• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA MARIGOLD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA MARIGOLD"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA MARIGOLD (Tagetes sp.) SEBAGAI SUMBER KAROTENOID UNTUK MENINGKATKAN KECERAHAN WARNA IKAN PLATI PEDANG (Xyphophorus helleri)

(Skripsi)

Oleh Rudi Irawan

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INCREASE FLOUR MARIGOLD FLOWER (Tagetes sp.) AS A SOURCE OF CAROTENOIDS TO ENHANCE THE

BRIGHTNESS OF THE COLOUR SWORDTAIL FISH (Xyphophorus helleri)

By

RUDI IRAWAN

One of ornamental freshwater fish that have a high economic value is swordtail fish (Xyphophorus helleri). The benefit of swordtail fish is in a red orange of its body. Colour quality is the main factor of determining price of swordtail fish. Colour quality will be increase interest of consumer. The effort to increase the brightness of fish with adding carotenoids from marigold (Tagetes sp.) to feed. The study aims to determine the exact marigold flour dose as carotenoid resources to increase the brightness of the colour swordtail fish. The study was used Compeletely Random Design. The treatment were addition 0 mg/g, 6 mg/g, 9 mg/g, and 12 mg/g marigold in feed. The result showed that addition 12 mg/g marigold to the feed is effective for increase the brightness colour of swordtail fish that is 4,983 ± 0,284 and addition 9 mg/g marigold to the feed is effective for increase total carotenoid that is 2,90 ± 0,23 and given significant effect. The growth of length and survival rate was not given significant effect.

(3)

ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA MARIGOLD (Tagetes sp.) SEBAGAI SUMBER KAROTENOID UNTUK MENINGKATKAN KECERAHAN WARNA IKAN PLATI PEDANG (Xyphophorus helleri)

OLEH

RUDI IRAWAN

Salah satu ikan hias air tawar yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi adalah ikan plati pedang (Xyphophorus helleri). Keunggulan ikan plati pedang terletak pada warna oranye yang merona pada seluruh bagian tubuhnya. Kualitas warna ikan menjadi faktor utama dalam menentukan harga jual ikan. Kualitas warna yang indah dan menarik pada ikan akan meningkatkan minat konsumen atau pangsa pasar. Upaya untuk meningkatkan kecerahan warna ikan dapat dilakukan dengan menambahkan karotenoid yang berasal dari bunga marigold (Tagetes sp.) yang dicampurkan kedalam pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis tepung bunga marigold yang tepat dalam pakan sebagai sumber karotenoid untuk meningkatkan pigmen warna ikan plati pedang. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang diberikan yaitu penambahan tepung bunga marigold 0 mg/g, 6 mg/g, 9 mg/g, dan 12 mg/g pakan dalam formulasi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung bunga marigold 12 mg/g pakan dalam formulasi pakan efektif untuk meningkatkan intensitas warna tubuh ikan yaitu sebesar 4,983 ± 0,284 dan penambahan tepung bunga marigold 9 mg/g pakan dalam formulasi pakan efektif untuk meningkatkan total karotenoid yaitu sebesar 2,90 ± 0,23 serta memberikan pengaruh yang signifikan. Sedangkan pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan berat mutlak dan survival rate tidak memberikan pengaruh yang signifikan.

(4)

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA MARIGOLD (Tagetes sp.) SEBAGAI SUMBER KAROTENOID UNTUK MENINGKATKAN KECERAHAN WARNA IKAN PLATI PEDANG (Xyphophorus helleri)

Oleh Rudi Irawan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukamaju, pada tanggal 23 November 1992 sebagai putra kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Eko Pramono dan Ibu Khusnul Khotimah, S.Pd yang di beri nama Rudi Irawan.

Penulis menempuh pendidikan formal dari Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Semuli Raya, Kec. Abung Semuli, Kab. Lampung Utara pada tahun 1998-2004, dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Abung Semuli, Kec. Abung Semuli, Kab. Lampung Utara pada tahun 2004-2007, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Abung Semuli, Kec. Abung Semuli, Kab. Lampung Utara pada tahun 2007-2010. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Univesitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2010 dan telah menyelesaikan studinya pada tahun 2017.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi di Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan (HIDRILA) sebagai anggota Bidang Minat dan Bakat Periode 2011-2012 dan anggota Bidang Pengabdian Masyarakat Periode 2012-2013. Penulis juga pernah menjadi Asisten Dosen pada praktikum Oceanografi pada saat menjadi mahasiswa.

Penulis melakukan kegiatan Praktik Umum (PU) di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) Depok dengan judul “Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok” pada bulan Juli 2013 selama 30 hari. Penulis juga mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tanjung Mas Mulya, Kec. Mesuji Timur, Kab. Mesuji selama 40 hari di awal tahun 2014.

(9)

Pada tahun 2017, penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Tepung Bunga Marigold (Tagetes sp.) Sebagai Sumber Karotenoid Untuk Meningkatkan Kecerahan Warna Ikan Plati Pedang (Xyphophorus helleri)”.

(10)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmannirrahim

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ku persembahkan skripsi ini kepada :

Bapak dan Ibu Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada

terhingga, yang selalu memberi kasih sayang, menasehatiku,

memotivasi, pengorbanan dan mendo’akanku yang menjadi jalan

kemudahan dalam menyelesaikan studi. Tanpa Kalian, aku tidak akan

jadi apa-apa.

Terimakasih.

Kakak tersayang dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan

do’a dan dukungan selama masa studi.

Sahabat-sahabatku yang telah menambah warna dalam indahnya

kehidupanku.

Chindo Squad

yang telah memberikan kebahagian, canda tawa, serta

saling berbagi.

Teman-teman BDPI 2010 yang telah memberikan dukungan dan arti

kebersamaan dari awal hingga akhir masa studi.

DAN

(11)

MOTTO

“Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan

serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya".

-

HR.At

-

Tabrani

-“Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka

melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus

dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”.

-Aldus

Huxley-“The greatest discovery of my generation is that man can alter his

life simply by altering his

attitude

of mind”.

-William

James-“Lebih Baik Membuat Perubahan daripada Mengeluh Tanpa

Tujuan”.

-

Rudi Irawan

-“Tetap

jalani hidup dan hadapi keadaan walau penuh

tekanan. Berdo’alah dengan bersungguh

-sungguh, berusaha,

yakin, bertekad dan berpasrahlah pada Tuhan, maka Dia

akan mengembalikan takdirmu keposisi yang lebih baik

(12)

SANWACANA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul“Pengaruh Penambahan Tepung Bunga Marigold (Tagetes sp.) Sebagai Sumber Karotenoid Untuk Meningkatkan Kecerahan Warna Ikan Plati Pedang (Xyphophorus helleri), sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung.

Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung.

3. Ibu Henni Wijayanti Maharani, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktunya, mencurahkan segenap pemikirannya, senantiasa membimbing penulis selama ini dengan penuh kesabaran dan keuletan, selalu memberikan motivasi, serta memberikan nasihat dalam mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Deny Sapto Chondro Utomo, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing Kedua atas kesabaran dan kesediaan untuk meluangkan waktu disela-sela kesibukannya, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, motivasi, dan nasihat-nasihat dalam mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Herman Yulianto, S.Pi., M.Si., selaku Penguji yang telah meluangkan waktunya, memberikan kritik, saran, dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini, serta nasihat-nasihat dan motivasi terhadap penulis.

(13)

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan yang diberikan selama penulis menyelesaikan studi.

7. Kedua Orang tuaku, Bapak Eko Pramono dan Ibu Khusnul Khotimah, S.pd., atas segala yang diberikan, limpahan kasih sayang, dukungan semangat serta do’a yang tiada hentinya untuk setiap langkahku. Aku selalu bangga terlahir sebagai anak kalian.

8. Kakakku Andi Purnama Putra, S.T., Dian Permata dan keponakanku Balqis Faiha Rifda serta kakekku yang selalu memberikanku dukungan, do’a, semangat, dan menghibur selama ini.

