• Tidak ada hasil yang ditemukan

1_1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1_1"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

Aulia

Aulia Mutiara Mutiara Aminullah Aminullah 24140310282414031028 Roni

Roni Kusumah Kusumah 24140310542414031054 Andi

Andi M M Fathurrahman Fathurrahman 24140310532414031053 Asisten :

Asisten : Abdi

Abdi Ismail Ismail 24121000272412100027

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN

INSTRUMENTASI

INSTRUMENTASI

JURUSAN TEKNIK FISIKA

JURUSAN TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

SURABAYA

2015

(2)
(3)

ii

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

Aulia

Aulia Mutiara Mutiara Aminullah Aminullah 24140310282414031028 Roni

Roni Kusumah Kusumah 24140310542414031054 Andi

Andi M M Fathurrahman Fathurrahman 24140310532414031053

Asisten : Asisten : Abdi

Abdi Ismail Ismail 24121000272412100027

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

INSTRUMENTASI

JURUSAN TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

SURABAYA 2015

(4)

ii ii

ABSTRAK ABSTRAK

Dalam proses termodinamika terdapat beberapa perubahan Dalam proses termodinamika terdapat beberapa perubahan suatu proses seperti proses pemanasan, pendinginan, penambahan suatu proses seperti proses pemanasan, pendinginan, penambahan dan pengurangan air di udara. Dari beberapa peruabahan tersut dan pengurangan air di udara. Dari beberapa peruabahan tersut kita dapat mengambil salah satu contoh ilustrasi pada instrumen kita dapat mengambil salah satu contoh ilustrasi pada instrumen  AC Laboratory

 AC Laboratory Unit PA Unit PA Hilton A575Hilton A575. Termodinamika merupakan. Termodinamika merupakan suatu

suatu bidang bidang ilmu ilmu pengetahuan yang pengetahuan yang berurusan berurusan dengan dengan kalor,kalor, kerja dan sifat substansi yang berkaitan dengan kerja atau kalor. kerja dan sifat substansi yang berkaitan dengan kerja atau kalor. Tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk menganalisis Tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk menganalisis kesetimbangan massa-energi pada proses termodinamika kesetimbangan massa-energi pada proses termodinamika (pemanasan) di dalam volume atur dan juga menentuka laju kalor (pemanasan) di dalam volume atur dan juga menentuka laju kalor yang dilepaskan oleh heating coil pada AC unit.Dengan metode yang dilepaskan oleh heating coil pada AC unit.Dengan metode menganalisa temperatur pada daya listrik sebesar 0,5kW dan 1kW menganalisa temperatur pada daya listrik sebesar 0,5kW dan 1kW dengan kecepatan fan yang berbeda. Berdasarkan hasil dari dengan kecepatan fan yang berbeda. Berdasarkan hasil dari  perhitunga

 perhitungan dan analisa didapatkan nilai kalor pada percobaan inin dan analisa didapatkan nilai kalor pada percobaan ini sebesar 0,76 kJ pada saat daya 0,5kW dan 1,9 pada saat daya sebesar 0,76 kJ pada saat daya 0,5kW dan 1,9 pada saat daya sebesar 1kW.

sebesar 1kW.

Kata kunci : Termodinamika, kesetimbangan massa- energy, laju Kata kunci : Termodinamika, kesetimbangan massa- energy, laju

kalor kalor

(5)

iii iii

in a process such as process heating, cooling , addition and in a process such as process heating, cooling , addition and  subtraction

 subtraction in in the the air air . . Tersut Tersut of of some some changes changes we we can can take take oneone example illustration on the instrument AC Laboratory Unit PA example illustration on the instrument AC Laboratory Unit PA  Hilton A57

 Hilton A575 . 5 . Thermodynamics is Thermodynamics is a science a science that dthat deals with eals with heat ,heat , work and the nature of the substance related to work or heat . The work and the nature of the substance related to work or heat . The  goal

 goal in in this this lab lab is is to to analyze analyze the the mass-energy mass-energy balance balance in in thethe  process

 process thermodynamics thermodynamics ( ( heating heating ) ) in in the the volume volume set set , , and and alsoalso determining the rate of heat given off by the heating coil on the determining the rate of heat given off by the heating coil on the  AC

 AC unit.Dengan unit.Dengan method method of of analyzing analyzing the the temperature temperature of of thethe electric power of 0,5kW and 1kW with speed different fan . Based electric power of 0,5kW and 1kW with speed different fan . Based on the results of the calculation and analysis obtained in this on the results of the calculation and analysis obtained in this experiment the calorific value of 0.76 kJ when power 0,5kW and experiment the calorific value of 0.76 kJ when power 0,5kW and 1,9 when the power of 1kW.

1,9 when the power of 1kW.  Keywords : thermodynamics ,

 Keywords : thermodynamics , equilibrium mass- energy , heatequilibrium mass- energy , heat rate

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dari  praktikan dari kelompok-1 dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Termodinamika P-1 yang membahas mengenai volume atur.

Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini. Kami sadar dalam penyusunan laporan ini masih  banyak terdapat kekurangan , oleh karena itu dengan kerendahan

hati, kami meminta maaf kepada para pembaca dan berharap agar  pembaca berkenan hati untuk memberikan kritik dan saran untuk

melakukan perbaikan penyusunan laporan kedepannya.

Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi  pembaca dan bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 30 November 2015

(7)

v ABSTRAK ... ii ABSTRACT ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Percobaan ... 1

1.4 Sistematika Laporan ... 2

BAB II. DASAR TEORI ... 3

2.1 Dasar Termodinamika ... 3

2.2 Hukum Pertama Termodinamika ... 7

2.3 Kesetimbangan Termodinamika ... 15

2.4 Analisa Volume Atur Pada Keadaan Tunak ... 17

2.5 Air Conditoning ... 19

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM ... 23

3.1 Peralatan Percobaan ... 23

3.2 Prosedur Percobaan ... 23

BAB IV. DATA ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 Analisa Data ... 25 4.2 Pembahasan ... 25 Bab V. PENUTUP ... 29 5.1 Kesimpulan ... 29 5.2 Saran ... 29 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Termodinamika ... 5

Gambar 2.2 Grafik proses isothermal ... 13

Gambar 2.3 Grafik proses adiabatik ... 14

Gambar 2.4 Grafik isokhorik ... 14

(9)

vii

Tabel 4.1 Data Percobaan Praktikum 1 ... 25 Tabel 4.2 Data Hasil Enthalpy dan Kalor ... 25

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam proses termodinamika terdapat beberapa perubahan suatu proses seperti proses pemanasan, pendinginan, penambahan dan pengurangan air di udara. Dari beberapa peruabahan tersut kita dapat mengambil salah satu contoh ilustrasi pada instrumen  AC Laboratory Unit PA Hilton A575.

