilisasi terhadap jumlah amatan pada masing- masing kelompok responden.
Berdasarkan Tabel 5 tersebut, deskripsi mengenai angka kejadian tertinggi pada setiap peubah respons dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Untuk peubah
Y1,
pada kelompok 5, persentase jumlah responden yang mengalami gangguan haid yang memerlukan pemeriksaan dokter, mencapai2. Untuk peubah Yz, pada kelompok 5 terlihat bahwa 21.2 % responden menyatakan mengalami siklus haid yang tidak teratur pasca skrilisasi.
3. Untuk peubah
Y3,
pada kelompok 4 terlihat bahwa 49.2 % responden menyatakan terjadi perubahan siklus haid pasca sterilisasi.4. Untuk peubah Y4, kelompok 4 juga memberikan angka kejadian tertinggi, yaitu
52.3 % responden mengalami perubahan lama haid pasca sterilisasi.
5. Untuk peubah
Ys,
pada kelompok5,
15.2 % responden mengaku kehidupan rumah tangganya kurang hannonis setelah melakukan sterilisasi.6. Untuk peubah
Y6,
pada kelompok 5,13.6 % responden menyatakan kehidupan seksnya kurang menggairahkan setelah melakukan sterilisasi.Analisis secara keseluruhan terhadap angka kejadian efek samping sterilisasi pada Tabel 5 adalah sebagai berikut :
1. Angka kejadian efek samping sterilisasi pada kelompok responden 4 dan 5 adalah angka kejadian yang paling tinggi untuk hampir semua peubah respons
dibandingkan dengan kelompok responden yang lain. Bila dikaji berdasarkm hubungan antara peubah penjelas dengan peubah responsnya, lamanya penggunaan jenis KB lain pra sterilisasi (lebih
dari
2 bulan) dan tingginya intensitas kelh yang telah dialami ijumlah anak 5 dan lebih dari 5 saat sterilisasi) sangat mempengaruhi terjadinya efek samping dari sterilisasi yang dilakukan. Cukup lamanya penggunaan jenisKB
lain sebelum sterilisasi telah mempengaruhi produksi hormon progesteron yang sangat berperan terhadap pola haid, sehingga perubahan jenisKB
menjadi sterilisasi juga mempengaruhi pola haid responden. J u d a h an& yang cukup besar juga memberikan pengaruh psikologis yaitu dengan munculnya rasa khawatir akan keberhasilan sterilisasi sehingga mengganggu kehidupan seks dan rumah tangga.2. Berdasarkan angka kejadian efek samping pada setiap peubah respons, peubah
Y3
(perubahan siklus haid pasca sterilisasi) clan peubahY4
(perubahan lama haid pasca sterilisasi) memiliki angka kejadian tertinggi dibandingkan dengan peubah respons yang lain. Sedangkan peubahYI
(mengalami gangguan haid yang memerlukan pemeriksaan dokter),Ys
(kehidupan rumah tangga terganggu pasca sterilisasi) danYg
(kehidupan seks terganggu pasca sterilisasi) menunjukkan angka kejadian yang rendah. Tingginya angka kejadianperubahan siklus haid dan lama haid pasca sterilisasi lebih dipengaruhi oleh jenis KB d m lama penggwmn
KB
pra sterilisasi yang smgat berpengzruh terhadap pola haid responden. Angka kejadian yang relatif rendah untuk gangguan haid pasca sterilisasi menunjukkan bahwa sterilisasi cukup aman secara medis. Sedangkan rendahnya angka kejadian untuk gangguan kehidupan rumah tangga dan kehidupan seks menunjukkan bahwa sterilisasi tidak memberikan dampak yang besar secara psikologis dan anggapan bahwa sterilisasi menyebabkan wanita menjadi "dingin" dalam kehidupan seksual tidak terbukti.Perbandingan Peubah Respons Antar Kelompok Responden
Untuk membandingkan kelompok-kelompok responden yang terbentuk berdasarkan angka kejadian pada keenam peubah respons, disusun matriks yang menampilkan peubah-peubah respons dengan perbedaan persentase angka kejadian lebih dari 4 % antara dua kelompok responden.
Tabel 6. Matriks Perbandingan Peubah Respons Antar Kelornpok Responden
Berdasarkan matriks antar kelompok responden yang terbentuk, karakteristik yang membedakan peubah-peubah respons antar kelompok responden adalah
sebagai berikut :
1. Kelompok 1 dan 2
Responden pada kelompok 1 d m 2 dibedekan oleh angka kejadian siklus haid
tidak teratur dan perubahan lama haid pasca sterilisasi. Responden pada 5
Keterangan : Sel menunjukkan peubah yang berbeda dan pernyataan perbandingan. Pernyataan perbandingan adalah baris terhadap kolorn.
Y1 s.d.Y6, > YI s.d.Y6, > YI s.d. Y5, > Y1, > ; y3, < ; y4, <
kelompok 2 mengalami angka kejadian yang lebih tinggi untuk kedua efek samping tersebut dibandingkan dengan responden pada kelompck 1.
2. Kelompok 1 dan 3
Responden pada kelompok 1 mengalami angka kejadian efek samping gangguan haid dan gangguan kehidupan seks yang lebih rendah, tetapi mengalami angka kejadian perubahan lama haid yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden pada kelompok 3. Ketiga efek samping tersebut menjadi pembeda antara kelompok 1 dan kelompok 3.
3. Kelompok 1 dm 4
Kelompok responden pada kelompok 1 dan 4 dibedakan oleh keenam peubah respons. Hal tersebut ditunjukkan oleh angka kejadian efek samping pada kelompok 4 yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden pada kelompok 1 untuk semua peubah respons.