9. Bang Beny, Jamed, Anggi Tri Satria, Dio Sandi Kiswara, dan Yuti Kardin yang telah memberikanku nasihat, memotivasi dengan tegas dan senantiasa sabar menghadapiku selama menjadi mahasiswa.

10. Muhammad Pebriansyah, Ajil, Yuti Kardin, Ahmad Mustawa, Agi, Dwi Angga Kusuma, Dwinda, Ahmad Fauzi yang telah meluangkan waktunya mengajariku, memberikanku ilmu, dan senantiasa dengan sabar banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Warek Sincan (Sandi Putra Barlian), yang telah menjadi partner penelitian, terimakasih telah banyak membantu dan memotivasi.

12. Sahabat-sahabatku “otewe club” Makwin, Ajil, Shoffan, Winda, Dio, Andi, Idung, Olip, Asove, Tiwi, Roma dan Caem atas tuangan kasih sayang dan telah melengkapi indahnya warna pelangi kehidupan serta memberi dukungan dan kebahagiaan.

13. Teman-teman Perikanan pengejar toga Aditya Kurniawan, Robert, Riska Ncim, Duma, Memed, Poe, Elsa, Benedikta dan Adik-adik 2013 yang telah membantu dan memberikan semangat serta dukungan.

14. Imam Sodikin sebagai sahabat dan teman seperjuanganku dari awal hingga akhir yang tetap bersama menemaniku, memberikan keceriaan, waktu dan tenaga serta tempat bernaung.

15. Septian Naldo sahabatku yang telah setia membantu dan menemaniku selama penelitian.

(14)

16. Cahyadi Prayuda sahabat kecilku yang telah mengajariku ilmu, memberikan saran dan dukungan.

17. Adik-adik Perikanan “Chindo Squad” Ardian Thomas, Auliyan, Akbar, Khanif, Tatang Purnama, Renaldo Saputra, Dimas Kumbir, Puraka, Agasi, Alay, Rio, Shara, Ajeng, Eshy yang telah memberikanku bantuan, tenaga, dukungan, do’a, ilmu, canda dan tawa yang selalu mengisi hari-hariku selama ini.

18. Sahabat-sahabat Perikanan “Gembo Gun and Mulau” Eltsyin Eko Vrifana, Yuti Kardin, Imam Sodikin, Dimas Kumbir, Dio Sandi, Jamed, Aris Candra, Muhammad Pebriansyah, Pak Komti Soma, Anggi Tri satria, Ableh, Ardiansyah Bakabon, Erwin, Dwi Angga Kusuma yang telah memberikan keceriaan, kebahagiaan, penuh canda dan tawa.

19. Sahabat-sahabat “Silampari” Aan, Ridwan, Angga Hadi Hanggara, Dwi Nurrahman, Yuda, Togor, Dea, Nano, Hapid, Naldo, Mario yang telah menemani, berbagi cerita, canda tawa dan kebersamaan.

20. Ikbal, Ferdinand, Rendi Bendot, Ancha, Mirwan yang senantiasa menjadi sahabat dan kawan bermain yang telah memberikan keceriaan, canda tawa, semangat, nasihat dan dukungan.

21. Teman-teman satu angkatan 2010 Miftahul Baihaqi, Ali, Rico, Hermawan, Aan, Toni, Ajiz, Regi, Prio, Arya, Adi Waluyo, Dian Yuni Emal, Safrina, Dike, Rima, Jelita, Sera, Yuli, Tita, Oci, Tica, Mauli, Nikky, Friska, Septi, Siti, Eli, Asri, Aulia dan lain-lain yang tak bisa kusebutkan satu persatu, terimakasih atas kekompakan, kesolidan, kebersamaan, dan persaudaraan kita selama ini sehingga kita semua mampu menghadapi berbagai masalah bersama-sama.

22. Kepada abang-abang dan mba-mba angkatan 2008, 2009, dan adik-adik angkatan 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016.

23.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

(15)

Tiada kata terindah yang pantas terucap dan tiada sesuatu yang pantas penulis berikan untuk membalas semua budi baik kecuali dengan do’a, semoga segala bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah S.W.T dengan berlipat ganda. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempuna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi penulis untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.

Bandar lampung, 7 November 2017 Penulis,

(16)

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ... ii PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP ... v PERSEMBAHAN... vii MOTTO ... viii SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan Penelitian... 2 1.3. Manfaat Penelitian... 2 1.4. Kerangka Pemikiran ... 3 1.5. Hipotesis... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1. Aspek Biologi Ikan Plati Pedang ... 6

2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Plati Pedang ... 6

2.1.2. Habitat dan Perilaku Reproduksi Ikan Plati Pedang ... 7

2.1.3. Pakan dan Kebiasaan Makan ... 7

2.2. Aspek Biologi Bunga Marigold ... 8

2.2.1. Klasifikasi dan Morfologi Bunga Marigold ... 8

2.2.2. Habitat Hidup Bunga Marigold... 9

2.2.3. Kandungan Bunga Marigold ... 9

2.3. Pakan Ikan ... 10

(17)

III. METODE PENELITIAN ... 14

3.1. Waktu dan Tempat ... 14

3.2. Alat dan Bahan Penelitian... 14

3.2.1. Alat Penelitian... 14

3.2.2. Bahan Penelitian... 14

a. Ikan Uji ... 14

b. Bahan Baku Pakan Ikan... 15

c. Aseton ... 15

3.3. Rancangan Penelitian ... 15

3.4. Prosedur Penelitian... 17

3.4.1. Persiapan Wadah Penelitian ... 17

3.4.2. Pembuatan Pakan ... 17

3.4.3. Masa Adaptasi ... 18

3.5. Pelaksanaan Penelitian ... 18

3.5.1. Pemeliharaan dan Pemberian Pakan dan Sampling ... 18

3.5.2. Pergantian Air dan Pengontrolan Kualitas Air... 18

3.6. Parameter yang Diamati ... 18

3.6.1. Kualitas Warna Menggunakan M-TCF... 18

3.6.2. Uji Total Karotenoid ... 19

3.6.3. Pertumbuhan... 20

a. Pertumbuhan Panjang Mutlak... 20

b. Pertumbuhan Berat Mutlak... 21

3.6.4. Survival Rate (SR)... 21

3.6.5. Pengukuran Kualitas Air ... 21

3.7. Analisa Data ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1. Intensitas Warna dan Total Karotenoid Ikan Plati Pedang ... 23

4.2. Pertumbuhan Ikan Plati Pedang ... 26

4.2.1. Pertumbuhan Panjang Mutlak Ikan Plati Pedang... 26

4.2.2. Pertumbuhan Berat Ikan Mutlak Plati Pedang ... 28

4.3. Survival Rate (SR) pada Ikan Plati Pedang... 30

4.4. Kualitas Air ... 32

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1. Kesimpulan ... 35

5.2. Saran... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Uji Proksimat pada Pakan Komersil ... 17 2. Parameter Kualitas Air... 32

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian... 5

2. Ikan Plati Pedang (Xyphophorus helleri) ... 6

3. Bunga Marigold (Tagetes sp.) ... 8

4. Konversi Karotenoid pada Ikan Koi... 10

5. Struktur Kulit Ikan... 11

6. Tata Letak Akuarium Penelitian... 16

7. Grafik Total Karotenoid dengan Spektrofotometer dan Nilai Intensitas Warna Ikan Plati Pedang dengan M-TCF. ... 23

8. Grafik Pertumbuhan Panjang Mutlak Ikan Plati Pedang... 27

9. Grafik Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Plati Pedang... 29

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Analisis Sidik Ragam Pada Parameter Pengamatan ... 42

2. Proses Pembuatan Tepung Bunga Marigold... 48

3. Proses Pembuatan Pakan Uji Penelitian ... 49

(21)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang mempunyai peluang pasar yang cukup besar. Pasar ikan hias sangat berbeda jika dibandingkan dengan ikan konsumsi. Kualitas warna ikan menjadi faktor utama dalam menentukan harga jual ikan hias, sedangkan pada pasar ikan konsumsi, kuantitas ikan menjadi faktor utama untuk menentukan harga jual. Tingginya harga jual ikan hias ditentukan oleh performa dan keunikan yang ditampilkan melalui keindahan bentuk tubuh atau corak warna, sehingga ikan hias banyak diminati oleh semua kalangan masyarakat.