 Air Conditioning Laboratory Unit ini merupakan simulator  pengkondisian udara yang dilengkapi dengan berbagai proses- proses psikometrik seperti proses pemanasan (heating),  pendinginan (cooling),  penambahan dan pengurangan kandungan

air di udara (humidifying – dehumidifying).

Pada praktikum ini dapat diambil contoh untuk mengatur  perubahan massa dan energi dari perubahan suhu udara yang dihasilkan oleh refrigeran dan dapat dianalisa sesuai pengaturan volume atau set point yang telah ditentukan dari analisa juga dapat menentukan kalor yang dilepas oleh AC  tadi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada praktikum ini adalah :

1. Bagaimana cara menganalisis kesetimbangan massa-energi pada proses termodinamika (pemanasan) didalam volume atur ?

2. Bagaimana cara menentukan laju kalor yang dilepaskan oleh heating coil pada duct AC unit beserta efisiensinya ? 1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Menganalisis kesetimbangan massa-energi pada proses termodinamika (pemanasan) didalam volume atur 

2. Menentukan laju kalor yang dilepaskan oleh heating coil  pada duct AC unit beserta efisiensinya.

(11)

1.4 Sistematika Laporan

Adapun sistematika pada laporan praktikum ini terdiri dari 5  bab, yaitu :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan percobaan, dan sistematika laporan.

BAB II Dasar Teori

Pada bab ini membahas tentang dasar teori yang dapat menunjang  pembuatan laporan praktikum.

BAB III Metodologi Percobaan

Pada bab ini berisi tentang alat dan bahan yang digunakan serta  prosedur percobaan.

BAB IV Analisa Data dan Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang analisa data beserta pembahasan. BAB V Kesimpulan dan Saran

(12)

3

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Dasar Termodinamika.

Termodinamika merupakan suatu bidang ilmu  pengetahuan tentang/ yang berurusan dengan kalor, kerja dan sifat substansi yang berkaitan dengan kerja atau kalor. Seperti halnya pengetahuan /ilmu-ilmu dasar, termodinamika  berbasiskan pengalaman/eksperimental yang kemudian diformulasikan dalam beberapa hukum dasar, seperti yang kita ketahui antara lain hukum termodinamika pertama, kedua dan ketiga.[2]

2.1.1 Siklus termodinamika

Siklus termodinamika merupakan suatu urutan proses yang berawal dan berakhir pada keadaan yang sama. Pada akhir siklus, semua sifat akan memiliki nilai yang sama dengan kondisi awal. Dengan demikian maka dalam suatu siklus sistem tidak akan mengalami perubahan netto. Contohnya uap yang  bersirkulasi dalam suatu sistem pembangkit tenaga listrik membentuk sebuah siklus.

Pada suatu keadaan tertentu,

setiap sifat memiliki nilai tertentu yang dapat ditentukan

tanpa perlu mengetahui bagaimana sistem dapat mencapai

keadaan tersebut. Dengan demikian perubahan nilai suatu

sifat pada sistem akan berpindah dari suatu keadaan ke

keadaan lain sangat ditentukan oleh keadaan awal dan

akhir serta tidak dipengaruhi oleh langkah perubahan yang

terjadi. Perubahan tidak dipengaruhi oleh sejarah dan

rincian proses. Sebaliknya apabila nilai suatu besaran tidak

dipengaruhi oleh proses antara dua keadaan, maka

 besaran tersebut merupakan perubahan sifat.

2.1.2 Properti dan Proses

Properti dari suatu bahan adalah jumlah kuantitatif yang dapat diukur atau dihitung untuk mengetahui kondisi keadaan tertentu pada bahan. Properti ini misalnya massa, tekanan, temperatur, volume, entalpi, dan entropi Proses adalah sebuah

(13)

hal perlakuan yang terjadi untuk mengubah properti. Pada termodinamika proses biasanya melibatkan transfer energi seperti : pemanasan, pendinginan, penekanan (kompresi),  pengembangan (ekspansi), pengadukan, atau pemompaan.

Proses-proses yang mungkin digunakan untuk merubah properti adalah : tekanan konstan (isobar), volume konstan (isovolum), temperatur konstan (isotermal), adiabatic (tidak ada aliran panas), isentalpi (entalpi tetap), dan isentropi (entropi tetap). Proses termodinamika biasanya digambarkan dalam sistem koordinat dua properti , yaitu P-V diagram, P-v diagram, atau T-S diagram.

2.1.3 Volume spesifik 

Volume spesifik (v) adalah jumlah volume dalam

satu kilogram massa suatu zat (m

3

/kg) dan merupakan

kebalikan dari densitas ρ = 1/v dengan satuan SI yaitu

kg/m

3

2.1.4 Tekanan

Tekanan adalah gaya normal (F) tegak lurus yang

diberikan oleh suatu fluida persatuan luas benda (A) yang

terkena gaya tersebut.

 p = F/A

Tekanan sebenarnya atau aktual pada suatu posisi tertentu

disebut dengan tekanan absolut sedangkan tekanan yang

dibaca oleh suatu alat ukur disebut dengan tekanan

gage atau tekanan

vakum. Hubungan antara tekanan

absolut, tekanan atmosfer, tekanan gauge,

dan tekanan vakum .