4. Kelompok 1 dan 5
Kelompok 5 mengandung responden dengan angka kejadian efek sanlping yang lebih tinggi untuk semua peubah respons dibandingkan dengan responden pada kelompok 1. ~ e n g a n demikian, kelompok 1 dan 5 dibedakan oleh keenam peubah respons.
5. Kelompok 2 dan 3
Responden pada kelompok 2 mengalami angka kejadian yang lebih rendah untuk gangguan haid, tetapi mengalami angka kejadian yang l e b i tirlggi untuk siklus haid yang tidak teratur dan perubahan lama haid dibandi11gi:an dengan responden pada kelompok 3. Oleh karena itu, gangguan haid, siklus haid yang tidak teratur dan perubahan lama haid menjadi pembeda aitara responden pada kelompok 2 dan kelompok 3.
6. Kelompok 2 dan 4
Responden pada kelompok 2 clan 4 dibedakan oleh keenam peubah respons.
Responden pada kelompok 2 mengalami angka kejadian yang lebih rendah untuk semua efek samping dibandingkan responden pa& kelompok 4.
7. Kelompok 2 dan 5
Seperti halnya kelompok 2 dan 4, responden pada kelompok 2 dan 5 juga dibedakan oleh keenam peubah respons. Untuk semua efek samping
sterilisasi, responden pada kelompok 5 mengalami angka kejadian yang lebih tinggi dibandingkan de~gan responden pada kelompok 2.
8. Kelompok 3 dan 4
Responden pada kelompok 3 dan 4 mengalami angka gangguan haid dan angka gangguan kehidupan seks yang relatif sama, sementara responden pada kelompok 4 mengalami angka kejadian efek samping yang lebih tinggi untuk peubah respons laimya. Artinya, selain gangguan haid dan gangguan kehidupan seks, kelompok 3 dan 4 berbeda untuk peubah respons lainnya.
9. Kelompok 3 clan 5
Responden di kedua kelompok mengalami angka kejadian untuk gangguan kehidupan seks yang relatif setara, tetapi mtuk peubah respons lainnya, responden pada kelompok 5 mengalami angka kejadian yang lebih tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kecuali gangguan kehidupan seks, kondisi efek samping laimya berbeda pada kedua kelompok.
10. Kelompok 4 dan 5
Responden pada kelompok 4 mengalami lebih sedikit gangguan haid, tetapi mengalami perubahan siklus haid dan pembahan lama haid yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden pada kelompok 5. Dengan demikian, responden pada kelompok 4 dan 5 dibedakan oleh efek samping gangguan haid, pernbahan siiklus haid dan pembahan lama haid.
Pohon Klasifikasi untuk Keenam Peubah Respons Secara Terpisah
Sebagai pembanding pohon klasifikasi untuk enam peubah respons yang dianalisis secara simultan, maka dibentuk pohon klasifikasi untuk masing-masing
peubah respons tersebut secara terpisah. Berdasarkan pohon klasifikasi yang terbentuk pada Lampiran 4, dapat dikatakan bahwa sebagian besar pemilahan yang terjadi pada tiap-tiap pohon tampak pula pada pohon klasifikasi dengan keenam peubah rapons ganda. Hal tersebut dapat dilihat dari peubah-peubah pemilah (split variables ) untuk tiap-tiap pohon.
Simpul akar ( root node ) untuk tiap-tiap pohon diwakili oleh peubah-peubah pang muncul pada pohon klasifikasi untuk keenam peubah respons ganda. Kecuali
pada pohon untuk peubah respons Y I (gangguan haid pasca sterilisasi) dan
peubah respons
Yq
(lama haid pasca sterilisasi).Sebagai contoh, berdasarkan pohon klasifikasi yang terbentuk untuk peubah
YS
(kehidupan rumah tangga pasca sterilisasi) pada Lampiran 4 - Gambar 6e, tampak bahwa peubah pemilah pada simpul akar adalahX7
(lama KB sebelumsterilisasi). Kemudian peubah pada pemilahan berikutnya adalah X, dan Xs (jenis KB sebelum sterilisasi). Peubah-peubah pemilah yang muncul sama dengan peubah-peubah pemilah yang terdapat pada pohon klasifikasi untuk peubah respons biner ganda.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pohon klasifikasi untuk keenam peubah respons ganda menggambarkan informasi yang konsisten tentang peubah-peubah penjelas yang mempengaruhi efek samping sterilisasi yang terjadi.
Kestabilan Pohon yang Terbentuk
Untuk menyelidii kestabilan pohon yang terbentuk, seluruh amatan yang
berjumlah 408 dibagi menjadi dua gugus amatan yang masing-masing memuat 204 amatan. Penentuan kedua gugus amatan tersebut dilakukan secara acak.
Kedua gugus masing-masing dinamakan building set dan validating set.
Kemudian dibentuk pohon klasifikasi dengan gugus amatan building det.
Dari
enam pengacakan yang dilakukan, diperoleh enam building set yang hasil pembentukan pohon k l a s W i y a ditampilkan pada Lampiran 5.Dibandingkan dengan pohon pada Gambar 5, pohon yang terbentuk mempunyai ukuran yang lebih kecil. Kondisi tersebut merupakan hal yang masuk
aka1 karena semakin kecil jumlah amatan, akan semakin kecil pula ukuran pohon
yang terbentuk. Meskipun te jadi perubahan besar dalam jumiah amatan, tetapi peubah-peubah pemilah yang ada memiliki kemiripan dengan peubah pemilah pohon klasifikasi pada Gambar 5. Karenanya dapat diitakan bahwa pohon yang
terbentuk dengan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya tidak mempunyai