Salah satu ikan hias air tawar yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi adalah ikan plati pedang (Xyphophorus helleri). Harga ikan plati pedang di pasar ikan hias berkisar antara Rp. 3.000 sampai dengan Rp. 10.000 per ekor, tergantung pada jenis kelamin dan ukuran ikan. Perbedaan harga ikan plati pedang jantan dan betina dikarenakan ikan plati pedang jantan memiliki bentuk ekor belakang yang lebih menarik, yaitu bagian bawah ekor belakang yang memanjang dan menyerupai bentuk pedang. Sedangkan ikan plati pedang betina memiliki bentuk ekor belakang normal seperti ikan plati pada umumnya, sehingga ikan plati pedang jantan memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan betina. (Lingga dan Susanto, 1999).

Warna indah pada ikan disebabkan oleh kromatofor (sel pigmen) yang terletak pada lapisan epidermis dengan jumlah dan letak pergerakan kromatofor yang dapat mempengaruhi tingkat kecerahan warna pada ikan (Sally, 1997; Lesmana dan Satyani, 2002). Kandungan pigmen dalam pakan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecerahan warna ikan (Bachtiar, 2002).

Kecerahan warna ikan dapat ditingkatkan dengan menambahkan karotenoid dalam pakan yang merupakan komponen utama pembentuk warna

(22)

merah dan kuning (Satyani dan Sugito, 1997). Penambahan karotenoid alami maupun sintetis dalam pakan dapat meningkatkan kualitas warna ikan hias (Sujath

et al., 2011). Berbagai penelitian seputar karotenoid pada ikan saat ini lebih

terfokus pada sumber karotenoid alami, karena harga karotenoid sintetis yang sangat mahal, yaitu berkisar antara Rp. 2.500.000 hingga Rp. 4.000.000/kg (Yanar

et al., 2008).

Bunga marigold (Tagetes sp.) adalah salah satu jenis tanaman yang mengandung karotenoid alami yaitu sebesar 3.890 mg/kg, sedangkan kelopak bunganya mengandung karotenoid sebesar 6.000 – 13.000 mg/kg yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas warna pada ikan (Yanar et al., 2007). Bunga marigold merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia. Umumnya, tanaman ini tumbuh tegak 0,6 – 1,3 m dengan bunga berwarna putih, kuning, merah hingga kuning keemasan tergantung pada spesiesnya. Tanaman bunga marigold dapat tumbuh liar dengan baik pada lingkungan normal dan cukup sinar matahari. Di Indonesia tanaman ini dijadikan sebagai tanaman pagar atau bunga potong, sedangkan di Kanada dan Amerika bunga ini justru dijadikan pewarna pada pakan ternak agar warna kaki dan paruhnya lebih kuning. Sukarman dan Chumaidi (2010) menyatakan, kelopak bunga marigold mengandung karotenoid yang sangat tinggi dari bobot keringnya. Tepung bunga marigold merupakan salah satu penghasil karotenoid alami yang murah serta mudah didapat dan dimanfaatkan.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis tepung bunga marigold yang tepat dalam pakan sebagai sumber karotenoid untuk meningkatkan pigmen warna ikan plati pedang.

1.3. Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama para pembudidaya ikan hias khususnya ikan plati pedang mengenai pengaruh penambahan dosis tepung bunga marigold yang tepat dalam

(23)

pakan sebagai sumber karotenoid untuk meningkatkan kecerahan warna ikan plati pedang.

1.4. Kerangka Pemikiran

Warna ikan merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan harga jual ikan hias (Ahilan et al., 2008). Kualitas warna yang indah dan menarik pada ikan akan meningkatkan minat konsumen atau pangsa pasar. Keunggulan ikan plati pedang terletak pada warna oranye yang merona pada seluruh bagian tubuhnya. Hal tersebut yang membuat ikan plati pedang memiliki nilai jual yang cukup tinggi, sehingga banyak orang yang berusaha memperoleh keuntungan dari hasil penjualan ikan tersebut. Menurunnya kualitas warna ikan plati pedang pastinya akan berdampak pada harga jual sehingga mempengaruhi pendapatan yang akan diperoleh pelaku usaha ikan plati pedang, baik pembudidaya maupun pedagang ikan plati pedang itu sendiri.

Warna dan pigmentasi ikan hias dipengaruhi oleh penyerapan dan timbunan karotenoid dalam tubuh (Shiang, 2006). Karotenoid merupakan pigmen utama pada kulit ikan hias (Yuangsoi et al., 2010), tetapi tubuh ikan tidak mampu mensintesis karotenoid (Gouveia et al., 2003). Dengan demikian kebutuhan karotenoid harus diberikan dari luar tubuh ikan melalui perbaikan pakan, yang dapat dilakukan dengan memberikan bahan tambahan (feed additive) yang mengandung zat untuk meningkatkan kualitas warna seperti karotenoid sebagai sumber pigmen warna, terutama pada sistem pemeliharaan yang intensif (Gouveia

et al., 2003).

Jenis karotenoid yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerahan warna ikan adalah bunga marigold (Tagetes sp). Kandungan yang terdapat pada bunga marigold (Tagetes sp.) adalah karotenoid, beta karoten, tran-lutein, lutein-ester, dan xantofil (Simpson et al., 1981). Kelopak bunga marigold mengandung karotenoid sangat tinggi yaitu 7.000 mg/kg dari bobot keringnya (Sukarman dan Chumaidi, 2010). Jenis karotenoid yang paling banyak dimiliki oleh bunga marigold ialah dari golongan xantofil yaitu pigmen lutein yang menyumbangkan hampir 90% yang menyebabkan warna kuning (Andarwulan dan Faradilla, 2012).

(24)

tubuh ikan akan dikonversi dalam bentuk canthaxantin dan astaxantin (Sukarman dan Chumaidi, 2010). Bunga marigold yang telah dijadikan tepung dapat ditambahkan pada pakan ikan (feed additive) yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas warna ikan hias.

Berdasarkan penelitian Kusuma (2012), penambahan tepung bunga marigold sebesar 1,5% dari total pakan buatan memberikan peningkatan kualitas warna benih ikan Mas Koki varietas oranda tertinggi yaitu sebesar 127,53% dengan kandungan chroma akhir sebesar 54,54, warna yang dihasilkan kuning pekat (oranye). Sukarman dan Rina (2014) menyatakan penggunaan tepung kelopak bunga marigold dengan formulasi pakan tepung ikan 30,62%, bungkil kedelai 35%, terigu 5%, pollard 19,30%, premix/vitamin + mineral + CMC 3% dan kelopak bunga marigold 2,32% merupakan hasil terbaik dibandingkan menggunakan pengganti axtaxantin lainnya. Komposisi nutrient pakan : DE 1900 Kkal/kg, protein kasar 35%, lemak 10% dan total karotenoid 150 mg/kg dapat digunakan sebagai alternatif pengganti karotenoid sintetis (Astaxantin sintetis) untuk meningkatkan kualitas warna ikan mas koki yaitu dengan nilai chroma 35,59% dan total karotenoid pada kulit sebesar 59,55 mg/kg. Penggunaan tepung kelopak bunga marigold menghasilkan warna yang lebih kuning dibandingkan karotenoid sintetis dengan nilai hue sebesar 79,82°.

Penelitian-penelitian sebelumnya tentang pengaruh pemberian tepung bunga marigold pada ikan menggambarkan pemberian karotenoid dalam pakan dapat meningkatkan kualitas warna dan kandungan karotenoid pada ikan. Gouveia dan Rema (2005) menyatakan, pemberian pakan yang kaya karotenoid adalah cara yang paling efisien untuk memperbaiki proses pigmentasi pada ikan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan tepung bunga marigold sebagai sumber karotenoid untuk meningkatkan kecerahan warna ikan plati pedang. Secara umum kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

(25)

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

1.5 Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H0 =τi= 0 : penambahan tepung bunga marigold (Tagetes sp.) tidak berpengaruh terhadap peningkatan warna pigmen ikan hias plati pedang (Xyphophorus helleri).