2.1.5 Temperatur

Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu zat. Panas-dinginnya suatu zat berkaitan dengan energi termal yang terkandung dalam zat tersebut. Makin besar energi termalnya,

(14)

5

makin besar temperaturnya. Sehingga, temperatur dari suatu  benda menyatakan keadaan termal benda tersebut dan

kemampuan benda

untuk bertukar energi dengan benda

lain yang bersentuhan dengan benda tersebut. Benda

yang bersuhu tinggi akan memberikan energinya kepada

 benda yang bersuhu rendah. Satuan untuk temperatur

adalah Celcius (C) dan dapat diukur dengan menggunakan

termometer. Temperatur absolut (T) adalah derajat diatas

temperatur nol absolut yang dinyatakan dengan satuan

Kelvin (K).

T = t°C+273

Konversi satuan pada temperatur

°F = 32 + (9/5 . °C)

°R = 9/5 . °K 

2.1.6. Fase

Fase ( phase) menggambarkan sejumlah materi yang homogen dalam komposisi kimia maupun struktur fisiknya. Homogenitas dalam struktur fisik berarti bahwa materi tersebut seluruhnya berada dalam kondisi padat, cair, uap atau gas

.

[1]

2.17 Sistem Termodinamika

Terdapat dua jenis sistem termodinamika, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. yang digambarkan sebagai berikut.

(15)

1. Sistem tertutup

Dalam sistem tertutup massa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada massa keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem,tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat keluar masuk sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja. Atau dengan kata lain sistem tertutup  berisi materi yang sama, dimana perpindahan massa melalui batas sistem tidak dimungkinkan. Pada sistem tertutup yang melintasi garis batas (boundary layer ) hanyalah aliran kalor dan kerja saja, sedangkan pada sistem terbuka, fluida kerja  juga melintasi batas dari sistem. Dalam analisis termodinamika pada sistem tertutup biasanya digunakan massa atur (control mass) dan pada siklur terbuka digunakan volume atur (control volume).Perubahan keadaan pada substansi kerja (fluida kerja), menunjukkan proses termodinamika. Proses termodinamika pada sistem tertutup disebut  proses tanpa aliran (non-flow Processes) Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam massa udara didalam balon.

2. Sistem Terbuka

Dalam sistem terbuka, energi dan masa dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati  batas sistem. Sebagian besar mesin-mesin konversi energi adalah sistem terbuka. persamaan pokok yang  berlaku adalah hukum termodinamika pertama.

Untuk proses sistem terbuka, atau disebut proses dengan aliran ( flow-processes

)’, ketentuan pokok

yang berlaku adalah persamaan energi aliran mantap ( steady flow energy equation).Sistem mesin motor  bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem

(16)

7

melalui knalpot. Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan sistem termodinamika terbuka, karena secara simultan ada energi dan massa keluar-masuk sistem tersebut. 3. Sistem Terisolasi

Tidak ada pertukaran massa dan energi sistem dengan lingkungan. Atau dengan kata lain sistem tidak terpengaruh sama sekali oleh lingkungan. Misalnya: Tabung gas yang terisolasi. Perhatikan perbedaan penggunaan istilah tertutup dan terisolasi yang berbeda dengan pengertian keseharian. Dari definisi tentang sistem di atas, maka klasifikasi dalam ketiga kelompok diatas bergantung pada sistem dan dinding  pembatasnya. Tingkat keadaan termodinamika suatu sistem  pada suatu saat tertentu dinyatakan dengan sifat-sifat termodinamikanya, baik sifat intensif ataupun sifat eksensif. Sifat intensif dari suatu sistem tidak bergantung pada ukuran sistem, sebagai contoh adalah tekanan temperatur. Sifat ekstensif tergantung dari ukuran sistem, contohnya adalah volume V, energi dalam U, entalpi H, entropi S, dan lain sebagainya. Sifat ekstensif dapat diubah menjadi seolah-olah  bersifat intensif dengan cara membaginya dengan ukuran sistem tersebut (biasanya massa), sehingga dikenal dengan volume spesifik v, entalpi h, entropi s, energi dalam u, dan lain sebagainya. Kalor yang ditambahkan kedalam sistem dinyatakan dengan Q dan berharga positif, dan kerja yang dilakukan oleh sistem juga positif dinyatakan dengan W. Harga spesifiknya per satuan massa fluida kerja disebut dengan q dan w.[2]

2.2 Hukum Pertama Termodinamika

Hukum termodinamika pertama berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi dapat dikonversi dari  suatu bentu ke bentuk yang lain”. Hukum pertama adalah prinsip

(17)

 perpindahan energi. Menurut hukum pertama, energi di dalam suatu benda dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan kalor ke benda atau dengan melakukan usaha pada benda. Hukum  pertama tidak membatasi arah perpindahan kalor yang dapat

terjadi.

Berdasarkan hukum kekekalan energi maka Hukum I Termodinamika dirumuskan:

Yaitu : U = Q + W Dengan : U = U2-U1

Jadi, hukum pertama termodinamika adalah prinsip kekekalan energi yang diaplikasikan pada kalor, usaha, & energi dalam. Hukum I termodinamika menyatakan bahwa kalor yang terlibat diubah menjadi perubahan energi dalam & usaha.

Proses :

Reversible dan tidak reversible. Proses reversible:

H2O(l) H2O(g)

1 atm, 1000C fasa cair dan uap berada dalam kesetimbangan.

Kalor dan Kerja

Kalor (q): energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem sebagai akibat langsung dari perbedaan suhu antara sistem dan lingkungannya.

q: positif jika kalor masuk sistem

q: negatif jika kalor keluar dari sistem.

Kerja (W): energi dan bukan kalor yang dipertukarkan antara sistem dengan lingkungannya pada suatu perubahan keadaan.

W positif bila lingkungan melakukan kerja terhadap sistem, misalnya proses pemampatan gas.W negatif bila sistem

(18)

9

melakukan kerja terhadap lingkungan, misalnya proses pemuaian gas terhadap atmosfer.

Luas penampang penghisap : A

Tekanan luar : Pl 

Jarak : dx

Kerja = gaya * jarak dW = - Pl * A * dx dW = - Pl * dV

dV = perubahan volum yang terjadi pada proses tanda (-) karena kerja dilakukan oleh gas.