H1 =τi ≠0 : penambahan tepung bunga marigold (Tagetes sp.) berpengaruh terhadap peningkatan warna pigmen ikan hias plati pedang (Xyphophorus helleri).

Peluang Usaha Ikan Hias

Daya Tarik Ikan Plati Pedang

Kualitas Bagus

Peningkatan Kualitas Warna Ikan

Perbaikan Pakan

Harga Jual Tinggi

Penambahan Tepung Bunga Marigold

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aspek Biologi Ikan Plati Pedang

2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Plati Pedang

Ikan Plati Pedang termasuk ke dalam family Poecilidae yang berasal dari Amerika Serikat. Adapun taksonomi atau klasifikasi ikan plati pedang menurut Lingga dan Susanto (1999), yaitu:

Ordo : Cyprinodontoidei Subordo : Poecilioidei

Family : Poecilidae

Genus : Xyphophorus

Spesies : Xyphophorus helleri

Gambar 2. Ikan Plati Pedang (Xyphophorus helleri) : a) Jantan, dan b) Betina (Sumber : www.zonaikan.wordpress.com)

Ikan plati pedang jantan memiliki bentuk ekor belakang yang unik, yaitu bagian bawah ekor belakang yang memanjang dan menyerupai bentuk pedang. Sedangkan ikan plati pedang betina memiliki bentuk ekor belakang normal seperti

(27)

ikan plati pada umumnya. Ukuran maksimal ikan ini dapat mencapai 10 cm untuk betina dan 12 cm untuk jantan (Lingga dan Susanto, 1999).

2.1.2. Habitat dan Perilaku Reproduksi Ikan Plati Pedang

Ikan plati pedang adalah salah satu ikan hias air tawar yang cukup populer dan termasuk dalam golongan Livebearers, yaitu ikan yang berkembang biak melalui pembuahan secara internal. Tidak seperti kebanyakan ikan yang bertelur,

Livebearers bertelur di dalam tubuh kemudian terjadi pembuahan secara internal

dan telur dierami di dalam tubuh hingga menetas selanjutnya barulah melahirkan (Sudradjat, 2003).

Suhu optimal untuk pemeliharaan ikan plati pedang berkisar antara 25 – 28°C, sementara pH air sekitar 7,0 – 7,5, dan DO 4 – 8 mg/l. Ukuran ikan plati pedang dewasa berkisar antara 10 – 12 cm, sedangkan ukuran ikan plati pedang yang umumnya dijual dan diperdagangkan yaitu 3 – 5 cm. Di dalam akuarium, ikan plati pedang lebih menyukai berenang di area sekitar permukaan (top level). Perbandingan jumlah ikan plati pedang jantan dan betina yang ideal untuk pemijahan adalah 1 : 3. Ikan plati pedang jantan terkenal aktif secara seksual. Jika jumlah jantan melebihi rasio ideal, ikan plati pedang betina akan mudah kelelahan dan stress karena terus menerus diganggu oleh beberapa pejantan (Lingga dan Susanto, 1999).

2.1.3. Pakan dan Kebiasaan Makan

Ikan plati pedang termasuk ikan omnivora, tetapi lebih cenderung menyukai makanan dari tumbuh-tumbuhan. Makanan harus tersedia sejak fase larva, oleh karena itu kebanyakan pembudidaya ikan terlebih dahulu telah menyediakan atau melakukan kultur pakan alami sebelum memijahkan ikan. Adapun beberapa jenis pakan alami yang sering diberikan pada fase larva ikan antara lain Paramecium, Infusoria, Vinegar Eel, Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk, Cacing Sutra, Cacing Darah (Blood Worm), dan lain sebagainya (Sudradjat, 2003).

(28)

2.2. Aspek Biologi Bunga Marigold

2.2.1. Klasifikasi dan Morfologi Bunga Marigold

Bunga marigold tumbuh liar di Indonesia dan sangat mudah tumbuh di tanah ber-pH netral, panas, ber-drainase baik dan cukup sinar matahari. Biasanya tanaman ini tumbuh tegak setinggi 0,6 –1,3 m dengan panjang bunga berkisar 7– 10 cm berwarna putih, kuning, oranye hingga kuning keemasan tergantung pada spesiesnya (Sukarman dan Chumaidi, 2010). Klasifikasi bunga marigold menurut Sukarman dan Chumaidi (2010) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae Ordo : Asterales Keluarga : Asteraceae Suku : Tageteae Genus : Tagetes Spesies : Tagetes sp.

Gambar 3. Bunga Marigold(Tagetes sp.) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Salah satu tanaman yang menjadi sumber karotenoid adalah bunga marigold. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bunga marigold sebanyak 9% dari komposisi pakan akan meningkatkan kecerahan warna pada ikan koki (Sukarman, 2008). Sukarman dan Chumaidi (2010), juga menyatakan

(29)

bahwa kelopak bunga marigold mengandung karotenoid yang sangat tinggi dari bobot keringnya. Tepung bunga marigold merupakan salah satu penghasil karotenoid alami yang murah serta mudah didapat dan dimanfaatkan.

2.2.2. Habitat Hidup Bunga Marigold

Bunga marigold merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia, dan dapat tumbuh liar dengan baik pada lingkungan normal serta cukup sinar matahari. Di Indonesia tanaman ini umumnya digunakan sebagai tanaman pagar atau bunga potong, sedangkan di Kanada dan Amerika bunga ini justru dijadikan bahan untuk peningkat warna yang dicampur pada pakan ternak seperti unggas agar warna kaki dan paruhnya lebih kuning(Sukarman dan Chumaidi, 2010).

2.2.3. Kandungan Bunga Marigold

Kelopak bunga marigold mengandung karotenoid sangat tinggi yaitu 7.000 mg/kg dari bobot keringnya (Sukarman dan Chumaidi, 2010). Jenis karotenoid yang paling banyak dimiliki oleh bunga marigold ialah dari golongan xantofil yaitu pigmen lutein yang menyumbangkan hampir 90% yang menyebabkan warna kuning (Andarwulan dan Faradilla, 2012). Senyawa karotenoid lain yang terkandung dalam bunga marigold dari kelas xantofil adalah astaxanthin. Bachtiar (2002) menyatakan, ikan koi dapat memodifikasi karotenoid dari satu bentuk ke bentuk lain, terutama astaxanthin dan lutein. Misalnya lutein dikonversi menjadi astaxanthin. Karotenoid yang terdapat pada tepung bunga marigold jika diserap dapat dimodifikasi dalam tubuh ikan koi sesuai kebutuhan pigmennya. Evan (1993) dalam Indriati et al. (2012) menyatakan, secara fisiologis ikan akan mengubah pigmen yang diperoleh dari makanannya, sehingga menghasilkan variasi warna. Perubahan warna secara fisiologis adalah perubahan warna yang diakibatkan oleh aktivitas pergerakan butiran pigmen atau kromatofor.

(30)

Gambar 4. Konversi Karotenoid pada Ikan Koi (Sumber : Shiang, 2006)

2.3. Pakan Ikan

Makhluk hidup membutuhkan energi yang berasal dari makanan untuk tumbuh dan berkembang. Pakan yang baik adalah pakan yang jumlahnya cukup, kandungan nutrisinya lengkap, mudah dicerna, disukai oleh ikan, tepat waktu, dan berkesinambungan (Kusuma, 2012). Bila jumlah pakan tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi kompetisi pakan dan apabila jumlah pakan berlebih dapat menurunkan kualitas air. Secara umum, ikan membutuhkan makanan dengan jumlah 5 – 10% dari berat tubuhnya untuk proses pertumbuhan. Akan tetapi, jumlah tersebut dapat mengalami perubahan tergantung pada kondisi lingkungan ikan. Misalnya perubahan suhu yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh ikan. Pada suhu yang tinggi, laju metabolisme meningkat sehingga kebutuhan akan energi juga meningkat. Dari sejumlah makanan yang dikonsumsi, hanya 10% saja yang akan digunakan untuk tumbuh, selebihnya digunakan untuk tenaga atau tidak dapat dicerna (Mudjiman, 1994).

Secara umum makanan yang baik mengandung protein antara 20 – 40%, tetapi kandungan protein sekitar 25% sudah dapat memberikan hasil yang baik. Bahkan apabila hanya sebagai makanan tambahan kandungan proteinnya cukup 20% (Mudjiman, 1994). Di alam, ikan dapat memenuhi kebutuhan pakannya

(31)

dengan berbagai macam makanan yang tersedia, namun lain halnya pada kegiatan budidaya. Ikan lebih bergantung pada pakan buatan dan tidak dapat memilih makanan lain. Sehingga pada kegiatan budidaya diperlukan pakan yang cocok dan tepat dengan segala kebutuhan yang diperlukan oleh ikan. Pakan dapat digunakan juga untuk tujuan tertentu, antara lain sebagai pengobatan, perbaikan metabolisme lemak, dan perbaikan kualitas warna pada ikan hias (Kusuma, 2012).

Penggunaan bunga marigold pada penelitian adalah sebagai bahan tambahan pada pakan buatan untuk meningkatkan kualitas warna ikan plati pedang. Penggunaan tepung bunga marigold dalam pakan ikan dapat memperlambat pertumbuhan dan mengurangi kelangsungan hidup ikan karnivora, karena bunga marigold mengandung selulosa tanaman yang sulit dicerna oleh pencernaan ikan karnivora. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku pada jenis ikan omnivora dan herbivora (Kusuma, 2012).

Ikan plati pedang termasuk ikan omnivora, tetapi lebih cenderung menyukai makanan dari tumbuh-tumbuhan sehingga penggunaan tepung bunga marigold tidak akan berpengaruh negatif pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup plati pedang.

2.4. Penampakan Warna pada Ikan

Warna adalah salah satu daya tarik ikan hias selain bentuk fisik, tingkah laku, dan ukuran. Bachtiar (2002) menyatakan, tingkat kecerahan warna ikan koi sangat ditentukan oleh jumlah pigmen penyusunnya.

(32)

Fungsi utama pigmen pada ikan secara alami adalah sebagai pengenal jenisnya, mengelabui predator, dan untuk melindungi tubuh dari cahaya yang berlebih. Pigmen warna terletak pada bagian kulit dermis, ada yang tepat dibawah sisik dan ada yang letaknya agak kebawah sisik. Pigmen yang terletak tepat dibawah sisik akan menghasilkan warna yang bagus, sedangkan yang letaknya agak kebawah, warna yang dihasilkan akan kurang cemerlang (Bachtiar, 2002).

Menurut Bachtiar (2002), pigmen-pigmen yang membentuk warna ikan koi adalah pigmen merah, hitam, dan kuning (melanofora, xantofora, eritrofora, dan guanofora), namun warna lain bisa muncul akibat adanya refleksi sel yang disebut irridocytes. Sel irridocytes akan menimbulkan bayangan metalik yang akan masuk ke dalam pigmen dan mempengaruhi warna yang dibentuk seperti warna biru berubah menjadi hitam (Bachtiar, 2002). Banyaknya sel pigmen yang terkandung dalam koi akan menghasilkan warna tertentu.

Bachtiar (2002) menyatakan, pada dasarnya ikan koi dan jenis ikan lainnya mampu menghasilkan pigmen sendiri yaitu pigmen melanofora dan guanofora.

Melanofora atau melanin merupakan hasil akhir persenyawaan bahan fenol yang

dikontrol oleh hormon tirosin. Pigmen ini menghasilkan warna cokelat hingga hitam. Guanofora merupakan hasil khusus dari ikan yang memiliki sel irridocytes.

Guanofora berfungsi seperti cermin, memantulkan cahaya dan warna dari luar

tubuhnya. Sel Guanofora terdiri dari endapan-endapan kristal putih yang merupakan sisa metabolisme ikan.

Warna merah, oranye, dan kuning dihasilkan oleh pigmen eritrofora dan

xantofora yang tidak bisa diproduksi di dalam tubuh ikan. Warna-warna tersebut

diperoleh ikan dari pakan yang mengandung pigmen warna seperti karotenoid (Bachtiar, 2002). Bachtiar (2002) juga menyatakan bahwa karotenoid merupakan komponen utama pembentuk sel pigmen merah dan kuning. Zat karotenoid dapat diperoleh dari tanaman karena tanaman dapat memproduksi dan menyimpannya, sedangkan hewan termasuk ikan tidak bisa memproduksi karotenoid, tetapi dapat menyimpannya.

Menurut Bachtiar (2002), zat karotenoid secara alami berfungsi untuk memberikan atau memperjelas penampilan warna, sebagai protektor atau pelindung sistem saraf pusat dari cahaya berlebihan, sebagai bahan dasar vitamin

(33)

A, pengenalan jenis kelamin, dan menunjang termoregulasi atau proses pengaturan suhu tubuh. Karotenoid juga berfungsi untuk membantu pembentukan kuning telur dalam proses reproduksi dan berpengaruh terhadap kesehatan ikan. Satyani dan Sugito (1997) menyatakan, selain berfungsi sebagai pigmen dalam warna, karotenoid berperan dalam melindungi ikan terhadap sinar dan dipercaya dapat membantu dalam metabolisme siklus oksigen.

(34)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus–Oktober 2016, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Analisis proksimat bahan pakan dilakukan di Laboratorium PT. Saraswanti Indo Genetech, Bogor.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1. Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wadah pemeliharaan berupa akuarium berukuran 50 x 40 x 40 cm sebanyak 12 buah, filter air akuarium 12 buah, mesin penggiling pakan, oven, timbangan digital, instalasi aerasi,

Modified Toca Color Finder (M-TCF), spektrofotometer, gelas volumetrik

berukuran 100 ml, kuvet gelas, pipet tetes, kertas saring, mortar laboratorium, tabung reaksi, termometer, kertas milimeter blok, penggaris, DO meter, pH meter,

scoopnet, baskom, tandon air, selang, pisau, tisu, plastik, dan alat tulis (buku,

pensil dan pulpen).

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Ikan Uji

Ikan uji berupa ikan plati pedang jantan dengan ukuran ± 4 cm dengan ciri-ciri ekor belakang sudah terlihat menyerupai pedang, yang berasal dari petani ikan hias di Bandar Lampung. Padat penebaran yang digunakan adalah 30 ekor ikan pada setiap akuarium.

(35)

Pemilihan ikan uji berupa ikan plati pedang jantan dikarenakan ikan plati pedang jantan memiliki daya tarik lebih jika dibandingkan ikan plati pedang betina, yaitu bagian bawah ekor belakang ikan plati pedang jantan memanjang ke belakang dan menyerupai bentuk pedang. Selain itu untuk menyeragamkan kualitas warna dalam mempermudah pengamatan selama proses penelitian. Karena seperti kebanyakan ikan hias pada umumnya, ikan plati pedang betina pun cenderung memiliki kualitas warna yang kurang menarik atau kurang pekat. Sedangkan untuk plati pedang jantan, kualitas warna lebih menarik dengan penampakan warna oranye yang lebih pekat.

b. Bahan Baku Pakan Ikan

Bahan baku pakan ikan yang digunakan terdiri dari tepung bunga marigold, minyak ikan, dan pakan komersil.

c. Aseton

Aseton digunakan sebagai solven dalam proses ekstraksi karotenoid dari kulit ikan. Ekstraksi merupakan suatu metoda operasi yang digunakan dalam pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan (solven) sebagai tenaga pemisah (Maulida dan Zulkarnaen, 2010).