V2

W = -

∫ P

l  dV V1

Pl  = 0 : gas memuai terhadap vakum W = 0  proses ekspansi bebas

Pl  tetap  gas memuai pada tekanan atmosfir yang tetap. V2

W = -

∫ P

l  dV = - Pl  (V2

 – 

 V1) V1

W = - Pl 

ΔV

Proses pemuaian reversibel : Pl  = P

 – 

 dP

V2 V2 V2

W = -

∫ (P – 

 dP) dV = -

∫ P dV + ∫ dP dV

V1 V1 V1

V2

Wrev = -

∫ P dV

P = tekanan gas.

V1

(19)

V2

Wrev = -

∫ nRT (dV/V) =

-nRT ln (V2/V1) V1

Energi dalam dan perubahan energi dalam.

ΔU = U

2

 – 

 U1

Hukum pertama Termodinamika. dU = dq + dW

2 2 2

∫ dU = ∫ dq + ∫ dW (dW =

-Pl dV)

1 1 1

U2

 – 

 U1

= ΔU = q + W.

Untuk proses yang berjalan pada Volume tetap, maka harga ΔU

= qv

Enthalpi dan Perubahan Enthalpi

Reaksi kimia berjalan pada tekanan sistem yang tetap dan sama dengan tekanan luar.

dU = dq - P dV U2

 – 

 U1 = q p - P (V2

 – 

 V1) U2

 – 

 U1 = q p - PV2 + PV1 U2

 – 

 U1 = q p - P2V2 + P1V1 (U2 + P2V2) = (U1 + P1V1) + q p H = U + PV H : fungsi keadaan. H2

 – 

 H1 = q p 

ΔH = q

 p Kapasitas kalor.

(20)

11 C =

dT

dq

U = f (T, V)

dU = (∂U/∂V)

T

dV + (∂U/∂T)

V dT dU = dq

 – 

 P dV dq = dU + P dV

dq = (∂U/∂V)

T

dV + (∂U/∂T)

V dT + P dV

dq = (∂U/∂T)

V

dT + (P + (∂U/∂V)

T) dV Proses pada volum tetap :

dqv

= (∂U/∂T)

V dT

CV = (dqv

/ dT) = (∂U/∂T)

V

CV: kapasitas panas pada volum tetap. Proses pada volume tetap:

T2

ΔU = ∫ C

v dT T1

H = f (P, T)

dH = (∂H/∂P)

T

dP + (∂H/∂T)

P dT Proses pada tekanan tetap :

dq p

= (∂H/∂T)

P dT CP = dT dqP

= (∂H/∂T)

P T2

ΔH = ∫ C

PdT T1

Penggunaan Hukum Termodinamika I : Ekspansi Reversibel Isotermal gas ideal.

(21)

Wrev = -

∫ RT

V dV  = - RT ln 1 2 V V

(per mol gas) P1V1 = P2V2 W = RT ln 1 2 P P  n mol : W = nRT ln 1 2 P P

ΔH dan ΔU = 0 pada proses isotermal

W = -q

Ekspansi Reversibel Adiabatis Gas Ideal Adiabatis q = 0 dU = dW = - P dV dU = CV dT CV dT = - P dV = - RT (dV/V) CV (dT/T) = - R (dV/V) CV ln 1 2 T T  = - R ln 1 2 V V V P C C  =

γ

ln 1 2 T T  = -V V P C C -C  ln 1 2 V V  = - (

γ

 - 1) ln 1 2 V V (

γ

 - 1) 1 2

T

T

 = ( 2 1

V

V

)

(22)

13

2.2.1 Penerapan Hukum I Termodinamika pada Proses Termodinamika

Hukum pertama termodinamika dilakukan dalam empat  proses, yaitu:

1. Proses Isotermal

Dalam proses ini, suhu sistem dijaga agar selalu konstan. Suhu gas ideal berbanding lurus dengan energi dalam gas ideal dan tekanan sistem berubah  penjadi (tekanan sistem berkurang).

Gambar 2.2 Grafik proses isotermal 2. Proses Adiabatik

Dalam proses adibiatik, tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem atau meninggalkan sistem (Q = O). Proses adibiatik bisa terjadi pada sistem tertutup yang terisolasi dengan baik. Untuk sistem tertutup yang terisolasi dengan baik, biasanya tidak ada kalor yang dengan seenaknya mengalir kedalam sistem atau meninggalkan sistem. Proses adibiatik juga bisa terjadi  pada sistem tertutup yang tidak terisolasi. Proses dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor tidak sempat mengalir menuju sistem atau meninggalkan sistem.

(23)

Gambar 2.3 Grafik proses adiabatik 3. Proses Isokhorik

Dalam prose isokhorik, volume sistem dijaga agar selalu konstan. Karena volume sistem selalu konstan, maka sistem tidak bisa melakukan kerja pada lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan tidak bisa melakukan kerja pada sistem.

Gambar 2.4 Grafik isokhorik 4. Proses Isobarik

Dalam proses isobarik, tekanan sistem dijaga agar selalu konstan. Karena yang konstan adalah tekanan maka perubahan energi dalam (U) ,kalor (Q), dan kerja (W) pada proses isobarik tidak ada dan bernilai

(24)

15

nol. Dengan demikian, persamaan hukum pertama termodinamika tetep utuh seperti semula.

Gambar 2.5 Grafik isobarik [3] 2.3 Kesetimbangan Termodinamika

Suatu benda dikatakan berada dalam keadaan kesetimbangan termodinamik bila nilai dari besaran-besaran keadaan makroskopiknya tidak lagi berubah dalam jangka waktu yang cukup lama. Termodinamika hanya akan meninjau besaran- besaran keadaan setelah sistem berada dalam kesetim-bangan termodinamik. Bahkan besaran-besaran termodinamika hanya terdefinisi dalam keadaan kesetimbangan termodinamik. Termodinamika tidak meninjau proses bagaimana suatu sistem  berubah mencapai kondisi kesetimbangan termodinamiknya,

karena itu tidak ada variabel waktudalam relasi-relasi termodinamika.Kondisi kesetimbangan termodinamika jelas adalah suatu yang sangat jauh dari realita, karena bagaimanapun suatu benda tidak akan dapat lepas dari interaksinya dengan lingkungan, sehingga tidak mungkin nilai besaran-besaran makroskopiknya benar-benar tidak berubah. Tetapi kon- disi mendekati kesetimbangan termodinamika sudah cukup untuk dapat diterapkannya relasi-relasi termodinamika. Sebagai contoh hukum radiasi benda hitam dapat diterapkan pada matahari ataupun bintang walaupun mereka tidak benar-benar dalam

(25)

keadaan kesetimbangan termodinamik. Sehingga dengan menganalisa spektrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan matahari ataupun bintang, dapat diduga besar temperatur permukaannya.

2.3.1 Kesetimbangan Termal

Dua benda dikatakan berada dalam keadaan kesetimbangantermal bila dalam kondisi adanya kemungkinan interaksi antara partikel kedua sistem, tidak ada lagi total  perpindahan energi panas antara keduanya (tidak tampak lagi  perubahan keadaan makro pada kedua benda). Bila benda A  berada dalam kesetimbangan termal dengan benda B, serta benda B berada dalam kesetimbangan termal dengan benda C, maka  benda A akan berada dalam kesetimbangan termal dengan benda

C. Relasi kesetimbang termal adalah suatu relasi ekuivalensi, sehingga seseorang dapat mengelompokkan benda-benda yang  berada dalam keadaan setimbang termal dan memberi parameter

yang menunjukkan hal itu. Fakta empiris ini dikenal sebagai hukum termodinamika ke nol. Benda-benda yang berada dalam keadaan kesetimbangan termal satu sama lain, dide_nisikan memiliki temperatur yang sama. Dua benda yang berada dalam keadaan kesetimbangan termal akan memiliki temperatur yang sama. Jadi hukum termodinamika ke-nol ini tidak lain adalah  pernyataan tentang adanya besaran temperatur. Besaran

temperatur ini adalah besaran intensif, karena nilainya tidak  bergantung pada jumlah partikel. Konsep temperatur hanya  berlaku untuk sistem makroskopik. Tidak ada artinya mende_nisikan temperatur untuk sebuah partikel.Walaupun sebuah benda tidak secara keseluruhan berada dalam kesetimbangan termal, bagian-bagian dari benda tersebut mungkin berada dalam keadaan kesetimbangan termal lokal. Maka pada bagian-bagian benda tersebut dapat dide_nisikan temperature.

(26)

17

Sebelum mende_nisikan kesetimbangan mekanik, perlu didenisikan terlebih dahulu besaran tekanan p. Bila ditinjau suatu  bagian dari sistem yang dibatasi dengan suatu dinding pembatas

(tidak harus berupa dinding sesungguhnya, dapat hanya berupa dinding andaian). Pada dinding tersebut secara umum akan ada gaya dari sistem (atau bagian sistem) yang bekerja ke bagian di sebelah luar dinding. Gaya tersebut secara umum dapat diuraikan menjadi komponen yang sejajar dan yang tegak lurus permukaan dinding. Karena komponen gaya yang tegak lurus permukaan diberikanoleh sistem yang terdiri dari banyak partikel, maka nilainya secara umum sebanding dengan luas permukaan dinding. Tekanan tidak lain adalah konstanta kesebandingan antara gaya tegak lurus dinding dan elemen luas permukaan, sehingga untuk elemen gaya dF dan elemen luas permukaan.

dF = pdA; p = 



Bila antara sistem dan lingkungan terdapat kesetimbangan sedemikian sehingga tidak terjadi perubahan (makroskopis) volume sistem dan lingkungan, maka dikatakan bahwa sistem dan lingkungan berada dalam keadaan kesetimbangan mekanik. Dalam kondisi kesetimbangan mekanik, sistem dan lingkungan akan memiliki nilai tekanan p yang sama.

2.3.4 Kesetimbangan Jumlah Partikel

Bila antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran  partikel, maka jumlah partikel dalam sistem tidak tetap. Tetapi  bila jumlah partikel yang keluar dari sistem dan yang masuk ke

dalam sistem secara rerata sama, maka terdapat kesetimbangan  jumlah partikel antara sistem dan lingkungan. Ketika itu antara

sistem dan lingkungan dikatakan memiliki nilai potensial kimia yang sama.[4]

2.4 Analisis Volume Atur Pada Keadaan Tunak

Bentuk keadaan tunak dari neraca laju massa dan energy dikembangkan dan diaplikasikan untuk berbagai kasus dari  bidang rekayasa .Bentuk keadaaan tunak yang diperoleh tidak 

(27)

 berlaku untuk kondisi transien saat menghidupkan awal dan mematikan operasi[eralatan ,tetapi hanya berlaku untuk kondisi saat operasi yang tunak.situasi semacam ini umum ditemui dalam  bidang teknik.

2.4.1 Bentuk Keadaan unak Neraca Laju Massa dan Energi Pada volume atur dalam keadaan tunak,kondisi massa yang  berada dlam volume atur dan pda adaerah batasnya,tidak berubah menurut waktu. Laju aliran massa serta laju perpindahan energy oleh kalor dan kerja juga konstan terhadap waktu. Penumpukan massa di dalam volume atur tidak dapat terjadi sehingga dmcv /dt = 0dan neraca laju massa ,Persamaan ,berbentuk sebagai berikut

Lebih lanjut ,pada keadaan tunak dEcv/dt = 0,maka persamaan  bisa ditulis sebagai

Persamaan berikut menyatakan bahwa pada keadaan tunak,laju massa total memasuki volume atur adalah sama dengan laju massa total keluar volume atur. Serupa dengan hal ini  persamaan satunya menyatakan bahwa total laju energy yang dipindahkan ke dalam volume atur adalah sama dengan total laju energy yang dipindahkan keluar dari volume atur.