3.3. Rancangan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Sukarman (2008), pakan yang diberikan pada ikan mas koki dengan penambahan tepung bunga marigold sebesar 0,9% dari total jumlah bahan baku pakan merupakan hasil terbaik. Oleh karena itu, rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dengan 3 kali pengulangan pada masing-masing perlakuannya. Adapun perlakuan yang diberikan yaitu:

Perlakuan A : Penambahan tepung bunga marigold 0 mg/g pakan dalam formulasi pakan,

(36)

Perlakuan C : Penambahan tepung bunga marigold 9 mg/g pakan dalam formulasi pakan, dan

Perlakuan D : Penambahan tepung bunga marigold 12 mg/g pakan dalam formulasi pakan.

Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah:

Yij = µ + σi + єij

Keterangan:

Yij : Data pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j µ : Nilai tengah umum

σi : Pengaruh pemberian pakan ke-i

єij : Galat percobaan pada Perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i : Perlakuan pakan A, B, C ,D

j : Ulangan (1, 2, 3)

Untuk menguji perbedaan antar perlakuan digunakan analisis sidik ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Jika antar perlakuan berbeda nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji Tukey pada selang kepercayaan 95%.

Tata letak akuarium yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

Gambar 6. Tata Letak Akuarium Penelitian Keterangan :

A1 : Perlakuan A ulangan 1 C1 : Perlakuan C ulangan 1 A2 : Perlakuan A ulangan 2 C2 : Perlakuan C ulangan 2 A3 : Perlakuan A ulangan 3 C3 : Perlakuan C ulangan 3 B1 : Perlakuan B ulangan 1 D1 : Perlakuan D ulangan 1 B2 : Perlakuan B ulangan 2 D2 : Perlakuan D ulangan 2 B3 : Perlakuan B ulangan 3 D3 : Perlakuan D ulangan 3

C3 D1 A1 B2 D2 A2

(37)

3.4. Prosedur Penelitian

3.4.1. Persiapan Wadah Penelitian

Disiapkan akuarium berukuran 50 x 40 x 40 cm, kemudian akuarium dibersihkan dan dicuci hingga bersih kemudian dibilas dengan air bersih dan dikeringkan selama 24 jam. Setelah kering, barulah akuarium dikondisikan dengan penempatan/ tata letak akuarium di dalam ruangan kemudian diisi air hingga ketinggian 15 cm atau memilki volume 30 liter air, selanjutnya dipasang instalasi aerasi dan filter air akuarium. Sebelum digunakan air tersebut diberi aerasi selama 24 jam.

3.4.2. Pembuatan Pakan

Proses pembuatan tepung bunga marigold yaitu bunga yang sudah mekar (sekitar 1 minggu) kemudian dipanen dan dipisahkan kelopaknya. Bunga dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 150 ºC selama 3 jam. Bunga yang sudah kering kemudian diblender hingga halus lalu diayak. Setelah menjadi tepung, dilakukan pengovenan kembali dengan suhu 100 ºC selama 30 menit agar tepung benar-benar kering. Tepung disimpan dalam boks tertutup yang terlindungi dari sinar matahari (Sukarman dan Chumaidi,2010).

Proses pembuatan pakan uji yaitu disiapkan pakan komersil dengan ukuran 0,5– 0,7 mm yang kemudian ditambahkan dengan tepung bunga marigold sesuai dengan dosis pada masing-masing perlakuan yaitu, perlakuan A sebesar 0 mg/g, perlakuan B sebesar 6 mg/g, perlakuan C sebesar 9 mg/g dan perlakuan D sebesar 12 mg/g, kemudian ditambahkan minyak ikan satu sendok makan sebagai bahan perekat pelet dengan tepung bunga marigold, lalu diaduk sampai tercampur rata. Tabel 1. Uji Proksimat pada Pakan Komersil

Kandungan Pakan Nilai (%)

Protein Lemak Serat Kasar Kadar Abu Kadar Air 39 5 4 11 10

(38)

3.4.3. Masa Adaptasi

Ikan plati pedang yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diaklimatisasi selama 3 hari dengan tujuan agar ikan tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan. Ikan tersebut dipilih berdasarkan kondisi normal yang sehat dengan ukuran yang relatif sama yaitu ± 4 cm.

3.5. Pelaksanaan Penelitian

3.5.1. Pemeliharaan, Pemberian Pakan dan Sampling

Ikan plati pedang dipelihara selama 40 hari, selama pemeliharaan ikan diberi makan dengan metode at satiation dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari pada pukul 08:00 WIB, 13:00 WIB dan 17:00 WIB. Feeding rate (FR) yang diberikan yaitu 5% dari bobot tubuh ikan pada saat awal pemeliharaan, kemudian dilakukan sampling pertumbuhan (panjang dan berat) setiap 10 hari sekali untuk menentukan jumlah pakan yang harus diberikan hingga akhir masa penelitian.

3.5.2. Pergantian Air dan Pengontrolan Kualitas Air

Pergantian air sebanyak 70% dengan tujuan agar ikan dapat beradaptasi secara perlahan dengan kondisi lingkungan air yang baru. Pergantian air dilakukan setiap 10 hari sekali yaitu pada pagi hari sebelum dilakukan pemberian pakan. Pengontrolan kualitas air dilakukan dengan mensifon kotoran dan sisa pakan yang terdapat di dasar akuarium yang dilakukan setiap 4 hari sekali, kemudian dilakukan pengisian air kembali dengan menggunakan air yang berasal dari tandon yang memiliki kualitas sama dengan air media pemeliharaan.

3.6. Parameter yang Diamati

3.6.1. Kualitas Warna Menggunakan M-TCF

Pengamatan warna ikan dilakukan dengan menggunakan alat Modified

(39)

ditentukan dengan TCF yang disesuaikan dengan warna tubuh ikan plati pedang, yaitu dengan cara diamati warna pada tubuh bagian depan maupun pada tubuh bagian belakang ikan plati pedang yang dominan/ sering muncul pada semua perlakuan, dan kemudian ditetapkan sebagai standar TCF. Ikan plati pedang memiliki warna oranye merona pada seluruh permukaan tubuhnya, sehingga TCF yang dijadikan standar penilaian adalah warna oranye.

Pemberian nilai atau pembobotan pada kertas warna M-TCF dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengamatan terhadap intensitas warna ikan plati pedang. Pembobotan dimulai dari skor terkecil 1, 2, 3 hingga skor terbesar 30 dengan gradasi warna dari oranye muda hingga merah pekat.

Pengamatan kualitas warna ikan plati pedang dilakukan setiap 10 hari sekali selama 40 hari. Pengamatan dilakukan dengan cara membandingkan warna dominan ikan pada kertas warna M-TCF dan diamati oleh 5 orang pengamat dengan syarat memiliki indra penglihatan normal (tidak buta warna). Adapun tingkat konsistensi dari 5 orang pengamat tersebut adalah baik atau konsisten.

Pada pengamatan warna pertama, semua warna ikan ditandai dan untuk selanjutnya peningkatan warna kearah yang lebih kontras diberi nilai 1, 2, 3, sampai 30, sehingga akan diperoleh selisih antara nilai warna awal dan nilai warna di akhir penelitian.

3.6.2. Uji Total Karotenoid

Pengujian karotenoid dilakukan dengan mengambil sampel yaitu berupa bagian sisik dan kulit ikan plati pedang menggunakan alat bedah. Sampel dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 100 ºC selama 30 menit. Setelah kering, sampel diblender dilanjutkan dengan ditumbuk menggunakan mortar hingga halus seperti tepung, lalu sebanyak 5 g sampel dimasukkan ke dalam gelas volumetrik, ditambahkan aseton 90% sampai volume gelas mencapai 10 ml, kemudian dihomogenkan hingga larut sempurna dan disaring dengan kertas

whatman GF/F. Hasil saringan disuspensikan ke dalam 10 ml larutan aseton 90%

dan diaduk selama 1 menit dengan kecepatan rendah menggunakan vortex. Endapan berupa pelet diambil kemudian diberi 10 ml larutan aseton 90%. Ekstrak

(40)

sisa kotoran. Ekstrak pigmen disimpan dalam cahaya gelap pada suhu -4 ºC selama 24 jam.