Banyak aplikasi penting berupa volume atur dengan satu sisi masuk dan satu sisi keluar pada keadaan tunak. Neraca laju

(28)

19

massa dan energi diharuskan untuk dipakai dalam kasus khusus ini . Neraca laju massa berubah secara sederhana menjadi ṁ1 = ṁ2 .Jadi laju aliran massa pada sisi keluar ,2 ,harus sama dengan  pada sisi masuk .1. Laju aliran massa yang umum ,dinyatakan secara sederhana sebagai ṁ. Berikutnya,dengan mengaplikasikan neraca laju energy dan dengan menghubungkannya dengan laju aliran massa maka hasilnya adalah

Bentuk entalpi ,energi kinetic dan energy potensial semuanya muncul didalam persamaan berikut sebagai perbedaan antara nilai  pada sisi masuk dengan nilai pada sisi keluar. Hal ini menggambarkan bahwa dasar acuan yang digunakan untuk menentukan nilai dari entalpi spesifik,kecepatan,dan letak ketinggian dihilangkan ,sehingga diperoleh persamaan yang sama untuk sisi masuk dan sisi keluar . Dalam persamaan berikut ,perbandngan Qcv /m  dan W cv /  ṁ  adalah laju perpindahan energy  prrsatuan massa yang mengalir melalui volume atur.

Bentuk keadaan tunak dari neraca laju energi yang telah dibahas sebelumnya,hanya berhubungan dengan besaran perpindahan energi yang dievaluasi pada batas dari colume atur. Tidak terdapat rincian sifat di alam volume atur yang dibutuhkan ,ataupun bisa itentukan oleh persamaan ini.penggunaan satuan yang mana pada setiap bentuk didalam persamaan diperlukan ketika mengaplikasikan segala bentuk dari neraca laju energy .sebagai contoh ,setiap bentuk dalam persamaan beriut harus mempunyai satuan kJ/kg atau Btu/lb .[5]

2.5 Air Conditoning

Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin

(29)

 pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara yang sejuk dan menyediakan uap air yang dibutuhkan bagi tubuh. Untuk negara beriklim tropis yang terdiri dari musim hujan dan musim panas, pada saat musim panas suhu ruangan tinggi sehingga penghuni tidak nyaman. Di lingkungan tempat kerja, AC juga dimanfaatkan sebagai salah satu cara dalam upaya  peningkatan produktivitas kerja. Karena dalam beberapa hal manusia membutuhkan lingkungan udara yang nyaman untuk dapat bekerja secara optimal. Tingkat kenyamanan suatu ruang  juga ditentukan oleh temperatur, kelembapan, sirkulasi dan

tingkat kebersihan udara.Untuk dapat menghasilkan udara dengan kondisi yang diinginkan, maka peralatan yang dipasang harus mempunyai kapasitas yang sesuai dengan beban pendinginan yang dimiliki ruangan tersebut.Untuk itu diperlukan survey dan menentukan besarnya beban pendinginan.Secara garis besar  beban pendinginan terbagi atas dua kelompok,yaitu beban  pendinginan sensibel dan beban pendinginan laten. Beban  pendinginan sensibel adalah beban panas yang dipengaruhi oleh  perbedaan suhu, seperti beban panas yang lewat kontruksi  bangunan, peralatan elektronik, lampu, dll. Sedangkan beban  pendinginan laten adalah beban yang dipengaruhi oleh adanya  perbedaan kelembaban udara.Di dalam ruang Pengajaran Umun, untuk merencanakan penggunaan Air Conditioning (AC)  perubahan pembebanan terjadi pada peralatan yang menghasilkan

kalor seperti: lampu, komputer. Selain itu faktor manusia dan kecepatan udara yang masuk ke dalam ruangan juga mempengaruhi perubahan pembebanan, yang nilai bebannya dapat berubah-ubah baik secara acak maupun teratur.

2.5.1 Jenis-Jenis Air Conditoning 1. AC Split

Pada AC jenis split komponen AC dibagi menjadi dua unit yaitu unit indoor yang terdiri dari filter udara, evaporator dan evaporator blower, ekspansion valve dan controll unit, serta unit outdoor yang terdiri dari kompresor, kondenser, kondenser blower dan refrigeran

(30)

21

filter. Selanjutnya antara unit indoor dengan unit outdoor dihubungkan dengan 2 buah saluran refrigerant, satu buah untuk menghubungkan evaporator dengan kompresor dan satu buah untuk menghubungkan refrigeran filter dengan ekspansion valve serta kabel power untuk memasok arus listrik untuk kompresor dan kondenser blower.AC Split cocok untuk ruangan yang membutuhkan ketenangan, seperti ruang tidur, ruang kerja atau perpustakaan.

Kelebihan AC Split :

a. Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar,

 b. Suara di dalam ruangan tidak berisik. Kekurangan AC Split :

a. Pemasangan pertama maupun pembongkaran apabila akan dipindahkan membutuhkan tenaga yang terlatih.  b. Pemeliharaan / perawatan membutuhkan peralatan

khusus dan tenaga yang terlatih. c. Harganya lebih mahal.

2. AC Window

Pada AC jenis window, semua komponen AC seperti filter udara, evaporator, blower, kompresor, kondenser, refrigerant filter, ekspansion valve dan controll unit terpasang pada satu base plate, kemudian base plate  beserta semua komponen AC tersebut dimasukkan kedalam kotak plat sehingga menjadi satu unit yang kompak. Biasanya dipilih karena pertimbangan keterbatasan ruangan, seperti pada rumah susun.

Kelebihan AC window :

a. Pemasangan pertama maupun pembongkaran kembali apabila akan dipindahkan mudah dilaksanakan.

 b. Pemeliharaan / perawatan mudah dilaksanakan. c. Harga murah.

Kekurangan AC window :

a. Karena semua komponen AC terpasang pada base  plate yang posisinya dekat dengan ruangan yang

(31)

 b. didinginkan, maka cederung menimbulkan suara  berisik (terutama akibat suara dari kompresor).

 b. Tidak semua ruangan dapat dipasang AC window, karena AC window harus dipasang dengan cara bagian kondenser menghadap ketempat terbuka supaya udara  panas dapat dibuang ke alam bebas.

3. AC Sentral

Pada AC jenis ini udara dari ruangan didinginkan pada cooling plant di luar ruangan tersebut, kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali kedalam ruangan tersebut. Biasanya cocok untuk dipasang di sebuah gedung bertingkat (berlantai banyak), seperti di hotel atau mall.

Kelebihan AC sentral :

a. Suara di dalam ruangan tidak berisik sama sekali Estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor. Kekurangan AC sentral :

a. Perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaan membutuhkan tenaga yang betul-betul terlatih.

 b. Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka dampaknya dirasakan pada seluruh ruangan. c. Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan

 pada sentral cooling plant.

d. Biaya investasi awal serta biaya operasi dan  pemeliharaan tinggi.

4. Standing AC

Jenis AC ini cocok dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan situasional dan mobil karena fungsinya yang mudah dipindahkan, seperti seminar, pengajian outdoor dsb.[6]

(32)

23

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Peralatan dan Percobaan

Adapun pralatan dan percobaan yang di gunakan dalam  praktikum kali ini adalah :

a. AC Split 1 set

 b. Termometer Dry dan wet bulb c. Tabel termodinamika

d. Diagram Psikometrik (sea level) 3.2 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur yang harus dilaksanakan padapercobaan kali ini adalah :

a. Disiapkan peralatan dan operasikan perangkaat AC split sesuai dengan petunjuk operasional

 b. Heater pada duct AC lab unit diaktifkan sebesar 0,5kW dengan kecepatan putar fan sentrifugas 30 knop putar

c. Tunggu sampai stedi selama 3 menit, catat temperatur  pada T1 (DB & WB)dan T2(DB & WB) (posisi T1

dan T2 ditentukan asisten)

d. Kecepatan putar fan diubah menjadi 35 knop putar dan 40 knop putar dan langkah pada poin ke-3 diulangi kembali. e. Langkah-langkah poin ke-3 dan ke-4 diulangi kembali

dengan mengubah heater pada duct AC lab unit menjadi 1kW

f. Laporan sementara disusun seperti pada forum  pengambilan data dengan persetujuan asisten

(33)

Tabel 3.1 Tabel pengambilan data

Daya Heater Kecepata n Putar fan M

’ 1

TB1D T1W B T2D B T2W B 30 1. 0,5 kW 35 40 30 2. 1,0 kW 35 40

(34)

25

BAB IV

ANALISA PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis percobaan

Berikut merupakan hasil analisa percobaan praktikum termodinamika P-1 :

Tabel 4.1 Data Percobaan Praktikum 1

Daya Heater Kecepatan Putar Fan ṁ1 ṁ2 T1DB T1WB T2DB T2WB 0,5 kW 30 0,137 0,134 32⁰ 24⁰ 39⁰ 26⁰ 35 0,131 0,133 32⁰ 24,5⁰ 38⁰ 25,5⁰ 40 0,157 0,159 32⁰ 24,5⁰ 37⁰ 25,5⁰ 1 kW 30 0,104 0,109 32⁰ 24,9⁰ 45⁰ 28⁰ 35 0,131 0,136 32⁰ 25⁰ 44⁰ 28⁰ 40 0,157 0,162 32⁰ 25⁰ 41,5⁰ 27⁰

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Nilai Kalor dan Enthalpy

Daya Heater Kecepatan Putar Fan Enthalpy 1 (h1) Enthalpy 2 (h2) Kalor (Q) Kalor Rata-Rata (Q') 0,5 kW 30 73,127 80,41 0,76 0,73 35 74,214 78,141 0,67 40 74,214 78,188 0,78 1 kW 30 75,649 89,259 1,86 1,9 35 76,4 89,276 2,14 40 76,4 84,617 1,71 4.2 Pembahasan

Berikut merupakan pembahasan dari hasil analisis diatas adalah :

(35)

4.2.1 Aulia Mutiara Aminullah

Pada Praktikum Termodinamika P1 yang dilaksanakan di laboratorium Energi ,Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Pada percobaan praktikum pertama praktikan dari kelompok 1 berjalan dengan lancar. Pertama-tama praktikan memulai  praktikum ini dengan memaparkan tujuan praktikum ini dan  prosedur percobaan yang akan dilakukan. Setelah itu  praktikan melakukan percobaan menggunakan alat  percobaan yang menunjang adanya percobaan ini yaitu AC unit. Setelah mengaktifkan alat tersebut dengan daya sebesar 0,5 Kw dengan kecepatan 30knop,35konp,40knop praktikan menunggu selama 3 menit kemudian dilanjutkan dengan mengamati temperature TDB dan TWB. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan percobaan yang kedua dengan mengganti daya sebesar 1 Kw dan mengulangi langkah  berikut sama dengan sebelumnya. Setelah didapatkan data

sebagai berikut kemudian praktikan menganalisa entalpi dan ṁ  untuk menemukan nilai kalor pada percobaan tersebut. Pada percobaan ini kami menganalisa kesetimbangan massa dan energi yang terjadi pada volume atur pada keadaan tunak/ steady sate. Jadi aliran massa yang pada sisi keluar ,2, harus semua dengan pada sisi masuk ,1, ṁ1 = ṁ2  namun  pada hasil analisa data yang didapat tidak sesuai dengan  persamaan tersebut karena massa jenis yang didapat berbeda- beda. Hal ini juga mempengaruhi hasil kalor atau  perpindahan panas. Seharusnya nilai kalor yang didapat lebih kecil dari daya yang sudah tertera pada AC unit namun dari hasil analisis diatas percobaan ini didapat kalor yang lebih  besar. Ada beberapa hal yang menyebakan hal tersebut

terjadi pada percobaan ini salah satunya yaitu coil yang terdapat didalam AC unit ini sudah tidak layak (berkarat).

(36)

27

Sehingga panas yang ditimbulkan lebih besar. Kemudian  besaran fisis yang memepengaruhi dalam percobaan ini yaitu  perubahan iklim suatu daerah merupakan faktor yang sangat  penting, karena dapat mempengaruhi kinerja (efisiensi) dan konsumsi listrik pada sistem tata udara. Kenaikan temperatur udara luar atau lingkungan akan menambah beban panas yang harus ditanggulangi oleh sistem tata udara. kenaikan temperatur udara luar/lingkungan berpengaruh besar terhadap kinerja secara keseluruhan. Salah satu contoh aplikasi yang sesuai dengan percobaan ini adalah nosel dan diffuser. Nosel dan diffuser merupakan peralatan lintasan aliran dengan luas penampang pada keduaa ujung yang  berbeda. Pada aliran gas berkecepatan tinggi terbentuk dari  bagian konvergen yang dikiuti dengan bagian divergen. Kerja pada alat tersebut adalah kerja aliran dimana massa masuk dan massa keluar volume atur. Perpindahan kalor terhadap sekeliling per satuan aliran massa melewati nosel dan diffuser sering kali kecil dibanding dengan perubahan entalpi dan energy kinetic sehingga dapat dihilangkan.