Supernatan adalah substansi hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih rendah dari pelet. Posisi dari substansi ini berada pada lapisan atas dan warnanya lebih jernih, sementara pelet adalah substansi hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih tinggi dari supernatan. Posisi pelet berada pada bagian bawah (berupa endapan) dan warnanya lebih keruh (Miller, 2000).

Hasil berupa supernatan diambil dan diukur konsentrasinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 480 nm, 510 nm, dan 750 nm. Hasil yang diperoleh kemudian dihitung menggunakan rumus kosentrasi karotenoid (C-car) (Strychar dan Sammarco, 2012).

Perhitungan:

3.6.3. Pertumbuhan

a. Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak merupakan selisih panjang total tubuh ikan pada akhir penelitian dengan panjang total tubuh ikan pada awal penelitian. Perhitungan panjang mutlak dapat dihitung dengan persamaan (Effendi, 2004) :

Keterangan:

Lm : Pertumbuhan panjang mutlak (cm) Lt : Panjang rata-rata akhir penelitian (cm) Lo : Panjang rata-rata awal penelitian (cm)

C-car =7,6 ×[(Abs 480 nm - Abs 750 nm)- (1,49 ×{Abs 510 nm - Abs 750 nm})]

(41)

b. Pertumbuhan Berat Mutlak

Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih antara berat basah pada akhir masa pemeliharaan dengan berat basah pada awal masa pemeliharaan (Effendi, 2004). Berikut merupakan rumus pertumbuhan berat mutlak:

Keterangan:

Wm : Pertumbuhan berat mutlak (g)

Wt : Berat ikan uji pada akhir pemeliharaan (g) Wo : Berat ikan uji pada awal pemeliharaan (g)

3.6.4. Survival Rate (SR)

Survival Rate (SR) atau tingkat kelangsungan hidup ikan merupakan

perbandingan jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan dengan total jumlah ikan yang ditebar pada awal pemeliharaan (Effendi, 2004).

Keterangan:

SR : Survival Rate atau tingkat kelangsungan hidup (%) Nt : Jumlah ikan di akhir pemeliharaan (ekor)

No : Jumlah ikan di awal pemeliharaan (ekor)

3.6.5. Pengukuran Kualitas Air

Adapun pengukuran data kualitas air meliputi suhu, derajat keasaman (pH), dan kandungan oksigen terlarut (DO). Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 2 hari sekali (pagi, siang, dan sore) selama masa pemeliharaan.

SR

=

%

(42)

3.7. Analisa Data

Parameter uji yang digunakan untuk pengujian hasil dalam penarikan kesimpulan adalah data kecerahan warna ikan plati pedang dalam setiap perlakuan untuk melihat perbedaan respon kecerahan warna ikan plati pedang yang diberi perlakuan dosis penambahan tepung bunga marigold sebagai sumber karotenoid. Data hasil pengukuran kecerahan warna ikan plati pedang kemudian dianalisis dengan menggunakan uji sidik ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% dan akan dilanjutkan dengan uji Tukey pada selang kepercayaan 95% jika hasilnya berbeda nyata.

(43)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dosis yang efektif untuk meningkatkan pigmen warna ikan plati pedang yaitu dengan penambahan 12 mg/g tepung bunga marigold dalam formulasi pakan memiliki nilai tertinggi pada intensitas warna ikan menggunakan M-TCF yaitu dengan nilai 4,983 sedangkan dosis yang efektif untuk meningkatkan total karotenoid adalah dengan penambahan 9 mg/g tepung bunga marigold dalam formulasi pakan yaitu sebesar 2,90 mg/g.

5.2 Saran

Bagi para pembudidaya ikan hias khususnya ikan plati pedang, mengenai tepung bunga marigold dapat digunakan sebagai sumber karotenoid alami yang ditambahkan ke dalam pakan sesuai dengan dosis yang efektif yang telah dilakukan pada penelitian ini untuk meningkatkan kecerahan warna pada ikan plati pedang.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ahilan, B., K. Jegan, N. Felix, dan K. Raveneswaran. 2008. Influence of Botanical Additives on the Growth and Coloration of Adult Goldfish.

Tamil Nadu Journal Veterinary and Animal Science 4(4) : 129–134. Alfin, A. Kurnia, dan M. Hamzah. 2016. Subtitusi Minyak Ikan dengan Minyak

Jagung dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Laut (Panulirus sp.). Media Akuatika: Jurnal Ilmiah Jurusan

Budidaya Perairan 1(1) : 6–10.

Alma, A., C. Juan, E. Pablo, G. Adrian, dan Maurilio. 2013. The Effect of Marigold (Tagetas erecta) as Natural Carotenoid Source for The Pigmentation of Goldfish (Carassius auratus L.). Research Journal of

Fisheries and Hydrobiology, 8(2) : 31-37.

Andarwulan dan Faradilla. 2012. Pewarna Alami untuk Pangan. South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Arifin, M.Z. 1991. Budidaya Lele. Dohara Prize, Semarang.

Bachtiar, Y. 2002. Mencemerlangkan Warna Koi. Agromedia Pustaka, Jakarta. BSN. 2015. SNI (Standar Nasional Indonesia) Produksi Ikan Hias Platy. Badan

Standarisasi Nasional. SNI 8112:2015. ICS 65.150, Jakarta.

Çapar, H.M., M. Yanar, dan Y. Yanar. 2007. Pigmentation of Rainbow Trout (Onchorhynchus mykiss) with Carotenoids from Marigold Flower (Tagetes

erecta) and Red Pepper (Capsicum annum). Turkish Journal Veterinary and Animal Science 31(1) : 7-12

Claiborne, J.B., S.L. Edwards, dan A.I. Morrison-Shetlar. 2002. Acid–Base Regulation in Fishes: Cellular and Molecular Mechanisms. Journal Exp.

Zool. 293, 302, 319.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Evan, D.H. 1993. The Physiology of Fishes. CCR Press, London. Dalam: Indriati, S., M. Muhaemin, dan S. Hudaidah. 2012. Modified Toca Colour Finder (M-TCF) dan Kromatofor sebagai Penduga Tingkat Kecerahan Warna

(45)

Ikan Komet (Carasius auratus auratus) yang Diberi Pakan dengan Proporsi Tepung Kepala Udang (TKU) yang Berbeda. Jurnal Rekayasa

dan Teknologi Budidaya Perairan 1 : 9–16.

Goddard, S. 1996. Feed Management Intensive Aquaculture. Chapman and Hall, New York.

Gouveia, L., P. Rema, O. Pereira, dan J. Empis. 2003. Colouring Ornamental Fish (Cyprinus carpio and Carassius auratus) with Micro-Algal Biomass.

Aquaculture Nutrition 9 : 123–129.

Gouveia, L. dan P. Rema. 2005. Effect of Micro Algal Biomass Concentration and Temperature on Ornamental Goldfish (Carassius auratus) Skin Pigmentation. Aquaculture Nutrition 11 : 19–23.

Harper, J. dan G. Jeffrey. 2008. Morphologic effects of the Stress response in fish.

ILAR Journal 50(4) : 387-396.

Huda, C. 2013. Pengaruh Penambahan Ekstrak Ubi Jalar Merah Dalam Pakan

Buatan Terhadap Peningkatan Kecerahan Warna Benih Koi Kohaku

(Cyprinus carpio L.). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran, Bandung.

Ishimatsu, A., M. Hayashi, K.S. Lee, T. Kikkawa dan J. Kita. 2005. Physiological Effect on Fishes in a High-CO2World. Journal of Geophysical Research 110 : 2–7.

Iskandar. 2003. Budidaya Lobster Air Tawar. Jurnal Akuakultur Indonesia 4 : 1– 4.

Kusuma, D.M. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Bunga Marigold dalam

Pakan Buatan terhadap Kualitas Warna, Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Mas Koki (Carassius auratus). Skripsi. Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran, Bandung.

Latscha, T. dan S.P. Mayers. 1997. Carotenoids. Crustacean Nutrition, Advances

in World Aquaculture. World Aquaculture Society, Baton Rouge, LA.

Law, A.T., Y.H. Wong, dan A.B.A. Munafi. 2002. Effect of Hydrogen Ion on Macrobrachium rosenbergii (de Man) Egg Hatchability in Brackish Water.

Aquaculture 214 : 247–251.

Lesmana, D.S. dan Satyani. 2002. Agar Ikan Hias Cemerlang. Penebar Swadaya, Jakarta.

(46)

Lovell, T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. An A VI Book. Published by Van Nostrand Reinhold, New York.

Maulida, D. dan N. Zulkarnaen. 2010. Ekstraksi Antioksidan (Likopen) Dari Buah

Tomat dengan Menggunakan Solven Campuran, n-Heksana, Aseton dan Etanol. Skripsi. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.

Miller, J.N. dan J.C. Miller. 2000. Statistic and Chemometrics for Analytical

Chemistry. 4thed, Prentice Hall, Essex.

Mudjiman, A. 1994. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Pörtner, H.O. dan A.P. Farrell. 2008. Physiology and climate change. Science 322, 690–691.

Puspita, N. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Udang dalam Pakan Terhadap Pigmentasi Ikan Koi (Cyprinus carpio) Jenis Kohaku. Jurnal

Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan 1(1) : 31–38.

Ramadan, R. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Bunga Marigold dalam

Pakan Buatan Terhadap Kualitas Warna Benih Ikan Koi (Cyprinuscarpio L). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran,

Bandung.

Said, S.D., W.D. Supyawati, dan Noortiningsih. 2005. Pengaruh Jenis Pakan dan

Kondisi Cahaya Terhadap Penampilan Warna ikan Pelangi Merah (Glossolepis incisus) Jantan. Fakultas Biologi. Universitas Negeri Jakarta,

Jakarta.

Sally, E. 1997. Pigment Granula Transport in Cromatophores. Departement Biology Buckell University, Lewisbrug.

Sasson, A. 1991. Culture of Microalgae in Achievement and Evaluation. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organitation (UNESCO) Place de Pontenry, Paris. France.

Satyani, D. dan S. Sugito. 1997. Astaxanthin Sebagai Suplemen Pakan Untuk

Peningkatan Warna Ikan Hias. Warta Penelitian Perikanan Indonesia,

Instalasi Penelitian Perikanan, Vol 8. Depok.

Setyohadi, D., G.D.R. Wiadnya, dan Soemarno. 2001. Pengaruh Aerasi dan Resirkulasi Bio-Filter Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Udang Galah,

Macrobrachium rosenbergii (de Man). Biosains 1 : 39–46.

Shiang, T.P. 2006. Skin Colour Changes in Ornamental Koi (Cyprinus carpio)

Fed with Different Dietary Carotenoid Source. Master Thesis. University

(47)

Simpson, K.L., T. Katayama, dan C.O. Chichester. 1981. Carotenoid in fish feeds.

In Bauern- feind, J.C. (Ed.). Carotenoids as colorants and vitamin A precursors. Academic Press Inc, New York.

Slembrouck, J. Komarudin, O. Maskur, dan M. Legendre. 2005. Petunjuk Teknik

Pembenihan Ikan Patin Indonesia, Pangasius djambal. Badan Riset

Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Storebakken, T. dan H.K. No. 1992. Pigmentation of Rainbow Trout. Aquaculture 100 : 209–229.

Strychar, K.B., dan P.W. Sammarco. 2012. Effect of Heat Stress on Phytopigments of Zooxanthellae (Symbiodinium spp.) Symbiotic with the Corals Acropora hyacinthus, Porites solida, and Favites complanata.

International Journal of Biology 4(1) : 3–11.

Sudradjat. 2003. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Hias. Kanisius, Yogyakarta. Sujath, B.J.S., J.J. Shalin, dan A. Palavesam. 2011. Influence of Four Ornamental

Flowers on the Growth and Colouration of Orange Swordtail Chicilidae Fish (Xiphophorus hellerei, Heckel, 1940). International Journal Biology

Medecine Resource 2(3) : 621–626.

Sukarman. 2008. Bunga Tai Kotok (Tagetes sp.) sebagai Sumber Karotenoid pada

Ikan Hias. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Riset

Budidaya Ikan Hias, Depok.

Sukarman dan Chumaidi. 2010. Bunga Tai Kotok (Tagetes sp.) sebagai Sumber

Karotenoid pada Ikan Hias. Prosiding Forum Inovasi Teknologi

Akuakultur. Buku I. Pusat Riset Perikanan Budidaya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Jakarta.

Sukarman dan H. Rina. 2014. Alternatif Karotenoid Sintetis (Astaxantin) untuk

Meningkatkan Kualitas Warna Ikan Koki (Carassius auratus). Prosiding

Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok.

Sulawesty, F. 1997. Perbaikan Penampilan Ikan Pelangi Merah (Glossolepis

incises) Jantan Menggunakan Karotenoid Total dari Rebon. Limnotek

Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong.

Vasudevan P., S. Kashyaf, dan S. Sharma. 1997. Tagetes: A multipurpose plant.

Journal Biosource Technology 62 : 29–35.

Walker Jr, W.F. dan K.F Liem. 1994. Functional Anatomy of the Vertebrates. 2nd

(48)

Wallin, M. 2002. Nature’s Palette How Animals, Including Humans, Produce Colours. Departement of Zoology Goteborg University, Sweden.

Wina. 2012. Manfaat Senyawa Karotenoid Dalam Hijauan Pakan untuk Sapi

Perah. Jurnal Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas-2020. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Yanar, Y., H. Büyükçapar, M. Yanar, dan M. Göcer. 2007. Effect of Carotenoids from Red Pepper and Marigold Flower on Pigmentation, Sensory Properties, and Fatty Acid Composition of Rainbow Trout. Food

Chemistry 100(1) : 326–330.

Yanar, M., Z. Erçen, A.ö. Hunt, dan H. M. Büyükçapar. 2008. The Use of Alfalfa (Medicago sativa) as a Natural Carotenoid Source in Diets of Goldfish (Carassius auratus). Aquaculture 284 : 196–200.

Yesilayer, N., O. Aral, Z. Karsli, M. Oz, A. Karachua, dan F. Yagci. 2011. The Effects of Different Coarotenoid Source on Skin Pigmentation of Goldfish

(Carassius auratus). The Israeli Journal of Aquaculture-Bamidgeh 63 :

523–532.

Yuangsoi, B., O. Jintasataporn, P. Tabthipwon, dan C. Kamel. 2010. Utilization of Carotenids in Fancy Carp (Cyprinus carpio): Astaxanthin, Lutein and Carotene. World Applied Science Journal 11(5) : 590–598.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2. Ikan Plati Pedang (Xyphophorus helleri) : a) Jantan, dan b) Betina (Sumber : www.zonaikan.wordpress.com)
Gambar 3. Bunga Marigold (Tagetes sp.) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 4. Konversi Karotenoid pada Ikan Koi (Sumber : Shiang, 2006)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel correlation diketahui bahwa besarnya korelasi antara variabel konsumen pada Dealer Yamaha dengan variabel pengaruh iklan televisi sepeda motor Yamaha versi lagu grup

yang menunjuk Bank Pembayar.. Pemberian kuasa ini berlaku efektif sejak ditetapkannya tanggal pelaksanaan Lelang SUN dalam valuta asing oleh Bank Indonesia. Demikian Surat

Manakala hasil kajian Kyriacou dan Chien (2004), mendapati kajian yang dilakukan ke atas guru di Sekolah Menengah di seluruh Taiwan mendapati tahap stres guru adalah tinggi dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penanaman bawang merah secara polikultur berpengaruh nyata terhadap populasai

Penerapan strategi biaya telah diterapkan oleh produsen kue kering di Kota Palembang, dengan adanya penerapan strategi biaya terhadap tingkat keuntungan yang ingin

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Kebumen Nomor 153

Tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk menganalisis Tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk menganalisis kesetimbangan massa-energi pada proses

Berikut ini merupakan gambaran kompetensi atau kemampuan yang dimiliki Berikut ini merupakan gambaran kompetensi atau kemampuan yang dimiliki kepala ruangan