4.2.2 Roni Kusumah

Dari Praktikum Termodinamika P1 ini dilaksanakan Pada percobaan praktikum pertama menggunakan AC unit PA Hilton Setelah mengaktifkan alat tersebut dengan daya sebesar 0,5 Kw dengan kecepatan 30knop,35konp,40knop  praktikan menunggu selama 3 menit kemudian dilanjutkan

dengan mengamati temperature TDB dan TWB. 4.2.3 Andi M Fathurrahman

Dalam prsktikum termodinamika pertam saya terdapat kesalahan yang terjadi yaitu wet bulb yang kering, dan alat yang digunakan untuk praktikum adalah  AC Unit , dengan tujuan mengetahui suhu panas yang terjadi sebelum dan

(37)

sesudah coil   dengan cara kerja mengaktifkan alat dan menyetel daya 0,5 Kw dengan kecepatan yang berbeda

 – 

 beda yaitu 30, 35, 40 knop yang di diamkan selama 3 menit

dan termometer dry bulb  dan wet bulb di catat temperaturnya, pada percobaan kedua daya yang digunakan sebesar 1 kW dan mengulangi langkah langkah yang sama dengan sebelumnya.Setelah di dapatkan data dari kedua  percobaan dicarilah entalpi dan ṁ  untuk menemukan nilai kalor pada percobaan tersebut. Dan dapat di lahat dari data  bahwa volume atur dalam keadaan steady state, intinya data yang didapat tak sesuai dengan persamaan sayang ada dikarenakan kalor yang di dapat lebih besaryang seharusnya nilai kalor yang di dapat seharusnya lebih kecil dari daya yang telah tertera pada AC unit.

(38)

29

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat dimbil dari  percobaan ini yaitu :

1. Proses Termodinamis pada volume atur untuk sistem tertutup keadaan aliran steady. Pada keadaan steady kesetimbangan massa dan energi tidak bergantung pada waktu, sehingga massa dan energi pada sistem konstan. 2. Laju kalor yang dilepaskan oleh heating coil pada duct

AC unit lebih besar yaitu pada keadaan daya 0,5 kW sebesar 0,73 kJ dan pada daya 1 kW didapatkan kalor sebesar 1,9 kJ. Sehingga tidak sesuai dengan ketentuan sebenernya. Hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan coil  pada AC unit kurang memenuhi standart.

5.2 Saran

1. Saran untuk pembaca

Saran untuk pembaca terkadang hasil percobaan tidaklah selalu tepat dengan rumus atau teori yang ada karena saat  percobaan masih sering menjumpai eror di komponen

yang terdapat didalam alat percobaan 2. Saran untuk praktikum kedepannya

a. Sebaiknya praktikan lebih banyak belajar lagi sebelum percobaan dimulai agar dapat melakukan  percobaan lebih baik lagi serta dapat menjawab  pertanyaan dari asisten dengan baik.

 b. Sebaiknya praktikan lebih banyak mencari referensi dari sumber lain dan tidak hanya mengacu pada modul saja karena dengan mencari referensi yang lainnya dapat menambah wawasan praktikan.

(39)

c. Sebaiknya peralatan yang digunakan dalam  percobaan selanjutnya lebih diperbaharui lagi karena  pada percobaan saat ini peralatan yang digunakan masih kurang layak, salah satunya adalah coil yang terdapat didalam duct AC unit.

(40)

DAFTAR PUSTAKA [1] http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308383-S42508-Sistem%20termodinamika.pdf  [2]http://reocities.com/CollegePark/Dorm/1421/kuliah/Dasar_Refr  igerasi/B2-Termodinamika_dan_Perpindahan_Panas.pdf  [3]http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32474136/ Makalah_K.Fis_Kelompok_5.docx?AWSAccessKeyId=AKIAJ5 6TQJRTWSMTNPEA&Expires=1448561844&Signature=Ya1Cd HiKwCj%2FqhbihAGLLQ78xGw%3D&response-content-disposition=attachment%3B%20filename%3DMakalah_K_Fis_K  elompok_5.docx [4]http://mirza.staff.ugm.ac.id/termo/TERMODINAMIKA.pdf  [5]https://books.google.co.id/books?id=2jok6e5598wC&pg=PA15 6&lpg=PA156&dq=analisis+volume+atur&source=bl&ots=Xio-neHSNY&sig=6DRKQgtrEa7FWTPrXq9n3d63V1w&hl=en&sa =X&ved=0ahUKEwiEnYmjqLLJAhXQBI4KHRU8CPEQ6AEIL DAC#v=onepage&q=analisis%20volume%20atur&f=false [6]http://eprints.undip.ac.id/41112/3/BAB_II.pdf 

Gambar

Gambar  2.1  Sistem Termodinamika
Gambar 2.2  Grafik proses isotermal 2. Proses Adiabatik
Gambar 2.4  Grafik isokhorik 4. Proses Isobarik
Gambar 2.5  Grafik isobarik  [3]
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Dahlia dan Veronica (2008) bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak

Kesehatan pegawai yang rendah atau buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produktivitas yang rendah, sehingga hal tersebut dapat mengganggu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air perasan kunyit ( Curcuma domestica Val. ) dengan konsentrasi yang berbeda terhadap kadar SGOT, SGPT, dan bilirubin total

.Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengidentifikasi apakah penerapan manajemen talenta komitmen organisasional turnover intention dan

Contoh Goal and Metrics PO1 Merespon kebutuhan bisnis yang selaras dengan strategi bisnis Prosentase persetujuan pemilik bisnis pada rencana strategis/ taktis TI = (∑ rencana

Hasil dari pengujian sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yaitu memiliki nilai maksimum pada waktu 60 menit yaitu memiliki massa dalam persentase sebesar

Apakah setuju bila CD bajakan dijual secara terbatas diluar pertokoan/mall seperti di pinggir?. jalan atau

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Untuk mengetahui efektifitas penggunaan model pembelajaran Demonstrasi dan Presentasi dalam